Fungsi dan Peran Masjid (8)

Rate this item
(0 votes)
Fungsi dan Peran Masjid (8)

 

Salah satu rukun dasar agama-agama samawi khususnya Islam adalah ibadah dan salah satu bagian penting ibadah tidak lain kecuali berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt serta bercengkrama dengan-Nya. Aspek penting dalam munajat ini adalah kekhusyukan hati dan kehadiran jiwa yang sepenuhnya fokus kepada Allah Swt.

Tentu tidak mudah untuk bisa khusyu' dan membutuhkan banyak syarat dan faktor untuk mencapai kondisi itu; salah satunya adalah tempat ibadah dan tentu tidak ada tempat yang lebih baik dari masjid.

Oleh sebab itu, setiap kali al-Quran berbicara tentang masjid, maka ia akan menekankan aspek-aspek ibadah sebagai fungsi utama bangunan suci itu. Dalam surat al-'Araf ayat 29, Allah Swt berfirman, "Katakanlah: 'Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan.' Dan (katakanlah): 'Luruskanlah wajah (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya…'"

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa masjid adalah poros penghambaan secara tulus dan simbol penghambaan ini adalah mendirikan shalat. Para pemuka agama juga sangat menekankan fungsi masjid sebagai tempat ibadah. Hukum dan adab yang terkait masjid bertujuan untuk menghadirkan dan memelihara kekhusyukan dalam beribadah kepada Allah di tempat suci tersebut. Jadi, Islam menganggap setiap tindakan yang menghalangi masjid memainkan fungsi utamanya sebagai perbuatan tercela.

Salah satu hukum dan adab masjid adalah menunaikan shalat tahiyatul masjid yang bertujuan untuk menghormati dan memuliakan rumah Allah. Setelah memasuki masjid dan sebelum duduk, individu Muslim akan mengerjakan dua rakaat shalat tahiyatul masjid. Dalam hal ini, kebanyakan fuqaha berkata bahwa maksud dari shalat tahiyat adalah untuk menghindari pelecehan masjid akibat langsung duduk tanpa mengerjakan shalat." Jadi, dapat disimpulkan bahwa duduk di masjid dan menyibukkan diri dengan perkara duniawi adalah perbuatan tercela.

Hal utama yang perlu dilakukan setelah memasuki masjid dan sebelum duduk adalah mengerjakan shalat; apakah itu shalat wajib atau shalat sunnah. Namun, alangkah utamanya jika kita memulai dengan shalat tahiyatul masjid dan kemudian baru menyibukkan diri dengan ibadah-ibadah lain. Abu Dzar al-Ghifari berkata, "Suatu hari aku bertemu Rasulullah di masjid dan beliau bersabda, 'Wahai Abu Dzar! Masjid memiliki salam dan tahiyat yang khusus untuknya.' Aku lalu bertanya, 'Apa itu tahiyat masjid?' Beliau bersabda, 'Menunaikan shalat dua rakaat.'"

Sebenarnya, shalat tahiyatul masjid merupakan salam seorang mukmin kepada masjid, dan ia dianggap sebagai puncak penghormatan dan pemuliaan rumah Allah Swt. Dengan perbuatan ini, orang yang shalat seakan ingin menunjukkan bahwa masjid adalah makhluk yang memiliki akal dan perasaan dan tidak seperti tempat-tempat lain, di mana manusia bisa berlalu-lalang sesuka hati.

Masjid Al Aqsa.
Bagian-bagian Penting Masjid al-Aqsa.

Pada bagian ini, kita akan kembali berkenalan dengan Masjid al-Aqsa sebagai tempat suci ketiga umat Islam. Masjid al-Aqsa terletak di sebuah bukit kecil di sudut tenggara kota tua al-Quds, dengan pagar dinding berbentuk poligon yang tidak teratur. Di bagian selatan bukit, terdapat sebuah masjid dengan kubah agak kehijau-hijauan yang populer sekarang sebagai Masjid al-Aqsa. Seperti yang kami katakan, tempat itu meskipun populer dengan sebutan Masjid al-Aqsa, namun ia sama sekali bukan keseluruhan Masjid al-Aqsa, ia hanya sebagian dari Masjid al-Aqsa yang dianggap suci dalam Islam.

Salah satu bangunan suci lain yang terletak di komplek Masjid al-Aqsa adalah Masjid Kubah Shakhrah (Kubah Batu). Kubah Shakhrah adalah sebuah bangunan persegi delapan (oktagonal) berkubah emas yang terletak persis di sebelah kiri Masjid al-Aqsa dan termasuk bangunan tertinggi di komplek tersebut. Masjid ini disebut dengan Kubah Shakhrah karena keberadaan batu yang diyakini sebagai tempat pijakan Nabi Muhammad Saw saat melakukan mi'raj.

Di bawah batu tersebut terdapat sebuah lubang berbentuk gua batu yang bisa dipakai untuk mendirikan shalat dan oleh sebab itu, ia disebut Masjid Shakhrah. Ada 12 tiang yang berfungsi sebagai penopang kubah emas. Kubah tersebut memiliki tinggi hampir 35 meter dengan diameter 20 meter. Kubah ini berdiri di atas batu yang diyakini menjadi tempat Rasulullah berdiri sebelum peristiwa Isra Mi'raj. Di bagian dalam kubah dihiasi ayat-ayat al-Quran. Adapun di bagian luar kubah dilapisi logam khusus yang memancarkan warna kuning keemasan.

Masjid Kubah Shakhrah merupakan salah satu dari peninggalan warisan arsitektur Islam yang bernilai seni tinggi. Masjid Kubah Shakhrah memiliki empat pintu masuk. Pada umumnya pintu barat merupakan pintu masuk dan keluarnya jamaah shalat dan di bagian selatan terdapat Babul Mekkah.

Di sebelah timur Kubah Shakhrah berdiri sebuah bangunan yang disebut Kubah Silsilah atau Kubah Rantai. Sebelumnya terdapat sebuah batu besar di tempat tersebut yang diyakini sebagai singgasana Nabi Daud as untuk menemui masyarakat dan menangani berbagai permasalahan mereka serta menjelaskan hukum-hukum syariat. Kebiasaan Nabi Daud ini digambarkan dengan jelas dalam surat Sad ayat 26.


Kubah Mi'raj adalah sebuah kubah mandiri yang dibangun di sebelah utara Kubah Shakhrah. Kubah ini didirikan sebagai monumen untuk mengenang perjalanan Rasulullah Saw menuju langit. Tempat ini diyakini sebagai titik di mana Nabi Muhammad Saw naik ke langit (mi'raj).

Bagian lain yang terdapat dalam komplek Masjid al-Aqsa adalah Tembok Buraq. Tembok ini disebut Tembok Buraq karena diyakini sebagai tempat untuk mengikat Buraq pada malam mi'raj. Oleh karena itu, kaum Muslim membangun sebuah masjid dengan nama Masjid al-Buraq di tempat tersebut. Namun, warga Yahudi mengklaim bahwa Tembok Buraq merupakan bagian dari sisa-sisa Kuil Sulaiman. Warga Yahudi belum memberikan bukti apapun untuk membuktikan klaimnya itu.

Warga Yahudi menggunakan Tembok Buraq sebagai tempat untuk meratapi dan menyesali pembangkangan kaum Yahudi terhadap perintah Nabi Musa as di masa lalu. Mereka menamainya dengan "Tembok Ratapan" atau "Dinding Nudbah."

Pada tahun 1922 hingga 1948, kaum Yahudi mengklaim memiliki tempat tersebut di era imperialisme Inggris. Dengan alasan itulah mereka menduduki Palestina. Klaim ini membangkitkan kemarahan rakyat Palestina dan pecahlah Kebangkitan Buraq pada tahun 1929. Dalam kebangkitan itu, 116 warga Muslim gugur syahid dan sekitar 232 lainnya terluka dan lebih dari 1000 warga Palestina ditangkap.

Pembantaian terhadap rakyat Palestina telah mendorong lahirnya sebuah komite internasional investigasi independen. Di akhir misinya pada Januari 1930, komite tersebut mengumumkan Tembok Buraq sebagai milik kaum Muslim. Namun, rezim Zionis tetap mengklaim bahwa Masjid al-Aqsa telah dibangun di atas reruntuhan Kuil Sulaiman dan terus melakukan konspirasi untuk menghancurkan kiblat pertama kaum Muslim dan membangun kembali Kuil Sulaiman. 

Read 392 times