Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 9-12

Rate this item
(1 Vote)

Ayat ke 9-10

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ░┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏÑ┘É┘å┘ÆÏ│┘ÄϺ┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä ┘å┘ÄÏ▓┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘ÄϪ┘Å┘êÏ│┘î ┘â┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘î (9) ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ░┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å ┘å┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä ÏÂ┘ÄÏ▒┘æ┘ÄϺÏí┘Ä ┘à┘ÄÏ│┘æ┘ÄϬ┘Æ┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï░┘Ä┘ç┘ÄÏ¿┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘è┘æ┘ÉϪ┘ÄϺϬ┘Å Ï╣┘Ä┘å┘æ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘ÉÏ¡┘î ┘ü┘ÄÏ«┘Å┘êÏ▒┘î (10)

 

Artinya:

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (11: 9)

 

Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga. (11: 10)

 

Kedua ayat tadi menyinggung kondisi psikologis umat manusia pada umumnya, yaitu ketika kenikmatan yang mereka miliki terlepas dari tangan, mereka akan bersedih dan berputus asa. Sebaliknya, bila mereka mendapatkan nikmat itu kembali, mereka akan menjadi sombong. Padahal, kenikmatan adalah ujian dari Allah Swt kepada manusia. Nikmat tidak selalu merupakan kebaikan dari Allah, dan bencana tidak pula selalu berarti kemarahan dari Allah. Nikmat adalah ujian yang akan memperlihatkan bagaimana sikap manusia dalam berbagai macam kondisi.

 

Ayat ini juga memberitahukan kekhasan kehidupan di dunia ini. Kehidupan di dunia tidaklah monoton dan selalu saja ada perubahan yang terjadi di sana-sini. Kenikmatan di dunia tidak akan selalu datang, melainkan akan hadir silih berganti dengan musibah dan kesusahan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat, "Perjalanan nasib memiliki dua wajah, kadang-kadang nasib akan berpihak kepadamu, dan kadang bertentangan denganmu. Karena itu, ketika nasib berpihak kepadamu, janganlah sombong, dan ketika nasib tidak bersamamu, bersabarlah. Kedua kondisi itu merupakan ujian bagimu."

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Manusia seringkali lemah. Ketika ia harus melepaskan nikmat yang selama ini dimilikinya, dia akan berputus asa dari rahmat Allah Yang Mahaluas.

2. Nikmat ilahi adalah kemurahan hati dari Allah Swt, bukan hak atau sesuatu yang bisa dituntut oleh manusia. Karena itu, ketika manusia mendapat nikmat, sudah sepatutnya ia berterima kasih kepada Allah.

3. Kesulitan dan kebahagiaan di dunia akan cepat berlalu. Karena itu kita haruslah lebih memikirkan kehidupan di alam akhirat yang abadi.

 

Ayat ke 11

 

ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏÁ┘ÄÏ¿┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘î ┘ê┘ÄÏú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘î ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘î (11)

 

Artinya:

Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (11: 11)

 

Ayat ini menyatakan bahwa hanya orang-orang yang sabar sajalah yang akan mendapatkan kebahagiaan hakiki. Tentu saja, sabar yang dimaksud dalam hal ini adalah sabar dalam naungan iman kepada Allah Swt. Jika tidak diiringi oleh keimanan, maka sabar hanya akan berupa penderitaan dan kesengsaraan. Dalam berbagai ayat al-Quran, kata saleh dan iman selalu berada berdampingan. Hal ini menunjukkan peran iman dalam menghantarkan manusia kepada kesabaran dan kesetiaan. Tentu saja sabar yang tumbuh dari iman ini tidak hanya bermanfaat dalam menghadapi kesulitan hidup. Dalam keadaan suka cita pun kita harus bersabar agar tidak terjebak dalam kesombongan dan dosa.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Manusia yang beriman akan selalu sabar dalam menghadapi segala macam situasi, baik itu dalam kesempitan, maupun dalam kemakmuran.

2. Kesabaran yang berlandaskan iman akan menjadi manis dan indah, karena manusia yang demikian mengetahui bahwa ada pahala besar yang menantinya.

 

Ayat ke 12

 

┘ü┘Ä┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Ä Ï¬┘ÄϺÏ▒┘É┘â┘î Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘Å┘êÏ¡┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏÂ┘ÄϺϪ┘É┘é┘î Ï¿┘É┘ç┘É ÏÁ┘ÄÏ»┘ÆÏ▒┘Å┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘â┘Ä┘å┘ÆÏ▓┘î Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å ┘à┘Ä┘ä┘Ä┘â┘î ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆϬ┘Ä ┘å┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘î ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ê┘Ä┘â┘É┘è┘ä┘î (12)

 

Artinya:

Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu. (11: 12)

 

Ayat ini melanjutkan ayat sebelumnya yang menyinggung kelemahan manusia dalam menerima berbagai kesusahan. Dalam ayat ini Allah Swt berfirman, "Jika Nabi tidak diberi kekuatan dan kelapangan dada oleh Allah Swt, niscaya iapun akan seperti manusia pada umumnya, yang tidak sanggup menerima berbagai cercaan dan hinaan dari kaumnya. Jika Nabi berlemah hati, tentulah da tidak akan bisa menyampaikan risalah Allah dengan baik kepada kaumnya dan akan mengatakan, "Mereka tidak akan mau melaksanakan perintah Allah ini, jadi lebih baik aku tidak menyampaikan ayat ini".

 

Karena itu, Allah menegaskan di ayat ini bahwa Nabi hanya bertugas untuk menyampaikan risalah Allah semata. Apapun yang dilakukan oleh umatnya, baik mereka patuh atau membangkan, itu adalah urusan mereka dengan Allah. Allah akan selalu mengawasi setiap orang dan seluruh alam semestan ini. Nabi tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang sikap orang lain. Bila mereka beriman, mereka akan mendapat pahala, dan sebaliknya, bila mereka membangkang, Allah akan menghukum mereka.

 

Singkat kata, ayat ke-12 surat Hud ini ditujukan kepada Rasulullah. Allah Swt berfiman kepada Rasulullah, "Penyampaian wahyu haruslah secepat mungkin dan jangan ditunda-tunda dengan pertimbangan apapun. Janganlah menunda-nunda penyampaian ayat hanya karena kekhawatiran bahwa ayat itu tidak akan diterima oleh orang-orang yang keras kepala dan para penentang Islam."

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Penyampaian ajaran agama haruslah dilakukan secara tegas dan jangan memperdulikan kata-kata para penentang.

2. Masing-masing kita bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita. Lakukan apa yang harus kau lakukan, dan serahkan urusan selanjutnya kepada Allah Swt.

3. Kewajiban para nabi adalah menyampaikan wahyu Ilahi kepada mereka, bukan memaksa mereka untuk beriman.

Read 2557 times