Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 90-95

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 90

 

┘ê┘ÄϺÏ│┘ÆϬ┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä Ï¬┘Å┘êÏ¿┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘î ┘ê┘ÄÏ»┘Å┘êÏ»┘î (90)

 

Artinya:

Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (11: 90)

 

Pada pembahasan yang lalu, kami telah menyebutkan bahwa masyarakat kota Madyan keras kepala dan tidak mau menerima seruan Nabi Syu'aib. Mereka melakukan penentangan keras di hadapan Nabi Syu'aib as, akan tetapi beliau tetap bersabar. Nabi Syu'aib as tetap berbuat baik kepada mereka dan selalu memberi nasihat agar mereka bertaubat kepada Allah Swt atas segala dosa yang telah dilakukan.

 

Dalam ayat ini disebutkan perkataan Nabi Syu'aib kepada kaumnya. Beliau mengajak kaumnya untuk bertaubat dan kembali kepada Allah Swt, serta mengingatkan bahwa Allah Yang Maha Pengasih selalu menerima taubat hamba-hamba-Nya. Taubat adalah salah satu jalan yang memperlihatkan betapa luas rahmat Tuhan bagi hamba-hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Di samping peringatan dan ancaman yang diberikan kepada para pendosa, Allah juga menunjukkan jalan kembali kepada mereka, yaitu jalan taubat.

2. Allah Swt tidak hanya menerima taubat hamba-hamba-Nya, bahkan Dia menyukai orang-orang yang bertaubat.

 

Ayat ke 91

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘Å ┘à┘ÄϺ ┘å┘Ä┘ü┘Æ┘é┘Ä┘ç┘Å ┘â┘ÄϽ┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ┘ü┘É┘è┘å┘ÄϺ ÏÂ┘ÄÏ╣┘É┘è┘ü┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ Ï▒┘Ä┘ç┘ÆÏÀ┘Å┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏ▒┘Äϼ┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆϬ┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘ì (91)

 

Artinya:

Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami". (11: 91)

 

Meskipun segala kasih sayang dan kebaikan telah dicurahkan Nabi Syu'aib kepada kaumnya, namun mereka tetap tidak mau beriman kepada Allah dan bahkan mengancam akan membunuh Nabi Syu'aib. Selain itu, mereka juga menyebut seruan Nabi Syu'aib sebagai sesuatu yang tidak bisa diterima dan sulit dipahami. Padahal, salah satu keistimewaan para Nabi adalah kemampuan mereka berbicara dengan bahasa yang lugas dan sederhana kepada kaum mereka.

 

Para Nabi menyampaikan risalah ilahi dengan menggunakan dalil dan argumentasi yang jelas, bahkan menunjukkan mukjizat dari Allah. Namun, orang-orang kafir selalu mencari-cari jalan untuk menghina para Nabi. Demikian pula kaum Nabi Syu'aib, mereka merendahkan beliau dan menanggap beliau tidak memiliki wibawa dan kekuasaan.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dalam melaksanakan tugas mereka menyampaikan risalah Ilahi dan memberi petunjuk kepada masyarakat, para Nabi selalu tabah menanggung cemoohan dan penghinaan dari umatnya.

2. Kaum kafir yang menentang para Nabi sama sekali tidak memiliki dalil dan argumen yang logis. Karena itulah, dalam menentang para Nabi, mereka hanya bisa menghina, menyiksa, dan meneror.

 

Ayat ke 92-93

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘ÄÏ▒┘Ä┘ç┘ÆÏÀ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘ÄÏ▓┘æ┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÆϬ┘Å┘à┘Å┘ê┘ç┘Å ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄϺÏí┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï©┘É┘ç┘ÆÏ▒┘É┘è┘æ┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘ÅÏ¡┘É┘èÏÀ┘î (92) ┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ÏºÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘à┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘ÄϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ï╣┘ÄϺ┘à┘É┘ä┘î Ï│┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏú┘ÆϬ┘É┘è┘ç┘É Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘è┘ÅÏ«┘ÆÏ▓┘É┘è┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘î ┘ê┘ÄϺÏ▒┘ÆϬ┘Ä┘é┘ÉÏ¿┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï▒┘Ä┘é┘É┘èÏ¿┘î (93)

 

Artinya:

Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan". (11: 92)

 

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu". (11: 93)

 

Karena para penentang dan orang-orang kafir itu terus melontarkan penentangan mereka, akhirnya Nabi Syu'aib berkata kepada mereka, "kalau begitu, berbuatlah segala sesuatu yang ingin kalian lakukan, sedang aku juga akan pergi dan berbuat menurut jalanku. Kelak perkara ini akan menjadi jelas, siapa di antara kita yang akan memperoleh kebahagiaan dan siapa yang memperoleh azab. Kalian janganlah menyangka bahwa aku terikat kepada keluarga dan kaumku. Aku bertawakkal kepada Allah dan hanya kepada-Nya aku berlindung."

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Jika nsehat dan keteladanan tidak lagi memberi pengaruh apapun, maka para Nabi akan memberikan peringatan dan ancaman atas akibat keingkaran kepada Allah.

2. Apabila kita sudah putus asa dalam memberi nasehat dan petunjuk kepada orang lain, kita harus tetap istiqamah di jalan kebenaran dan jangan terpengaruh oleh keingkaran orang lain.

 

Ayat ke 94-95

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ┘å┘Äϼ┘æ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘ïϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÄϬ┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ¡┘ÄÏ®┘Å ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¿┘ÄÏ¡┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è Ï»┘É┘è┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¼┘ÄϺϽ┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (94) ┘â┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ║┘Æ┘å┘Ä┘ê┘ÆϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ Ï¿┘ÅÏ╣┘ÆÏ»┘ïϺ ┘ä┘É┘à┘ÄÏ»┘Æ┘è┘Ä┘å┘Ä ┘â┘Ä┘à┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÉÏ»┘ÄϬ┘Æ Ï½┘Ä┘à┘Å┘êÏ»┘Å (95)

 

Artinya:

Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (11: 94)

 

Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa. (11: 95)

 

Akhir sejarah kaum Madyan yang keras kepala dan ingkar itu tak jauh berbeda dengan kaum-kaum kafir yang terdahulu. Mereka akhirnya mati akibat siksaan Allah di dunia. Seluruh penghuni bumi memang akan mati, akan tetapi ada bentuk kematian yang jauh dari rahmat Allah seperti kaum-kaum yang ingkar itu. Mereka benar-benar dijauhkan dari anugrah dan rahmat Allah yang sebenarnya sangat luas tak terbatas dan mereka dijatuhi siksaan kemurkaan Allah. Tidak ada jalan bagi orang-orang yang ingkar itu untuk melarikan diri.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Siksa dan kemurkaan Allah adalah janji Allah bagi kaum yang ingkar, namun datangnya siksa itu berbeda-beda, ada yang cepat, ada yang ditunda di akhirat nanti.

2. Iman kepada Allah merupakan simbol keselamatan, sementara umat yang kafir akan hancur dan musnah.

3. Menjauhkan diri dari kejahatan dan dosa merupakan cara meraih keselamatan yang diajarkan oleh Allah dan al-Quran.

Read 3207 times