Tafsir Al-Quran, Surat Ibrahim Ayat 1-3

Rate this item
(1 Vote)

Dengan berakhirnya pembahasan tafsir surat ar-Ra'd, kita memasuki surat Ibrahim. Kebanyakan ayat dari surat ini diturunkan di Mekah. Nama surat ini diambil dari nama Nabi Ibrahim as. Agama yang dibawa Ibrahim as. merupakan akar dari tiga agama besar dunia; Yahudi, Kristen dan Islam. Baiklah, mari kita memasuki pembahasan surat ini dengan terlebih dahulu mendengarkan bacaan surat Ibrahim ayat pertama.

 

Ayat ke 1

 

Ϻ┘äÏ▒ ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘î Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ▓┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ä┘ÉϬ┘ÅÏ«┘ÆÏ▒┘Éϼ┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ©┘æ┘Å┘ä┘Å┘à┘ÄϺϬ┘É ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘å┘æ┘Å┘êÏ▒┘É Ï¿┘ÉÏÑ┘ÉÏ░┘Æ┘å┘É Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ÏÁ┘ÉÏ▒┘ÄϺÏÀ┘É Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘à┘É┘èÏ»┘É (1)

 

Artinya:

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (14: 1)

 

Tujuan para nabi dan rasul adalah menyelamatkan manusia dari perbudakan nafsu dan godaan setan, serta membebaskan masyarakat dari cengkeraman penguasa zalim (tagut). Selain itu, mereka diutus untuk memutus rantai tradisi keliru yang secara turun menurun dipelihara dan dilestarikan di tengah masyarakat. Jika hal ini terwujud, maka terbentang jalan bagi penyembahan Tuhan Yang Maha Esa dan jalan bagi manusia untuk keluar dari kegelapan menuju cahaya.

 

Ketika kita kaji lebih jauh, kata zhulumat yang berarti kegelapan dalam al-Quran selalu disebut dalam bentuk jamak. Adapun nur yang berarti cahaya, berbentuk tunggal. Hal ini menunjukan bahwa jalan kegelapan sebagaimana syirik, kekufuran dan nifak itu beraneka ragam, sedangkan jalan kebenaran hanya satu.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kitab samawi tidak cukup untuk memberikan petunjuk. Untuk itu Allah mengutus bersamanya para nabi dan rasul serta para pemimpin ilahi untuk membimbing umat manusia, sehingga petunjuk ilahi dijalankan di tengah umat manusia, sekaligus sebagai suri tauladan dalam penerapannnya.

2. Tujuan utama agama-agama langit adalah menyelamatkan manusia dari kegelapan; dari kebodohan menuju cahaya ilmu, dari kegelapan perpecahan dan persengketaaan menuju cahaya persatuan serta dari kegelapan dosa menuju cahaya takwa.

 

Ayat ke 2

 

Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘ê┘Ä┘è┘Æ┘ä┘î ┘ä┘É┘ä┘Æ┘â┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘ì Ï┤┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘ì (2)

 

Artinya:

Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih. (14: 2)

 

Berdasarkan ayat ini, kedudukan kitab langit memberikan petunjuk bagi umat manusia, sebagaimana dalam penjelasan ayat ini, "Yang menurunkan kitab adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dan segenap isinya, juga manusia."

 

Bagaimana manusia sebagai makhluk di hadapan penciptanya, mengingkari keberadaan Allah dan kitab suci-Nya? Apakah pengingkaran ini berdasarkan argumentasi logis ataukah mengikuti hawa nafsu? Tentu saja, hal ini hanya karena hawa nafsunya yang selalu mengajak kepada dosa dan maksiat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kita mengikuti undang-undang yang datang dari pencipta yang mengetahui seluruh kebutuhan dan kapasitas kita. Meninggalkan undang-undang ilahi dan mengikuti ketentuan manusia adalah sebuah bentuk kekufuran.

2. Tuhan tidak rugi atas pengingkaran kita. Sama hal jika kita berlindung di dalam rumah dan menghindari cahaya matahari. Apa yang kita lakukan tidak menyebabkan kerugian bagi matahari, namun sebaliknya kerugian ada pada kita karena tidak mendapatkan pancaran sinarnya.

 

Ayat ke 3

 

Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘è┘ÄÏ│┘ÆϬ┘ÄÏ¡┘ÉÏ¿┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘è┘ÄϺϮ┘Ä Ïº┘äÏ»┘æ┘Å┘å┘Æ┘è┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏÁ┘ÅÏ»┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ¿┘ÆÏ║┘Å┘ê┘å┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï╣┘É┘ê┘Äϼ┘ïϺ Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ü┘É┘è ÏÂ┘Ä┘ä┘ÄϺ┘ä┘ì Ï¿┘ÄÏ╣┘É┘èÏ»┘ì (3)

 

Artinya:

(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh. (14: 3)

 

Ayat ini menjadi argumentasi dasar bahwa kaum kafir menentang jalan para nabi dan rasul. Akar dari kekufuran mereka adalah cinta dunia dan mengikuti hawa nafsunya. Mereka hanya mengharapkan kenikmatan dunia, dengan bebas melakukan apa saja yang diinginkannya; makan, minum, berpakaian dan berbuat sesuka hati. Manusia seperti ini mengingkari keberadaan agama yang akan menghalangi semua perbuatannya yang tidak terpuji.

 

Keberimanan tidak hanya pemikiran dan keyakinan saja. Tetapi keberimanan adalah menjalankan ketentuan yang telah ditetapkan agama. Orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya tidak bersedia untuk memenuhi hal tersebut. Al-Quran mengatakan, "Orang-orang kafir tidak cukup sampai di sini, mereka pun mengajak orang lain mengikuti jalannya". Maka, mereka menyebut para nabi dan rasul sebagai orang-orang sesat dan jalannya sebagai jalan yang keliru, supaya masyarakat menerima mereka.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Orang kafir menyukai kerusakan dan kemunkaran. Salah satu cara yang paling sering dilakukan orang kafir dengan menebarkan berbagai kerusakan dan kemunkaran di muka bumi. Selain itu dalam menghadapi para nabi dan rasul yang merupakan lawan-lawannya, mereka menyebarluaskan propaganda yang tidak benar tentang agama langit dan jalan para nabi.

2. Yang paling berbahaya dari cara hidup orang-orang kafir adalah memilih dunia dari pada akhirat. Bagi mereka, hidup adalah mencari kelezatan di dunia ini.

Read 8691 times