Tafsir Al-Quran, Surat Ibrahim Ayat 7-10

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 7-8

 

┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ï¬┘ÄÏú┘ÄÏ░┘æ┘Ä┘å┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ï┤┘Ä┘â┘ÄÏ▒┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄÏú┘ÄÏ▓┘É┘èÏ»┘Ä┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘É┘è ┘ä┘ÄÏ┤┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘î (7) ┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘à┘Å┘êÏ│┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘â┘Æ┘ü┘ÅÏ▒┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É Ï¼┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘ïϺ ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ä┘ÄÏ║┘Ä┘å┘É┘è┘æ┘î Ï¡┘Ä┘à┘É┘èÏ»┘î (8)

 

Artinya:

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (14: 7)

 

Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (14: 8)

 

Kita telah membahas sebelumnya tentang Nabi Musa as yang menasehati Bani Israil agar mensyukuri nikmat atas dibebaskannya mereka dari perbudakan Firaun. Hal ini menjadi prinsip bahwa mensyukuri atau mengkufuri nikmat berperan besar bagi bertambah maupun hilangnya nikmat.

 

Namun mensyukuri dan memuji Tuhan memiliki tingkatan. Adakalanya pada tingkatan lisan seperti berzikir dengan lisan dan berdoa. Terkadang pula syukur dalam perbuatan dengan menginfakkan dan menafkahkan semua fasilitas yang diberikan Allah Swt, demi mencari ridha-Nya. Memanfaatkan nikmat mata untuk menuntuk ilmu dan melayani sesama makhluk Allah Swt, bukan untuk mencari keuntungan yang tidak halal. Ketika manusia mengetahui bahwa ilmu dan hartanya dari Allah bukan dari dirinya, inilah sebuah bentuk syukur. Sebaliknya, ketika manusia menggunakan nikmat Ilahi ini di jalan yang salah, pada dasarnya tidak bersyukur terhadap nikmat Allah.

 

Dalam riwayat disebutkan bahwa Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Musa as untuk mensyukuri-Nya. Musa berkata, "Aku tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan perintah ini, karena setiap kali aku bersyukur, muncul nikmat lainnya yang mesti aku syukuri pula." Tuhan menjawab, "Pengakuanmu tentang apapun yang kamu miliki dari-Ku, sebagai syukur terbaik." Maka secara alamiah mempergunakan berbagai nikmat Allah di jalan yang tidak disenangi-Nya, merupakan kufur nikmat dan Allah berjanji akan mengazabnya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Salah satu ketentuan ilahi bahwa syukur menyebabkan bertambahnya nikmat dan kufur menyebabkan turunnya azab.

2. Tuhan tidak membutuhkan syukur dan pujian dari kita. Namun, spirit bersyukur memicu pertumbuhan moralitas diri kita dan sarana menerima nikmat yang lebih besar lagi.

 

Ayat ke 9

 

Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏú┘ÆϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘å┘ÄÏ¿┘ÄÏú┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘å┘Å┘êÏ¡┘ì ┘ê┘ÄÏ╣┘ÄϺϻ┘ì ┘ê┘ÄϽ┘Ä┘à┘Å┘êÏ»┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Šϼ┘ÄϺÏí┘ÄϬ┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï▒┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘ÄϺϬ┘É ┘ü┘ÄÏ▒┘ÄÏ»┘æ┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘è┘ÆÏ»┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ïú┘Ä┘ü┘Æ┘ê┘ÄϺ┘ç┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ïú┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘É┘ä┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘ç┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘ü┘É┘è Ï┤┘Ä┘â┘æ┘ì ┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ»┘ÆÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘ÅÏ▒┘É┘èÏ¿┘ì (9)

 

Artinya:

Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya". (14: 9)

 

Ayat ini mengabarkan tentang puncak pengingkaran para penentang nabi di sepanjang sejarah. Walaupun umat-umat terdahulu telah menyaksikan mukjizat yang nyata dan argumentasi yang terang, mereka masih merasa berada dalam keraguan dan mengatakan tidak akan beriman, bahkan menutupkan tangan mereka ke mulutnya sendiri. Mereka diam dan tidak mengizinkan dirinya mendengarkan perkataan orang yang lain.

 

Ketika menyaksikan mukjizat yang begitu jelas, orang yang ragu laksana orang yang di siang hari yang terang benderang mengatakan bahwa saya ragu apakah hari ini siang atau malam. Keraguan seperti ini tidak bisa diterima. Namun, ketika kita ragu saat tanya jawab dan dialog dalam menemukan hakikat, keraguan seperti ini menyebabkan sampainya pada iman yang teguh dan menjamin manusia mampu menghadapi berbagai permasalahan.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Mengkaji sejarah orang-orang terdahulu dan mengenal sunah ilahi, sebagai pelajaran bagi generasi mendatang dalam mencapai jalan yang lurus.

2. Keraguan orang kafir terhadap kebenaran agama berdasarkan penentangan buta bukan karena mengkaji dan menelitinya secara logis.

 

Ayat ke 10

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘ÄϬ┘Æ Ï▒┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï┤┘Ä┘â┘æ┘î ┘ü┘ÄϺÏÀ┘ÉÏ▒┘É Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘è┘ÄÏ»┘ÆÏ╣┘Å┘ê┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘É┘è┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï░┘Å┘å┘Å┘êÏ¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘è┘ÅÏñ┘ÄÏ«┘æ┘ÉÏ▒┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘à┘ÅÏ│┘Ä┘à┘æ┘ï┘ë ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ┤┘ÄÏ▒┘î ┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘Å┘å┘ÄϺ Ϭ┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏÁ┘ÅÏ»┘æ┘Å┘ê┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘è┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å Ïó┘ÄÏ¿┘ÄϺÏñ┘Å┘å┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏú┘ÆϬ┘Å┘ê┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ│┘Å┘ä┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘ì ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ì (10)

 

Artinya:

Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang ditentukan?" Mereka berkata: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami, bukti yang nyata". (14: 10)

 

Para penentang bahkan tidak mengizinkan nabi-nabi ilahi menyelesaikan pembicaraannya. Menghadapi sikap tidak terpuji mereka, al-Quran menuturkan, saat para nabi dalam posisi membela agama Tuhan, mereka mengatakan bahwa seandainya kalian mengingkari kami, apakah Tuhan pun bisa kalian ingkari? Dia pencipta kalian dan mengajak menuju jalan yang lurus. Jika tidak menerima sampai batas akhir Ilahi berlaku, maka tidak ada jalan lagi untuk bertaubat dan terhindar dari murka Ilahi. Karena itu, selama masih ada kesempatan kembalilah menuju jalan Allah Swt.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para nabi mengajak umat manusia menuju kesucian dari berbagai dosa. Maka, manusia yang tercemar dosa dan kerusakan, tidak akan mendengarkan perkataannya.

2. Kaum muslimin adalah pengikut kebenaran. Islam tidak menerima sikap fanatik berdasarkan ras, etnis dan mengikuti para leluhur yang tidak logis.

Read 5154 times