Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl ayat 70-72

Rate this item
(2 votes)
Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl ayat 70-72

Ayat ke 70

 

┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Ä┘ü┘æ┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏ▒┘ÄÏ»┘æ┘Å ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ░┘Ä┘ä┘É Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘Å┘à┘ÅÏ▒┘É ┘ä┘É┘â┘Ä┘è┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Ä Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä Ï╣┘É┘ä┘Æ┘à┘ì Ï┤┘Ä┘è┘ÆϪ┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î ┘é┘ÄÏ»┘É┘èÏ▒┘î (70)

 

Artinya:

Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (16: 70)
 

 

Untuk menjelaskan kenikmatan-kenikmatan ilahi seperti hujan, susu dan madu yang disinggung dalam ayat sebelumnya, ayat tadi kali ini menyinggung penciptaan manusia, masa tua dan kematian di penghujung umur, dan menyebutkan bahwa Dzat yang menciptakanmu, akan menjadikan kamu meninggal dunia. Sebab, sunnah Ilahi tidak menetapkan manusia untuk hidup selamanya di dunia. Manusia ketika berumur panjang, akan terus melemah dari masa ke masa, bahkan hingga pada tahap melupakan hal-hal yang pernah diketahui atau menjadi pikun. Untuk itu, upayakan memperkaya bekal di akhirat pada umur yang pendek.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kematian dan kehidupan ada di tangan Allah Swt, sedangkan manusia yang merupakan makhluk Allah Swt, tidak mempunyai peran dalam hal itu.

2. Umur panjang bukan berarti mempunyai nilai hidup. Berapa banyak manusia yang mempunyai umur pendek, tapi banyak berkhidmat. Namun sebaliknya, berapa banyak orang yang berumur panjang, tapi merugikan dirinya dan masyarakat.

 

Ayat ke 71

 

┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ü┘ÄÏÂ┘æ┘Ä┘ä┘Ä Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘ì ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ▒┘æ┘ÉÏ▓┘Æ┘é┘É ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘ÅÏÂ┘æ┘É┘ä┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄϺϻ┘æ┘É┘è Ï▒┘ÉÏ▓┘Æ┘é┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ ┘à┘Ä┘ä┘Ä┘â┘ÄϬ┘Æ Ïú┘Ä┘è┘Æ┘à┘ÄϺ┘å┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘É Ï│┘Ä┘ê┘ÄϺÏí┘î Ïú┘Ä┘ü┘ÄÏ¿┘É┘å┘ÉÏ╣┘Æ┘à┘ÄÏ®┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘è┘Äϼ┘ÆÏ¡┘ÄÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (71)

 

Artinya:

Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama merasakan rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah. (16: 71)

 

Perbedaan rezeki di tengah masyarakat adalah di antara hikmah Allah Swt. Jika semua masyarakat seragam dalam segala sesuatunya, tidak akan terbentuk hubungan sosial di kalangan manusia, yang berlandaskan pada beragamnya kebutuhan setiap manusia. Dalam kondisi seperti itu, tak akan tersedia fasilitas untuk kesempurnaan manusia dan pencapaian keutamaan-keutamaan ilahi seperti kedermawanan, sedekah, pengorbanan, kesabaran, kerendahan diri dan lain-lain. Untuk itu, perbedaan potensi dan kemampuan setiap orang akan menimbulkan perbedaan rezeki yang didapatkannya. Fenomena tersebut tidak dapat diartikan kezaliman orang-orang kuat terhadap orang-orang yang lemah. Namun sebaliknya, perbedaan yang ada harus mendorong seseorang membantu orang-orang yang lemah dan menjadi sarana rasa cinta dan lemah lembut sesama manusia.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Luas dan sempitnya rezeki merupakan konsekuensi alam sesuai dengan kemampuan manusia yang berbeda-beda. Akan tetapi Islam mengajak orang-orang yang mampu supaya tetap menjalin persaudaraan dengan orang-orang yang lemah. Selain itu, agama ini menyatakan bahwa ada hak orang-orang lemah dalam harta orang-orang kaya.

2. Meninggalkan infak terhadap orang-orang yang lemah di sebut sebagai bentuk kekufuran kepada nikmat Ilahi, bahkan berdampak buruk.

 

Ayat ke 72

 

┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Šϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘É┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ▓┘Æ┘ê┘ÄϺϼ┘ïϺ ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ▓┘Æ┘ê┘ÄϺϼ┘É┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘Ä┘å┘É┘è┘å┘Ä ┘ê┘ÄÏ¡┘Ä┘ü┘ÄÏ»┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ▓┘Ä┘é┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏÀ┘æ┘Ä┘è┘æ┘ÉÏ¿┘ÄϺϬ┘É Ïú┘Ä┘ü┘ÄÏ¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄϺÏÀ┘É┘ä┘É ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ê┘ÄÏ¿┘É┘å┘ÉÏ╣┘Æ┘à┘ÄÏ®┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘â┘Æ┘ü┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (72)

 

Artinya:

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan curu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah. (16: 72)

 

Untuk membahas penciptaan manusia, masa hidupnya hingga mati dan keterangan pembagian rezeki oleh Allah Swt, ayat tadi menyinggung masalah pembentukan keluarga dan menjelaskan bahwa Allah Swt adalah Zat yang memberikanmu seorang pasangan dan menjadikannya sebagai orang yang mencintai kami, kemudian menganugerahkan kasih sayang melalui anak dan cucu. Meski keluarga adalah komunitas sosial terkecil di tengah masyarakat, tapi keluarga merupakan pondasi masyarakat. Semua tatanan sosial berlandaskan pada kontrak antara manusia.

 

Namun satu-satunya sistem penciptaan bagi manusia adalah tatanan keluarga. Dari situlah manusia lahir dan dewasa yang kemudian membentuk keluarga lagi. Untuk itu, segala sesuatu yang menyebabkan kehancuran sistem keluarga, akan menghancurkan sistem sosial manusia. Untuk itu, Islam sangat menganjurkan dan menekankan pernikahan dan pembentukan keluarga yang kemudian melahirkan generasi manusia dan mendidiknya. Bahkan disebutkan, ibadah seseorang yang sudah berkeluarga lebih bernilai dari seseorang yang belum berkeluarga. Dengan demikian, terdapat hubungan pernikahan dan ibadah.

 

Sangat disesalkan bahwa hubungan ilegal diluar pernikahan di sejumlah kalangan masyarakat, menyebabkan sejumlah besar pihak memilih tidak menikah dan menghindari dari pembentukan keluarga. Selain itu, kondisi itu menyebabkan kehancuran sistem keluarga karena pengkhianatan baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Melalui pernikahan, Allah Swt selain menjamin kebutuhan materi dan lahiriah, juga memenuhi kebutuhan spiritual dan batin.

2. Meninggalkan pernikahan dan menghindar dari mempunyai anak adalah bentuk kekufuran pada kenikmatan Allah Swt.

Read 5692 times