Surat al-Syura ayat 1-6

Rate this item
(0 votes)
Surat al-Syura ayat 1-6

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

حم (1) عسق (2) كَذَلِكَ يُوحِي إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ اللَّهُ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (3) لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (4)

Haa Miim. (42: 1)

'Ain Siin Qaaf. (42: 2)

Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang sebelum kamu. (3)

Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (42: 4)

Surat Ash-Shura sebagaimana 28 surat al-Quran lainnya dimulai dengan huruf muqathaah. Tampaknya, Allah swt di surat ini ingin menjelaskan bahwa al-Quran dimulai dari huruf yang tersusun rapih dan indah sebagai ijaz al-Quran. Meskipun tersusun dari huruf-huruf hijaiyah yang biasa dipergunakan, tapi mampu membentuk susunan yang luar biasa dan tidak ada yang bisa menandinginya.

Setelah pembuka ayat yang terdiri dari huruf-huruf muqathaah, Allah swt mewahyukan al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw, sebagaimana sebelumnya wahyu juga disampaikan kepada para Nabi dan Rasul terdahulu. Oleh karena itu, sumber wahyu satu, dan isi secara keseluruhan wahyu yang diterima para Nabi dari Allah swt juga sama. Tapi hikmah Allah swt menjadikan wahyu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan umat masing-masing.

Penjelasan ayat selanjutnya mengenai segala sesuatu yang berada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah swt. Selain pencipta alam dan seluruh isinya, termasuk manusia, Allah swt memberikan kitab suci dan pembawa risalah-Nya sebagai petunjuk umat manusia. Oleh karena itu, sumber syariat dan alam sama, sehingga tidak ada yang perlu dipertentangkan antara aspek tasyri dan takwin.  

Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Seluruh para Nabi dan Rasul terhubung dengan sumber yang sama dalam mendapatkan wahyu. Dengan demikian, prinsip dakwah seluruhnya sama dan tidak ada perbedaan antara Nabi pertama dan terakhir.

2. Wahyu datang dari Allah yang Maha Perkasa lagi Bijaksana, dan pengamalan wahyu dalam bentuk syariah menyebabkan kemuliaan manusia.

3. Hanya Allah swt sebagai pencipta alam dan isinya yang berhak untuk mengatur kehidupan manusia melalui syariat yang dibawa para Nabi dan Rasul-Nya.

تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلَائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَلَا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (5) وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَولِيَاءَ اللَّهُ حَفِيظٌ عَلَيْهِمْ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ (6)

Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang. (42: 5)

Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka. (42: 6)

Ayat sebelumnya mengenai wahyu dari Allah swt kepada Nabi Muhammad Saw yang juga telah diberikan para Nabi sebelumnya. Melanjutkan pembahasan tersebut, ayat ini menyebutkan keagungan wahyu dan kalam ilahi yang membuat langit bisa terbelah, atau gunung akan pecah jika menerima wahyu, karena takut kepada Allah swt, sebagaimana dijelaskan surat Al-Hashr ayat 21.

Para malaikat bertasbih karena Allah swt telah menyampaikan wahyu kepada Nabi. Mereka juga memuji Allah swt dan memohon ampunan kepada-Nya atas kegala kesalahan yang dilakukan umat manusia di bumi. Para Malaikat meyakini Allah Maha pengampun dan Penyayang.  

Tentu saja, yang diampuni adalah dosa orang-orang yangdilakukan tidak sengaja, bukan yang melakukan dosa secara sengaja, apalagi dengan kesombongan. Oleh karena itu, ampunan ini tidak termasuk orang-orang yang sombong dan membanggakan dirinya.

Kelanjutan ayat ini mengenai sekelompok manusia yang tidak mau menaati Allah swt dan Rasul-Nya. Orang-orang Kafir maupun Musyrik tidak mau menerima seruan dakwah Rasulullah Saw. Allah swt berfirman bahwa Rasullah Saw tidak bertanggung jawab atas perilaku mereka yang mengingkari kebenaran, setelah seruan dakwah disampaikan.  

Ayat ini menghibur Rasulullah Saw yang merasa sedih karena penolakan orang-orang Kafir dan Musyrik atas seruan dakwahnya. Allah swt kepada Nabi Muhammad Saw mengatakan jangan bersedih, karena engkau bukan orang yang harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, tapi orang-orang Kafir dan Musyrik sendirilah yang bertanggungjawab. Sebab Allah swt memberikan kebebasan kepada manusia akan beriman ataukah kafir.

Setiap orang akan bertanggungjawab atas pilihan yang ditentukannya. Allah swt sebagai pencipta alam semesta ini mengawasi seluruh perbuatan manusia. Di akhirat kelak, mereka harus mempertanggungjwabkan setiap perbuatannya selama di dunia.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Hati sebagian manusia lebih keras dari batu. Jika al-Quran diturunkan kepada langit, maka akan terbelah karena takut kepada Allah swt. Tapi manusia yang sombong dan ingkar tidak mau menerima seruan kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw.

2. Kita berdoa untuk seluruh penghuni bumi dan memohon ampunan dari Allah swt, sebagaimana dilakukan Malaikat yang mendoakan penghuni bumi.

3. Beriman kepada Allah swt berarti menolak penyembahan kepada selain-Nya.

4. Para Nabi diberi wahyu oleh Allah swt untuk membimbing manusia menuju jalan kebenaran.

Read 482 times