Tafsir Al-Quran, Surat Al-Maidah Ayat 92-94

Rate this item
(2 votes)

Ayat ke 92

Artinya:

Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (5: 92)

Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan perintah Allah agar manusia menjauhkan dirinya dari judi dan minuman keras. Sebagai kelanjutannya, ayat ini mengatakan, taatilah perintah Allah. Karena ketaatan kepada-Nya memberikan manfaat bagi diri kita. Selain itu kita harus takut kepada-Nya atas akibat perbuatan kita. Ayat ini menyebutkan kita jangan menyangka bawa mengabaikan hukum Allah berarti kita telah memukul telak Allah dan Rasul-Nya. Karena pertama, Rasulullah Saw hanya penyampai risalah Allah. Sementara melakukan perintah Allah tidak memberikan manfaat kepada-Nya dan dengan meninggalkannya tidak akan mendatangkan kekuaran pada Allah Swt.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Tugas para nabi adalah menyampaikan risalah dengan tidak memaksa manusia menerima dan mengikutinya. Tugas mereka adalah memahamkan manusia dan setiap orang bebas memilih jalan hidupnya.

2. Taat kepada Allah harus terlihat pada ketaatan kepada nabi-Nya. Oleh karenanya, al-Quran memerintahkan kita untuk mengikuti perintah nabi.

 

Ayat ke 93

Artinya:

Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (5: 93)

Kendatipun dalam riwayat disebutkan bahwa setelah turunnya ayat-ayat yang mengharamkan minuman keras, sebagian orang yang pernah meminum minuman keras masih bertanya-tanya. Ayat ini diturunkan sebagai jawaban atas mereka dan menjelaskan bahwa mereka yang sebelum turunnya ayat ini telah meminum minuman keras tersebut, tidak mendapat hukuman, tapi dengan syarat setelah ini mereka tidak lagi menyentuh minuman terkutuk itu. Mereka senantiasa harus bertakwa dan sebagai ganti dari berjudi dan minuman keras, mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dan terpuji, sehingga mereka tercatat di jalan ini. Dalam ayat ini kata takwa dan iman disebutkan ulang sebanyak tiga kali yang menunjukkan betapa pentingnya peranan dua kata ini dalam berbagai bidang kehidupan. Meresapnya iman di dalam hati serta menjaga takwa dalam tingkah laku akan menjamin kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Berbuat baik kepada orang lain merupakan tahap tertinggi iman dan menjadi penyebab dicintainya orang tersebut disisi Allah Swt.

2. Iman dengan sendirinya tidak cukup, tapi harus diiringi dengan amal.

3. Iman sesaat bukan hal yang baik. Karena kelanjutan iman di sepanjang kehidupan manusia yang akan mengantarkannya kepada kebahagiaan dan kesejahteraan.

 

Ayat ke 94

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya, biarpun ia tidak dapat melihat-Nya. Barang siapa yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih. (5: 94)

Ayat ini dan ayat-ayat sesudahnya berhubungan dengan hukum-hukum haji dan orang-orang yang akan masuk Mekah untuk melaksanakan manasik haji. Pada musim haji, seorang jamaah haji tidak berhak memburu binatang dalam keadaan berihram, dan yang sangat mengherankan ialah pada saat-saat musim haji tersebut sering sekali binatang buruan itu datang mendekat pada jamaah haji, sehingga mereka dengan mudah dapat menangkap binatang-binatang tersebut. Namun itu ujian Allah Swt untuk mengetahui dengan jelas, siapa diantara kalian yang menerima dan menjunjung tinggi perintah Allah dan siapa diantara kalian yang tunduk kepada perintah hawa nafsu.

Dalam al-Quran al-Karim dapat dibaca mengenai banyak contoh akan ujian Allah Swt dan yang terpenting adalah peristiwa Nabi Adam as dan Hawa di surga. Dalam peristiwa itu sangat disayangkan mereka tidak berhasil menghadapi ujian tersebut, yaitu dengan memakan buah sebuah pohon terlarang. Sudah barang tentu Allah Swt dengan ilmu gaib-Nya telah mengetahui amal perbuatan kita, adapun ujian-ujian Allah tidak saja untuk mengetahui amal perbuatan kita, tetapi untuk menyiapkan lahan agar manusia dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya. Tujuan ujian ilahi agar manusia dapat mengenal dirinya sendiri.

Karena itu, balasan pahala atau siksa sesuai dengan amal perbuatan manusia, dan bukan tindakan Allah Swt. Oleh sebab itu, seseorang yang melakukan perbuatan baik dengan sendirinya ia berhak mendapat pahala dari Allah Swt. Banyak orang mukmin yang mengaku telah menaati perintah Allah, tapi bila perbuatan itu belum dikonfirmasikan dengan ujian Allah, maka belum bisa dipastikan kebenarannya. Bila Allah memberikan perintah yang menentang keinginan seseorang dan orang itu menerimanya, maka dapat diketahui bahwa orang itu tunduk dan menyerahkan dirinya kepada Allah Swt. Ketundukan yang dilakukan bukan karena hawa nafsu, tapi benar-benar karena Allah Swt.

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Ujian merupakan salah satu dari sunnatullah yang berlaku pada setiap manusia, khususnya orang-orang Mukmin yang mengaku beriman kepada Allah.

2. Standar takwa dan iman adalah takut yang muncul dari batin, bukannya sikap lahiriah saja.

3. Dalam ibadah haji, Allah mengharamkan banyak perbuatan yang di luar itu halal bagi manusia. Hal itu dilakukan demi membina semangat ketundukan kepada Allah.

Read 5704 times