کمالوندی

کمالوندی

 

Mantan duta besar Amerika Serikat untuk rezim Zionis Israel memperingatkan proyek penggabungan sebagian wilayah Tepi Barat oleh Israel. Menurutnya, realisasi proyek ini akan menyeret proyek Zionisme ke jurang keruntuhan.

Fars News (25/6/2020) melaporkan, Martin S. Indyk dalam wawancara dengan stasiun televisi Israel, i24 News menegaskan, realiasi proyek penggabungan sebagian wilayah Tepi Barat oleh Israel akan menjerumuskan Israel ke jurang keruntuhan.
 
Martin Indyk menjelaskan, realisasi proyek ini mungkin saja akan menghabiskan biaya yang sangat besar bagi Israel. Proyek sepihak penggabungan Tepi Barat yang masih dikaji ini bertolak belakang dengan ide pemisahan dari rakyat Palestina yang dicetuskan Yitzhak Rabin. 
 
Diplomat Amerika itu menambahkan, penggabungan Tepi Barat dapat dipastikan akan berujung dengan terciptanya satu pemerintahan yang lambat laun harus menerima rakyat Palestina di Israel, dan masalah ini akan menyeret Israel ke sebuah masalah mendasar.
 
Indyk mengklaim, jika Israel menginginkan pemerintahan Yahudi atau demokratis, jalan keluarnya adalah proyek Zionisme untuk pemerintahan Yahudi dan demokratis. Oleh karena itu saya katakan, penggabungan Tepi Barat akan meruntuhkan proyek Zionisme. 

 

Amerika Serikat meluncurkan sebuah kampanye internasional untuk melawan peningkatan kekuatan pertahanan dan militer Republik Islam Iran. AS saat ini berusaha mencegah penghapusan embargo senjata terhadap Iran, yang akan berakhir pada 18 Oktober 2020 berdasarkan resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.

Para diplomat senior AS dalam pertemuan virtual Dewan Keamanan, berusaha meyakinkan negara lain lewat argumentasinya dengan harapan mereka mendukung rencana Washington tentang perpanjangan embargo senjata Tehran.

Wakil Khusus AS untuk Urusan Iran, Brian Hook dan Duta Besar AS untuk PBB Kelly Craft pada Rabu (24/6/2020) melakukan lobi dengan para anggota Dewan Keamanan mengenai rancangan resolusi baru.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan kedua diplomat tersebut sedang melakukan penjajakan virtual dengan 14 anggota lain Dewan Keamanan tentang aktivitas Iran di kawasan termasuk serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi, dan mereka mendorong perpanjangan embargo senjata terhadap Republik Islam.

Iran membantah terlibat dalam serangan itu, sementara kubu perlawanan Yaman secara terbuka menerima tanggung jawab atas serangan drone dan rudal ke Arab Saudi.

Brian Hook mengatakan embargo senjata terhadap Iran sudah dipertahankan sejak 2007 dan Dewan Keamanan harus satu suara dalam merespons "kekhawatiran" mengenai pengiriman senjata oleh Iran.

Namun, para pakar dan analis menjelaskan peluang Washington untuk berhasil dalam kasus ini sangat kecil. Menurut majalah Foreign Policy, draft resolusi yang diajukan AS kecil kemungkinan akan diterima oleh 15 anggota Dewan Keamanan PBB.

Seorang diplomat Barat kepada Foreign Policy, menuturkan bahwa draft resolusi AS bahkan akan gagal meraih sembilan suara setuju sehingga memaksa Rusia dan Cina untuk menggunakan hak vetonya.

Ilustrasi Dewan Keamanan PBB.
Sebuah draft resolusi dapat diratifikasi dengan dukungan minimal sembilan suara dan tidak ada veto dari lima anggota tetap Dewan Keamanan yaitu Amerika, Rusia, Cina, Inggris, atau Prancis.

Resolusi usulan AS mendesak larangan penjualan, penawaran, atau transfer senjata atau barang-barang terkait oleh Iran. Resolusi juga melarang negara lain menjual atau mengirimkan senjata atau barang-barang terkait kepada Iran kecuali dengan persetujuan sebuah komite di Dewan Keamanan.

AS menyerukan embargo senjata tanpa batas waktu terhadap Iran. Mereka mengaku akan menggunakan semua instrumen yang dimilikinya untuk memperpanjang embargo senjata ini.

Pemerintahan Trump menyadari bahwa Rusia dan Cina akan menolak resolusi tersebut. Para pejabat Washington mengancam kedua kekuatan yang menjadi rival internasional Amerika ini.

Brian Hook kepada kantor berita Reuters, mengatakan jika Rusia dan Cina tetap menentang upaya AS untuk memperpanjang embargo senjata Iran, mereka akan dikucilkan di PBB.

Washington mengira bahwa ancaman seperti itu akan membuat Moskow dan Beijing bersikap kompromi dalam masalah penegakan resolusi 2231 Dewan Keamanan termasuk penghapusan embargo senjata Iran. Namun, mereka mengambil sikap tegas dan tidak berniat berkompromi dengan Amerika.

Presiden Iran Hassan Rouhani telah meminta Rusia dan Cina untuk melawan konspirasi Amerika.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Rabu kemarin, memperingatakan bahwa jika embargo senjata Iran tidak diperpanjang, AS secara sepihak akan menegakkan sanksi-sanksi yang ditangguhkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Dalam menanggapi ancaman itu, Rusia dan Cina menegaskan bahwa AS tidak punya hak melakukan itu karena mereka telah meninggalkan perjanjian nuklir JCPOA pada Mei 2018.

Saat ini Dewan Keamanan PBB menjadi arena konfrontasi AS dengan kekuatan-kekuatan internasional penentang hegemoni dan arogansi Paman Sam. Jelas bahwa setiap suara di Dewan Keamanan akan memiliki implikasi penting terhadap nasib JCPOA dan tatanan dunia internasional. 

 

Nabi Saw. Bersabda: “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Barangsiapa yang menginginkan ilmu maka hendaklah ia mendatanginya dari pintu tersebut.”

أَناَ مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌ باَبُهَا، فَمَنْ أَرَادَ الْعِلْمَ فَلْيَأْتِهِ مِنْ بَابِهِ

Nabi Saw. Bersabda: “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Barangsiapa yang menginginkan ilmu maka hendaklah ia mendatanginya dari pintu tersebut.”

Kami postingkan ini untuk memenuhi salah satu permintaan saudaraku. Memang ada segelintir orang yang memvonis bahwa hadits di dalam judul adalah hadits Maudhu’ alias palsu. Saat saya menyaksikan ulasan kitab Mafahim Yajibu an Tushahhah oleh Muallifnya yakni Prof. DR. al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki beliau juga menyitir hadits tersebut. Sederhana saja menurut saya, seorang pakar hadits saja menggunakan hadits itu pastinya hadits yang dibacakan tidak bermasalah.

Marilah kita bahas hadits “ANA MADINATUL ‘ILMI WA ‘ALIYYUN BAABUHA” yang dimaksud. Hadits itu adalah salah satu hadits kuat yang telah diriwayatkan dari banyak sahabat Nabi dan dishahihkan oleh belasan ulama Ahlussunnah wal Jama’ah. Maka patut disangsikan ketika ada yang menyuarakan dengan nada memastikan (vonis) bahwa hadits ini lemah apalagi palsu (maudhû’).

A. Nama-nama Para Sahabat Nabi Saw. yang Meriwayatkan

Hadis Madinatul ‘Ilmi telah diriwayatkan oleh para ulama dan para muhaddits Ahlussunnah wal Jama’ah dari banyak kalangan sahabat Nabi Saw., diantaranya adalah:

1. Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw.

Riwayat ini telah diriwayatkan oleh banyak ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, diantaranya: Imam Ahmad bin Hanbal al-Mubajjal (Imam Hanbali), Imam at-Tirmidzi, Muhammad ibn al-Mudzaffar al-Wasithi, Imam Hakim Abu Abdillah AN Nisaburi, Ibnu Murdawaih al-Ishbahani, Abu Nu’aim al-Ishbahani, Abu Ghalib Muhammad bin Ahmad bin Sahl (Ibnu Busyran), Ibnu Maghzili al-Wasithi, Ahmad bin Muhammad al-Ashimi, Ibnu al-Atsir, Ibnu Najjar al-Baghdadi, Muhammad bin Yusuf al-Kinji, Muhibbuddin ath-Thabari asy-Syafi’i, Imam Syihabbudin Ahmad, Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Imam Ibnu Hajar al-Makki asy-Syafi’i dan masih banyak lagi.

2. Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib Ra.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh al-Qanduzi al-Hanafi.

3. Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib Ra.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: Ibnu Mardawaih al-Isbahani, Ibnu Busyran al-Wasithi, Ibnu al-Maghazili, al-Ashimi, Ibnu Najjar al-Baghdadi dan al-Qandizi al-Hanafi.

4. Ibnu Abbas Ra.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: Yahya ibn Ma’in, Ibnu Fahd al-Baghdadi, Abu al-Abbas al-Asham, Ibnu Numair al-Qanthuri, Ibnu Jarir ath-Thabari, Abu al-Qasim ath-Thabarani, Abu Syeikh al-Isbahani, al-Hakim an-Nisaburi, Ibnu Murdawaih al-Isbahani, al-Baihaqi, al-Khathib al-Baghdadi, Ibnu Abdil Barr al-Qurthubi, Ibnu Hajar al-Asqallani, Imam as-Suyuthi, as-Samhudi dan masih banyak lagi.

5. Jabir bin Abdullah Al-Anshari Ra.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: Abdurrazzaq ash-Shan’ani, al-Bazzar, ath-Thabarani, Ibnu as-Saqqa al-Wasithi, al-Hakim an-Nisaburi, Abu al-Hasan al-Aththar asy-Syafi’i, al-Khathib al-Baghdadi, Ibnu Maghazili, Syirawaih ad-Dailami, Ibnu ‘Asakir ad-Dimasyqi, al-Kinji asy-Syafi’i, Ali al-Hamdani, Ibnu al-Jazari asy-Syafi’i, Ibnu Hajar al-Asqallani, as-Suyuthi, Ibnu Hajar al-Haitami al-Makki dan masih banyak lagi.

6. Abdullah bin Mas’ud Ra.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: Sayyid Ali al-Hamdani dan asy-Syeikh Sulaiman al-Qanduzi al-Hanafi.

7. Hudzaifah bin Yaman Ra.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: Ibnu al-Maghazli dan dikutip oleh al-Qanduzi.

8. Abdullah bin Umar Ra.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: ath-Thabarani, al-Hakim, Ibnu Hajar al-Makki, Syeikh Muhammad ash-Shabban, al-Qanduzi dan masih banyak lainnya.

9. Anas bin Malik Ra.

Hadis ini telah diriwayatkan oleh: Sayyid Ali al-Hamdani dan Syeikh Sulaiman al-Qanduzi al-Hanafi.

10. Amr bin Al-Ash Ra.

Hadis ini telah diriwayatkan oleh Akhthab al-Khawarizmi al-Makki.

B. Nama-nama Para Pembesar Tabi’in yang Meriwayatkan

Hadits Madinatul ‘Ilmi juga telah diriwayatkan oleh para pembesar tabi’in, diantara mereka adalah: Imam Ali Zainal Abidin bin Husain, Imam Muhammad bin Ali al-Baqir as, al-Harits ibn Abdil
lah al-Hamdani al-Kufi, Sa’ad bin Tharif al-Handhali al-Kufi, Said bin Jubair al-Asadi al-Kufi, Salamah bin Kuhail al-Hadhrami al-Kufi, Sulaiman ibn Muhran Al Kufi (al-A’masy), Abdullah bin Utsman bin Khutsaim al-Qari al-Makki, Abdurrahman bin Utsman at-Tamimi al-Madani, Mujahid bin Jabr Abu al-Hajjaj al-Makhzumi al-Makki dan masih banyak lagi.

C. Tanggapan Para Ulama tentang Status Hadits “Ana Madinatul ‘Ilmi”

a) Para Ulama yang Menshahihkan

1) Al-Hafidz Abu Zakaria Yahya bin Ma’in (w. 233 H) sebagaimana disebutkan oleh al-Khatib, Abu al-Hajjaj, Ibnu Hajar dan lainnya.
2) Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari (w. 310 H) sebagaimana disebutkan dalam kitab Tahdzib al-Atsar.
3) Abu Abdillah al-Hakim (w. 405 H).
4) Al-Hafidz Abu Muhammad al-Hasan as-Samarqandiy (w. 491 H) disebutkan dalam kitab Bahr al-Asanid.
5) Majduddin al-Fairuz Abadi (w. 816 H) disebutkan dalam kitab an-Naqdu ash-Shahih.
6) Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi (w. 911 H) disebutkan dalam kitab Jam’ al-Jawami’.
7) Sayyid Muhammad al-Bukhari dalam kitab Tadzkirat al-Abrar.
8) Al-Amir Muhammad al-Yamani (w.1182 H) dalam kitabnya ar-Raudhat an-Nadiyyah.
9) Abu Salim Muhammad bin Thalhah al-Quraisyi (w. 652).
10) Al-Hafidz Shalahuddin al-Ala’i (w. 761 H).
11) Syamsuddin Muhammad al-Jazari (w. 833 H).
12) Syamsuddin Muhammad as-Sakhawi (w. 902 H).
13) Fadhlullah bin Ruzbahan asy-Syirazi.
14) Al-Muttaqi al-Hindi (w. 975 H).
15) Dll.

b) Para Ulama yang Menghasankan

1) At-Tirmidzi, sebagai dinyatakan oleh Adbul Haq ad-Dahlawi dalam kitab al-Lama’at.
2) Al-Kunji Asy-Syafi’i riwayat dari Ibnu Abbas ia berkata: “Hadis hasan ’aalin”.
3) Shalahuddin al-Ala’i.
4) Badruddin az-Zarkasyi.
5) Asy-Syirazi dalam kitab Naqd ash-Shahih.
6) Ibnu Hajar al-Asqallani dalam kitab Fatawa dan dalam jawaban beliau tentang stasus beberapa hadis kitab Mashabih as-Sunnah karya al-Baghawi.
7) As-Sakhawi dalam kitab al-Maqashid al-Hasanah ketika mengomentari hadits Ibnu Abbas.
8) Al-Imam Jalauddin as-Suyuthi dalam kitab Tarikh al-Khulafa’ dan selainnya.
9) Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab Shawaiq, al-Minah al-Makkiyah dan Tathhir al-Janan.
10) Muhammad ibn Thahir dalam kitab Tadzkirah al-Maudhu’at.
11) Mulla Ali al-Qari dalam kitab al-Mirqat.
12) Al-Munawi dalam kitab Faidh al-Qadir.
13) Al-‘Azizi dalam kitab as-Siraj al-Munir.
14) Ali ibn Ali asy-Syibramulisi dalam kitab Taisir al-Mathalib as-Saniyyah.
15) Az-Zarqani dalam kitab Syarh al-Mawahib al-Ladduniyyah.
16) Ash-Shabban dalam Is’af ar-Raghibin.
17) Asy-Syaukani dalam al-Fawaid al-Majmu’ah.
18) Hasan bin Ali al-Muhaddits dalam kitab Tafrij al-Ahbab.
19) Dll.

Sumber: https://syiahmenjawab.com

 

Oleh sebab itu, tak sekalipun aku menciumi Fathimah sa, kecuali aku merasakan wangi pohon surga tersebut

Diriwayatkan dari Imam Shadiq as:

Suatu ketika, Aisyah mengeluh karena seringkali melihat Rasulullah saaw menciumi putrinya, Fathimah az-Zahra sa.

Rasulullah saaw bersabda, "Wahai Aisyah! Malam ketika Malaikat Jibril membawaku ke langit, aku telah memasuki surga. Jibril membawaku ke dekat sebuah pohon yang bernama 'Tuba' dan memberikan buah pohon itu kepadaku lalu kumakan. Di malam itu, aku berhubungan dengan Khadijah sa, dan darinya ia mengandung putriku ini. Oleh sebab itu, tak sekalipun aku menciumi Fathimah sa, kecuali aku merasakan wangi pohon surga tersebut" (Bihar, jld.8, hlm.120)

Wanita adalah makhluk yang cemburu, tak heran jika Aisyah mengeluh ketika Rasulullah saaw memberikan perhatian yang lebih terhadap putrinya, Fathimah sa.  Kecintaan Rasulullah saaw kepada Fathimah sa yang melebihi kecintaannya kepada Aisyah, menunjukkan bahwa kedudukan Fathimah saaw lebih tinggi di sisi Rasulullah saaw. Kemuliaan Fathimah sa juga didapatkan dari pengalaman spiritual Rasulullah bersama dengan Jibril di surga. Dan tak ada satu wanitapun di dunia ini yang memiliki kemuliaan seperti yang dimiliki oleh beliau.

Nabi Adam as tinggal di surga, namun ia dilarang dan untuk memakan suatu buah (khuldi) dan bahkan dilarang untuk mendekati pohonnya. (Baqarah:35). Namun kemuliaan dan derajat Rasulullah saaw menjadikan tempat tersebut halal, tak ada larangan dan pengecualian, dan malaikat termulialah yang memberikan buah tersebut untuk beliau saaw.

Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa Aali Muhammad.

 

Sabda Nabi Saw yang Memerintahkan Menjadikan Ali sebagai Pemimpin

Rasulullah Saw bersabda:

"Hendaklah kalian bersama Ali bin Abi Thalib, lantaran ia adalah pemimpin dan maula kalian, cintailah ia. Ia adalah orang besar di antara kalian, ikutilah ia. Dan merupakan orang alim di antara kalian muliakanlah ia. Pemimpin kalian menuju firdaus, agungkanlah ia. Tatkala ia menyerumu penuhilah seruannya, ketika ia memerintahmu taatilah. Sebagaimana kalian mencintaiku, cintailah ia. Sebagaimana kalian memuliakanku, muliakanlah ia. Aku tidak berkata sesuatu apapun tentang Ali bin Abi Thalib kecuali menjalankan perintah Tuhanku."


(Dikutip Dalam Buku "Al-Ghadir dalam Perspektif Ahli Sunnah" karya Muhammad Ridha Jabbariyan)

Sabtu, 20 Juni 2020 20:23

Kunci Kebahagiaan dan Kesuksesan

 

“Aku mencari persahabatan dengan manusia maka aku dapatkan dalam keindahan budi pekerti”. – Imam Ja’far Shodiq as –

25 Kunci Kebahagiaan dan Kesuksesan dari Imam Ja’far Shodiq as

1- طلبتُ الجنة، فوجدتها في السخاء

“Aku mencari surga, maka aku temukan pada kedermawanan”.

2- و طلبتُ العافية، فوجدتها في العزلة

“Aku mencari Afiyah (keselamatan dari bencana dan kesulitan) maka aku temukan dalam menyendiri (mengisolasi diri dari keramaian yang tak berguna)”.

3- و طلبت ثقل الميزان، فوجدته في شهادة «ان لا اله الا الله و محمد رسول الله

“Aku mencari beratnya timbangan amal, maka aku dapatkan dalam bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya”.

4- و طلبت السرعة في الدخول الي الجنة، فوجدتها في العمل لله تعالي

“Aku mencari kesegeraan dalam memasuki surga, maka aku dapatkan pada amal kebajikan semata demi Allah SWT”.

5- و طلبتُ حب الموت، فوجدته في تقديم المال لوجه الله

“Aku mencari cinta pada kematian, maka aku mendapatkan pada mengajukan (mengirim pahala sedekah) harta demi mengharap ridha Allah SWT”.

6- و طلبت حلاوة العبادة، فوجدتها في ترك المعصية

“Aku mencari manisnya ibadah, maka aku temukan dalam meninggalkan maksiat”.

7- و طلبت رقة القلب، فوجدتها في الجوع و العطش

“Aku mencari kelembutan hati, maka aku dapatkan dalam rasa lapar dan dahaga”.

8- و طلبت نور القلب، فوجدته في التفكر و البكاء

“Aku mencari cahaya hati, maka aku temukan dalam pikiran”.

9- و طلبت الجواز علي الصراط، فوجدته في الصدقة

“Aku mencari restu untuk melewati jembatan pemeriksaan (shirat), maka aku temukan dalam sedekah”.

10- و طلبت نور الوجه، فوجدته في صلاة الليل

“Aku mencari cahaya wajah, maka aku dapatkan dalam shalat malam”.

11- و طلبت فضل الجهاد، فوجدته في الكسب الحﻻل للعيال

“Aku cari keutamaan jihad maka aku dapatkan dalam mencari rizki yang halal untuk keluarga”.

12- و طلبت حب الله عزوجل، فوجدته في بغض أهل المعاصي

“Aku cari kecintaan Allah maka aku dapatkan dalam membenci pelaku maksiat“.

13- و طلبت الرئاسة، فوجدتها في النصيحة لعبادالله

“Aku cari kepemimpinan maka aku dapatkan dalam tulus menasihati hamba-hamba Allah“.

14- و طلبت فراغ القلب، فوجدته في قلة المال

“Aku cari ketenangan hati maka aku dapatkan dalam sedikitnya harta”.

15- و طلبت عزائم الامور، فوجدتها في الصبر

“Aku mencari perkara-perkara yang teguh maka aku dapatkan dalam kesabaran”.

16- و طلبت الشرف، فوجدته في العلم

“Aku mencari kemuliaan maka aku dapatkan dalam ilmu”.

17- و طلبت العبادة فوجدتها في الورع

“Aku mencari ibadah maka aku dapatkan dalam Wara’ (kehati-hatian dalam agama)”.

18- و طلبت الراحة، فوجوتها في الزهد

“Aku mencari ketentraman maka aku dapatkan dalam kezuhudan”.

19- و طلبت الرفعة، فوجدتها في التواضع

“Aku mencari ketinggian maka aku temukan dalam kerendahan hati”.

20- و طلبت العز، فوجدته في الصدق

“Aku mencari kejayaan maka aku temukan dalam kejujuran”.

21- و طلبت الذلة، فوجدتها في الصوم

“Aku mencari kerendahan/keterhinaan maka aku dapatkan dalam berpuasa”.

22- و طلبت الغني، فوجدته في القناعة

“Aku mencari kekayaan maka aku dapatkan dalam Qana’ah (kepuasaan dengan apa yang telah Allah anugerahkan_red)”.

23- و طلبت الانس، فوجدته في قراءة القرءان

“Aku mencari ketentraman maka aku dapatkan dalam membaca Al Qur’an”.

24- و طلبت صحبة الناس، فوجدتها في حسن الخلق

“Aku mencari persahabat dengan manusia maka aku dapatkan dalam keindahan budi pekerti”.

25- و طلبت رضي الله، فوجدته في برالوالدين
“Aku mencari keridhaan Allah maka aku dapatkan dalam BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA”.

 
Sumber: Mustadrak al Wasail; Syeikh an Nuri ath Thabarsi,15/174-174/hadis no. 13810

Sabtu, 20 Juni 2020 20:22

Al-Qur’an, Iman dan Akhlak

 

Orang yang kikir tidak akan pernah merasakan ketenangan. Orang yang hasud tidak akan pernah merasakan kenikmatan. Para raja tidak akan mendapati janji. sedang si pembohong tidak akan mempunyai harga diri. – Imam Ali Ridho as

Tentang Iman

Siapa yang menyerupakan Allah dengan ciptaan-Nya, maka sungguh telah syirik. Dan barangsiapa yang menisbatkan kepada Allah, tentang perbuatannya yang terlarang, sungguh ia telah menjadi kafir.
Sesungguhnya iman itu lebih tinggi sederajat dari Islam. Sedang takwa sederajat lebih tinggi dari iman. Yakin juga sederaj at lebih mulia dari keimanan. Dan Bani Adam tidak diberi sesuatu yang lebih utama dari keyakinan.
Iman itu ada empat perkara; Tawakkal kepada Allah. Ridha (rela) dengan ketentuan-Nya. Pasrah kepada-Nya Dan menyerahkan segala urusan hanya kepada-Nya.
Iman adalah ketika melaksanakan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya. Dan iman adalah pengenalan lewat hati serta pengakuan dengan lisan dan pelaksanaan dengan anggota badan.
Akhlak

Janganlah kalian mengabaikan perbuatan bahil atau keseriusan dalam beribadah, hanya karena mengandalkan kecintaan kepada keluarga Muhammad saww.
Hati-hatilah dari sifat rakus dan hasud, karena keduanya telah menghancurkan umat yang terdahulu. Dan hati-hatilah dari sifat kikir, karena kekikiran merupakan suatu penyakit yang tidak boleh disandang seorang yang merdeka apalagi oleh seorang mukmin. Dan sifat bahil (kikir), merupakan kebalikan dari keimanan.
Sesungguhnya diam itu merupakan salah satu pintu hikmah. Dan diam itu akan membuahkan kecintaan serta akan jadi petunjuk setiap kebaikan.
Temanilah teman dekatmu dengan merendah diri (tawadhu) dan hati-hatilah terhadap musuhmu serta gaulilah manusia secara keseluruhan dengan senyuman.
Allah membenci perdebatan yang tidak bermanfaat serta pemborosan harta dan banyaknya pertanyaan tentang hal-hal yang tidak berguna.
Orang yang kikir tidak akan pernah merasakan ketenangan. Orang yang hasud tidak akan pernah merasakan kenikmatan. Para raja tidak akan mendapati janji. sedang si pembohong tidak akan mempunyai harga diri.
Al-Qur’an

Suatu hari Imam Ridha a.s. berbicara tentang Al-Qur’an, beliau mengagungkan hujjahnya, dan bukti mukjizat pada susunannya yang luar biasa. Kemudian beliau bersabda: Aturannya adalah tali Allah yang kuat dan kokoh, jalan-Nya yang lurus yang akan menuntun ke arah surga serta menyelamatkan dari siksa api neraka. Tidak akan lapuk ditelan masa dan tidak kotor di ucapkan lisan, karena Al-Quran tidak diciptakan untuk zaman tertentu saja dan dapat dij adikan bukti kebenaran dan hujjah atas manusia. Tidak sedikit pun tercampur dengan kebatilan, dia adalah wahyu dari Dzat yang Maha Bijaksana dan maha Terpuji.
Aku bertanya kepada Imam Ridha a.s.: Apa pendapatmu tentang Al-Quran? Beliau menjawab: Ia adalah kalam ‘ Allah dan jangan kalian berpendapat lebih dari itu, jangan pula mencari petunjuk dari selainnya agar tidak tersesat.

 

Kata-kata Amirul Mukminin menjelaskan kenyataan bahwa kesesatan kaum Khariji tidak disengaja melainkan karena pengaruh iblis. Mereka keliru menganggap salah sebagai benar lalu bersikeras padanya.

Jangan membunuh kaum Khariji sesudah saya,[1] karena orang yang mencari yang hak tetapi tidak menemukannya tidak sama dengan orang yang mencari kebatilan dan mendapatkannya (yang dimaksudnya adalah Mu’awiah dan kaumnya).
Sayid Radhi berkata: Yang dimaksud Amirul Mukminin ialah Mu’awiah dan orang-orangnya.

[1] Alasan menghentikan orang memerangi kaum Khariji ialah bahwa Amirul Mukminin jelas-jelas melihat bahwa sesudahnya wewenang dan kekuasaan akan jatuh ke tangan orang-orang yang tak tahu akan makna jihad yang sesungguhnya dan yang akan menggunakan pedang hanya untuk memelihara kekuasaannya. Dan ada orang yang bahkan melebihi kaum Khariji dalam mencerca dan mencemari Amirul Mukminin. Maka, orang-orang zalim tidak berhak memerangi orang yang salah.

Lagi pula, orang-orang yang dengan sengaja menempuh jalan batil tidak dapat diizinkan memerangi orang-orang yang salah karena kekeliruan. Jadi, kata-kata Amirul Mukminin menjelaskan kenyataan bahwa kesesatan kaum Khariji tidak disengaja melainkan karena pengaruh iblis. Mereka keliru menganggap salah sebagai benar lalu bersikeras padanya.

Pada sisi lain, posisi kesesatan Mu’awiah dan kalangannya lain; mereka menolak kebenaran dengan menyadari bahwa itu sebenarnya mcmang benar, dan mcnyukai kebatilan sebagai tata perilaku mereka dengan mengetahui sepenuhnya bahwa itu mcmang sebenarnya batil. Kesembronoan mereka dalam urusan keagamaan telah mencapai tahap yang tak dapat lagi dipandang sebagai akibat salah paham, tak dapat pula ditutupi dengan jubah kckeliruan penilaian. Karena, secara terang-terangan mereka melanggar batas-batas ketentuan agama dan tidak mempedulikan perintah Nabi (saw) tetapi mengikuti kehendak mereka sendiri.

Maka Ibn Abil Hadid menulis (dalam Syarh Nahjil Balaghah, V, h. 130), ketika sahabat Nabi, Abu ad-Darda’ melihat peralatan dari emas dan perak yang digunakan Mu’awiah, ia mengatakan bahwa ia telah mendengar Nabi berkata, “Orang yang minum dari wadah emas dan perak akan merasakan nyala api neraka dalam perutnya,” Mu’awiah mengatakan, “Saya tidak mclihat suatu kcburukan di dalamnya.”

Demikian pula, mengakui Ziyad ibn Abih sebagai saudara scayahnya mcnurut maunya sendiri merupakan suatu pengabaian total terhadap perintah Nabi; mencerca para anak cucu Nabi di mimbar, melanggar batas-batas syariat, menumpahkan darah orang-orang yang tak bersalah dan menempatkan diri di atas kaum Muslim (dengan mengaku Khalifah) adalah keji dan membuka jalan kepada kejahatan dan kekafiran; dengan scmua itu kita tak dapat mcngatributkannya sebagai salah paham. Mengatakan demikian sama saja dengan menutup mata terhadap kenyataan.

 

“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna.” (QS.Al-Baqarah:233)

Buku-buku tafsir seperti Durul Mantsur, tafsir Fakhrurrozi dan yang lainnya pernah mengangkat satu kejadian tentang “mengumpulkan dua ayat”. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa kejadian ini terjadi di zaman pemerintahan Umar dan sebagian lagi menyebut di zaman pemerintahan Ustman.

Dikisahkan ada seorang suami yang mengadukan istrinya pada khalifah di zaman itu. Ia mencurigai istrinya telah berbuat serong karena melahirkan anak sebelum waktunya. Ia baru menikahinya selama 6 bulan sementara istrinya sudah melahirkan.

Akhirnya diputuskan hukuman rajam oleh pemerintahan saat itu. Namun ada seorang sahabat yang melaporkan kejadian ini kepada Ali bin Abi thalib.

Beliau segera datang ke lokasi dan berkata, “Bukankah Allah Berfirman dalam Al-Qur’an

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً

“Dan Kami Perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan.” (QS.Al-Ahqaf:15)

Kemudian dalam ayat lain, Allah Berfirman

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna.” (QS.Al-Baqarah:233)

Pada ayat pertama, Allah Menyebut waktu mengandung hingga menyapih (mengakhiri masa menyusui) adalah 30 bulan. Lalu pada ayat kedua, Allah Mengajarkan waktu menyusui adalah 2 tahun penuh, yaitu 24 bulan. Maka 30 dikurangi 24 adalah 6 bulan. Maka menurut hukum Al-Qur’an, wanita itu sudah memasuki waktu untuk melahirkan.”

Akhirnya, sebagian riwayat menyebutkan wanita itu selamat dari hukumannya. Sementara riwayat yang lain menyebutkan bahwa ia sudah terlanjur dirajam dan meninggal dunia

 

“Carilah aku di tengah-tengah kaum lemah (tertindas), karena kalian hanyalah diberi rezeki dan ditolong berkat orang-orang lemah di antara kalian.”

Ketika Nabi Musa As bertanya kepada Allah Swt, “Tuhanku, di mana aku harus mencari-Mu?”. Lalu Allah Swt menjawab, “Carilah Aku di tengah-tengah mereka yang hancur hatinya, karena Aku mendekat kepada mereka setiap hari dua bentangan tangan. Jika tidak ada hal itu niscaya kalian hancur.”

Hilyah al-Awliya’, juz 6, hal 177
Senada dengan Nabi Musa as, Rasulullah Saw juga berpesan kepada umatnya, “Carilah aku di tengah-tengah kaum lemah (tertindas), karena kalian hanyalah diberi rezeki dan ditolong berkat orang-orang lemah di antara kalian.”

Sunan Abi Dawud juz 4 hal 236 hadis 2594
Kemudian Rasulullah saw juga berpesan, “Bila masyarakat sudah membenci orang-orang miskin dan menonjol-nonjolkan kehidupan dunia serta rakus dalam mengumpulkan harta, maka mereka akan ditimpa empat bencana. Yakni, zaman yang berat (penuh fitnah dan kesulitan), pemimpin yang zalim, penegak hukum yang khianat, dan musuh yang mengancam”.