کمالوندی

کمالوندی

Ayat ke 85-86

 

┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘ç┘Å┘à┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘ÄϬ┘É┘è┘ÄÏ®┘î ┘ü┘ÄϺÏÁ┘Æ┘ü┘ÄÏ¡┘É Ïº┘äÏÁ┘æ┘Ä┘ü┘ÆÏ¡┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¼┘Ä┘à┘É┘è┘ä┘Ä (85) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ«┘Ä┘ä┘æ┘ÄϺ┘é┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘Å (86)

 

Artinya:

Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (15: 85)

 

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (15: 86)

 

Dalam acara sebelumnya telah dijelaskan mengenai nasib sebagian umat-umat terdahulu seperti kaum Luth dan Tsamud. Ayat yang telah dibacakan ini dan ayat-ayat selanjutnya berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dan umat Islam agar mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu dan jangan coba-coba melakukan permusuhan dan keras kepala di hadapan ajaran-ajaran langit. Mereka harus memakai metode paling tepat saat menghadapi para penentang ajaran Ilahi.

 

Ayat-ayat ini mengisyaratkan kebenaran pencipta, Hari Akhir dan penciptaan alam oleh Allah swt, kemudian meminta kepada mukminin memaafkan para penentang agama.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Penciptaan punya tujuan dan akan berakhir pada dunia akhirat dan kiamat.

2. Pondasi akhlak Islam dalam memaafkan orang lain adalah iman kepada pencipta dan Hari Akhir. Bila kiamat benar dan semua manusia akan diperhitungkan amal perbuatannya, Mukminin hendaknya memaafkan orang lain agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka. Karena Allah akan memperhitungkan dosa-dosa orang kafir.

 

Ayat ke 87

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïó┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï│┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄϽ┘ÄϺ┘å┘É┘è ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘ÆÏó┘Ä┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘Ä (87)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung. (15: 87)

 

Setelah menjelaskan penciptaan langit, bumi dan keagungan penciptaan, ayat ini mengulas keagungan al-Quran. Maksud dari frase "Sab'an min al-Matsani" (tujuh ayat yang dibaca dua kali adalah surah al-Fatihah yang memiliki 7 ayat yang dua kali diturunkan dan dua kali dibaca ketika shalat. Surat ini terdiri dari dua bagian; pertama mengenai sifat-sifat Allah dan bagian lainnya menjelaskan kebutuhan manusia akan Allah. Penyebutan kata al-Quran yang agung setelah surat al-Fatihah menunjukkan urgensi dan keagungan surat ini, meskipun surat al-Fatihah bagian dari al-Quran.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pembuat hukum hakiki adalah Sang Pencipta. Allah yang menciptakan langit, bumi dan manusia berhak menetapkan undang-undang untuk manusia agar dapat memanfaatkan semua nikmat tersebut lebih baik.

2. Allah adalah pencipta tujuh langit dan menurunkan tujuh ayat surat al-Fatihah untuk menuntun manusia bermunajat dan memohon kepada penciptanya.

 

Ayat ke 88-89

 

┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘à┘ÅÏ»┘æ┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ ┘à┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘ç┘É Ïú┘ÄÏ▓┘Æ┘ê┘ÄϺϼ┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¡┘ÆÏ▓┘Ä┘å┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄϺϫ┘Æ┘ü┘ÉÏÂ┘Æ Ï¼┘Ä┘å┘ÄϺϡ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (88) ┘ê┘Ä┘é┘Å┘ä┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘Å (89)

 

Artinya:

Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (15: 88)

 

Dan katakanlah: "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan". (15: 89)

 

Ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw. Ayat ini memperingatkan Nabi Muhammad Saw agar tidak terpikat oleh nikmat dunia dan kemewahan yang dimiliki orang-orang kafir. Tentu saja larangan ini tidak berarti Nabi Muhammad Saw telah melakukan itu, tapi sebuah metode pendidikan ilahi mengenai Nabi Muhammad Saw agar umat Islam belajar bagaimana cara menghadapi Rasulullah Saw. Selain itu, kaum mukminin harus mengetahui bahwa tidak hanya mereka tapi juga para nabi tidak berhak melangkah lebih jauh dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah swt.

 

Jelas, Nabi Muhammad Saw tidak pernah punya kecenderungan terhadap kemewahan lahiriah dunia. Larangan ini sebuah peringatan dari Allah kepada utusan-Nya agar mewaspadai perilakunya. Tentu saja tingkat keberpalingan Nabi dari dunia yang dimiliki orang-orang kafir, sama dengan perintah Allah kepada kaum mukminin agar memperhatikan orang-orang miskin dan tidak mampu.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Lalai dari berbagai nikmat spiritual seperti al-Quran dan kecenderungan akan nikmat materi yang dimiliki orang-orang kafir, merupakan bahaya yang mengancam orang-orang mukmin.

2. Beperilaku lembut dengan masyarakat merupakan keistimewaan para pemimpin Ilahi yang harus dijadikan teladan oleh para pengikutnya.

Ayat ke 74-77

 

┘ü┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘ÄϺ┘ä┘É┘è┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï│┘ÄϺ┘ü┘É┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘à┘ÆÏÀ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ Ï¡┘Éϼ┘ÄϺÏ▒┘ÄÏ®┘ï ┘à┘É┘å┘Æ Ï│┘Éϼ┘æ┘É┘è┘ä┘ì (74) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘Ä┘ê┘ÄÏ│┘æ┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (75) ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ¿┘ÉÏ│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘ì ┘à┘Å┘é┘É┘è┘à┘ì (76) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ï ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (77)

 

Artinya:

Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. (15: 74)

 

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (15: 75)

 

Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). (15: 76)

 

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (15: 77)

 

Dalam kesempatan yang lalu telah kita sebutkan bahwa kaum Nabi Luth as terkena azab Ilahi berupa suara keras yang mengguntur ketika matahari terbit. Kaum Nabi Luth as kaget dan pingsan. Setelah suara gelegar tiba-tiba terjadi gempa bumi dahsyat yang membalikkan kota itu. Rumah-rumah terbalik menimpa penghuninya yang lagi tertidur. Dalam kondisi yang demikian turun hujan batu menghancurkan kota untuk membinasakan siapa saja yang masih selamat setelah suara menggelegar dan gempa bumi dahsyat.

 

Lanjutan ayat ini menyebut kota rusak kaum Nabi Luth as masih ada dan setiap konvoi yang melewati tempat itu dapat menyaksikannya. Tentu hanya orang-orang cerdas yang mengambil pelajaran setelah menyaksikan bekas-bekas kota ini. Karena semua ini menunjukkan kebesaran dan kekuatan Allah serta terbuktinya janji-janji Allah di dunia, sekaligus memperkuat keimanan masyarakat.

 

Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Tangan Allah senantiasa terbuka. Allah yang menurunkan hujan rahmat dari langit mampu menurunkan hujan batu yang menimpa kaum yang jahat dan membinasakannya.

2. Peninggalan dari umat-umat terdahulu hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi akan datang.

 

Ayat ke 78-79

 

┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ïú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¡┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘è┘Æ┘â┘ÄÏ®┘É ┘ä┘ÄÏ©┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (78) ┘ü┘ÄϺ┘å┘ÆÏ¬┘Ä┘é┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ¿┘ÉÏÑ┘É┘à┘ÄϺ┘à┘ì ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ì (79)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya adalah penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim. (15: 78)

 

Maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu benar-benar terletak di jalan umum yang terang. (15: 79)

 

Setelah membicarakan kaum Nabi Luth as, ayat 78-79 membahas tentang kaum Nabi Syu'aib as. Mereka hidup di daerah bernama Aikah yang sejuk dan subur. Kata Aikah sendiri berarti hutan. Perlu dibedakan antara daerah Aikah dan Madyan. Karena Nabi Syu'aib as diutus ke dua daerah ini.

 

Sekalipun ayat-ayat di atas tidak mengisyaratkan dosa-dosa penduduk kota Aikah, namun penyebutan kezaliman punya makna luas dan mencakup setiap dosa dan maksiat. Sejatinya dosa pada tingkat pertamanya kembali pada kezaliman dan dilakukan manusia kepada dirinya sendiri dan setelah itu kezaliman terhadap ajaran yang dibawa oleh para utusan Allah. Bila disebutkan bahwa kerusakan yang menimpa kaum Nabi Luth as masih ada, ayat-ayat ini juga menyebut kehancuran kota Aikah juga masih ada bekas-bekasnya dan dapat disaksikan oleh manusia setelahnya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Akibat dari kezaliman adalah kehancuran. Boleh jadi kezaliman individual tidak mengakibatkan azab dunia, tapi ketika kezaliman telah menguasai sejumlah kalangan masyarakat, azab ilahi bakal turun.

2. Menjaga dan melindungi peninggalan sejarah, baik itu orang-orang baik maupun tidak harus dilakukan untuk menjadi pelajaran orang-orang sesudahnya.

 

Ayat ke 80-84

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘â┘ÄÏ░┘æ┘ÄÏ¿┘Ä Ïú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¡┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Éϼ┘ÆÏ▒┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘É┘è┘å┘Ä (80) ┘ê┘ÄÏó┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ Ïó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘É┘å┘ÄϺ ┘ü┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÅÏ╣┘ÆÏ▒┘ÉÏÂ┘É┘è┘å┘Ä (81) ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘å┘ÆÏ¡┘ÉϬ┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¼┘ÉÏ¿┘ÄϺ┘ä┘É Ï¿┘Å┘è┘Å┘êϬ┘ïϺ Ïó┘Ä┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (82) ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÄϬ┘Æ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏÁ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ¡┘ÄÏ®┘Å ┘à┘ÅÏÁ┘ÆÏ¿┘ÉÏ¡┘É┘è┘å┘Ä (83) ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ║┘Æ┘å┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘â┘ÆÏ│┘ÉÏ¿┘Å┘ê┘å┘Ä (84)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul. (15: 80)

 

Dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling daripadanya. (15: 81)

 

Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. (15: 82)

 

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi. (15: 83)

 

Maka tak dapat menolong mereka, apa yang telah mereka usahakan. (15: 84)

 

Setelah membahas tentang kaum Nabi Luth dan Syu'aib as, ayat-ayat surat al-Hijr selanjutnya menceritakan kisah kaum Tsamud. Kaum ini membuat rumah-rumah mereka di dalam gunung. Itulah mengapa mereka disebut kaum Hijr. Ayat-ayat ini menyebut kaum Hijr punya kebiasaan mendustakan para nabi dan berpaling dari tanda-tanda dan mukjizat Ilahi. Mereka tidak pernah mengikuti ajakan seorang nabi pun. Nabi Saleh as diutus Allah ke kaum Hijr. Beliau menasehati mereka, namun tidak pernah diterima.

 

Kaum Hijr atau Tsamud sama seperti kaum Nabi Luth dan Syu'aib as terkena azab duniawi. Mereka binasa setelah muncul suara menggelegar dari langit. Sungguh menarik menyimak kisah kaum Tsamud yang membuat rumah mereka di dalam gunung, ternyata tidak mampu menyelematkan mereka dari azab Ilahi.

 

Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sikap permusuhan dan keras kepala bersumber dari kekafiran dan penentangan terhadap para nabi. Karena ucapan para nabi jelas, sederhana dan mudah dipahami.

2. Tidak ada yang mampu menghalangi kehendak Ilahi. Oleh karenanya kita jangan menyandarkan diri pada kekuasaan, kekayaan dan segala fasilitas yang ada di dunia. Semua ini tidak mampu menyelamatkan kita dari azab ilahi.

Ayat ke 65-66

 

┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ│┘ÆÏ▒┘É Ï¿┘ÉÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä Ï¿┘É┘é┘ÉÏÀ┘ÆÏ╣┘ì ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘É ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘ÄÏ¿┘ÉÏ╣┘Æ Ïú┘ÄÏ»┘ÆÏ¿┘ÄϺÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Ä┘ü┘ÉϬ┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘î ┘ê┘ÄϺ┘à┘ÆÏÂ┘Å┘êϺ Ï¡┘Ä┘è┘ÆÏ½┘ŠϬ┘ÅÏñ┘Æ┘à┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (65) ┘ê┘Ä┘é┘ÄÏÂ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï»┘ÄϺϿ┘ÉÏ▒┘Ä ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É ┘à┘Ä┘é┘ÆÏÀ┘Å┘êÏ╣┘î ┘à┘ÅÏÁ┘ÆÏ¿┘ÉÏ¡┘É┘è┘å┘Ä (66)

 

Artinya:

Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu". (15: 65)

 

Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. (15: 66)

 

Dalam acara sebelumnya telah dijelaskan bagaimana para malaikat setelah bertemu Nabi Ibrahim as mereka segera menemui Nabi Luth as dan mengabarkan tentang kehancuran kaumnya. Sementara di ayat yang telah dibacakan tadi menyebut para malaikat menyampaikan waktu dan bagaimana cara Nabi Luth as beserta rombongan keluar dari kota. Mereka menyampaikan janji pasti Allah akan menurunkan azab-Nya dan akan menghancurkan seluruh kaum Nabi Luth as. Benar, orang-orang yang bakal ditimpa ilahi itu saat diberitahu oleh Nabi Luth as mereka mengatakan, "Bila apa yang engkau katakan itu benar, percepat turunnya azab tersebut." Ucapan itu membuktikan betapa mereka memang layak ditimpa azab Ilahi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Saat azab ilahi turun sesuatu yang kering dan basah tidak terbakar bersama-sama dan hanya orang-orang jahat yang terkena azab, sementara orang-orang mukmin ditakdirkan selamat.

2. Ketika perbuatan dosa tidak lagi terbatas pada individu tapi telah menyebar menjadi dosa sosial, masyarakat harus menanti turunnya azab Ilahi.

 

Ayat ke 67-69

 

┘ê┘Äϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ»┘É┘è┘å┘ÄÏ®┘É ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ¿┘ÆÏ┤┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (67) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É ÏÂ┘Ä┘è┘Æ┘ü┘É┘è ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ü┘ÆÏÂ┘ÄÏ¡┘Å┘ê┘å┘É (68) ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘Ä┘é┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÅÏ«┘ÆÏ▓┘Å┘ê┘å┘É (69)

 

Artinya:

Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. (15: 67)

 

Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), (15: 68)

 

Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". (15: 69)

 

Ketika para malaikat memasuki rumah Nabi Luth as, isteri beliau menginformasikan kedatangan para tamu kepada para penentang Nabi Luth as. Setelah mendapat berita dari isteri Nabi Luth as, mereka segera mengelilingi rumah beliau. Nabi Luth as kemudian mendatangi mereka dan berkata, "Mereka ini adalah tamu-tamu saya. Oleh karena itu jangan melakukan apa-apa terhadap mereka sehingga saya menjadi malu."

 

Dari tiga ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Masyarakat pendosa selalu mendorong sesamanya untuk melakukan dosa dan saling memberikan informasi untuk melakukan itu.

2. Tamu punya posisi tertentu yang dihormati dan tuan rumah punya kewajiban melindungi kehormatan dan hak-haknya.

 

Ayat ke 70-71

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘å┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Ä┘â┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄϺ┘ä┘Ä┘à┘É┘è┘å┘Ä (70) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É Ï¿┘Ä┘å┘ÄϺϬ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄϺÏ╣┘É┘ä┘É┘è┘å┘Ä (71)

 

Artinya:

Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" (15: 70)

 

Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (15: 71)

 

Nabi Luth as menghalangi mereka untuk mengganggu tamu-tamunya. Menghadapi sikap Nabi Luth as, mereka malah dengan congkak berusaha memutarbalikkan fakta dan mengatakan, "Engkau tidak memberi izin mereka menjadi tamumu. Oleh karenanya keluarkan mereka dari rumahmu dan berikan kepada kami. Nabi Luth as yang mengetahui niat buru mereka mengatakan, "Bila kalian memang berkata benar, mengapa kalian punya niat buruk terhadap tamu-tamuku. Ini putri-putriku. Nikahilah dengan mereka dan jauhkanlah diri kalian dari perbuatan dosa. Karena pernikahan adalah cara alami manusia untuk menuntaskan insting alamiahnya. Mengapa kalian malah ingin melakukan perbuatan terlarang, melakukan hubungan sesame jenis? Namun jelas mereka tidak punya jawaban pasti dan bersikeras agar keingingin mereka terpuaskan.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Bila masyarakat telah rusak, baik mereka melakukan kejahatan atau dosa biasanya mereka malah merasa dirinya sebagai yang benar dan menuntut orang-orang saleh agar menuruti keinginannya.

2. Untuk menahan seseorang melakukan dosa harus dilakukan dengan memperkenalkan masyarakat akan cara-cara yang benar dan halal. Dengan mengetahui itu mereka akan menahan dirinya dari berbuat dosa. Karena Islam tidak memerintahkan untuk melenyapkan naluri manusia tapi mengajarkan manusia agar memanfaatkannya dengan benar.

 

Ayat ke 72-73

 

┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘ü┘É┘è Ï│┘Ä┘â┘ÆÏ▒┘ÄϬ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ç┘Å┘ê┘å┘Ä (72) ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÄϬ┘Æ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏÁ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ¡┘ÄÏ®┘Å ┘à┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (73)

 

Artinya:

(Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". (15: 72)

 

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. (15: 73)

 

Sekalipun Nabi Luth as telah mengajukan permintaan yang tepat kepada mereka, namun para pendosa ini tetap ingin melakukan dosa. Tampaknya mereka merasa nikmat melakukan dosa. Mereka tidak melihat kebenaran dan tidak tahu apa itu kebenaran. Dalam kondisi yang demikian, Allah akhirnya menurunkan azab-Nya kepada umat Nabi Luth as dengan suara keras yang mengguntur yang mengakibatkan munculnya gempa bumi hebat. Mereka semua binasa dan hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi masa depan sehingga tidak mencontoh kaum ini yang menjadikan kebaikan sebagai kemungkaran dan sebaliknya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dosa juga dapat membuat orang kecanduan dan mengotori akal manusia. Perbuatan dosa dapat menyimpangkan manusia sehingga melihat segalanya terbalik.

2. Azab Ilahi tidak hanya terjadi di Hari Kiamat dan masyarakat yang melakukan perbuatan dosa dapat ditimpa azab Ilahi di dunia ini juga.

Ayat ke 54-56

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïú┘ÄÏ¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÄÏ▒┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Å┘ê┘å┘É┘è Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘à┘ÄÏ│┘æ┘Ä┘å┘É┘è┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘â┘ÉÏ¿┘ÄÏ▒┘Å ┘ü┘ÄÏ¿┘É┘à┘Ä Ï¬┘ÅÏ¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (54) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ï¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘É ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Å┘å┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÄϺ┘å┘ÉÏÀ┘É┘è┘å┘Ä (55) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄÏÀ┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘É Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘äÏÂ┘æ┘ÄϺ┘ä┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä (56)

 

Artinya:

Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?" (15: 54)

 

Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa". (15: 55)

 

Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". (15: 55)

 

Dari tiga ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kita jangan menganggap tangan atau kekuasaan Allah terbelenggu, karena tidak ada urusan apa pun yang tidak mungkin bagi-Nya. Wajar bila manusia terheran-heran dengan peristiwa-peristiwa luar biasa, sekalipun itu hanya sebuah pesan. Masalah ini tidak bertentangan dengan tauhid dan keesaan Allah.

2. Para nabi sejatinya tengah dididik oleh Allah dengan peringatannya kepada mereka seperti "Jangan engkau berputus asa!" Hal ini juga tidak bertentangan dengan keterjagaan mereka dari perbuatan dosa(ishmah).

 

Ayat ke 57-58

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ Ï«┘ÄÏÀ┘ÆÏ¿┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (57) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ïú┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘É┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘à┘Åϼ┘ÆÏ▒┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (58)

 

Artinya:

Berkata (pula) Ibrahim: "Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para utusan?" (15: 57)

 

Mereka menjawab: "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa. (15: 58)

 

Dalam lanjutan pembicaraan Nabi Ibrahim as dengan para malaikat semakin jelas bahwa tujuan asli kedatangan mereka tidak untuk memberi kabar gembira kepada beliau, tapi mereka diperintahkan untuk menghancurkan kaum Luth as. Perlu diketahui bahwa Nabi Luth as yang diutus untuk menunjuki kaumnya termasuk para nabi yang berada di bawah pengawasan Nabi Ibrahim as. Oleh karenanya, para malaikat pertama mendatangi Nabi Ibrahim as memberitahukan masalah ini agar beliau tahu proses sunnah Ilahi sekaligus menjaga urutan dan silsilah para nabi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para malaikat adalah pelayan sistem keberadaan dan petugas pelaksana perintah Ilahi. Mereka mendoakan dan meminta ampun dosa-dosa orang mukmin dan untuk orang-orang jahat mereka meminta agar Allah menyegerakan azab.

2. Bila perbuatan dosa telah menyeluruh di kalangan masyarakat, kepastian turunnya azab ilahi telah di depan mata dan mereka akan diazab di dunia.

 

Ayat ke 59-60

 

ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ïó┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ì ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘à┘Å┘å┘Äϼ┘æ┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘É┘è┘å┘Ä (59) ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘à┘ÆÏ▒┘ÄÏú┘ÄϬ┘Ä┘ç┘Å ┘é┘ÄÏ»┘æ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ║┘ÄϺϿ┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä (60)

 

Artinya:

Kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanya. (15: 59)

 

Kecuali istrinya. Kami telah menentukan, bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya)". (15: 60)

 

Lumrah bila Allah menghancurkan sebuah kota yang penduduknya tidak mampu memilah antara kebaikan dan keburukan. Itulah mengapa para malaikat kepada Nabi Ibrahim as berkata, "Keluarga Nabi Luth as yang tidak melakukan perbuatan dosa tidak akan terkena azab ilahi dan sebelum azab itu turun, kami akan menginformasikannya kepada mereka agar segera meninggalkan kota. Tentu saja isteri Nabi Luth as yang memusuhinya dari dalam melaporkan informasi yang ada kepada kaum Luth dan ia ikut terkena azab Ilahi. Isteri Nabi Luth as terkena azab Ilahi karena tidak diberitahukan waktu persisnya kapan harus keluar dari kota.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pengikut hakiki para nabi tidak bakal terkena azab duniawi dan Allah akan menyelamatkan mereka.

2. Dalam ideologi para nabi, displin atau ketaatan merupakan prinsip penting dan bukan hubungan keluarga. Oleh karenanya kita saksikan dalam surat ini bagaimana isteri Nabi Luth as ikut terkena azab ilahi.

 

Ayat ke 61-64

 

┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïó┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ì Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (61) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘Å┘å┘Æ┘â┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (62) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ï¿┘Ä┘ä┘Æ Ï¼┘ÉϪ┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘É ┘è┘Ä┘à┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (63) ┘ê┘ÄÏú┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏÁ┘ÄϺϻ┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä (64)

 

Artinya:

Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya. (15: 61)

 

Ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". (15: 62)

 

Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (15: 63)

 

Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (15: 64)

 

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa para malaikat sesungguhnya ditugaskan untuk menghancurkan kaum Luth dan kehadiran mereka di sisi Nabi Ibrahim as sebagai bentuk penghormatan kepada seorang nabi besar. Sekalipun sebelum memberitahukan berita mengenai kehancuran kaum Luth, mereka terlebih dahulu memberikan kabar gembira bakal diberi anak. Setelah meninggalkan Babi Ibrahim as, Nabi Luth as pada awalnya tidak mengenal mereka karena muncul dalam bentuk pemuda tampan. Itulah mengapa beliau khawatir kaumnya akan berbuat yang tidak-tidak terhadap mereka. Namun setelah memperkenalkan dirinya sebagai malaikat, mereka mengatakan, kami diperintahkan untuk menurunkan azab Ilahi yang kaummu ingkari.

 

Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Jangan sampai kita mengolok-olok peringatan ilahi atau sampai meragukannya, karena mungkin kita yang akan ditimpa azab tersebut.

2. Siksaan ilahi senantiasa berlandaskan kebenaran dan keadilan.

Ayat ke 45-48

 

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘æ┘Ä┘é┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è ϼ┘Ä┘å┘æ┘ÄϺϬ┘ì ┘ê┘ÄÏ╣┘Å┘è┘Å┘ê┘å┘ì (45) Ϻϻ┘ÆÏ«┘Å┘ä┘Å┘ê┘ç┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘ì Ïó┘Ä┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (46) ┘ê┘Ä┘å┘ÄÏ▓┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è ÏÁ┘ÅÏ»┘Å┘êÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï║┘É┘ä┘æ┘ì ÏÑ┘ÉÏ«┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘ïϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï│┘ÅÏ▒┘ÅÏ▒┘ì ┘à┘ÅϬ┘Ä┘é┘ÄϺϿ┘É┘ä┘É┘è┘å┘Ä (47) ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘à┘ÄÏ│┘æ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘å┘ÄÏÁ┘ÄÏ¿┘î ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ Ï¿┘É┘à┘ÅÏ«┘ÆÏ▒┘Äϼ┘É┘è┘å┘Ä (48)

 

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (15: 45)

 

(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman" (15: 46)

 

Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (15: 47)

 

Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (15: 48)

 

Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai tempat orang-orang pendosa di neraka. Ayat-ayat 45 hingga 48 ini menjelaskan tempat orang-orang suci di surga. Allah Swt berfirman, orang-orang selalu bertakwa dan berusaha menjauhkan dirinya dari dosa di dunia ini, Allah Swt akan menganugerahkan nikmat yang banyak di surga sebagai pahala dan keselamatan, keamanan dan ketenangan jiwa di dunia.

 

Poin penting yang patut dicermati dari ayat-ayat ini terkait dengan dikeluarkannya rasa dendam dan buruk sangka kepada orang lain dari hati orang mukmin. Bila hal-hal buruk ini masih bersemayam dalam hati mereka, kesempatan untuk memasuki surga tidak akan terpenuhi. Surga bukan tempat perselisihan dan buruk sangka. Di sana tempat segala ketenangan dan keamanan. Berbeda dengan dunia yang terkadang ada kesejahteraan duniawi, namun kehilangan ketenangan jiwa atau sebaliknya. Sementara para Hari Kiamat, semua nikmat yang ada berkumpul untuk orang-orang yang dimasukkan ke dalam surga. Mereka mendapat kesejahteraan di tempat tinggalnya di surga. Keselamatan dan keamanan senantiasa bersama mereka dengan hubungan yang tulis antara sesama penghuni surga.

 

Dari empat ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa di dunia yang terbatas ini akan membawa keselamatan abadi. Oleh karenanya jangan menjual akhirat dengan dunia.

2. Kenikmatan surga bersifat universal. Para penghuni surga dianugerahi berbagai nikmat baik materi atau non materi, individual atau sosial dan keamanan. Namun yang paling penting dari semua itu adalah mendapat kerelaan dan salam dari Allah.

3. Di antara anggota masyarakat dan keluarga yang masih dipenuhi kedengkian dan permusuhan tidak akan masuk surga. Karena para penghuni surga tidak saling mendengki satu sama lainnya.

 

Ayat ke 49-50

 

┘å┘ÄÏ¿┘æ┘ÉϪ┘Æ Ï╣┘ÉÏ¿┘ÄϺϻ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘æ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘ŠϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘Å (49) ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘É┘è ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘Å (50)

 

Artinya:

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (15: 49)

 

Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (15: 50)

 

Setelah menjelaskan pahala orang-orang bertakwa, ayat-ayat ini berbicara kepada orang-orang pendosa bahwa bila bertaubat dan meninggalkan masa lalu kalian, ketahuilah, Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang akan mengampuni dosa-dosa kalian. Namun bila tetap bersikeras berbuat dosa dan mengulanginya, ketahuilah kalian akan menghadapi balasan ilahi yang sangat pedih. Tidak ada satu orang pun yang bakal lolos dari siksanya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Nabi diutus oleh Allah untuk menyampaikan cinta dan rahmat Allah kepada umat manusia. Nabi memberikan harapan akan ampunan Allah.

2. Rahmat Ilahi mendahului kemarahan-Nya, namun hal itu tidak boleh membuat kita sombong. Karena kesombongan akan menyeret kita ke neraka.

 

Ayat ke 51-53

 

┘ê┘Ä┘å┘ÄÏ¿┘æ┘ÉϪ┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ ÏÂ┘Ä┘è┘Æ┘ü┘É ÏÑ┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘É┘è┘à┘Ä (51) ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ü┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ï│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Äϼ┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (52) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ê┘ÆÏ¼┘Ä┘ä┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘å┘ÅÏ¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘â┘Ä Ï¿┘ÉÏ║┘Å┘ä┘ÄϺ┘à┘ì Ï╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ì (53)

 

Artinya:

Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim. (15: 51)

 

Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: "Salaam". Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu". (15: 52)

 

Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim". (15: 53)

 

Ayat-ayat ini menceritakan kisah Nabi Ibrahim as saat menerima para malaikat yang diturunkan dalam bentuk manusia. Karena turun dalam bentuk demikian, Nabi Ibrahim as tidak mengenal mereka sehingga menjadi takut. Setelah memperkenalkan diri sebagai utusan Allah yang membawa kabar gembira kepada Nabi Ibrahim as bahwa beliau akan dianugerahi seorang anak yang di masa depan menjadi orang pandai dan akan menghidupkan nama Ibrahim sepanjang sejarah.

 

Menarik sekali karena Allah Swt memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim as akan kelahiran kedua anaknya. Pertama kelahiran anaknya, Ismail dari isterinya yang bernama Hajar dan kini mengenai kelahiran anaknya, Ishaq dari isterinya Sarah. Sekaitan dengan Ismail, Allah menyebutnya Ghulam Halim dan Ishaq dengan sebutan Ghulam Alim.

 

Kabar gembira ini disampaikan kepada Nabi Ibrahim as yang telah berusia lanjut. Usia yang tidak memungkinkan seseorang mendapatkan keturunan secara alamiah. Namun Allah memberikan perhatian istimewa kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Allah mengabulkan doa mereka dan memberikan keturunan kepadanya.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kadang malaikat muncul dalam rupa manusia dengan izin Allah. Terkadang juga mereka tak dapat dikenal seperti yang terjadi pada diri Nabi Ibrahim as saat para malaikat dalam rupa manusia menemuinya, Nabi Ibrahim as tidak mengenal mereka.

2. Mengucapkan salam kepada orang lain merupakan etika langit. Itulah mengapa ketika bertemu dengan orang lain, para malaikat mengucapkan salam.

3. Sejarah kehidupan para nabi merupakan contoh akan perhatian Allah kepada manusia-manusia suci dan bertakwa.

Ayat ke 39-40

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ║┘Æ┘ê┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘É┘è ┘ä┘ÄÏú┘ÅÏ▓┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘Ä┘å┘æ┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄÏú┘ÅÏ║┘Æ┘ê┘É┘è┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘É┘è┘å┘Ä (39) ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï╣┘ÉÏ¿┘ÄϺϻ┘Ä┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ«┘Æ┘ä┘ÄÏÁ┘É┘è┘å┘Ä (40)

 

Artinya:

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (15: 39)

 

Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." (15: 40)

 

Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa iblis berada dalam barisan malaikat, namun Allah Swt mengusir dan melaknat Iblis karena menentang perintah-Nya untuk bersujud kepada Adam. Ayat ini menjelaskan, setelah Iblis diusir oleh Allah Swt, ia berjanji akan menyesatkan umat manusia. Namun demikian, Iblis tidak akan bisa menyesatkan orang-orang yang disebut Allah dengan sebutan mukhlas, yaitu mereka yang dibersihkan dan dijaga oleh Allah Swt dari perbuatan dosa.

 

Dalam ayat ini disebutkan bahwa setan menyesatkan pikiran dan perbuatan manusia dengan memoles dan membungkus perbuatan maksiat agar terlihat indah. Karena, ketika manusia melihat perbuatan maksiat sebagai keburukan, secara alamiah ia tidak akan terjerumus ke dalam kemaksiatan. Namun ketika manusia melihat keburukan sebagai kebaikan dan kemungkaran sebagai makruf, maka dengan mudah ia akan melakukan perbuatan maksiat. Dengan kata lain, setan tidak pernah memaksa manusia melakukan maksiat, karena setan hanya memoles dosa dengan kebaikan dan manusia sendirilah yang melakukan dosa tersebut.

 

Setan menyandarkan kesesatannya kepada Allah dengan mengatakan, "Ya Tuhanku, Engkaulah yang telah menyesatkanku." Hal tersebut merupakan tindakan keliru dan tanpa dasar, karena Allah Swt tidak pernah menyesatkan siapapun. Ketika seseorang memilih jalan yang salah, Tuhan tidak pernah menghalangi dan menutup jalannya. Sebab hal tersebut bertentangan dengan sunatullah yang memberikan ikhtiar dan kebebasan memilih kepada manusia dan jin. Iblis dengan pilihannya sendiri menentang perintah Allah. Demikian pula Allah memperlakukan para pendosa.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Terkadang orang-orang yang berdosa menjustifikasi perbuatan buruknya dengan menyandarkan perbuatan dosanya kepada Allah.

2. Untuk menyesatkan manusia, setan menggunakan cara memoles perbuatan maksiat dengan kemasan yang indah. Maka waspadalah terhadap berbagai tipu daya setan dan jangan termakan bujuk rayunya.

 

Ayat ke 41-42

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ÏÁ┘ÉÏ▒┘ÄϺÏÀ┘î Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘æ┘Ä ┘à┘ÅÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘é┘É┘è┘à┘î (41) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï╣┘ÉÏ¿┘ÄϺϻ┘É┘è ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ Ï│┘Å┘ä┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘î ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘É ÏºÏ¬┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ║┘ÄϺ┘ê┘É┘è┘å┘Ä (42)

 

Artinya:

Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). (15: 41)

 

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (15: 42)

 

Ketika setan mengatakan dirinya akan menyesatkan semua manusia dan hanya sedikit yang terjaga dari tipuannya, Allah Swt memberikan ketenteraman kepada orang-orang mukmin. Di ayat ini Allah Swt berfirman bahwa kaum mukminin tidak perlu khawatir atas godaan Iblis. Setan tidak memiliki jalan untuk mempengaruhi orang-orang mukmin dan hanya orang-orang yang mencari kesesatan sajalah yang berada dalam pengaruh setan. Allah Swt sendiri menjaga dan melindungi orang-orang mukmin sehingga mereka berada di jalan yang lurus.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para pendosa dengan pilihannya sendiri telah mengikuti setan dan setan tidak pernah memaksa mereka melakukan dosa.

2. Jika manusia bertakwa kepada Allah Swt maka ia akan terjaga dari godaan setan dan selamat dari kesesatan.

 

Ayat ke 43-44

 

┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï¼┘Ä┘ç┘Ä┘å┘æ┘Ä┘à┘Ä ┘ä┘Ä┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘É┘è┘å┘Ä (43) ┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï│┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘ÄÏ®┘Å Ïú┘ÄÏ¿┘Æ┘ê┘ÄϺϿ┘ì ┘ä┘É┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï¿┘ÄϺϿ┘ì ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¼┘ÅÏ▓┘ÆÏí┘î ┘à┘Ä┘é┘ÆÏ│┘Å┘ê┘à┘î (44)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. (15: 43)

 

Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (15: 44)

 

Salah satu ciri khas al-Quran adalah mengingatkan manusia agar tidak terjerumus dosa. Adalah satu kewajiban para nabi dan tanda kebaikan serta kasih sayang mereka adalah memberikan peringatan kepada umat manusia. Para pendosa tidak memasuki neraka dari pintu yang sama, sebab neraka memiliki tujuh pintu. Masing-masing orang yang dijebloskan ke dalam neraka akan melewati pintu yang sesuai dengan perbuatannya. Di ayat ini Allah Swt memperingatkan bahwa perilaku mengikuti setan akan membuahkan siksa neraka. Setan menyesatkan anak muda dengan cara tertentu dan orang tua disesatkan dengan cara lain. Laki-laki dan perempuan disesatkan dengan cara yang berbeda. Setan menyesatkan kalangan awam dengan cara yang berbeda dengan cara menyesatkan kalangan cendikia.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Neraka, seperti surga memiliki tingkatan-tingkatan. Setiap orang ditempatkan berdasarkan dosanya masing-masing.

2. Dunia bukanlah akhir kehidupan. Dalam setiap pilihan, kita harus mengedepankan masalah akhirat daripada dunia.

Senin, 30 Juni 2014 07:09

Ramadhan, Musim Semi Munajat 2

Salam sejahtera bagi para tamu Allah Swt, kepada orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, yang telah memerangi hawa nafsu mereka dengan kekuatan iman serta menjauhkan diri dari keburukan dan kemunkaran untuk menuju kebahagiaan dan keselamatan.

 

Salam sejahtera kepada mereka yang telah menimba berkah dan keutamaan di bulan mulia ini, dalam jamuan  agung ini. Tidak ada ungkapan yang dapat mewakili keagungan seluruh keutamaan pada bulan ini. Rasulullah Saw bersabda: "Pintu-pintu langit di buka pada malam pertama bulan Ramadhan dan tidak akan ditutup hingga akhir bulan."

 

Kita tahu bahwa obat-obatan itu pahit, akan tetapi manisnya kesehatan dan kebugaran yang menjadi acuan, dengan syarat jika dikonsumsi tepat pada waktunya, tidak terlambat atau terlalu cepat. Selain itu, dosisnya juga harus dijaga. Shalat sama seperti obat-obatan dan untuk sebagian orang shalat sama seperti obat yang pahit. Terkadang waktu subuh, di tengah hawa dingin yang menusuk tulang di musim dingin, seseorang harus terjaga dan berwudhu. Baginya, ini sangat sulit. Atau ketika seseorang sedang keasyikan menonton film dan ketika itu dia mendengar kumandang azan dan harus beranjak menuju masjid.

 

Ini bukan hanya terkait dengan shalat, melainkan setiap ibadah lain juga demikian. Namun jika manusia memiliki makrifat hakikat shalat, maka kepahitan itu akan menjadi manis dan mudah. Betapa banyak para auliya dan orang-orang mukmin, di tengah himpitan masalah dalam hidup, titik harapan dan ketenangan mereka ada pada shalat. Oleh karena itu dalam doa, kita meminta Allah Swt untuk mencicipkan manisnya zikir kepada-Nya untuk kita, atau dengan kata lain meminta kepada Allah untuk menunjukkan makrifat ibadah kepada kita.

 

Shalat juga sama seperti obat yang harus dikonsumsi tepat pada waktunya. Shalat harus ditunaikan pada waktunya. Karena filsafat shalat adalah meresapi keagungan Yang Maha Esa dan ini hanya dirasakan oleh orang-orang yang menunaikan shalat tepat waktu. Mereka yang menunaikan shalat diundur-undur pada hakikatnya sedang menyatakan "Ya Allah! aku lebih ,mengutamakan pekerjaanku dari pada menaati-Mu." Selain itu, shalat juga seperti obat yang harus dijaga, karena shalat adalah kebenaran dan oleh karena itu penunai shalat harus menjauhkan diri dari kebatilan, yakni jangan sampai ia ternodai kemunkaran dan keburukan. Karena jika tidak, shalat akan kehilangan pengaruhnya.

 

Anda ketika ingin menghangatkan ruangan dengan alat pemanas, maka Anda harus menutup semua celah dan jendela, karena jika tidak akan membuang-buang energi panas. Mengapa shalat kita tidak memberikan kita kehangatan pada jiwa kita, karena jendela telinga, mata dan mulut kita menganga. Kita mendengar segala sesuatu, kita melihat semua hal dan kita berucap sembarangan. Sama seperti sebuah gudang yang dipenuhi gandum akan tetapi pintu dan jendelanya terbuka lebar sehingga menjadi mangsa tikus, burung atau serangga.

 

Dengan demikian, orang yang ingin merasakan kehangatan dari khazanah shalatnya, maka harus menutup semua jendela yang masih terbuka pada dirinya. Jendela itu hanya dibuka ketika diperlukan.

 

Seorang mukmin menceritakan salah satu kenangannya di masa muda sebagai berikut: di masa muda, saya pergi ke kota Mashhad. Saya bertemu dengan almarhum Haj Syeikh Hasanali Nokhudaki,  seorang arif dan kemudian saya berkata kepadanya, "Saya punya tiga hajat penting dan saya ingin  Allah Swt mengabulkan ketiga-tiganya di saat saya masih muda. Untuk pengabulan hajat itu, saya minta Anda untuk mengajari saya sebuah amalan sehingga melalui amalan tersebut Allah Swt mempercepat pengabulan hajat saya."

 

Haj Syeikh Hasanali Nokhudaki bertanya kepada saya, "Apa yang kau inginkan dari Allah Swt?" Saya menjawab, "Salah satunya adalah agar di masa muda saya dapat pergi haji, karena haji di masa muda memiliki kenikmatan tersendiri." Syeikh mengatakan, "Tunaikan shalatmu di awal waktu dan berjamaah." Kemudian aku berkata, "Hajat keduaku, saya ingin Allah Swt memberi saya seorang istri yang baik." Syeikh berkata, "Tunaikan shalatmu di awal waktu dan berjamaah." Aku berkata, "Hajat ketigaku adalah agar Allah Swt memberiku pekerjaan yang terhormat." Syeikh kembali menjawab, "Tunaikan shalatmu di awal waktu dan berjamaah."

 

Setelah itu saya mengamalkan ucapan beliau dan saya melaksanakan shalat awal waktu dan secara berjamaah. Hasilnya, dalam tiga tahun, selain saya dapat pergi haji, Allah Swt juga memberikan kepada saya seorang istri yang salehah dan juga pekerjaan yang terhormat.

 

Bayangkan betapa indahnya jika di bulan Ramadhan ini, ketika mendengar adzan kita bergegas meninggalkan apa saja yang sedang kita kerjakan untuk wudhu' dan menunaikan shalat berjamaah. Ketika itu tidak akan ada jalan bagi masuknya pengaruh setan di hati kita. Seperti yang telah disebutkan dalam sabda Rasulullah Saw, "Selama mukmin menjaga shalat lima waktunya tepat pada waktunya, setan akan selalu takut padanya, dan ketika seorang mukmin lalai, maka setan akan berani untuk menjerumuskannya dalam dosa-dosa besar."

 

Bulan Ramadhan adalah masa dan saat paling mulia menurut Allah Swt di antara  semua masa di sepanjang tahun. Pada bulan Ramadhan, Allah Swt memandang hamba-Nya dengan penuh rahmat serta mendengar munajat, menjawab ratapan dan mengabulkan hajatnya. Ketika Ramadhan tiba, Rasulullah Saw kepada kaum Muslimin bersabda, "Ketahuilah bahwa jiwa dan nyawa kalian terbelenggu oleh keburukan perilaku kalian. Maka lepaskan jiwa kalian dari tali setan dengan beristighfar dan memohon ampunan, serta tunjukkan kepapan kalian dengan lama bersujud di atas tanah, dan dengan demikian kalian menanggalkan beban berat dosa dari pundak kalian, karena Allah Swt telah bersumpah atas kemuliaan-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab para penunai shalat dan orang-orang yang bersujud, dan api neraka tidak akan membakar mereka."

 

Orang yang masih memiliki fitrah murni yang mengakar dalam lubuk jiwanya yang terdalam, maka ketika dia melihat kembali perilakunya, dia akan sadar betapa banyak nikmat Allah Swt yang telah dilimpahkan kepadanya yang akhirnya menjadi sarana untuk mengingkari dan menentang Allah Swt. Oleh karena itu, dia akan merasa penyesalan dan malu di hadapan Allah Swt.

 

Dalam suarat al-Zumr ayat 53, Allah Swt menyeru hamba-Nya untuk menghindari keputusasaan di hadapan Allah Swt dan berfirman, "Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian telah israf dan menzalimi diri kalian sendiri! Jangan kalian putus asa atas rahmat Allah Swt karena Allah akan mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia maha Pengampun dan Penyayang."

 

Imam Ali bin Husein as, yang dikenal dengan Zainul Abidin, karena munajat-munajat beliau, membuka ufuk terang bagi umat manusia dalam berkomunikasi dengan Allah Swt. Beliau bermunajat kepada Allah Swt dengan hati penuh harapan dan keinginan dan dengan mengungkapkan kehinaan, kekhusyukan dan juga mengharapkan rahmat-Nya, serta memohon ampunan-Nya.

 

Pada bulan penuh berkah ini, kita bersama-sama menyimak munajat Imam Zainul Abidin as: "Ya Allah, kekhilafana telah menutupiku dengan pakaian kehinaan dan jauh dari-Mu telah menempelkan pakaian kemiskinan pada diriku, dan kejahatan terbesarku (hawa nafsu) telah membinasakan hatiku. Maka wahai tujuanku, dan wahai yang kuinginkan dan harapanku, dengan bertaubat  pada-Mu, maka hidupkanlah hatiku. Wahai harapan, tujuan dan keinginanku, sumpah atas kemuliaan-Mu bahwa aku tidak menemukan pengampun selain-Mu dan tidak ada pengobat lara hatiku ini selain-Mu, kepada-Mu aku merendahkan diri dengan taubat dan aku berserah diri padamu dengan penuh hina, jika Kau usir aku dari sisimu, maka kepada siapa aku akan berpaling? Dan jika Kau tolak aku dari pintu-Mu, maka kepada siapa aku akan berlindung? Ya Allah! Naungi dosa-dosaku dengan awan rahmat-Mu, dan kerahkan awan kasih sayang-Mu menuju aib-aibku.

 

"Ya Allah! Apakah hamba yang lari tidak punya tempat kembali kecuali kepada tuannya? Atau adakah orang yang akan melindunginya dari murka tuannya, kecuali tuannya sendiri yang melindungi?"

 

"Ya Allah! Jika ketidaktaatan dan dosa hamba-Mu sangat buruk, maka ampunan dari-Mu sangat indah. Wahai jawaban orang-orang papa, wahai penghapus kerugian, wahai yang memiliki banyak kebaikan, wahai yang Maha Mengetahui segala hal yang tersembunyi, wahai yang menyembunyikan keindahan, aku memohon syafaat-Mu atas kemurahan dan kemuliaan-Mu, aku bertawasul kepada-Mu, dengan keagungan-Mu kabulkanlah doaku, jangan Kau patahkan harapanku, terimalah taubatku, dan dengan kebaikan dan kasih sayang-Mu abaikanlah kekhilafanku, wahai Yang Maha Pengasih dari segala pengasih."(

Senin, 30 Juni 2014 07:06

Ramadhan, Musim Semi Munajat 1

Bulan Ramadhan telah tiba, menerangi hati para hamba. Aroma sorga mengharumi jamuan kita, jamuan dari Sang Pencipta. Bulan Ramadhan, bulan kerinduan dan munajat kepada Allah Swt. Bulan yang di dalamnya, Allah Swt mengundang semua hambanya untuk menghadiri jamuan cahaya dan kebahagiaan untuk menerima pengampunan tertinggi dan rahmat tak terbatas-Nya. Sebuah jamuan yang penuh spiritualitas dan kesempurnaan yang menuntut para tamu untuk mengetahui dan menjaga tata cara jamuan tersebut untuk menerima lebih banyak manfaat. Kini Allah Swt kembali membuka jamuan megah ini untuk hamba-hamba-Nya dan semua diundang pada jamuan penuh berkah ini.  Bulan Ramadhan telah tiba, bulan pelepasan diri dari ketergantungan batil pada materi dan bulan penyucian diri.

 

Arif berkata, "Berbahagia bunga yang tumbuh dekat aliran air, karena akan segar dan mekar, berkembang, berwarna dan indah. Ketika Anda duduk di sampingnya, Anda akan merasa ceria. Dan malang bunga yang jauh dari air, dia akan layu dan kering. Manusia seperti bunga dan Allah Swt bak air kehidupan bagi bunga ini. Beruntung manusia yang  berada di jalan hidayah Allah Swt. Manusia itu akan indah dan segar. Dan celaka bagi orang yang jauh dari Allah Swt, seperti bunga yang jauh dari air atau cahaya mentari. Dan pasti yang meletakkan manusia di jalan Allah Swt adalah penghambaan dan ketaatan terhadap-Nya, tanpa syarat."

 

Jadilah penghamba, sehingga keyakinan dan makrifat akan menghampirimu. Penghambaan ini yang akan membuahkan ketakwaan. Ketakwaan yakni menjaga dan orang yang bertakwa adalah menjaga dirinya dari apa saja yang akan menjauhkannya dari Allah Swt. Penjagaan diri dan ketakwaan itu sendiri penuh berkah yang utamanya adalah kemudahan dalam hidup. Allah Swt dalam al-Quran Surat al-Talaq ayat dua berfirman:

 

┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å ┘è┘ÄϬ┘æ┘Ä┘é┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘Ä ┘è┘Äϼ┘ÆÏ╣┘Ä┘ä ┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄÏ«┘ÆÏ▒┘Äϼ┘ïϺ

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."

 

Ini bukan berarti tidak ada kesulitan. Tidak! Melainkan ketika dia menghadapi masalah, dia tidak akan merasa terhimpit dan dengan mudah melaluinya. Seperti seekor kuda yang dengan mudah melompati rintangan di jalannya. Ketakwaan akan membentuk manusia seperti penunggang kuda yang lihai dalam melintasi halangan. Berkah lain dari ketakwaan adalah manusia yang bertakwa tidak akan terjebak dalam kebingungan dan selalu menemukan jalan keluar, seperti yang telah disebutkan dalam ayat tadi. Maka jika kita merasakan sangat terhimpit menghadapi masalah atau terjebak dalam kebingungan dan tidak mengetahui jalan keluarnya, sesunguhnya pada satu titik kita telah melupakan ketakwaan kita dan ketakwaan kita lemah.

 

Pada satu malam, seorang santri bernama Muhammad Baqer sedang menelaah kembali pelajaran di kamarnya, mendadak seorang gadis dengan terengah-engah masuk ke kamarnya. Gadis yang dari penampilannya diketahui adalah dari keluarga kerajaan itu, menutup pintu kemudian memberikan isyarat kepada santri yang sedang terbelalak menyaksikan kehadirannya untuk diam. Gadis itu bertanya, "Makan malam apa yang kau punya?" Muhammad Baqer menghidangkan apa saja yang dimilikinya.  Gadis itu melahap tawaran santri kemudian tidur di salah satu sudut kamar, adapun Muhammad Baqer melanjutkan telaahnya.

 

Di pihak lain, raja menginstruksikan pasukannya untuk mencari putrinya yang lari dari rumah. Keesokan pagi, putri raja itu keluar dari kamar dan pasukan kerajaan menangkapnya bersama santri itu serta membawa mereka menghadap raja. Shah Abbas, raja dari Dinasti Safavi, dengan nada geram bertanya pada santri itu, "Mengapa kau tidak memberi tahu kami kalau putriku ada bersamamu?" Muhammad Baqer menjawab, "Putri mengancam akan menyerahkanku pada tukang jagal jika aku memberitahu keberadaannya."

 

Kemudian Shah Abbas menyelidiki apa yang terjadi dan dia mengetahui bahwa santri ini belajar sampai pagi dan tidak melakukan apapun terhadap putrinya. Shah bertanya kepada santri, "Bagaimana kau bisa melawan hawa-nafsumu?" Muhammad Baqer kemudian menunjukkan 10 jarinya yang semuanya hitam terbakar. Shah Abbas menanyakan sebabnya dan santri itu menjawabnya, "Ketika putri tertidur, hawa nafsu menggodaku untuk mendekatinya, akan tetapi setiap kali hawa nafsu menggoda aku meletakkan jariku di atas api lilin agar aku merasakan api neraka jahannam dan pada akhirnya seperti ini aku melewati malam hingga pagi melawan hawa nafsuku, dan berkat bantuan Allah Swt, setan tidak mampu menjerumuskanku ke jalan menyimpang dan membakar imanku."

 

Shah Abbas menyukai ketakwaan dan keimanan santri muda ini dan dia memerintahkan agar putrinya dinikahkan dengan Muhammad Baqer. Shah Abbas menjulukinya dengan nama Mirdamad yang di kemudian hari termasuk di antara para filsuf dan ulama terkemuka. Nama Mirdamad dikenang ulama dan filsuf besar hingga kini.

 

Bulan Ramadhan merupakan bulan terbaik dan utama dalam Islam. Bulan Ramadhan juga dikenal dengan nama "bulan jamuan Allah Swt". Selain sebagai bulan puasa dan pembacaan al-Quran, bulan ini juga merupakan kesempatan terbaik untuk bermunajat dan terkabulkannya doa. Doa, akan menjaga hati manusia selalu mengingat Allah dan ini akan memperkokoh iman dan ketakwaan. Oleh karena itu para nabi dan wali Allah Swt, selalu berdoa untuk semakin mendekatkan diri dengan Allah Swt.

 

Imam Ali bin Husein as, adalah salah satu di antara wali dan cucu Rasulullah Saw. Beliau yang dikenal "Zainul Abidin" yang berarti hiasan bagi para hamba, memiliki banyak munajat yang sangat indah. Salah satu sahabat beliau bernama Tawus Yamani menukil, "Aku melihat Imam Sajjad as┬á di Baitullah al-Haram mulai dari awal malam hingga pagi, bertawaf, beribadah, menunaikan shalat malam, dan bermunajat kepada Kekasihnya seperti ini, ÔÇÿWahai Tuhanku bintang-bintang di langit telah menghilang, mata-mata telah terlelap, pintu-Mu telah siap untuk masuknya para peminta. Seorang pengemis sepertiku yang menuju gerbang-Mu demi mengharapkan ampunan dan rahmat-Mu, dan berharap Kau tidak mencegahnya menemui Rasul-Mu yang mulia di hari kiamat.' Kemudian air mata mengalir dari kelopak mata Imam seperti awan di musim semi dan beliau berucap, ÔÇÿWahai Tuhan... Kau suci dari segala aib dan kekurangan, masyarakat terus melanjutkan maksiat dan dosa seakan-akan mereka jauh dari pandangan-Mu, dan Kau sedemikian sabar seakan-akan mereka tidak berbuat dosa. Sedemikian rupa Kau mencintai umat dengan cara-cara baik-Mu seakan Kau membutuhkan mereka, sementara wujud sucimu tidak membutuhkan dari semua wujud dan unsurnya.' Setelah itu Imam Sajjad as ┬ábersujud dengan penuh kecintaan yang tidak dapat digambarkan."

 

Imam Zainul Abidin (as), dengan kondisi yang sama bermunajat kepada Allah pada bulan penuh berkah Ramadhan. Beliau bersyukur dan menghaturkan puja dan puji kepada Allah Swt  yang telah memberikan kesempatan bagi hamba-hamba-Nya untuk menikmati bulan mulia ini.

 

Pada bulan Ramadhan ini kita teringat sabda Rasulullah Saw bahwa semua pintu langit dibuka dan jilatan api neraka dipadamkan di bulan rahmat ini. Mari kita bersama sama menerangi hati dengan cahaya ketakwaan dan menikmati manisnya ketakwaan dan menjauhkan diri dari selain-Nya. Amin.

Senin, 30 Juni 2014 06:31

1 Ramadhan, Awal Ramadhan

Awal Ramadhan

 

Hari ini adalah awal bulan Ramadhan. Bulan diturunkannya al-Quran dan berkah ilahi. Allah menjadikan bulan ini sebagai bulan rahmat dan berkah serta menyeru semua manusia menjadi tamu-Nya.

 

Dalam menjelaskan keagungan bulan ini, Rasulullah Saw menyebut harinya merupakan hari terbaik dan malamnya adalah malam-malam terbaik. Beliau kemudian meminta kepada umat Islam untuk memanfaatkan seluas-luasnya berkah yang ada di bulan ini.

 

Selain itu, di dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang disebut Lailatul Qadar. Satu malam yang sangat penting di bulan ini. Karena Allah Swt dalam al-Quran pada ayat pertama hingga ketiga surat al-Qadr berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."

 

Syahadah Imam Ali as dan kelahiran Imam Hasan as, cucu Rasulullah Saw merupakan dua peristiwa lain di bulan Ramadhan. Kita berdoa kepada Allah Swt agar membantu kita meraih berkah spiritual di bulan agung ini, sehingga mendapat rahmat dan maghfirah-Nya.

 

Abu Ali Sina Wafat

 

Tanggal 1 Ramadhan tahun 428 Hq, Abu Ali Sina atau Ibnu Sina, seorang ilmuwan besar muslim, menutup usia pada usia 58 tahun, di kota Hamedan, Iran. Ibnu Sina pada usia remaja telah menghapal al-Quran dan kemudian mempelajari ilmu teknik dan astronomi. Pada usia 18 tahun, Ibnu Sina telah menguasai semua ilmu yang berkembang pada zaman itu. Meski menguasai sangat banyak bidang ilmu, Ibnu Sina paling terkenal atas kemampuannya di bidang kedokteran.

 

Atas keberhasilannya mengobati seorang raja Dinasti Samani, Ibnu Sina diizinkan untuk memanfaatkan perpustakaan besar yang dimiliki oleh raja tersebut. Ibnu Sina kemudian banyak melakukan penelitian di perpustakaan tersebut.

 

Karya-karya penulisan yang dihasilkan Ibnu Sina sedemikian hebatnya, sehingga menajdi rujukan bagi para ilmuwan di berbagai zaman dan berbagai tempat, termasuk di dunia Barat. Karya terkenal Ibnu Sina antara lain berjudul Syifaa, yang merupakan buku filsafat danQanun yang membahas tentang masalah kedokteran.

 

Ibnu Khaldun Lahir

 

Tanggal 1 Ramadhan tahun 732 Hq, Ibnu Khaldun, sosiolog, sejarawan, dan politisi muslim termasyhur, terlahir ke dunia di Tunisia. Kehidupan Ibnu Khaldun dapat dibagi ke dalam tiga periode. Periode pertama adalah masa ketika Ibnu Khaldun menuntut berbagai bidang ilmu. Dalam periode kedua kehidupannya, Ibnu Khaldun terjun ke dunia politik dan sempat menjabat berbagai posisi penting kenegaraan. Namun, akibat fitnah dari lawan politiknya, Ibnu Khaldun dijebloskan ke dalam penjara.

 

Setelah keluar dari penjara, dimulailah periode ketiga kehidupan Ibnu Kladun, yaitu berkonsentrasi di bidang penelitian dan penulisan. Karya-karya Ibnu Khladun yang terkenal di antaranya berjudul Tarikh Ibnu Khaldun atau Sejarah Ibnu Khaldun yang terdiri dari tujuh jilid. Kitab ini juga memuat bab pendahuluan yang terperinci dan terkenal dengan judulMukadimah Ibnu Khaldun.

 

Cendekiawan besar muslim ini meninggal dunia pada tahun 808 Hijriah.

Seorang komandan senior militer Irak mengatakan pasukan Peshmerga Kurdi telah menyita senjata berat dan peralatan militer di Kirkuk.

 

Letnan Abdul Amir al-Zaidi mengatakan pada hari Ahad(29/6) bahwa pasukan Kurdi menyerang pangkalan militer dan mengganggu situasi keamanan di Diyala dan Kirkuk.

 

Hal ini muncul setelah Presiden Pemerintah semi-otonom Regional Kurdistan (KRG) mengatakan pada hari Jumat bahwa KRG tidak akan mengembalikan kota kaya minyak Kirkuk ke Baghdad.

 

Komentar Masoud Barzani memicu reaksi marah dari beberapa politisi Irak yang memperingatkan konflik bersenjata dengan Kurdi dalam waktu dekat. Juga, beberapa anggota parlemen telah menuduh pasukan Kurdi memiliki hubungan dengan Israel.

 

Pasukan keamanan Kurdi mengambil kendali dari Kirkuk setelah pasukan Irak memasuki pertempuran dengan kelompok Daulah Islam Iraq wa Syam (DIIS) awal bulan ini.

 

Perkembangan terbaru muncul setelah eskalasi ketegangan antara pemimpin regional Kurdistan dan pemerintah pusat di Baghdad.

 

Pemerintah Irak telah berulang kali mengecam wilayah Kurdistan untuk mengekspor minyak tanpa persetujuan Baghdad.

 

Baghdad mengatakan ia memiliki hak tunggal untuk ekspor minyak mentah negara itu, tetapi Kurdi mengatakan mereka berhak untuk memasarkan sumber daya daerah mereka sendiri

 

Pemerintah Kurdistan juga menggunakan pipa ke kota pelabuhan Turki, Ceyhan untuk ekspor minyak mentah.