کمالوندی
Imam Husein, Simbol Keberanian dan Pengorbanan
Pada 3 Sya'ban tahun keempat Hijriah, rumah Ali as dan Fatimah as diterangi cahaya dan hati Rasulullah Saw diliputi kegembiraan dan kesenangan. Pada hari itu, Husein bin Ali as dilahirkan ke dunia untuk melanjutkan jalan yang sudah dirintis oleh kakeknya.
Sebuah hadis Qudsi berkata, "Ketika Husein lahir, Allah berfirman kepada Rasulullah, 'Selamat atas kelahiran di mana shalawat dan rahmat-Ku menyertainya, selamat atas engkau dan seluruh kaum Muslim karena hari besar ini, hari ketika Husein dilahirkan dan ia membawa bersamanya kebebasan, kecintaan, dan pengorbanan.'"
Hari ini, para pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia bersuka cita atas kelahiran Husein as, karena mereka memperoleh pelajaran berharga dari kehidupan, pemikiran, dan kebangkitannya; sebuah kehidupan yang sarat dengan makrifat dan kesempurnaan.
Nilai hakiki setiap insan bergantung pada ilmu pengetahuan, kesempurnaan, keutamaan, dan sifat-sifat moral. Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dari segi fisik, tapi perbedaan ini tidak membuat mereka lebih utama dari yang lain. Hal yang membuat mereka istimewa adalah ilmu, keutamaan, dan akhlak mulia, dan Husein as memiliki semua sifat ini secara utuh.
Imam Husein as
Imam Husein adalah salah satu insan teladan dalam sejarah umat manusia. Pengorbanan luar biasa, ketahanan, tawakkal, tekad yang kuat, kesabaran, dan keberaniannya di Karbala, hanya memperlihatkan sebagian dari kepribadian mulia Husein dan sifat-sifat ini membuat semua hati bergerak ke arahnya.
Faktanya, sifat berani dan tangguh tidak akan muncul pada setiap individu, kecuali ia juga menyandang sifat-sifat moral lainnya secara utuh. Sosok seperti ini harus memiliki kesempurnaan iman, makrifat, keyakinan, dan tawakkal sehingga dapat menjadi salah satu dari menifestasi kebesaran Tuhan.
Banyak tokoh besar telah lahir dari rahim sejarah dan masing-masing dari ketokohan mereka dikenal karena keberanian, kepahlawanan, kezuhudan, pemaaf, dan siap berkorban. Akan tetapi, kebesaran dan keutamaan kemanusiaan yang dimiliki oleh Imam Husein as benar-benar sulit ditemukan padanannya dalam sejarah.
Setelah Imam Husein as gugur syahid, Bani Umayyah melaknat Husein dan ayahnya, Imam Ali bin Abi Thalib di mimbar-mimbar selama 60 tahun atas tuduhan melakukan pemberontakan terhadap pemerintah. Meski demikian, tidak satu orang pun dari penguasa mampu merusak nama harum mereka sebagai teladan ketakwaan dan kemuliaan.
Mengenai kepribadian luhur Imam Husein as, seorang ulama Sunni Lebanon, Syeikh Abdullah al-'Alayili berkata, "Apa yang ada dalam riwayat dan sejarah Husein di tangan kami, kami menemukan bahwa Husein memiliki kesempurnaan takwa yang diteladani dari kakeknya dan ia adalah teladan sempurna dari sosok Rasulullah dari segala sisi. Dalam jihad, ia mengayunkan pedang dengan penuh pengorbanan dan tidak ada pekerjaan yang mencegahnya untuk melakukan tugas lain."
Bagi para reformis dan pemuka agama, yakin akan tujuan merupakan faktor penentu untuk mencapai kemajuan. Pemimpin yang yakin akan tujuannya akan melangkah dengan optimis untuk meraih tujuan, ia tidak akan goyah dan keyakinan ini membuatnya kuat. Seperti yang disinggung dalam surat al-Anfal ayat 2, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhan-lah mereka bertawakkal."
Rasulullah Saw – dengan keimanan dan keyakinan yang kuat – baik ketika menang atau pun ketika kalah secara lahiriyah, dengan penuh optimis dan yakin memajukan agenda-agendanya untuk meraih tujuan. Imam Husein as juga sama seperti kakeknya, dalam hal keimanan kepada tujuan dari kebangkitannya. Imam menilai satu-satunya cara untuk menyelamatkan Islam dan masyarakat Muslim adalah melawan skenario jahat Bani Umayyah dan tidak berbaiat dengan Yazid bin Mu'awiyah.
Oleh karena itu, Imam Husein as secara jujur dan tegas mengumumkan penentangannya terhadap kepemimpinan Yazid. Beliau tidak hanya mempelajari pelajaran iman dan keteguhan dalam agama dari kakek dan ayahnya, tapi dengan memikul beban ujian duniawi, telah mengantarkan dirinya ke puncak ifran dan makrifat Ilahi. Ia laksana gunung yang menjulang tinggi, kokoh dan tidak pernah goyah.
Imam Husein telah mencapai sebuah tahapan dari irfan dan makrifatullah sehingga peristiwa segetir apapun akan tampak indah di matanya. Menariknya, Sayidah Zainab as (saudari Imam Husein) juga menyaksikan keindahan yang sama. Ketika Gubernur Kufah, Ubaidillah bin Ziyad berkata kepadanya, "Lihatlah bagaimana perlakuan Tuhan terhadap saudaramu." Zainab menjawab, "Aku tidak melihat sesuatu kecuali keindahan."
Di mata Ahlul Bait, peristiwa Karbala meskipun perbuatan keji tentara Bani Umayyah, tetap terlihat indah karena kebesaran dan puncak kesabaran yang diperlihatkan oleh Imam Husein dalam menghadapi ujian.
Keberanian adalah salah satu sifat mulia kemanusiaan. Sebuah bangsa yang orang-orangnya tidak memiliki keberanian mental dan moral, maka dengan mudah akan ditaklukkan oleh musuh. Bahkan, kelangsungan hidup suatu negara, martabat dan wibawanya bergantung pada tingkat keberanian yang dimiliki oleh rakyatnya.
Seorang ulama besar Sunni, Ibn Abi al-Hadid ketika berbicara tentang keberanian Imam Husein as, menuturkan bahwa dalam hal keberanian, siapa sosok lain yang sama seperti Husein bin Ali as di Padang Karbala. Kami tidak menemukan seseorang di mana masyarakat telah menyerbunya dan ia telah terpisah dengan saudara, keluarga, dan sahabatnya, tetapi dengan keberanian bak singa, ia mematahkan pasukan berkuda. Apa yang anda pikirkan tentang sosok yang tidak tunduk pada kehinaan dan tidak berbaiat kepada mereka hingga gugur syahid.
Percaya diri adalah salah satu sifat utama manusia sukses. Para pemuka agama, semuanya telah mencapai puncak dari karakteristik ini, dan Imam Husein as sebagai pencetus Revolusi Asyura, memiliki karakteristik ini dalam bentuk yang sempurna. Kepercayaan dirinya sedemikian rupa sehingga kondisi apapun tidak merusak keputusan dan tekadnya, tetapi justru membuat Imam lebih tegas dalam mencapai tujuannya.
Di hari Asyura, Imam Husein as – saat kematian sudah di depan mata – tetap tidak gentar dan ia berdiri tegak di hadapan pasukan Umar ibn Sa'ad dan menyampaikan pesan kepada mereka. Beliau berkata, "Tidak, aku bersumpah demi Tuhan, aku tidak akan tunduk pada kehinaan dan tidak akan lari seperti para budak." Imam begitu teguh dalam membela tujuan dan keyakinannya, dan bahkan kondisi apapun tidak menghalangi dia untuk mencapai tujuannya.
Kedermawanan dan kemurahan hati Imam Husein as telah menjadi sebuah pepatah. Banyak ulama mengungkapkan fakta ini bahwa tidak ada yang bisa menandingi Imam Hasan dan Husein dalam kedermawanan dan kemurahan hati.
Dikisahkan bahwa suatu hari, Imam Husein as sedang shalat di rumahnya, seorang Arab Badui yang terjerat kemiskinan, tiba di kota Madinah dan mendatangi rumah beliau. Ia mengetuk pintu rumah sambil berkata, "Hari ini seseorang yang berharap kepadamu dan mengetuk pintu rumahmu, tidak akan berputus asa. Engkau adalah orang dermawan dan tambang kedermawanan. Wahai orang yang ayahnya adalah penghancur kezaliman!"
Imam Husein as mempersingkat shalatnya agar dapat memenuhi apa yang diinginkan orang itu. Ketika selesai shalat dan keluar melihat orang tersebut, Imam langsung memahami orang itu tidak punya apa-apa dan sangat miskin. Imam mendekatinya dan berkata, “Tetaplah di sini hingga aku kembali.”
Imam Husein as kemudian bertanya kepada pelayannya, “Berapa uang yang tersisa di tanganmu untuk pengeluaran sehari-hari kita?” Pelayan beliau menjawab, "Tinggal 200 dirham dan engkau telah berkata agar uang ini dibagikan kepada para kerabat.” Imam Husein berkata, “Bawa uang itu kepadaku! Karena ada seseorang di depan pintu yang lebih membutuhkannya.”
Pelayan kemudian pergi dan kembali ke hadapan Imam sambil membawa uang tersebut. Setelah menerimanya, Imam Husein as pergi ke depan pintu dan memberikan uang itu kepada orang miskin yang berdiri di sana. Imam berkata, “Ambillah uang ini dan terimalah permintaan maafku. Aku tidak punya uang lebih dari ini untuk diberikan kepadamu.”
Orang miskin itu menerima uang tersebut dan pergi dari rumah Imam. Ia tampak begitu gembira.
Mimpi Yang Telah ditafsirkan
Sayidah Fathimah termenung dan sedih...seandainya saja mimpinya tidak diceritakan kepada ayahnya...supaya...namun apa faedahnya? Memangnya bisa menahan qadha dan qadar ilahi? Memangnya manusia bahkan Rasulullah pun bisa mengubah Sunnah Ilahi?
Mimpi yang dialami Sayidah Fathimah dan ditafsirkan oleh Rasulullah Saw berakhir dengan sebuah kenyataan pahit yang harus diterima dan tidak ada jalan lain.
Sayidah Fathimah bermimpi memegang sebuah Quran dan membacanya, namun tiba-tiba Quran itu jatuh dari tangannya dan menghilang. Setelah bangun dari tidur, beliau sangat khawatir dan tidak tahu apa makna mimpinya. Beliau merasa bahwa makna mimpinya buruk. Keesokan harinya beliau menemui ayahnya dan menceritakan mimpinya. Rasulullah Saw berkata, “Cahaya mataku! Quran yang ada di tanganmu itu adalah aku. Ketahuilah bahwa sebentar lagi aku akan menghilang dari pandangan.”
Ucapan ayah ini benar-benar pahit dan Sayidah fathimah tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Beliau tidak tahu apa yang akan terjadi sepeninggal ayahnya dan yang terpenting adalah bagaimana beliau harus bersabar menghadapi musibah besar ini. Beliau tidak tahu harus bagaimana, karena sebelumnya tidak terpikirkan bahwa suatu hari akan kehilangan ayahnya.
Detik-Detik Perpisahan
Hari itu kondisi rumah Sayidah Fathimah lain daripada yang lain. Duka dan kesedihan telah meliputinya. Seakan-akan kejadian pahit akan mendatanginya.
Sayidah Fathimah memanggil Asma’ binti ‘Umais [istri Ja’far Thayyar, saudara Imam Ali]. Setelah menyampaikan pesannya, Sayidah Fathimah berkata, “Hai Asma’! Ini adalah detik-detik perpisahan.”
Sayidah Fathimah dalam kondisi berbaring di bawah. Kemudian menutupkan selimutnya ke wajahnya dan berkata, “Setelah beberapa detik panggillah aku! Bila aku tidak menjawab, ketahuilah bahwa aku telah pergi kepada ayahku...”
‘Asma bersedih dan duduk di samping putri Rasulullah Saw. Hatinya penuh kesedihan dan menangis sambil mengingat musibah yang menimpa putri Rasulullah Saw. Dia tidak percaya bahwa putri Rasulullah Saw dalam jarak waktu yang sangat pendek dari kematian ayahnya, sesegera ini menuju kepada ayahnya dan bertambahlah kesedihan umat Islam. Namun setelah beberapa detik sebagaimana yang dipesankan Sayidah Fathimah, Asma’ memanggil beliau. Tapi beliau tidak menjawabnya. Asma’ memanggil yang kedua kalinya. Tapi kali ini juga tidak mendapatkan jawaban. Begitu selimut itu disingkap dari wajahnya, Asma’ tahu bahwa Sayidah Fathimah telah meninggal dunia. Asma’ memeluk tubuh Sayidah Fathimah dan menciumnya, seraya berkata, “Fathimah sayang! Sampaikan salamku pada ayahmu!”
Asma’ dalam kondisi menangis dan penuh kesedihan keluar dari rumah mencari Hasan dan Husein. Kedua manusia mulia ini begitu menyaksikan Asma menangis dan sedih, bertanya, “Asma’ bagaimana keadaan ibu kami?!”
Asma’ tidak bisa menjawab. Keduanya paham bahwa telah terjadi kejadian tidak menyenangkan. Mereka menuju pada ibunya. Husein melihat ibunya sedang membujur menghadap kiblat. Begitu dia menggoyangnya, dia paham bahwa ibunya telah meninggal dunia. kesedihan telah menyelimuti hatinya, dia menghadap kepada saudaranya yang lebih besar Hasan dan berkata, “Saudaraku! Semoga Allah memberi kesabaran padamu! Ibu kita telah meninggal dunia.”
Hasan memeluk ibunya dan berkata, “Ibuku! Sebelum ruh dikeluarkan dari tubuhku, berbicaralah denganku...!”
Husein mencium kaki ibunya dan berkata, “Ibuku! Aku adalah anakmu. Sebelum hatiku robek, berbicaralah denganku...!”
Asma’ berkata, “Sayangku! Anak-anak Rasulullah! Pergilah dan beritahu ayahmu akan kematian istrinya!”
Keduanya keluar dari rumah. Di jalan keduanya menangis keras-keras dan berkata, “Ya Muhammad! Ya Muhammad! Sekarang musibah kematianmu menjadi baru bagi kami. Hari ini kami kehilangan ibu kami...”
Imam Ali as berada di masjid dan mendengar suara tangisa anak-anaknya. Hasan dan Husein menemui ayahnya dan mengucapkan belasungkawa padanya. Imam Ali pingsan mendengar kabar ini. Kemudian wajanya diperciki air dan siuman. Dengan hati yang hancur beliau berkata, “Fathimah sayang! Ketika engkau masih hidup, aku selalu menenangkan hatimu atas musibah kematian Rasulullah. Sekarang, setelah kematianmu, dari siapa aku harus mendapatkan ketenangan?”
Muharam, Bulan Pengorbanan dan Cinta
Bulan Muharam telah tiba. Di bulan ini, hati orang-orang Mukmin di dunia berduka. Spanduk hitam dengan tulisan Husein menempel di masjid dan huseiniyah berbagai kota di Iran dan negara lain. Suasana duka bergema di mana-mana.
Berbagai acara duka peringatan kesyahidan Imam Husein dimulai tanggal satu hingga 10 Muharam. Semua ini menunjukkan kecintaan umat Islam kepada Imam Husein dan Ahlul Bait Nabi Muhamamd Saw.
Memasuki bulan Muharam, banyak pelajaran penting yang bisa dipetik sejak awal tentang perjuangan dan pengorbanan orang-orang yang mengabdikan dirinya untuk agama Islam. Selain Imam Husein, banyak figur lain seperti Abul Fadl Abbas dalam peristiwa Asyura yang menunjukkan pengorbanannya dalam berjuang membela agama ilahi.
Di masjid dan Huseiniyah, orang-orang berkumpul untuk memperingati perjuangan Imam Husein dan pengikutnya. Kedatangan Imam Husein bersama keluarga dan pengikutnya ke Karbala dari Madinah untuk menjemput kesyahidan hingga kini masih terus dikenang dan diambil pelajaran darinya.
Salah satu tradisi Asyura yang melekat dalam peringatan dan diwariskan secara turun-temurun bukan hanya di bulan suci Muharam adalah budaya memberi atau nazri. Di bulan Muharam, terutama tanggal 1 hingga 10 Muharam, tradisi nazri tersebut sangat jelas terlihat dalam bentuk pemberian makanan dan minuman, teh, susu dan lainnya.
Selain itu, di berbagai tempat di Iran misalnya, ada tempat air yang disediakan untuk siapa saja yang membutuhkan. Tradisi ini mengingatkan kita terhadap perjuangan Imam Husein bersama keluarga dan pengikutnya yang kehausan dan berada dalam kepungan pasukan musuh. Oleh karena itu, ada kebiasaan di kalangan sebagian orang yang meminum air sambil mengucapkan salam kepada Imam Husein.
Muharamul Haram adalah sebutan untuk awal bulan Muharam. Penamaan ini untuk menunjukkan posisi penting bulan Muharam. Di bulan ini, meskipun perang diharamkan, tapi terjadi pembantaian yang dilakukan pasukan yang mengaku muslim, tapi justru membunuh cucu Nabi Muhammad Saw dan keluarga serta pengikutnya.
Meskipun menorehkan duka, tapi banyak pelajaran penting yang bisa dipetik. Prinsip utama yang bisa diambil dari perjuangan Imam Husein di Karbala yang diperingati sejak awal Muharam berkaitan dengan nilai keikhlasan dan ketulusan berjuang demi mendapatkan ridha Allah swt bukan karena kepentingan pribadi maupun keluaga dan kelompok. Nilai tersebut ditunjukkan dengan jelas oleh Imam Husein.
Ulama akhlak terkemuka, Sheikh Mirza Malik Tabrizi dalam bukunya "Al-Muraqabah" mengingatkan pentingnya keikhlasan dan ketulusan dalam berjuang.
Sheikh Tabrizi menulis, "Para pencinta Rasulullah Saw sebaiknya menyiapkan hatinya sejak awal Muharam dengan diisi suasana duka dan menghindari sebagian kelezatan yang halal sekalipun, terutama tanggal sembilan dan sepuluh Muharam. Dianjurkan juga membaca ziarah Asyura sejak awal Muharam,". Semua ini dilakukan untuk menyiapkan diri menerima pelajaran penting dari perjuangan Imam Husein.
Peristiwa duka yang telah berlalu lebih dari 1000 tahun ini, hingga kini telah menguras tetesan air mata jutaan orang yang senantiasa memperingati perjuangan dan pengorbanan Imam Husein. Lebih dari itu, peristiwa ini juga memberikan inspirasi bagi banyak orang dan dari berbagai bangsa dunia untuk melawan kezaliman dan mewujudkan keadilan.
Salah satunya adalah kemenangan Revolusi Islam Iran yang mengambil inspirasi dari kebangkitan Asura Imam Husein. Upaya Imam Khomeini menggandengkan masalah Revolusi Islam dengan Revolusi Asyura dilakukan dalam dua tahap.
Pertama, di hari-hari Muharam pada tahun 1342 HS ketika para penceramah agama berbicara di setiap huseiniyah dalam acara pembacaan maqtal, karavan duka dan kidung duka.
Kedua, pada Muharram tahun 1357 HS, terutama ketika Imam Khomeini ra secara jelas menyatakan, "Bulan Muharam harus diperingati dan masyarakat menyelenggarakan acara Asyura."
Imam Khomeini menyebut bulan Muharam sebagai bulan kemenangan darah atas pedang, dan terjadinya perubahan besar dalam bentuk proses kebangkitan dengan spirit perjuangan Imam Husein.
Pemimpin India, Mahatma Gandhi belajar dari Husain tentang bagaimana kaum tertindas bisa bangkit menjadi pemenang, tanpa kekerasan. Karena itu, Asyura menjadi salah satu inspirasi utama dalam Islam, yang melampaui agama tapi nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keadilan. Imam Husein menampikan dirinya berjuang tanpa pamrih dan berkorban hingg syahid melawan penguasa lalim, Yazid.
Ketika segelintir Muslim mengkritik tindakan Imam Husein dan mengecam peringatan Asyura, Charles Dickens, seorang penulis dan kritikus sosial asal Inggris justru membelanya dengan mengatakan: “Jika Husein berjuang hanya untuk memuaskan keinginan dunianya saja… maka saya tidak mengerti mengapa saudari, istri, dan anak-anak menemaninya. Maka pasti ada sebuah alasan kuat, yakni dia berjuangan semata demi kemurnian Islam.” Oleh karena itu, Husein bin Ali bukan hanya sosok yang dapat menyatukan dua mazhab ahlusunah dan Syiah, bahkan lebih dari itu: menyatukan seluruh umat manusia.
Seorang penulis Kristen berkebangsaan Suriah, Antoine Bara, menghabiskan waktu selama enam tahun untuk melakukan penelitian tentang Imam Husein. Sekitar empat tahun dihabiskan untuk mempelajari berbagai macam referensi, dan dua tahun sisanya digunakan untuk menyusun buku yang berjudul Imam Hussein In Christian Ideology.
Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam 17 bahasa dan telah dicetak lebih dari 20 kali. Ketika ditanya tentang penyusunan buku tersebut, apakah itu murni riset atau keinginan khusus belaka, Bara menjelaskan, “Kedua-duanya. Pada awalnya, menulis buku bertujuan ilmiah akan tetapi ketika saya semakin menyelami lebih dalam dan lebih luas tentang topik sejarah ini, tumbuh sebuah perasaan kebesaran Husein pada diri saya. Manusia ini telah mengorbankan dirinya untuk agama, prinsip-prinsip, dan menyelamatkan Muslim dari penyimpangan dari Islam guna memastikan berlanjutnya pesan dan penyampaiannya dari satu generasi ke generasi lain."
Ketika orang-orang dari belahan dunia mengapresiasi buku tersebut dan ingin menerjemahkannya, Antoine Bara langsung menyetujui dan tidak mengambil keuntungan darinya. Ia mengatakan, “Saya tidak menulis buku itu demi mencari keuantungan, tapi karena keyakinan saya kepada Sayyidina Husein,".
Antoine Bara juga menegaskan bahwa Imam Husein bukan hanya milik Muslim saja, tapi juga milik seluruh dunia. Bara mengatakan bahwa Sayyidina Husein adalah “hati nurani agama”.
Seorang penganut agama Kristen seperti Bara begitu terpengaruh oleh Imam Husein karena pengorbanan dan cinta yang tulus Imam Husein dalam perjuangannya demi umat manusia. Dua nilai ini: pengorbaan dan cinta melampaui sekat agama, karena yang diperjuangan Imam Husein adalah kemanusiaan.
Kuat dan Mandiri, Bangsa Iran tidak akan Tunduk pada Musuh
Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran), Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan bangsa Iran adalah kuat dan mandiri, dan mereka tidak akan tunduk di hadapan kekuatan mana pun.
"Sejarah 40 tahun Revolusi Islam membuktikan bahwa bangsa Iran telah mengalahkan musuh di berbagai peristiwa dan mempertahankan kemandiriannya," ujarnya dalam kunjungan ke kota Mehdishahr, Provinsi Semnan pada hari Sabtu (15/9/2018) seperti dikutip media ISNA.
Brigjen Salami menuturkan opsi serangan terhadap Iran sudah dikesampingkan, karena situasi politik AS tidak mendukung perang dan negara mana pun juga tidak akan bergabung dengan Washington.
Namun, lanjutnya, Iran tetap mengawasi perilaku militer Amerika.
Mengacu pada serangan rudal Pasdaran ke basis kelompok teroris di Kurdistan Irak pekan lalu, Brigjen Salami menandaskan jika musuh ingin menyakiti Iran, Republik Islam akan memberikan pukulan yang tegas dan mematikan.
Israel Serang Bandara Internasional Damaskus
Rezim Zionis Israel pada Sabtu (15/9/2018) malam, menyerang Bandara Internasional Damaskus di ibukota Suriah.
Kantor berita resmi Suriah (SANA) melaporkan, satuan pertahanan udara Suriah menangkal serangan rudal Israel di Bandara Internasional Damaskus. Militer Suriah berhasil menembak jatuh sejumlah rudal musuh.
Beberapa sumber mengatakan rezim Zionis menembakkan enam rudal ke arah Bandara Internasional Damaskus.
Pada 3 September lalu, Israel juga menembakkan lima rudal ke salah satu pangkalan militer Suriah di wilayah Wadi al-'Uyun di pinggiran Hama. Sistem pertahanan udara Suriah berhasil menghancurkan kelima rudal tersebut.
Rezim Zionis sudah sering menyerang posisi tentara dan infrastruktur Suriah demi melindungi para teroris. Israel sangat mengkhawatirkan kekalahan teroris di negara itu.
Krisis Suriah meletus pada tahun 2011 menyusul serangan kelompok-kelompok teroris yang didukung AS dan sekutunya di kawasan terutama Arab Saudi, untuk mengubah perimbangan regional yang menguntungkan Israel.
Kesiapan Indonesia Gelar Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan persiapan pelaksanaan pertemuan IMF-World Bank hingga Sabtu mencapai 94 hingga 95 persen.
Menurut Luhut, dengan diresmikan Command Center ini bisa mengintegrasikan elemen-elemen dalam tugas gabungan.
"Command Center" atau Pusat Komando tersebut merupakan salah satu persiapan sarana dan prasarana penyelenggaraan IMF-WB untuk pengamanan kegiatan bergengsi itu. Di samping itu, nantinya tetap bisa dimanfaatkan untuk pertemuan-pertemuan besar pada masa mendatang.
Dari tempat tersebut, juga bisa dipantau 600 titik CCTV yang terpasang di seluruh kawasan penyelenggaraan pertemuan di berbagai kawasan di Bali, bahkan hingga ke Banyuwangi dan Lombok. Selain itu, sudah pula terkoneksi dengan sejumlah bandara lain.
Sementara itu, gubernur Bali Wayan Koster berharap pelaksanaan kegiatan akbar mulai 8 hingga 14 Oktober itu bisa berlangsung lancar dan aman.
Dukungan Pemerintah Provinsi Bali akan dilaksanakan sesuai dengan tugas yang diberikan.
Selain itu, Pemprov Bali juga telah menyiapkan karnaval budaya yang sebelumnya memang diminta khusus oleh Presiden RI Joko Widodo.
Mengenai masalah keamanan, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto menyebutkan sekitar 5.050 personel TNI Kodam IX/Udayana dikerahkan melakukan pengamanan pertemuan IMF-World Bank.
Terkait dengan ancaman teror, Benny mengatakan bahwa indikasi terkait dengan terorisme tidak ada. Sampai sekarang, situasi Bali masih aman dan kondusif.
Walaupun demikian, keamanan terus ditingkatkan dan beberapa langkah antisipasi juga dilakukan. Pada bulan sebelumnya juga sudah dilaksanakan cipta kondisi maupun operasi intelijen serta pengamanan di pintu-pintu masuk Bali
Selain pengendalian ancaman keamanan, pihaknya juga sudah mengantisipasi ancaman bencana alam yang akan terjadi. Semua sistem itu sudah diintegrasikan dengan Pusat Komando yang sudah sangat bagus.
Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan sekitar 3.500 hingga 5.000 investor mancanegara akan menghadiri pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Bali, 8-14 Oktober 2018. Para investor itu merupakan petinggi perusahaan.
Pertemuan keuangan yang diklaim terbesar tersebut diharapkan menjadi momentum dalam mengenalkan potensi di Indonesia di mata para penanam modal dunia itu.
Selain ribuan pengusaha atau investor itu, pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali akan dihadiri sekitar 3.000 hingga 4.000 delegasi resmi, pengamat (1.000), wartawan (1.000), staf IMF dan Bank Dunia (1.500), institusi lainnya (1.000), serta pihak terkait lainnya mencapai sekitar 1.500 orang.
Pertemuan yang dijadwalkan dihadiri total sekitar 15 ribu peserta dari 189 negara itu juga memberikan manfaat jangka panjang tidak hanya bagi Bali tetapi juga Indonesia.
Ajang penting ini akan menunjukkan kepemimpinan Indonesia sebagai tuan rumah yang membahas isu ekonomi global. Selain itu, menjadi momentum bagi sektor perdagangan dan investasi untuk mengenalkan produk unggulan Indonesia kepada dunia, mengenalkan peluang investasi dan usaha di Tanah Air.
Benefit untuk jangka panjang lain, mempromosikan potensi pariwisata dan bisnis pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau "MICE" serta momentum perbaikan infrastruktur pariwisata.
Tidak hanya itu, transfer ilmu pengetahuan dan memperkaya jaringan internasional juga merupakan manfaat jangka panjang dari pertemuan akbar itu.
Selama pertemuan IMF dan Bank Dunia, untuk pertama kalinya juga akan menghadirkan 10 pemimpin regional Asia Tenggara dalam "ASEAN Leaders Meeting".
Pertemuan yang membahas perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu terkini lainnya itu terbagi dalam tiga sesi utama IMF dan Bank Dunia. Pertemuan pertama yakni sidang umum, kemudian IMFC yang dihadiri seluruh gubernur bank sentral dan Development Committee (DC) yakni pertemuan para menteri keuangan.
Sesi pendukung lain dalam pertemuan itu yakni pertemuan 20 negara ekonomi dunia atau G-20, pertemuan negara berkembang atau G-24, pertemuan negara Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan atau BRICS serta pertemuan regional lainnya.
Kegiatan lain yang akan mewarnai pertemuan yang dilaksanakan di Nusa Dua itu yakni seminar, diskusi dan jumpa media. Selain itu, akan ada 2.000 kegiatan paralel lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta termasuk para akademisi dan pihak terkait lainnya.
Anggota Knesset Usulkan Teror Komandan Hamas
Anggota parlemen rezim Zionis, Knesset menyerukan aksi teror terhadap para komandan brigade Ezzedeen al-Qassam, sayap militer Hamas.
Haim Yellin hari Sabtu (16/9) menyampaikan statemen mereaksi masuknya salah stau balon api yang diterbangkan dari Gaza menuju wilayah Palestina pendudukan.
"Kita kewalahan menghadapi balon api dari Gaza dan ketidakmampuan militer Israel menanganinya," ujar Yellin.
"Israel harus meneror para komandan brigade Ezzedeen Qassam supaya Hamas terpaksa menandatangani perjanjian gencatan senjata jangka panjang," ujar anggota Knesset ini.
Warga Palestina hari Jumat melepaskan puluhan balon api dari arah Gaza menuju Palestina pendudukan yang menyebabkan terjadinya kebakaran di berbagai titik.
Kementerian kesehatan Palestina Jumat sore menyatakan, aksi protes hak kepulangan pengungsi Palestina ke tanah airnya yang berlanjut hari Jumat menyebabkan tiga orang Palestina gugur, termasuk seorang remaja berusia 14 tahun yang diterjang peluru tentara Israel.
Tokoh Agama Zoroaster: Imam Husein Pembela Kaum Tertindas
Tokoh agama Zoroaster provinsi Yazd, Iran mengatakan bahwa penghormatan khusus penganut Zoroaster Iran dan dunia terhadap Imam Husein karena perjuangan beliau membela orang-orang yang tertindas.
Rostam Kavosian Zadeh dalam wawancara dengan IRNA hari Sabtu (15/9) mengatakan, kecintaan terhadap Imam Husein memiliki akar dalam sejarah penganut Zoroaster.
"Terlebih di awal Muharam dan puncaknya Asyura," ujar agamawan Zoroster terkemuka Iran ini.
"Orang yang membela kaum tertindas, cita-cita dan tujuan ilahi hingga bersedia mengorbankan nyawanya sendiri dan keluarganya sangat layak untuk dihormati," tegasnya.
Kehidupan antarsesama penganut agama di Iran selama ini rukun dan harmonis
Iran dan Suriah Pertegas Kerjasama Perangi Terorisme
Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan, tekanan Barat terhadap Tehran dan Damaskus tidak akan menghalangi keduanya dalam memberantas terorisme.
Menurut Kantor Berita ABNA, Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan, tekanan Barat terhadap Tehran dan Damaskus tidak akan menghalangi keduanya dalam memberantas terorisme.
Dalam sebuah pertemuan di Damaskus, Senin 3 September 2018, Zarif dan Assad menegaskan bahwa negara-negara Barat tidak akan dapat menghalangi Iran dan Suriah untuk mempertahankan nilai, prinsip, kepentingan kedua negara, dan keamanan dan stabilitas seluruh kawasan.
Kedua pihak menekankan bahwa kebijakan Barat berbasis ancaman dan tekanan terhadap Suriah dan Iran menunjukkan kegagalan Barat mencapai tujuannya di Timur Tengah.
Presiden Suriah dan Menlu Iran memuji tingkat hubungan saat ini antara kedua negara di berbagai bidang dan sepakat untuk terus melanjutkan konsultasi dan koordinasi, terutama terkait isu-isu regional dan internasional yang berubah cepat.
Mereka juga membahas perkembangan terbaru di Suriah dan negara-negara regional serta KTT yang direncanakan akan dihadiri Presiden Iran, Rusia dan Turki di Tehran.
Presiden Iran Hassan Rouhani akan menjadi tuan rumah bagi mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan dan dari Rusia Vladimir Putin, pada 7 September mendatang, dalam upaya untuk mencari solusi mengakhiri krisis yang sedang berlangsung di Suriah.
Pesan Ayatullah Sayid Ali Khamanei dalam Menghadapi Krisis Ekonomi
Saya juga kerap mengkritik perangkat pemerintah jika melakukan kecerobohan dan kesalahan, namun tidak dengan cara membuat masyarakat terjangkiti penyakit pesimisme. Jangan merusak pikiran masyarakat dengan menolak dan tidak mempercayai pencapaian pencapaian positif yang disampaikan namun disaat yang sama propaganda musuh yang penuh dengan kebohongan malah diminta untuk dipercayai. Jika ini yang terjadi, maka kita akan berhadapan dengan masalah besar.
Sebagaimana yang diketahui, melemahnya kurs mata uang atas Dollar bukan hanya diderita oleh Rupiah, namun juga oleh mata uang banyak negara. Bahkan rupiah masih terhitung kuat dibanding mata uang negara lain yang mengalami pelemahan masih dikisaran 8-10% sementara Lira Turki sampai mendekati 50%, Rubel Rusia tertekan 15,1% dan yang lebih parah adalah Iran, yang mengalami pelemahan hebat sampai 300%. Pada Maret 2018, kurs Riyal Iran 40.000 per dollarnya dan awal September jatuh ketitik terendah 120.000 per dollarnya.
Anjloknya kurs Riyal Iran atas Dollar, efek dari diberlakukannya kembali embargo ekonomi atas Iran oleh Donald Trump, yang sempat dicabut oleh Obama pada tahun 2015 lalu. Ekonomi Iran yang sempat membaik, kembali dilanda krisis. Dalam dua bulan terakhir imbas krisis ekonomi mengguncang kabinet Rouhani. Pertengahan Juli lalu, Presiden Rouhani mengganti Gubernur Bank Sentral Iran atas desakan Parlemen karena gagal mengatasi perdagangan mata uang di pasar gelap (black market) dan pada bulan Agustus, dinilai gagal atasi krisis, Menteri Ekonomi Iran dipecat Parlemen, menyusul dipecatnya Menteri Tenaga Kerja pada awal Agustus karena juga dinilai gagal mengatasi masalah pengangguran.
Dalam pertemuan dengan Parlemen (28/8), Rouhani membela kinerja kabinetnya dan menyebut Donald Trump yang kembali memberlakukan sanksi ekonomi atas Iran sebagai biang keladi terpuruknya perekonomian Iran. Rouhani juga meminta para anggota parlemen dalam pertemuan tersebut untuk mendukung kabinetnya dan tidak memanas-manasi rakyat dengan sentimen anti-pemerintah. Lebih lanjut, Rouhani mengatakan, "Lebih penting dari itu adalah bahwa banyak orang telah kehilangan kepercayaan mereka di masa depan Republik Islam dan kehilangan keraguan tentang kekuatannya."
Tidak puas dengan jawaban Rouhani, Parlemen berusaha menyeret Rouhani ke pengadilan negara dengan tudingan sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas krisis ekonomi di Iran.
Sebagai penengah, dalam pertemuan dengan ketua dan anggota Dewan Ahli Kepemimpinan (6/9) yang juga turut dihadiri Presiden Rouhani, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamanei menyampaikan pandangan dan sarannya.
Pesan dan saran tersebut juga sangat relevan dengan apa yang terjadi di Indonesia. Meski yang dihadapi Indonesia tidak separah krisis ekonomi yang melanda Iran, namun apa yang sedang dihadapi pemerintah Iran yang diserang dari luar dan dari dalam, juga memiliki gambaran yang sama dengan yang dihadapi pemerintah Indonesia.
Berikut poin-poin penting yang disampaikan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran:
Krisis yang dihadapi bukan karena musuh lebih kuat
Kita mengalami kondisi yang sangat sensitif hari ini, namun kondisi ini terjadi bukan karena semakin banyaknya musuh atau karena semakin menguatnya mereka, karena musuh-musuh tersebut dari awal kemerdekaan revolusi Islam Iran memang telah memiliki kekuatan namun dengan semua upaya yang telah mereka lakukan termasuk melakukan operasi Eagle Claw di Tabas, menjerat Iran dalam perang militer selama 8 tahun, menembak jatuh pesawat komersial, dan embargo ekonomi namun tidak satupun dari upaya tersebut yang berhasil. Sampai saat ini, ibarat pohon dengan akar yang kuat, Republik Islam Iran tetap bertahan bahkan bertambah kuat.
Musuh hendak menguasai atau menghancurkan dengan mengobarkan perselisihan internal
Selama 40 tahun ini, Republik islam Iran senantiasa melangkah dengan cara-cara yang baru yang lahir dari beragam pendapat dan pandangan, sementara pihak musuh bergerak dengan cara yang monoton. Mereka kerap mengobarkan perselisihan dan konflik di negara yang hendak mereka kuasai atau hancurkan. Karena itu, kita harus bisa mengenal dan memahami situasi yang tengah terjadi. Situasi memang sulit diprediksi dan mengalami serba ketidakpastian, sehingga jika lalai sedikit, kita akan menerima pukulan telak.
Musuh melancarkan dua perang: Perang Ekonomi dan Perang Media
Hari ini, Republik Islam Iran menghadapi perang ekonomi total, dimana ada satu ruang komando yang mengontrol semuanya dengan ketelitian dan perhatian penuh, tapi di samping perang ini mereka juga menggelar perang yang lebih penting namun biasanya terlupakan yaitu perang media dan propaganda.
Perang media dan propaganda, telah mereka lancarkan sebelumnya, namun kali ini jauh lebih dasyhat. Sesuai dengan informasi yang kita miliki, dinas-dinas intelijen Amerika Serikat dan rezim Zionis dengan dukungan finansial negara-negara 'Qorun' di kawasan sekitar Iran telah membentuk organisasi untuk menggelar perang media dan secara serius telah menyusun program dan berusaha untuk menginfeksi ruang publik dan pemikiran masyarakat.
Perang media dengan mempropagandakan ketakutan dan kecemasan di tengah-tengah publik
Tujuan dari perang media dan agitasi propaganda tersebut adalah untuk menciptakan kecemasan, kekecewaan, frustrasi dan perasaan berburuk sangka satu sama lain dan menghilangkan kepercayaan pada perangkat pemerintah dengan membesar-besarkan krisis ekonomi yang terjadi.
Sebagai contoh, dengan melemahnya kurs mata uang nasional, perang media melancarkan propaganda dengan memberikan penggambaran yang serba buruk, tentu saja musuh tidak diharapkan untuk kita jadikan pelarian, namun harus berhati-hati, jangan ikut membantu mengotori pikiran masyarakat.
Adanya upaya membesar-besarkan krisis untuk menakut-nakuti
Terkadang, ketika memberikan penjelasan mengenai kesulitan yang dihadapi, yang dilakukan adalah memberikan gambaran yang dibesar-besarkan. Yang penggambaran itupun melahirkan rasa pesimisme dan kecemasan di tengah-tengah masyarakat, bahkan menyebabkan tersebarnya dengan cepat virus kebencian dan permusuhan satu sama lain.
Jangan mengkritik dengan cara melahirkan pesimisme
Saya juga kerap mengkritik perangkat pemerintah jika melakukan kecerobohan dan kesalahan, namun tidak dengan cara membuat masyarakat terjangkiti penyakit pesimisme.
Jangan merusak pikiran masyarakat dengan menolak dan tidak mempercayai pencapaian pencapaian positif yang disampaikan namun disaat yang sama propaganda musuh yang penuh dengan kebohongan malah diminta untuk dipercayai. Jika ini yang terjadi, maka kita akan berhadapan dengan masalah besar.
Dalam mengkritik sampaikan juga pencapaian positif pemerintah
Terkadang memang diperlukan protes dan kritik yang disampaikan secara terbuka dan tidak semua harus disampaikan tertutup namun tidak dengan cara yang merobek-robek hati pendengarnya dan pertimbangkan semua hal yang bisa hilang dengan itu. Kadang kita pun melakukan kesalahan dalam mengkritik, karena pemerintah yang kita kritik itu juga memiliki pencapaian yang baik, yang itu seharusnya dilihat dan disampaikan.
Dengan turut menyampaikan pencapaian-pencapaian yang berhasil dari pemerintah ketika memberikan kritik, maka rakyat juga tahu bahwa pemerintah juga telah melakukan hal-hal yang baik yang dengan itu, rakyat tidak hilang kepercayaannya dan tidak pesimis pada kinerja pemerintah.
Optimislah dengan kemajuan yang akan dicapai negara
Ditengah kesulitan yang dihadapi, negara kita tetap mengalami kemajuan. Penyampaian ini bukan bualan, kita memiliki data yang valid bahwa negara sedang bergerak menuju maksud dan cita-cita revolusi yang meskipun mungkin kecepatannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, namun negara di semua bidang baik sains, industri, kejayaan politik, perkembangan intelektual dan spritual, sedang bergerak menuju ke depan dan mengalami kemajuan signifikan.
Semakin banyaknya generasi muda yang berpartisipasi di pawai Arbain, iktikaf, salat berjamaah di universitas-universitas dan majelis-majelis Ramadhan menunjukkan adanya kemajuan religiusitas dikalangan mereka. Mengapa sisi positif dan kemajuan ini tidak kita lihat?. Fakta ini harus kita lihat dan bicarakan khususnya oleh mereka yang memiliki pendengar atau pengikut yang banyak.
Jangan buat rakyat kehilangan kepercayaan pada pemerintah
Tidak ada pemerintah tanpa bantuan dan dukungan dari rakyat mampu bekerja dengan baik. Karena itu jangan buat rakyat tidak lagi memiliki kepercayaan pada perangkat-perangkat pemerintah, peradilan dan angkatan bersenjat.
Jangan tinggalkan pemerintah; sampaikan kritik dalam bingkai intelektualitas
Solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah negara bukan dengan meninggalkan pemerintah dan tidak mengungkapkan tanggungjawab dari lembaga yang bertanggungjawab namun dengan membangun hubungan yang sehat antara opini publik dan perangkat-perangkat pemerintah. Kebebasan bersuara dan menyampaikan kritik harus tetap berada dalam bingkai intelektual dan implementasi.
Bangun solidaritas antara rakyat dan pemerintah
Satu poin penting dalam kondisi saat ini yakni, solidaritas antara rakyat dan perangkat-perangkat pemerintah. Bagian penting dari kepercayaan dan meraih kepercayaan bergantung pada langkah-langkah yang diambil berbagai perangkat pemerintah dan tentu saja mereka yang punya akses juga harus membantu pekerjaan ini.
Pemerintah harus terbuka pada saran dari para pakar
Kewajiban pemerintah adalah mendengarkan saran-saran dari para ahli khususnya saran dari para pakar ekonomi tentang bagaimana cara mengatasi rendahnya kurs mata uang negara dan mengenai panduan likuiditas, lalu kemudian menerapkannya untuk mengatasi masalah yang ada.
Tetap percayakan pada pemerintah untuk menuntaskan tugasnya
Bertengkar bukan jalan menuju perbaikan. Demikian juga membentuk lembaga yang bekerja sejajar dengan pemerintah tidak akan memberikan perbaikan apa-apa. Pengalaman telah membuktikan bahwa pekerjaan harus dilakukan oleh mereka yang telah diamanahkan sesuai dengan jalur hukum.
Pemerintah harus lebih ekstra dalam bekerja
Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus bersungguh-sungguh, dan yakin semua pihak akan turut membantu.
Kunci kemenangan adalah bersabar dan berjihad (bersungguh-sungguh)
Jika kita tetap tegar dalam menghadapi musuh, yakin mereka yang akan kalah bahkan sampai bertekuk lutut dihadapan kita. Dan ini akan kita tunjukkan pada dunia, bahwa pengikut Islam memiliki kemampuan bertahan dan berjihad, dan akan mencapai kemenangannya dengan itu.
Itulah beberapa poin pesan Ayatullah Sayid Ali Khamanei, yang menurut saya juga sangat relevan untuk dijalankan dan dilakukan pemerintah Indonesia dan pihak oposisi dalam menyampaikan kritiknya dan mengontrol kerja pemerintah.
Sebagaimana halnya pemerintah yang punya kekuasaan, oposisi juga mengabdi pada mandat rakyat untuk membangun demokrasi yang kuat dan membantu pemerintah untuk untuk tidak terjerumus ke dalam keadaan abuse of power. Sebagai salah satu elemen penting untuk membangun negara demokrasi yang kuat, keberadaan oposisi seyogyanya menyampaikan kritik ketika kekuasaan melakukan kekeliruan dan ketika kekuasaan menjalankan fungsinya dengan benar, maka oposisi turut membangun kesadaran dan aksi publik untuk mendukung kekuasaan sekaligus memberikan kontrol agar pemerintah tetap konsisten.
Jika pada kenyataannya, oposisi hanya menebarkan ketakutan dan kecemasan dalam kritiknya, dan pada puncak kritikannya ada nafsu berkuasa, maka oposisi yang seharusnya mencegah pemerintah menciderai rakyat, malah oposisilah yang melakukannya.
Menutup tulisan ini, saya kutipkan pesan Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran:
"Bisa jadi, selama 10 tahun kita kerja keras, 10 tahun kita mengalami kesulitan, akan tetapi hasil akhir adalah kita menjadi diri kita. Kemudian kita tidak perlu menjulurkan tangan(meminta) kepada institusi ini atau institusi itu, atau kepada negara itu atau negara ini…."
Jika di Iran saja yang diguncang badai ekonomi yang dasyhat, pemimpinnya tetap menebarkan optimisme pada rakyatnya, maka di Indonesia yang tidak separah Iran sudah semestinya. saling membantu dalam melewati masa-masa sulit ini. Insya Allah, badai pasti berlalu.
Ismail Amin Pasannai



























