Akhirnya Tiba Juga Giliran Turki

Rate this item
(0 votes)

Ancaman kelompok teroris takfiri Daulah Islamiyah fil Iraq wa Syam (DII) terhadap Turki secara bertahap berubah menjadi kendala serisu bagi pemerintah Ankara.

 

Bulent Arinc, wakil perdana menteri Tukri menjelaskan ancaman ini dalam ungkapannya yang bernada menyesalkan atas bergabungnya pemuda negara ini dengan kelompok radikal dan takfiri di Timur Tengah termasuk DIIS. Arinc menandaskan, "Kami sangat mengkhawatirkan masalah ini, karena kami gagal dalam mencegah bergabungnya pemuda kami dengan kelompok teroris ini."

 

Mungkin salah satu alasan yang membuat pemerintah Turki khawatir adalah pelatihan DIIS kepada pemuda Turki dan kembalinya mereka ke negara ini serta pada akhirnya merembetnya ancaman keamanan ke dalam perbatasan Ankara.

 

Sejumlah sumber mengkonfirmasikan bergabungnya lebih dari enam ribu warga Turki ke DIIS, di mana mayoritas dari mereka setelah mendapat pelatihan militer selama dua bulan di bawah pengawasan anasir teroris, kemudian kembali ke Turki.

 

Disebutkan bahwa kelompok DIIS merebut kontrol wilayah perbatasan Provinsi Ninawa, Irak dengan Turki. Dan masalah ini dapat memperburuk kondisi perbatasan kedua negara tersebut. Sebelumnya, kontrol anasir teroris di wilayah perbatasan Suriah dan Turki meyebabkan terjadinya operasi teror dan ledakan bom di daerah Reyhanl─▒, Turki.

 

Kali ini terselip kekhawatiran di hati petinggi Turki akan terulangnya kembali peristiwa ledakan dan aksi teror seperti yang pernah terjadi di Reyhanli. Sementara itu, ancaman regional DIIS bukan menjadi kekhawatiran Turki sendiri, namun telah berubah menjadi kekhawatiran keamanan negara-negara kawasan. Meski para pemimpin sejumlah kubu oposisi Ankara meyakini bahwa kekhawatiran ini tidak perlu terlalu diperhatikan bagi pemerintah Turki.

 

Kemal Kılıçdaroğlu, pemimpin Partai Rakyat Republikan (CHP) yang mencela Recep Tayyip Erdogan karena enggan menyabut DIIS sebagai kelompok teroris, kali ini yakin bahwa perdana menteri Turki dalam proses kampanye pemilu presiden akan menggunakan kelompok teroris ini sebagai isu utamanya.

 

Kubu oposisi juga mempertanyakan pengakuan pemerintah Ankara yang mengklaim bahwa pembebasan lima sandera Turki oleh DIIS disebabkan oleh upaya mereka dan menyebutnya sekedar kampanye kubu berkuasa.

 

Kubu oposisi juga meyakini bahwa pada dasarnya DIIS tidak dapat menjadi kekhawatiran utama keamanan negara ini oleh pemerintah. Karena jika demikian berarti Ankara telah menseriusi peringatan oposisi sebelumnya dan tidak akan menutup mata pada lalu lalang anasir DIIS di perbatasan negara ini dengan Suriah.

 

Bahkan Kılıçdaroğlu berani mengklaim bahwa kebanyakan senjata yang dimiliki DIIS adalah senjata yang dikirim Turki. Sejumlah oposisi menilai DIIS merupakan sarana imperialis dunia untuk memperlemah dan memecah belah berbagai negara serta menciptakan perpecahan di antara umat Muslim.

 

Maka tak heran jika kubu oposisi meyakini bahwa kedekatan hubungan Turki dengan kekuatan besar Barat membuat Ankara enggan untuk serius menghadapi DIIS. Oposisi lain menilai bahwa DIIS merupakan bagian dari rencana Timur Tengah Raya Amerika Serikat di mana Turki juga memainkan peran dalam proyek tersebut.

 

Meski sampai saat ini masih banyak pertanyaan dan keraguan terkait peran Turki dan dampaknya bagi Ankara, namun pemerintah menolak seluruh klaim yang beredar.

 

Jika kita terima bahwa klaim yang menyudutkan pemerintah Ankara tertolak, pernyataan Devlet Bahçeli, pemimpin Partai Gerakan Nasional Turki patut untuk direnungkan di mana kebijakan regional Turki terkait transformasi Suriah dan Irak membuat kebijakan Ankara tersebut mendekati kekalahan.

Read 1560 times