Irak Tidak Butuh Pasukan Asing

Rate this item
(0 votes)
Irak Tidak Butuh Pasukan Asing

Seiring keberhasilan perlawanan militer Irak yang didukung rakyat negeri kisah 1001 malam ini menumpas kelompok teroris ISIS, Perdana Menteri Irak, Haider Al-Ibadi kembali menegaskan Baghdad tidak akan mengizinkan campur tangan pasukan asing di wilayahnya dengan alasan memberangus terorisme. Haider Al-Ibadi dalam statemen yang disampaikan hari Minggu (28/12) di Baghdad menyerukan persatuan nasional Irak, dan melanjutkan perlawanan menumpas musuh negara dan bangsa. Ditegaskannya, militer Irak tidak akan membiarkan teroris menguasai sejengkalpun wilayah negara Arab itu.

 

PM Irak menolak segala bentuk kekebalan hukum terhadap militer asing, termasuk tentara AS di Irak. Al-Ibadi dalam pernyataan terbarunya menekankan tekadnya untuk membela dan melindungi kedaulatan Irak dari ancaman musuh. Militer Irak, tutur al-Ibadi, bertekad membersihkan seluruh wilayah Irak dari teroris ISIS. Al-Ibadi memuji kinerja militer Irak, pasukan Peshmerga dan relawan sipil dalam menghadapi kelompok teroris ISIS.

 

Setelah kota Mosul dikuasai kelompok teroris ISIS, Irak menjadi target konspirasi musuh. Dengan dalih menumpas teroris, musuh Irak berupaya untuk menempatkan kembali militernya di negara Arab itu. Setelah menarik seluruh pasukannya dari Irak di akhir Desember 2011 lalu, kini AS berupaya untuk menancapkan cengkeramannya dengan menempatkan tentara di wilayah Irak dengan alasan membantu Baghdad menumpas teroris ISIS.

 

Sikap tegas pemerintah Haidar al-Ibadi menunjukkan kewaspadaan nasional Irak dalam menghadapi kelompok teroris dan kekuatan asing yang berupaya memanfaatkan masalah ini untuk mengintervensi Irak dari luar. Operasi penumpasan terorisme yang dilancarkan militer Irak dengan dukungan rakyat dan suku adat menutup peluang bagi AS untuk melancarkan konspirasi baru terhadap negara itu.

 

Keputusan Al-Ibadi untuk mereformasi struktur garis komando militer Irak yang memainkan peran penting munculnya fitnah ISIS di Mosul, menjadi cara untuk menutup kemungkinan masuknya pasukan asing ke negara itu dengan alasan menumpas teroris. Salah satu tujuan pendukung dikuasainya Mosul oleh ISIS adalah menimbulkan friksi dalam struktur politik dan militer Irak. Dalam kondisi demikian, pasukan asing lebih mudah menguasai wilayah Irak.

 

Bersamaan dengan berubahnya struktur militer, dukungan otoritas keagamaan marjaiyah dan rakyat dari berbagai elemen semakin tertutup peluang bagi kekuatan asing untuk mengintervensi urusan dalam negeri Irak. Keberhasilan operasi pembersihan teroris yang dilancarkan militer Irak dengan dukungan pasukan Peshmerga dan relawan rakyat menunjukkan sejarah cemerlang bangsa Irak menghadapi ancaman dari luar.

Fenomena ini menegaskan bahwa solidaritas dan persatuan nasional menjadi faktor penentu bagi kedaulatan sebuah bangsa, dan bukan dengan kehadiran pasukan asing.(

Read 1809 times