Seruan Vietnam kepada Masyarakat Internasional

Rate this item
(0 votes)
Seruan Vietnam kepada Masyarakat Internasional

Letjen. Nguyen Chi Vinh, deputi menteri pertahanan Vietnam menuntut dukungan masyarakat internasional untuk menyelesaikan kendala perbatasan Hanoi-Beijing. Petinggi Vietnam ini menjelaskan, dukungan masyarakat internasional untuk menyelesaikan kendala ini sedikit banyak cukup urgen bagi Asia.

Dalam kaca mata petinggi Vietnam, langkah Cina baik itu militer, pertahanan dan patroli laut, sebagai langkah arogan di bidang teritorial. Langkah ini tak diragukan lagi akan mengubah keamanan kawasan dan mengubah iklim keamanan di Asia yang tentu saja tidak akan menguntungkan pihak mana pun.

Terkait bahwa negara-negara kawasan dan masyarakat internasional mampu meminta Cina untuk menghormati wilayah negara tetangganya merupakan hal yang mudah, namun juga sulit. Tak diragukan lagi ada sejumlah negara yang tidak memiliki persoalan dengan Cina dan Vietnam serta mereka tidak akan memiliki pertimbangan khusus akan rencana tersebut. Namun negara-negara yang menghendaki untuk memainkan peran di konstelasi regional dan internasional maka langkah mereka terhadap Cina akan sangat memuaskan bagi mereka.

Tapi negara yang memiliki persoalan dan sengketa dengan Cina, maka wajar mereka akan menyambut seruan Vietnam dengan harapan akan mampu menekan Beijing melalui jalur ini. Jepang, Vietnam dan Filipina termasuk negara-negara yang akan mampu menggalang koalisi regional untuk menekan Cina.

Dalam hal ini, petinggi Vietnam menyebut Jepang memiliki kepentingan mendasar dan urgen di Laut Cina Timur dan mereka meminta Tokyo memainkan peran bersejarahnya untuk menerapkan perdamaian dan stabilitas di kawasan. Di situasi seperti ini ada interpretasi bahwa harus ada satu negara yang dapat mengambil keputusan mewakili negara kawasan. Artinya Amerika akan mewakili banyak negara melakukan langkahnya guna mengendalikan Cina. Dengan demikian AS akan dapat memuaskan negara-negara seperti Vietnam.

Ashton Carter, Menteri Pertahanan AS dalam lawatan terbarunya ke Vietnam, dalam sebuah statemennya mengingatkan bahwa Washington akan mengamini permintaan sejumlah negara kawasan terkait penambahan jumlah militernya di Asia. Jika tidak keluar dari konvesi internasional, Amerika akan menerbangkan pesawat militernya di kawasan serta mengirim kapal perangnya ke Asia Timur.

Sementara itu, Beijing menyatakan bahwa Washington memiliki interpretasi keliru dalam menyikapi langkah Cina di Laut Cina Selatan dan Timur. Cina mengungkapkan, reklamasi yang ada seluruhnya demi meningkatkan kerjasama internasional dan memperluas perdamaian di kawasan. Bukan seperti yang dianggap Amerika, Cina ingin membangun pangkalan militer guna menghadapi hegemoni Washington.

Di sisi lain, sangat sulit bagi Amerika maupun sekutu Washington untuk menerima statemen petinggi Cina. Laut Cina Selatan termasuk kawasan laut terluas setelah lima samudera di dunia. Wajar jika tidak ada negara yang bersedia mundur dari kepentingannya.

Cina menandaskan, negara-negara yang mengklaim kepemilikan perairan ini harus menindaklanjuti tuntutannya melalui dialog bilateral dan secara bersahabat, dan bukannya menyeret Amerika masuk ke geografi keamanan dan menjadikan wilayah perairan sebagai poros sengketa. Oleh karena itu, Cina menolak tegas membawa masalah ini menjadi isu internasional.

Sementara itu, Vietnam maupun Filipina dan Jepang terkait Laut Cina Timur berencana mengusung masalah ini menjadi isu internasional dengan maksud menekan Beijing. Cina meski mengisyaratkan kapasitas diplomasi untuk menyelesaikan sengketa seperti ini, namun negara ini terus berusaha mempertahankan wilayah yang mereka klaim sebagai bagian dari teritorialnya. Tak diragukan lagi sikap seperti ini dapat dicermati sebagai strategi militer jangka menengah.

Cina mengungkapkan, langkah provokatif negara tetangga dari satu sisi dan intervensi asing dari sisi lain, kian mempertebal tekad Beijing untuk memperluas kehadiran militernya di perairan tersebut.

Read 1683 times