Sayyid Hassan Nasrullah: Tuduhan Der Spiegel Agenda Israel

Rate this item
(0 votes)

Sekjen Hizbullah Lebanon Sayyid Hassan Nasrullah dalam peringatan sembilan tahun bebasnya wilayah Lebanon Selatan dari pendudukan rezim Zionis Israel menegaskan bahwa Moqawamah Islam akan membalas dengan sangat telak jika Israel melakukan serangan lagi ke Lebanon.

Berbicara di depan puluhan ribu massa yang memadati lapangan Al-Rayah pinggiran selatan Beirut, Nasrullah menyebut hari pembebasan Lebanon selatan 25 Mei 2000 sebagai hari besar bagi seluruh rakyat Lebanon. Kemenangan besar ini menurutnya tidak didapat dengan mudah, tetapi diperoleh secara bertahap. Dijelaskannya, dulu tentara Zionis Israel telah memasuki dan menduduki Beirut. Namun berkat perlawanan gigih para pejuang moqawamah Islam Lebanon, rezim zionis dipaksa keluar dari ibukota Lebanon itu dan terus dipukul mundur hingga pada akhirnya tanggal 25 Mei 2000 tentara zionis dan tentara bayarannya melarikan diri dari Lebanon selatan.

Nasrullah lebih lanjut membicarakan soal konstelasi politik yang ada di Lebanon. Diakuinya bahwa saat ini di Lebanon ada dua kelompok yang berseberangan, yaitu kelompok 14 Maret yang kini memerintah dan kubu 8 Maret yang menjadi oposisi. Dijelaskannya bahwa Hizbullah pada mulanya tidak ingin terlibat dalam percaturan politik di dalam negeri, namun karena berbagai faktor di lapangan yang erat kaitannya dengan misi perjuangan moqawamah, Hizbullah masuk ke gelanggang politik dengan menggaet sejumlah kubu politik.

Sekjen Hizbullah membeberkan proses perundingan marathon Hizbullah dengan kubu-kubu politik untuk membentuk koalisi, termasuk dengan kubu Druz dari Partai Nasional Sosial Lebanon dan kubu Al-Mustaqbal (Masa Depan) pimpinan Rafik Hariri (sebelum mantan Perdana Menteri Lebanon itu tewas dalam insiden teror) hingga akhirnya berkoalisi dengan Gerakan Amal dan Kubu Kristen Kebebasan Nasional pimpinan Michel Aoun.

Ditambahkannya, bahwa kondisi di panggung politik Lebanon cukup kondusif dan hubungan Hizbullah dengan Partai Nasional Sosialis Lebanon yang memang memiliki akar sejarah sangat baik sampai salah seorang tokoh partai tersebut mengeluarkan pernyataan yang mendesak perlucutan senjata Hizbullah dan moqawamah. Sejak saat itulah hubungan Hizbullah dengan partai Druz pimpinan Walid Jumblat itu semakin memburuk dan puncaknya adalah peristiwa berdarah yang terjadi Mei 2008.

Nasrullah mempersoalkan tindakan kubu pemerintah yang melakukan investigasi dan berusaha memutuskam jaringan telekomunikasi Hizbullah. Katanya lagi, “Warga Beirut perlu bertanya kepada Fouad Siniora, kubu partai Al-Mustaqbal dan para menteri kabinet Siniora, siapakah yang diuntungkan dengan keputusan itu?” Hizbullah mengecam keputusan itu dengan melakukan aksi pembangkangan umum bukan dengan melakukan tindakan bersenjata. Namun kubu-kubu tertentu dengan mengerahkan milisi bersenjata melakukan serangan dan menyulut konflik berdarah. “Kami telah memutuskan untuk membalas serangan bersenjata dengan kekuatan penuh untuk segera meredam tindakan yang dapat memicu perang itu,” jelasnya.

Meski tak menafikan dalamnya luka dan perihnya duka akibat peristiwa berdarah dan kontak senjata di sejumlah wilayah Lebanon antara kubu pro pemerintah melawan kubu moqawamah, namun Nasrullah menyebut peristiwa itu sebagai peristiwa yang sangat kecil dibanding agenda yang ingin membakar Lebanon secara keseluruhan di dalam api perang saudara. “Saya punya data akurat dan lengkap bahwa mereka merencanakan kekacauan dan konflik yang jauh lebih besar,” tegasnya.

Nasrullah menyinggung laporan majalah Der Spiegel yang menyebut Hizbullah terlibat dalam pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, Februari 2004. Ditegaskannya bahwa Hizbullah menilai laporan Der Spiegel sebagai laporan zionis dan akan memperlakukannya seperti memperlakukan agenda zionis. “Hanya beberapa jam setelah terbitnya laporan Der Spiegel, para petinggi Zionis mengumbar pernyataan untuk menangkap Sekjen Hizbullah,” tambahnya.

Nasrullah menyebut tuduhan terhadap Hizbullah itu sebagai satu lagi agenda AS-Zionis untuk menciptakan permusuhan terhadap Hizbullah. Di tingkat dunia, AS dan Zionis berusaha membenturkan Dunia Arab dengan Iran yang menjadin pendukung utama moqawamah. “Apa yang dituduhkan Der Spiegel sangat berbahaya. Ini bukan laporan jurnalistik sehingga tidak perlu dikomentari, tetapi agenda Zionis yang sangat berbahaya,” katanya menjelaskan.

Sekjen Hizbullah membenarkan pernyataan Walid Junblat yang menyebut tulisan Der Spiegel sebagai isu untuk menciptakan fitnah yang lebih besar dari apa yang terjadi tahun 1975.

Menyusul terbitnya laporan Der Spiegel, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mendesak untuk menangkap Sayyid Hassan Nasrullah. “Jika pemerintah Lebanon tidak mau menyerahkannya, Nasrullah harus ditangkap dengan paksa,” kata Lieberman.

Nasrullah menambahkan, pernyataan Ehud Barak lebih berbahaya dibanding pernyataan Lieberman. Usai menuduh Hizbullah sebagai pelaku teror terhadap Rafik Hariri, Barak mengatakan, “Ini bukti bahwa Hizbullah bukan hanya memerangi kami (Israel) tetapi juga memerangi elit Lebanon.” Menurut Sekjen Hizbullah pernyataan para petinggi zionis yang sejalan dengan laporan majalah Jerman itu, menunjukkan bahwa tuduhan Der Spiegel adalah agenda zionis. Tujuannya adalah untuk mencegah kemenangan kubu moqawamah pada pemilu mendatang.

Sekjen Hizbullah lebih lanjut menyinggung soal pemilu legislatif mendatang di Lebanon dan mengatakan, “Saya menyeru kepada semua warga Lebanon untuk mendatangi kotak-kotak pemungutan suara dan memberikan suara mereka.”

Nasrullah mengajak semua pihak agar bersama-sama bergandengan tangan usai pelaksanaan pemilu untuk membentuk pemerintahan kolektif yang melibatkan semua elemen bangsa. “Tak mungkin membangun negara jika ada permusuhan dan perpecahan,” tegasnya.

Hizbullah, menurutnya, tidak memiliki kepentingan untuk duduk di kursi kekuasaan dan tidak pula berambisi mengeruk kekayaan. Tapi Hizbullah akan selalu berbuat untuk menyelamatkan Lebanon dari guncangan dan ancaman.

Nasrullah menyinggung adanya skenario mengadu domba antara Syiah dan Sunni, khususnya di Lebanon. “Kalian tak akan pernah mendengar dari saya pribadi maupun dari rekan-rekan di Hizbullah pernyataan yang berbau fanatisme madzhab, karena kita meyakininya sebagai hal yang haram” jelasnya. Nasrullah menegaskan kembali bahwa Hizbullah dalam perangnya melawan Israel tidak membedakan antara wilayah Sunni dan Syiah. “Kami berperang untuk membela semua,” imbuhnya.

Sekjen Hizbullah mengatakan, “Saya tegaskan kepada kalian semua, para pimpinan berbagai kelompok madzhab dan golongan, atas nama darah anak-anak kita yang tercinta, saya katakan bahwa daging kalian adalah daging kami, darah kalian adalah darah kami, nyawa kalian adalah nyawa kami dan nasib kalian adalah nasib kami juga.”

Nasrullah mengapresiasi pernyataan Presiden Michel Sleiman tentang manuver militer rezim zionis Israel. Menurutnya ajakan Presiden Sleimen kepada semua pihak untuk bertemu dan membicarakan manuver militer Israel perlu disambut hangat.

“Saya jamin, Israel tidak akan berani menyerang untuk saat ini. Namun demikian, para pejuang Hizbullah tetap bersiaga dengan penuh kekuatan tanpa ada seorangpun yang melihat senjata mereka. Kami siap melayangkan pukulan yang sangat telak terhadap Israel jika berani menyerang,” tegas Nasrullah penuh semangat.

Tanggal 25 Mei 2000 tentara Zionis dan pasukan bayarannya pimpinan Jenderal Antoine Lahd lari meninggalkan pangkalan militer mereka di Lebanon selatan. Keputusan itu diambil setelah Israel dan pasukan bayarannya tak mampu melawan gempuran terus menerus yang dilakukan Hizbulllah. Saat ini Israel masih menduduki sebagian ladang subur Shebaa di selatan Lebanon.

Read 2242 times