Cahaya Cemerlang al-Quran

Rate this item
(0 votes)
Cahaya Cemerlang al-Quran

Al-Quran, kitab suci umat Islam dan mukjizat abadi Rasulullah Saw memuat hikmah dan ajaran Ilahi bagi kebahagiaan umat manusia. Al-Quran juga menjadi tolok ukur ideologi benar dan batil. Keindahan kalimat, muatan dan kefasihan al-Quran memiliki daya tarik sendiri. Oleh karena itu, al-Quran sejak dahulu hingga kini tetap menjadi sumber pengetahuan manusia.

Al-Quran dari satu sisi menjadi rujukan bagi para ulama dan cendikiawan dan dari sisi lain merupakan pemikat hati-hati orang beriman. Kita suci ini juga memuat ajaran sosial dan politik. Cerita-cerita umat terdahulu yang dibawakan al-Quran menjadi tauladan bagi umat masa kini. Al-Quran bukan hanya kitab petunjuk dan hidayah, namun juga kitab politik, sains serta kehormatan.

Keistimewaan al-Quran terletak pada keterjagaannya dari segala bentuk tahrif dan penyelewengan sejak pertama kali diturunkan hingga hari Kiamat nanti. Ini adalah sisi mukjizat abadi al-Quran. Kitab suci ini diturunkan dengan memuat prinsip dan ajaran suci kehidupan bagi seluruh umat manusia. Ayat-ayat al-Quran dengan nyata menyebut undang-undang kehidupan ini diturunkan oleh kekuatan mutlak yang memahami semua lika-liku makhluk hidup serta kebutuhan mereka. Undang-undang ini tidak terpengaruhi oleh perubahan zaman dan kejadian alam. Allah Swt setelah Taurat dan Injil menurunkan al-Quran bagi umat manusia.

Dalam ayat 92 surat al-An'am, Allah berfirman, "Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya."

Sejak pertama diturunkan, al-Quran telah berhasil memikat hati-hati yang suci. Al-Qur'an juga berhasil mendidik masyarakat tak beradab dengan ajarannya sehingga menjadi masyarakat yang memiliki peradaban tinggi. Sementara itu, sejumlah orang kafir yang mementingkan kepentingan pribadinya berusaha mencegah lajunya pengaruh al-Quran dengan menyebutnya sebagai dongeng. Tak hanya itu, mereka juga mengklaim mampu membuat ayat-ayat seperti yang terdapat di al-Quran karena menurutnya apa yang terdapat di kitab suci ini tak lebih dari syair-syair buah karya Muhammad.

Orang-orang kafir ini sengaja menutup mata mereka, padahal Muhammad dikenal sebagai seorang ummi(tidak bisa membaca dan menulis), bagaimana ia mampu menelurkan sebuah karya maha besar dan menulisnya menjadi sebuah kitab. Di sisi lain, al-Quran menantang mereka yang ingkar untuk membuat sebuah ayat seperti di kitab suci ini. Di surat al-Baqarah ayat 23 disebutkan, "Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

Untuk menilai ajaran al-Quran, kitab suci ini menjadikan ilmu dan pengetahuan sebagai tolok ukur. Oleh karena itu, al-Quran menyeru seluruh manusia untuk memikirkan dan bertadabur tentang ayat-ayat dalam kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Sementara itu, para ilmuwan dan cendikiawan menyebut al-Quran sebagai mukjizat sains terbesar. Guetta, penyair dan ilmuwan terkenal Jerman mengatakan, "Semakin kita mencapai kemajuan di bidang sains dan sekat-sekat fanatik berhasil kita hancurkan maka kita akan semakin terpikat oleh kebesaran al-Quran. Kitab suci ini mampu memikat seluruh ilmuwan dunia dan ajarannya sangat membekas dalam kalbu mereka."

Meski kebesaran al-Quran adalah hal pasti, namun terdapat orang-orang yang memilih menyingkir dari hidayah kitab suci ini dan lebih memilih hidup dalam kegelapan. Selain itu, terdapat orang-orang ingkar yang berusaha menyaingi al-Quran dan membuat ayat-ayat untuk menandingi kitab suci umat Islam tersebut. Namun, lagi-lagi sejarah membuktikan upaya orang-orang ini senantiasa menemui kegagalan.

Upaya terbaru yang dilakukan pengingkar al-Quran adalah tindakan brutal seorang pendeta fanatik Amerika Serikat, Terry Jones. Jones beberapa bulan lalu menyatakan akan membakar al-Quran bertepatan peringatan peristiwa 11 September 2001. Namun akhirnya Jones terpaksa membatalkan rencana busuknya setelah mendapat penentangan luas dari umat Islam di seluruh dunia. Namun demikian pendeta asal AS ini kembali melakukan tindakan brutal pada Maret lalu dengan membakar al-Qur'an.

Sejatinya tindakan Jones tersebut merupakan buah dari program terencana Islamphobia yang gencar dilancarkan Barat. Di sisi lain, Islamphobia bukan fenomena baru di Barat, namun kini strategi ini kini memiliki dimensi baru dan dikemas dalam aksi diskriminasi yang diterapkan negara-negara Barat terhadap umat Islam. Puncaknya adalah aksi pembakaran Kitab Suci umat Islam baru-baru ini oleh pendeta Kristen di Amerika Serikat.

Sementara itu para pengamat Amerika termasuk Victoria Clark menilai tindakan Jones membakar al-Quran semata-mata ditujukan untuk meraih popularitas dan uang. Seraya menyodorkan list kelompok-kelompok sesat di Amerika, Clark menandaskan bahwa Jones melakukan pembakaran al-Quran untuk menarik jemaat di gerejanya. Sejumlah pengamat memiliki pandangan berbeda saat menyikapi tindakan Jones. Mereka menyebut aksi ini malah menunjukkan kelemahan musuh Islam dalam menghadapi kitab suci paling rasional yang berhasil memukau umat manusia. Aksi-aksi seperti ini di sisi lain malah kian menarik manusia untuk mempelajari Islam.

Maraknya kecenderungan terhadap Islam di Eropa dan AS serta kebangkitan Islam di negara-negara muslim merupakan dalih lain bagi gerakan Zionis-AS untuk menghina kesucian Islam. Dengan demikian Barat berusaha membendung fenomena kecenderungan terhadap Islam di negara mereka dan menghalagi umat Islam untuk kembali kepada ajaran suci dan murninya.

Mayoritas media massa Barat mengakui gelombang kecenderungan Islam di AS dan Eropa. Menurut laporan Koran Independent, kencenderungan warga kulit putih Inggris dan AS terhadap Islam di tahun-tahun terakhir mengalami peningkatan drastis meski Barat gencar menyebarkan propaganda anti Islam. Data statistik jumlah warga muslim di Inggris sepuluh tahun lalu tercatat 14.000 orang, namun kini jumlah tersebut meningkat drastis menjadi 100 ribu orang. Koran New York Times beberapa waktu lalu dalam laporannya menyebutkan laju kecenderungan pada Islam di Amerika. Koran ini menulis kenaikan jumlah umat Islam di Negara Paman Sam ini setiap tahunnya tercatat 200 ribu orang. Saat ini jumlah warga muslim di Inggris mendekati angka tiga juta jiwa dan di AS sekitar 8 juta.

Musuh-musuh Islam berusaha menutupi citra sejati Islam di mata dunia. Terry Jones jika bersungguh-sungguh bersedia mempelajari Islam, maka ia akan mendapatkan bahwa Islam dan Kristen memiliki kesamaan dalam sejumlah prinsip, karena kedua agama ini memiliki satu sumber yaitu sama-sama agama samawi.

Dr. Gary Miller, jemaat Kristen yang taat dan aktivis Gereja setelah menyaksikan maraknya kecenderungan pada Islam di Barat bertekad mempelajari Islam dengan harapan dapat menemukan kesalahan pada Kitab Suci ini. Ia mengatakan,"Saat diriku mulai membaca al-Quran dengan harapan dapat menemukan kesalahannya, namun semakin membaca kitab suci ini hatiku malah semakin tertarik. Tak disangka-sangka semakin membaca al-Quran, malah aku memahami bahwa kitab ini mencakup berbagai masalah dan perkara yang tidak dimuat dalam Kitab Suci lain. Selain itu, saya tidak menemukan kesalahan dalam Kitab Suci umat Islam ini. Al-Quran memiliki ayat-ayat yang kokoh serta jelas dan mengajak umat manusia untuk merenungkan setiap ayat yang ada."

Sejatinya al-Quran ibarat cahaya suci yang menerangi seluruh dunia. Setiap hari Kitab Suci ini semakin cemerlang. Oleh karena itu, pelecehan terhadap al-Quran bukannya mengurangi pengaruh serta popularitasnya di kalangan umat Islam, bahkan membuat non muslim pun semakin tertarik untuk mempelajari al-Quran.

Read 1813 times