Belasungkawa Atas Wafat Sayidah Khadijah

Rate this item
(0 votes)
Belasungkawa Atas Wafat Sayidah Khadijah

Malam kesepuluh Ramadhan ditahun kesepuluh bi’tsat adalah malam penuh duka cita bagi Rasulullah Saw. Malam telah berpulangnya istri terkasih beliau yang telah menemani kehidupannya selama 25 tahun, Hadhrat Khadijah Kubra (sa). Perempuan yang dalam catatan sejarah disebut sebagai perempuan pertama yang memeluk agama yang dibawa Nabi dan mengorbankan banyak hartanya dalam upaya penyebaran Islam.


Hari wafat Siti Khadijah hanya berselang beberapa hari dengan wafatnya Abu Thalib paman dan pelindung Nabi Saw. Karena kepergian dua orang yang begitu dikasihinya, Nabi menyebut tahun kesepuluh bi’tsat sebagai tahun kesedihan.


Namun berlepas dari musibah yang menimpa Rasulullah dengan kepergian istri terkasihnya dan paman yang sangat dicintainya, musibah turut pula menimpa kaum muslimin dengan adanya penyelewengan sejarah berkenaan dengan kehidupan dua kekasih Rasulullah tersebut dan perannya dalam penyebaran Islam. Abu Thalib oleh rekayasa sejarah disebut mati dalam keadaan kafir, sementara siti Khadijah dikecilkan keberadaannya.


Fakta-fakta sejarah yang sengaja disembunyikan berkenaan dengan keutamaan Hadhrat Khadijah sosok yang meninggalkan dunia fana pada tanggal kesepuluh Ramadhan.


Bismilllahirrahmanirrahim. Almarhum Syaikh Haji Abbas Qomi meriwayatkan dalam kitabnya Hadhrat Khadijah dimalam ia hendak berpulang, ia berkata kepada Rasulullah Saw suaminya tercinta, “Ya Rasulullah, saya hendak menyampaikan beberapa hal kepadamu. Pertama, maafkan saya karena keterbatasan pengetahuanku tentangmu sehingga saya sering memperlakukanmu tidak selayaknya, pengabdianku padamu banyak cela dan cacatnya.” Nabi menanggapi, “Tidaklah demikian istriku. Kamu telah melakukan semua yang semestinya kamu lakukan.”


Siti Khadijah melanjutkan, “Yang kedua, dengan kepergianku putri kita akan mejadi yatim. Saya amanahkan putri 3 tahun ini untuk anda jaga baik-baik.”

“Yang ketiga, saya malu menyampaikan langsung kepadamu. Dengan penuh rasa hormat, saya meminta kepadamu ya Rasulullah, bawa putriku kesini dan biarkan kami berdua, aku hendak menyampaikan satu hal padanya yang kemudian disampaikannya kepadamu.” Nabi memenuhi permintaan istrinya tersebut. Dibawanya Fatimah disisi istrinya itu. Lalu meninggalkan mereka berdua. Fatimah mendekatkan telinganya ke bibir bunda tercintanya. Dengan kekuatan yang tersisa siti Khadijah berkata, “Anakku, sampaikan kepada ayahmu. Saya telah menyerahkan semua yang saya miliki untuk perjuangan di jalan Islam, sampai saya tidak lagi memiliki uang yang tersisa untuk membeli kain kafan. Saya takut dengan azab kubur, saya ingin pakaian yang ayahmu kenakan digunakan sebagai pengganti kain kafan untuk membungkus jasadku sehingga saya bisa aman dari siksa kubur.”

Siti Fatimah menyampaikan permintan ibunya tersebut kepada Nabi. Dengan penuh rasa sedih, Nabi Saw menyanggupinya. Namun tiba-tiba Malaikat Jibril as datang dan berkata, “Allah Azza wa Jalla berfirman, karena Khadijah telah mengorbankan dan mempersembahkan semua harta yang dimilikinya di jalan-Ku, maka sudah selayaknya Kami berikan padanya kain kafan.” Demikianlah, sesaat setelah wafatnya, jasad mulia Siti Khadijah dibungkus dengan kain kafan yang berasal dari surga. Nabi Saw tetap memenuhi permintaan istrinya. Beliau mendirikan shalat malam dan menghadiahkan pahala-pahala ibadahnya untuk istrinya. Dengan demikian, siti Khadijah dibungkus dengan dua kain, kain dari surga dan kain dari pakaian Rasulullah, kemudian dimakamkan dengan penuh pemuliaan.

Hadhrat Khadijah adalah seseorang yang memiliki keutamaan yang sangat besar. Jika seseorang meninggal dunia, maka Nabi mengenang kematiannya di hari pertamanya, di hari ketujuhnya, dihari keempat puluhnya, namun ketika siti Khadijah meninggal dunia, Nabi menyatakan kesedihannya sepanjang tahun sampai menyebut tahun wafat siti Khadijah sebagai tahun kesedihan.


Siti Khadijah adalah perempuan pertama yang menyatakan keimanan terhadap aqidah yang dibawa Nabi. Beliaupun telah mengorbankan semua hartanya di jalan Islam sampai kemudian tidak ada yang lagi tersisa hatta untuk membeli kain kafan sekalipun. Dan kami katakan, perempuan teragung setelah siti Fatimah as adalah siti Khadijah sa.


Para Maksumin setelah memperkenalkan diri sebagai putera Fatimah mereka as juga menyebut diri sebagai putera-putera Khadijah sa. Para Aimmah maksum diri mereka sendiri sebenarnya adalah cahaya yang memiliki maqam yang sangat agung dan tinggi dan tidak ada orang biasa yang menyamai maqam mereka namun untuk mereka, mereka tetap menjadikan siti Khadijah sebagai kebanggaan dan sebuah keutamaan menjadi keturunannya.

Keistimewaan lainnya siti Khadijah adalah beliau satu-satunya istri yang memberikan Nabi keturunan yang mampu hidup lebih lama sampai mempunyai keturunan, yaitu Siti Fatimah az Zahrah. Asbabun Nuzul turunnya surah al Kautsar berkenaan dengan lahirnya Sayyidah Fatimah tersebut. Siti Khadijah juga dikaruniai cucu, imam Hasan dan Husain yang keduanya adalah penghulu pemuda di surga. Keutamaan itulah yang tidak dimiliki yang lain.

Read 4312 times