Nura: Saya Mendapati Islam Agama Fitrah!

Rate this item
(0 votes)

Sejak masih kecil, saya terpesona dengan budaya Asia Selatan. Dan sebagai remaja dan dikarenakan hasil rapor sekolah saya tinggi, saya benar-benar tertarik dengan Laurence of Arabia, dan dia memiliki pesona asing dengan Islam, demikian juga saya.

Kakak lelaki saya punya koleksi besar isu National Geographic yang diberikan oleh rekan-rekan ibu dan ayah kami.

Terdapat seorang koresponden bernama Thomas Abercrombie yang kemudian memeluk agama Islam, pada tahun 1960-an.Dia meliput ibadah Haji untuk National Geographic. Saya masih ingat, saya membaca artikel karyanya pada akhir tahun 1980-an. Saya melihat foto-foto berkaitan ibadah haji, tawaf di keliling Ka'bah. Saya merasa terpukau dan seolah-olah saya begitu ingin sekali berada di sana. Pada masa itu saya tidak mengetahuinya.

Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan. Saya tidak memahami apa-apa mengenainya. Tetapi seperti ada sesuatu yang memberitahu saya bahwa tempat itu merupakan tempat yang ingin saya pergi. Tempat tersebut merupakan tempat yang baik.

Saya tidak paham bahwa seseorang itu bisa menjadi seorang muslim. Saya tidak tahujuga bahwa Thomas Abercrombie dulunya bukan muslim. Pada ketika itu saya berusia 12 atau 13 tahun. Maka saya pikir bahwa menjadi muslim seperti menjadi seorang Hindu. Anda tidak bisa melakukannya. Anda harus lahir sebagai Hindu dan itulah dia. Saya juga berpikiran bahwa kaum perempuan tidak bisa ke Mekah. Saya pikir hanya lelaki saja yang dibenarkan menunaikan ibadah haji karena foto-foto Thomas Abercrombie memperlihatkan hanya lelaki. Sepertinya dia merekam pengalamannya sendiri. Saya tidak paham ketika itu bahwa hal itu dikarenakan ada pemisahan antara gender, dan bahwa terdapat banyak wanita di sana.

Saya besar dengan memiliki pikiran artistik. Saya sering melukis dan menulis serta hal-hal yang semacamnya. Saya masih ingat saya mulai menulis bahasa Arab. Saya tidak tahu apa yang saya lakukan. Saya akan melukis bendera Arab Saudi dan menulis kata-kata di atasnya. Rupanya ketika itu saya menulis Bismillah dan Syahadah.

 

Akhirnya: Kehidupan sebenar saya sebagai Muslim

Kehidupan terus berjalan. Saya menamatkan sekolah saya di sekolah tinggi. Saya berumah tangga, pergi ke kolej, kemudian mendapat kerja. Saya lupa sama sekali dengan minat saya terhadap Asia Selatan dan Timur Tengah. Saya bekerja di Austin Texas. Di tempat ini begitu banyak sekali orang-orang India dan Pakistan. Di sinilah saya bertemu dengan orang Muslim. Saya besar di kawasan perkampungan maka tidak terdapat banyak Muslim dan orang arab di sana.

Untuk mempelajari lebih banyak berkaitan Pakistan, karena saya memang tidak tahu sama sekali berkaitan Pakistan dan orang Pakistan, maka saya ingin mempelajari negara Pakistan. Saya senantiasa ingin tahu dari mana teman-teman saya datang. Dengan cara itu saya mulai mendengar lebih banyak berkaitan Islam karena nama Pakistan secara resmi ialah Republik Islam Pakistan.

Pada masa itu saya juga mulai menyadari perbedaan antara teman-teman Hindu dan Muslim saya. Saya memang harus membuat perbandingan karena saya juga memiliki teman India, sama ada mereka Hindu atau Muslim, saya menyadari bahwa terdapat perbedaan walaupun mereka mungkin bukan Muslim yang baik, seperti shalat jamaah (hari Jumat) dan hari raya. Terdapat semacam kedamaian bagi mereka. Terdapat perbedaan yang tidak dimiliki oleh teman-teman Hindu saya. Bukanlah maksud saya bahwa rekan-rekan Hindu tidak gembira atau baik atau sepertinya, tetapi memang terdapat perbedaan yang saya sadari. Itu menyebabkan saya begitu ingin mengetahui tentang Islam. Saya ingin mengetahui apakah perbedaannya.

Dalam perbincangan dengan rekan-rekan saya, saya dapati bahwa sebenarnya seseorang bisa saja menjadi Muslim. Saya begitu terkejut 'wow' karena pada masa yang sama saya memang amat kecewa dengan Kristen. Saya benar-benar terasa kehilangan ruh dan saya mula melihat dan mencari agama-agama lain. Saya tidak lagi menghadiri gereja.

Ketika saya sudah menikah, mantan suami saya bukanlah seorang yang agamis. Dia melakukannya karena orang lain melakukannya. Kedua orang tuanya adalah penganut Lutheran, kakek-kakeknya juga penganut Lutheran, dan seterusnya. Maka dia agak bimbang tentang saya.Karena saya berperilaku aneh tetapi dia sebenarnya suka saya meneruskan pencarian saya.

Saya mencoba Buddhisme dan Shintoisme. Saya menjadi bingung dengan konsep semua Dewa dan Dewi serta Ruh dan bermacam lagi. Dan lagi pula hal ini sama sekali tidak dilakukan dalam bahasa Inggris. Saya tahu, sebagian orang akan mengatakan bahwa Islam juga dilakukan dalam bahasa Arab. Ya, kita berdoa, shalat dan membaca Quran dalam bahasa Arab, tetapi anda bisa memperolehnya dalam bahasa Inggris dengan mudah. Manakala Buddhisme semuanya dilakukan dalam bahasa yang tidak ada orang mengunakannya lagi.

Saya mengetahui Hinduisme di luar persoalan karena seperti yang saya katakan bahwa anda harus lahir dalam Hinduisme dan ia juga seperti sebuah perjalanan spiritual macam kehidupan Beetles dan Hippies. Jika anda bukan seorang India, saya berbicara berkaitan dengan orang Barat yang berkulit putih.

Bagaimanapun, saya mulai merasa bahwa tidak ada agama di luar sana untuk saya. Semuanya tidak cocok dengan keperluan saya. Seolah-olah tidak ada yang mengatakan apa yang saya rasakan di hati saya. Saya benar-benar memerlukan struktur agama dan penjelasan. Saya telah kehilangan kepercayaan terhadap Kristen apatah lagi saya menyoalkan konsep Trinitas.

Akhirnya dalam Islam saya temui sebuah agama yang mengajarkan Tuhan yang Satu, tidak punya anak, tidak dipersekutukan. Saya melayari itu dan mulai melakukan perbincangan dengan banyak Muslim, saya berhenti berteman dengan non-muslim. Saya berhenti makan dan minum yang diharamkan. Saya malah mulai membeli daging di pasar Halal.

 

Syahadah

Tetapi saya belum melafadkan syahadah saya. Maka saya belum lagi menjadi seorang muslim. Saya mulai hidup seperti seorang Muslim tetapi saya belum menjadi Muslim. Karena saya ingin mempelajari sebanyak mungkin tentang Islam. Saya inginkan kepastian mengenai apa yang saya lakukan. Saya menjadi obsesif. Saya akan berjaga sepanjang malam untuk belajar dan saya akan bertanya banyak pertanyan kepada teman-teman saya. Saya akan menulis semua yang saya pelajari. Saya hanya akan tidur mungkin 3 atau 4 jam dan kemudian saya akan menyambung pelajaran saya. Saya melayari semua informasi yang bisa saya gapai tetapi saya masih belum mengambil langkah final.

Pada satu hari seorang teman berkata kepada saya, "Anda tahu apa yang membuat kita berbeda?" Saya menjawab, "Tidak." Dia berkata, "Anda belum lagi melafadkan syahadah. Itu dia. Itulah perbedaannya."

Pada masa yang sama, seseorang memberikan saya link ceramah Hamza Yusuf kepada semua orang di dunia yang muslim tetapi mereka tidak menyadarinya. Itu membuat saya berpikir. Kemudian pukulan finalpun menerpa ketika seorang teman bertanya, "Apa akan jadi jika anda mati sebelum sempat mengucapkan syahadah? Anda harus melafadkannya."

Akhirnya, pada tanggal 31 Augustus 2002 saya mengucapkan dua kalimah syahadah di Original Dawah Conference Austin Texas: Tiada Tuhan yang saya sembah kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah pesuruh Allah. Saya kemudian bercerai dengan suami Kristen saya.Karena dia telah menjelaskan bahwa dia tidak akan menganut agama Islam. Dia bukanlah seorang penganut Kristen yang baik tetapi saya kira dia lebih senang menjadi Kristen daripada menjadi seorang muslim. Saya kemudian berpindah ke Chicago supaya bisa punya teman Muslim yang lebih banyak. Yang lain adalah sejarah.

Islam adalah agama yang benar. Dan bagi siapa yang telah dibimbing oleh Allah untuk memilih Islam, kami dapati bahwa ia memang telah berada bersama kami.Ia merupakan fitrah. Saya adalah seorang Muslim dan saya tidak mengetahuinya. Saya kira kata-kata kembali itu adalah lebih baik dari mengubah. Saya tidak melakukan apa-apa selain dari kembali semula kepada asal saya, ketika saya berusia 6 tahun. Saya punya kepercayaan kepada Tuhan sama seperti yang saya miliki sekarang. Hanya masa antara 6 hingga 26, segalanya menjadi kacau. Alhamdulillah, Allah telah memberikan saya kesempatan untuk meluruskan jalan saya. (IRIB Indonesia / onislam.net)

Read 2449 times