کمالوندی

کمالوندی

 

Francesca P. Albanese, pengacara HAM asal Italia, meski mendapat tekanan dan penentangan hebat dari lobi Zionis, tapi sampai kini masih menjabat sebagai Pelapor khusus hak asasi manusia PBB untuk Palestina pendudukan.

Di tengah upaya luas Rezim Zionis untuk menyingkirkan Francesca Albanese, Dewan HAM PBB, Sabtu (5/4/2025) memperpanjang masa tugas pengacara HAM Italia itu sebagai Pelapor khusus PBB dalam urusan Palestina pendudukan hingga tahun 2028.
 
Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan, di tengah tekanan Israel, Argentina dan Hungaria, 47 negara anggota Dewan HAM PBB, mendukung pengangkatan Albanese, untuk melanjutkan masa tugasnya hingga tiga tahun ke depan.
 
 
Siapakah Albanese?
 
Francesca Albanese, lahir pada tahun 1977 di Italia, ia adalah seorang dosen hukum internasional di Universitas Georgetown, Amerika Serikat. Sebelumnya ia bekerja untuk Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat, UNRWA.
 
Akan tetapi setelah mengungkap kejahatan-kejahatan Rezim Zionis, di Wilayah pendudukan, Albanese, menjadi sasaran serangan hebat dan terus menerus dari para pendukung Israel.
 
Selama perang Gaza, Albanese menyebut aksi-aksi yang dilakukan oleh Rezim Zionis, sebagai “genosida skala penuh”. Ia berulangkali menegaskan terdapat indikasi-indikasi nyata yang menunjukkan sedikitnya Israel melakukan tiga dari lima pelanggaran yang tercatat di Konvensi Genosida PBB.
 
Para pejabat Rezim Zionis berulangkali menggugat Albanese karena mengungkap realitas-realitas agresi Israel, ke Gaza, dan pembunuhan warga sipil, bahkan Israel, menuduh suami Albanese, bekerja sama dengan Otorita Ramallah Palestina.
  
 
Terimakasih atas Pengabdian Bertahun-tahun Menyampaikan Kebenaran
 
Organisasi-organisasi HAM, dan kelompok-kelompok pendukung Palestina, sampai sekarang terus menyampaikan terimakasih atas sikap Albanese dalam mencatat dan mendokumentasikan kejahatan-kejahatan Israel di Gaza, dan kejahatan Apartheid serta kekerasan terstruktur di Palestina.
 
Organisasi non-pemerintah, Perdamaian dan Lingkungan Hidup Iran, bulan Maret 2025, menilai Francesca Albanese berhak menerima penghargaan tahunan Dr. Taghi Ebtekar.
 
Menurut organisasi ini, dalam surat resmi yang mereka kirimkan kepada Francesca Albanese, disampaikan terimakasih atas kerja keras Pelapor khusus PBB itu dalam masalah Palestina, dan menganugerahkan penghargaan tahunan Dr. Taghi Ebtekar untuk tahun 2025.
 
Beberapa anggota parlemen Uni Eropa, dan Amerika Serikat, begitu juga kelompok-kelompok pendukung Israel, selalu menuduh Francesca Albanese sebagai anti-semit.
 
Wakil tetap Rezim Zionis di PBB, Danny Danon, dalam statemennya menuduh Albanese sebagai anti-semit dan mengatakan, “Albanese, berulangkali mengeluarkan statemen-statemen, dan pernyataan tendensius bukan hanya terhadap Israel, tapi juga terhadap seluruh masyarakat Yahudi.”
 
 
Memprotes AS dan Israel
 
Francesca Albanese, aktif di media-media sosial, dan mengunggah berbagai macam pernyataan untuk melawan Israel. Tahun 2014, Albanese, dalam sebuah cuitan menyebut AS budak lobi Yahudi. Dalam pernyataan lain ia menuding BBC bekerja sama dengan lobi Zionis.
 
Francesca Albanese, sejak pecah perang Gaza, berulangkali menyatakan dukungannya atas Hamas dan penduduk Gaza, dan menganggap operasi Badai Al Aqsa, sebagai buah dari penindasan Israel atas penduduk Gaza.
 
Pakar hukum Italia ini juga dalam berbagai statemennya, berulangkali mengarahkan telunjuk pada Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu, sebagai dalang kejahatan-kejahatan Israel di Gaza. Selain menyamakan Netanyahu dengan Hitler, Albanese juga menyamakan kebijakan Rezim Israel saat ini dengan kebijakan Nazi Jerman.
 
Di sisi lain Francesca Albanese, menyebut Jalur Gaza, sebagai kamp kerja paksa paling besar dan paling memalukan di Abad 21. (

 

Seorang pakar militer Mesir menilai Israel tidak memiliki kapasitas untuk mengambil tindakan militer terhadap Mesir saat ini.

Menurut Pars Today, Brigadir Jenderal Samir Faraj, seorang ahli militer Mesir hari Minggu mengatakan,"Israel tidak memiliki kemampuan untuk melawan tentara Mesir, dan tentara negara ini sepenuhnya siap untuk perang".

Samir Faraj juga mengklarifikasi terkait tuntutan ekspansionis rezim Zionis dari Mesir mengenai Sinai, dengan menegaskan, "Ini adalah tanah Mesir dan Mesir dapat melakukan apa pun yang diinginkan di dalamnya".

Mahasiswa Bangladesh memprotes kebrutalan rezim Israel di Gaza

Mahasiswa Bangladesh menyerukan demonstrasi dan pemogokan umum di universitas-universitas di seluruh negeri pada hari Minggu sebagai tanggapan atas pembantaian brutal rezim Israel di Jalur Gaza selama satu setengah tahun.

"Apa yang terjadi di Gaza adalah kejahatan perang yang nyata," kata Francis Farid, seorang mahasiswa di Universitas Brack, dalam protes di Dhaka.

"Israel melakukan pembantaian brutal ini untuk menguasai Gaza" tegasnya.

1.200 demonstrasi anti-Trump diadakan di AS dan kota-kota lain di seluruh dunia

Ribuan orang di Washington, D.C. dan wilayah lain di Amerika Serikat berkumpul untuk berpartisipasi dalam lebih dari 1.200 demonstrasi yang berbeda.

Demonstrasi tersebut merupakan protes terbesar terhadap Donald Trump dan sekutu miliardernya Elon Musk sejak mereka memulai upaya mereka untuk merombak pemerintahan dan memperluas kekuasaan presiden.

Protes ini direncanakan tidak hanya di seluruh 50 negara bagian AS, tetapi juga di negara lain seperti Jerman, Prancis, Kanada, dan Meksiko.

Hamas: Pemerintahan Trump bertanggung jawab langsung atas genosida Palestina

Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu, yang menyatakan bahwa pemerintahan Trump bertanggung jawab langsung atas pembantaian baru-baru ini oleh rezim Zionis di Jalur Gaza. 

Hamas mengumumkan, "Dukungan politik dan militer Washington terhadap kabinet ekstremis Netanyahu telah membuka jalan bagi kelanjutan kejahatan rezim Zionis".

Warga Hongaria protes kunjungan Netanyahu dan sobek bendera Israel

Bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Hungaria, dua warga negara Eropa merobek bendera Israel dan membuangnya ke sungai kemarin sebagai protes atas kejahatan rezim di Gaza.

Araghchi: Kami bersedia bernegosiasi, tetapi secara tidak langsung

Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araqchi Minggu sore mengumumkan sikapnya tentang perundingan Iran-AS dengan mengatakan, "Kami mendukung diplomasi dan negosiasi, tetapi secara tidak langsung, tentu saja, harus diakui bahwa belum ada putaran negosiasi yang diadakan sejauh ini."

Araghchi juga mengklarifikasi mengenai pernyataan senator AS bahwa presiden negara itu lebih menyukai perjanjian dengan Iran yang serupa dengan perjanjian Washington dengan Libya pada tahun 2003,"Kecuali mereka sedang bermimpi."

 

Serangan jet-jet tempur rezim Zionis Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (30/03) malam menewaskan sedikitnya 9 warga Palestina, termasuk 5 anak-anak.

Syahadah sembilan warga Palestina akibat serangan udara Israel di Gaza, agresi rezim Zionis di Lebanon selatan, dan serangan berkelanjutan AS di Yaman utara adalah beberapa berita terkini dari kawasan Asia Barat yang dapat Anda baca dalam paket berita ini:

Sembilan warga Palestina gugur syahid dalam serangan udara Israel di Gaza

Serangan pesawat tempur rezim Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (30/03) malam menggugursyahidkan 9 warga Palestina, termasuk 5 anak-anak. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza juga mengumumkan pada hari Sabtu bahwa 26 warga Palestina telah gugur syahid dan 70 orang terluka di daerah tersebut dalam 24 jam terakhir.

Menurut laporan ini, sejak 18 Maret 2025, dengan dimulainya gelombang baru agresi Israel terhadap Gaza, 921 orang telah gugur syahid dan 2.054 orang terluka di jalur ini. Ditambah syuhada ini, jumlah syuhada di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 50.277.

Agresi AS terhadap Yaman kembali terjadi

AS menargetkan provinsi Saada (di Yaman utara) tujuh kali pada Sabtu (30/03) malam. Dalam serangan ini, wilayah timur kota Saada dibom tiga kali, dan kota Al Salem juga menjadi sasaran empat kali.

Belum ada rincian lebih jauh yang diungkapkan tentang kemungkinan korban akibat serangan ini. Pada hari Jumat, pesawat tempur Amerika membom wilayah Yaman di Sanaa, Saada, Amran, Marib, Al-Jawf, dan Al-Hudaidah sebanyak 72 kali.

Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman: Serangan AS dan Israel tidak akan menghentikan negara kami mendukung Palestina

Dalam pidatonya pada kesempatan Idul Fitri, Mahdi Al-Mashat, Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman, mengucapkan selamat kepada para pejuang di berbagai medan, para korban luka, tawanan, dan keluarga para syuhada Yaman pada kesempatan ini, dengan mengatakan, Kita merayakan Idul Fitri sementara saudara-saudara kita di Gaza tengah menjadi syahid di bawah kebrutalan rezim Zionis, tetapi kegembiraan kita adalah bahwa bangsa Yaman tidak meninggalkan Gaza sendirian.

Al-Mashat menegaskan, Rakyat Yaman telah menyatakan sikap mereka dalam mendukung Palestina dengan melakukan operasi militer dan memberlakukan pembatasan di Laut Merah dan Teluk Aden.

Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman juga menilai kehadiran jutaan warga Yaman dalam pawai Hari Quds Sedunia sebagai tanda dukungan yang menentukan bagi Palestina, Gaza, Tepi Barat, dan Al-Quds.

Sekretaris Jenderal Gerakan Ansar Allah memuji perlawanan rakyat Gaza terhadap Zionis.

Sayid Abdul Malik Al-Houthi, Sekretaris Jenderal Gerakan Ansarullah Yaman, dalam pesan khusus kepada rakyat Palestina, khususnya Mujahidin Gaza, mengucapkan selamat Idul Fitri dan memuji kesabaran dan perlawanan mereka terhadap kejahatan rezim Zionis, dengan mengatakan, Rakyat Gaza tidak hanya menjalankan puasa Ramadhan, tapi juga mendapatkan kehormatan jihad dan ketabahan melawan penjajah.

Al-Houthi juga menghargai upaya para pejuang Yaman di medan perang dan menekankan peran mereka dalam mempertahankan negara.

Invasi rezim Zionis ke Lebanon Selatan

Melanjutkan pelanggaran gencatan senjata di Lebanon, rezim Israel sekali lagi menargetkan wilayah selatan negara itu dengan serangan udara. Menurut laporan, pesawat tak berawak Israel menargetkan dua rumah di kota Kafrkela di Lebanon selatan. Tentara Israel juga menyerang pinggiran kota Beirut pada hari Sabtu (30/03). Serangan di pinggiran kota Beirut adalah yang pertama sejak perjanjian gencatan senjata antara kedua pihak diumumkan November lalu.

Tentara Zionis tembaki pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan

Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan pendudukan Zionis melepaskan tembakan peringatan ke pasukan ini di Lebanon selatan. UNIFIL mengumumkan, Tentara Israel melepaskan tembakan peringatan ke pasukan kami dari Garis Biru di Lebanon selatan, yang jelas-jelas melanggar Resolusi 1701.

Perlu dicatat bahwa sejak 1978, pasukan penjaga perdamaian PBB telah bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian di Lebanon selatan dan mengawasi gencatan senjata serta operasi perdamaian antara Lebanon dan rezim Zionis Israel.

Tentara Israel tangkap 8 warga Suriah di desa Koya

Media Suriah melaporkan bahwa tentara pendudukan Israel menangkap delapan orang pada hari Sabtu (30/03) di desa Koya di pedesaan Daraa, Suriah selatan, saat mereka sedang bekerja di tanah mereka. Pada hari Jumat, pasukan pendudukan Israel juga menangkap dua pemuda dari Koya. Dalam beberapa hari terakhir, desa ini telah menjadi lokasi operasi militer Israel yang semakin intensif, seiring dengan meluasnya perpindahan penduduk dari rumah mereka di desa dan pinggirannya ke tempat yang lebih aman.

 

Laporan proyek "Biaya Perang" dari Watson Institute for International and Public Affairs mengumumkan bahwa 232 jurnalis tewas selama perang yang dikobarkan Israel di Gaza.

Sebuah laporan dari Proyek Biaya Perang di Institut Watson untuk Urusan Internasional dan Publik menunjukkan bahwa serangan Israel dalam perang Gaza sejauh ini telah merenggut nyawa 232 jurnalis, dengan rata-rata 13 orang per pekan.

Menurut Pars Today, data statistik ini menjadikan perang Gaza sebagai perang paling mematikan dalam sejarah bagi aktivis media.

Al Jazeera Network menerbitkan artikel ini dan menulis,"Jumlah jurnalis yang kehilangan nyawa dalam perang Gaza lebih besar dari jumlah gabungan mereka yang terbunuh dalam profesi ini dalam dua perang dunia, Perang Vietnam, Perang Yugoslavia, dan perang AS di Afghanistan".

Menurut Costs of War Project, perang ini benar-benar merupakan konflik militer terburuk dalam sejarah bagi jurnalis.

Laporan tersebut menyatakan bahwa tidak jelas berapa banyak jurnalis Palestina di Gaza yang secara langsung menjadi sasaran serangan rezim Israel dan "berapa banyak dari mereka yang menjadi korban pemboman Israel, seperti puluhan ribu warga sipil lainnya".

Namun, laporan tersebut mengutip organisasi Reporters Without Borders yang bermarkas di Paris, yang telah mendokumentasikan 35 kasus pada akhir tahun 2024 di mana tentara Israel telah menargetkan dan membunuh jurnalis, karena aktivitas profesional mereka.

Menurut Costs of War Project, serangan terhadap jurnalis di Gaza terjadi ketika tidak ada jurnalis asing yang diizinkan masuk, yang telah memperburuk situasi di mana wartawan lokal, yang seringkali digaji rendah dan memiliki sedikit sumber daya, menghadapi risiko terbesar.

Laporan tersebut menyatakan,“Di seluruh dunia, ekonomi profesi, kekerasan perang, dan kampanye sensor terkoordinasi telah mengubah semakin banyak zona perang menjadi kuburan berita, dengan Gaza menjadi contoh yang paling jelas”.

 

Sekretaris Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan Iran Hujjatul Islam Abdol Hossein Khosrow Panah dalam pernyataan terbaru menyingung pengusiran dan pengeluaran mahasiswa-mahasiswa di Amerika Serikat (AS), karena memprotes kejahatan rezim Zionis Israel di Palestina. Dia menyatakan dukungan atas penerimaan mahasiswa-mahasiswa ini di universitas-universitas Iran.

Agresi militer rezim Zionis di Jalur Gaza dan genosida terhadap warga Palestina, serta kejahatan berkelanjutan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan rezim ilegal tersebut selama Perang Gaza, telah memicu gelombang protes terbesar oleh mahasiswa sejak protes anti-rasisme di Amerika pada tahun 2020.

Menurut Parstoday, demonstrasi dan unjuk rasa untuk mempotes kejahatan Israel telah mendapat reaksi negatif dari pemerintah AS dan hukuman bagi para peserta protes tersebut. AS, sebagai salah satu pengklaim utama pembela hak asasi manusia dan kebebasan, termasuk hak atas kebebasan berekspresi, telah berulang kali mencegah penyampaian pendapat dan penyelenggaraan demonstrasi serta protes terhadap Israel di wilayah negara tersebut.

Meskipun adanya tekanan dan pembatasan ini, gerakan mahasiswa di Amerika untuk mendukung rakyat Palestina dan mengutuk kejahatan besar rezim Zionis terus berlanjut. Kelanjutan protes ini telah menyebabkan banyak mahasiswa dan dosen masuk daftar hitam dan dikeluarkan.

Dalam hal ini, Republik Islam Iran, –sejalan dengan kebijakan yang dinyatakan dan dipraktikkan dalam mendukung rakyat Palestina yang tertindas–, kali ini juga mendukung para mahasiswa yang mendukung Palestina.

Sekjen Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan Iran Hujjatul Islam Abdol Hossein Khosrow Panah menanggapi hal tersebut di laman pribadinya di jejaring sosial Virasty pada hari Sabtu (29/3/2025).

Dia menulis, perilaku arogansi global dalam menumpas para pejuang kebebasan dan mengeluarkan mahasiswa dari universitas-universitas Amerika karena memprotes kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas telah semakin menyingkap wajah sebenarnya para pengklaim pembela hak asasi manusia.

"Iran adalah rumah keadilan dan pencarian kebenaran, dan Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan, bekerja sama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Kedokteran, mendukung penerimaan para mahasiswa ini di universitas-universitas Iran," pungkasnya.

 

Persatuan Islam dan persatuan di antara umat Islam merupakan salah satu isu yang paling utama dan mendasar dalam pemikiran politik dan budaya Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.

Pentingnya persatuan Islam bagi Imam Khamenei sedemikian rupa sehingga dia memperkenalkan persatuan Islam sebagai "isu strategis" dan bukan isu taktis. Rahbar senantiasa mengajak para ulama, cendekiawan, tokoh politik, dan individu-individu umat Islam untuk bersatu di bawah perintah dan ajaran al-Quran serta pengabdian dan kecintaan kepada Nabi Besar Islam, Muhammad SAW.

Dalam pemikiran Imam Khamenei, persatuan umat Islam dan sikap mereka yang menghindari perselisihan dan perpecahan dianggap sebagai landasan yang baik dan menguntungkan untuk "perjuangan kolektif melawan penindasan sistem-sistem dominasi" dan "mempertahankan kepentingan dan hak-hak dunia Islam yang telah diinjak-injak."

Berikut kutipan-kutipan pidato Imam Khamenei tentang persatuan Islam yang dipilih Parstoday dan disajikan untuk Anda:

 

Persatuan Umat Islam, Isu Strategis

Imam Khamenei dalam pertemuan dengan anggota penyelenggara Konferensi Dunia Ahlul Bait as pada tanggal 14 April 1990, menganggap persatuan umat Islam sebagai isu strategis. Dia menegaskan bahwa isu persatuan umat Islam di Republik Islam Iran merupakan masalah fundamental.

 

Keselarasan Umat Islam dalam Masalah dan Isu Dunia Islam

Rahbar dalam sebuah pertemuan dengan aktivis revolusioner pada tanggal 15 Agustus 1995 mengatakan, makna persatuan antarbangsa Islam adalah bahwa mereka bergerak bersama-sama dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia Islam, saling membantu, dan tidak menggunakan "modal" mereka sendiri untuk saling merugikan di antara bangsa-bangsa ini.

 

Peringatan Mengenai Upaya Musuh untuk Merusak Persatuan Umat Islam

Imam Khamenei dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi Republik Islam Iran pada Hari Raya Idul Fitri tanggal 2 Oktober 1999, menekankan perlunya mengenali musuh dan memperingatkan terhadap upaya musuh untuk merusak persatuan umat Islam.

Rahbar menuturkan, musuh merasa lemah dalam menghadapi gerakan Islam yang besar. Oleh karena itu, musuh menggunakan segala macam perang psikologis, berbagai serangan, menakut-nakuti bangsa-bangsa dan negara-negara Muslim terhadap satu sama lain, dan propaganda terhadap satu sama lainnya. Cara menghadapinya adalah dunia Islam harus menjaga persatuan.

 

Kebutuhan untuk Mengesampingkan Perbedaan Mazhab

Salah satu masalah serius yang dihadapi masyarakat Islam dalam situasi saat ini adalah perbedaan dan perselisihan mazhab. Imam Khamenei dalam hal ini mengatakan, pada saat ini, makin banyak upaya yang dilakukan agar umat Islam saling bermusuhan dan tidak mencapai persatuan. Upaya-upaya ini, ketika meningkat, maka kebutuhan umat Islam untuk bersatu akan lebih besar dari sebelumnya.

 

Pembentukan Front Persatuan Islam

Tidak diragukan lagi, salah satu solusi penting untuk mengatasi permasalahan dunia Islam dan mencapai kemandirian politik, budaya, dan ekonomi adalah membentuk Front Persatuan Islam.

Imam Khamenei menuturkan, umat Islam dunia harus bersatu. Kapan pun sepanjang sejarah umat Islam bersatu, dan memiliki keutuhan dan satu kata dalam ucapan, serta bertindak atas dasar Islam dan al-Quran, maka tipu daya musuh tidak akan berpengaruh terhadap pekerjaan mereka, bahkan mereka pun berhasil menetralisir dan menggagalkan semua rencana kubu arogan. 

 

Sekjen PBB, baru-baru ini menuntut diberlakukannya kembali gencatan senjata sesegera mungkin di Jalur Gaza.

Antonio Guterres, Rabu (2/4/2025) kembali mendesak pemberlakuan segera gencatan senjata di Jalur Gaza, pembebasan tawanan tanpa syarat, dan akses penuh terhadap bantuan kemanusiaan di seluruh wilayah Jalur Gaza.
 
Ia mengatakan, “Pemboman luas Israel, dan operasi darat dalam dua hari terakhir saja telah menciptakan kerusakan parah, dan memaksa lebih dari 100.000 warga Palestina mengungsi, dari Rafah, yang sebagian besar dari mereka untuk kesekian kalinya mengungsi dengan barang bawaan yang seadanya.
 
Sekjen PBB juga memprotes serangan pasukan Israel, ke rombongan tim dokter, dan unit gawat darurat pada 23 Maret 2025 yang menewaskan 15 orang dokter serta petugas kesehatan di Gaza.
 
“Sejak Oktober 2023, sedikitnya 408 petugas kesehatan di Gaza gugur, dan 280 orang di antara mereka adalah pegawai PBB,” kata Antonio Guterres.
 
Sementara itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Kamis (3/4) menyinggung laporan terbaru Pelapor khusus hak atas makanan, Dewan HAM PBB, yang mendesak tekanan atas Israel, supaya menghentikan kebijakan kelaparan dan kelangkaan makanan yang dipaksakan.
 
Pada saat yang sama, Esmaeil Baghaei, juga menyesalkan sikap pasif sebagian negara Barat yang mengklaim sebagai pembela HAM termasuk Inggris, Kanada, Jerman, dan Prancis, terkait pelanggaran tegas dan terstruktur HAM di Gaza, dan menganggapnya sebagai bukti nyata ketidakjujuran negara-negara itu dalam hal HAM dan supremasi hukum.
 
Selain itu Jubir Kemlu Iran, mengingatkan tanggung jawab bersama seluruh negara untuk mencegah dan melawan kejahatan keji Israel, dan ia mendesak semua negara dunia khususnya negara-negara Islam, untuk mencegah berlanjutnya pembunuhan perempuan dan anak-anak tak berdaya Palestina, dengan solidaritas dalam lisan, serta tindakan terhadap rakyat tertindas Palestina.
 
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, Jumat lalu mengatakan sejak tiga minggu lalu sampai sekarang, tidak ada bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza. Ia menegaskan, kemanusiaan saat ini berada dalam masa yang paling gelap.
 
Rezim Zionis sejak 7 Oktober 2023 melancarkan perang destruktif terhadap Jalur Gaza, yang sampai sekarang telah menyebabkan lebih dari 50.000 orang gugur, dan puluhan ribu lainnya terluka.

 

Militer Israel mengumumkan telah meluncurkan operasi darat di kota Rafah, yang terletak di Jalur Gaza selatan.

Rezim Zionis yang memulai serangannya ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 telah menetapkan gencatan senjata sementara di wilayah tersebut. Namun rezim ini terus melanggar gencatan senjata dan pada putaran baru telah melancarkan serangan besar-besaran ke berbagai wilayah di Jalur Gaza, termasuk Kota Rafah.

Menurut laporan Pars Today, militer Israel hari Kamis (20/03) menekankan bahwa cakupan operasi di kota Rafah telah diperluas, sementara pada saat yang sama, operasi militer terus berlanjut di utara dan tengah Jalur Gaza. Tentara Israel telah menghancurkan infrastruktur Palestina di Jalur Gaza utara.

Selain itu, pesawat tempur Israel telah melakukan serangan udara ekstensif terhadap infrastruktur Palestina di berbagai wilayah Jalur Gaza.

Jumlah korban syahid akibat serangan udara di Gaza meningkat menjadi 710

Menyusul serangan ini, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa, menyusul pembantaian massal yang dilakukan musuh sejak Selasa pagi, 710 warga Palestina tewas dan lebih dari 900 lainnya terluka di berbagai wilayah Jalur Gaza, dan 70 persen dari mereka yang terluka dalam serangan agresif ini adalah wanita dan anak-anak.

Pernyataan dari Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza juga menyebutkan bahwa jumlah korban tewas dalam perang genosida rezim Zionis terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi lebih dari 49.600 orang, dan jumlah korban luka meningkat menjadi 112.950 orang.

Setelah dimulainya putaran baru serangan Zionis Israel terhadap Jalur Gaza dengan lampu hijau dari Amerika Serikat, tidak ada wilayah di kawasan itu yang luput dari serangan ini, dan rezim Israel telah menargetkan rumah-rumah penduduk, sekolah, pusat-pusat pengungsian, dan kamp-kamp pengungsi dengan serangan-serangan besar.

Gedung Putih mengumumkan bahwa rezim Israel berkonsultasi dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebelum melancarkan serangan baru terhadap Gaza.

Republik Islam Iran, Liga Arab, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Mesir, Rusia, Turki, UNICEF, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mengeluarkan pernyataan keras yang mengutuk dimulainya kembali serangan rezim Zionis di Jalur Gaza.

 

200 anak Palestina gugur dalam serangan Israel baru-baru ini di Jalur Gaza

Terkait hal ini, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) di Gaza mengumumkan bahwa lebih dari 200 anak gugur syahid dalam gelombang baru serangan udara Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza, sebuah statistik yang mengejutkan.

 

Protes terhadap genosida di Gaza

Menyusul kejahatan baru rezim Zionis di Gaza, Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) hari Kamis (20/03) menyerukan rakyat Palestina di Tepi Barat untuk berpartisipasi dalam demonstrasi besar-besaran untuk memprotes dimulainya kembali perang genosida dan pembunuhan musuh Zionis terhadap rakyat Gaza. Hamas menekankan bahwa kita semua akan bersama-sama dengan lantang menyatakan bahwa Gaza tidak sendirian dan bahwa kita akan bersatu dalam menghadapi perang dan agresi musuh Zionis.

 

Serangan roket Brigade Al-Qassam di Tel Aviv

Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), juga menanggapi kejahatan rezim Zionis dengan menargetkan kota Tel Aviv dengan beberapa roket. Sirene peringatan dibunyikan menyusul roket yang ditembakkan dari Gaza.

 

Lima warga Palestina, termasuk empat anak-anak tewas dan banyak lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah tinggal di daerah Al-Taffah di bagian timur Kota Gaza.

Rezim Zionis yang memulai serangannya ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 telah menetapkan gencatan senjata sementara di wilayah tersebut. Akan tetapi, Israel terus melanggar gencatan senjata dan pada putaran baru ini melancarkan serangan besar-besaran ke berbagai wilayah di Jalur Gaza.

kota Deir al-Balah di pusat Jalur Gaza, kota Hamad di Khan Yunis, dan bagian barat kota Rafah di selatan Jalur Gaza juga menjadi sasaran serangan udara rezim Zionis.

Beberapa warga Palestina juga tewas dan terluka dalam serangan udara Israel terhadap kamp Nuseirat di pusat Jalur Gaza.

Pengeboman sebuah bangunan perumahan di Jabalia, di Jalur Gaza utara, juga menewaskan satu orang dan beberapa orang terluka.

Pesawat tempur Israel juga mengebom Beit Lahia di utara dan Rafah di selatan pada Sabtu pagi.

Menyusul serangan ini, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan pembunuhan massal yang dilakukan rezim Zionis sejak Selasa pagi menyebabkan lebih dari 720 warga Palestina gugur dan lebih dari 900 lainnya terluka di berbagai wilayah di Jalur Gaza, dan 70 persen dari mereka yang terluka dalam serangan agresif ini adalah wanita dan anak-anak.

Pernyataan dari Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza juga menyebutkan bahwa jumlah korban tewas dalam perang genosida rezim Zionis terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi lebih dari 49.600 orang, dan jumlah korban luka meningkat menjadi 113.000 orang.

Setelah dimulainya putaran baru serangan Israel terhadap Jalur Gaza dengan lampu hijau dari Amerika Serikat, tidak ada wilayah di Gaza yang luput dari serangan ini, dan rezim Israel telah menargetkan rumah-rumah penduduk, sekolah, pusat-pusat pengungsian, dan kamp-kamp pengungsi dengan serangan-serangan besar.

Anak Palestina mengumpulkan daun untuk dimakan

Organisasi kemanusiaan telah berulang kali memperingatkan bahwa kelaparan yang meluas di Jalur Gaza mengancam kehidupan ribuan anak-anak dan wanita.

Gambar dan laporan yang diterbitkan selama perang lebih dari setahun di wilayah ini menunjukkan bahwa orang-orang, terutama anak-anak, mencari perlindungan di dedaunan pohon dan pakan ternak untuk mencari makanan, dan banyak anak meninggal karena kekurangan gizi parah.

Warga Gaza berbuka puasa di tengah reruntuhan

Di beberapa tempat, pria dan wanita Palestina berbuka puasa di antara reruntuhan masjid dan sekolah, tanpa kehadiran orang terkasih yang tewas dalam serangan baru-baru ini.

Waktu sahur di Gaza tak lain hanyalah kegelapan, kelaparan, dan ketakutan.

Keluarga yang hanya memiliki beberapa wadah plastik berisi air dan sedikit makanan, menghabiskan hari-hari sulit di bulan Ramadhan dengan harapan menerima bantuan terbatas.

Sejak dimulainya serangan brutal Israel pada Oktober 2023, Jalur Gaza telah menjadi wilayah yang hancur. Rezim telah memberlakukan blokade menyeluruh, hampir sepenuhnya menghentikan masuknya makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

Serangan rudal Brigade Al-Qassam terhadap posisi Israel

Brigade Izzeddine al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, juga menargetkan posisi rezim di kota Ashkelon dengan dua rudal sebagai tanggapan atas kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza dan wilayah Palestina lainnya.

Sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa sirene tanda bahaya berbunyi di wilayah Ashkelon. Ini adalah hari kedua perlawanan Palestina menargetkan posisi Israel dengan rudal. Pada hari Kamis, perlawanan Palestina juga menargetkan Tel Aviv dengan tiga rudal.

 

Menjelang peringatan Hari Quds Sedunia, demonstrasi besar-besaran telah diadakan di Paris dan kota-kota Eropa lainnya sebagai tanggapan atas serangan baru rezim Zionis Israel di Jalur Gaza.

Demonstrasi ini mencerminkan kemarahan dan ketidakpuasan publik terhadap tindakan Israel dan mencerminkan gerakan global untuk mendukung rakyat Palestina dan mengutuk kejahatan Zionis.

Dari Wina hingga Stockholm, dari Auckland hingga Berlin, gelombang kemarahan rakyat telah menyebar.

Para peserta pawai ini menekankan bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah tragedi kemanusiaan dan genosida yang dilakukan di tengah keterlibatan dan kebisuan negara-negara Barat.

Di Paris, para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan seperti "Free Palestine" dan "Hentikan Genosida Gaza" dan menyerukan diakhirinya segera dukungan militer dan politik untuk Israel.

Dengan melakukan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa, polisi Prancis sekali lagi menunjukkan sikap ganda pemerintah Barat terhadap kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia.

Di Jerman dan Inggris, ribuan orang juga berunjuk rasa menentang kebijakan pro-Israel pemerintah mereka.

Yang perlu diperhatikan adalah kehadiran luas kaum muda, aktivis sayap kiri, dan bahkan beberapa kelompok Yahudi anti-Zionis dalam protes ini, yang menunjukkan bahwa wacana dominan di media Barat, yang melabeli setiap kritik terhadap Israel sebagai "anti-Semitisme", tidak dapat lagi dengan mudah mengendalikan opini publik.

Di Paris, demonstrasi hari anti-rasisme berubah menjadi demonstrasi anti-Zionis dan kecaman terhadap pelanggaran gencatan senjata dan dimulainya babak baru serangan oleh tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza.

Para demonstran di Paris menyerukan keadilan dan dukungan bagi rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat, dan agar para pemimpin pendudukan diadili di pengadilan internasional.

Peter Leary dari Gerakan Solidaritas Palestina di Inggris mengatakan, Selama 17 bulan kami berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina di saat-saat paling gelap dalam sejarah mereka, di tengah pembantaian mengerikan yang dilakukan oleh Israel. Presiden AS Donald Trump dan diamnya Perdana Menteri kita Keir Starmer telah menewaskan ratusan orang dalam hitungan hari dan mengancam akan melanjutkan pembunuhan. Bahkan pejabat Inggris tidak dapat menoleransi refleksi kalimat kritis terhadap kejahatan Zionis pada berita media.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa Israel melanggar hukum internasional.

Beberapa waktu setelah pernyataan ini dipublikasikan, Menteri Luar Negeri Inggris menarik kembali pernyataannya karena tekanan dari Starmer.

Mengakui kejahatan Israel berarti mengakui keterlibatan Inggris dalam kejahatan ini.

Lindsey German, perwakilan gerakan Stop the War, mengatakan, Berapa banyak lagi kejahatan perang yang harus kita lihat di Gaza sebelum pemerintah mengakui apa yang terjadi sebagai genosida? Starmer sekarang menjadi sponsor senjata terbesar di Eropa, menghabiskan lebih banyak uang dan pendanaan untuk Israel.

Perwakilan Stop the War menambahkan, Kami telah memperjuangkan kebebasan berbicara di Inggris selama beberapa generasi. Kedutaan Besar Israel adalah satu-satunya kedutaan besar yang tidak dapat Anda protes secara langsung di depannya.

Sejak dimulainya serangan Zionis yang menghancurkan di Jalur Gaza pada Oktober 2023, protes terhadap kejahatan Zionis telah menjadi gerakan di Barat.

Ancaman dari pemerintah Barat terhadap peserta gerakan anti-Zionis tidak menyurutkan protes anti-Israel di Barat.

Bahkan beberapa orang Yahudi yang tinggal di negara-negara Barat telah bergabung dengan gerakan anti-Zionis.

Organisasi yang dikenal sebagai "Persatuan Yahudi Prancis untuk Perdamaian" (UJFP) mengadakan seminar di Paris yang bertujuan untuk menghadapi bahaya tindakan agresif Israel di kawasan dan kebutuhan untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin rezim pendudukan ini atas kejahatan pembantaian rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Rima Hassan, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Eropa menantang pemerintah dan kelas politik Prancis dalam pidatonya di seminar itu, dan kemudian berbicara kepada rakyat Prancis, menceritakan kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza dan menunjuk pada upaya perwakilan sayap kiri untuk meningkatkan batasan tuntutan Parlemen Eropa guna mendukung perjuangan Palestina.

"Israel tidak dapat mewakili semua orang Yahudi, Banyak orang Yahudi di seluruh dunia tidak puas dengan Israel." kata Michele Sibony, Juru Bicara Persatuan Yahudi Prancis untuk Perdamaian.

Dalam sebuah demonstrasi anti-Zionis di Austria, "Thomas" (yang memilih untuk tidak menyebutkan nama belakangnya) mengatakan kepada wartawan bahwa situasi di Gaza telah memburuk dan bahwa, sebagai seorang Yahudi, sikapnya adalah solidaritas dengan Palestina sejak awal.

Thomas mengkritik negara-negara Barat yang mendukung Israel, dengan mengatakan, Apa yang kita saksikan sekarang adalah genosida dan intensifikasi genosida terhadap rakyat Palestina dengan keterlibatan banyak negara, terutama Jerman dan Amerika Serikat.

Merujuk pada penargetan anak-anak Palestina oleh penjajah di Gaza, Thomas mengatakan, Jika kita mengheningkan cipta selama satu menit untuk setiap anak Palestina yang terbunuh, kita harus berdiri di sini selama hampir tiga minggu.