کمالوندی

کمالوندی

 

Bidang rudal Iran memiliki pertumbuhan khusus dan merupakan salah satu komponen penting untuk menciptakan keamanan yang berkelanjutan di negara itu. Di bidang rudal, industri pertahanan Iran telah mencapai produk buatan sendiri sepenuhnya dengan teknologi terbaru.

Di bidang produksi rudal besar, dua jenis rudal yaitu rudal balistik dan rudal jelajah, dibuat di industri pertahanan negara kita. Rudal jelajah adalah jenis peluru kendali; Bahkan, sebuah kendaraan udara tak berawak yang jalurnya dapat diubah dan dipandu hingga mencapai target. Presisi dan penghindaran radar adalah fitur penting dari rudal jelajah buatan Iran. Sebagian besar sistem jelajah menggunakan mesin jet, sedangkan rudal balistik menggunakan mesin roket.

Rudal jelajah digunakan dalam berbagai jenis operasi militer karena karakteristik khusus mereka. Biaya yang relatif rendah, kemampuan penerbangan dan pergerakan yang lebih lama, penghindaran radar, dan kesulitan dalam deteksi juga merupakan fitur dari rudal jelajah. Rudal-rudal ini bergerak menuju target dalam penerbangan berkecepatan tinggi di ketinggian rendah, membuat mereka seringkali sulit dideteksi.

Di bidang rudal jelajah, rudal jelajah menyerang target darat dengan cepat menjadi salah satu senjata utama, terutama di tentara utama dunia. Rudal Iran sering menggunakan beberapa panduan, kemungkinan besar, TERCOM dan DSMAC adalah keluarga yang sama yang membantu menavigasi dan menemukan rute yang tepat berdasarkan pencocokan gambar (udara dan satelit) dari rute dengan komputer di dalam rudal. Sistem navigasi umumnya digunakan di sebagian besar rudal jelajah darat di dunia.

Jenis panduan ini dibentuk berdasarkan peta medan, dan misil bergerak di sepanjang rute berdasarkan informasi yang dimasukkan ke komputer atau komputer penerbangan, dan dengan berbagai alat, mengoreksi jalur pergerakannya dan meningkatkan akurasinya.

Industri pertahanan Iran telah mampu memproduksi berbagai jenis rudal jelajah dengan menggunakan pengetahuan ahli dalam negeri dan ilmu pengetahuan modern. Selain rudal jelajah seperti Noor, Qadir, Qader, dan Nasr, jenis kapal jelajah lainnya yaitu rudal jelajah darat telah dibangun di industri pertahanan dengan jangkauan minimal 700 km.

Abu Mahdi, Hoveyzeh, Soomar, dan Ya Ali (as) adalah tiga rudal jelajah terkemuka di bidang ini. Rudal jelajah "Soomar", "Hoveyzeh" (dengan jangkauan 1350 km), dan "Meshkat" (dengan jangkauan 2000 km) termasuk di antara rudal jelajah darat Iran. Rudal jelajah Hoveyzeh harus dianggap sebagai pencapaian terbaru di bidang ini yang diresmikan pada 2 Februari 2019, pada malam peringatan 40 tahun kemenangan Revolusi Islam Iran di hadapan Brigadir Jenderal Hatami, Menteri Luar Negeri saat itu. Pertahanan, dan Brigadir Jenderal Ali Hajizadeh, Komandan Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), pada pameran "Pencapaian Pertahanan dan Konstruksi" yang disebut "Otoritas 40".

Kementerian Pertahanan menganggap produksi rudal jelajah Hoveyzeh sebagai langkah efektif dalam meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata dan daya tangkal negara dan telah mengumumkan bahwa rudal ini adalah "lengan panjang" Republik Islam Iran di masa depan. bidang pertahanan rudal jelajah. Brigadir Jenderal Amir Hatami mengatakan pada upacara pembukaan bahwa rudal jelajah jarak jauh keluarga Soomar yang disebut "Hoveyzeh" adalah rudal untuk melengkapi rantai pertahanan Iran dan membuatnya sekuat mungkin.

Brigjen Amir Hatami dan Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh
Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Komandan Pasukan Dirgantara IRGC, juga menyebutkan bahwa kami telah bekerja di bidang rudal jelajah selama beberapa tahun dan mengatakan bahwa kami memiliki kendala besar di bidang mesin jet dan propulsi, yang untungnya telah telah dihapus dalam beberapa tahun terakhir dan produk telah dibangun. Secara alami, kita akan melihat rudal jenis ini, baik pantai ke laut, udara je darat, atau darat ke darat cruise. Rudal jelajah, seperti rudal Hoveyzeh, beratnya kurang dari rudal balistik dan mudah diangkut. Selain itu, penggunaan misil ini untuk melawan musuh tidak mudah dicegat karena bergerak di dekat tanah.

Rudal Hoveyzeh adalah rudal jelajah jarak jauh yang dikembangkan oleh para ahli di Kementerian Pertahanan dan Industri Dirgantara Dukungan Angkatan Bersenjata. Rudal Hoveyzeh adalah rudal jelajah darat dengan kemampuan penghindaran radar dari keluarga rudal Soomar. Rudal ini mampu menghancurkan berbagai target karena kemampuan taktisnya yang tinggi. Rudal Hoveyzeh memiliki kemampuan "persiapan dan respons cepat, ketinggian penerbangan rendah, akurasi navigasi tinggi dan mengenai target dan daya destruktif tinggi" dan digunakan terhadap target darat tetap.

Rudal siluman diserahkan kepada IRGC Aerospace Force setelah uji coba yang berhasil pada jarak 1.200 km. Rudal itu memiliki jangkauan sekitar 1350 km, yang dapat dengan mudah menyerang target Iran di kawasan itu, termasuk pangkalan regional AS. Panjang rudal Hoveyzeh adalah sekitar 6 meter, dan beratnya lebih dari satu ton, yang dalam hal ini menyerupai rudal Hoveyzeh dengan rudal Soomar, namun, pertimbangan yang cermat dari jangkauan rudal ini menunjukkan bahwa karakteristik ini telah meningkat sebesar sekitar 600 km di rudal Hoveyzeh dibandingkan dengan rudal Soomar.

Peningkatan jangkauan ini hanya dapat dikaitkan dengan perolehan pengetahuan baru Iran di bidang konstruksi rudal jelajah, yang berarti menggabungkan pengetahuan spesialis pertahanan dengan perusahaan berbasis pengetahuan. Ini telah memungkinkan kekuatan dan inovasi untuk membantu industri pertahanan agar Iran tetap up to date di bidang ini serta bidang lainnya. Keakuratan mengenai sasaran rudal Hoveyzeh diperkirakan 1 meter.

Situs web Debka File rezim Zionis Israel, yang menganalisis masalah militer dan keamanan, menerbitkan berita peluncuran rudal Hoveyzeh dengan tajuk "Baik Israel maupun Amerika Serikat tidak dapat melawan rudal jelajah baru Iran", dan mengaitkan pembukaan dan pengujian Rudal ini dalam menjawab uji coba rudal "Arrow 3" buatan Amerika Serikat dan Israel, yang diresmikan pada 22 Januari 2019.

 

Selasa, 15 Maret 2022 11:39

Masyarakat Ideal di Masa Imam Mahdi af

 

Manusia secara naluri mempunyai kecenderungan pada kesempurnaan seperti mencari keadilan, kebenaran dan kebaikan. Dengan adanya kecenderungan tersebut, manusia dalam sepanjang sejarah berusaha merealisasikan kebenaran, keadilan dan nilai-nilai akhlak.

Para nabi dan wali merupakan penggagas dan pendahulu misi-misi suci tersebut. Upaya dan perjuangan mereka semenjak awal berupaya memberikan petunjuk kepada manusia ke arah kebaikan dan keadilan hingga dunia ini terlepas dari kezaliman dan arogansi.

Meski para nabi berupaya menyebarkan kepercayaan kepada Allah Swt dan keadilan, namun sejarah membuktikan bahwa upaya itu tidak memberikan hasil yang sempurna dan komprehensif. Sebab, ada sejumlah pihak yang menjadi kendala bagi misi para nabi.

Karena itulah realiasi keadilan secara merata dan perlawanan terhadap segala kezaliman dan penindasan dihadapkan pada kendala serius dan jauh dari harapan setiap manusia. Untuk itu, penantian pada kemunculan juru penyelamat yang akan merealisasikan tujuan-tujuan agung tersebut, merupakan sisi persamaan yang dimiliki oleh semua agama.

Islam yang merupakan agama terakhir dan paling sempurna, menjelaskan struktur masyarakat ideal bagi seluruh umat manusia. Menurut pandangan Islam, seorang keturunan dari Rasulullah Saw akan muncul di muka bumi pada akhir zaman. Sosok inilah yang akan memerangi kebatilan dan ketidakadilan di dunia serta merealisasikan masyarakat ideal.

Pemerintah global Islam yang dipimpin oleh Imam Mahdi af mempunyai kriteria-kriteria khusus yang tidak dimiliki sistem lainnya. Pemerintah Imam Mahdi as akan muncul berdasarkan ajaran-ajaran wahyu dan norma ilahi. Adapun nilai-nilai materi yang dibangun berdasarkan individualisme dan materialisme disingkirkan dari pemerintahan Imam Mahdi as.

Aliran-aliran materialis berkeyakinan bahwa peradaban dan pemerintah tidak memperdulikan nilai-nilai spiritual dan agama. Sebaliknya, Islam dengan ajaran-ajarannya yang jelas, memaparkan berbagai tauladan di tengah masyarakat. Menurut pandangan agama suci ini, undang-undang, keadilan, kemuliaan, interaksi sosial dan ekonomi berlandaskan pada ketauhidan dan tercerminkan dalam keindahan. Dalam sistem manajemen Islam, perluasan keadilan dan perlawanan terhadap diskriminasi menjadi prioritas utama agama ini.

Allah Swt dalam surat an-Nahl ayat 90 berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."

Ayat tersebut menggambarkan pondasi-pondasi penting sosial seperti keadilan dan kemuliaan dengan arti sebenarnya yang akan terealisasi dalam pemerintahan Imam Mahdi af. Dalam pemerintahan Imam Mahdi as digambarkan bahwa persahabatan, saling tolong-menolong dan kemuliaan sangat kokoh, bahkan setiap individu di tengah masyarakat berperilaku bak sebuah keluarga.

Akan tetapi sangat disayangkan, masyarakat saat ini dihadapkan pada hubungan sosial tidak sehat dan destruktif yang bertumpu pada kekhawatiran dan ketidakpercayaan antarmanusia. Kefasadan sosial hingga ketidakamanan di dalam keluarga menunjukkan bahwa peradaban dunia saat ini telah gagal membangun spirit manusia dalam merealisasikan ketenangan diri.

Realita tersebut menggambarkan bahwa hubungan sosial manusia tidak dapat terwujud tanpa landasan spritual. Sederet problema di dunia semakin mencerminkan pentingnya kehadiran sosok juru selamat yang menyelamatkan dunia dari berbagai tekanan.

Imam Shadiq as berkata, "Di akhir zaman, kemuliaan-kemuliaan akhlak dan nilai kemanusiaan akan menjadi landasan pemerintah global Islam." Imam Bagir as berkata, "Saat Imam Mahdi af muncul, hanya persahabatan, persatuan dan kerja sama yang mengemuka." Dalam pemerintahan Imam Mahdi as, kekhawatiran dan ketidakpercayaan antarmanusia akan pudar, sedangkan kepercayaan dan keamanan semakin kokoh.

Lebih dari itu, radikalisme dan kebejatan moral terus berkurang, dan hukum pun berlaku. Orang-orang kaya juga tidak menzalimi kelompok lemah. Di pemerintahan Imam Mahdi as juga digambarkan bahwa setiap orang saling menghormati serta saling memberi nasehat dan jalan keluar. Disebutkan pula, harta, nyawa dan harga diri berada dalam kondisi aman. Semua manusia juga merasa tenang dan nyaman. Itulah gambaran ideal pemerintah Imam Mahdi as.

Di antara kriteria lain pemerintah Imam Mahdi af adalah memperhatikan kedewasaan akal dan perluasan ilmu. Dalam ajaran Islam, akal dan pemikiran mempunyai tempat yang luar biasa. Pada prinsipnya, agama tidak dapat dipahami dengan baik tanpa peran akal. Dengan ungkapan lain, manusia melalui daya pikirnya, mengenal esensi agama.

Akal merupakan petunjuk manusia ke arah perbuatan baik dan memperingatkan hal-hal yang berbahaya. Untuk itu, al-Quran sangat menganjurkan setiap manusia supaya berpikir dan merenung. Dalam pemerintah Imam Mahdi as, akal berada di samping penyembahan kepada Allah Swt, akhlak dan takwa. Akal yang sehat merupakan petunjuk kebaikan dan norma-norma.

Hal yang tak dapat dipungkiri, sains dan teknologi yang merupakan hasil inovasi akal manusia tidak akan dihadapkan pada bencana bagi manusia bila dibarengi dengan akal yang sehat. Dalam pemerintahan Imam Mahdi as, kepintaran manusia yang berada dalam hidayah ilahi, dapat mencapai pada kesempurnaan.

Dalam kalimat mutiara Imam Shadiq as disebutkan, ilmu mempunyai 27 pintu. Sebelum kemunculan Imam Mahdi as, manusia dapat membuka dua ilmu. Saat Imam Mahdi as muncul, 25 pintu lainnya akan terbuka.

Salah satu fenomena yang akan mengemuka saat Imam Mahdi af muncul adalah perkembangan ilmu berkali-lipat yang dibarengi dengan kesempurnaan spiritual, sehingga teknologi dan kemajuan tidak berada di tangan orang-orang yang tidak berhak. Kedewasaan akal yang dibarengi dengan pendidikan akhlak, akan membentuk masyarakat yang ideal.

Berbagai hadis dan riwayat menyebutkan bahwa masyarakat ideal di masa Imam Mahdi af menjadi sarana kedewasaan dan kesejahteraan materi. Tak diragukan lagi, ketika hubungan antarmanusia berlandaskan pada keadilan dan kemuliaan, berbagai kenikmatan dan anugerah ilahi akan melimpah di tengah masyarakat dan berbagai problema sosial dan ekonomi akan pudar. Dalam kondisi seperti ini, sumber daya alam begitu melimpah, dan manusiapun mampu mengoptimalkannya dengan baik.

Rasulullah Saw bersabda, "Di masa ummatku, akan bangkit Imam Mahdi af. Saat itu, masyarakat akan mendapatkan kenikmatan yang tidak pernah didapatkan pada masa sebelumnya. Alampun tidak menyembunyikan kekayaannya." Sesuatu yang akan terjadi di masyarakat Imam Mahdi af merupakan janji Allah Swt yang disebutkan berulangkali dalam al-Quran.

Dalam al-Quran dijanjikan bahwa setiap manusia yang beriman baik laki maupun perempuan, ketika melakukan amal saleh, maka Allah Swt akan mempersembahkan kehidupan bahagia dan layak. Dalam pemerintah Imam Mahdi as, kita akan menyaksikan kehidupan yang sehat. Ketidakamanan dan ketidaktenangan di dunia ini berubah menjadi kehidupan yang nyaman dan tenang. Membayangkan masa kemunculan Imam Mahdi dan pemerintahannya saja dapat menenteramkan hati manusia. 

 

Hari masih gelap dan matahari belum menunjukkan sinarnya pada 5 Sya'ban tahun itu, bulan yang penuh kebaikan dan diberkahi, namun para malaikat langit sudah turun dan menyelimuti kota Madinah dengan sayap-sayapnya.

Shaharbanu mendekap seorang anak dalam pelukannya. Seorang anak yang lahir dari keturunan suci Rasulullah Saw yang kelak akan menjadi pewaris risalah agung yaitu Imamah dan Wilayah.

Tak syak ia adalah putra Hussein bin Ali bin Abi Thalib, dan hari ini menjadi hari penuh berkah, karena Hujatullah, Imam Ali bin Hussein bin Abi Thalib terlahir ke dunia.

Sebutan Imam Sajjad, karena tekun beribadah dan bersujud kepada Allah Swt. Selain dekat dengan Tuhan, Imam Sajjad juga dikenal sebagai orang yang sangat dermawan, penyantun terutama kepada orang miskin, anak yatim dan orang-orang tertindas.

Manusia mulia ini juga dikenal dengan doa-doanya yang memiliki ketinggian bahasa yang menjulang dan kedalaman makna yang menghunjam. Beliau menjalani malam dengan doa dan ibadah kepada sang maha Pencipta. Tentang ini, Imam Baqir as, putra Imam Sajjad berkata, "Ketika semua orang di rumah tertidur di awal malam, ayahku, Imam Sajjad bangun mengambil wudhu dan shalat dua rakaat. Kemudian beliau mengambil bahan makanan dalam karung dan memanggulnya sendirian menuju daerah orang-orang miskin dan membagikan makanan kepada mereka. Tidak ada seorangpun yang mengenalnya. Setiap malam orang-orang miskin menunggu beliau di depan rumah mereka untuk menerima jatah makanannya. Tapak hitam dipunggung ayahku merupakan bukti bahwa beliau memanggul sendiri makanan yang dibagikan kepada orang miskin."

Imam Sajjad dengan tanpa pamrih dan hanya mengharap keridhaan Allah dalam berbuat baik terhadap orang lain. Ketika bersama rombongan bergerak menuju Mekah untuk menjalankan ibadah haji, beliau meminta supaya pengurus rombongan tidak memperkenalkan identitas dirinya kepada yang lain. Dengan cara ini rombongan lain tidak mengenalinya, dan beliau bisa leluasa melayani keperluan mereka yang hendak berangkat untuk menunaikan ibadah haji.

Dalam sebuah perjalanan seseorang mengenalinya dan berkata, "Apakah kalian tahu siapa pemuda ini " Ia tidak lain adalah Ali bin Husein. Rombongan itu berlari mendekati Imam Sajjad dan memberi hormat serta memohon maaf karena tidak mengenalinya. Imam berkata, "Suatu hari saya berangkat bersama rombongan haji dan anggota rombongan mengenalnya dan menghormatiku, sebagaimana mereka menghormati Rasulullah. Akhirnya merekalah yang melayani keperluanku bukan sebaliknya. Padahal saya ingin melayani keperluan mereka. Inilah alasan saya tidak ingin dikenali oleh mereka."

Imam Sajjad dalam berbagai riwayat lain menjelaskan bahwa orang yang membantu orang lain akan mendapat ganjaran pahala akhirat, ampunan dosa, kedudukan yang tinggi di surga serta pahala lainnya. Beliau berkata, "Tuhanku, semoga shalawat tercurah atas Muhammad dan keluarganya.., anugerahilah tanganku ini agar bisa berbuat baik kepada orang lain, dan jangan rusakkan kebaikan itu dengan riya dalam diriku."

Imam Sajjad bahkan dalam doanyapun memberikan contoh bagaimana mengabdi dan melayani kebutuhan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Imam Zainal Abidin kepada putranya berkata, "Barang siapa yang meminta tolong padamu untuk melakukan suatu pekerjaan baik, maka lakukanlah. Jika kamu ahlinya maka lakukan dengan sebaik-baiknya, Jika bukan engkau telah berbuat baik."

Imam Ali Zainal Abidin sangat menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian terhadap masyarakat bukan diukur dari seberapa besar pekerjaan itu, tapi kualitas layanan dan ketulusan niatlah yang menjadi ukuran dari bernilai atau tidaknya pekerjaan itu. Selain itu, pengabdian juga menumbuhkan sebuah ketenangan spiritual bagi seseorang yang bisa berbuat kebaikan bagi orang lain. Terkait hal ini Imam Sajjad berkata, "Sikap bersahabat dan bersaudara seorang mukmin kepada saudara mukmin lainnya adalah ibadah." Di bagian lain, Imam Sajjad mengingatkan nilai spiritual berbuat baik kepada orang lain dengan mengatakan, "Allah akan menggembirakan orang yang telah menggembirakan saudaramu."

Dalam seluruh penjelasan bernilainya, Imam Sajjad sangat menekankan perhatian kepada Allah Swt. Di salah satu doa pertama Sahifah Sajjadiyah, Imam Sajjad bermunajat, segala puji bagi Allah Swt, Dialah awal yang tanpa permulaan dan akhir yang tak berujung.

Dia yang tidak bisa dijangkau oleh pandangan dan pemikiran gagal menjelaskan. Ia menciptakan makhluk dengan kekuasaan-Nya dan atas kehendak-Nya Ia memberikan wujud kepada mereka.

Lalu Ia menuntun mereka ke jalan yang dikehendaki-Nya dan mengarahkan mereka ke jalan cinta-Nya. Segala puji bagi Allah Swt, Dia yang mengenalkan sendiri diri-Nya kepada kita dan mengajarkan cara memuji-Nya kepada kita, dan membuka pintu-pintu ilmu ketuhanan-Nya kepada kita, dan membimbing kita kepada keikhlasan dalam tauhid-Nya dan mencegah kita dari keraguan dan ketidakpercayaan.

Imam Sajjad as pejuang besar di jalan Allah Swt  sekaligus hiasan para hamba Tuhan. Sujud panjang Imam Sajjad as memiliki daya tarik besar bagi setiap manusia dan membawa mereka kepada Tuhan dan mendorongnya kepada penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as melewati hari-harinya dengan berpuasa dan memakan roti yang keras ketika berbuka. Doa dan zikir-zikir yang ia panjatkan mengandung banyak pelajaran dan nilai-nilai akhlak, dan nilai-nilai ini ia ajarkan kepada masyarakat di sepanjang hidupnya.

Mengenai ketakwaannya, Imam Jakfar Shadiq as berkata, “Ali bin Husein tidak pernah makan satu suap pun dari barang haram selama hidupnya dan tidak pernah melangkah satu langkah pun ke arah perkara haram, tidak pernah berkata selain kebenaran walaupun satu kata dan tidak pernah melakukan sebuah pekerjaan untuk selain Allah Swt.”

Imam Sajjad memanfaatkan media doa untuk menjelaskan sebagian dari akidahnya dan kembali membangunkan masyarakat agar mereka perhatian pada masalah makrifat, ibadah, dan penghambaan. Dalam situasi seperti ini, Imam Sajjad fokus pada masalah ibadah dan salah satu pengaruh sosial terpenting adalah terciptanya hubungan masyarakat dengan Allah Swt lewat doa.

Hubungan kontinyu dengan Tuhan dan munajat kepada-Nya akan membuka ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia. Jelas bahwa dimensi spiritual ini muncul dari kebutuhan fitrah manusia kepada Allah Swt. Kegiatan ibadah ini akan mempengaruhi kehidupan manusia dan membawa manfaat bagi mereka. Orang-orang yang sujud dan ruku' di hadapan keagungan Tuhan, mereka akan memperoleh kemuliaan jiwa dan terhormat.

Imam Khomeini terkait ibadah Imam Sajjad as berkata, apakah kalian berpikir bahwa tangisan para Imam Maksum dan tangisan Imam Sajjad as adalah untuk pendidikan dan mereka ingin mengajar orang lain? Mereka menangis karena takut akan Tuhan dengan segala spritualitas dan kebesaran mereka; Dan mereka tahu betapa sulit dan berbahayanya jalan ke depan. Mereka tahu tentang kesulitan dan ketidakrataan melintasi jalan, satu sisi adalah dunia dan sisi lain adalah akhirat dan melewati neraka; Mereka sadar akan alam barzakh, api penyucian, kebangkitan, dan konsekuensinya yang mengerikan; Oleh karena itu, mereka tidak pernah istirahat dan selalu mencari perlindungan kepada Allah dari azab keras di akhirat.

Minggu, 17 April 2022 11:35

Mengenal Drone Mohajer-4 Iran

 

Republik Islam Iran saat ini termasuk sejumlah negara terbatas dunia yang memiliki kemajuan di bidang desian, pengembangan dan pembuatan berbagai drone.

Drone dari keluarga Mohajer termasuk contoh paling nyata dari pesawat tanpa awak buatan Iran yang telah memberi pelayanan sejak perang delapan tahun Iran-Irak sampai saat ini.

Prestasi drone Mohajer tercatat sebagai awal dari keberhasilan industri drone Iran dan saat ini sejumlah besar armada drone angkatan bersenajta Iran adalah produksi dari generasi baru Mohajer. Drone ini diproduksi dan memberi pelayanan kepada negara dalam berbagai peran mulai dari indetifikasi hingga ofensif udara, serta misi pemetaan.

Mohajer-4, "Immigrant" dalam bahasa Persia, adalah UAV taktis yang diproduksi oleh Quds Aviation Industries yang bekerja dengan Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGCN) untuk misi pengintaian taktis, termasuk pengawasan maritim di Teluk Persia. Kecepatan maksimum Mohajer-4 adalah 180-200 mil per jam dengan ketinggian penerbangan 15.000 kaki.

Program UAV Iran diluncurkan setelah perang 1980-1988 dengan Irak. Iran juga telah berinvestasi dalam beberapa kategori serangan dan UAV multi-peran. Selama bertahun-tahun, pejabat Iran melaporkan penyebaran drone target dan UAV seperti Mohajer-3 dan Mohajer-4.

Model awal Mohajer dilaporkan digunakan selama akhir 1990-an dalam misi pengintaian ke Afghanistan selama perang saudara dan juga diuji selama 1990-an sebagai platform senjata udara menggunakan seri RPG-7 dari peluncur granat berpeluncur roket.

Mohajer-4 menjalani uji terbang pada 16 Februari 2002. Mohajer diluncurkan dari rel dibantu oleh pendorong roket dan ditemukan dengan parasut atau selip pendaratan. Ukuran inventaris Mohajer-4 IRGC tidak diketahui, tetapi menurut poster promosi, 19 UAV dibangun pada 2005, dan 15 diselesaikan pada 2006. Varian Mohajer juga telah diekspor ke Venezuela.

Drone Mohajer-4 digunakan pada awal 2000-an. Dari Mohajer-4, juga disebut Mersad, telah dibuat model dengan aplikasi dan peralatan yang berbeda, seperti Shahin dan Sadegh. Mohajer-4 adalah salah satu drone Iran terbaik dengan berbagai aplikasi karena kemampuannya yang tinggi untuk membawa peralatan.

UAV Iran memiliki kecepatan patroli maksimum 180 km/jam, memiliki durasi penerbangan 5 hingga 7 jam, dan dapat menjalankan misinya dalam kondisi cuaca terbaik.

Drone ini dapat diluncurkan dari peluncur dengan gas terkompresi untuk memulai misi.

Panjang drone ini adalah 3,64 meter, dan lebar sayap 5,30 meter, yaitu sekitar 70 sentimeter lebih tinggi dan 1,5 meter lebih panjang dari Mohajer-2.

Bodi drone ini terbuat dari material komposit yang bobotnya lebih ringan. Roda pendarat tidak memiliki roda dan merupakan sesuatu antara selip dan roda pendarat biasa, yang bobotnya lebih ringan sementara memiliki beberapa keunggulan model roda. Mohajer-4 dirancang dan dibangun untuk operasi pengawasan udara dan identifikasi target pada jarak 150 km.

Dalam drone ini, dengan menggunakan desain konvensional, ekor ganda (Twin Boom) dicirikan oleh dua boom memanjang (tubuh seperti nacelle diperpanjang).

Desain sayap dan bodi diubah lagi, yang menyebabkan peningkatan efisiensi operasionalnya.

Bodi Mohajer-4 lebih berbentuk kubus, tidak seperti model sebelumnya yang berbentuk lingkaran.

Mohajer-4 juga menggunakan perangkat ujung sayap, yang mengurangi induced drag, mengurangi konsumsi bahan bakar dan meningkatkan jangkauan penerbangan. Bentuk sayap Mohajer juga telah ditingkatkan secara signifikan, sementara area sayap juga telah ditingkatkan.

Dengan demikian, berat maksimum Mohajer-4 adalah 175 kg, sedangkan Mohajer-2 memiliki berat 85 kg. Karena jangkauan terbang pesawat ini, yang sepenuhnya tidak terlihat oleh operator, dimungkinkan untuk mengarahkannya dari stasiun kontrol darat dengan dua cara, semi-otomatis atau otomatis penuh.

Drone dapat merekam video dan foto udara, mengirim gambar video langsung (dan kemampuan untuk merekam gambar di stasiun kontrol darat), kemampuan untuk merencanakan pengembalian dan pelaksanaan misi sebagai komputer dan autopilot, dan terus-menerus mengirim informasi penerbangan.

Mohajer-4 dapat digunakan dalam operasi pengawasan udara dan pengintaian dalam bentuk foto udara dan perekaman video dari kedalaman posisi musuh, peperangan elektronik, relay komunikasi, pengawasan, penargetan dan orientasi unit artileri, kontrol lalu lintas, kontrol jalur perbatasan hingga memerangi penyelundupan, studi meteorologi, fotografi untuk menyiapkan peta geografis atau misi lain yang diperlukan.

Mohajer-4 memiliki kamera depan tetap (FLTV) untuk navigasi dan kamera menghadap ke bawah (DLTV) untuk survei udara atau kamera video yang dipasang di gimbal untuk pengawasan.

Seperti Mohajer-2, ia memiliki prosesor digital onboard dan dapat menurunkan citra sensor. Mohajer-4 juga dilaporkan mampu dipasang untuk relay komunikasi dan memiliki kemampuan peperangan elektronik yang 'mengesankan'.

 

Tanggal 4 Sya’ban adalah hari kelahiran Abul Fadhl Abbas, putra Ali bin Abi Talib. Abul Fadhl memiliki raut muka yang tampan dan didukung pula dengan akhlaknya yang mulia.

Baik luar maupun dalam, Abul Fadhl adalah sosok penuh daya tarik dan menonjol. Sisi luarnya merupakan cermin dari batinnya. Wajahnya yang gemilang bak bulan yang bersinar terang. Di antara keturunan Bani Hasyim, Abul Fadhl seperti bulan yang terang, sehingga dijuluki Qomar Bani Hasyim.

Hari ke empat bulan Sya'ban tahun 26 Hijriah, kota Madinah seakan-akan mendapat pancaran cahaya ilahi dengan kelahiran Abbas putra Ali bin Abi Talib as. Bayi yang baru lahir ini dikemudian hari akan tercatat dalam sejarah berkat keberanian dan pengorbanannya yang tinggi bagi kejayaan Islam serta nilai-nilai kemanusiaan. Bukan hanya umat Islam yang bangga dengan Abbas bin Ali bin Abi Talib, orang-orang kafir pun merasa bangga terhadap putra Ali yang satu ini.

Ketika berita kelahiran Abbas disampaikan kepada Ali bin Abi Talib, beliau bergegas pulang ke rumah dan dengan hangat memeluk sang bayi. Wajah bayi yang baru melihat dunia ini mendapat hujanan ciuman dari sang ayah. Dengan khidmat Imam Ali mengumandangkan azan di telinga kanan anaknya dan iqomah di telinga kirinya. Kemudian Imam Ali memberikan infak kepada mereka yang membutuhkan demi keberkahan anaknya.

Sang ayah menyaksikan cahaya ilahi dalam wajah anaknya khususnya sifat ksatria dan gagah berani dengan jelas terpancar dari tubuh bayi tersebut. Oleh karena itulah Imam Ali memberikan nama bayi ini Abbas yang artinya singa. Di kemudian hari bayi ini cemerlang hidupnya dan tidak pernah menyerah pada kezaliman khususnya di saat kezaliman memenuhi kehidupan manusia. Imam Ali dengan teliti mendidik dan membesarkan Abbas dengan membekalinya keimanan dan nilai-nilai kemanusiaan. Imam Ali memperlakukan Abbas serupa dengan anak-anaknya yang lain dan beliau tidak pilih kasih dalam mendidik anaknya.

Abul Fadhl selama 14 tahun berada di bawah didikan langsung ayahnya, Ali bin Abi Talib as, bahkan disebutkan pula remaja keturunan manusia suci ini kerap turut andil di peperangan selama ayahnya menjadi khalifah umat Islam. Bahkan para sejarawan berlomba menceritakan kepahlawanan serta keberanian remaja ini di perang Siffin. Ketika pasukan Muawiyah memblokade sumber air dan pasukan Imam Ali mulai kekurangan suplai air minum, Imam Ali memerintahkan pasukannya untuk mendobrak penjagaan musuh terhadap sumber air. Di antara pasukan tersebut terlihat Abbas kecil bersama saudaranya Imam Husein yang berlomba menghalau pasukan musuh dan merebut sumber air.

Abul Fadhl tidak hanya terkenal karena keberaniannya di medan perang. Pemuda Ahlul Bait ini juga dikenal memiliki ideologi khusus di proses politik yang tengah berlangsung di tengah masyarakat sehingga beliau dengan jelas memahami antara kekafiran dan kemunafikan. Di kepribadian beliau terkumpul berbagai sifat mulia, kehidupan sederhana, ibadah dan ketinggian ilmu.

Keberanian, pengorbanan dan sifat ksatria tercermin kental dalam sosok Abul Fadhl, putra Ali bin Abi Talib. Sifat-sifat tersebut membuat namanya abadi dan menjulang tinggi. Dengan mengibarkan nilai-nilai kemanusiaan, moral, kebenaran dan keadilan, Abul Fadhl telah melakukan perombakan besar-besaran ideologi dan moral masyarakat. Sejarah memiliki tokoh-tokoh pemicu perubahan cukup banyak. Namun sosok Abul Fadhl memiliki keunikan tersendiri dalam melakukan perubahan di tengah masyarakat. Apa yang dilakukan oleh putra Ali ini bersumber dari keikhlasan dan kecintaan. Oleh karena itu, perjuangannya untuk mencapai keadilan, kebenaran dan keimanan dibarengi dengan kesabaran.

Di masa kecilnya, Abbas dapat menyaksikan ayahnya yang berharga, sebagai cerminan iman, memiliki pengetahuan dan kesempurnaan di depannya. Ucapan ilahi dan perilaku langitnya begitu mempengaruhi dirinya. Abbas menggunakan pengetahuan dan wawasan Ali as. Sekaitan dengan kesempurnaan dan kedinamisan anaknya, Imam Ali as berkata, "Sesungguhnya, Abbas, anak saya telah belajar berbagai pengetahuan dari saya di masa kecilnya, sebagaimana bayi burung dara yang mengambil makanan dan air dari ibunya."

Abbas mendapat didikan di linkungan yang sumber tauhid mengalir di sana. Mendapat pendidikan oleh Ali as yang disebut oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pintu gerbang ilmu dan selalu terpesona akan Zat Ilahi membuat hari-hari remaja dan pemuda Abbas penuh dengan kesucian dan berkah, sehingga di masa depan, Hazrat Abbas tampil menjadi simbol istiqamah, benteng, perjuangan dan kepahlawanan.

Sayidina Abbas bersama dua cucu Nabi Muhammad Saw, Hasan dan Husein, berada dalam kelas yang sama mempelajari prinsip-prinsip kebajikan. Ia selalu bersama dengan Husein as dan menjadi teladan perilakunya bagi jiwanya. Imam Husein as yang menyadari loyalitas suci saudaranya, Abbas, beliau mendahulukannya dari seluruh keluarganya dan dengan tulus berbaik hati kepadanya.

Teladan pendidikan Abbas mendorongnya ke tingkat reformator kemanusiaan besar yang mengubah jalan sejarah dengan pengorbanan dan upaya berkelanjutan untuk menyelamatkan komunitas manusia dari kehinaan dan untuk menghidupkan kembali cita-cita kemanusiaan yang hebat. Sejak awal pertumbuhannya, anak ini telah belajar untuk berjuang di jalan meningkatkan kalimat kebenaran dan mengibarkan bendera tauhid, begitu juga ia telah mencapai keyakinan di dalam jiwanya dan berkelindan erat dengan hatinya.

Berani dan keberanian adalah tanda yang paling mencolok dari seorang pria. Karena itu adalah tanda kekuatan dan ketegaran dalam menghadapi peristiwa. Abul Fadhl Abbas mewarisi sifat ini dari ayahnya yang merupakan manusia paling berani dan pamannya yang merupakan pahlawan Arab yang terkenal.

Abul Fadhl Abbas adalah dunia kepahlawanan dan seperti yang dikatakan para sejarawan, ia tidak pernah takut dalam perang yang diikutinya bersama ayahnya. Dikatakan bahwa dalam panasnya pertempuran Siffin, seorang pemuda terpisah dari barisan pasukan Islam yang memiliki topeng di wajahnya. Ia maju dan melepas topeng dari wajahnya, menantang pasukan lawan untuk duel dengan berapi-api. Umurnya diperkirakan sekitar tujuh belas tahun.

Muawiyah menoleh ke Abu Sya'tsa, seorang panglima perang yang kuat di pasukannya dan memerintahkannya untuk melawannya. Abu Sya'tsa dengan suara keras menjawab, "Orang-orang menyebut makan malam saya sama dengan seribu pasukan berkuda, tapi engkau ingin mengirim saya untuk berperang dengan seorang remaja? Ia kemudian memerintahkan salah satu anaknya untuk berperang dengan Hazrat Abbas. Setelah beberapa saat, Abbas berhasil membuatnya terbaring dengan darah menyelimutinya. Ketika debu perang hilang, Abu Sya'tsa benar-benar kaget menyaksikan anaknya terbaring dalam darah dan tanah. Ia memiliki tujuh anak laki-laki. Kemudian ia memerintahkan anaknya yang lain, tapi hasilnya tidak berubah. Satu persatu dari anaknya dikirim untuk berperang dengan Abbas, tapi pemuda pemberani itu membunuh semuanya. Abu Sya'tsa yang melihat martabat dan latar belakang perang keluarganya nyaris sirna, akhirnya ia sendiri masuk berperang dengan Abbas, namun hasilnya tetap sama, Abbas berhasil membunuhnya. Setelah itu tidak ada yang berani melawannya. Para sahabat Imam Ali as takjub dan heran dengan keberaniannya. Ketika ia kembali ke pasukannya, Ali as melepas topeng dari wajah anaknya dan membersihkan wajahnya dari debu."

Ketika Imam Ali as gugur syahid, Abbas membuat perjanjian dengan ayahnya untuk menemani dan mendukung saudara-saudaranya. Selama hidupnya dia tidak pernah melangkah lebih dari mereka. Selama masa Imam Hasan as dan berdamai dengan Muawiyah, Abbas menerapkan prinsip kepatuhan tanpa syarat kepada Imam yang benar dan berdiri di belakang saudaranya. Dalam keadaan yang tidak menguntungkan itu, kita bahkan tidak menemukan satu hal pun dalam sejarah bahwa dia, terlepas dari kinerja beberapa sahabat, menyapa Imamnya untuk kebajikan dan nasihat. Setelah kembalinya Imam HAsan as ke Madinah, Abbas, bersama dengan Imam, membantu mereka yang membutuhkan dan membagi hadiah saudaranya di antara orang-orang miskin. Pada masa itulah ia dijuluki "Bab al-Hawaij" atau pintu bagi mereka yang membutuhkan dan di periode ini digunakan untuk melindungi masyarakat miskin.

 

 

Tanggal 3 Sya'ban 4 H, kota suci Madinah menjadi saksi kelahiran seorang bayi suci, buah cinta Ali bin Abi Thalib as dan Fathimah az-Zahra as. Ia adalah putra kedua sebuah keluarga yang selalu dipuji-puji oleh Rasulullah Saw dan disebutnya sebagai Ahlul Bait.

Bahkan al-Quran pun menegaskan kesucian mereka dari segala dosa dan noda. Dalam surat al-Ahzab ayat 33, Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya."

Ibunda bayi lelaki itu adalah Sayidah Fathimah az-Zahra as, putri Rasulullah Saw. Ia adalah perempuan terbaik lantaran keutamaan akhlak dan kesempurnaannya. Allah Swt menurunkan surat al-Kautsar sebagai bentuk penghargaan terhadap posisi Sayidah Fathimah yang begitu luhur.

Kelahiran Imam Husein as
Sementara ayah dari bayi suci itu adalah Ali bin Abi Thalib as. Ia adalah lelaki pertama yang memeluk Islam dan tak pernah ternodai dengan kemusyrikan. Ia dikenal sebagai sosok manusia yang pemberani, pujangga, dan orator ulung. Perjuangan beliau dalam membela Islam sedemikian besarnya, hingga ia mendapat julukan "Asadullah", Singa Allah.

Pada hari yang penuh dengan berkah dan kebahagiaan itu, sang bayi pun segera diantar ke pangkuan Rasulullah Saw. Dengan penuh penghormatan, Imam Ali as meminta Rasulullah saw untuk memberi nama cucunya yang baru lahir itu. Dan akhirnya sang kakek memberinya nama Husein.

Para sejarawan Islam mengatakan, “Sebelum Islam tidak ada nama Hasan, Husein dan Muhsin dan belum ada bayi yang diberi nama dengan nama-nama tersebut. Ini adalah nama-nama surga yang disampaikan Jibril kepada Rasulullah Saw.” Kemudian Rasulullah memerintahkan untuk menyembelih domba jantan di hari ketujuh kelahiran Imam Husein dan dagingnya dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.

Lingkungan keluarga Imam Husein as adalah lingkungan terbersih dan para pendidiknya adalah pribadi yang memiliki keuatamaan kemanusiaan dan moral. Sosok yang menjadi pembimbing dan pemimpin umat manusia di dunia, memeluk Husein. Perhatian khusus Rasulullah, keadilan sang ayah dan keutamaan sang ibu semakin menambah kesempurnaan Husein as.

Imam Husein tumbuh dan berkembang di bawah asuhan sang kakek selama enam tahun dan selama itu, Husein selalu mendapat perhatian dan kasing sayang besar dari Rasulullah Saw. Para sahabat dan umat Muslim kerap mendengar sabda Rasulullah, Husein dari Saya dan Saya dari Husein.

Husein tumbuh dalam lingkungan yang paling bersih dan mulia dari sifat manusiawi. Datuknya adalah Rasulullah pemuka sekalian makhluk. Ayahnya adalah Ali bin Abu Thalib, memiliki peringkat teratas dari sifat dermawan, penuh pengorbanan, berjuang, dan patuh kepada  Allah dan Rasul-Nya. Ibunya adalah Fatimah Az Zahra, seutama-utama perempuan pada masanya. Maka memadailah jika dikatakan bahwa dia adalah puteri Rasulullah, isteri bagi pemimpin para pejuang, dan ibu dari pemuka para pemuda ahli surga.

Bint al-Shati, penulis terkenal asal Mesir terkait kecintaan Rasulullah Saw kepada Imam Hasan dan Imam Husein as, menulis, “Bagi Nabi, nama Hasan dan Husein adalah senandung indah dan suara merdu yang tak pernah membosankan untuk selalu disebut-sebutnya. Beliau selalu menganggap kedua cucunya itu seperti anak sendiri.

Allah Swt menganugerahkan nikmat yang demikian besar kepada Sayidah Zahra as sehingga keturunan Rasulullah Saw terus bersambung melalui putra-putranya dan memberi kehormatan kepada Ali bin Abi Thalib as sehingga melaluinya keturunan Nabi Saw tiada terputus".

Kecintaan Rasulullah saw kepada kedua cucunya itu bukan sekedar karena ikatan keluarga dan darah. Sebab sebagaimana yang ditegaskan sendiri oleh al-Quran, seluruh perilaku dan ucapan Nabi Saw tidak pernah ternodai oleh hawa nafsu dan keinginan pribadi, melainkan selalu bersumber dari wahyu dan bimbingan ilahi. Kecintaan Rasulullah Saw kepada Hasan dan Husein sejatinya bersumber dari posisi istimewa kedua cucunya itu di kalangan umat Islam.

Seluruh jiwa dan kalbu Rasulullah Saw dipenuhi oleh rasa sayang dan cintanya kepada Hasan dan Husein as. Sampai-sampai beliau bersabda, "Barang siapa yang mencintai mereka, maka ia sejatinya mencintaiku. Dan barang siapa yang memusuhinya, maka ia memusuhiku".

Rentang waktu antara Rasulullah wafat hingga kekhalifahan Imam Ali as sekitar 25 tahun. Selama itu, Husein adalah pemuda teladan dan unggul serta terkenal dengan keberanian dan ketinggian ilmunya. Di pasang surut yang dihadapi masyarakat Islam, Husein senantiasa aktif di masyarakat dan dengan penuh kewaspadaan ia menyadari sensitifitas masyarakat.

Di berbagai medan pertempuran, dengan gagah berani ia maju membantai musuh. Husein juga terlibat dalam pengambilan keputusan dan pekerjaan besar. Umat Islam mengakui kepribadian unggul cucu tercinta Rasulullah ini.

Ketika seseorang bertanya mengenai sosok dermawan, mereka langsung mendapat jawaban, Husein as. Suatu hari seorang Arab badui memasuki kota Madinah. Ia bertanya siapa yang paling dermawan di kota ini? Warga menjawab, Husein as. Arab badui tersebut kemudian mendatangi Imam Husein. Ia melihat Imam sedang shalat.

Setelah cucu Rasulullah menunaikan shalatnya, Arab badui tersebut kemudian mengungkapkan kebutuhannya. Imam Husein kemudian bangkit dan pergi ke rumah. Imam membungkus empat ribu dinar dan memberikannya kepada Arab badui. Ia yang menyaksikan pemberian besar Imam, kemudian berkata, “Orang dermawan tidak akan tertutupi debu dan tidak akan tersembunyi. Mereka senantiasa mendapat tempatnya di langit dan terus bersinar bak mentari.”

Imam Husein as unggul dalam hal keutamaan di tengah masyarakat dan di mana pun gelombang Islam pergi, Husein terus bersinar bak matahari. Semua orang menghormatinya. Pemuka masyarakat menghormati Husein beserta saudaranya (Hasan) serta memujinya. Saat itu, jika ada yang mengatakan bahwa pemuda mulia ini akan dibantai oleh orang-orang yang memujinya tersebut, maka tidak akan ada yang percaya.

Pasca syahidnya Imam Ali as, tampuk kepemimpinan umat beralih ke Imam Hasan as, kakak Husein bin Ali as. Seperti halnya di masa Imam Ali, Husein bin Ali as selalu setia mendampingi perjuangan dan kepemimpinan Imam Hasan as. Setelah Imam Hasan gugur syahid, kendali imamah berada di tangan Imam Husein as hingga akhirnya terjadilah peristiwa heroik di padang Karbala dan menempatkan dirinya sebagai pahlawan pembebasan terbesar di sepanjang masa.

Setelah gugurnya Imam Hasan, Husein bin Ali memegang kendali Imamah selama sepuluh tahun. Periode tersebut mencerikatan keberanian, kebesaran hati, kebijaksanaan serta pro kebenaran Imam Husein. Namun yang membuat umat Islam semakin mengenal sosok Husein bin Ali adalah pergerakan beliau mendekati akhir usinya, khususnya di peristiwa padang Karbala (Asyura). Nama Imam Husein mengingatkan kebangkitan berdarah beliau.

Perjuangan heroik beliau melawan kezaliman senantiasa menghiasai lembaran sejarah dan memberikan pelajaran keberanian, tuntutan kebenaran dan pengorbanan kepada umat manusia. Rasulullah Saw dalam sebuah sabdanya berkata, “Kecintaan Husein tersembunyi di hati setiap umat mukmin. Ia salah satu pintu dari pintu-pintu surga. Aku bersumpah bahwa Husein lebih dihormati dan diagungkan di langit ketimbang di bumi. Ia adalah hiasan langit dan bumi.”

Husein pendiri budaya agung Asyura dan sosok terbesar revolusi di dunia dan sejarah. Ia sosok yang tetap berdiri tegak hingga akhir hayatnya demi membela kesucian Islam dan mengadapi badai pemimpin zalim Bani Umayah. Sejarah kehidupan Imam Husein dipenuhi dengan catatan keberanian.

Syahid Muthahari dalam hal ini menulis, “Jika ada yang mengaku telah berhasil meraih kunci kepribadian seperti Husein as, sebenarnya dia tengah membual. Saya tidak berani untuk berbicara seperti ini. Namun saya sekedar dapat mengklaim bahwa saya hanya mengenal sekelumit tentang Husein dan membaca sejarah hidupnya serta perkataannya. Saya hanya mempelajari sekelumit tentang sejarah Asyura, khutbah, nasehat dan syair-syair Husein. Saya juga bisa mengatakan bahwa menurut Saya kunci kepribadian Husein adalah semangat, hasrat, keagungan, kekuatan, dan resistensi.”

Senin, 28 Februari 2022 11:31

Pesan dari Pengutusan Muhammad sebagai Nabi

Tanggal 27 Rajab adalah hari perwujudan kekuasaan Tuhan di muka bumi. Hari Mab'ats Rasulullah Saw. Hari kebebasan manusia dari kesyirikan, ketidakadilan, diskriminasi dan kebodohan.

Setelah tidur sebentar, Muhammad kembali ke Gua Hira. Udara terasa dingin. Malam sepertinya sudah setengah jalan. Muhammad menoleh ke luar: Di langit, bulan sabit memancarkan cahaya redupnya ke pegunungan Hira dan dataran selatan yang luas. Tapi Mekah, alam di sekitarnya dan seluruh dunia, tenggelam dalam tidur yang nyenyak. Keheningan yang berat dan aneh menyelimuti alam semesta. Tidak ada suara yang datang dari mana pun.

Seolah-olah malam itu, seluruh bumi dan waktu tertidur bersama dengan makhluk hidup, dan angin sepoi-sepoi berhenti berhembus. Muhammad menghabiskan banyak waktu tengah malam untuk beribadah. Tapi ia belum pernah mendengar atau merasakan keheningan itu. Kemudian, tiba-tiba, di langit, cahaya terang namun aneh muncul, dan memenuhi semua cakrawala pandangan Muhammad.

Kemudian dia merasakan gerakan di tubuh dan jiwanya: getaran di tubuhnya. Dengan perasaan ringan dan jelas dan transparan. Tiba-tiba massa cahaya menjadi terjerat dan hancur. Maka, dari tengahnya, muncullah makhluk yang sangat megah. Dia akrab: seolah-olah itu telah diungkapkan kepada Muhammad beberapa kali, dalam mimpi dan kebangkitan. Tapi kali ini, makhluk tersebut muncul lebih jelas.

Kemudian makhluk tersebut yang ternyata adalah Malaikat Jibril berkata kepadanya,"Iqra."

Maka Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Beliau menjelaskan: Lalu malaikat itu pun menarik dan menutupiku, hingga aku pun merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata Iqra. Aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca, Iqra bismirabbikal ladzii kholaq. Kholaqol insaana min 'alaq. Iqra wa robbukal akram. Alladzii 'allamal bil qolaam. Hingga 'allamal insaana maa lam ya'lam.


Pada saat itu, Allah Swt membuat gunung, padang pasir dan tanah berkerikil mendatangi Muhammad dan memberi hormat kepadanya, serta mengucapkan salam kepadanya.

27 Rajab mengingatkan perubahan besar dan turunnya wahyu ilahi di hati Nabi Suci Islam yang diberkati; Nabi Muhammad (SAW) yang terjadi pada usia empat puluh di Gunung Hira di kota suci Mekah. Nabi Muhammad (SAW) diutus Tuhan untuk membimbing orang-orang pada saat dunia berada di ambang kehancuran moral dan, menurut Al-Qur'an, benar-benar dalam kesesatan.

Rasulullah Saw diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam dan penyelamat dunia, dan berkat perjuangan dan kesabarannya, zaman jahiliyah berakhir, digantingan dengan era kemanusiaan, cahaya, ilmu dan tauhid. Mab'ats sebagai fenomena bersejarah terbesar adalah pembawa pesan kebaikan dan kebebasan manusia dari kebodohan dan penyimpangan. Menurut putri Rasulullah, Sayidah Fatimah, "...Allah Swt menyingkirkan kegelapan dengan cahaya Muhammad, dan membersihkan hati-hati dari kegelapan serta menyingkirkan tirai yang menghalangi pandangan." Mab'ats Rasulullah sejatinya hari kebangkitan manusia dan waktu mekarnya akal serta ilmu pengetahuan.

Rasulullah (Saw) mendirikan agama Islam dan memperkenalkan Alquran sebagai ajaran tertinggi dan terlengkap bagi manusia. Pengutusan Rasulullah pada tanggal 27 Rajab tahun 13 sebelum hijrah adalah awal pembebasan manusia dari kesyirikan,ketidakadilan, diskriminasi, kebodohan dan korupsi sehingga ia dapat bergerak menuju tauhid, spiritualitas, keadilan dan martabat. Nabi Muhammad (Saw) berbicara kepada orang-orang dengan bahasa yang menyenangkan: Janganlah kita menyembah selain Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun agar kita beruntung.


Selama 23 tahun berdakwah tanpa henti, Nabi Muhammad (Saw) melaksanakan misinya ke tingkat tertinggi dan layak. Sedemikian rupa sehingga Allah dalam Alquran ayat 21 Surat Al Ahzab menganggap dia sebagai contoh yang layak dan berfirman: " Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." Oleh karena itu, siapa pun yang ingin mengenal Islam dengan benar dan mengamalkan ajarannya, harus memperhatikan kata-kata dan perbuatan Rasulullah Saw.

Tidak diragukan lagi, pengutusan Nabi dari kalangan manusia merupakan berkah besar dari Tuhan semesta alam. Dia mengutus seseorang yang, dengan akhlak mulia dan ajarannya yang patut diteladani, memimpin dunia menuju kemurnian dan keindahan. Alquran mengatakan dalam ayat 2 Surat Al Jumu'a: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,. Oleh karena itu, tujuan penting lainnya yang disebutkan Alquran dari pengutusan Rasulullah adalah untuk membina dan melatih manusia agar bersih dari kebodohan dan keburukan / dan untuk mengembangkan bakat manusia yang transenden.

Sebagian orang beranggapan bahwa jahiliyah hanya sebatas masa sejarah yang disebut masa jahiliyah dan manusia telah melewatinya, namun kenyataannya adalah setiap kali manusia menjauh dari batas-batas kemanusiaan dan mengikuti hawa jiwanya, Dia terperangkap dalam lingkaran kebodohan (jahiliyah), yang muncul dengan cara baru setiap saat.

Bukankah krisis global sekarang merupakan akibat dari kebiadaban, keegoisan, dan kebodohan manusia saat ini ? Dan apakah penindasan terhadap anak-anak dan rakyat Palestina yang tertindas adalah hasil dari pengetahuan dan peradaban manusia ataukah hasil dari kebodohan dan haus kekuasaannya? Tidak diragukan lagi, dunia membutuhkan kebangkitan baru di bidang pengetahuan dan kemanusiaan; Kebangkitan yang diprakarsai oleh Rasulullah (Saw) dan pesan terbukanya masih dapat membawa orang-orang yang bingung dan cemas hari ini ke keadilan dan moralitas.

Sejatinya pengutusan Rasulullah Saw adalah peristiwa terpenting yang terjadi sejalan dengan kebutuhan fitrah manusia dan menyulut api keimanan, ilmu, kesadaran, persaudaraan, dan kemanusiaan. Dengan berani dapat dikatakan bahwa hari ini salah satu slogan kemanusiaan di dunia yang kerap didengungkan adalah pesan dan slogan bi'tsat (pengutusan Rasulullah). Seperti semboyan keadilan sosial, kebebasan, ilmu pengetahuan dan pengetahuan, kemajuan dan keunggulan.


Barangsiapa mendengarkan pesan yang jelas dari Rasulullah, akan mencapai pengetahuan yang benar tentang dirinya dan dunia. khususnya manusia abad ke-21 khususnya membutuhkan ajarannya lebih dari sebelumnya. Umat ​​manusia saat ini, dengan berhala internal dan eksternalnya, telah kehilangan kemajuan dan kebahagiaan nyata. Jika dia beralih ke tauhid sejati, dia tidak akan bisa menerima ketidakadilan atau penindasan. Tanpa tauhid dan perjuangan melawan kekuatan asing, peradaban saat ini tidak hanya akan menjadi tidak berharga, tetapi juga akan meningkatkan tingkat kejatuhan manusia.

Poin penting dari risalah Rasulullah (Saw) adalah sifatnya yang selalu segar dan menyegarkan, dan menurut salah satu ulama Muslim: “ Seperti tentang pohon, pertama-tama seseorang menanam biji dan kemudian berubah menjadi bunga, dan tumbuh cabang dan daun. Kemudian muncul bunga dan kemudian mekar, selanjutnya akan berubah menjadi buah, yang juga mengandung benih dan biji. Dalam bentuk seperti ini, pesan Rasulullah terus berlanjut, dan senantiasa semakin mekar dan berbuah."

 

Setiap tahun, tanggal 29 Farvardin yang bertepatan dengan tanggal 18 April diperingati sebagai Hari Angkatan Bersenjata Iran. Peringatan hari tentara nasional Iran tersebut senantiasa menjadi perhatian banyak kalangan terutama para ahli militer dunia. Pasalnya, even tersebut menjadi kesempatan bagi Iran untuk menampilkan kemajuan sistem pertahanannya yang mengalami perkembangan pesat selama beberapa tahun terakhir.

Kekuatan militer dalam literatur politik internasional merupakan hak sebuah negara untuk melindungi kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatan bangsa dan negaranya. Dengan demikian, militer bermakna sebagai kekuatan yang menjaga dan mempertahankan independensi yang dibarengi sikap saling menghormati antarbangsa dan negara dunia di bidang ekonomi, politik dan lainnya. Sebab, tanpa memperhatikan variabel-variabel tersebut, sebuah pemerintahan yang independen secara politik dan menjunjung hak bangsa-bangsa tidak akan eksis menghadapi intervensi dan serangan negara-negara arogan dunia.

Tampaknya, memiliki kekuatan militer konvensional merupakan sebuah keharusan bagi setiap negara demi mempertahankan keamanan bangsa dan negara dari ancaman serangan musuh. Oleh karena itu, pemerintah Republik Islam Iran yang berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan ketuhanan, serta membela kehormatan bangsa dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menjadikan bidang militer sebagai aspek untuk menjaga independensi serta kedaulatan bangsa dan negaranya.

Meskipun menegaskan pentingnya sistem pertahanan konvensial, tapi militer Iran tidak pernah meyakini senjata pembunuh massal sebagai bagian dari kekuatannya. Sebab senjata pemusnah massal seperti senjata nuklir dan lainnya tidak ada dalam doktrin pertahanan Iran. Selain itu, kebijakan pertahanan Iran berdasarkan prinsip defensif, bukan ofensif. Pejabat tinggi Iran berulangkali menyatakan tidak akan memulai perang, namun akan membalas setiap serangan musuh.

Parade militer Republik Islam Iran
Agresi rezim Saddam yang didukung berbagai negara Barat terhadap Iran menjadi pelajaran penting arti sebuah kekuatan militer. Selama perang suci yang dipaksakan rezim Saddam dalam delapan tahun, kekuatan militer yang terdiri dari tiga angkatan bersenjata yaitu darat, laut dan udara, bersama kekuatan lainnya seperti Sepah Pasdaran dan pasukan relawan (Basiji) berhasil menjaga teritorial Iran dari serangan musuh.

Selama empat dekade, militer Iran meningkatkan kemampuannya di berbagai bidang, termasuk keberhasilan memproduksi alat utama sistem senjata (alutsista) dengan mengandalkan produksi dalam negeri. Selain itu, kekuatan personil angkatan bersenjata Iran juga ditingkatkan terus-menerus melalui berbagai latihan perang udara, laut dan darat. 

Selama beberapa tahun terakhir, Iran berhasil membuat terobosan besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi berbagai sistem dan peralatan militer penting. Sejauh ini, Iran telah meluncurkan berbagai kapal selam canggih dengan kelas yang berbeda, termasuk Fateh, Ghadir, Qaem dan Nahang.

Mantan Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami dalam pidato yang disampaikan di pertemuan para komandan seluruh satuan mengatakan, "Saat ini angkatan bersenjata berada di tingkat yang baik, dan menjadi kebanggaan rakyat, pejabat dan Pemimpin Besar Revolusi Islam."

Ditegaskannya, "Kini berkat bimbingan panglima tertinggi angkatan bersenjata dan kekuatan militer pemerintahan Republik Islam, tercipta keamanan bagi rakyat. Oleh karena itu, angkatan bersenjata memainkan peran signifikan dalam menjaga dan mewujudkan keamanan nasional,".

Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan bahwa kekuatan pertahanan Iran tidak dapat dinegosiasikan dengan pihak manapun.

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya dalam acara wisuda para taruna Universitas Imam Ali di Tehran, ibukota Iran, Rabu (25/10/2017) mengatakan,

"Berulangkali saya umumkan dengan tegas bahwa kekuatan pertahanan Iran tidak bisa dirundingkan maupun dinegosiasikan. Mereka menyoal, mengapa kalian memiliki alutsista jenis ini? Mengapa demikian? kenapa memproduksinya? Mengapa melakukan riset? [Kami jawab tegas] akan terus meningkatkan kekuatan pertahanan nasional dengan memenuhinya sendiri, sehingga musuh tidak lagi menawar dan menegosiasikannya. Kami menempuh jalan kebanggaan ini, dan inilah janji kami,".

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran
Sejak awal kemenangan revolusi Islam, Iran menjadi sasaran serangan musuh. Pasca perang yang dipaksakan rezim Saddam, Iran tidak henti-hentinya menjadi target konspirasi musuh dan berbagai sanksi internasional. Dengan memperhatikan kondisi instabilitas selama satu dekade terakhir dengan kehadiran militer asing di kawasan, Iran meningkatkan sistem pertahanan yang dibarengi perkembangan sains dan teknologi pertahanan yang memiliki posisi strategis dalam menjaga stabilitas dan keamanan.

Saat ini Republik Islam Iran dengan segala teknologi canggih yang dimilikinya dan kemandirian dalam memproduksi berbagai jenis rudal balistik, tercatat sebagai satu dari sedikit negara yang berhasil menguasai teknologi ini.

Salah satu sektor paling sensitif dan maju dalam sistem pertahanan Iran adalah penggunaan teknologi elektronik yang mengalami perkembangan signifikan selama beberapa tahun terakhir. Di bidang sistem radar dan sistem anti udara, para pakar Iran berhasil memproduksi berbagai sistem anti udara untuk mempertahankan zona udara negara ini dan tidak lagi membutuhkan bantuan asing di bidang teknologi pertahanannya.

Di zona bawah laut dan pertahanan maritim, armada-armada tempur Angkatan Laut Iran juga mampu melaksanakan tugas-tugas besar di Teluk Persia dan Selat Hormuz hingga menjangkau samudera lepas dan perairan internasional.

Berbagai prestasi di bidang industri pertahanan yang diraih Iran ini membuktikan bahwa hari ini Angkatan Bersenjata Iran, sesuai dengan perubahan struktur dan strategi, senantiasa siaga untuk menghadapi segala bentuk ancaman di setiap medan dengan kekuatan penuh.

Iran juga tidak pernah menjadi pihak yang memulai perang, namun dalam praktiknya selalu menunjukkan akan selalu bertindak jika diancam dan akan membalas setiap serangan. Iran punya kapasitas untuk menghadapi semua gerakan-gerakan yang mengancam keamanannya dengan bersandar pada kemampuan militer dan pertahanannya sendiri.

Parade militer Republik Islam Iran
Para pakar pertahanan berkeyakinan bahwa pertumbuhan di bidang pertahanan membutuhkan peningkatan pengetahuan pertahanan dan produksi ilmu pengetahuan. Sebab, kemajuan di bidang sains dan teknologi industri pertahanan tidak bisa dicapai tanpa kemajuan sumber daya manusia. Sejatinya, arena perang saat ini telah melampau perang klasik dalam bentuk multi dimensi. Salah satunya yang terpenting adalah perang teknologi.

Kekuatan militer Iran senantiasa siaga menghadapi berbagai kemungkinan terburuk dari setiap ancaman musuh dari dalam dan luar negeri yang akan merongrong kedaulatan Republik Islam. Selain itu, Iran siap untuk berbagi dengan negara lain terutama dengan negara-negara regional mengenai keberhasilan sistem pertahanan konvensionalnya demi meningkatkan keamanan dan perdamaian di kawasan dan dunia.

Tidak diragukan lagi, keamanan bagi semua negara kawasan sangat penting. Tapi keamanan yang bersandar pada kekuatan dari dalam negeri, bukan yang dicangkokkan dari luar dengan mengatasnamakan keamanan regional tapi di dalamnya diselipkan kepentingan interventif pihak tertentu. Dan Inilah pesan hari Angkatan bersenjata Iran.

 

Pada hari kesepuluh bulan suci Ramadhan, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, melakukan bertemu dengan para pejabat tinggi pemerintah.

Pada awal pertemuan, Pemimpin Besar Revolusi Islam memanfaatkan kesempatan bulan suci Ramadhan dan, dengan menjelaskan poin dan pengingat spiritual, mengarahkan para pejabat pemerintah akan pentingnya pekerjaan dan perbuatan mereka. Nasihat pertamanya adalah memiliki niat yang murni dan jujur. Jujur pada diri kita sendiri, bahwa kita berada di jalan yang benar, jalan yang kita yakini adalah jalan yang benar, untuk bergerak tegas, tanpa merasa lelah. Niat tulus ini akan menjadi kemampuan untuk melanjutkan jalan selama masa tanggung jawab, dan niat tulus ini akan membantu untuk bergerak dan maju.

Namun dalam budaya Islam, niat saja tidak cukup. Selain niat dan tindakan, seseorang harus meminta pengampunan kepada Allah. Apalagi di bulan suci Ramadhan, ketika dianjurkan untuk mencari pengampunan dari Tuhan. Dan dalam ungkapan doa-doa disebutkan Hadza Syahrul Maghfirah.

Rahbar mengatakan, "Meminta ampun ini, yang secara alami disertai dengan niat tulus, akan menciptakan kemurnian dalam diri Anda, menciptakan kesucian yang akan menarik rahmat Allah. Kita harus berusaha untuk mencari rahmat dan berkah ilahi. Dalam doa, kita membaca, "Allahumma Inni Asaluka Mujibaat Rahmatika", ada alasan yang menciptakan rahmat ilahi dan mengarah pada manusia."

Pertemuan Ayatullah Khamenei dengan para pejabat tinggi negara
Ayatullah Khamenei menjelaskan ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang peran istighfar dalam masalah kehidupan saat ini, turunnya berkah langit, dan peningkatan kekuatan manusia. Mengutip ayat 147 Surat al-Imran, Rahbar menyebut efek dari istighfar di salah satu medan kehidupan yang paling sulit, yaitu medan perjuangan terbuka dengan musuh dan menyatakan:

“Jangan mengira bahwa para nabi hanya duduk di rumah, atau, misalnya, selalu di masjid dan tempat ibadah atau sejenisnya. Tidak, di medan perang di mana para nabi pergi dan memerangi musuh, para penyembah Allah ini doa mereka adalah "Rabbana Ighfir Lana Dzunubana wa Israfana fi Amrina wa Tsabbit Aqdamana wan Surna Alal Qaumil Kafirin", yakni hubungan istighfar dengan perang, keteguhan, dan kemenangan. Istighfar seperti ini."

Tidak diragukan lagi, jika seseorang benar-benar mencari pengampunan dari Allah SWT atas kesalahan dan kekurangan dan sejenisnya, Allah akan membantunya. Rahbar menambahkan, "Artinya pandangan kita tentang meminta pengampunan tidak boleh, misalnya, meminta pengampunan hanya cukup untuk dosa-dosa pribadi dan untuk mencuci hati kita. Tidak, meminta pengampunan berfungsi di arena nasional, di medan besar sosial, punya pengaruh dan menyampaikan kita pada keberhasilan besar."

Lalu, dari apa saja kita harus meminta ampun? Manusia banyak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dalam hidupnya. Banyak mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat, yang masing-masing memiliki akibat dan konsekuensi yang negatif, dan agar aman dari kebutukan dan kerusakannya, mereka harus menempatkan diri dalam benteng istighfar. Salah satu tindakan yang oleh Rahbar dianggap sebagai dosa adalah pejabat tidak melakukan pekerjaan. Rahbar mengatakan:

"Saudara-saudara! Banyak dari kita terjebak dalam hal ini. Banyak pekerjaan yang harus kita kerjakan, ucapan yang harus disampaikan, langkah yang harus diambil, tanda tangan yang harus dilakukan, di suatu tempat harus melakukan gerakan, tapi kita tidak melakukannya karena karena kemalasan, karena kebosanan, karena kelalaian. Ini adalah dosa. Ini akan dipertanyakan."

Pertemuan Ayatullah Khamenei dengan para pejabat tinggi negara
Dalam hal ini, Ayatullah Khamenei merujuk pada kisah Nabi Yunus dalam al- Quran dan mengatakan bahwa nabi agung ini meninggalkan mereka karena kaumnya kafir dan tidak menerima dakwahnya. Rupanya, ini tidak tampak seperti masalah besar, tetapi Allah SWT menegurnya untuk ini, dan mengatakan dalam Surah al-Anbiya bahwa Kami bersikap keras padanya, dan ia terjebak di dalam perut ikan. Namun Yunus as mendapat rahmat ilahi setelah meminta pengampunan dan dibebaskan. Rahbar Mereka menyimpulkan bahwa:

“Kita juga dapat diselamatkan dengan Tasbih, Tahmid dan dan dengan meminta pengampunan, dan dengan mengakui dosa-dosa kita dan dengan meminta maaf kepada Allah. Kalau begitu, meminta maaf adalah baik dari melakukan tindakan terlarang dan dari kurang bekerja, tidak bertindak dan salah urus. Itu perlu untuk keduanya."

Ayatullah Khamenei menggambarkan tanggung jawab dalam sistem Islam akan dipertanyakan dan dianggap sebagai salah satu pilar demokrasi agama, seraya menambahkan, "Ketika kita memasuki arena berkhidmat, kewaspadaan kita harus meningkat. Misalnya, Anda tidak memperhatikan shalat malam, shalat malam, subuh, dan sejenisnya. Sekarang Anda adalah manajer, Anda harus peduli. Anda harus meningkatkan apa yang menghubungkan Anda dengan Allah dalam periode tanggung jawab. Anda dan saya harus merasakan kehadiran Allah dalam tindakan dan tidak bertindak kita. Jika ini terjadi, maka berkah ilahi akan turun."

Ayatullah Khamenei, mengungkapkan kepuasan dengan kehadiran besar orang-orang muda di jajaran manajemen pemerintah, seraya mengatakan kepada para pejabat, "Waspadalah terhadap dua bahaya penting dari "kebanggaan" dan "kepasifan." Jangan bangga dan pasif. Karena kesombongan menjauhkan kita dari masyarakat. Ketika kita berpikir kita lebih besar dari yang ada, orang menjadi lebih kecil di mata kita. Itu membuat kita tidak bisa mendengar kritik yang baik. Kita mempermalukan orang dan secara alami berpaling dari mereka."

Kebanggaan karena jabatan, keberhasilan, kebanggaan atas karunia Allah dan sumber lain, akan menjadi awal kegagalan dan awal kejatuhan batin dan sosial serta pekerjaan manusia. Dan "pasif" adalah kebalikan dari kesombongan, yang juga adalah penyakit. Pasif artinya semangat yang lemah, merasa tidak mampu, merasa buntu. Putus asa akan rahmat ilahi, yang merupakan salah satu dosa besar.

Rahbar mengatakan, "Ini benar-benar racun bagi orang yang bertanggung jawab atas satu kelompok untuk merasa berada di jalan buntu. Dan musuh berusaha sangat keras dalam hal ini dan mendorong makna ini. Kepada kita semua, [dalam berbagai bentuk]. Mereka mencoba, ke pihak lawan, siapa pun dia, untuk menciptakan keputusasaan, kepasifan, kebuntuan dan sejenisnya."

Tentu saja, sesuai dengan janji Allah yang pasti terjadi, cara untuk melawan rancangan musuh ini adalah "sabar" dan "takwa". Sabar berarti tidak cepat lelah dan tidak meninggalkan medan, dan takwa juga berarti berhati-hati terhadap gerak sendiri dan gerak musuh.


Pemimpin Besar Revolusi Islam memberi nasihat lain tentang bagaimana melaksanakan tanggung jawab, dengan mengatakan, "Mereka yang ingin menilai keadaan negara tidak boleh hanya melihat masalah ekonomi. Ekonomi satu indikator. Ada indeks keamanan, indeks kemajuan ilmu pengetahuan, indeks menggunakan sanksi sebatai inovasi, dan indeks diplomasi. Ini semua adalah indikator. Lihat semuanya. Kekuatan suatu negara adalah suatu sistem, dan seperangkat berbagai faktor yang saling terkait. Tidak melihat dan tidak memahami bentuk sistem kekuasaan dan kredibilitas ini mengarah pada penilaian yang salah. Jadi keseluruhan sistem harus dilihat. Ketika melihat sistem, baru akan memuaskan."

Ayatullah Khamenei melanjutkan nasihatnya kepada para pejabatmengatakan, "Sangat penting untuk merakyat, tetapi salah satu masalah yang paling penting adalah untuk tetap terus merakyat. Tetaplah merakyat dan jangan lelah. Isu penting lainnya adalah isu pertumbuhan ekonomi tanpa minyak. Cobalah untuk mengurangi ketergantungan pada minyak, seperti negara-negara yang tidak memiliki minyak, tetapi juga memiliki pertumbuhan dan pembangunan ekonomi."

Perhatian Pemimpin Besar Revolusi Islam di bidang sumber daya devisa dan perusahaan berbasis pengetahuan juga menggugah pikiran. Rahbar mengatakan, "Sumber daya devisa ini tidak boleh dihabiskan untuk impor yang tidak jelas, harus dihabiskan untuk infrastruktur negara, masalah transportasi, masalah transportasi kereta api, berbagai masalah yang terkait dengan perusahaan berbasis pengetahuan ini, masalah rute komunikasi dengan negara-negara tetangga, modernisasi industri, banyak industri kita sudah tua dan untuk modernisasinya membutuhkan pendapatan devisa."

Perjuangan cerdas dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya juga menjadi salah satu penekanan. Rahbar meminta kepada para pejabat negara, "Dalam rencana kerja Anda, jangan sepenuhnya menanti pembicaraan nuklir, lakukan sepenuhnya pekerjaan Anda, lihat situasi saat ini di negara ini, rencanakan sesuai dengan situasi saat ini. Negosiasi mungkin sampai pada satu tahapan, tahapan positif, semi-positif, bahkan tahapan negatif. Bagaimanapun, kalian harus melakukan pekerjaan kalian, jangan berhenti dan menyerahkan pekerjaan kalian pada perundingan."

Mengenai peristiwa baru-baru ini di Wilayah Pendudukan, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Palestina menunjukkan bahwa ia hidup, Alhamdulillah. Palestina hidup. Bertentangan dengan kebijakan Amerika dan kebijakan para pengikut Amerika yang menginginkan masalah Palestina dilupakan... Berlawanan dengan tuntutan mereka, masalah Palestina semakin mengemuka. Hari ini, pemuda Palestina di tanah tahun 1948, bukan tanah yang jauh, telah terbangun di pusat Palestina yang diduduki, mereka bergerak, mereka mencoba, mereka bekerja, dan ini akan terus berlanjut. Tidak diragukan lagi, itu akan terus berlanjut, dan dengan taufik ilahi, sesuai dengan janji Tuhan, kemenangan akan bersama rakyat Palestina."

Pemimpin Besar Revolusi Islam, dalam bentuk nasihat dan nasihat yang baik, bertanya kepada penguasa Saudi: Mengapa Anda melanjutkan perang, di mana Anda percaya tidak bakal menang? ... Dengan tekad yang dimiliki rakyat Yaman, dengan keberanian yang dimiliki pemimpin mereka, dengan inisiatif yang mereka punya di berbagai bidang, tidak ada kemungkinan untuk menang. Baiklah, mengapa Anda melanjutkan perang yang tidak ada kemungkinan menang? Cari solusi dan keluarkan diri kalian dari perang ini."

Pertemuan dengan para pejabat negara di menit-menit terakhir ditutup dengan rekomendasi Rahbar dengan menekankan bahwa kesempatan memiliki tanggung jawab sangat cepat berlalu dan akan berakhir. Kesempatan ini jangan disia-siakan."