کمالوندی
Iran dan Qatar Tingkatkan Kerja Sama Bidang Penerbangan
Qatar menandatangani perjanjian kerja sama penerbangan bilateral dengan Republik Islam Iran.
Pejabat senior Republik Islam Iran dan Qatar hari Senin (11/4/2022) menandatangani perjanjian operasional penerbangan bilateral.
Perjanjian tersebut ditandatangani di hadapan Menteri Transportasi dan Komunikasi Qatar Jassim bin Saif al-Sulaiti dan Menteri Pembangunan Jalan dan Perkotaan Iran, Rostam Ghasemi untuk meningkatkan penerbangan antara Qatar dan Iran.
Dalam pertemuan tersebut, para pejabat Iran dan Qatar menekankan perlunya memperkuat kerja sama di bidang transportasi, pelayaran, pengelolaan pelabuhan, dan dukungan untuk memperkuat dan memfasilitasi transportasi dan perdagangan antara pelabuhan kedua negara, serta menjajaki peluang investasi swasta.
Menteri Transportasi dan Komunikasi Qatar memimpin kunjungan delegasi negaranya ke pulau Kish di Iran selatan.
Jarak dari Pulau Kish Iran ke Qatar 270 km, yang memakan waktu sekitar 40 menit dengan pesawat dari Kish ke Doha.
IRGC Tahan Tanker Asing Penyelundup Bahan Bakar di Teluk Persia
Kepala Pengadilan Provinsi Hormozgan, selatan Iran mengabarkan penahanan sebuah kapal tanker asing yang mengangkut 220.000 liter bahan bakar, oleh Angkatan Laut, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC di Teluk Persia.
Mojtaba Ghahremani, Sabtu (9/4/2022) pagi mengatakan, "Berkat koordinasi petugas pengadilan, dan pasukan Divisi Zolfeghar, IRGC, setelah diidentifikasi, kapal asing yang mengangkut bahan bakar selundupan di perairan Teluk Persia itu, langsung ditahan."
Ia menambahkan, "Saat diperiksa, kapal asing ini terbukti membawa lebih dari 220.000 liter bahan bakar selundupan. IRGC segera menyita kapal, dan menangkap 11 awaknya untuk menjalani proses hukum lebih lanjut."
Selain itu, imbuh Ghahremani, sebuah perahu motor Iran yang bermaksud menyuplai bahan bakar ke kapal asing penyelundup itu juga ikut ditangkap oleh pasukan IRGC, dan tiga awaknya ditangkap.
Menurut Ketua Pengadilan Provinsi Hormozgan, perang melawan penyelundupan, khususnya penyelundupan bahan bakar merupakan prioritas penting yang terus dilakukan oleh Pengadilan Hormozgan, dengan maksud untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional Iran.
Iran Pamerkan Sembilan Capaian Baru Nuklir
Iran memamerkan sembilan capaian nuklir baru, di antaranya teknologi plasma dingin untuk pengobatan penyakit kanker, teknologi detoksifikasi pistachio, produksi Terbium-161 Radionuclides, dan pendaftaran merek kit Radiofarma Pentagizophore dengan Radiofarma Gallium 68.
Kesembilan capaian baru nuklir Iran ini dipamerkan di Hari Teknologi Nuklir Nasional hari Sabtu (9/4/2022) yang dihadiri oleh Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi, Kepala Badan Energi Atom Iran, Mohammad Eslami dan sejumlah pejabat tinggi lain.
Pada kesempatan itu Kepala Badan Energi Atom Iran, Mohammad Eslami mengatakan, ada sekitar 77 capaian nuklir baru yang diraih tahun 1400 Hijriah Syamsiah (berakhir 20 Maret 2022).
Ia menambahkan, "Dari seluruh capaian baru nuklir Iran itu, 29 di antaranya terkait dengan bahan bakar atom, 19 capaian terkait dengan riset dan pengembangan, 15 capaian terkait dengan pasokan energi, dan 14 capaian terkait dengan penggunaan radiasi nuklir, sembilan capaian utama dipamerkan hari ini oleh Presiden Iran."
Eslami menjelaskan, "Di bidang detoksifikasi, dipamerkan terknologi plasma, terutama untuk produk pistachio, kemudian empat capaian terkait dengan bidang laser untuk komponen-komponen yang sangat unik dan rumit, dan tiga capaian di bidang sistem kontrol dan pengambilan gambar yang digunakan di industri dan energi atom."
Tadarus di Huseiniyah Imam Khomeini ra, Hamedan
Masyarakat Hamedan dari berbagai kalangan dan beragam usia mengikuti Tadarus al-Quranul Karim yang berlangsung di Huseiniyah Imam Khomeini ra di kota Hamedan (Hamadan), Republik Islam Iran.
Acara yang berlangsung setiap hari pada bulan suci Ramadan ini dipimpin oleh beberapa Qari dan Hafiz.
1 Ramadan 1443 H di Republik Islam Iran jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022. Sejumlah negara Muslim menetapkan awal bulan suci Ramadan pada hari Sabtu, 2 April 2022.
Qatar, Arab Saudi, Palestina, Bahrain, Kuwait, Suriah, Uni Emirat Arab (UEA), Yaman, Turki dan Azerbaijan menetapkan awal Ramadan pada hari Sabtu.
Sementara Yordania dan Oman menyebut Sabtu sebagai akhir bulan Sya'ban dan awal Ramadhan jatuh pada hari Minggu.
Di sisi lain, Kantor Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Sistani, Marja Syiah Irak mengumumkan awal Ramadan jatuh pada hari Minggu.
Perang UE di Ukraina, Ketika Brussel Menari dengan Genderang Washington
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menjelaskan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina harus berakhir di medan perang dan menyerukan penyelesaian militer untuk konflik saat ini.
"Perang saat ini hanya akan berakhir di medan perang. Kami telah memberikan tambahan € 500 juta bantuan UE ke Ukraina, dan pengiriman senjata akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan Ukraina," tulis Borrell dalam pesan Twitter.
Borrell juga menyerukan peningkatan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, dengan fokus pada sektor energi.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell
Sikap militeristik kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa dalam menghadapi konflik militer skala besar saat ini di Ukraina, bertentangan dengan sikap Brussel yang tampaknya bersifat damai dalam konflik regional dan internasional.
Uni Eropa, setidaknya sejauh ini, selalu berkomitmen untuk perdamaian dan mengejar penyelesaian damai konflik regional dan internasional, dan telah menekankan perlunya pendekatan negosiasi dan solusi politik untuk masalah ini.
Namun, Borrell sekarang secara terbuka menyerukan kelanjutan perang saat ini di Ukraina antara militer Rusia dan milisi pro-Rusia di satu sisi dan tentara dan milisi Ukraina di sisi lain.
Ini masuk akal mengingat tumbuhnya keselarasan antara kedua sisi Atlantik sejak Presiden Demokrat Joe Biden menjabat pada Januari 2021.
Uni Eropa Cari Jalan Kurangi Ketergantungan dari Energi Rusia
Tidak seperti pendahulunya, mantan Presiden AS Donald Trump, yang mengambil pendekatan sepihak dan mengejar kebijakan yang memperluas hubungan transatlantik di berbagai dimensi politik, perdagangan, militer, dan keamanan, Biden memfokuskan upayanya pada reunifikasi Eropa dan Amerika dan meraih dukungan Brussel dalam berbagai masalah dan pemulihan front persatuan Barat melawan musuh dan saingan Washington.
Manifestasi dari konvergensi ini sekarang dapat dilihat dalam sikap bersatu dan tindakan koheren Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Rusia dan meningkatnya tekanan pada Moskow dengan dalih perang Ukraina.
Operasi militer Rusia di Ukraina kini memberikan kesempatan berharga bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk memasuki fase perang proksi dengan Rusia dengan memberikan bantuan militer, senjata, dan intelijen besar-besaran ke Kiev. Amerika Serikat telah lama menyerukan runtuhnya Rusia dan bahkan disintegrasinya.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menjelaskan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina harus berakhir di medan perang dan menyerukan penyelesaian militer untuk konflik saat ini.
Kekhawatiran Washington dan Brussel tentang pengerahan kembali rudal nuklir Rusia di dekat perbatasan barat Eropa dan tindakan Putin terhadap kebijakan dan tindakan Barat telah memberi keduanya kesempatan unik untuk mengurangi kekuatan Rusia.
Sementara sifat hubungan UE-Rusia secara fundamental berbeda dari sifat hubungan AS-Rusia, menari dengan genderang Amerika Serikat akan memiliki konsekuensi negatif bagi UE.
Dalam hal ini, sementara kepentingan Eropa terus mengimpor energi dari Rusia karena ketergantungannya sebesar 40% pada gas dan 25% pada minyak Rusia, namun kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa ingin memfokuskan sanksi anti-Rusia Uni Eropa terhadap impor energi dari Rusia.
Borrell mengumumkan pada hari Kamis (07/4) bahwa embargo minyak terhadap Rusia akan menjadi agenda pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa pada 11 April.
Sikap ini sepenuhnya sejalan dengan tindakan Washington dalam hal ini. Pada hari Jumat (08/4), Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang yang disahkan oleh Kongres tentang penangguhan hubungan perdagangan dan larangan impor energi dari Rusia.
Tentu saja, sikap militeristik Josep Borrell mendapat reaksi keras dari Moskow. Para pejabat Rusia sangat menyadari bahwa pernyataan ini sebenarnya merupakan tanda kelanjutan dari aksi bersama Brussel dan Washington untuk mengintensifkan tekanan pada Moskow.
Mengutuk pernyataan Josep Borrell tentang krisis Ukraina, Ketua Duma Rusia Vyacheslav Volodin mengatakan bahwa siapa pun yang menginginkan krisis dan kekerasan berlanjut harus segera dipecat.
"NATO, bersama dengan Washington, tidak ingin Ukraina menjadi negara netral yang keluar dari pemihakan blok," kata Volodin.
Mengapa Imran Khan Disingkirkan dari Kekuasaan Pakistan?
Anggota-anggota parlemen Pakistan yang menjadi oposisi partai berkuasa di negara ini berhasil meloloskan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan. Hal ini terjadi setelah perselisihan politik selama beberapa pekan.
Sidang parlemen dan pemungutan suara untuk mosi tidak percaya terhadap PM Pakistan dimulai pada hari Sabtu. Sidang ini sempat ditunda beberapa kali, dan akhirnya berlangsung pada Minggu (10/4/2022) pagi.
Perwakilan dari Front Gabungan Oposisi Pakistan, yang terdiri dari partai Liga Muslim Pakistan (Nawaz), Partai Rakyat, Jamiat Ulema-e-Pakistan (JUP), Balochistan Awami Party (BAP), The Jamhoori Wattan Party, dan The National Awami Party memberikan suara mendukung untuk mosi tidak percaya terhadap PM Imran Khan.
Dalam pengambilan suara itu, 174 anggota parlemen memberikan suara mendukung mosi tidak percaya terhadap Imran Khan dan 110 lainnya memberikan suara menentang.
Mosi tidak percaya parlemen Pakistan terhadap Imran Khan, yang dia menilai sumber dari semua ini adalah konspirasi asing yang berpusat pada Amerika Serikat untuk merusak kebijakan independen pemerintah Islamabad, diperkirakan akan menimbulkan pergolakan politik dan bahkan akan menciptakan kerusuhan sosial dalam beberapa minggu dan bulan mendatang di Pakistan.
Menurut Imran Khan dan para pejabat senior Partai Tehreek-e-Insaf, pemerintahannya menjadi korban kesepakatan tidak tertulis antara oposisi dan Gedung Putih dan beberapa negara di kawasan dikarenakan mereka menentang ketamakan AS, termasuk tidak menyerahkan sejumlah pangkalan militer Pakistan ke Pentagon setelah pasukan AS meninggalkan Afghanistan serta kunjungan Imran Khan baru-baru ini ke Rusia di tengah perang di Ukraina.
Berbeda dengan periode-periode sebelumnya, dari tahun 2001-2018, Pakistan pada periode Imran Khan (2018-2022) bekerja sama secara hati-hati dengan AS dalam perang di Afghanistan dan berusaha mengambil posisi independen serta mempertimbangkan kepentingan nasional Pakistan ketika mengambil kebijakan.
Tidak seperti di masa lalu, para pejabat Pakistan bekerja sama erat dengan AS dalam perang Afghanistan, namun sekarang dan setelah Imran Khan berkuasa, dia tidak bersedia mengubah negaranya menjadi lingkungan bagi Gedung Putih untuk mengobarkan perang intelijen terhadap negara-negara regional dan negara-negara tetangga.
Tingginya kebencian AS terhadap Imran Khan terjadi setelah dia menolak permintaan Gedung Putih untuk menyerahkan sejumlah pangkalan militer Pakistan ke AS setelah penarikan pasukan negara ini dari Afghanistan.
Ketika sebagian agenda AS di kawasan tidak dilakukan oleh partai berkuasa di Pakistan seperti tahun-tahun sebelumnya oleh pemerintahan sebelum Imran Khan, Gedung Putih menyusun sebuah skenario untuk menggulingkan Imran Khan melalui bantuan partai-partai oposisi.
Secara khusus, Arab Saudi, sebagai sekutu regional AS, juga menganggap kehadiran Imran Khan di arena kekuasaan politik Pakistan bertentangan dengan kepentingannya, oleh karena itu, Riyadh terdorong untuk membantu sekutu tradisionalnya di Pakistan guna menyingkirkan Imran Khan.
Para pakar meyakini bahwa setelah pencopotan Imran Khan, akan dilakukan pembalikan dalam beberapa kebijakan sebelumnya pada periode Imran Khan yaitu perluasan hubungan dengan AS dan Arab Saudi secara politik, mengambil jarak dari Rusia, mengubah pendekatan dalam interaksi dengan Taliban dan bahkan dengan negara-negara tentangga.
Mengingat pecahnya protes oleh pendukung Imran Khan di berbagai kota di Pakistan terhadap campur tangan asing dalam mosi tidak percaya terhadapnya, kemungkinan negara itu akan menghadapi kerusuhan sipil dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, terutama karena Imran Khan memiliki kesempatan satu tahun lagi hingga penyelenggaran pemilu parlemen untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik dan mengungkap serta mengekspos peran agen asing dalam pencopotan pemerintahannya.
Mengapa Imran Khan Disingkirkan dari Kekuasaan Pakistan?
Anggota-anggota parlemen Pakistan yang menjadi oposisi partai berkuasa di negara ini berhasil meloloskan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan. Hal ini terjadi setelah perselisihan politik selama beberapa pekan.
Sidang parlemen dan pemungutan suara untuk mosi tidak percaya terhadap PM Pakistan dimulai pada hari Sabtu. Sidang ini sempat ditunda beberapa kali, dan akhirnya berlangsung pada Minggu (10/4/2022) pagi.
Perwakilan dari Front Gabungan Oposisi Pakistan, yang terdiri dari partai Liga Muslim Pakistan (Nawaz), Partai Rakyat, Jamiat Ulema-e-Pakistan (JUP), Balochistan Awami Party (BAP), The Jamhoori Wattan Party, dan The National Awami Party memberikan suara mendukung untuk mosi tidak percaya terhadap PM Imran Khan.
Dalam pengambilan suara itu, 174 anggota parlemen memberikan suara mendukung mosi tidak percaya terhadap Imran Khan dan 110 lainnya memberikan suara menentang.
Mosi tidak percaya parlemen Pakistan terhadap Imran Khan, yang dia menilai sumber dari semua ini adalah konspirasi asing yang berpusat pada Amerika Serikat untuk merusak kebijakan independen pemerintah Islamabad, diperkirakan akan menimbulkan pergolakan politik dan bahkan akan menciptakan kerusuhan sosial dalam beberapa minggu dan bulan mendatang di Pakistan.
Menurut Imran Khan dan para pejabat senior Partai Tehreek-e-Insaf, pemerintahannya menjadi korban kesepakatan tidak tertulis antara oposisi dan Gedung Putih dan beberapa negara di kawasan dikarenakan mereka menentang ketamakan AS, termasuk tidak menyerahkan sejumlah pangkalan militer Pakistan ke Pentagon setelah pasukan AS meninggalkan Afghanistan serta kunjungan Imran Khan baru-baru ini ke Rusia di tengah perang di Ukraina.
Berbeda dengan periode-periode sebelumnya, dari tahun 2001-2018, Pakistan pada periode Imran Khan (2018-2022) bekerja sama secara hati-hati dengan AS dalam perang di Afghanistan dan berusaha mengambil posisi independen serta mempertimbangkan kepentingan nasional Pakistan ketika mengambil kebijakan.
Tidak seperti di masa lalu, para pejabat Pakistan bekerja sama erat dengan AS dalam perang Afghanistan, namun sekarang dan setelah Imran Khan berkuasa, dia tidak bersedia mengubah negaranya menjadi lingkungan bagi Gedung Putih untuk mengobarkan perang intelijen terhadap negara-negara regional dan negara-negara tetangga.
Tingginya kebencian AS terhadap Imran Khan terjadi setelah dia menolak permintaan Gedung Putih untuk menyerahkan sejumlah pangkalan militer Pakistan ke AS setelah penarikan pasukan negara ini dari Afghanistan.
Ketika sebagian agenda AS di kawasan tidak dilakukan oleh partai berkuasa di Pakistan seperti tahun-tahun sebelumnya oleh pemerintahan sebelum Imran Khan, Gedung Putih menyusun sebuah skenario untuk menggulingkan Imran Khan melalui bantuan partai-partai oposisi.
Secara khusus, Arab Saudi, sebagai sekutu regional AS, juga menganggap kehadiran Imran Khan di arena kekuasaan politik Pakistan bertentangan dengan kepentingannya, oleh karena itu, Riyadh terdorong untuk membantu sekutu tradisionalnya di Pakistan guna menyingkirkan Imran Khan.
Para pakar meyakini bahwa setelah pencopotan Imran Khan, akan dilakukan pembalikan dalam beberapa kebijakan sebelumnya pada periode Imran Khan yaitu perluasan hubungan dengan AS dan Arab Saudi secara politik, mengambil jarak dari Rusia, mengubah pendekatan dalam interaksi dengan Taliban dan bahkan dengan negara-negara tentangga.
Mengingat pecahnya protes oleh pendukung Imran Khan di berbagai kota di Pakistan terhadap campur tangan asing dalam mosi tidak percaya terhadapnya, kemungkinan negara itu akan menghadapi kerusuhan sipil dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, terutama karena Imran Khan memiliki kesempatan satu tahun lagi hingga penyelenggaran pemilu parlemen untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik dan mengungkap serta mengekspos peran agen asing dalam pencopotan pemerintahannya.
Apa Maksud Zelensky Ingin Ubah Ukraina Jadi Israel ?
Seorang jurnalis Amerika Serikat mengulas statemen terbaru Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy terkait keinginan mengubah negaranya menjadi "Israel Baru".
Katie Halper, Sabtu (9/4/2022) seperti dikutip situs The Hill menyoroti pernyataan Zelensky terkait keinginannya mengubah Ukraina menjadi seperti Rezim Zionis.
Minggu lalu Presiden Ukraina mengaku ingin mencontoh model Rezim Zionis, ia tidak ingin mengubah negaranya seperti Swiss yang netral, tapi ingin menjadikan Ukraina negara yang sepenuhnya militer.
"Tidak akan mengejutkan ketika tentara dan pasukan garda nasional kami berada di seluruh instansi, toko-toko dan bioskop, dan seluruh warga memegang senjata. Saya yakin masalah keamanan dalam 10 tahun ke depan akan menjadi prioritas utama kami," paparnya.
Menanggapi statemen ini, Katie Halper mengatakan, "Yang menarik dari pernyataan ini adalah, kita bisa memahami mengapa Zelensky berkata harus militer, namun anehnya apakah budaya mempersenjatai yang ekstrem ini sudah terbentuk, atau ia sedang memprediksi akan terbentuk."
Ia menambahkan, "Membayangkan orang-orang bersenjata berjalan di pasar-pasar swalayan dan bioskop, adalah metode yang aneh untuk menggambarkan pesan yang ingin disampaikan Zelensky."
"Menurut saya, Zelensky ingin menyampaikan pesan kepada Amerika Serikat dan Israel, bahwa Ukraina bisa jadi sekutu yang efektif. Ia juga menyampaikan pesan ini dengan jelas bahwa ia tidak akan mundur dari sikapnya sekarang," pungkas Halper.
Lancarkan Protes Masssal, Pendukung Imran Khan Turun ke Jalan
Ribuan pendukung Partai Tehreek-e-Insaf (PTI) berdemonstrasi di berbagai kota Pakistan untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap Imran Khan yang digulingkan dari jabatan perdana menteri dan mengutuk plot asing dalam pembubaran pemerintah di negara Asia selatan ini.
Intervensi AS untuk menggulingkan Imran Khan dari jabatan perdana menteri dengan bantuan partai-partai oposisi Pakistan telah menjerumuskan negara ini ke dalam krisis politik yang serius.
Para pendukung Partai Tehreek-e-Insaf dan Imran Khan turun ke jalan pada Minggu (10/4/2022) malam di Islamabad, Karachi, Peshawar, Lahore dan kota-kota kecil dan besar lainnya di Pakistan untuk memprotes penggulingan Imran Khan dari jabatan perdana menteri dan intervensi AS terhadap urusan internal Pakistan.
Ribuan orang berjalan kaki, pawai motor dan mobil untuk mendukung Imran Khan terjadi di berbagai wilayah Pakistan, dan menyatakan tidak akan pernah menerima pemerintah yang dipaksakan dari luar negeri.
Sebelumnya, Imran Khan meminta para pendukungnya untuk turun ke jalan sehari sebelum sesi resmi parlemen Pakistan yang memberikan mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri.
Pemilihan Perdana Menteri Pakistan yang baru dijadwalkan akan dilakukan pada hari Senin dengan kehadiran dua kandidat utama dari faksi-faksi yang berkuasa dan oposisi, termasuk Shahbaz Sharif dan Shah Mahmood Qureshi.
Laporan menunjukkan bahwa partai Imran Khan telah memutuskan untuk mengundurkan diri secara massal dari Parlemen Nasional Pakistan. Namun, Shah Mahmood Qureshi, wakil ketua partai Tehreek-e-Insaf, mengatakan bahwa keputusan akhir tentang pengunduran diri massal belum dibuat.
Imran Khan di akun Twitternya baru-baru ini mengucapkan berterima kasih kepada para pendukungnya karena menghadiri demonstrasi "Perlawanan untuk Kebebasan" dan memprotes rencana yang didukung AS untuk menggulingkan pemerintah Pakistan.
Dia mengklaim bahwa Pakistan tidak akan pernah menerima pemerintahan masa depan, baik di dalam maupun di luar, yang dia sebut sebagai pemerintah yang dipaksakan dari luar.
Kadyrov: Pasukan Rusia akan Duduki Kiev
Kepala pemerintahan Republik Chechnya, Rusia mengatakan, tidak diragukan pasukan Rusia akan menduduki ibu kota Ukraina, Kiev.
Dikutip Reuters, Ramzan Kadyrov, Senin (11/4/2022) menuturkan, "Pasukan Rusia bukan saja akan menyerang pelabuhan Mariupol yang terkepung, bahkan ibu kota Ukraina, Kiev, dan kota-kota lain."
Ia menambahkan, "Luhansk dan Donetsk pada tahap pertama akan kami bebaskan, kemudian Kiev, dan seluruh kota lain."
Ramzan Kadyrov yang menganggap dirinya "prajurit infanteri" Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan, "Tidak diragukan ibu kota Ukraina, Kiev akan diduduki oleh pasukan Rusia."
"Saya pastikan kepada Anda, kami tidak akan mundur walau selangkah," pungkas Presiden Republik Chehcnya itu.



























