کمالوندی

کمالوندی

 

Skandal moral besar lain di Gereja Katolik, sekali lagi menjadi berita utama di media-media dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, nama baik Gereja Katolik turun drastis akibat terungkapnya berbagai skandal moral akut yang terjadi di dalamnya.

Reaksi Pemimpin Umat Katolik dunia Paus Fransiskus juga tidak mampu mengembalikan citra baik Gereja Katolik. Sisi mengerikan skandal-skandal moral ini terkuak dari perilaku tidak manusiawi para pendeta yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah 13 tahun yang dikirim ke gereja untuk belajar.
 
Kasus terbaru terungkap di Gereja Katolik Prancis, para pendeta di gereja itu dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap ratusan ribu anak. Terungkapnya skandal moral baru di Gereja Katolik Prancis telah membuka mata dunia, sedemikian dalamnya bencana moral di gereja yang selama bertahun-tahun terus ditutupi.
 
Sebuah komite independen dibentuk di Prancis untuk menyelidiki laporan-laporan pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pendeta Gereja Katolik terhadap anak-anak sejak 1950-an. Hasilnya mengejutkan, 216.000 anak muda antara tahun 1950 hingga 2020 menjadi korban pelecehan seksual oleh para imam, uskup, daikon dan biarawan di Gereja Katolik Prancis.
 
Kepala komite penyelidikan kasus ini, Jean-Marc Sauve mengatakan, “Rata-rata usia korban antara 8-13 tahun. Hasil penyelidikan menunjukkan sekitar 3.000 pelaku pelecehan seksual terhadap anak, bertugas di Gereja Katolik Prancis sejak tahun 1950 sampai sekarang, dua pertiga dari mereka adalah pendeta.”
 
Sauve mengaku angka ini sangat mengejutkan dan menuturkan, “Jika kita bandingkan angka 216.000 dengan 3.000, maka jelas seorang pelaku melakukan pelecehan seksual terhadap 70 korban, dan ini sangat mengerikan bagi Gereja Katolik Prancis.”
 
pendeta Katolik
 
Ia menjelaskan, “Jika para korban dan pelaku pelecehan seksual, serta orang lain yang menjalin kerja sama tidak langsung dengan Gereja Katolik Prancis, termasuk para guru di sekolah Katolik, kita tambahkan, maka jumlah korban pelecehan seksual ini akan bertambah menjadi 330.000 orang.”
 
Menurutnya, pelecehan seksual ini dilakukan secara terorganisir, dan selama bertahun-tahun Gereja Katolik bukan saja abai atas kasus ini, bahkan bersikap keras kepala, dan lebih mengutamakan untuk membela diri daripada membela para korban. Gereja Katolik Prancis bukan saja tidak pernah mengambil langkah untuk mencegah pelecehan seksual, bahkan sengaja menutup mata, dan memperlambat pengumuman skandal ini, terkadang juga secara sengaja menitipkan anak-anak kepada para pelaku.
 
Presiden Konferensi Agama-Agama Prancis, CORREF, Veronique Margron menyebut publikasi laporan komite penyelidikan independen terkait kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak di Gereja Katolik Prancis sebagai bukti nyata dari sebuah bencana yang tak bisa diterima, dan menurutnya, pelecehan seksual yang terjadi di Gereja Katolik Prancis benar-benar memalukan.
 
Franqois Devaux, Pendiri organisasi perhimpunan korban pelecehan seksual pendeta Prancis, Le Parole Liberee dalam sebuah pidato kepada para pendeta mengatakan, “Anda adalah aib bagi umat manusia. Neraka ini penuh dengan kejahatan-kejahatan terkutuk, namun yang lebih buruk dari itu adalah pengkhianatan pada kepercayaan, dan pengkhianatan kepada anak-anak.”
 
Sehubungan dengan publikasi hasil penyelidikan kasus pelecehan seksual di Gereja Prancis, Paus Fransiskus menyebut kasus tersebut sebagai realitas yang memalukan, dan ia menyesalkannya. Ia mengatakan, “Saya ingin menjelaskan kesedihan dan penderitaan saya bagi para korban, dan saya ingin menunjukkan rasa malu saya karena gereja tidak mampu menjadikan masalah ini sebagai perhatian utama.”
 
Gereja Katolik
 
Skandal-skandal moral di Gereja Katolik tidak hanya terbatas pada satu negara tertentu, hampir di semua negara dunia yang di dalamnya terdapat Gereja Katolik, sejumlah banyak kasus pelecehan seksual dilaporkan sejak beberapa dekade lalu. Mulai dari Amerika Serikat hingga ke sebagian besar negara Eropa, kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh para pendeta di Gereja Katolik, juga santer terdengar.
 
Di Irlandia dan Belanda, dibentuk komisi-komisi pencari fakta independen untuk mengungkap kasus-kasus moral ini. Sekitar 10 tahun lalu, komisi pencari fakta Belanda merilis laporan tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak di Gereja Katolik negara ini, sehingga mengungkap dalamnya kerusakan moral pegawai Gereja Katolik terutama pendeta.
 
Laporan komisi pencari fakta Belanda menyebutkan antara tahun 1945-1981, sekitar 10.000 hingga 20.000 anak-anak Belanda yang berada di lembaga-lembaga Gereja Katolik menjadi korban pelecehan seksual, dan anak-anak di bawah umur ini, hingga tahun 2020 jumlahnya mencapai puluhan ribu anak. Salah satu alasan pengunduran diri Paus Benediktus XVI juga karena terungkapnya kerusakan moral luas di Gereja Katolik.
 
Paus Benediktus XVI melakukan kunjungan ke negara-negara dunia, dan masalah pelecehan seksual oleh para pendeta selalu membayanginya. Biasanya untuk menekan protes, mantan Pemimpin Umat Katolik dunia itu selalu menemui sejumlah korban pelecehan seksual, dan menyampaikan keprihatinan kepada mereka. Vatikan juga membayar ganti rugi kepada para korban pelecehan seksual oleh para pendeta, dengan maksud untuk menekan aksi protes terhadap dirinya serta mematikan atau memudarkan kasus moral yang menjeratnya.
 
Paus Benediktus XVI secara pribadi langsung turun tangan menangani skandal moral ini setelah kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh para pendeta Gereja Katolik Irlandia, terungkap, dengan maksud menjaga marwah Gereja Katolik. Setelah melakukan pembicaraan dengan para pendeta Gereja Katolik Irlandia selama dua hari, Paus Benediktus XVI menyebut pelecehan yang dilakukan para pendeta terhadap anak-anak sebagai kejahatan keji.
 
Kepada para pendeta Irlandia, Paus Benediktus XVI mengatakan, “Para uskup Irlandia harus bekerja keras untuk mengembalikan kredibilitas moral ke gereja.” Salah satu pendeta Katolik Irlandia yang bertemu dengan Paus Benediktus XVI, Joseph Duffy mengatakan, “Tidak mungkin untuk membersihkan aib semacam ini.”
 
Skandal moral para pendeta Katolik telah mengejutkan banyak pengikut agama Kristen Katolik, pasalnya orang-orang yang semestinya membimbing masyarakat menuju jalan spiritualitas dan moral, ternyata malah melakukan kejahatan keji seperti ini. Hans Langendorfer, Sekjen Konferensi Uskup-Uskup Jerman dalam wawancara dengan majalah mingguan Spiegel mengatakan, “Terungkapnya skandal-skandal ini telah menunjukkan wajah hitam gereja, dan kami sangat prihatin.”
 
laporan hasil penyeledikian pelecehan seksual di Gereja Katolik Prancis
 
Langkah yang dilakukan Vatikan hanya memberikan sangat sedikit pengaruh pada upaya penurunan protes terhadap dirinya. Terungkapnya sebuah skandal moral di sebuah gereja telah mengungkap puluhan skandal lain yang dilakukan oleh para pendeta selama bertahun-tahun atau dekade. Terungkapnya skandal moral para pendeta Gereja Katolik juga telah menciptakan keraguan mendalam pada kredibilitas, dan legitimasi gereja di mata para pengikut Katolik.
 
Para pendeta yang dianggap bapak spiritual pengikut Kristen dan gereja, bukannya menjaga nama baik gereja malah merusaknya. Para pendeta tidak bermoral telah menghancurkan kredibilitas dan legitimasi gereja, dan hal ini tidak mudah untuk diperbaiki.
 
Jika di masa Abad Pertengahan, kekerdilan berpikir dan diskriminasi gereja telah menyebabkan orang lari dari agama, dan mendorong lahirnya aliran pemikiran humanisme, dan sekularisme, maka sekarang skandal-skanda moral para pendeta telah menyebabkan banyak orang memalingkan mukanya dari gereja dan Katolik.
 
Ratusan ribu orang di sejumlah negara dunia meninggalkan Gereja Katolik setelah terungkapnya berbagai skandal moral para pendeta. Di sisi lain skandal-skandal moral para pendeta jugalah yang memaksa Paus Benediktus XVI mengundurkan diri.
 
Skandal-skandal moral ini sampai sekarang sepertinya terus membayangi Paus Fransiskus yang sama seperti Paus Benediktus XVI, berusaha meminta maaf kepada masyarakat, dan berupaya memperbaiki citra Gereja Katolik yang rusak karena kebobrokan moral pendetanya. Akan tetapi kenyataannya ketika satu skandal moral di Gereja Katolik terungkap, skandal-skandal lain terkait kerusakan moral para pendeta pun terungkap, sehingga sulit untuk dilupakan oleh masyarakat.

 

Kemenangan Republik Azerbaijan dalam Perang Karabakh Kedua dan meningkatnya intervensi rezim Zionis di negara ini mengarah pada permusuhan dengan Iran, padahal sebelumnya Tehran-Baku menjalin hubungan yang erat.

Sejak Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev pada peringatan ulang tahun pertama dimulainya Perang Karabakh Kedua pada 27 September 2021 menyebut Iran sebagai musuh utama pemerintah dan rakyat MuslimRepublik Azerbaijan, hubungan negara ini dengan Republik Islam Iran semakin memburuk.

Padahal, jika dengan meninjau hubungan antara dua negara tetangga dan Muslim ini tidak sulit untuk memahami peran dan posisi Iran dalam mendukung kemajuan Republik Azerbaijan, bahkan dalam Perang Karabakh Kedua. Tapi, ironisnya, penguasa Republik Azerbaijan justru mengizinkan rezim Zionis membenamkan pengaruhnya di negara tetangga Iran ini, dan mengintensifkan permusuhan terhadap Tehran.

Sebelum ketegangan meningkat baru-baru ini, Tehran dan Baku bulan lalu berencana untuk memperluas hubungan bilateral dan regional. Iran dan Republik Azerbaijan berusaha untuk memperkuat kerja sama  dan menghapus semua pembatasan yang ada. Tapi mengapa tiba-tiba penguasa Republik Azerbaijan mengubah arah jarum jam kebijakannya yang dipompa rezim Zionis, sehingga berbalik memusuhi Tehran. 

Pertama, masalah ini berkaitan dengan propaganda anti-Iran dan Islam dari media yang berafiliasi dengan asing di Republik Azerbaijan. Derasnya propaganda ini menjadikan penguasa Republik Azerbaijan melupakan semua bantuan Tehran kepada pemerintah yang berkuasa di Baku dan orang-orang Muslim di negara ini selama tiga dekade.

Meskipun Iran memberikan dukungan finansial dan ekonomi, militer, politik, budaya terhadap Republik Azerbaijan selama tiga dekade sejak kemerdekaannya dari Uni Soviet, tapi beberapa outlet media yang berafiliasi dengan asing di Baku berupaya menipu publik opini di negara ini dan kawasan berusaha menurunkan hubungan kedua negara bertetangga itu ke level terendah.

Pada 27 April 2021, ketika mengunjungi daerah perbatasan yang dibebaskan, Aliyev untuk pertama kalinya menyebut perbatasan panjang antara Iran dan Republik Azerbaijan sebagai "perbatasan Persahabatan". Selama beberapa bulan terakhir, ia berulang kali menyebut perbatasan kedua negara tetangga sebagai "perbatasan persahabatan" dalam wawancara, dan pertemuannya dengan pejabat Iran.

Selama Perang Nagorno-Karabakh Kedua dan konflik militer antara Republik Azerbaijan dan Armenia atas kepemilikan wilayah Nagorno-Karabakh, 132 km dari perbatasan Republik Azerbaijan dan Iran yang diduduki sepenuhnya dikembalikan ke pemilik tanah ini.

Selama kunjungannya ke daerah perbatasan ini, Presiden Azerbaijan menegaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat perlindungan perbatasan bersama setelah berakhirnya perang Nagorno-Karabakh. Ketika itu Aliyev mengatakan, "Perbatasan negara kita dan Iran adalah perbatasan persahabatan dan perlindungan perbatasan ini sangat penting untuk pengembangan hubungan antara kedua negara". 

Ilham Aliyev juga menunjukkan bahwa Republik Azerbaijan berbagi perbatasan dengan Republik Islam Iran di arah lain dengan menegaskan,"Perbatasan ini sebenarnya adalah perbatasan persahabatan dan kerja sama, dan warga kedua negara melintasi perbatasan ini untuk menikmati manfaatnya."

Duta Besar Republik Islam Iran untuk Baku, Seyed Abbas Mousavi, menanggapi pesan Presiden Azerbaijan tentang pembebasan daerah perbatasan dengan Iran, dengan menyatakan, "Perbatasan kedua negara tetangga akan selamanya tetap menjadi perbatasan persahabatan, perdamaian dan keamanan".

Seyed Abbas Mousavi juga menulis di akun Twitter-nya yang ditujukan kepada Presiden Azerbaijan, "Sekitar 760 km perbatasan antara Republik Islam Iran dan Republik Azerbaijan akan selamanya menjadi perbatasan persahabatan, perdamaian dan keamanan bagi rakyat kedua negara tetangga tanpa kehadiran dan campur tangan asing dan simpatisannya."

Terlepas dari pernyataan-pernyataan positif dan konstruktif pada bulan April tahun ini, Presiden Azerbaijan secara tiba-tiba bulan lalu mengambil sikap memusuhi Iran. Tampaknya, pengaruh rezim Zionis terhadap Presiden Azerbaijan telah menyebabkan dia memberikan kesempatan kepada diplomat Israel untuk mempropagandakan sentimen anti-Iran di media Baku, dan mengancam Iran dari wilayah Republik Azerbaijan.

Selama beberapa hari terakhir, berbagai skenario dan kebohongan media yang berafiliasi dengan pihak asing di Baku menyebar agitasi supaya orang-orang Muslim Republik Azerbaijan membenci Iran.

Media afiliasi asing di Baku yang melihat peluang, membuat pernyataan palsu terhadap Iran dalam berbagai bentuk, yang memancing reaksi para intelektual Azeri, sampai-sampai mereka memperingatkan pemerintahan Ilham Aliyev. Misalnya, Haji Ilqar Ibrahimoglu, pemimpin komunitas agama Republik Azerbaijan dan pakar politik terkemuka di negara ini mengatakan, "Republik Azerbaijan tidak boleh menjadi medan pertempuran antara kekuatan saingan, dan mereka yang ingin menyelesaikan masalah tidak boleh membawa perbedaan-perbedaan ini ke wilayah Republik Azerbaijan,".

Faktanya, para ahli dan pemikir Azeri telah berupaya mengingatkan pemerintah Ilham Aliyev supaya tidak terpancing dalam plot Israel dalam memusuhi Irannya melalui wilayah Republik Azerbaijan dan mencoba mempropagandakan sentimen anti-Iran di media Baku.

Meskipun pejabat pemerintah Baku, termasuk Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyangkal kehadiran rezim Zionis di wilayah negaranya, tapi beberapa peristiwa menunjukkan kehadiran penuh warna dan signifikan dari rezim Israel di Republik Azerbaijan. 

Propaganda anti-Iran di media Baku selama dua dekade dengan arahan rezim Zionis menunjukkan bahwa Israel, yang telah menerima kekalahan dalam semua aspek perang melawan Iran dan dunia Islam, menggunakan Republik Azerbaijan sebagai yang arena terakhir untuk menyerang Iran.

Mengenai bantuan Republik Islam Iran kepada pemerintah dan rakyat Republik Azerbaijan sangat signifikan, sehingga pejabat Azerbaijan selalu menghargai bantuan Iran tersebut. Pada Oktober tahun lalu, Jenderal Muharram Aliyev, Asisten Presiden Azerbaijan Urusan Militer, memuji tindakan Republik Islam Iran dalam mendukung posisi pemerintah Baku. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan situs berita SIA.AZ, Jenderal Muharram Aliyev mengatakan, "Baku tidak melupakan dukungan Tehran selama pengepungan Nakhchivan."

Sehari sebelumnya, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan kepada CNN Turki bahwa sikap Republik Islam Iran terhadap konflik Nagorno-Karabakh adalah adil.

Selain itu, pada Oktober tahun lalu, Presiden Azerbaijan menulis dalam pesan Twitter yang mengumumkan pembebasan 21 desa dari pendudukan pasukan Armenia, termasuk daerah pemukiman di perbatasan dengan Republik Islam Iran di sepanjang Sungai Aras di Nagorno-Karabakh. Ia menegaskan, "Dengan pembebasan desa Aqband di kota Zangilan, kontrol penuh diberikan atas perbatasan bersama Republik Azerbaijan dan Iran, dan dalam hal ini, saya mengucapkan selamat kepada rakyat Republik Azerbaijan dan Iran,". 

Terlepas dari pernyataan konstruktif Presiden Azerbaijan ini, kehadiran dan intervensi rezim Israel di Republik Azerbaijan telah mengubah posisinya terhadap Iran.

Menyusul perubahan posisi Presiden Azerbaijan, media afiliasi asing di Baku, yang siap merusak hubungan antara dua negara Muslim dan tetangga ini meningkatkan propandanya demi menghancurkan hubungan antara Tehran dan Baku.

Dengan menggunakan apa yang mereka sebut analis politik, media-media ini menyerahkan masalah perang Karabakh kepada opini publik Republik Azerbaijan dengan cara yang sepenuhnya berlawanan dan tidak benar.

Media ini memalsukan fakta dengan menyebut Iran sebagai sekutu Armenia dalam Perang Nagorno-Karabakh Kedua.

Bagaimanapun, tidak ada keraguan bahwa menyerahkan suatu negara dan media ke pihak asing tidak akan membawa hasil yang tidak menyenangkan bagi negara tuan rumah. Sebagaimana ditegaskan Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, baru-baru ini yang mengingatkan beberapa negara tetangga bahwa ketergantungan terhadap pasukan asing tidak dapat menjamin keamanan mereka.

Terlepas dari penekanan berulang-ulang dari Tehran, terutama Pemimpin Besar Republik Islam Iran, tampaknya otoritas Baku masih berperilaku kekanak-kanakan, dengan keras kepala dan terus-menerus menekankan ketergantungan mereka pada Israel dan Turki.

 

Imam Hassan Askari as selalu memberi salam kepada siapa pun yang beliau temui, dan memperlakukan semua orang dengan penuh penghormatan dan rendah hati.

Hari ini tanggal 8 Rabiul Awal bertepatan dengan hari gugurnya Imam yang tertindas dan terasing, pada tahun 260 Hijriah di kota Samarra. Imam kesebelas umat Islam, Imam Hassan Askari as yang terkenal memiliki perangai indah, ibadah seorang arif, dan akhlak nabi telah membuat hati masyarakat tertambat, dan beliau membimbing mereka ke jalan kebenaran.
 
Imamah merupakan salah satu prinsip dasar dari Ushuludin yang diyakini oleh para pengikut Ahlul Bait as. Dari sudut pandang ajaran ini, Imamah atau kepemimpinan para Imam setelah Nabi Muhammad Saw, merupakan kelanjutan risalah Kenabian yang diberikan kepada Rasulullah Saw, dan mereka adalah lentera hidayah, serta perahu keselamatan bagi umat Islam, dan muka bumi tidak akan pernah kosong dari Imam dan pemimpin. 
 
Imam Ridha as, Imam kesembilan dari keturunan Rasulullah Saw berkata, “Sesungguhnya kedudukan Imamah lebih unggul dan lebih tinggi dari apa yang bisa dipahami oleh akal dan pemikiran biasa, atau yang diperoleh dari pendapat serta pendangan masyarakat, atau dari apa yag ditentukan dan dipilih masyarakat.”
 
Dengan demikian pengganti Rasulullah Saw yang sebenar-benarnya ini memiliki sifat-sifat unggul, dan kedudukan Ilahi. Imam terus tersambung dan mendapat sokongan bantuan ghaib, dan ilham dari langit, oleh karena itu di setiap masa, Imam memiliki derajat keilmuan dan pengetahuan yang tertinggi. Ia mengetahui semua kebaikan dan rahasia yang diperlukan bagi kebahagiaan dunia serta akhirat manusia.
 
Imam memiliki sifat maksum atau terjaga dari dosa dan kesalahan, oleh karenanya Imam di setiap zaman adalah orang paling bertakwa dan paling adil, memiliki derajat kemuliaan akhlak dan perilaku paling tinggi. Di banyak hadis dijelaskan tentang kedudukan Imam, dan kedudukan ini merupakan sebuah tanggung jawab berat yang diberikan Allah Swt, dan Imam memiliki sebuah potensi serta kelayakan khusus yang bersumber dari Allah Swt.
 
Ketaatan dan kepatuhan pada Imam dalam lahir dan batin di semua urusan dunia dan akhirat akan menyampaikan manusia pada keselamatan dan kebahagiaan, dan hal itu adalah kewajiban bagi Muslim. Generasi para Imam merupakan keturunan Rasulullah Saw. Jumlah mereka 12 orang dan yang terakhir adalah Imam Mahdi af yang sekarang berada di masa keghaiban, dan merupakan juru selamat umat manusia.
 

Nama beliau Hassan, memiliki kuniyah Abu Muhammad, dan julukan terkenalnya Zaki dan Askari. Julukan lain yang disematkan kepada beliau adalah Khalis, Hadi, Khas, Shamit, Siraj, dan Taqi. Selain itu beliau juga dikenal dengan Ibnu Al Ridha. Ibu beliau adalah perempuan yang paling banyak memiliki keutamaan di masanya. Imam Hadi as memuji beliau dan mengatakan, “Salil adalah namanya, karena keluar dari semua cela, cacat, kehinaan dan ketidaksucian.”
 
Imam Hassan Askari as tumbuh dalam asuhan ayah mulianya Imam Hadi as, dan ibunya yang suci, Salil. Karena kehidupan setiap Imam dalam bentuk tertentu harus berhadapan dengan banyak kesulitan, kehidupan Imam Hassan Askari juga diwarnai dengan kesempitan dan keterasingan. Dua tahun setelah terlahir ke dunia, Imam Askari diasingkan bersama keluarganya ke kota Samarra, atas perintah Khalifah lalim Mutawakil Abbasi.
 
Di kota yang lebih mirip barak dan pangkalan militer itu, Imam Hadi as, disusul Imam Askari as berada di bawah pengawasan superketat, dan setiap kontak sekecil apa pun yang dilakukan oleh para pengikut Syiah, dengan Imam, diawasi ketat. Para pengikut Syiah dan pecinta Ahlul Bait as tidak bisa dengan mudah bertemu Imam, dan Imam hanya bisa menjalin hubungan dengan para pengikutnya melalui perantara. Lewat perantara inilah Imam menjawab pertanyaan dan memenuhi kebutuhan para pengikut Syiah.
 
Imam Askari as lebih banyak berada di penjara Mutawakil, dan menanggung penderitaan yang luar biasa di dalamnya. Akan tetapi ketakwaan, ketawadhuan, rendah hati, perkataan yang baik, dan kepribadian agung serta arif yang dimiliki Imam Askari as, telah menarik hati para tahanan sehingga mendorong mereka mendekat kepada kebenaran dan menyambungkannya dengan Allah Swt.
 
Dari Muhammad bin Ismail Alawi diriwayatkan, Imam Askasi ditahan di ruang penjara dekat Ali bin Utash yang merupakan musuh paling bengis dari Ahlul Bait as, ia melakukan banyak kejahatan terhadap putra, dan keluarga Rasulullah Saw. Ali bin Utash mendapat perintah dari Khalifah Mutawakil, berlakulah keras terhadap Imam Askari semampunya, dan ganggulah ia.
 
Muhammad bin Ismail berkata, “Belum lewat sehari, orang itu berperilaku sangat sopan di hadapan Imam Askari. Ia sangat menghormati dan mengagungkan Imam Askari bahkan tidak berani menatap mata Imam, dan selalu tertunduk di hadapannya. Ketika Imam Askari mendatanginya, ia menjadi Syiah dengan akidah terbaik, dan menjadi pecinta Ahlul Bait as, dan Imam Hassan Askari as.”

Imam Askari sangat menganjurkan untuk mengedepankan toleransi dan rekonsiliasi dengan masyarakat yang tidak tahu, dan para penentang. Beliau berkata, bertoleransi dengan masyarakat yang tidak tahu lebih baik dari setiap sedekah, karena dengan perilaku baik kalian ini, mungkin saja musuh berubah jadi kawan, dan menemukan jalan yang benar. 
 
Imam Hassan Askari as menganggap sikap rendah hati sebagai nikmat besar yang tidak membangkitkan kedengkian orang-orang hasud, dan beliau menganjurkan semua orang untuk bersikap rendah hati dalam perilaku, dan menjauhi sifat angkuh serta senang pujian.
 
Imam Hassan Askari as sebagaimana ayah-ayahnya sangat memperhatikan ibadah. Beliau ketika tiba waktu salat akan meninggalkan pekerjaan apa pun, dan tidak mendahulukan apa pun dari salat. Abu Hashim Jafari mengatakan, “Suatu hari saat mengunjungi Imam Askari, Imam saat itu tengah sibuk menulis sesuatu, ketika waktu salat tiba, Imam meninggalkan pekerjaannya, dan bangkit mendirikan salat.”
 
Khalifah Mutawakil menugaskan dua sipir penjara paling bengis dan paling buruk perangai untuk menjaga Imam Askari, akan tetapi dikarenakan interaksi keduanya dengan Imam, mereka berubah dan mencapai kedudukan tinggi dalam ibadah dan munajat kepada Allah Swt.
 
Oleh karena itu, keduanya dipanggil oleh Mutawakil, dan ditanya, bagaimana Ibnu Al Ridha bisa mengubah kalian hingga seperti ini ? Keduanya menjawab, “Apa yang harus kami katakan tentang seorang yang berpuasa di setiap siang, dan beribadah di setiap malam, dia tidak berbicara apa pun selain zikir dan kata-kata tentang Allah Swt, ketika dia memandang kami, tubuh kami bergetar, dan kami kehilangan kendali atas diri kami sendiri.”
 
Imam Hassan Askari as memberikan nasihat kepada Syiah-nya, “Aku menasihati kalian agar takut kepada Allah Swt, dan menjaga kesalehan dalam beragama, bekerja keras di jalan Allah Swt dan berkata jujur, seperti inilah Nabi Muhammad Saw berperilaku. Salatlah di antara kabilah-kabilah mereka (Ahlu Sunnah), dan hadirilah salat jenazah mereka, jenguklah dari mereka yang sakit, dan penuhilah hak-hak mereka, karena jika setiap orang dari kalian saleh dalam beragama, berkata jujur, memegang amanah dan berperilaku baik dengan masyarakat, lalu mereka mengatakan, ‘Orang ini seorang Syiah’, maka aku akan gembira. Takutlah kepada Allah Swt dan jadilah penghias bagi Kami, bukan jadi sumber keburukan dan kehinaan. Datangkanlah segala bentuk kecintaan kepada Kami, dan jauhkan keburukan dari Kami, karena setiap kebaikan tentang Kami, sesungguhnya Kami layak mendapatkannya, dan setiap keburukan tentang Kami, sesungguhnya Kami tidak seperti itu. Kami di dalam Kitab Allah Swt adalah kebenaran yang tetap, dan kedekatan Kami dengan Rasulullah Saw dan Allah Swt membuat Kami suci, tidak ada seorang pun yang mengaku memiliki kemuliaan semacam ini selain Kami, kecuali ia berbohong. Ingatlah selalu Allah Swt dan kematian, bacalah Al Quran, sampaikan selawat sebanyak-banyakya kepada Rasulullah Saw, karena selawat Nabi Muhammad Saw memiliki 10 kebaikan. Ingat-ingatlah dengan baik apa yang aku nasihatkan kepada kalian. Aku titipkan kalian kepada Allah Swt, dan aku mengirim salam untuk kalian.” 

 

Situs berita Lebanon mengkritik standar ganda orang-orang bayaran Amerika Serikat di Lebanon, dan mengatakan bahwa insiden penembakan di Beirut, adalah fitnah lain AS untuk memukul Hizbullah.

Al Ahed, Kamis (14/10/2021) melaporkan, para pendukung Hizbullah dan Partai Amal yang tengah berunjuk rasa memprotes kinerja Penyelidik ledakan Beirut, ditembaki sekelompok orang bersenjata.
 
Menurut situs ini, di Lebanon ada sebuah kelompok politik, dan media yang bergerak ke mana pun AS bergerak, orang-orang ini bisa disebut sebagai "budak-budak" AS.
 
Al Ahed menambahkan, "Mereka berada dalam kerangka kepentingan AS, dan bekerja untuk negara itu. Meski langkah mereka harus menyebabkan Lebanon hancur sekali pun. Orang-orang semacam ini menerapkan standar ganda, dan bagi mereka konstitusi sama sekali tidak penting."
 
"AS berhasil menyusup dan mempengaruhi lembaga-lembaga pemerintahan Lebanon termasuk lembaga kehakiman. Satu-satunya manfaat yang diperoleh AS dari langkah ini adalah memukul Hizbullah. Oleh karena itu AS menjalankan skenario fitnah baru di Lebanon," pungkasnya.

 

Menteri Luar Negeri Arab Saudi menyebut perundingan dengan Iran, sebagai perundingan yang bersahabat, namun pada saat yang sama bersifat eksplorasi. Menurutnya Riyadh serius soal perundingan dengan Iran.

Dalam wawancara dengan Financial Times, Kamis (14/10/2021), Faisal bin Farhan mengatakan bahwa Saudi serius soal perundingan dengan Iran, dan hal ini menunjukkan keinginan Riyadh untuk memulihkan hubungan dengan Republik Islam Iran.
 
Mengutip seorang pejabat Saudi, Financial Times menulis, "Saudi sedang mengkaji izin untuk Iran membuka Konsulatnya di kota Jeddah, namun Riyadh menganggap perundingan dengan Tehran belum mencapai kemajuan yang cukup untuk menghidupkan secara penuh hubungan diplomatik dua negara, dan ini katanya, keinginan Iran."
 
Kerajaan Saudi sampai saat ini sudah melakukan empat kali putaran dialog dengan Iran sejak bulan April 2021 lalu, termasuk pertemuan pertama dengan pemerintah baru Tehran bulan September 2021.

Jumat, 15 Oktober 2021 19:26

Siapa Dalang Kerusuhan Baru di Lebanon ?

 

Situasi di Lebanon kembali tegang. Serangan terhadap demonstrasi damai menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 60 lainnya. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengumumkan berkabung nasional pada hari Jumat untuk menghormati mereka yang tewas dalam bentrokan terbaru di Beirut.

Bentrokan ini berkaitan dengan ledakan tahun lalu dan langkah penyelidik yang menetapkan tersangka secara politis. Ledakan 4 Agustus 2020 di pelabuhan Beirut menewaskan sekitar 200 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang. Kini, empat belas bulan setelah terjadinya ledakan ini, warga Lebanon berunjuk rasa pada hari Kamis untuk memprotes tindakan Hakim Tarek Bitar.

Rakyat Lebanon menuduh Bitar tidak objektif dalam menjalankan tugasnya. Hizbullah, dan gerakan Amal menyerukan pendukung mereka melancarkan protes damai terhadap keputusan sepihak Bitar.

Ia telah mendakwa beberapa pemimpin terkemuka Hizbullah dan gerakan Amal terlibat dalam ledakan tersebut. Anggota parlemen dan menteri yang berafiliasi dengan Hizbullah dan gerakan Amal menilai Bitar telah mempolitisasi masalah ini demi kepentingan Washington melalui kedutaan AS di Beirut.

Selama demonstrasi damai berlangsung, penembak jitu yang mengaku berafiliasi dengan kelompok Hizbullah dan Amal, tapi sebenarnya berasal dari Partai Al Quwah Lubnaniyah yang dipimpin Samir Geagea; menembaki para pengunjuk rasa, yang menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 60 lainnya.

Presiden Lebanon Michel Aoun menggambarkan kejahatan tersebut diarahkan oleh beberapa arus politik untuk menyulut kerusuhan sipil. "Kami tidak akan membiarkan apa pun terjadi lagi dan kami tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyandera negara untuk kepentingan mereka sendiri," kata Michel Aoun.

Ada hubungan antara fenomena terbaru di Beirut dengan perkembangan internal di Lebanon. Kejahatan itu terjadi ketika Hizbullah Lebanon mengimpor bahan bakar dari Iran untuk mengatasi krisis bahan bakar di negara itu.

Gagasan mengimpor bahan bakar dari Iran diajukan oleh Sayid Hassan Nasrullah, tapi sejak awal ditentang oleh pihak oposisi di Lebanon, dan mereka terus berusaha untuk mengimbangi efek positif dari inisiatif tersebut.

Ahmad Dastmalchian, analis Asia Barat menyoroti aksi penembakan pada demonstrasi damai di Beirut kemarin dengan mengatakan, "Lebanon telah berada dalam kekacauan selama beberapa waktu. Sebagian besar kerusuhan ini berasal dari kekuatan oposisi bersama kekuatan asing, terutama yang berpengaruh di Asia Barat. Mereka tidak ingin Lebanon tenang dan memiliki pemerintahan yang kuat dan stabil. Tujuannya untuk menguras tenaga rakyat dan menjauhkan mereka dari kubu perlawanan,". 

Isu lainnya adalah pemantauan pergerakan duta besar AS di Beirut yang menunjukkan bahwa kedutaan AS berada di balik kerusuhan di Lebanon.

Duta Besar AS telah mengadakan pertemuan mencurigakan dengan beberapa tokoh Lebanon, termasuk hakim yang menangani kasus ledakan Beirut. Tarek Bitar mengadakan pertemuan dua jam dengan Duta Besar AS untuk Beirut, Dorothy Shea.

Pertemuan itu diikuti dengan penangkapan dua anggota koalisi 8 Maret, Ali Hassan Khalil, mantan menteri keuangan, dan Ghazi Zaiter, anggota parlemen Lebanon saat ini. Untuk mencegah menguatnya pengaruh Hizbullah di Lebanon, Amerika Serikat berusaha melempar tuduhan terhadap gerakan ini melalui beberapa aktor internal dan menyulut kerusuhan dengan tujuan supaya pemerintahan Lebanon tetap lemah.

 

Presiden Lebanon menyampaikan kekecewaan terhadap penembakan yang terjadi di Beirut baru-baru ini, dan memperingatkan Ketua Partai Al Quwwat Al Lubnaniya.

Dikutip surat kabar Al Akhbar, Jumat (15/10/2021), Michel Aoun selepas insiden penembakan di Beirut, Kamis, langsung mengontak Ketua Partai Al Quwwat Al Lubnaniya, Samir Geagea, dan memperingatkannya untuk segera mengakhiri permainan ini.

Dalam pembicaraan itu, Samir Geagea mengaku bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas insiden penembakan di Beirut, dan menurutnya jika ada sekelompok orang dengan seragam tentara melakukan tindakan semacam ini, bukan berarti bahwa itu pasti anggota Al Quwwat Al Lubnaniya.

Sebelumnya Presiden Lebanon dalam pidatonya mengecam keras penembakan dan bentrok senjata di Beirut.

Menanggapi insiden ini, Hizbullah dan Partai Amal meminta masyarakat tenang, dan tidak terpancing "fitnah keji". Menurut kedua kelompok itu, para pelaku penyerangan terhadap demonstran adalah kelompok afiliasi Partai Al Quwwat Al Lubnaniya.

 

Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon mengatakan, darah syuhada peristiwa penembakan Beirut, tidak akan tumpah sia-sia. Menurutnya, insiden penembakan Beirut merupakan salah satu langkah yang dikendalikan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Hashem Safieddine, Jumat (15/10/2021) kepada stasiun televisi Al Mayadeen menuturkan, "Kami akan menuntut hak darah para syuhada yang tumpah dalam peristiwa penembakan sehari lalu di Beirut."

 
Ia menambahkan, "Unjuk rasa kami berlangsung damai, dan memprotes politisasi lembaga kehakiman, dan penindasan yang dilakukannya. Ini adalah hak pasti kami. Di antara peserta demonstrasi, juga ada beberapa pengacara dan kalangan cendekiawan. Mereka datang untuk menunjukkan sikap yang benar."
 
Safieddine menegaskan, "Hizbullah dan Partai Amal tidak mengeluarkan undangan resmi untuk unjuk rasa, tapi banyak warga Lebanon yang ikut serta. Demonstrasi kemarin bisa berlangsung normal jika tidak ada skenario yang sudah dirancang sebelumnya untuk menyerang demonstran."
 
"Partai Al Quwwat Al Lubnaniya sekali lagi ingin menciptakan perang saudara di Lebanon, sepertinya AS memaksa partai ini untuk segera memicu perang saudara. Apa yang kita saksikan kemarin adalah bagian dari rangkaian langkah yang dikendalikan Kedubes AS di Lebanon, dan beberapa negara Arab yang memasok dananya," pungkas Safieddine.

 

Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC menagtakan, Angkatan Laut IRGC sekarang sudah sampai pada level yang mampu melancarkan "operasi reaksi cepat".

Mayor Jenderal Hossein Salami, Jumat (15/10/2021) menuturkan, dalam kebijakan dan strategi Iran, tidak ada satu pun langkah musuh, di mana pun dan dengan pertimbangan apa pun, tidak bisa ditolerir.

Ia menambahkan, "IRGC siap menghadapi ancaman apa pun, dan kekuatan pertahanan serta serangan IRGC untuk memberikan reaksi keras terhadap semua musuh, selalu siap dan cepat."

Mayjen Salami hari ini meninjau tingkat kesiapan pertahanan-tempur unit-unit AL IRGC di pulau-pulau Teluk Persia, dan Selat Hormuz di selatan Iran. Ia menilai level kesiapan pasukan IRGC bagus, dan seluruh unit siap untuk melancarkan segala bentuk operasi tempur.

"AL IRGC dengan peralatan-peralatan perang canggih yang dimilikinya, mampu menngontrol kondisi geografis Teluk Persia, dan Selat Hormuz dengan cermat," pungkasnya. 

 

Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (15/10/2021) mengutuk serangan teroris terhadap sebuah masjid syiah di Provinsi Kandahar, Afghanistan.

“Musuh-musuh Islam dan kaum Muslim kembali menggunakan tangan teroris takfiri untuk membunuh rakyat tertindas Afghanistan yang sedang menunaikan shalat Jumat,” tambahnya.

Kemenlu Iran bersimpati dengan keluarga para korban serangan mematikan itu dan mendoakan kesembuhan segera untuk orang-orang yang terluka.

“Kami sekali lagi memperingatkan terhadap konspirasi memecah-belah yang dilakukan oleh musuh umat Islam dan menekankan perlunya persatuan Syiah-Sunni serta menolak kekerasan dan ekstremisme atas nama Islam,” tegas pernyataan tersebut.

Kemenlu Iran mencatat bahwa insiden tragis ini dan peristiwa tragis di masa lalu, termasuk serangan terhadap jamaah shalat di Kunduz, semakin menuntut kewaspadaan dan perlunya melipatgandakan perlindungan pusat-pusat keagamaan Syiah dan Sunni serta pertemuan lain di Afghanistan.

“Iran yakin bahwa saudara dan saudari Muslim Afghanistan kita akan menggagalkan konspirasi memecah-belah oleh musuh melalui persatuan, solidaritas, dan kerja sama,” tegasnya.