کمالوندی

کمالوندی

 

Salah satu media Lebanon memublikasikan surat pemanggilan Ketua Partai Al Quwat Al Lubnaniya karena kasus penembakan di Beirut.

Stasiun televisi Al Jadeed, Senin (25/10/2021) mengunggah foto surat pemanggilan Samir Geagea yang mengharuskannya datang ke bagian interogasi Dinas Intelijen Militer, Kementerian Dalam Negeri Lebanon.
 
Dalam surat pemanggilan itu disebutkan, Samir Geagea harus datang ke bagian interogasi Dinas Intelijen Militer, Kemendagri Lebanon pada hari Rabu (27/10) pukul sembilan untuk memberi penjelasan seputar insiden penembakan di Tayouneh, Beirut.
 
Minggu lalu, dalam penembakan terhadap para pendukung Hizbullah dan Partai Amal di Tayouneh, Beirut, tujuh orang gugur, dan beberapa lainnya terluka.
 
Sejumlah bukti menunjukkan ini adalah jebakan yang sudah disiapkan sebelumnya, dan salah satu pejabat Partai Al Quwat Al Lubnaniya sehari sebelumnya kedapatan mendatangi wilayah ini, dan mengawasi persiapan penembakan tersebut.

 

Tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 telah bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udza Sayid Ali Khamenei pada hari ini, Minggu, 24 Oktober 2021.

Pertemuan yang berlangsung di Husseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran itu dihadiri oleh para pejabat tinggi politik dan militer Republik Islam Iran dan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan wiladah Imam Ja'far Shadiq as.

"Kelahiran Nabi Agung Muhammad Saw adalah awal dari periode baru dalam kehidupan manusia. Ini adalah kabar baik bahwa era baru dari kehendak ilahi dan rahmat ilahi telah dimulai bagi umat manusia," kata Rahbar di awal pidatonya dalam pertemuan tersebut, Minggu (24/10/2021).

Pemimpin Besar Revolusi Islam menganggap persatuan umat Islam sebagai masalah prinsip, dan mengatakan, persatuan umat Islam bukanlah taktik, yang menurut sebagian orang, kita harus bersatu sekarang karena keadaan tertentu, dan menurut mereka, persatuan bukan masalah prinsip.

"Sinergi umat Islam itu perlu. Jika umat Islam bersatu dan mereka bersinergi, maka mereka semua akan menjadi kuat. Persatuan umat Islam adalah kewajiban al-Qur'an yang pasti," tegasnya.

Rahbar menganggap Palestina sebagai indikator utama persatuan, dan mengatakan, pemerintah-pemerintah yang melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel harus menebus kesalahan mereka.

Menurut Ayatullah Khamenei, dua tugas penting bagi umat Islam adalah menjelaskan dan mempromosikan kelengkapan Islam dalam semua aspek kehidupan manusia dan memperkuat persatuan umat Islam.

Rahbar menilai bahwa pencapaian tujuan penting untuk menciptakan peradaban baru Islam tidak mungkin kecuali dengan persatuan Syiah dan Sunni.

"Indikator utama untuk persatuan umat Islam adalah masalah Palestina. Jika upaya untuk menghidupkan dan memulihkan hak-hak rakyat Palestina semakin serius dilakukan, maka persatuan umat Islam akan semakin kuat," ujarnya.

Rahbar menyebut upaya beberapa pemerintah di kawasan untuk menormalkan hubungan mereka dengan rezim penjajah, Zionis sebagai dosa dan kesalahan besar.

"Pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari langkah dan jalan yang berlawanan dengan persatuan Islam dan menebus kesalahan besar mereka," tegasnya.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa penyebab penekanan berulang pada masalah persatuan dikarenakan adanya jarak yang jauh antara mazhab-mazhab dan upaya serius musuh untuk memperluas jarak tersebut.

"Saat ini, kata Syi'ah dan Sunni telah memasuki literatur politik para pejabat Amerika Serikat, sementara mereka menentang dan memusuhi prinsip Islam," tuturnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran juga menyinggung upaya AS dan orang-orang didikannya untuk menciptakan hasutan dan fitnah di berbagai tempat di dunia Islam.

"Serangan-serangan bom menyedihkan dan menimbulkan tangisan baru-baru ini di masjid-masjid Afghanistan yang menarget umat Islam dan jemaah shalat Jumat adalah di antara insiden yang sama, yang dilakukan oleh Daesh (ISIS), dan para pejabat AS secara eksplisit telah menyatakan bahwa mereka yang menciptakan Daesh," terangnya.

Ayatullah Khamenei menganggap pertemuan tahunan tentang persatuan Islam belum cukup. Rahbar menuturkan, dalam hal ini harus dilakukan  diskusi, penjelasan, dorongan, perencanaan dan pembagian kerja secara permanen, dan sebagai contoh dalam kasus Afghanistan ini, salah satu cara untuk mencegah insiden tersebut adalah kehadiran pejabat yang terhormat di negara itu di pusat-pusat dan masjid dan atau mendorong saudara-saudara Ahlu Sunnah untuk menghadiri pertemuan-pertemuan bersama.

Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 mengusung tema "Persatuan Islam, Perdamaian dan Menghindari Perpecahan dan Konflik di Dunia Islam."

Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada hari Selasa (19/10/2021) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina Ziad Al Nakhala, mantan Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi, Mufti Agung Kroasia Aziz Hasanovic, Deputi urusan Internasional Hamas Khalil Al Hayya, Ketua Dewan Tinggi Islam Aljazair Bouabdallah Ghlamallah dan sejumlah cendekiawan Dunia Islam lain menyampaikan pidatonya.

Konferensi yang dihadiri oleh para ulama dan intelektual Muslim dari 39 negara dunia ini berakhir pada hari Minggu (24/10/2021). 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di hadapan para tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as.

"Kelahiran Nabi Agung Muhammad Saw adalah awal dari periode baru dalam kehidupan manusia. Ini adalah kabar baik bahwa era baru dari kehendak ilahi dan rahmat ilahi telah dimulai bagi umat manusia," kata Rahbar di awal pidatonya di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Minggu (24/10/2021).

Rahbar menambahkan, Allah Swt menurunkan kitab rahasia ke hati suci Nabi Muhammad Saw, mempercayakan rencana untuk kebahagiaan manusia kepada beliau secara penuh, meletakkannya di pundak beliau dan menugaskan beliau untuk melaksanakan rencana itu, menyampaikannya, dan menuntut dari para pengikutnya.

Ayatullah Khamenei menuturkan, keagungan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad Saw sama besarnya dengan keagungan beliau.


Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menganggap persatuan umat Islam sebagai masalah prinsip, dan mengatakan, persatuan umat Islam bukanlah taktik, yang menurut sebagian orang, kita harus bersatu sekarang karena keadaan tertentu, dan menurut mereka, persatuan bukan masalah prinsip.

"Sinergi umat Islam itu perlu. Jika umat Islam bersatu dan mereka bersinergi, maka mereka semua akan menjadi kuat. Persatuan umat Islam adalah kewajiban al-Qur'an yang pasti," tegasnya.

Rahbar menganggap Palestina sebagai indikator utama persatuan, dan mengatakan, pemerintah-pemerintah yang melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel harus menebus kesalahan mereka.

Menurut Ayatullah Khamenei, dua tugas penting bagi umat Islam adalah menjelaskan dan mempromosikan kelengkapan Islam dalam semua aspek kehidupan manusia dan memperkuat persatuan umat Islam.

Rahbar menilai bahwa pencapaian tujuan penting untuk menciptakan peradaban baru Islam tidak mungkin kecuali dengan persatuan Syiah dan Sunni.

"Indikator utama untuk persatuan umat Islam adalah masalah Palestina. Jika upaya untuk menghidupkan dan memulihkan hak-hak rakyat Palestina semakin serius dilakukan, maka persatuan umat Islam akan semakin kuat," ujarnya.

Rahbar menyebut upaya beberapa pemerintah di kawasan untuk menormalkan hubungan mereka dengan rezim penjajah, Zionis sebagai dosa dan kesalahan besar.

"Pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari langkah dan jalan yang berlawanan dengan persatuan Islam dan menebus kesalahan besar mereka," tegasnya.


Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa penyebab penekanan berulang pada masalah persatuan dikarenakan adanya jarak yang jauh antara mazhab-mazhab dan upaya serius musuh untuk memperluas jarak tersebut.

"Saat ini, kata Syi'ah dan Sunni telah memasuki literatur politik para pejabat Amerika Serikat, sementara mereka menentang dan memusuhi prinsip Islam," tuturnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran juga menyinggung upaya AS dan orang-orang didikannya untuk menciptakan hasutan dan fitnah di berbagai tempat di dunia Islam.

"Serangan-serangan bom menyedihkan dan menimbulkan tangisan baru-baru ini di masjid-masjid Afghanistan yang menarget umat Islam dan jemaah shalat Jumat adalah di antara insiden yang sama, yang dilakukan oleh Daesh (ISIS), dan para pejabat AS secara eksplisit telah menyatakan bahwa mereka yang menciptakan Daesh," terangnya.

Ayatullah Khamenei menganggap pertemuan tahunan tentang persatuan Islam belum cukup. Rahbar menuturkan, dalam hal ini harus dilakukan  diskusi, penjelasan, dorongan, perencanaan dan pembagian kerja secara permanen, dan sebagai contoh dalam kasus Afghanistan ini, salah satu cara untuk mencegah insiden tersebut adalah kehadiran pejabat yang terhormat di negara itu di pusat-pusat dan masjid dan atau mendorong saudara-saudara Ahlu Sunnah untuk menghadiri pertemuan-pertemuan bersama.


Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 mengusung tema "Persatuan Islam, Perdamaian dan Menghindari Perpecahan dan Konflik di Dunia Islam."

Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada hari Selasa (19/10/2021) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina Ziad Al Nakhala, mantan Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi, Mufti Agung Kroasia Aziz Hasanovic, Deputi urusan Internasional Hamas Khalil Al Hayya, Ketua Dewan Tinggi Islam Aljazair Bouabdallah Ghlamallah dan sejumlah cendekiawan Dunia Islam lain menyampaikan pidatonya.

Konferensi yang dihadiri oleh para ulama dan intelektual Muslim dari 39 negara dunia ini berakhir pada hari Minggu (24/10/2021). 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di hadapan para tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Persatuan Islam adalah masalah prinsip dan kewajiban al-Quran, dan realisasi tujuan mulia untuk menciptakan peradaban Islam baru tidak mungkin terjadi tanpa persatuan Syiah dan Sunni."

Ayatullah Khamenei bertemu dengan para tamu Konferensi Internasional Persatuan Islam
Di bagian lain dari pidatonya, Rahbar menilai "memenuhi hak komprehensif Islam" dan "persatuan umat Islam" sebagai dua tugas terpenting umat Islam saat ini.

Persatuan sebenarnya merupakan sandaran kuat bagi umat Islam, yang darinya banyak manfaat yang diharapkan bagi umat Islam. Namun seperti yang ditunjukkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, saat ini banyak negara tidak menyadari penting dan fungsi persatuan.

Sementara persatuan adalah salah satu fondasi kekuatan dunia Islam dan kebutuhan yang diperlukan untuk menyingkirkan masalah dan mengatasi konspirasi musuh.

Pendekatan persatuan di dunia Islam menekankan dua tujuan penting dari sudut pandang ini:

Tujuan pertama adalah untuk melindungi identitas dan nilai-nilai Islam serta dampaknya terhadap kemajuan negara-negara Islam di tingkat nasional, regional dan internasional.

Tujuan kedua adalah untuk menyebarkan ide-ide Islam yang progresif dan membebaskan, yang memperkuat perlawanan terhadap konspirasi musuh-musuh Islam dan mencegah dominasi kubu arogan.

Sejarah Islam, sayangnya, menunjukkan fakta bahwa beberapa aliran sesat agama dan politik telah melemahkan persatuan Islam dan menciptakan friksi dan perpecahan di antara umat Islam. Di era sekarang, kita menyaksikan pengulangan kelalaian dan kesalahan ini oleh para pemimpin beberapa negara Islam, yang, alih-alih mengandalkan persatuan, telah mengulurkan tangan persahabatan kepada musuh-musuh Islam.

Dalam hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut upaya pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari langkah dan jalan yang berlawanan dengan persatuan Islam dan menebus kesalahan besar mereka.

"Pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari gerakan dan jalan melawan persatuan Islam ini serta mengkompensasi kesalahan besar mereka," imbuh Rahbar.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di hadapan para tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as.
Situasi dunia Islam saat ini mencerminkan fakta bahwa tidak adanya persatuan dapat menyebabkan masalah bagi umat Islam. Sedangkan obat untuk banyak masalah dan problema dunia Islam adalah dengan melakukan pendekatan persatuan Islam.

Mengacu pada upaya Amerika Serikat dan orang-orang didikannya untuk menciptakan hasutan di mana-mana di dunia Islam, Rahbar mengatakan bahwa alasan penekanan berulang pada masalah persatuan dikarenakan adanya jarak yang jauh antara mazhab-mazhab dan upaya serius musuh untuk memperluas jarak tersebut.

Ayatullah Khamenei mengatakan, "Saat ini, kata Syi'ah dan Sunni telah memasuki literatur politik para pejabat Amerika Serikat, sementara mereka menentang dan memusuhi prinsip Islam."

Rahbar mengingatkan, "Serangan-serangan bom menyedihkan dan menimbulkan tangisan baru-baru ini di masjid-masjid Afghanistan yang menarget umat Islam dan jemaah shalat Jumat adalah di antara insiden yang sama, yang dilakukan oleh Daesh (ISIS), dan para pejabat AS secara eksplisit telah menyatakan bahwa mereka yang menciptakan Daesh."

Penderitaan besar lainnya yang telah membayangi dunia Islam selama lebih dari setengah abad adalah pendudukan berlanjut atas Palestina di balik bayang-bayang tidak adanya persatuan Islam. Masalah pendudukan Palestina berada di garis depan dari semua masalah politik di dunia Islam, tanpa memandang agama, ras atau bahasa.

Isu ini begitu penting sehingga Pemimpin Besar Revolusi Islam menganggapnya sebagai indikator utama persatuan umat Islam. Rahbar menekankan bahwa jika upaya untuk menghidupkan dan memulihkan hak-hak rakyat Palestina semakin serius dilakukan, maka persatuan umat Islam akan semakin kuat.

Ayatullah Khamenei bertemu dengan para tamu Konferensi Internasional Persatuan Islam
Masalahnya, kebutuhan mendesak dunia Islam saat ini dalam situasi kritis dan genting ini adalah meningkatkan kesadaran dan wawasan politik tentang pentingnya persatuan dunia Islam.

Pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam hal ini mencerahkan dan instruktif, dan pada saat yang sama mengingatkan kita bahwa elit politik dan pemikir dunia Islam memiliki tugas yang lebih berat dalam hal ini.

 

Ribuan warga kota Qom, Republik Islam Iran menghadiri peringatan Maulid Nabi Agung Muhammad Saw dan wiladah Imam Ja'far Shadiq as.

Acara yang digelar di Emamzadeh Ali Ebne Jafar di Qom tersebut berlangsung pada hari Sabtu malam, 23 Oktober 2021.

Dalam acara tersebut, Hujjatul Islam Sayid Hossein Momeni menyampaikan pidatonya. Para penyair Ahlul Bait as membacakan puisi-puisi keutaman Rasulullah Saw dan keluarganya.

Haj Ali Insani dan Haj Hassan Shalbafan sebagai Maddah Ahlul Bait as juga membacakan syair-syair keutamaan Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Baitnya.

Ahlu Sunnah berpendapat bahwa Rasulullah Saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, sementara Syiah pada tanggal 17 Rabiul Awal. Bapak Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini ra kemudian menetapkan rentang waktu antara 12-17 Rabiul Awal sebagai Pekan Persatuan Islam, dan menjadikannya sebagai momentum untuk mempererat persatuan di tengah umat Islam.

Pekan Persatuan merupakan sebuah kesempatan untuk mengkaji lebih jauh tentang urgensitas persatuan dan solidaritas Dunia Islam, terutama di masa sekarang yang sarat dengan fitnah dan konflik.

Meskipun umat Islam memiliki banyak mazhab dan berbeda pandangan dalam sebagian masalah hukum, namun mereka menyimpan banyak persamaan seperti, keyakinan kepada Tuhan yang satu, al-Quran, Rasul Saw dan kiblat yang sama. Umat Islam juga memiliki pandangan yang sama dalam pelaksanaan ibadah-ibadah wajib seperti, shalat, puasa, haji, zakat dan lain-lain.

Tanggal 17 Rabiual Awal juga merupakan hari kelahiran Imam Ja'far Shadiq as, Cicit Rasulullah Saw. 

 

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran mengatakan, daripada mengeluarkan dana 1,5 miliar dolar untuk melancarkan kejahatan terhadap Iran, rezim Zionis Israel lebih baik memikirkan puluhan ribu miliar dolar anggaran untuk merekonstruksi kerusakan akibat balasan mematikan Iran.

Ali Shamkhani, Minggu (24/10/2021) di akun Twitternya menulis, Israel lebih baik berpikir soal penyediaan anggaran rekonstruksi kerusakan akibat serangan balasan Iran, daripada menganggarkan dana untuk melancarkan kejahatan terhadap Tehran.
 
Sebelumnya Kanal 12 televisi Israel mengabarkan rencana Tel Aviv untuk menganggarkan dana 1,5 miliar dolar dalam rangka memperkuat kemampuan serangan ke fasilitas nuklir Iran.
 
Menurut TV Israel, dana ini akan digunakan untuk melancarkan serangan potensial ke fasilitas nuklir Iran, termasuk fasilitas bawah tanah.
 
Menanggapi hal ini, Wakil tetap Iran di PBB, Majid Takht Ravanchi beberapa waktu lalu dalam suratnya untuk Ketua Periodik Dewan Keamanan PBB memperingatkan segala bentuk kalkulasi keliru, dan petualangan militer Israel. 

 

Ketua Parlemen Iran mengatakan, hari ini prioritas Republik Islam Iran adalah perang media, dan perang kognitif, dan prioritas kedua, perang ekonomi.

Mohammad Bagher Ghalibaf, Senin (25/10/2021) di Mashhad menuturkan, "Musuh di era Perang Pertahanan Suci menyadari bahwa dirinya tidak mampu berperang dengan kami secara militer, dan meraih kemenangan. Oleh karena itu mereka menggunakan cara penyimpangan informasi dan sanksi, dengan kata lain mereka mengorganisir serta menjalankan perang media, dan ekonomi. Mereka sedang berusaha mengubah kepercayaan kaum muda, dan membesar-besarkan kelemahan kami dengan cepat, di sinilah perjuangan untuk memberikan pencerahan menjadi pekerjaan yang sangat penting."

Ia menambahkan, "Hari ini di tengah fitnah media, jika kita berperang dengan penuh konsentrasi, cerdas, dan dengan rasionalitas revolusi serta moral, maka pahalanya tidak akan kurang dari perang di masa Pertahanan Suci. Di masa itu, perang dan tugas kita jelas, tapi hari ini musuh memerangi kita dengan metode lain."

Menurut Ghalibaf, Amerika Serikat dan negara lain menciptakan kelompok teroris ISIS untuk menghancurkan Islam politik, dan Islam asli, tapi sekarang revolusi dan Republik Islam Iran, lebih kuat dari sebelumnya karena partisipasi luas rakyat. 

 

Pemakaian serban (Amamah) untuk para santri di kota Qom, Republik Islam Iran dilakukan pada hari Maulid Nabi Muhammad Saw yang jatuh pada tanggal 17 Rabiul.

Ahlu Sunnah berpendapat bahwa Rasulullah Saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, sementara Syiah pada tanggal 17 Rabiul Awal.

Bapak Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini ra kemudian menetapkan rentang waktu antara 12-17 Rabiul Awal sebagai Pekan Persatuan Islam, dan menjadikannya sebagai momentum untuk mempererat persatuan di tengah umat Islam.

Pekan Persatuan merupakan sebuah kesempatan untuk mengkaji lebih jauh tentang urgensitas persatuan dan solidaritas Dunia Islam, terutama di masa sekarang yang sarat dengan fitnah dan konflik.

Pada hari Maulid Nabi Muhammad Saw, masyarakat di Republik Islam Iran tenggelam dalam kegembiraan. Mereka memperingati Maulid dengan menggelar perayaan di masjid-masjid dan pusat-pusat keagamaan.

Pada hari itu pula, para santri yang telah melewati beberapa jenjang pendidikan di Hauzah Ilmiah memakai serban dan pakaian ulama, yang biasa disebut sebagai "pakaian tentara Imam Zaman as".

Puluhan santri di kota suci Qom pada hari Minggu, 17 Rabiul Awal 1443 H (24/10/2021) mendatangi kediaman para Marja' Taklid seperti Ayatullah Sayid Mohammad Alavi Gorgani dan Ayatullah Hossein Noori Hamedani untuk memakaikan serban mereka.

Senin, 25 Oktober 2021 19:32

Presiden Erdogan Dituntut Mundur

 

Meningkatnya ketidakpuasan publik di Turki atas kinerja Presiden, setelah nilai mata uang negara itu jatuh, dan munculnya berbagai permasalahan ekonomi, mendorong sejumlah warga Turki menyebarkan hashtag "Erdogan Mundur" sehingga menjadi trending topic di Twitter.

Hashtag "Erdogan Turun" di Twitter, hari ini, Senin (25/10/2021) menjadi trending topic, dan menunjukkan desakan sebagian warga Turki yang menuntut Persiden Recep Tayyip Erdogan untuk mundur dari posisinya.
 
Hashtag-hashtag lain pengguna Twitter di Turki yang lebih tinggi dari "Erdogan Turun" di antaranya adalah "Negara Bangkrut", dan "Dolar 10 Lira".
 
Setelah Presiden Turki mengeluarkan perintah pengusiran Duta Besar Amerika Serikat dan sembilan dubes negara Barat lain, mata uang Turki, Lira terus anjlok di hadapan dolar, dan mencatat rekor sampai 1,6 persen dalam awal perdagangan Asia. 

 

Setelah tersiar kabar serangan siber luas ke beberapa perusahaan rezim Zionis Israel, media Zionis mengabarkan pengakuan sebuah perusahaan pembuat drone Israel, telah menjadi sasaran serangan siber.

"Perusahaan Israel, UVision Air, pakar pembuat pesawat nirawak Hero, mengabarkan serangan siber yang menargetkan perusahaan itu," tulis situs Israel Defense," Rabu (20/10/2021).
 
Perusahaan UVision mengatakan pihaknya saat ini sedang mengatasi kerusakan akibat serangan tersebut dengan bantuan sebuah tim ahli keamanan siber.
 
Menurut UVision, para hancker meminta sejumlah uang kepada perusahaan Israel ini, namun UVision mengklaim menolak memberikannya.
 
Media Israel sebelumnya mengabarkan serangan siber terhadap aplikasi bank Zionis, Hapolim. Serangan siber gencar dilakukan terhadap institusi penting Israel sejak beberapa bulan lalu.