کمالوندی

کمالوندی

 

Presiden AS, Joe Biden dalam percakapan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menekankan pentingnya kerja sama yang kuat antara Amerika Serikat dan Uni Eropa di kawasan Indo-Pasifik, dan menyebut Uni Eropa sebagai mitra utama AS.

Statemen ini muncul di tengah ketegangan kedua pihak menyusul pembentukan aliansi keamanan baru AS-Inggris-Australia yang disebut AUKUS di kawasan Indo-Pasifik.

Terlepas dari klaim Biden tentang kebangkitan konvergensi transatlantik yang melemah di era mantan Presiden AS Donald Trump, peristiwa baru-baru ini menunjukkan bahwa klaimnya keliru.

Kini jelas kiranya janji Biden hanya sekedar slogan belaka, karena dalam praktiknya Washington terus menempatkan pendekatan sepihak dan mementingkan diri sendiri di garis depan kebijakan dan tindakannya, yang cenderung mengabaikan kepentingan Eropa.

Contoh nyatanya adalah kinerja Biden di Afghanistan. Dari sudut pandang Eropa, pengalaman Afghanistan menunjukkan bahwa mulai sekarang mereka harus sangat berhati-hati dalam mengikuti Amerika Serikat dalam isu-isu regional dan internasional.

Pemerintahan Biden memberikan pukulan kedua terhadap Eropa dengan mengumumkan pembentukan aliansi baru bernama AUKUS dengan dua sekutu lamanya, Inggris dan Australia.

Washington tidak mengundang Prancis untuk bergabung dengan koalisi, tetapi dengan menerima transfer teknologi kapal selam nuklir ke Australia, secara efektif membuka jalan bagi kesepakatan € 31 miliar untuk menjual 12 kapal selam dari Prancis ke Australia.

Faktanya, pemerintah Biden, terlepas dari Uni Eropa dan partisipasinya dalam perjanjian keamanan AUKUS, hanya berusaha membentuk aliansi dengan negara-negara berbahasa Inggris dalam isu keamanan dan militer lama untuk menghadapi Cina.

Sebagai tanggapan, Uni Eropa mengumumkan strateginya di kawasan Indo-Pasifik sehari setelah pengumuman pembentukan AUKUS, yang secara efektif menekankan jalur independennya di kawasan strategis ini.  

Pihak-pihak dalam perjanjian itu bahkan tidak memberikan kesempatan bagi Eropa untuk menangani masalah ini, bahkan sebagai peringatan atau untuk waktu yang singkat. Perilaku ini bukan Trumpisme, tetapi identik dengannya, dan cara kerja Biden tidak jauh berbeda dengan Trump.

Bahkan, jalur Eropa memisahkannya dari Amerika Serikat di kawasan strategis Indo-Pasifik, yang menjadi jantung politik dan ekonomi dunia di abad ke-21.

Dalam hal ini, Washington sedang membangun aliansi dengan negara-negara penting di kawasan dan meningkatkan konsultasi dengan mereka. Tujuan Washington dalam membentuk aliansi regional di Indo-Pasifik, dengan melibatkan Australia, Jepang dan India demi menghadapi Cina.

Washington telah mengidentifikasi Cina sebagai ancaman keamanannya di kawasan, sementara Uni Eropa telah menyerukan kerja sama ekonomi dan perdagangan sambil menekankan kerja sama keamanan dengan negara-negara di kawasan itu. Oleh karena itu, sikap Brussells terhadap Cina pada dasarnya berbeda dengan Washington.

Pada saat yang sama, kebijakan Washington di kawasan ini didasarkan pada pengabaian dan pencegahan kehadiran Eropa yang kuat di kawasan itu. Jadi, terlepas dari klaim Biden baru-baru ini tentang kerja sama AS-Uni Eropa di Indo-Pasifik, Eropa tampaknya tidak percaya pada janji Washington.

Dalam hal ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Eropa tentang kepercayaan terhadap Amerika Serikat dan percaya bahwa Eropa harus mengirim pesan ke Washington bahwa Eropa dapat memainkan peran strategis dalam perimbangan kekuatan regional setelah pembentukan AUKUS di kwasan Indo-Pasifik.

 

Ini Makna Sandi Latihan Militer Iran, "Fatehan Kheibar"Ini Makna Sandi Latihan Militer Iran, "Fatehan Kheibar"

Wakil Presiden Iran untuk Urusan Parlemen, Sayid Mohammad Hosseini mengatakan latihan militer "Fatehan Kheibar" (Penakluk Khaibar) merupakan peringatan kepada Israel.

"Sandi latihan tentara dipilih dengan cukup cerdik. Rasulullah Saw menggagalkan konspirasi para pemimpin Yahudi dengan menaklukkan Khaibar," kata Hosseini di akun Twitternya, Jumat (1/10/2021).

"Latihan Fatehan Kheibar merupakan peringatan kepada rezim Zionis. Jika membuat kesalahan di sekitar perbatasan Republik Islam Iran, ia akan menghadapi respons yang mematikan sehingga tidak perlu menunggu 25 tahun lagi," tegasnya seperti dilansir IRNA.

Pasukan Angkatan Darat Militer Iran memulai latihan yang bersandi "Fatehan Kheibar" di bagian barat laut negara ini pada Jumat pagi.

Latihan ini melibatkan brigade lapis baja, brigade artileri, unit drone, sistem pertahanan udara, dan divisi teknik tempur dengan dukungan helikopter Angkatan Udara Militer Iran. 



 

Duta Besar Rusia untuk Suriah, Alexander Yefimov mengatakan beberapa negara mencoba menciptakan konflik antara Iran dan Rusia.

“Tidak ada pertentangan antara Tehran dan Moskow tentang Suriah,” tegasnya pada peringatan enam tahun dimulainya operasi Angkatan Udara Rusia di negara Arab itu, Kamis (30/9/2021).

“Moskow dan Tehran bekerja untuk tujuan bersama di Suriah. Iran, sama seperti Rusia, ada di sini secara sah dan atas undangan pemerintah Suriah. Seperti Moskow, Tehran juga membantu Damaskus memecahkan persoalan serius yang disebabkan oleh krisis,” jelasnya seperti dilaporkan televisi RT Arabic.

Menurut Yefimov, pencapaian terpenting Rusia adalah membantu rakyat Suriah, tidak hanya dalam mempertahankan pemerintah, tetapi juga dalam mengembalikan kendali sebagian besar wilayah negara ini kepada pemerintah Damaskus.

Mengenai proses politik penyelesaian krisis Suriah dan pembicaraan Astana, Dubes Rusia menuturkan bahwa mekanisme politik di Suriah yang tercipta dengan partisipasi langsung Rusia, masih berperan penting dalam menormalkan situasi dan membangun dialog internal yang komprehensif di negara ini.

“Saat ini proses kompromi politik di Suriah tidak berjalan begitu aktif. Tantangan terbesar dalam hal ini adalah upaya konstan dari beberapa pihak asing yang mengintervensi atau mengganggu dialog internal. Proses politik harus dilakukan oleh orang-orang Suriah dan dilaksanakan oleh mereka juga,” kata Yefimov.

Dubes Rusia menganggap serangan rezim Zionis ke wilayah Suriah sebagai ilegal.

“Serangan seperti itu tidak hanya melanggar kedaulatan Suriah, tetapi juga memperburuk situasi politik dan militer di wilayah sekitar,” pungkasnya.

 

Gerakan Hizbullah menembak jatuh sebuah drone militer Israel di Lebanon Selatan.

“Drone Zionis ditembak jatuh di Wadi Maryamin yang terletak di daerah Yater, Lebanon Selatan. Para pejuang menggunakan senjata yang tepat untuk menembak jatuh drone itu,” kata pernyataan Hizbullah pada Kamis (30/9/2021) seperti dilaporkan televisi al-Manar.

Israel mengatakan sedang menyelidiki sebuah insiden pada hari Kamis setelah Hizbullah mengumumkan telah menembak jatuh sebuah drone rezim Zionis di Lebanon Selatan.

“Beberapa waktu lalu, selama aktivitas rutin, sebuah drone militer jatuh di wilayah Lebanon. Insiden ini sedang diselidiki,” kata juru bicara militer rezim Zionis, Avichai Adraee. 

 

Kurang dari 10 hari dari penyelenggaraan pemilu dini parlemen di Irak, para marja’ Syiah dan petinggi negara ini menekankan partisipasi maksimum dan penyadaran rakyat di pemilu.

Pemilu ini dijadwalkan akan digelar 10 Oktober 2021. Sementara tinggal 10 hari dari penyelenggaraan pesta demokrasi ini, isu boikot pemilu oleh sebagian kelompok di negara ini akan ditindaklanjuti. Presiden Irak, Barham Salih meminta kubu yang memboikot pemilu ini untuk menghentikan keputusannya.

Sementara itu, Marja’ Syiah, Ayatullah Sistani Rabu (29/9/2021) dalam sebuah statemennya menyatakan, pemilu jalan paling aman untuk mencapai masa depan yang lebih baik dari masa lalu serta mencegah negara ini jatuh dalam kerusuhan. Ayatullah Sistani di statemennya menekankan warga harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menciptakan perubahan sejati di manajemen negara dan membersihkan para koruptor serta memilih kandidat yang bersih.

Marja' Syiah di Irak, Ayatullah Sistani
Penekanan pada partisipasi rakyat secara maksimal dan sadar dalam pemilihan parlemen Irak terutama disebabkan oleh dampak pemilihan pada tatanan kekuasaan di negara ini, serta pada fungsi parlemen. Sebenarnya; Alasan pertama pentingnya pemilihan parlemen 10 Oktober adalah dampaknya terhadap struktur kekuasaan Irak. Dengan pemilihan berlangsung, proses pencalonan presiden dan perdana menteri dimulai, yang sangat penting sejak pemilihan perdana menteri karena ia membentuk kabinet. Dengan demikian, persaingan antar kelompok politik, terutama kelompok Syiah yang memilih perdana menteri, berada pada level yang tinggi.

Alasan lain pentingnya pemilu mendatang adalah berfungsinya lembaga ini. Parlemen Irak, atau Majlis al-Nuwab al-Iraqi, adalah satu-satunya badan legislatif di negara itu. Tugas parlemen Irak ini bahkan lebih penting dalam situasi saat ini karena, menurut Presiden Irak Barham Salih, "karena cacat dalam sistem pemerintahan merampas hak rakyat Irak untuk hidup bebas dan bermartabat. Langkah selanjutnya adalah amandemen UUD Irak yang akan disahkan oleh mayoritas elit politik.” Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan masalah ini, tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu serta komposisi parlemen masa depan menjadi sangat penting.

Isu lainnya adalah Irak telah mengatasi terorisme Daesh (ISIS), yang mengancam geografinya, tetapi kekhawatiran keamanan dalam bentuk kerawanan sosial masih tinggi di negara itu. Irak kemungkinan akan melihat lebih sedikit ketidakstabilan keamanan dan lebih banyak kerusuhan sosial dalam empat tahun ke depan. Kerusuhan sosial dapat diperburuk oleh fakta bahwa masalah ekonomi dan kurangnya layanan infrastruktur masih merupakan dua masalah serius di negara ini, yang membuka jalan bagi protes rakyat.

Oleh karena itu, komposisi parlemen masa depan akan memainkan peran penting bagi Irak dalam menghadapi masalah ini, dan parlemen yang kuat dapat mengambil langkah-langkah efektif untuk membuat undang-undang untuk meringankan masalah ekonomi rakyat.

Masalah penarikan pasukan Amerika dari Irak juga penting, dan baik parlemen maupun kabinet masa depan memiliki peran besar dalam hal ini. Komposisi parlemen dan cara berpikir orang-orang yang masuk ke legislatif Irak ini sangat penting. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pemilihan parlemen Irak mendatang juga penting bagi aktor asing, terutama Amerika Serikat.

Mengingat alasan ini, dalam beberapa hari terakhir selain persaingan antara kubu dan faksi meningkat, para marja’ dan elit politik Irak juga menekankan pentingnya warga memanfaatkan kesempatan pemilu dan partisipasi maksimum serta penyadaran masyarakat.

 

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan jika bukan karena peran khusus Letnan Jenderal Qasem Soleimani, pahlawan perang melawan terorisme dan Zionisme, wilayah kita akan berbeda hari ini.

“Jika Daesh berhasil di Suriah dan Irak, hari ini seluruh dunia akan menghadapi terorisme dan ekstremisme,” kata Hossein Amir-Abdollahian dalam pertemuan dengan Komandan Pasukan Quds, Brigadir Jenderal Esmail Qaani, seperti dikutip IRNA, Rabu (29/9/2021).

“Kementerian Luar Negeri Iran dengan bangga akan mengikuti jalan komandan perdamaian, Haj Qasem Soleimani dalam melembagakan perdamaian dan persahabatan dengan negara-negara regional serta perang melawan terorisme,” kata menlu Iran.

Amir-Abdollahian menganggap Pasukan Quds IRGC adalah tentara tanpa batas yang telah memberikan kontribusi besar bagi keamanan dan perdamaian regional dan global.

Di pihak lain, Brigjen Qaani juga menyampaikan penghormatan kepada Syahid Soleimani dan orang-orang yang gugur dari Kementerian Luar Negeri Iran.

Ia juga menekankan posisi khusus dan penting Kementerian Luar Negeri dalam mengamankan kepentingan nasional Republik Islam Iran.

 

Komandan Angkatan Darat IRGC Iran mengatakan pelaksanaan berbagai latihan akan memperkuat keamanan nasional.

"Penting untuk terus mempertahankan keamanan perbatasan dan wilayah perbatasan," kata Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour pada Jumat (1/10/2021).

"Keamanan perbatasan Republik Islam dan negara-negara sahabat dan tetangga merupakan sebuah masalah yang saling terkait. Hal ini sangat penting bagi Iran," ujarnya seperti dikutip Tasnimnews.

Brigjen Pakpour menuturkan, kami menghormati hak kedaulatan yang tidak dapat dicabut bagi negara mana pun yang ingin melakukan latihan untuk meningkatkan pertahanannya.

"Kami tidak dapat menerima bahwa beberapa negara, di bawah pengaruh pihak ketiga, membuat pernyataan yang tidak realistis dan provokatif mengenai peningkatan kesiapan unit tempur Republik Islam," tegasnya.

Komandan Angkatan Darat IRGC ini menambahkan, Iran berharap daerah perbatasan dan negara-negara tetangga menjadi lingkungan yang aman dan penjamin keamanan bagi negara-negara dan kawasan.

Oleh sebab itu, tandasnya, anasir asing seperti rezim Zionis, di mana konspirasi dan kejahatannya terhadap bangsa-bangsa Muslim sudah diketahui semua orang, tidak boleh menggunakan negara tetangga sebagai basis untuk mencapai tujuan jahatnya.

"Tidak ada keraguan bahwa bantuan dan dukungan rezim Zionis kepada beberapa negara di kawasan bertujuan untuk menyulut konflik dan perpecahan di antara bangsa-bangsa Muslim," kata Brigjen Pakpour.

Selasa, 28 September 2021 19:08

Surat Ad-Dukhan 51-59

 

Surat Ad-Dukhan 51-59

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ (51) فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (52) يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ (53) كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (54) يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آَمِنِينَ (55)

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (44: 51)

(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air; (44: 52)

mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, (44: 53)

demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (44: 54)

Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), (44: 55)

Ayat-ayat di atas menggambarkan kondisi para penduduk surga dan menjelaskan, “Mereka dalam keamaan penuh. Keamanan dari segala kesedihan, kesakitan, penderitaan, dan musibah, selain perasaan aman dan sehat yang merupakan nikmat terbesar Allah Swt yang dirasakan manusia di dunia, penduduk surga juga hidup dalam ketenangan.”

Tempat hidup penghuni surga berada di antara taman-taman, di sisi beraneka ragam mata air dan air terjun yang sangat indah dan membangkitkan kegembiraan, dan karena aneka ragam tempat ini, para penghuni surga tidak pernah merasa puas atas tempat semacam ini.

Di dunia, pakaian dari sutra yang lembut dan indah begitu dikenal luas. Allah Swt menjanjikan pakaian dari sutra untuk para penghuni surga di akhirat. Pakaian itu memiliki aneka ragam desain, warna, dan bentuk sehingga tampak selalu indah, baru, dan menarik.

Di antara penghuni surga terjalin ikatan rasa kasih sayang. Mereka bertemu satu sama lain dalam sebuah pertemuan penuh kasih dan spiritualitas tanpa perasaan lebih baik dari yang lain.

Karena di Hari Kiamat kecenderungan fisik juga menyertai manusia, maka Allah Swt memberikan pasangan-pasangan sangat rupawan yang bahkan tidak pernah terbayangkan oleh manusia di dunia, sehingga jika di dunia mereka menjaga pandangan dari non-mahram dan menjaga kesuciannya dari hal-hal yang haram, di akhirat mereka akan mendapat balasan perbuatannya dengan yang terbaik.

Tuntutan jasmani lain manusia adalah makan dan minum. Apa pun yang diinginkan oleh para penghuni surga sudah tersedia di dalam surga. Buah-buahan yang tidak hanya muncul di musimnya saja, tapi selalu ada di pohon siap dipetik, dan dimakan. Buah-buahan beraneka warna dan lezat itu selalu bisa diperoleh penghuni surga dan mereka tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkannya.

Dari lima ayat tadi ada empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Ketenangan dan keamanan penuh merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah Swt di surga yang muncul sebelum nikmat-nikmat lain. Di dalam surga tidak ada ketakutan celaka atau menghadapi bahaya, tidak ada kekhawatiran atas kematian dan kehilangan nikmat.

2. Apa yang mengantarkan manusia ke surga adalah takwa dan menjauhi perbuatan haram dan tidak pantas.

3. Apa yang menjadi penghalang bagi manusia di dunia terhadap sebagian perbuatan, karena dampak buruk dan kerugian yang ditimbulkannya sehingga mereka menjauhinya, akan dibalas di surga dalam bentuk terbaik.

4. Penghuni surga melakukan pertemuan-pertemuan yang menyenangkan, dan mereka merasa senang saling berbicara dalam pertemuan itu.

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (56) فَضْلًا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (57)

mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, (44: 56)

sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. (44: 57)

Salah satu kekhawatiran yang selalu dirasakan manusia di dunia adalah kematian. Kematian menjadi sebab perpisahan manusia dari kerabat, sahabat, dan semua orang yang dekat dengannya. Akan tetapi Allah Swt berjanji bahwa penghuni surga tidak akan mengalami kematian lagi, dan abadi. Keabadian yang menjadi nasib para penghuni surga ini dijelaskan dalam banyak ayat Al Quran, dengan istilah “Khalidina fiha”.

Bukan hanya kematian yang tidak bisa memisahkan para penguni surga dari surga, mereka juga tidak akan pernah meninggalkan surga ke neraka. Mungkin saja beberapa orang dikarenakan dosa mereka pertama pergi ke neraka, tapi setelah hatinya disucikan dan jiwanya dibersihkan dari karat dosa, mereka dibawa ke surga, dan hal yang sebaliknya, tidak akan terjadi. Terhadap orang-orang yang masuk surga, Allah Swt akan mengampuni mereka dengan kemuliaan-Nya, dan melindungi mereka dari azab neraka. Oleh karena itu mereka tidak takut lagi pada azab dan siksaan.

Al Quran selanjutnya menyinggung poin penting dan menjelaskan, semua nikmat ini dikarenakan kebaikan dan kemurahan Allah Swt. Karena secara alami dan sesuai perhitungan awam, hamba-hamba Tuhan tidak layak mendapatkan semua nikmat abadi ini dengan perbuatan kecil dan remeh. Akan tetapi Allah Swt atas dasar kemurahan-Nya memberikan semua nikmat ini kepada orang-orang yang suci dan berbuat baik, dan membuat mereka mampu meraih keuntungan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya di dunia. Sampai ke semua pahala ini adalah kemenangan besar bagi penduduk surga, dan ini tidak akan bisa diperoleh tanpa kemurahan Allah Swt.

Dari dua ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Siapa pun yang masuk surga, maka ia tidak akan pernah keluar dari sana, di akan abadi di dalamnya.

2. Siapa pun yang menjaga diri dari hawa nafsunya, dan menjaga diri dari dosa, Allah Swt akan menjaganya dari api neraka di akhirat kelak.

3. Perbuatan baik kita di dunia terbatas dan sepele, dan tidak bisa dibandingkan dengan nikmat-nikmat besar Allah Swt yang abadi di surga. Maka dari itu surga dan keberuntungan yang diperoleh orang-orang baik di sana, berkat kemurahan dan kebaikan Allah Swt, bukan karena tuntutan mereka pada-Nya.

فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (58) فَارْتَقِبْ إِنَّهُمْ مُرْتَقِبُونَ (59)

Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. (44: 58)

Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula). (44: 59)

Tidak seperti buku-buku ilmiah yang tidak bisa diambil manfaatnya oleh orang awam, Al Quran meski kandungannya dalam dan rinci, namun tetap sederhana dan mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Poin-poinnya memberikan pelajaran, penjelasannya lugas dan argumennya jelas dan kukuh. Oleh karena itu ayat-ayatnya meresap dan membangkitkan hati.

Akan tetapi manusia-manusia yang pada dasarnya sudah mengingkari, menentang dan keras kepala, sebanyak apa pun mereka membaca ayat-ayat ini tidak akan pernah sadar. Karena mereka tidak ingin menerima kebenaran. Tepat seperti orang yang terbangun dari tidur, dan tidak memberi respon apa pun saat dipanggil. Orang-orang kafir dan orang-orang ingkar dalam benaknya sedang menunggu kegagalan dan kekalahan dirimu dan keyakinanmu, maka engkau pun harus menantikan janji Allah Swt tentang kemenangan agama yang benar atas orang-orang kafir keras kepala, dan kebinasaan kekufuran serta kesyirikan.

Dari dua ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Ajaran Al Quran harus dijelaskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami kepada masyarakat umum, karena tujuannya untuk menghidayahi mereka, bukan kelompok atau kalangan khusus.

2. Allah Swt dengan menurunkan kitab langit dan mengangkat nabi, telah memberikan argumen terakhir. Jika seseorang dengan sengaja tidak menerima kebenaran, maka ia harus menanti murka Ilahi.

Selasa, 28 September 2021 19:07

Surat Ad-Dukhan 37-50

 

Surat Ad-Dukhan 37-50

أَهُمْ خَيْرٌ أَمْ قَوْمُ تُبَّعٍ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ أَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (37)

Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba' dan orang-orang yang sebelum mereka. Kami telah membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa. (44: 37)

Ayat ini kepada orang-orang musyrik Mekah yang berlaku sombong dan mengingkari Nabi Muhammad Saw berkata, “Apakah kalian yang lebih kuat atau orang-orang yang hidup di Yaman, di selatan pulau Al Arab ? Mereka dianugerahi tanah-tanah yang subur dan penuh berkah, serta kekuasaan yang besar, tapi karena melakukan kezaliman, kerusakan, dan pembangkangan, maka mereka dibinasakan. Oleh karena itu takutlah bahwa kelak kalian juga akan bernasib sama dengan tetangga-tetangga kalian itu.”

Dari satu ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Salah satu media yang digunakan Al Quran untuk memberikan bimbingan dan nasihat kepada umat manusia adalah penjelasan tentang kaum-kaum terdahulu sehingga menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya.

2. Sebagian perbuatan buruk langsung mendapat hukuman dan azab dari Allah Swt di dunia ini. Salah satu di antaranya adalah maraknya penindasan, kejahatan dan kerusakan moral di tengah masyarakat.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ (38) مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (39)

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. (44: 38)

Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (44: 39)

Pada ayat-ayat sebelumnya disampaikan pembahasan tentang Hari Akhir atau Ma'ad, dan di dua ayat di atas disinggung tentang alasan Hari Kiamat. Ayat di atas menjelaskan, “Apakah langit dan bumi serta alam semesta yang luas ini diciptakan sia-sia, tanpa tujuan dan berakhir seiring dengan kematian, serta berujung dengan ketiadaan ?”

Jika demikian adanya, maka itu akan seperti permainan anak-anak yang membuat bangunan dari berbagai mainan, lalu diruntuhkannya kembali dengan satu pukulan, karena ia tidak punya tujuan lain selain bermain dan bersenang-senang.

Orang-orang kafir dan mereka yang menentang Ma'ad, menganggap kematian sebagai akhir kehidupan manusia, dengan kata lain dalam pandangan mereka penciptaan manusia dengan seluruh potensi, kapasitas serta kemampuan yang dimilikinya, hanya untuk di dunia yang singkat ini, dan setelah mati semuanya akan berakhir.

Jelas menurut pandangan semacam ini, penciptaan manusia berarti sia-sia belaka. Akan tetapi berbeda dengan pandangan para penentang Maad, dalam pandangan Al Quran, kematian adalah jembatan dan koridor untuk memasuki dunia yang lebih besar dan abadi. Dunia yang kita tinggali saat ini, jika dibandingkan dengan dunia tersebut, sangat kecil dan tidak ada apa-apanya. Tidak bisa dipercaya bahwa Allah Swt yang Maha Kuasa dan Bijaksana, menciptakan sistem agung ini tanpa tujuan dan hanya untuk masa yang singkat. Hal ini sama sekali tidak sejalan dengan hikmah dan kebijaksanaan Ilahi.

Pada dua ayat di atas disinggung tentang hakikat penciptaan langit dan bumi. Hakikat sistem agung ini mengharuskan adanya tujuan rasional, dan itu tidak akan mungkin tanpa adanya dunia yang lain.

Dari dua ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Jika kehidupan manusia berakhir dengan kematian, maka semesta agung yang diciptakan bagi umat manusia akan hampa dan sia-sia.

2. Jika semesta diciptakan dengan satu tujuan, maka kita umat manusia harus memahaminya dengan benar, dan menyelaraskan diri kita dengannya.

3. Salah satu alasan pengingkaran terhadap Maad adalah ketidaktahuan akan tujuan penciptaan, dan banyak manusia yang tidak memahami dengan benar tujuan tersebut.

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيقَاتُهُمْ أَجْمَعِينَ (40) يَوْمَ لَا يُغْنِي مَوْلًى عَنْ مَوْلًى شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (41) إِلَّا مَنْ رَحِمَ اللَّهُ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (42)

Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya, (44: 40)

yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, (44: 41)

kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (44: 42)

Salah satu bukti bahwa alam semesta diciptakan tidak sia-sia dan mempunyai tujuan adalah adanya Hari Kiamat. Di dua ayat di atas dijelaskan beberapa karakteristik Hari Kiamat.

Ayat di atas menjelaskan, Hari Kiamat adalah hari keterperpisahan, hari yang memisahkan manusia dari semua kecuali amal perbuatannya. Tidak seperti dunia, yang saat berada di dalamnya, di antara teman dapat saling membantu menyelesaikan permasalahan sehingga mampu mengatasi kesulitan, di akhirat kelak hubungan kekeluargaan dan kemasyarakatan akan terputus.

Di Hari Kiamat tidak ada teman yang dapat membantu, tidak juga keluarga yang dapat menolong yang lain. Semua jalan tertutup, dan kecuali rahmat dan kemurahan Allah Swt, tidak ada seorang pun yang bisa membantu kita. Allah Swt akan memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang yang menjaga kesucian diri, dan mereka akan menikmati lautan kemuliaan-Nya.

Dari tiga ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Hari Kiamat adalah hari keterpisahan seorang manusia dari yang lainnya, dan seluruh sahabat, famili dan keluarga akan terpisah. Maka dari itu kita tidak boleh berharap mendapat bantuan dari mereka di Hari Kiamat.

2. Kehadiran manusia di Hari Kiamat adalah perkara yang pasti. Di hari itu, semua orang dikumpulkan di satu tempat, pada saat yang sama, setiap orang di tengah kerumunan itu, sendirian dan tanpa perlindungan.

3. Manusia di Hari Kiamat hanya berurusan dengan Allah Swt, Dia akan memperlakukan orang-orang kafir dengan kekuatan dan keperkasaan-Nya, sementara terhadap orang-orang beriman dengan rahmat dan kemurahan.

إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ (43) طَعَامُ الْأَثِيمِ (44) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45) كَغَلْيِ الْحَمِيمِ (46) خُذُوهُ فَاعْتِلُوهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيمِ (47) ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ (48) ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ (49) إِنَّ هَذَا مَا كُنْتُمْ بِهِ تَمْتَرُونَ (50)

Sesungguhnya pohon zaqqum itu, (44: 43)

makanan orang yang banyak berdosa. (44: 44)

(Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, (44: 45)

seperti mendidihnya air yang amat panas. (44: 46)

Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka. (44: 47)

Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas. (44: 48)

Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia. (44: 49)

Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu selalu kamu meragu-ragukannya. (44: 50)

Ayat-ayat di atas memberikan gambaran mengerikan tentang hukuman terhadap para pelaku kejahatan di neraka, sehingga membuat tubuh manusia yang mendengarnya bergetar.

Gambaran sederharna tentang neraka adalah api sebagaimana api di dunia yang membakar. Sementara ayat-ayat di atas menyebutkan bahwa penduduk neraka yang berada di tengah api memiliki air dan makanan, mereka hidup di dalamnya dan menerima siksaan, mereka merasakan penderitaan dan azab. Air yang mendidih dan membakar, makanan yang pahit dan mendidih, yang tidak membawa manfaat apa pun selain siksaan, dan penduduk neraka tidak punya pilihan lain selain itu. Di dalam neraka jilatan api menyelimuti seluruh tubuh penduduknya, dan membakarnya.

Selain azab fisik yang mengerikan, ada juga siksaan psikologis yang keras untuk para pelaku kejahatan dan orang-orang yang berbuat dosa serta pembangkang. Dikatakan, “Rasakanlah olehmu, kamu adalah orang mengira diri lebih kuat dari yang lain dan lebih terhormat dari yang lain. Kamu mengikat orang-orang tak berdaya dengan rantai dan jerat, kamu menindas mereka, dan menganggap diri memiliki kekuatan tak terkalahkan, dan kehormatan yang luar biasa.”

Jelas bahwa tingkatan azab sesuai dengan tingkat kejahatan dan dosa seseorang. Orang-orang yang di dunia ini dengan mudah melakukan kejahatan dan penindasan, lalu mengira memiliki kedudukan tinggi sehingga menganggap tidak ada seorang pun yang bisa mencelakainya, akan dihukum lebih berat dari selainnya. Pada kenyataannya mereka akan merasakan akibat perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Dikatakan kepadanya, “Ini tidak lain adalah sesuatu yang selalu diragukan oleh kalian.”

Dari delapan ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Dosa di Hari Kiamat akan muncul dalam bentuk api yang akan membakar manusia dari dalam dan luar dirinya. Oleh karena itu selama masih bisa hidup di dunia, kita berusaha menyelamatkan diri dari neraka dengan memohon ampunan Allah Swt dan menjauhi dosa.

2. Hukuman di Hari Kiamat selain hukuman fisik juga psikis. Penduduk neraka selain dibakar api, juga dihinakan.

Selasa, 28 September 2021 19:07

Surat Ad-Dukhan 28-36

 

Surat Ad-Dukhan 28-36

كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا قَوْمًا آَخَرِينَ (28) فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ (29)

demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain. (44: 28)

Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh. (44: 29)

Setelah Firaun dan pasukannya binasa di Sungai Nil, semua yang ditinggalkan Firaun diwarisi oleh Bani Israel, dan tanpa kerja keras, semua harta kekayaan Firaun jatuh ke tangan mereka.

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ash Shu’ara, setelah Firaun dan pasukannya tenggelam, dan kekuasaannya runtuh, sebagian Bani Israel kembali ke Mesir dan menjadi penguasa di wilayah Firaun.

Ayat-ayat di atas menekankan bahwa penindasan Firaun sedemikian besar sampai ketika ia binasa tidak ada seorang pun yang merasa kehilangan, dan tidak meneteskan air mata untuknya.

Langit dan bumi menyambut kebinasaan Firaun dan para pengikutnya, dan tidak merasa sedih.

Dari dua ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Kebinasaan kaum zalim merupakan salah satu sunah Ilahi yang merupakan peringatan dan pelajaran.

2. Terdapat sejenis perasaan dan kemampuan berpikir di alam semesta ini, jadi tidak hanya manusia, bahkan alam materi pun merasa senang dengan kebinasaan orang zalim.

وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِينِ (30) مِنْ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ كَانَ عَالِيًا مِنَ الْمُسْرِفِينَ (31) وَلَقَدِ اخْتَرْنَاهُمْ عَلَى عِلْمٍ عَلَى الْعَالَمِينَ (32) وَآَتَيْنَاهُمْ مِنَ الْآَيَاتِ مَا فِيهِ بَلَاءٌ مُبِينٌ (33)

Dan sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksa yang menghinakan, (44: 30)

dari (azab) Fir'aun. Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas. (44: 31)

Dan sesungguhnya telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (Kami) atas bangsa-bangsa. (44: 32)

Dan Kami telah memberikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan (Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata. (44: 33)

Nabi Musa as bangkit melawan Firaun yang zalim. Firaun adalah penguasa yang suka menumpahkan darah, dan zalim, dan menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain, dan terdepan dalam kezaliman.

Firaun dan para pengikutnya menyiksa Bani Israel sedemikian keras. Mereka menyembelih bayi laki-laki Bani Israel dan membiarkan hidup anak-anak perempuan untuk menjadi pelayan. Mereka memaksa Bani Israel melakukan pekerjaan-pekerjaan berat dan kerja paksa.

Akhirnya Allah Swt membebaskan Bani Israel yang tertindas dari cengkeraman penindasan Firaun, melalui kebangkitan Nabi Musa as. Bani Israel tidak hanya terbebas dari penindasan Firaun, bahkan mewarisi seluruh kekayaan penguasa lalim itu, sehingga mereka menjadi kaum yang kuat dengan wilayah kekuasaan yang luas.

Selain harta kekayaan, Allah Swt juga memberikan anugerah lain kepada Bani Israel yang menjadi ujian bagi mereka. Turunnya hidangan-hidangan khusus langit yang disebut dalam surat Al Baqarah sebagai "Manna wa Salwa", atau terbelahnya batu kesulitan, atau mengalirnya 12 sumber air untuk Bani Israel.

Akan tetapi semua ini adalah ujian, karena Allah Swt menguji sebagian orang dengan bala dan musibah, dan menguji yang lainnya dengan kenikmatan. Di dalam Al Quran, musibah dan kesulitan berat, juga kekayaan dan kesejahteraan serta kekuasaan, bisa menjadi ujian. Bani Israel saat di bawah penindasan Firaun berada dalam ujian, dan saat meraih kekuasaan dan kekayaan serta memiliki semua, mereka juga berada dalam ujian.

Akan tetapi Bani Israel tidak mensyukuri nikmat-nikmat yang sudah diberikan Allah Swt, dan gagal melalui ujian tersebut.

Dari empat ayat tadi ada empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Masyarakat yang membantu Nabi Tuhan, dan mengikuti ajarannya, bisa selamat dari kekuasaan orang-orang zalim.

2. Mencari keunggulan, berlebihan dan melewati batas adalah sifat Firaun, meski orang-orang yang memiliki sifat ini bukan Firaun.

3. Sebab kebinasaan suatu kaum atau bangsa adalah sifat tak terpuji, dan perbuatan buruk mereka.

4. Apa yang diberikan Allah Swt kepada orang atau masyarakat adalah perantara untuk menguji mereka, dan bukan alasan keunggulan mereka di sisi Tuhan.

إِنَّ هَؤُلَاءِ لَيَقُولُونَ (34) إِنْ هِيَ إِلَّا مَوْتَتُنَا الْأُولَى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِينَ (35) فَأْتُوا بِآَبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (36)

Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu benar-benar berkata, (44: 34)

"tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan, (44: 35)

maka datangkanlah (kembali) bapak-bapak kami jika kamu memang orang-orang yang benar". (44: 36)

Seiring berakhirnya pembahasan Bani Israel dan Firaun, ayat-ayat di atas kembali menjelaskan tentang orang-orang musyrik Mekah, dan menggambarkan perkataan mereka tentang Maad atau Hari Akhir seperti ini, “Akhir kehidupan tidak lain adalah kematian yang kalian saksikan ini, tidak ada apa pun setelah itu, apalagi sampai kita dihidupkan kembali.”

Seolah sangat yakin dengan akidahnya tersebut mereka berkata kepada Nabi Muhammad Saw, “Jika kamu berkata benar bahwa orang-orang mati bisa hidup kembali, maka hidupkan kembali ayah-ayah kami yang sudah meninggal bertahun-tahun lalu, di dunia ini, sehingga kami menyaksikannya dan kami percaya.”

Jelas bahwa Hari Akhir untuk menghukum atau mengganjar manusia, dan bukan sunatullah menghidupkan kembali manusia di dunia ini. Akan tetapi jika hal ini dilakukan oleh nabi, orang-orang keras kepala dan yang selalu mencari alasan, akan berkelit dan mengatakan itu sebagai sihir dan tipuan, lalu menolak menerimanya.

Dari tiga ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Mengungkap kembali pandangan para penentang, dan menjawab pandangan tersebut merupakan metode Al Quran untuk membuktikan keyakinan orang-orang mukmin.

2. Pengingkaran terhadap dunia setelah kematian, tidak berdasarkan argumen, tapi klaim tanpa dalil yang selalu disampaikan orang-orang kafir sepanjang sejarah umat manusia.