Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 20-24

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 20

 

Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Å┘êϺ ┘à┘ÅÏ╣┘Æϼ┘ÉÏ▓┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘É┘è┘ÄϺÏí┘Ä ┘è┘ÅÏÂ┘ÄϺÏ╣┘Ä┘ü┘Å ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Å ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ│┘ÆϬ┘ÄÏÀ┘É┘èÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ╣┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÅÏ¿┘ÆÏÁ┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (20)

 

Artinya:

Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya). (11: 20)

 

Pada pelajaran lalu, telah dipelajari bahwa barangsiapa yang mengabaikan dan menganggap enteng jalan Allah yang lurus, maka mereka akan terlilit kesulitan dan mendapatkan azab Allah baik di dunia maupun di akhirat. Pada ayat tadi disebutkan bahwa orang-orang yang mengabaikan jalan Allah itu jangan bermimpi dan menyangka dapat lari menyelamatkan diri dari kemurkaan Allah. Mereka juga jangan sekali-sekali bermimpi bisa melawan kekuasaan Allah, meskipun mereka memiliki pembantu atau pendukung yang banyak.

 

Lanjutan ayat tadi mengatakan, siksa dan azab bagi orang-orang semacam ini berlipat ganda, karena selain menyimpang dari jalan Allah, mereka juga telah menyeret orang lain ke arah penyelewengan dan kesesatan itu. Dengan demikian, dosa dan kesalahan mereka pun menjadi berlipat ganda. Dalam riwayat-riwayat Islam disebutkan bahwa balasan atau siksaan untuk para ulama yang menyebabkan kesesatan umat sedemikian berlipat gandanya dibandingkan dengan siksaan untuk orang-orang bodoh yang sesat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pada Hari kiamat kelak, tak seorang pun dari para penjahat dan pendosa yang dapat melarikan diri dari hukuman Allah, meski mereka adalah para penguasa kerajaan atau pemerintahan thaghut yang memiliki banyak pendukung dan pembantu.

2. Sikap ekstrim dan keras kepala telah menyebabkan mata dan telinga orang-orang kafir buta dan tuli, sehingga mereka tidak bisa mendengar dan melihat kebenaran.

 

Ayat ke 21-22

 

Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï«┘ÄÏ│┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÂ┘Ä┘ä┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘ü┘ÆϬ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (21) ┘ä┘ÄϺ ϼ┘ÄÏ▒┘Ä┘à┘Ä Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ«┘ÆÏ│┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (22)

 

Artinya:

Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (11: 21)

 

Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi. (11: 22)

 

Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan nasib para pemimpin sesat, sementara dua ayat ini mengatakan bahwa mereka itu benar-benar akan mengalami kerugian yang abadi. Dalam pandangan Islam, dunia adalah pasar di mana masyarakat akan memperdagangkan umur mereka. Sementara itu, pada pedagang yang siap melakukan jual-beli dengan umur manusia adalah Allah, setan, sesama manusia, dan juga hawa nafsu. Di antara mereka hanya Allah sajalah yang berani membeli dagangan kita dengan harga tinggi, dan janji pembayaran uangnya bersifat pasti. Karena itu, apabila kita menjual umur kita kepada selain Allah, maka pastilah perdagangan kita itu akan merugi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kehilangan harta benda dan kedudukan adalah sebuah kerugian. Namun, kerugian yang terbesar adalah kehilangan sifat-sifat kemanusiaan dalam diri kita.

2. Berbagai kerugian duniawi masih bisa kita tebus. Akan tetapi, berlalunya umur tidak akan bisa kita kembalikan dan hal ini merupakan kerugian luar biasa yang tidak bisa ditebus.

 

Ayat ke 23

 

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÆÏ¿┘ÄϬ┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¡┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘Æϼ┘Ä┘å┘æ┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (23)

 

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (11: 23)

 

Manusia yang menyimpang dan menyeleweng dari jalan yang telah ditunjukkan Allah akan mengalami kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Kelak di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka. Sebalinya, orang-orang mukmin yang saleh selalu taat, tunduk, dan khusyu di hadapan perintah-perintah Allah, mereka selalu mendapatkan keuntungan abadi, dan kelak mereka akan mendapatkan sorga yang penuh dengan rahmat dan kenikmatan dari Allah Swt.

 

Penekanan ayat tadi adalah terhadap semangat ketaatan, ketundukan, dan kekhusyukan di hadapan Allah yang merupakan indikasi kebersihan jiwa. Dengan kata lain, kaum mukmin harus mewaspadai sifat sombong, riya, dan berbangga diri yang sudah barang tentu tidak relevan dengan jiwa ibadah dan penghambaan diri terhadap Allah. Sementara itu, orang-orang kafir diliputi oleh jiwa dan semangat penentangan terhadap Allah dengan menunjukkan sikap acuh tak acuh dan keras kepala.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kita tidak cukup mengandalkan dan menilai amal perbuatan secara lahiriah saja, karena kondisi-kondisi hati dan maknawiyat seseorang memiliki peran dan pengaruh dominan dalam meraih pahala Allah Swt.

2. Dalam pendidikan ilahi, ancaman dan berita gembira selalu disampaikan beriringan. Karena itu, orang-orang sesat selalu mendapatkan ancaman, sementara orang-orang yang lurus dan beramal saleh selalu mendapatkan dorongan dan berita gembira.

 

Ayat ke 24

 

┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ŠϺ┘ä┘Æ┘ü┘ÄÏ▒┘É┘è┘é┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ┘â┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ë ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏÁ┘Ä┘à┘æ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘É ┘ê┘ÄϺ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘É ┘ç┘Ä┘ä┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆϬ┘Ä┘ê┘É┘è┘ÄϺ┘å┘É ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ïϺ Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (24)

 

Artinya:

Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)? (11: 24)

 

Pada ayat ini, al-Quran dengan jelas dan gamblang membandingkan kondisi orang-orang kafir dan mukmin dengan gambaran sebagai berikut. "Orang-orang kafir itu tidak bisa mendengar dan melihat kebenaran. Karena itu, mereka pantas disebut sebagai buta dan tuli. Sementara orang-orang mukmin dengan yang selalu mendengarkan kebenaran dan dengan ikhlas menerima kebenaran tersebut, benar-benar pantas disebut sebagai orang-orang yang melihat dan mendengar yang hakiki."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sebagaimana hewan-hewan, manusia dikarunia indera penglihatan dan pendengaran. Namun yang membedakan manusia dengan hewan adalah bahwa manusia mampu melihat dan mendengar hakikat maknawi di balik panca inderanya itu.

2. Salah satu metode atau cara al-Quran dalam mendidik umat manusia adalah cara pembandingan antara yang baik dan yang buruk, yang indah dan yang jelek, atau perbuatan yang baik dan perbuatan dosa.

Read 3687 times