Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 116-118

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 116

 

┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘É ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Å┘ê┘ä┘Å┘ê Ï¿┘Ä┘é┘É┘è┘æ┘ÄÏ®┘ì ┘è┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘Æ┘ü┘ÄÏ│┘ÄϺϻ┘É ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ä┘É┘è┘ä┘ïϺ ┘à┘É┘à┘æ┘Ä┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Æϼ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ ┘à┘ÄϺ Ïú┘ÅϬ┘ÆÏ▒┘É┘ü┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘É ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘à┘Åϼ┘ÆÏ▒┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (116)

 

Artinya:

Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. (11: 116)

 

Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah Swt telah memerintahkan kepada nabi-Nya dan orang-orang mukmin untuk tetap kukuh di jalan menegakkan shalat dan munajat. Sementara Ayat yang baru kita dengarkan bersama-sama tadi berbicara kepada orang-orang yang berilmu, berakal dan mempunyai kemampuan, dan memperingatkan mereka, mengapa mereka tidak mencegah maraknya fasad dan kerusakan di muka bumi? Dan mengapa mereka tidak membekali anggota masyarakat mereka dengan ilmu pengetahuan dan iman kepada Allah, sehingga mereka dapat mencegah timbulnya kezaliman dan kesewenangan?

 

Terdapat peringatan serupa dalam beberapa ayat al-Quran yang berbicara kepada para ulama dan para ilmuwan agama tentang mengapa mereka tidak mencegah masyarakat dari perbuatan dosa? Al-Quran tidak memandang masalah ini sebagai sesuatu yang berlaku secara umum. Karena ayat selanjutnya mengatakan, bahwa dalam setiap zaman, ada sekelompok kecil manusia yang tetap teguh dalam melaksanakan tugas dan kewajiban mereka, dan membuka peluang keselamatan orang-orang lain. Sedangkan mereka yang hanya mengejar pemenuhan hawa nafsu dan kesenangan duniawi, memilih menjadikan para penjahat dan orang-orang zalim sebagai pemimpin dan teladan hidup mereka.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Orang-orang yang berilmu dan berkuasa, memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mencegah masyarakat untuk tidak terjerumus ke dalam fasad dan kesesatan; bukannya malah menjadi penyebar dan pelaku kemungkaran.

2. Penyebab kehancuran kaum-kaum terdahulu ialah karena mereka bersikap diam, ketika menyaksikan kerusakan dan perbuatan dosa di tengah masyarakatnya mereka.

 

Ayat ke 117

 

┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Ä ┘ä┘É┘è┘Å┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Ä┘ë Ï¿┘ÉÏ©┘Å┘ä┘Æ┘à┘ì ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘Å┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÅÏÁ┘Æ┘ä┘ÉÏ¡┘Å┘ê┘å┘Ä (117)

 

Artinya:

Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.(11: 117)

 

Setelah ayat-ayat yang memberitakan kehancuran kaum dan bangsa-bangsa terdahulu, ayat yang baru kita dengarkan tadi mengatakan, kalian janganlah menyangka bahwa Allah memusnahkan mereka itu tanpa alasan. Karena menurut sunnatullah, hanya kaum yang zalimlah yang akan dibinasakan, sedangkan tidak mungkin kaum yang baik dan mengajak kepada kebaikan akan dibinasakan oleh Allah.

 

Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "mushlihun", sebagaimana disebutkan di akhir Ayat di atas, ialah orang-orang yang bersikap adil terhadap orang lain, mencintai dan selalu menginginkan kebaikan untuk mereka. Jika suatu masyarakat memiliki sikap seperti itu dalam pergaulan diantara mereka, maka Allah akan mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka, meskipun di tengah mereka itu terdapat beberapa orang yang jahat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.Sifat saleh saja masih belum cukup. Karena diperlukan pula sifat sebagai "mushlih", dan bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap masyarakatnya.

2. Balasan dan siksa Allah tidak hanya diberikan pada Hari Kiamat; di dunia pun kemurkaan Allah akan mencakup orang-orang yang zalim.

 

Ayat ke 118

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ï┤┘ÄϺÏí┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Ä ┘ä┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Ä Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘ÄϺϡ┘ÉÏ»┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ▓┘ÄϺ┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘ÅÏ«┘ÆϬ┘Ä┘ä┘É┘ü┘É┘è┘å┘Ä (118)

 

Artinya:

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. (11: 118)

 

Ayat 118 surat Hud menyinggung salah satu keistimewaan terpenting anugerah Tuhan yakni perbedaan bentuk serta fungsi ruh dan tubuh manusia, juga kehendak dan ikhtiar manusia, dan mengatakan, sekalipun keinginan Allah dalam segala hal pasti akan berlaku, dan tak seorang pun mampu mencegah dan menolaknya,  akan tetapi Allah berkeinginan bahwa manusia ini tidak memiliki satu sifat, dan dengan ikhtiar atau keinginan sendiri mereka bebas memilih jalan mereka. Perbedaan pikiran dan keyakinan terjadi dikarenakan adanya perbedaan dan kebebasan memilih ini.

 

Apabila Allah Swt berkeinginan, Dia bisa menciptakan semua manusia dalam satu corak dan semuanya beriman kepada kebenaran. Akan tetapi keimanan semacam ini tidak ada faedahnya, tidak juga persatuan semacam itu. Karena yang demikian itu tidak akan ada nilainya untuk manusia. Jika seseorang memilih jalan kebenaran dengan kehendaknya dengan mengerahkan kemampuan berpikirnya sendiri, barulah imannya ini akan memiliki nilai. Karena pada saat yang sama, ia juga mampu memilih jalan penyimpangan. Dari sisi lain, ketika memiliki kebebasan dan ikhtiar, maka perbedaan dalam memilih keyakinan dan ajaran adalah perkara yang wajar.

 

Tentu saja, dengan memberikan akal dankemampuanberpikir kepada manusia, dan dengan mengutus para Nabi, Allah swt telah memberikan peluang hidayah untuk semua orang. Demikian pula, dengan menentukan pahala dan balasan di akherat, Allah mendorong manusia untuk beriman dan berbuat kebaikan, sekaligus mengancamnya untuk tidak ingkar dan berbuat maksiat. Akan tetapi dorongan dan ancaman ini tidak sampai membuat manusia terpaksa untuk menerima ajaran ilahi. Karena itu kita menyaksikan banyak manusia telah memilih jalan yang berlawanan dengan jalan ilahi. Dengan demikian terbukti bahwa Allah Swt tidak pernah memaksa manusia untuk menerima agama-Nya. Bahkan Allah berfirman kepada Nabi Saw, "Engkau hanya bertugas memberikan peringatan dan tidak dapat memaksa mereka untuk menerima agama Allah."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.Sunnatullah yang berlaku ditengah umat manusia, ialah adanya berbagai perbedaan, dan pemberian kebebasan memilih keyakinan dan ajaran.

2. Perbedaan pendapat, pemikiran dan akidah manusia merupakan hasil adanya kebebasan memilih pada manusia itu sendiri, sedangkan pemaksakan akidah dan keyakinan, merupakan perkara ilegal dan tidak terpuji.

Read 2745 times