Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 98-102

Rate this item
(1 Vote)

Ayat ke 98

Artinya:

Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.(6: 98)

Setelah ayat-ayat sebelumnya menjelaskan peran Allah Swt dalam menciptakan manusia, ayat ini mengatakan, Allah Swt dalam menciptakan kalian umat manusia belum pernah keluar dari batasan dan kalian adalah makhluk yang lebih baik dari seluruh makhluk lainnya. Kalian semua adalah umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan, berkulit hitam maupun putih, bahkan dari ras dan kabilah manapun, diciptakan dari satu jenis dan satu jiwa. Semua manusia yang pernah ada dan akan datang merupakan amanat Allah yang diletakkan di tulanag sulbi ayah dan ibu. Ketika tiba Hari Kiamat, manusia semua mati dan akan dibangkitkan dari kuburan untuk berkumpul di padang Mahsyar.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Semua umat manusia antara yang satu dan yang lainnya adalah bersaudara, sedang perbedaan ras dan tingkat tidak ada makna samasekali.

2. Meski berasal dari satu jenis, namun keanekaragaman dalam ciptaan manusia ini justru menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Alllah.

 

Ayat ke 99

Artinya:

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(6: 99)

Ayat sebelumnya menyinggung mengenai satunya sumber umat manusia. Ayat ini juga menyinggung sumber tumbuhnya tanaman yaitu dengan turunnya air hujan. Sumber air hujan dan berbagai tumbuh-tumbuhan adalah pekerjaan Allah Swt, sedang manusia tidak memiliki peranan. Dalam ayat ini juga diketengahkan nama berbagai buah-buahan seperti anggur dankurma yang dari jenis buah-buahan lainnya masih terdapat berbagai jenis yang lebih banyak lagi dan dari segi gizi memiliki nilai lebih dibandingkan dengan yang lainnya.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Hubungan antara manusia dengan pepohonan yang berbuah, tidak boleh hanya sekedar bahan makanan saja, tetapi juga harus memiliki hubungan pemikiran yang mengarah kepada tauhid. Otak manusia juga harus seperti perut yang bisa mencerna buah-buah dan jenis makanan lalu mengambil sarinya dan menyampaikan dirinya kepada Allah Swt.

2. Pandangan manusia terhadap alam tidak boleh hanya sekedar pandangan biasa saja, tetapi harus bisa menyelami kedalam, lalu menerobos dari makhluk kepada pencipta alam semesta ini.

 

Ayat ke 100

Artinya:

Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.(6: 100)

Sayangnya para pemeluk agama samawi sebelum Islam semuanya telah menyekutukan Allah Swt. Para pengikut Kristen mengatakan bahwa Isa adalah anak Tuhan, begitu juga pengikut Yahudi menyebut Uzair adalah anakTuhan. Bahkan sebagian mereka menganggap para malaikat adalah anak-anak Tuhan. Dalam hal ini para pemeluk Zoroaster menyebut bahwa Tuhan merupakan manifestasi kebaikan, sedang setan merupakan manifestasi keburukan dan kejahatan, padahal ia dianggapnya sebagai bediri sendiri, juga menjadi sekutuTuhan dalam mengelola alam semesta ini.

Sebagian orang Arab juga beranggapan bahwa jin itu ada hubungannya dengan Tuhan, bahkan mereka berkeyakinan diantara mereka yakni antara Tuhan dan bangsa jin ada hubungan famili. Maka ayat ini memberikan jawaban atas segala pemikiran yang menyimpangdan khurafat inidanmengatakan,jin sama seperti kalian adalah makhluk Allah, sedang Allah samasekali tidak memiliki anak baik perempuan maupun laki-laki yang bisa menjadi sekutu-Nya mengurus alamini. Allah Swt lebih mengetahui dari apapun yang diungkapan dalam bahasa maupun sesuatu yang terbetik dalam pemikiran, karena Dia maha suci dari sifat-sifat manusia. Oleh sebab itu,apabila Allah bersemayam dalam pikiran manusia, maka Dia menjadi makhluk manusia, padahal Allah adalah pencipta manusia itu sendiri.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kebodohan merupakan akar segala penyelewengan, sedang dalam masalah-masalah keyakinan, manusia harus berbuat berlandaskan ilmu pengetahuan dan bukan khurafat.

2. Allah Swt tidak memiliki istri, sehingga memiliki anak. Lalubagaimana orang-orang itu bisa mengatakan bahwa Allah memiliki anak?

 

Ayat ke 101-102

Artinya:

Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.(6: 101)

(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.(6: 102)

Di akhir kumpulan ayat-ayat ini dijelaskan bahwa sekali lagi Allah menekankan tentang Keesaan-Nya baik dalam mencipta maupun dalam mengatur alam semesta. Dua ayat ini mengatakan, alam semesta ini diciptakan dari sesuatu yang tidak ada dan Dia Maha Mengetahui atas segala rahasia. Karena itu Dia tidak membutuhkan seorangpun, sehingga kalian tidak perlu lagi menyiapkan untuk-Nya istri dan anak. DiaadalahTuhan Yang Maha Esa danPencipta kalian. Karenanya kalian harus menyembah Dia dan hanya kepada-Nya-lah kalian harus taat dan berbakti.

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Allah Swt yang telah dijelaskan dalam al-Quran, bandingkan dengan Tuhan yang telah dijelaskan dalam kitab-kitab yang telah mereka selewengkan.

2. Akar penyembahan kepada Tuhan,adalah Dia Maha Mencipta. Dan Dia-lah Zat yang pantas disembah.Karena alam semesta ini telah diciptakan oleh-Nya.

Read 6991 times