کمالوندی

کمالوندی

Amerika Serikat sedang membahas opsi serangan militer terhadap teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Suriah setelah tewasnya wartawan Amerika di tangan kelompok itu.

Beberapa pejabat AS mengatakan, Washington tengah mempelajari sebuah intervensi yang lebih serius di Suriah, termasuk potensi serangan udara dan peningkatan signifikan serangan militer terhadap ISIS.

Deputi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Ben Rhodes mengatakan, AS akan mengambil semua langkah darurat di Suriah untuk melindungi kepentingan-kepentingannya, termasuk kemungkinan tindakan militer langsung terhadap ISIS di negara itu.

ÔÇ£Kelompok ISIS secara signifikan telah menjadi sebuah ancaman bagi AS dan pemerintah Barack Obama juga menyikapi hal itu dengan serius,ÔÇØ tegasnya.

Para pejabat AS mengklaim bahwa Obama telah lama menolak keterlibatan dalam konflik internal di Suriah, tapi kemajuan yang dicapai teroris ISIS mulai dianggap sebagai ancaman bagi kepentingan AS dan sekutunya di kawasan.

Pemenggalan James Foley, wartawan Amerika oleh ISIS sepertinya telah menjadi amunisi untuk intervensi militer AS di Suriah dan memunculkan konsesi di tim keamanan Obama mengenai cara merespon ISIS.

Pemerintah Obama tampaknya terjebak dalam sebuah kontradiksi yang aneh. Fenomena ini memperlihatkan sejauh mana AS menjalankan kebijakan standar ganda dan bersikap medua dalam menyikapi isu terorisme dan masalah-masalah lain.

Pasca meningkatnya kekacauan di Suriah dan terbentuknya oposisi bersenjata untuk memerangi pemerintahan konstitusional Suriah, AS telah menyediakan bantuan finansial dan senjata kepada kelompok-kelompok yang mereka sebut sebagai ÔÇ£Freedom Fighters.ÔÇØ

AS dan sekutunya mengaku bahwa bantuan tersebut ditujukan kepada oposisi moderat di Suriah. Akan tetapi dalam praktiknya, bantuan itu jatuh ke tangan kelompok-kelompok teroris Takfiri seperti, Front al-Nusra dan ISIS.

Pemerintah Damaskus juga berkali-kali memperingatkan tentang bahaya manuver Barat di Suriah yang mendukung kelompok teroris di negara itu. Namun sayangnya, para pemimpin Barat mengabaikan peringatan tersebut. Tidak hanya itu, beberapa pemimpin dunia termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengingatkan Barat agar tidak bermain api di Suriah. Dia menegaskan bahwa kelompok teroris pada akhirnya akan menjadi bumerang bagi AS dan negara-negara Barat.

Sekarang, AS dan Barat mulai memahami bahaya teroris ISIS setelah kelompok itu menebarkan teror di Irak dan juga mengancam kepentingan AS dan sekutunya di negara tersebut.

Pada dasarnya, pemerintah Obama baru sekarang memahami peringatan Presiden Bashar al-Assad tentang konsekuensi mendukung kelompok teroris di Suriah. Washington sekarang ÔÇô dalam sebuah langkah yang dinilai oleh beberapa pihak sebagai kerjasama tidak tertulis dengan Damaskus ÔÇô bermaksud menyerang kelompok teroris ISIS di Suriah.

Republik Islam Iran telah memperkenalkan dua rudal jelajah dan dua pesawat tanpa awak buatan dalam negeri sebagai bentuk terobosan baru dalam industri pertahanan negara itu.

Dua rudal jelajah laut: Ghadir dan Nasr-e Basir, dan dua drone: Karrar-4 dan Mohajer-4, diresmikan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani dalam sebuah upacara di Tehran, Ahad (24/8) seperti dilansir Press TV.

Upacara peresmian tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan.

Ghadir adalah rudal jelajah Iran generasi baru dengan jangkauan 300 kilometer yang memiliki presisi besar dan kekuatan destruktif yang tinggi.

Rudal jelajah laut yang dapat diluncurkan dari pantai dan kapal tersebut, juga dapat diinstal pada sistem-sistem rudal generasi sebelumnya.

Dengan adanya rudal jelajah laut Ghadir menjadikan Angkatan Bersenjata Iran semakin kuat dan memiliki kemampuan operasional yang lebih tinggi.

Sementara rudal jelajah laut lainnya, Nasr-e Basir, memiliki kemampuan operasional tinggi dan fitur ÔÇ£operasi diam dan pintar.ÔÇØ

Karrar-4 adalah drone generasi baru Iran yang dirancang dan diproduksi oleh Organisasi Industri Penerbangan.

Pesawat tak berawak tersebut bisa melacak pesawat penyusup dan dilengkapi dengan berbagai kemampuan pertahanan udara untuk operasi di ketinggian.

Sementara drone Mohajer adalah pesawat tak berawak yang mampu melaksanakan pemetaan udara untuk keperluan militer dan sipil.

Sejauh ini, Iran telah merancang dan memproduksi sendiri berbagai rudal termasuk Sayyad-2, Khalij-e-Fars, Mehrab, Ra'd, Qader, Nour dan Zafar.

Minggu, 24 Agustus 2014 00:00

Sayidah Maksumah dan Berkah Kota Qom

Sayidah Fatimah Maksumah as lahir di kota Madinah pada tanggal 1 Dzulkaidah tahun 173 Hijriah. Dia merupakan putri dari Imam Musa as dan Najmah Khatun. Ia juga memiliki kakak yang bernama Imam Ali ar-Ridha. Sayidah Maksumah as tumbuh dewasa di tengah keluarga yang merupakan sumber ilmu pengetahuan, ketakwaan, dan keutamaan moral. Ia dikenal luas dengan sifat-sifat dominannya seperti, rajin beribadah, sosok yang bertakwa, karakter yang jujur, penyabar, pemaaf, dan suci. Berkenaan dengan kedudukan mulia wanita tersebut, Imam Ridha as berkata, ÔÇ£Barang siapa yang menziarahi makam Maksumah di Qom, ia sama seperti orang yang telah menziarahiku.ÔÇØ Kata ÔÇ£MaksumahÔÇØ yang dipakai oleh Imam Ridha as untuk mempertegas kedudukan luhur dan ketakwaan wanita agung itu.

Sayidah Maksumah as menduduki derajat tinggi dari segi keilmuan dan keutamaan akhlak. Dikisahkan bahwa suatu hari, sekelompok pengikut Syiah tiba di Madinah untuk menemui Imam Musa as dan menanyakan persoalan-persoalan ilmiah kepada beliau. Setiba di Madinah, mereka mendengar kabar bahwa Imam Musa as tengah berada di luar kota. Mereka akhirnya menitipkan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada keluarga Imam Musa as. Mengingat Imam Musa as belum kembali dari perjalanannya, akhirnya Sayidah Maksumah as menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dalam perjalanan pulang dari Madinah, kelompok ini bertemu dengan Imam Musa as di tengah jalan dan mereka memperlihatkan jawaban yang ditulis oleh putrinya itu kepada beliau. Imam Musa as membaca jawaban tersebut dan membenarkannya.

Sayidah Maksumah as selalu berada di sisi kakaknya, Imam Ridha as. Kasih sayang dan kesetiaan kedua sosok insan mulia ini sudah santer terdengar di tengah masyarakat. Selang satu tahun setelah Imam Ridha as dipaksa oleh Dinasti Abbasiyah untuk berhijrah ke Khurasan, Iran, Sayidah Maksumah as juga meninggalkan kota Madinah untuk menjumpai saudaranya itu. Ketika kafilah ini sampai di kota Saveh, mereka diserang oleh pasukan Makmun dan musuh-musuh Ahlul Bait as. Akibat peristiwa ini, Sayidah Maksumah as terpukul batinnya dan jatuh sakit. Atas inisiatifnya, rombongan itu kemudian diarahkan menuju kota Qom.

Tepat tanggal 23 Rabiul Awal 201 Hijriah, Sayidah Maksumah as bersama rombongannya tiba di kota Qom. Para tokoh dan ulama Qom menyambut rombongan keluarga Nabi Saw ini. Wanita suci ini tak lebih dari 17 hari hidup di Qom, ia akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 10 Rabiul Akhir dan dimakamkan di kota tersebut.

Sayidah Maksumah as adalah satu-satunya wanita mulia ÔÇô setelah Fatimah az-Zahra as ÔÇô yang memiliki panduan doa ziarah khusus untuk beliau dari Imam Ridha as. Dia juga wanita yang bisa memberi banyak syafaat di hari kiamat setelah putri Rasulullah Saw. Imam Jakfar Shadiq as dalam sebuah ucapannya membenarkan masalah tersebut. Dikisahkan bahwa seorang ulama besar, Ayatullah al-Udzma Sayid Mahmoud Marashi Najafi sangat tertarik untuk mengetahui keberadaan kuburan Sayidah Fatimah az-Zahra as. Setelah melakukan banyak usaha dan ibadah, beliau bermimpi bertemu Imam Shadiq as. Imam berkata kepadanya, ÔÇ£Bertawasullah kepada Karimah (wanita dermawan) Ahlul Bait.ÔÇØ

Ayatullah Najafi mengira bahwa yang dimaksud dengan Karimah Ahlul Bait adalah Fatimah az-Zahra as. Akan tetapi, Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Yang aku maksud adalah makam Sayidah Maksumah di Qom. Tuhan karena beberapa maslahat, ingin menyembunyikan kuburan Fatimah az-Zahra untuk selamanya. Oleh sebab itu, makam Sayidah Maksumah dijadikan sebagai tempat perwujudan kuburan Fatimah az-Zahra. Tuhan Yang Maha Kuasa telah mencurahkan semua hal yang ditetapkan untuk kuburan mulia (Fatimah az-Zahra) kepada makam Sayidah Maksumah.ÔÇØ Setelah melihat mimpi indah itu, Ayatullah Najafi akhirnya berangkat ke Qom untuk menziarahi makam Sayidah Maksumah dan menetap di sana agar selalu bisa dekat dengan wanita suci ini.

Para imam maksum as dalam banyak riwayat, mendorong masyarakat untuk berziarah ke makam Sayidah Maksumah. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Ketika engkau tertimpa musibah dan kesulitan, maka beruntunglah mereka yang datang ke Qom, di sana terdapat tempat pelindung bagi para pecinta Fatimah Zahra dan tempat berteduh bagi orang-orang mukmin.ÔÇØ Dari Imam Muhammad Taqi al-Jawad disebutkan, ÔÇ£Barang siapa yang menziarahi bibiku di Qom, surga wajib atasnya.ÔÇØ Oleh karena itu, makam Sayidah Maksumah as sampai sekarang masih dipadati oleh ribuan bahkan jutaan peziarah dari segala penjuru dunia. Keberadaan singkat Sayidah Maksumah as di Qom telah mendatangkan berkah yang luar biasa.

Berkat keberadaan Sayidah Maksumah as di Qom telah berdiri pusat kota ilmu pendidikan agama atau hauzah. Kini, kota itu menjadi salah satu pusat pendidikan agama terbesar di dunia. Aura spritual yang dipancarkan makam suci Sayidah Maksumah as memberikan pencerahan intelektual bagi para ulama. Kota Qom telah melahirkan banyak ulama besar seperti, Mulla Sadra, seorang filosof besar muslim dan Imam Khomeini ra, pencetus Revolusi Islam Iran.

Kota Qom telah menjadi pusat pendidikan dunia Syiah. Sekarang, Hauzah Ilmiah Qom telah menjadi sebuah pusat ilmiah, budaya, dan riset di dunia. Para pelajar dari berbagai negara dunia sibuk dengan kegiatan-kegiatan ilmiah dan budaya di pusat-pusat pendidikan yang tersebar di kota Qom. Al-Mustafa International University merupakan salah satu sentral pendidikan terbesar di Qom, yang aktif di bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, budaya, dan penyebaran Islam di seluruh dunia.

Affan Bashiri menuturkan bahwa Imam Shadiq as bertanya kepadanya, ÔÇ£Apakah engkau tahu mengapa Qom disebut dengan nama ini?ÔÇØ Ia menjawab, ÔÇ£Allah, Rasul-Nya dan engkau lebih mengetahuinya.ÔÇØ Beliau berkata, ÔÇ£Karena penduduk kota Qom akan berkumpul di sekitar Imam Mahdi as dan tinggal bersamanya lalu menolongnya.ÔÇØ Berbagai riwayat menunjukkan peranan penting kota Qom dalam menciptakan perubahan pola pikir umat manusia sedunia di akhir jaman kelak. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Sesungguhnya Allah memiliki tanah suci (haram), yaitu Mekkah. Rasul juga memilikinya yaitu Madinah. Kufah adalah haram Imam Ali. Sedangkan tanah suci kami (Ahlul Bait) adalah Qom. Tak lama lagi, salah satu wanita dari keturunan kami yang bernama Fatimah akan dimakamkan di sana. Barang siapa menziarahinya (dengan pengetahuan dan kecintaan), maka surga wajib untuknya.ÔÇØ

Di kota suci ini, benih-benih Revolusi Islam juga disemai oleh Imam Khomeini ra. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, ÔÇ£Kota suci Qom adalah harga diri dan kehormatan Republik Islam Iran. Sebab, kota ini adalah pusat revolusi dan ulama sekaligus tempat keberadaan hauzah ilmiah terbesar dan para figur keilmuan dan keagamaan." Beliau menyebut Qom sebagai kota ilmu, jihad, dan kepekaan hati. Ayatullah Khamenei menambahkan, ÔÇ£Sebagaimana sepanjang sejarah, Qom senantiasa menjadi pusat pengetahuan Ahlul Bait as, di masa kini juga menjadi sumber mata air pengetahuan Islami dan Ilahi yang paling unggul. Berkat perjuangan dan kepekaan hati para ulama besarnya, Qom telah memberikan manfaat kepada dunia Islam baik Timur maupun Barat.ÔÇØ

 

Berkenaan dengan keistimewaan kota Qom dalam percaturan global, Ayatullah Khamenei mengatakan, ÔÇ£Keberadaan hauzah ilmiah terbesar dunia Islam dan pusat ziarah dan spiritual merupakan kapasitas besar nasional dan internasional kota Qom.ÔÇØ

Presiden Mesir mengatakan, Kairo hingga kini tidak pernah melakukan tindakan militer di Libya.

Abdel Fatah El Sisi dalam pertemuan dengan para direktur pengelola surat kabar Mesir pada Ahad (24/8) menuturkan, meski situasi Libya penting bagi Mesir, namun hingga detik ini pasukan kami belum melakukan tindakan militer di negara itu. Demikian dilaporkan Tasnim News mengutip al-Youm al-Sabi.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Mesir telah membantah berita pemboman terhadap posisi-posisi kelompok-kelompok bersenjata di Libya.

Sementara itu, juru bicara kelompok bersenjata yang disebut dengan Fajr Libya menyatakan bahwa negara-negara seperti Mesir dan Uni Emirat Arab memiliki andil dalam serangan-serangan udara di Tripoli.

Serangan udara pada Sabtu di sekitar Staf Gabungan Militer Libya di Tripoli, ibukota negara itu, telah menewaskan delapan orang.

Di sisi lain, parlemen Libya dalam pernyataanya yang merespon peristiwa terbaru di negara itu menyebut kelompok Fajr Libya dan Ansar al-Sharia sebagai dua kelompok teroris.

Presiden Republik Islam Iran menegaskan bahwa militer Iran ditujukan untuk membela negara dan menjaga keamanan regional.

Hassan Rouhani dalam sebuah upacara untuk memperingati Hari Industri Pertahanan pada Ahad (24/8) mengatakan, "Kemampuan pertahanan kami tidak akan digunakan untuk menyerang negara manapun, bahkan negara yang lemah. Kami tidak untuk agresi." Demikian dilaporkan Press TV.


Ia menambahkan, negara-negara tetangga kami harus tahu bahwa jika kami menjadi kuat dalam industri pertahanan, tidak semata-mata untuk keamanan kami sendiri, tetapi itu untuk keamanan seluruh kawasan.

Rouhani lebih lanjut memperingatkan terhadap ancaman-ancaman musuh terhadap Iran

Ia mengatakan, kami tidak akan berpangku tangan dalam menghadapi ancaman musuh dan plot-plot yang mengancam kedaulatan nasional kami.

Kami, lanjut presiden Iran, tidak mencari perlombaan senjata, tetapi kami akan membuat keputusan yang diperlukan untuk membela diri dan kami tidak meminta izin dari orang lain dalam hal ini.

Selama upacara peringatan yang digelar di Tehran, ibukota Iran tersebut, Rouhani juga meresmikan empat prestasi industri pertahanan Iran, termasuk dua rudal jelajah laut: Ghadir dan Nasr-e Basir, dan dua drone: Karrar-4 dan Mohajer-4.

Iran telah berulang kali meyakinkan negara-negara lain bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain dan doktrin pertahanan negara itu sepenuhnya didasarkan pada pencegahan.

Perdana Menteri rezim Zionis Israel kembali mengancam akan meningkatkan serangan militer ke Jalur Gaza.

Benyamin Netanyahu pada Ahad (24/8) mengatakan, serangan militer Israel ke Gaza akan dilanjutkan kapanpun diperlukan. Demikian dilaporkan AFP.

Pernyataan tersebut dilontarkan Netanyahu ketika Shabtai Shavit, mantan Ketua Dinas Intelijen Israel (Mossad) mengatakan bahwa tujuan operasi militer Israel di Gaza yang menarget Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) tidak akan pernah tercapai, oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencapai gencatan senjata permanen.

Serangan terbaru pasukan Israel ke berbagai wilayah di Gaza pada Ahad telah menyebabkan empat warga Palestina termasuk seorang bayi gugur syahid.

Minggu, 24 Agustus 2014 00:00

Negara Arab; Pasar Senjata Barat

Berdasarkan riset sebuah lembaga internasional, negara-negara kaya minyak kawasan Teluk Persia masih tercatat sebagai pembeli terbesar senjata negara-negara Barat.

Pusat riset internasional Stockholm yang setiap tahun merilis lapran anggaran militer berbagai negara dunia dalam laporan terbarunya menyatakan, Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi tercatat sebagai pembelu terbesar mesin-mesin perang Barat. Menurut lembaga riset ini, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi sejak tahun 2007 hingga kini telah membeli senjata dari Barat khususnya Amerika Serikat senilai puluhan miliar dolar.

Laporan ini menambahkan, UEA yang populasinya tidak sampai satu juta jiwa menempati posisi pertama. UEA di tahun 2012 saja mengalokasikan dana sekitar 19 miliar dolar untuk membeli berbagai peralatan perang dari negara-negara Barat.


Laporan lembaga riset Stockholm menunjukkan, Arab Saudi dengan 30 juta penduduk berada di posisi kedua setelah UEA dengan mengeluarkan puluhan miliar dolar untuk membeli beragam jenis pesawat tempur, sistem rudal dan tank dalam beebrapa tahun terakhir dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman.

Seraya mengisyaratkan pembelian senjata oleh negara-negara Arab kawasan Teluk Persia termasuk Qatar dan Oman, laporan ini menyebutkan bahwa aksi belanja senjata oleh negara kaya minyak Arab masih terus berlanjut. Uniknya negara-negara tersebut tidak memiliki alasan kuat terkait kebijakan mereka belanja secara besar-besaran senjata.

Menurut para pengamat, kontrak miliar dolar negara-negara Arab di kawasan dengan negara Barat termasuk AS, Perancis, Inggris dan Jerman sebagai hasil dari lawan beruntun dan berulang kali para elit politik dan militer Barat ke kawasan.

Pembelian miliaran senjata oleh negara Arab kawasan Teluk Persia termasuk UEA dan Arab Saudi berlangsung di saat mayoritas senjata tersebut tertimbun dalam gudang-gudang senjata negara tersebut karena senjata ini termasuk senjata yang menggunakan teknologi canggih. Hal tak lain karena negara Arab kaya minyak ini bergelimang dengan kekayaan, namun minim sumber daya manusia yang dapat diandalkan.

Sejatinya negara Arab kawasan meski selama lima dekade terakhir tidak mendapat ancaman dari musuh luar, namun mereka dalam beberapa ini masih gemar belanja senjata puluhan miliar dolar. Padahal mayoritas senjata tersebut tidak efektif dan kebanyakan di simpan di gudang-gudang senjata. Belum lagi negara Arab ini masih harus mengeluarkan miliar dolar pertahun untuk biaya perawatan senjata canggih tersebut.

Pengamat politik meyakini bahwa pembelian senjata oleh negara Arab di kawasan sebagai solusi untuk menyelamatkan perekonomian Barat yang tengah dilanda krisis dan mencegah kebangkrutan perusahaan pembuatan senjata. Karena negara-negara Arab kawasan Teluk Persia merupakan pembeli terbesar senjata Barat.

Poin ini juga tak boleh dilupakan bahwa negara-negara Barat berupaya merusak iklim keamanan di kawasan khususnya dengan menebar Iranphobia. Hal ini selain dimaksudkan untuk mempermudah penjualan senjata mereka, juga ditujukan untuk menarik kembali dolar yang mereka gunakan untuk membeli minyak dari Arab.

Walikota wilayah Al Khalis di Provinsi Diyala, Irak mengatakan, dengan memperhatikan bukti-bukti yang ada, orang-orang bayaran kelompok teroris Daulah Islamiyah fi Iraq wa Syam (DIIS) adalah pelaku serangan ke sebuah masjid di Timur Laut Baquba, Jumat (22/8) yang menewaskan 30 jamaah shalat.

Stasiun televisi Alalam (23/8) mengutip situs berita Irak, Sumaria News, melaporkan, Udai Al Khadran, Walikota Al Khalis menjelaskan, "Sebagian politikus Irak, di tribun-tribun media berusaha menciptakan ketegangan di negara ini dengan maksud untuk mencapai kepentingan-kepentingan pribadi yang lebih besar."

Al Khadran menambahkan, "Informasi-informasi yang sampai ke tangan Kantor Walikota Al Khalis terkait para pelaku pembunuhan di Masjid Musab bin Omair di desa Bani Wais, 55 kilometer Timur Laut Baquba, menunjukkan bahwa para pelaku adalah anasir-anasir bertopeng yang menggunakan senjata BKC. Setelah melakukan aksinya para pelaku melarikan diri ke wilayah dekat Mansuriat Al Jabal, wilayah yang diduduki kelompok teroris DIIS."

"Para penjahat yang terlibat dalam aksi teror ini adalah orang-orang bayaran kelompok teroris DIIS dan dengan melakukan kejahatan ini mereka berusaha menyebarkan fitnah mazhab," lanjutnya.

Al Khadran menuduh sebagian politikus Irak memanfaatkan media untuk mencapai tujuan pribadi tanpa memperhatikan dampak negatifnya bagi kepentingan nasional. "Wilayah Hamreen, lokasi desa Bani Wais berada, adalah tempat tinggal sejumlah suku dari berbagai kelompok. Mereka selalu hidup berdampingan dengan damai dan semuanya ikut serta dalam pasukan sukarelawan rakyat," katanya.

Menurutnya, serangan yang terjadi Jumat (22/8) dilakukan untuk membuka kesempatan pecahnya fitnah mazhab di Irak, namun fitnah ini gagal karena disikapi dengan kebijakan yang rasional.

Ia juga memprotes standar ganda yang diterapkan sebagian politikus Provinsi Diyala dalam mengecam aksi-aksi teror. Dalam serangan bersenjata ke Masjid Musab bin Omair, Diyala lebih dari 30 jamaah masjid itu tewas.

 

Moqtada Sadr, Pemimpin Gerakan Sadr, Sabtu (23/8) dalam statemennya menegaskan bahwa jejak para Takfiri terlihat jelas dalam aksi kejahatan ini.

Juru Bicara gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas menyebut serangan jet-jet tempur rezim Zionis Israel ke sebuah gedung apartemen di Gaza berbahaya.

Kantor berita Jerman (24/8) melaporkan, Sami Abu Zuhri, Jubir Hamas, Sabtu (23/8) malam berkomentar soal serangan udara militer Israel ke gedung apartemen 12 lantai di pusat Gaza. Ia mengatakan, "Klaim rezim Israel yang mengatakan bahwa gedung apartemen itu adalah pusat komando Hamas, bohong."

Abu Zuhri menambahkan, "Serangan ini berbahaya dan merupakan kejahatan perang yang dilakukan Israel."

Jet-jet tempur Israel, Sabtu (23/8) malam membombardir dan meruntuhkan sebuah gedung apartemen 12 lantai di pusat Gaza.

Serangan ini sedikitnya menewaskan 17 warga Palestina termasuk empat anak-anak.

Agresi militer Israel ke Jalur Gaza sampai saat ini menyebabkan 2.103 warga Palestina gugur syahid dan 10.660 lainnya terluka.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan mitranya dari Amerika Serikat, John Kerry di Sydney, meminta Republik Islam Iran untuk menyelesaikan apa yang mereka sebut sebagai tema-tema yang belum terpecahkan terkait program nuklir Tehran.
Dalam pernyataan bersama di Forum Konsultasi Tahunan Menteri Australia-Amerika Serikat (AUSMIN) pada hari Selasa (12/8) disebutkan, ÔÇ£Canberra dan Washington meminta Tehran untuk melanjutkan kerjasama konstruktif dengan Kelompok 5+1 guna merundingkan program komprehensif bersama untuk menghapus kekhawatiran dunia tentang program nuklir Iran.ÔÇØ Mereka juga meminta Iran untuk menyelesaikan semua tema yang belum terselesaikan, khususnya terkait isu yang berhubungan dengan aspek militer potensial.

Pernyataan itu juga menyeru Iran untuk mengambil langkah-langkah nyata guna memperbaiki kondisi hak asasi manusia di negara itu dan bekerjasama secara penuh dengan pelapor khusus PBB.

Sejalan dengan kebijakan AS untuk mengucilkan Iran, negara itu selain mengeluarkan klaim-klaim infaktual tentang program nuklir, juga memfokuskan diri pada tiga isu penting yaitu, hak asasi manusia, terorisme, dan propaganda soal ancaman kemampuan rudal Iran.

Statemen Bishop dan Kerry mengenai program nuklir Iran dan hak asasi manusia juga sejalan dengan manuver-manuver besar untuk memojokkan Tehran.

Sebenarnya, AS ingin mempengaruhi opini publik dengan mengulangi tudingan-tudingan tak berdasarnya. Padahal, program nuklir Iran sepenuhnya untuk tujuan damai, termasuk produksi energi listrik, penelitian medis, dan produksi radio medicine untuk pasien-pasien khusus. Akan tetapi, Washington menyebut kegiatan nuklir Tehran sama dengan sebuah program persenjataan yang menimbulkan ancaman.

Pada dasarnya, apa yang didengungkan di pentas internasional tentang nuklir Iran dan hak asasi manusia adalah cerminan dari upaya yang sejalan dengan proyek Iranphobia dan memperkenalkan Iran sebagai sebuah ancaman keamanan.

Masyarakat internasional dan publik dunia dengan baik mampu memberi penilaian tentang kontrakdisi antara ucapan dan perilaku AS serta kebijakan standar ganda mereka terhadap isu-isu HAM dan terorisme.

Menuding Iran melanggar Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) menurut sejumlah pengamat, adalah sebuah langkah untuk mengaburkan kebijakan standar ganda AS tentang isu nuklir. Pernyataan Sydney juga tidak lepas dari standar mereka.

Iran dan Kelompok 5+1 telah mencapai beberapa kemajuan berdasarkan kesepakatan Jenewa. Akan tetapi, AS ÔÇô bertentangan dengan semangat perundingan ÔÇô berupaya memasukkan tema-tema yang tidak ada hubungannya dengan negosiasi.

Perundingan nuklir Iran dilakukan berdasarkan hukum internasional dan Tehran hadir di meja perundingan atas dasar kesepakatan dan kesepahaman. Namun, penyelesaian masalah nuklir membutuhkan perubahan sikap Barat, terutama AS.