کمالوندی

کمالوندی

 

Polisi Amerika Serikat sering menggunakan kekerasan dan bahkan berakhir dengan pembunuhan sadis ketika berurusan dengan warga kulit hitam. George Floyd adalah korban rasisme terbaru di Amerika. Sebelum Floyd, banyak warga kulit hitam yang bernasib serupa dengannya

George Floyd, 46 tahun, tewas usai lehernya ditekan oleh lutut Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya atas tuduhan melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 pada Senin (25/5/2020).

Penangkapan George yang terekam dalam sebuah video yang menjadi viral tersebut memperlihatkan Chauvin menekan leher George, yang saat itu dalam keadaan sedang diborgol dan menelungkup di pinggir jalan, selama kurang lebih tujuh menit.

Dalam video itu terlihat George berkali-kali merintih kesakitan dan mengaku sulit bernafas. Ia bahkan sempat menangis dan memanggil ibunya sesaat sebelum tewas. "Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas...," kata Floyd diiringi dengan rintihan sebelum tewas.

Beberapa masyarakat yang berada di lokasi kejadian meminta Chauvin untuk melepaskan lututnya dari leher Floyd, namun permintaan tersebut tidak diindahkan. Bahkan Chauvin terlihat santai sembari memasukkan tangannya ke saku.

Saat Floyd tidak lagi bergerak dan merintih, ia langsung dibawa ke rumah sakit dengan mobil ambulan. Sesampainya di rumah sakit Hennepin County Medical Center, George dinyatakan meninggal dunia.

Kekerasan yang dialami warga kulit hitam di Amerika juga dialami oleh warga Palestina. Banyak yang senasib dengan Floyd di Palestina. Polisi dan pasukan rezim Zionis Israel mengadopsi langkah yang sama untuk menumpas warga Palestina.

Kekerasan, penahanan, pemenjaraan dan bahkan pembunuhan adalah kebijakan yang diambil aparat keamanan Israel untuk memadamkan perlawanan rakyat Palestina dalam meraih hak-haknya yang telah dirampas.

Dalam sebuah laporan pada Hari Internasional Perlindungan Anak, Kementerian Informasi Palestina mendokumentasikan pembunuhan hingga 3.090 anak-anak Palestina oleh tentara Zionis sejak Intifada Kedua pada tahun 2000.

Seperti dilaporkan Palestine al-Yawm, Selasa (2/6/2020), sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan Quds sebagai ibukota rezim Zionis pada 6 Desember 2017 dan hingga akhir 2019, Israel telah membunuh 114 anak-anak Palestina, melukai ribuan lainnya, dan menahan lebih dari 17.000 anak.

Selama satu setengah tahun terakhir, militer Zionis menangkap 745 anak-anak Palestina di bawah usia 18 tahun. Israel menahan 264 anak-anak Palestina pada kuartal pertama tahun 2020.

Sekitar 95 persen anak-anak Palestina disiksa dan dilecehkan oleh pasukan Zionis selama penangkapan mereka yang biasanya dilakukan di tengah malam. Pasukan pendudukan menangkap setiap tahun hampir 700-1000 anak-anak Palestina dalam operasi di seluruh kota-kota Palestina.

Sejak awal Oktober 2015, pasukan Zionis telah mengintensifkan penangkapan terhadap anak-anak Palestina dan menahan sekitar 2.000 anak pada November 2016.

Hingga saat ini, ribuan warga Palestina ditahan di berbagai penjara rezim Zionis dalam kondisi memprihatinkan. 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ai Khamenei mengatakan, masalah asli adalah rezim Zionis, masalah utama adalah masalah al-Quds dan masalah pokok adalah Kiblat Pertama Umat Islam, Masjid al-Aqsa.

"Ini adalah masalah utama," kata Ayatullah Khamenei dalam sebuah pidato ketika menyinggung solusi untuk menyelesaikan krisis di Palestina dan mengakhiri penjajahan rezim Zionis.

Rahbar menambahkan, rezim buas yang memiliki sifat serigala ini menerapkan kebijakan tangan besi dan menindak masyarakat Palestina dengan kejam dan brutal, di mana pembantaian orang-orang dan anak-anak dan perusakan bukan hal yang penting bagi mereka, bahkan mereka tidak mengingkari perbuatan itu, oleh karena itu tidak ada solusi (penyembuhan) atas rezim ini kecuali kehancuran dan pemusnahan.

"Selama belum hancur, apa solusinya? Solusinya adalah Muqawama (perlawanan) tegas dan bersenjata dalam menghadapi rezim ini. Ini adalah solusinya," tegas Rahbar.

Perjuangan rakyat Palestina untuk terbebas dari penjajahan rezim Zionis Israel berlanjut dan terus mengalami perubahan dan kemajuan. Rakyat Palestina tak mengenal lelah untuk menuntut dan merebut kembali hak-hak mereka yang telah dirampas oleh para penjajah.

Dukungan umat Islam dan penuntut kebebasan dunia juga tak pernah pudar. Republik Islam Iran adalah pendukung utama perjuangan rakyat Palestina. Iran bersumpah akan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina hingga mencapai kemerdekaannya.

Dalam dukungan tersebut, Iran tidak memandang mazhab dan agama. Negara ini selalu memberikan dukungan kepada bangsa-bangsa tertindas. Dukungan seperti ini juga sering ditegaskan oleh para pejabat tinggi Iran, terutama Rahbar dalam banyak pidatonya.

Penetapan hari Jumat terakhir setiap bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia oleh Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra adalah salah satu bentuk dukungan berkelanjutan dan tanpa henti Iran kepada Palestina. (

 

Di abad ke-20, dalam penelitian Barat modern, al-Quran dipelajari sebagai teks agama yang penting, dan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh ilahi.

Pada saat dunia diliputi oleh ketidaktahuan, kegelapan dan kemunduran intelektual, seorang manusia besar muncul dan membawa agama baru untuk umat manusia. Nabi Muhammad Saw menyampaikan ajaran yang didasarkan pada akal dan kebijaksanaan dan menghadapi ketidaktahuan dan takhayul. Nabi sendiri adalah manusia yang tak tergantikan dalam hal bicara, perilaku dan karakter. Setiap orang yang mendengar kata-katanya menemukan cintanya di dalam hatinya dan cenderung kepadanya. Muhammad Saw di kegelapan mutlak tampil bak mentari yang bersinar.

Al-Quran dalam memperkenalkan beliau mengatakan, "Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-Jumu'ah: 2)

Kami telah mengatakan bahwa permusuhan dan kesalahan pandangan Islam dan arsitek besarnya, Nabi Muhammad Saw , yang lahir dari kefanatikan dan ketidaktahuan, selalu membayangi buaian peradaban Eropa dan terus berlanjut dengan intensitas. Sedemikian rupa sehingga hantu tak menyenangkan dari propaganda buruk yang telah dilakukan sejak lama tidak memberi peneliti kesempatan untuk berkenalan dengan budaya Islam yang kaya dan cara hidup umat Islam.

Karenanya, kedengkian dan permusuhan telah mengambil wajah khusus di setiap zaman, dan telah menunjukkan sifat aslinya, Islamofobia. Pada abad kedua puluh, penyebaran materi yang tidak realistis dan penerbitan buku-buku seperti Ayat-ayat Setan memperluas gelombang serangan terhadap Islam dan Nabi. Selain itu, citra kehidupan dan karakter Nabi Muhammad Saw telah disertai dengan berbagai penghormatan dan pemuliaan dari para peneliti.

Pada abad kedua puluh, dalam konteks ilmiah bebas yang berlaku, karena ada lingkungan yang lebih baik untuk menerima informasi nyata tentang Islam, studi orientalis tentang Nabi dan penelitian al-Quran, terutama pada paruh kedua abad kedua puluh, menjadi berbeda secara fundamental. Dalam penelitian Barat modern, al-Quran telah dipelajari sebagai teks agama yang penting, dan Nabi Saw sebagai tokoh ilahi.

Ivan Alekseyevich Bunin, penulis dan penyair kontemporer Rusia dan pemenang pertama hadian Nobel Sastra dari Rusia pada tahun 1933. Ia adalah salah satu penulis yang paling memperhatikan Timur Islam. Dalam penelitiannya, Bunin memusatkan perhatian pada ajaran dan budaya Islam. Minatnya terhadap Timur sedemikian rupa sehingga ia melakukan perjalanan ke dunia Islam dan mengunjungi negara-negara seperti Mesir, Palestina, Yordania, Suriah, Lebanon, dan Aljazair.

Kehadirannya di negara-negara Islam dan pengenalannya dengan al-Quran, budaya dan sejarah Islam membuatnya menulis puisi di bawah pengaruh perjalanan ini, yang saat ini merupakan barang yang kaya dan abadi untuk literatur Rusia dan dunia. Dia telah menulis puisi yang diilhami oleh ayat-ayat al-Quran dan konsep-konsep Timur, dan tema-tema dari puisi-puisi ini menunjukkan rasa hormatnya yang khusus untuk Islam, Nabi Muhammad Saw dan umat Islam.

Karya Bunin membahas berbagai topik seperti kehidupan Nabi Muhammad, ritual keagamaan, ibadah haji, dan tempat-tempat suci. Dalam puisi-puisi ini, Bunin menyerukan umat Islam untuk berperang melawan diri sendiri dan musuh asing, dan meminta mereka untuk tidak menyerah pada pihak-pihak asing yang tidak memiliki keunggulan atas diri mereka sendiri sambil mempertahankan kesempurnaan manusiawi mereka.

Ivan Alekseyevich Bunin
Orientalis Rusia ini, dalam memperhatikan kehidupan para nabi ilahi, menceritakan kisah Nabi Ibrahim as dalam bentuk puisi dan menunjukkan bahwa ia layak menerima segala sesuatu yang hilang seperti bulan, bintang dan matahari, tidak layak untuk disembah tidak percaya pada tuhan palsu.

Pada tahun 1903, dalam sebuah puisi berjudul "Mohammed in Exile", ia menggambarkan hijrah Nabi Muhammad Saw dari Mekah. Bunin menunjukkan kekhawatiran dan penderitaan yang telah muncul untuk Nabi di jalan dakwah Islam, dan menggunakan ayat 40 dan 41 dari surat al-Taubah, ia menyatakan bahwa ia dibantu dan dihibur oleh para malaikat dengan cara ini. Dalam bagian puisinya, dinyatakan:

Ia

Terduduk di atas kerikil

Dengan kaki telanjang

Dengan dada telanjang

Dan dengan irama sedih

Ia berbicara:

Ke penampilan gurun dan dataran

Aku memandang

Dari semua aku terpisah

Dari semua orang yang aku cintai

Dan para ruh berkata:

Nabi tidak layak

Untuk lelah dan ringkih

Dan nabi

Dengan kesedihan dan ketenangan

Menjawab:

Saya membawa pengaduanku ke batu

Menurut Bunin, hanya alam yang membawa kebahagiaan bagi kehidupan manusia. Dalam puisinya, pemandangan alam yang indah digambarkan dengan sangat bagus dan artistik. Dalam kisah "Bayangan Homa", ia menggunakan ayat-ayat al-Quran untuk mengekspresikan pemikiran dan idenya tentang alam semesta, dan terinspirasi oleh puisi Saadi, penyair besar Iran, ia meminta orang untuk berpikir tentang misteri penciptaan.

Bunin mampu mengungkapkan pandangan dan pendapat baru yang tidak bisa dilakukan oleh para pendahulunya. Selain itu, tidak ada penyair Rusia yang menulis sebanyak puisi Islam-Timur seperti Ivan Bunin. Mendampingi dan membaca al-Quran adalah kebutuhan baginya. Ia menemani terjemahan al-Quran oleh A. Nikolaev di semua perjalanannya. "Islam sudah berurat berakar dalam dirinya," istri Bonin menulis dalam buku hariannya tentang minat suaminya pada Islam.

Ivan Buni dan istrinya
Salah satu karya Bunie yang paling terkenal adalah Kisah Kematian Nabi. Ini adalah kisah yang bijak, filosofis, dan mistis, dan dimulai dengan "Bismillah ar-Rahman ar-Rahim." Bunin berusaha dalam buku ini untuk mendorong pembaca bukunya kepada mengenal Allah dan menemukan hakikat kehidupan. Ia menjelaskan, "Jauh dari Allah, tidak dapat meraba Zat Allah adalah kesalahan manusia" dan mengatakan, "Kita tidak melihat Tuhan dan kami tidak menyaksikan Tuhan, tetapi matahari tidak dapat disalahkan jika mata kelelawar tidak melihat."

Bahkan, dalam karya-karyanya untuk Tuhan, Bunin menggunakan seluruh frasa dengan "Bismillah ar-Rahman ar-Rahim" atau atribut dari Rahman dan Rahim. Seperti dalam kisah Kematian Nabi, Bismillah ar-Rahman ar-Rahim telah diulangi dua kali dan kata Rahman dan Rahim telah diulang dua kali, dengan kata sifat Tuhan disebutkan empat kali secara total.

Kesadaran Bonin tentang kesucian dan tradisi umat Islam juga penting. Dalam puisinya, ia merujuk pada kesucian warna hijau di mata umat Islam. Dalam puisi "The Nation of the Prophet", ia berbicara kepada umat Muslim, yang mereka yakini adalah warna hijau, sebuah simbol Nabi dan anak-anaknya, sebagai berpakaian hijau dan berkata, "Ucapkan salam, tetapi ingat, Anda mengenakan pakaian berwarna hijau. Dalam puisinya Darafsh Sabz, ia juga merujuk pada bendera hijau, yang merupakan simbol agama Muhammad.

Kewajiban shalat umat Muslim, yang diumumkan oleh Nabi, juga merupakan salah satu masalah yang menarik perhatian Bunin. Ia berbicara dengan heran tentang kesederhanaan dan kemurnian para penyembah. Ia menyanyikan sebuah puisi:

Mentari tenggelam

Dan apinya yang terikat

Di belakang gurun abu-abu dan biru tua

Ia mengalami depresi

Dan pergi tidur

Dan kepala para korban membungkuk

Waktunya telah tiba

Kami mengubur mentari

Sepatu kami

Lepaskan dari kaki

Kami melaksanakan shalat

Di bawah langit yang pengasih

Biru dan gelap

... dan dengan doa

Kami terjatuh ke atas tanah

Bak gelombang

Di sisi laut

Dalam berbagai karyanya, Ivan Bunin selalu menunjukkan bahwa ia prihatin dengan nasib manusia dan kepercayaannya, jadi ia telah mengundang para pengikut berbagai agama untuk bersatu dan mempertahankan prinsip dan standar agama dan moral. Terlepas dari jaraknya dari tanah kelahirannya dan kondisi kehidupan yang sulit di pengasingan, ia tidak melepaskan agama dan kesempurnaan manusianya dan mematuhinya hingga saat-saat terakhir hidupnya.

 

Kemunculan Islam dan Nabi Muhammad Saw sebagai nabi pamungkas membuka babak baru dalam hubungan antara manusia dan ideologi dunia.

Dengan mengirimkan pribadi langit dan surgawi Nabi Muhammad Saw, Allah melimpahkan rahmat kepada manusia dan memperpendek ruang lingkup penindasan dan ketidaktahuan melalui dia. Dengan pengutusan Rasulullah dan upayanya yang tak kenal lelah, takhayul dihapuskan dan kebiasaan yang tidak manusiawi dan jauh dari alasan dicerabut dan mengubah dunia barbarisme dan tirani.

Munculnya Islam dan pamungkas para nabi, Muhammad Saw membuka babak baru dalam hubungan manusia dan ideologi di dunia. Nabi Muhammad Saw dengan kitab suci al-Quran yang komprehensif dengan ajaran ilmiah dan praktis serta mukjizat abadi, menarik perhatian publik terhadap berbagai program bagi ratusan juta pengikutnya. Ajaran dan pedoman pewahyuannya untuk menciptakan masyarakat yang transenden menuntun orang-orang dari lembah-lembah dan endapan malapetaka dan kesengsaraan ke Jalan Raya Kebahagiaan Abadi. Tetapi sejak tanggal itu sampai sekarang, dengan fenomena yang muncul ini, telah terjadi pertentangan intelektual antara Islam dan para naabinya dengan agama dan sekte lain, di mana ratusan buku telah diterbitkan.


Sejarawan dan peneliti sejak awal Islam hingga kini mengumpulkan secara detil risalah Nabi Muhammad Saw dalam karya dan tulisan mereka yang memberikan sumber yang sangat kaya dan tak ternilai bagi para peneliti untuk mengaksesnya. Dalam hal ini, posisi spiritual dan pribadi Nabi Saw bak bintang yang terang di langit kenabian dan sampai sekarang semakin terang. Bukti terbaik terkait keagungan Nabi Saw adalah al-Quran yang menyebut Allah Sang Pencipta menyampaikan salam terbaik kepadanya dan memuji Rasul-Nya dengan sifat manusia terbaik. Allah dalam ayat 113 surat al-Nisa berfirman, "Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu."

Tidak diragukan lagi keagungan dan posisi Nabi Muhammad Saw yang tinggi tidak membutuhkan pengakuan para ahli dan cendekiawan Barat dan Timur. Karena untungnya, dengan berlalunya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan, bukti dan temuan dari mereka yang memiliki kesalahpahaman tentang Nabi muncul dan para peneliti menemukan lebih banyak dan lebih baik pengetahuan tentang kepribadian Nabi, karakteristik uniknya, dan legitimasi ilmiahnya.

Pada akhir abad kesembilan belas, penulis Muslim mulai menulis buku-buku Islam dalam bahasa Eropa dan berhasil menghilangkan distorsi serta menghilangkan debu dari wajah Islam. Selama periode ini, perasaan lama tentang makrifat Islam sebagai musuh yang menakutkan bagi orang Barat lainnya menghilang dan memberi jalan kepada keinginan yang mendalam untuk mengetahui dunia Timur yang tidak dikenal dan aneh. Yang membuka jalan bagi pemahaman yang lebih besar tentang Timur dan pemikiran Timur. Aspek pertama dari Orientalisme ini adalah dalam tulisan-tulisan orientalis Eropa, yang jumlahnya meningkat pada abad ini dan terkait erat dengan kehidupan keagamaan masyarakat Timur dan agama serta ajaran mereka. Mereka kagum pada berapa banyak fakta dan distorsi yang terjadi dan menggambarkannya secara romantis sehingga tidak terpikirkan. Tentu saja, ini tidak berarti bahwa era retorika bermusuhan terhadap Islam dan Nabi sudah berakhir.

Washington Irving adalah peneliti Amerika. Dalam biografinya tentang Muhammad Saw dan para pengikutnya pada tahun 1849, ia mencoba menggambarkan wajah sebenarnya Nabi Islam di antara orang-orang Eropa dan Amerika Serikat. Sepuluh tahun sebelum penerbitan buku itu, penulis Amerika itu menerbitkan sekumpulan cerita yang menuduh orang-orang Kristen melakukan kebiadaban terhadap budaya superior Mauritius.

Washington Irving
Sebagai hasil dari membaca lima puluh dua buku, Washington Irving juga menulis sebuah buku berjudul Muhammad dan Khulafa, dan dengan bahasa yang lugas, ia menerbitkan fakta-fakta tentang agama Islam di Eropa dan Amerika Serikat. Tidak seperti pengkhotbah Kristen, ia mengesampingkan kefanatikan dan tidak hanya menolak untuk mengkritik, memfitnah, atau salah menggambarkan Nabi, tetapi juga memuji agamanya. Dia berkomentar atas seruan Nabi Saw, "Jika seruan Nabi untuk mendapatkan ketenaran, ia tidak hanya dikenal di kota kelahirannya sebagai pemimpin dan memiliki firasat pikiran, tetapi ia tak tertandingi, dan pada saat itu suku-suku Arab yang paling terkenal adalah sukunya sendiri, suku Quraisy. Jika ajakannya meraih kekuasaan dan kekuatan, maka penjaga Ka'bah dan otoritas kota Mekah, diturunkan dari generasi ke generasi berada di tangan keluarganya, dan semua orang di kota itu memiliki harapan untuk keluarga ini. Lebih jauh, dia tahu betul bahwa setelah menyangkal agama nenek moyangnya, semua manfaat sosial ini akan diambil darinya, dan dia akan menghadapi permusuhan suku, kemarahan penduduk kota, dan kebencian semua penyembah berhala Ka'bah. Meskipun demikian, dia tidak takut, karena untuk waktu yang lama, dia memuliakan tanah kelahirannya dan siapa pun yang berada di Mekah berpaling darinya."

Sastra Amerika mengenal Irving sebagai "bapak cerita pendek". Ia dilahirkan dalam keluarga pedagang yang kaya, dan sejak usia dini, dengan bantuan dan dorongan saudara-saudaranya yang lebih tua, ia mulai mengembangkan bakat sastranya. Setelah lulus dari bidang hukum, ia dengan cepat menjadi lelah sebagai pengacara dan mulai menulis artikel untuk berbagai publikasi pada saat itu.

Irving adalah salah satu pemimpin gaya sastra "Romantisisme" dan banyak penulis seperti "Victor Hugo" dan "Alexander Dumas (Ayah)" menirunya. Peneliti Amerika ini mengatakan, "Muhammad Saw tidak mencari dunia dengan cara apa pun, dan sedemikian rupa ia mendapat cemoohan dan hinaan dari lawan-lawannya, sehingga ia dipaksa meninggalkan tanah airnya dan ia tidak menginginkan apa pun dari semua upayanya selain stabilitas dan kelanggengan agamanya. Ketika Amina melahirkan Muhammad Saw, cahaya dari langit bersinar di sekitar Mekah dan Muhammad Saw mengangkat kepalanya ke langit dan berbicara dengan fasih, "Allah Maha Besar dari segala sesuatu dan selain-Nya tidak ada tuhan dan saya adalah utusan Allah."

Washington Irving dalam buku "Mahomet and His Successors" yang dicetak di London pada 1909 menulis, "Ia adil dalam perilaku khusus dan pribadi. Perilakunya tidak membedakan antara teman dan orang asing, kaya dan miskin dan dengan orang kuat atau lemah. Semua mencintainya lewat kasih sayang dan kelembutannya dan bagaimana ia mendengar segala keluh kesah masyarakat. Nabi pamungkas, Muhammad Saw memiliki akhlak mulia, hidup yang sederhana, pandangan transenden dan pemikiran yang dalam. Ucapannya pendek dan indah yang mengandung makna besar dan mendalam. Karenanya, ia pasti orang suci dan bermartabat.

Kamis, 04 Juni 2020 15:42

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (15)

Dalam kondisi sosial yang penuh kebohongan akan muncul ketidakpercayaan berakar, hubungan menjadi meragukan dan persahabatan tidak berhasil. Buah dari hubungan yang tidak sehat ini adalah basa-basi, sungkan, penuh pertimbangan, mencari selamat, menyembunyikan sesuatu, permainan, dan akhirnya semua jenis permusuhan.

Hidup lebih baik adalah keinginan semua manusia di bumi. Tetapi untuk hidup lebih baik membutuhkan perubahan positif, yang dimulai di dalam diri kita. Dengan mengubah pandangan kita, dengan menginternalisasi perilaku yang baik, dengan meninggalkan sifat-sifat buruk dan menjijikkan, dengan percaya pada Tuhan, dan dengan energi dan vitalitas, kita dapat mempermanis dan menikmati saat-saat dalam hidup kita.

Sebelumnya kita telah membicarakan tentang urgensi kejujuran dalam kehidupan keluarga dan kini kita akan mengulas tentang pengaruh positif perilaku ini di masyarakat, lingkungan kerja dan lain-lain.


Kejujuran dan menjadi jujur ​​adalah proses yang memainkan peran penting dalam komunikasi manusia. Peran kunci ini mungkin tidak terlihat atau terdengar, tetapi dampaknya pada hubungan sosial sangat mendalam dan konstruktif. Jika suatu hubungan tidak memiliki transparansi dan kejujuran, maka tidak diragukan lagi akan terputus atau terdistorsi, tidak jelas, dan tidak sehat. Jika seseorang tidak dapat atau tidak ingin mengungkapkan niatnya secara eksplisit dan memilih berbohong, pihak lain akan melakukan kesalahan dan menggunakan spekulasi dan menyimpang dari kenyataan. Ambiguitas dan ketidakjujuran dalam komunikasi manusia adalah sumber dari banyak masalah dalam komunikasi individu dan sosial.

Sayangnya, beberapa orang berpikir bahwa kejujuran dan kebenaran hanyalah masalah moral, dan dengan dalih ini, mereka mencoba meminggirkan kejujuran dalam mengkaji masalah sosial! Tapi jujur, kejujuran adalah dasar dari semua yang baik dan berbohong adalah kunci dari semua kejahatan.

Kita sering berkomunikasi satu sama lain untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan konflik, bertukar informasi, lebih memahami diri sendiri, dan memenuhi kebutuhan sosial. Sekarang, jika ada hubungan antara kebohongan dan kemunafikan, tidak satu pun dari tujuan ini akan tercapai.

Dalam suasana sosial yang penuh kebohongan, ketidakpercayaan berakar, dan hubungan menjadi meragukan dan persahabatan tidak berhasil. Buah dari hubungan yang tidak sehat ini adalah konfrontasi dan pertimbangan, cari untung, menyembunyikan, permainan, dan akhirnya semua jenis permusuhan. Misalnya, pertimbangkan sebuah organisasi administratif di mana, dari manajer hingga karyawan, mereka menghindari berbohong dan menganggap berbohong sebagai semacam kelicikan dan kemajuan dalam pekerjaan; Apa yang terjadi sekarang?

Pertama-tama dalam organisasi itu, karyawan kehilangan ketenangan pikiran karena mereka tidak merasa nyaman dengan kolega mereka; hasutan, sanjungan, berlebihan, absensi, tipu daya, oportunisme, dan puluhan sifat negatif lainnya yang semuanya didasarkan pada kebohongan dimanifestasikan dalam organisasi itu dan semua nilai kemanusiaan dan moral dihancurkan.

 

Jack Welch, CEO General Electric, percaya, "Nilai-nilai kami adalah prinsip kami, yang didefinisikan dengan kejujuran, rasa hormat, kerja tim, upaya kolaboratif, dan kerja yang benar. Inovasi yang kami kembangkan adalah penting untuk kesuksesan masa depan perusahaan kami. Nilai-nilai dan etika yang mengatur ruang rapat tidak boleh berbeda dari nilai-nilai yang berlaku di pabrik atau bengkel. Ruang lingkup nilai-nilai manusia dan organisasi harus berkisar dari atas ke bawah organisasi, dan kegiatan bisnis harus mengarah pada penciptaan nilai-nilai berkelanjutan tidak hanya untuk karyawan tetapi juga untuk pemegang saham, pelanggan dan masyarakat."

Ya, tidak ada organisasi pemerintah atau non-pemerintah yang dapat dipertimbangkan tanpa memerlukan prinsip-prinsip moral, dan terutama yang paling menonjol, yaitu kejujuran dan integritas.


Dalam pandangan Jack Welch, perilaku moral karyawan tergantung pada dua faktor; nilai-nilai pribadi dan suasana dalam organisasi. Misalnya, ketika sebuah organisasi mempromosikan atau memuji pembohong dan penipu, atau mereka yang melakukan kesalahan, atau memuji mereka, dianggap bahwa perilaku tidak bermoral itu efektif. Di sinilah imoralitas berakar dalam organisasi, dan kejujuran serta integritas memudar.

Ahli saraf percaya bahwa kebenaran memiliki efek yang luar biasa pada kesehatan mental. "Semakin sedikit kebohongan seseorang, semakin banyak kesehatan mental dan fisik yang dimilikinya," kata psikiater.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa dokter telah menemukan dalam penelitian yang luas bahwa seperti halnya memakan buah dan sayuran dan berolahraga secara teratur membantu meningkatkan kesehatan manusia, pengendalian bahasa dan menghindari berbohong juga efektif dalam menjaga kesehatan tubuh! Dengan kata lain, manfaat kesehatan fisik dan mental jauh lebih besar di antara orang-orang yang sebagian besar menghindari berbohong dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Para peneliti menemukan bahwa hasil percobaan pada 110 sukarelawan menunjukkan bahwa orang yang menolak untuk berbohong, bahkan kebohongan karena maslahat, kurang mengeluh tentang jenis sakit kepala, sakit tenggorokan, kecemasan dan penyakit fisik dan mental lainnya dibandingkan dengan kelompok yang mudah berbohong. Para ahli juga menekankan bahwa berbohong secara kognitif mengganggu kesehatan fisik karena otak manusia mampu memproses banyak informasi setiap kali. Kebohongan yang disengaja adalah tugas yang membosankan dan menjemukan bagi otak, dan pembohong yang harus selalu membuat cerita berdasarkan kenyataan tidak dapat membersihkan otaknya akan informasi yang dibuat sendiri dan nyata dalam jangka panjang. Akibatnya, dia akan selalu sangat sibuk.

Hal yang sama berlaku untuk perilaku antara penguasa sebagai wali dan bangsa. Jika wali amanat dan pejabat pemerintah memperlakukan rakyatnya berdasarkan kejujuran dan kebenaran dan menciptakan suasana yang jelas dan bersih, kebenaran ini juga akan menyebar di antara orang-orang.

Bukti sejarah untuk latar belakang masyarakat dengan jelas menunjukkan bahwa ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah-kisah ini. Ini bercerita tentang masyarakat bahwa, sebagai akibat dari ketidakpercayaan, kurangnya ketulusan, preferensi untuk keuntungan pribadi daripada keuntungan kolektif, dan penyimpangan dari jalur nilai-nilai moral, telah berakhir buruk. Bukan hanya mereka menganggap berbohong sebagai keburukan dan jelek, tetapi mereka telah melangkah jauh tidak meninggalkan dasar untuk pembentukan dan stabilitas perilaku dan struktur sosial yang baik seperti kejujuran. Selama kebohongan, penipuan, kemunafikan, dan kebohongan hadir dalam masyarakat dan dalam hubungan sehari-hari dan alamiah masyarakat dan tidak dianggap menjijikkan dan jauh dari moralitas serta martabat manusia, harapan untuk memperbaiki kondisi kehidupan sosial, politik dan ekonomi masyarakat ini dianggap sebagai harapan yang sia-sia dan tidak dapat direalisasikan.

Bahkan sekarang, kita melihat bahwa di banyak masyarakat, pihak berwenang dengan mudah berbohong kepada orang-orang dan dengan mudah menghancurkan nilai-nilai dan kepercayaan yang indah dan manusiawi dalam masyarakat mereka. Kejujuran memainkan peran penting dalam bidang sosial, termasuk ekonomi dan perdagangan, tata kelola, interaksi orang-orang satu sama lain, dan interaksi orang-orang dengan pemerintah.


Jika suatu masyarakat menjauhkan diri dari transparansi dan kebenaran karena alasan apa pun, ia akan lebih terlibat dalam tantangan dan ketidaktahuan dan kebingungan serta psikosis. Realitas kehidupan manusia dan pengalaman ilmiah, praktis, dan historis dengan jelas menunjukkan bahwa kapan pun perilaku moral dan hubungan sosial diterima dalam masyarakat sebagai hukum yang tidak tertulis, berdasarkan pada kejujuran dan integritas, individu pada akhirnya adalah keamanan, kedamaian, dan kenyamanan individu serta kebahagiaan terus berlanjut.

Kepercayaan abadi rakyat terhadap satu sama lain dan pada para penguasa, dan dalam rasa saling percaya para penguasa dalam rakyat, dibentuk dengan indah berdasarkan kejujuran. Dalam komunitas ini, warga negara ditempatkan dalam semangat kepastian, dan dengan semangat tinggi, kepercayaan diri, dan kepercayaan yang mereka rasakan, mereka terlibat dengan baik dalam kegiatan progresif. Mereka lebih suka kepentingan publik daripada kepentingan pribadi. Kejujuran menciptakan prospek yang cerah dan penuh harapan dalam masyarakat seperti itu bagi masyarakat dan pejabat, yang sangat berharga.

Kamis, 04 Juni 2020 15:38

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (14)

 

Manusia menyukai kejujuran secara fitrah. Bila manusia tidak menjauhi fitrah ilahi dan menjaga hatinya agar tetap bersih dari keburukan, ia tidak akan terjebak dalam kebohongan.

Salah satu faktor kunci dalam memiliki kehidupan yang lebih baik adalah hubungan sosial yang sehat. Komunikasi sosial yang baik memiliki banyak manfaat, terutama dalam kesehatan mental. Keterampilan komunikasi yang efektif memberi seseorang kemampuan untuk mengekspresikan pendapat, kepercayaan, keinginan, kebutuhan dan emosi mereka dan untuk meminta bantuan dan bimbingan dari orang lain ketika dibutuhkan. Salah satu komponen dasar dari hubungan sosial yang sehat adalah kejujuran dan kebenaran.

Imam Ali as mengatakan, "Orang yang jujur berada di ambang keselamatan dan kebesaran, sementara pembohong berada di ujung jurang dan kehinaan."


Salah satu kesamaan umum dari ajakan para nabi ilahi adalah panggilan untuk kejujuran dan menghindari ketidakjujuran dan kebohongan. Kejujuran adalah permata murni yang menarik kepercayaan orang-orang di sekitar Anda, dan kepercayaan itu seperti harta karun bagi orang yang jujur. Orang yang jujur tampak hebat dan terpuji di mata orang lain, dan orang-orang di sekitarnya jatuh cinta padanya. Kejujuran meningkatkan martabat seseorang dan menjadikan kepribadiannya populer dan dicintai.

Manusia secara naluriah jujur. Jika manusia tidak berpaling dari kodrat ilahinya dan membersihkan hati murni mereka dari kejahatan, mereka tidak akan terjebak dalam kebohongan. Dalam hal ini, kami merujuk pada pepatah terkenal yang mengatakan, "Dengarkan kejujuran dari ucapan anak." Anak-anak tidak tahu kebohongan karena mereka memiliki perilaku bawaan dengan kemurnian jiwa dan hati mereka, dan mereka hanya mengatakan yang sebenarnya. Karena kodrat manusia didasarkan pada kebenaran, pencarian kebenaran, dan kejujuran.

Kejujuran dalam analisis psikologis mengacu pada ucapan dan perilaku di mana seseorang tidak memiliki motivasi atau niat untuk berbicara atau berperilaku berbeda. Artinya, kejujuran bukan hanya tentang mengatakan hal yang benar, tetapi tentang mengadaptasi tindakan dan ucapan seseorang setiap saat. Pentingnya kejujuran adalah karena seseorang yang tidak jujur tidak mengenal dirinya sendiri atau orang lain, dan pada saat yang sama telah menipu dirinya sendiri dan orang lain, dan ini merupakan hambatan untuk mencapai kesempurnaan moral.

Menurut para psikolog, fondasi pertama penjelasan dan akar kejujuran diletakkan dalam keluarga. Kejujuran harus didahulukan dalam lingkungan keluarga, sebagai komunitas pertama dan terpenting di mana seseorang tumbuh dan mulai belajar. Orang tua adalah teladan pertama yang dapat mengajarkan kejujuran kepada anak-anak mereka melalui perilaku dan ucapan mereka. Kemudian, dalam lingkungan pendidikan, anak-anak menjadi lebih akrab dengan konsep kejujuran, dan dalam pertemuan keluarga, mereka mengukur kejujuran orang-orang di sekitar mereka. Anak-anak mengikuti contoh orang dewasa.

Dr. Sahel Hemmati, seorang staf ahli di Universitas Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Rehabilitasi di Tehran dan seorang ahli saraf, mengatakan, "Jujur dengan seorang anak mungkin tampak sulit bagi beberapa orang tua. Jujur sebenarnya berarti menciptakan hubungan antara anak dan realita. Ketika kita menunjukkan realita kepada anak, berarti kita jujur padanya."

Bersikap jujurlah pada anak
Sementara itu, sebagian besar anak yang dipelajari dalam penelitian ini menderita perilaku ganda orang tua. Apa yang membuat mereka lebih dekat dengan kebenaran adalah tindakan orang tua, bukan kata-kata mereka. Misalnya, frasa "Aku akan membelimu besok" adalah frasa yang akrab bagi anak-anak dan berarti bahwa keinginan mereka akan terpenuhi di masa depan, tetapi bagi sebagian besar dari mereka, "Aku akan membeli untukmu" berarti "Aku tidak akan membeli."

"Daripada membuat cerita yang tidak pantas untuk anak-anak dan membuat janji yang tidak bisa kita lakukan, lebih baik menjelaskan tujuan segalanya kepada mereka dan jujur dengan mereka," kata Dr. Hemmati.

Berbohong menabur benih ketidakpercayaan di lingkungan keluarga dan menyebabkan kerusakan psikologis dan moral. Ayatullah Khamenei mengatakan kepada pasangan suami dan istri tentang pentingnya kejujuran, "Jika seorang wanita merasa bahwa suaminya berbohong kepadanya atau seorang pria merasa bahwa istrinya berbohong kepadanya dan masing-masing dari mereka merasa bahwa yang lain tidak tulus dalam mengungkapkan cinta, hal ini akan membuat dasar fondasi akan melemah. Jika kamu ingin cinta bertahan, tetap menjaga kepercayaan dan jika kamu menginginkan kehidupan yang berkelanjutan, harus mempertahankan cinta."

Kejujuran antara pria dan wanita, yang juga menjadi panutan bagi anak-anak mereka, bahkan sangat penting. Tidak ada yang lebih buruk daripada tidak bisa mempercayai orang terdekat dalam hidup, yaitu pasangannya. Tentu saja, hidup dengan pasangan yang berbohong tidak menyenangkan bagi siapa pun, dan itu menghancurkan kedamaian hidup. Untuk hidup lebih baik, kita harus membuat kejujuran hubungan kita.

Untuk hidup lebih baik kita harus meletakkan kejujuran dalam hubungan
Mungkin dalam hidup bersama, kali pertama berbohong, Anda tidak melihat reaksi khusus dari pasangan Anda, tetapi setelah beberapa saat, dia akan menjadi semakin tidak percaya pada Anda atau menjawab dengan kasar dan yang lebih buruk adalah mungkin saja ia tidak lagi mencintai anda.

Ada banyak orang yang, ketika pasangan mereka terus-menerus berbohong kepadanya, merasa bahwa mereka tidak lagi memiliki respek dalam pikiran mereka dan bahkan tidak mencintai mereka!

Tidak adanya kejujuran pada suami atau istri menyebabkan ketidakpercayaan dan pesimisme di lingkungan keluarga dan menciptakan dasar bagi perselisihan.

Dalam pandangan Islam, sangat penting untuk memenuhi kewajiban kita untuk setengah dari keberadaan kita (pasangan) dan anak-anak. Diriwayatkan bahwa, "Ada empat sifat di mana keberadaannya pada seseorang akan membuat imannya lengkap, dosa-dosanya diampuni dan dia bertemu Tuhannya sementara Dia rela dengannya; orang yang memenuhi kewajibannya kepada orang-orang, lisannya jujur dengan orang lain, ia malu dengan keburukan di depan Allah dan masyarakat dan memiliki perilaku yang baik bersama keluarganya."

Lalu, mengapa sebagian orang berbohong?

Berbohong biasanya dimulai pada usia dini sebagai anak, bahkan anak berusia 2 tahun dapat dengan mudah berbohong. Tetapi ketika ketika anak menyadari pentingnya kata dan frasa serta memahami bagaimana kata-kata tertentu dapat memiliki efek yang luar biasa, secara sadar ia mulai berbohong. Akar penyebab sifat tidak baik ini harus dicari dalam keluarga. Ketika orang tua dengan mudah mengucapkan pernyataan bohong, anak-anak menjadikannya sebagai dasar etikanya dan mulai belajar bicara yang kontradiksi. Namun, setelah memasuki masyarakat, ketika mereka tidak mencapai hasil yang diinginkan, mereka membiarkan diri mereka untuk menyembunyikan kebenaran dan melakukan tindakan tidak senonoh ini.

Berbohong bukan hanya kebobrokan moral, tetapi mencegah manusia mencapai kesempurnaan spiritual. Berbohong adalah tanda kepribadian manusia yang goyah, itulah sebabnya kejujuran adalah salah satu ciri utama kepahlawanan. Rasulullah Saw berkata, "Seorang pembohong tidak berbohong kecuali karena merasa dirinya hina."

Imam Ali as juga mengatakan, "Hindari pertemanan dengan pembohong karena ia seperti fatamorgana, membuat yang jauh jadi dekat dan yang dekat jadi jauh."


Ketika seseorang dapat mempraktekkan kejujuran dan kebenaran, saat ia telah mengambil langkah yang melampaui pendidikan masa kecilnya. Bahkan jika dia belajar berbohong sebagai seorang anak dan menjalani hidupnya dengan sebuah kebohongan, dia bisa menjadi orang yang jujur. Kejujuran membutuhkan latihan dan upaya, dan harus berusaha. Seseorang terbebas dari kebohongan ketika dia mengenali keburukan dan kekurangan kepribadiannya lalu berusaha menghilangkan kekurangannya dan mencapai aktualisasi diri.

Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara agama Ibrahim atau agama non-Ibrahim. Semua agama sama-sama menghargai kejujuran dan menganggap kebohongan dan ketidakjujuran sebagai hambatan bagi kesempurnaan dan kejahatan moral. Jika seseorang mengikuti jalan kejujuran dan mengatakan yang sebenarnya, banyak kekhawatiran dan kecemasan yang disebabkan oleh kemunafikan dan kebohongan akan dihilangkan darinya, dan kemudian ia akan mendapatkan ketenangan pikiran.

 

Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel selama satu abad, maupun dalam tujuh dekade terakhir menjadi perhatian banyak kalangan, termasuk Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei yang selama ini konsisten membela Palestina. Rahbar dalam pidato terbarunya mengenai Hari Quds Internasional baru-baru ini menyampaikan berbagai isu penting menyikapi konflik antara Palestina dan Israel.

Barat, Penyebab Utama Konflik
Beberapa kalangan menghubungkan awal konflik Palestina-Israel dengan peristiwa Deklarasi Balfour tahun 1917, yang terjadi 103 tahun silam. Beberapa pihak melihat awal konflik ini terjadi tahun 1948 dan pembentukan rezim Zionis di tanah Palestina, yang telah berlalu 72 tahun. 

Apakah kita akan mempertimbangkan awal dari konflik ini pada tahun 1917 atau 1948, yang jelas konflik Palestina-Israel adalah yang terpanjang di dunia. Sejumlah analisis konflik yang dilakukan di berbagai tingkatan, termasuk di level global menunjukkan kedalaman tingkatannya. Dari sekian analis yang muncul megenai konflik ini, salah satu analisis paling penting dan realistis telah dilakukan oleh Ayatullah Khamenei dalam peringatan empat puluh satu Hari Quds Internasional

Rahbar menyebut kekuatan Barat sebagai faktor utama pemicu konflik Palestina dan Israel saat ini. Ayatullah Khamenei menggambarkan penjarahan negara Palestina dan pembentukan tumor kanker ganas  rezim Zionis dengan berbagai jenis pembunuhan dan kejahatan paling keji yang dilakukannya terhadap Palestina sebagai catatan baru tentang kejahatan kemanusiaan di dunia. Ayatullah Khamenei menegaskan, "Penyebab utama tragedi ini adalah pemerintah Barat dan kebijakan jahat mereka."

Inggris adalah negara paling penting dan utama yang berperan dalam pembentukan rezim Zionis di tanah Palestina. Negara ini memainkan peran besar dalam berbagai bentuk, termasuk Deklarasi Balfour, migrasi orang-orang Yahudi dari berbagai belahan dunia ke tanah Palestina, penjarahan tanah dan pembelian tanah Palestina yang diserahkan kepada orang-orang Yahudi, serta dukungan terhadap pendirian rezim Zionis Israel. Selain itu, Inggris juga mendukung keanggotaan Israel di PBB.

Pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat, lebih dari kekuatan Barat lainnya mengambil peran untuk mendukung rezim Zionis. Amerika Serikat memveto hampir semua resolusi anti-Israel di Dewan Keamanan PBB, dan abstain terhadap beberapa resolusi mengenai Israel. 

Apa yang dilakukan Amerika Serikat di kawasan Asia Barat, termasuk mengobarkan perang antarnegara, antarbangsa, dan perang proksi, menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran, negara-negara lain dan kelompok-kelompok perlawanan, menggoyahkan dan melemahkan pemerintah Arab, kehadiran militer di Asia Barat, serta dukungan kelompok-kelompok teroris; semuanya ditujukan untuk mendukung rezim Zionis dan memperkuat posisinya di kawasan strategis dunia ini. Baru-baru ini, pemerintahan Donald Trump meluncurkan rencana rasis "Kesepakatan Abad" yang mengusung kepentingan Israel dan merugikan Palestina.

Sebagai imbalan dari tingkat dukungan AS terhadap Israel, Gedung Putih mendapatkan dukungan dari lobi Zionis, terutama di sektor investasi dan perekonomian AS. Begin–Sadat Center for Strategic Studies (BESA Center) dalam laporannya menyatakan bahwa bantuan AS untuk negara Yahudi adalah investasi yang menguntungkan. Setiap tahun sebanyak 3,8 miliar dolar  investasi AS telah memberikan keuntungan untuk negara ini. Israel saat ini berinvestasi sekitar 24 miliar dolar, sekitar tiga kali lipat selama satu dekade lalu. Israel secara strategis merupakan garis pertahanan AS di Timur Tengah (Asia Barat) dan satu-satunya sekutu regional yang bisa diandalkan oleh Washington. Perusahaan-perusahaan Amerika telah mendirikan dua pertiga dari 300 pusat penelitian dan pengembangan Israel di Startup Nation. Pengusaha Israel banyak berinvestasi dalam perekonomian AS, dan Israel salah satu dari 20 penyedia investasi langsung terbesar di Amerika Serikat."

Poin penting dari statemen Pemimpin Besar Revolusi Islam yang menyalahkan kekuatan Barat atas kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina menunjukkan besarnya dukungan kekuatan Barat  dalam berbagai kejahatan rezim Zionis. Sebab, rezim Zionis tidak memiliki kekuatan dan pengaruh tanpa dukungan negara-negara Barat.

 

Negara-negara Arab Perusak tujuan Palestina

Meskipun Rahbar menganggap kebijakan Barat sebagai penyebab utama konflik Palestina dan Israel saat ini, tapi beliau tidak mengambil pandangan satu dimensi saja dalam masalah ini, dan menyalahkan sebagian besar pemerintah Arab atas situasi yang terjadi tersebut. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Sayangnya, sebagian besar negara-negara Arab secara bertahap menyerah setelah perlawanan pertama dan mereka melupakan kewajiban kemanusiaan, Islam, politik, spirit, dan wibawa Arab, yang membantu tujuan musuh,". Rahbar mengatakan bahwa hasil dari penyerahan ini adalah kebuntuan jalan negosiasi dengan penjajah dan pendukungnya, yang menyebabkan kian lemahnya perjuangan Palestina." Menurut beliau, kebijakan utama arogansi dan Zionisme adalah mengecilkan masalah Palestina di benak masyarakat Muslim hingga melupakannya.

Setelah pembentukan rezim agresor Israel, pemerintah Arab memiliki empat perang dengan rezim Zionis pada tahun 1948, 1953, 1967 dan 1973, yang gagal di hampir semua perang tersebut. Kekalahan dalam perang, serta meningkatnya ketergantungan terhadap kekuatan Barat, membuat negara-negara Arab menggunakan pendekatan kompromi dengan rezim Zionis. Hasil dari kompromi tersebut adalah perjanjian Camp David antara Mesir dengan rezim Zionis, perjanjian Lembah Arab antara Yordania dengan Israel, Kesepakatan Damai Oslo, dan rencana perdamaian pemerintah Arab untuk penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel. Hasil dari pakta dan rencana perdamaian ini adalah pengakuan terhadap eksistensi rezim Zionis dan terpinggirkannya masalah Palestina dalam kebijakan luar negeri negara-negara Arab. 

Melemahnya masalah Palestina disebabkan karena normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan rezim Zionis. Tidak diragukan lagi, jika ada konsensus dan konvergensi dalam dunia Arab untuk mendukung Palestina; maka tidak hanya rezim Zionis, bahkan Amerika Serikat juga tidak akan bisa berbuat apa-apa terhadap Palestina. Berbeda dengan pendekatan kompromis yang diambil sejumlah negara Arab terhadap Israel, pendekatan front perlawanan yang terbentuk setelah kemunculan Revolusi Islam Iran telah mengubah perimbangan kekuatan regional yag menjegal berbagai prakarsa rasis seperti Kesepakatan Abad  yang diluncurkan AS dan rezim Zionis. 

 

Apa yang Harus Dilakukan?

Pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran pada Hari Quds Internasional disajikan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan kunci tentang apa yang harus dilakukan. 

Pertama, masalah Palestina adalah isu kemanusiaan. Oleh karena itu, membatasi masalah ini hanya pada isu Palestina semata, ataupun masalah Arab tentu saja merupakan kesalahan besar. Imam Khomeini menjadikan isu Palestina sebagai masalah dunia Islam yang melampaui sekat etis dan bangsa dengan mencanangkan Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Internasional, dan kini Ayatullah Khamenei melanjutkannya. 

Kedua, tujuan dari perjuangan ini adalah pembebasan seluruh wilayah Palestina dari laut ke sungai, dan kembalinya semua warga Palestina ke tanah air mereka. Mereduksi masalah ini melalui pembentukan pemerintahan di sudut wilayah ini yang dilakukan dengan cara memalukan, sebagaimana dimaksud dalam literatur Zionis yang kasar, jelas sekali bukanlah tanda kebenaran maupun tindakan yang realistis.

Ketiga, meskipun diizinkan untuk mengambil keuntungan dari segala cara yang sah dan halal dalam perjuangan ini, termasuk meraih dukungan global, tapi kita harus menghindari untuk menggantungkan harapan secara lahir maupun batin dengan mempercayai negara-negara Barat maupun komunitas dunia afiliasinya. Sebab, mereka memusuhi eksistensi Islam yang berpengaruh, mereka mengabaikan hak-hak manusia dan bangsa-bangsa, mereka sendiri telah menyebabkan kerusakan dan kejahatan terbesar bagi umat Islam.

Keempat, elit politik dan militer dunia Islam harus mewaspadai kebijakan Amerika Serikat dan Zionis dalam mentransfer konflik ke belakang front perlawanan. Pecahnya perang saudara di Suriah, pengepungan militer, pembunuhan sehari-hari di Yaman, pembantaian, penghancuran dan pembentukan kelompok teroris Daesh di Irak, dan kasus-kasus serupa di beberapa negara lain di kawasan; semua itu plot untuk mengalihkan perhatian front perlawanan dan memberi peluang untuk bernafas kepada rezim Zionis. 

Kelima, kebijakan menormalkan kehadiran rezim Zionis di kawasan merupakan salah satu dari kebijakan utama Amerika Serikat. Rezim Zionis adalah penumpang gelap yang membawa kehancuran dan kerugian besar bagi kawasan, dan secara pasti akan tercerabut dan binasa. Rasa malu dan kehinaan akan menjadi milik orang-orang yang menyerahkan sarananya untuk mengabdi kepada kebijakan arogan tersebut. Beberapa pihak yang berupaya menjustifikasi perilaku buruk ini berpendapat bahwa rezim Zionis adalah sebuah realitas di kawasan, tanpa mengingat lagi bahwa kenyataan yang membawa kehancuran dan kerugian harus diperangi dan dibinasakan.

Keenam, berlanjutnya perlawanan dan mengoordinasikan lembaga-lembaga jihad, kerja sama di antara mereka, serta memperluas medan jihad di dalam wilayah Palestina. Setiap orang harus membantu rakyat Palestina dalam jihad suci ini. Dalam rekomendasi ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menunjukkan pencapaian penting dari perjuangan dan perlawanan bersenjata terhadap rezim Zionis sejak tahun 2000, ketika wilayah selatan Lebanon berhasil dibebaskan. Perjuangan dan perlawanan akan menyebabkan kebijakan destruktif terhadap Palestina gagal, dan rezim Zionis bersama pendukungnya tidak akan dapat menjalankan plot ambisius dan rasis mereka seperti Kesepakatan Abad 

Ketujuh, Palestina adalah milik orang-orang Palestina dan harus diatur oleh kehendak mereka sendiri. Prakarsa referendum yang melibatkan semua agama dan etnis Palestina, yang telah disampaikan Republik Islam Iran hampir dua dekade lalu adalah satu-satunya kesimpulan yang perlu diambil untuk menghadapi tantangan Palestina saat ini dan esok.

 

31 tahun berlalu sejak wafatnya Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran, tapi pemikirannya terus digali dan dikaji hingga kini.

Imam Khomeini adalah seorang tokoh pejuang yang percaya pada nilai-nilai ilahi, oleh karena itu sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk perjuangan nilai-nilai revolusi Islam.

Peristiwa 15 Khordad 1342 Hs menjadi babak penting dari lembaran sejarah perjuangan Imam Khomeini yang berdampak besar terhadap nasib revolusi. Sebenarnya, faktor pembentuk gerakan revolusioner ini telah dimulai pada tahun-tahun sebelum, terutama selama kudeta Amerika-Inggris pada 28 Agustus 1953.

Di puncak penindasan rezim Shah Pahlevi terhadap rakyat Iran, Imam Khomeini hadir menyampaikan pidato keras mengkritik kezaliman yang dilakukan rezim despotik Shah.

Pidato Imam Khomeini di tahun 1342 Hs, sebenarnya merupakan pengadilan terhadap rezim Shah atas penindasannya terhadap rakyat Iran, sekaligus sebagai protes terhadap "Revolusi Putih" yang mengejar tujuan kolonialisme di negaranya.

Di tengah gencarnya upaya Imam Khomeini melakukan penyadaran terhadap masyarakat, pada pagi hari 15 Khordad 1342  Hs, antek-antek rezim Shah menyerbu rumah Imam di Qom dan menangkap beliau, kemudian memindahkannya ke sebuah penjara di Tehran. Penangkapan Imam Khomeini bukannya menghentikan gelombang protes rakyat, tapi sebaliknya justru menyulut peningkatan unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota, termasuk Qom, Teheran, Mashhad dan Shiraz. Aksi protes berlanjut selama beberapa hari, dan membunuh serta melukai sejumlah orang.

Meskipun akhirnya rezim Shah membebaskan Imam Khomeini, tapi protes terus berlanjut dan Imam tetap bersama rakyat melancarkan aksinya memprotes rezim Shah. Berlanjutnya aksi protes menyebabkan penangkapan Imam Khomeini dan pengasingannya selama 15 tahun. Rezim Shah mengasingkan Imam Khomeini ke Turki untuk sementara waktu, kemudian ke Najaf dan terakhir ke Prancis.

Mengenai gerakan 15 Khordad 1342 Hs, Imam Khomeini mengatakan, "Tanggal 15 Khordad sebagaimana Asyura termasuk hari berkabung bagi bangsa yang tertindas. Inilah hari epik dan kelahiran baru Islam dan Muslim. Memperingati hari epik 15 Khordad adalah peringatan mengenai nilai-nilai kemanusiaan sepanjang sejarah. Kebangkitan 15 Khordad menghancurkan mitos kekuatan rezim penindas, bersama mitos dan legendanya. Kesyahidan para pemuda, pria dan wanita sebagai benteng yang kuat untuk menghadapi kekuatan jahat. Darah prajurit pemberani menghancurkan istana rezim penindas. Bangsa yang besar, dengan perlawanan dan pengorbanan darah anak-anak mudanya, membuka jalan bagi perlawanan generasi mendatang dan membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin,".

Imam Khomeini menciptakan kepercayaan di antara negara-negara yang tertindas bahwa dalam kondisi yang paling sulit sekalipun, pencapaian terbesar dapat diraih. Beliau juga menunjukkan bahwa kekuatan nyata lahir dari bangsanya sendiri yang bukan mengandalkan dukungan dari kekuatan asing. Pandangan tersebut memberikan perubahan besar dalam peta politik regional.

Oleh karena itu, kemenangan Revolusi Islam di Iran menjadi sumber inspirasi bagi negara-negara dunia yang mencintai kebebasan, yang menjadi perhatian gerakan politik dunia, terutama di antara negara-negara Islam selama lebih dari empat dekade hingga hari ini.

Dengan mempromosikan ide-ide politik yang membebaskan, Imam Khomeini menyuarakan perjuangan membela kebenaran dan keadilan. Globalisasi ide-ide politik Imam Khomeini menunjukkan kepada dunia bahwa Revolusi Islam menjunjung tinggi pembelaan terhadap orang-orang yang dizalimi. Gerakan besar ini mengubah nilai-nilai revolusi Islam menjadi nilai-nilai global, dan pembelaan hak-hak bangsa muncul dalam bentuk gerakan-gerakan perlawanan. Berdasarkan dasar inilah Revolusi Islam menjadi simbol gerakan yang tepat di bidang politik dan sosial dunia.

Inilah fakta tak terbantahkan yang telah mengkristal dalam sifat pemikiran politik Imam Khomeini. Oleh karena itu, ide-ide politik Imam Khomeini telah menjadi awal dari perubahan besar dan mendasar di kawasan dan dunia. 

Sepanjang perjuangan yang tak kenal lelah ini, bangsa Iran setia kepada cita-cita perjuangan Imam Khomeini dan jalan revolusi sejak 15 Khordad 1342. Hingga kini, meskipun menghadapi berbagai rintangan, dan karenanya telah menjadi target permusuhan kekuatan arogan global. Mereka terus memusuhi Iran dengan berbagai cara, dan saat ini berusaha menjegal kemajuan Republik Islam dan gerakan revolusioner dengan menciptakan aliansi melawan Iran.

Tapi bangsa Iran tetap tegar mengusung ciat-cita besar Pemimpin Revolusi Islam, dan terus melangkah maju secara bermartabat dengan caranya sendiri.(

Kamis, 04 Juni 2020 15:12

Imam Khomeini, Sang Pemimpin Hati

 

Gerakan Imam Khomeini muncul dari fitrah. Fitrah yang bukan hanya tidak dapat dicukupi dengan dimensi material dan kesenangan duniawi yang cepat berlalu, tetapi juga memiliki dimensi yang hilang bernama spiritualitas. Imam datang untuk membawa dimensi yang hilang ini ke dalam kehidupan manusia dan sosial serta untuk menunjukkan kekayaan agama Islam ke dunia.

Tanggal 14 Khordad 1368 yang bertepatan dengan 4 Juni 1989, diumumkan berita sedih tentang kematian Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran. Peristiwa tragis ini tidak hanya melukai hati bangsa dan menghitamkan Iran, tetapi juga diratapi semua pencari kebebasan dan mereka yang melawan penindas dunia.

Orang-orang Iran bergegas ke jalan-jalan dan, dengan berlinang air mata, berduka atas kepergian mendiang pemimpin mereka. Cinta dan kasih sayang yang aneh dari orang-orang untuk Imam Khomeini menyebabkan upacara pemakaman dan perpisahan terbesar dalam sejarah kontemporer. Selama upacara, tubuh sucinya ditempatkan di peti kaca dan orang-orang dari seluruh Iran datang ke ibu kota untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Imam mereka yang tercinta dan untuk menunjukkan manifestasi cinta dan kasih sayang mereka yang paling indah kepada Imam Khomeini.

Pemakaman tubuh suci Imam Khomeini diliput secara luas di berbagai surat kabar dan saluran TV dunia, dan untuk waktu yang lama berada di puncak berita kantor berita dan pers dunia. Misalnya, "AFP" menulis dalam sebuah laporan pada masa itu, "Meskipun satu hari telah berlalu sejak pemakaman jenazah Imam Khomeini, ribuan orang masih berkumpul di sekitar makamnya di Behesht Zahra, berdoa dengan kedua tangan berada di atas kepala atau dada mereka. Mereka semua percaya bahwa tempat ini akan menjadi salah satu tempat tertinggi di dunia Islam." Tentu saja, duka sedih ini berlanjut untuk waktu yang lama setelah penguburannya.


"Ayatullah Khomeini adalah seorang revolusioner yang tak kenal lelah yang, sampai saat-saat terakhir hidupnya, tetap loyal mengejar tujuannya untuk mendirikan masyarakat dan pemerintahan Islam. Ayatullah Khomeini tidak ragu-ragu sejenak tentang apa yang dia inginkan untuk tanah leluhurnya. Dia menganggap itu tugasnya untuk menyingkirkan Iran dari apa yang dilihat sebagai kerusakan dan kemunduran Barat serta mengembalikan kemurnian Islam kepada bangsa,"  tulis International Herald Tribune dalam salah satu terbitannya tentang Imam Khomeini.

Imam Khomeini, dengan dukungan tak tertandingi dari rakyat Iran pada 1979, meluncurkan revolusi Islam di Iran yang mengacaukan semua perimbangan di dunia Barat. Dia memulai pemberontakan dan gerakannya dengan tujuan menghidupkan kembali pemikiran politik Islam. Salah satu perbedaan utama antara gerakan kebangkitan dan revitalisasi Imam Khomeini dibandingkan dengan gerakan lain abad-abad terakhir di dunia adalah menunjukkan karakteristik dan kemampuan Islam. Di dunia ketika manusia menjadi pusat dan berjalan tanpa batasan, dan spiritual terpenjara di tempat-tempat peribadatan serta tidak memiliki peran dalam kehidupan manusia, sebuah revolusi yang timbul dari ajaran-ajaran Islam memengaruhi dunia. Imam Khomeini, yang adalah seorang pria religius, seorang mistikus, seorang teolog yang saleh, dan seorang pria yang tajam dengan visi politik dan sosial yang mendalam, mengkristalkan ajaran agung Islam dan menghubungkan kehidupan manusia dengan kehidupan spiritual.


Gerakan Imam Khomeini muncul dari fitrah. Fitrah yang bukan hanya tidak dapat dicukupi dengan dimensi material dan kesenangan duniawi yang cepat berlalu, tetapi juga memiliki dimensi yang hilang bernama spiritualitas. Imam datang untuk membawa dimensi yang hilang ini ke dalam kehidupan manusia dan sosial serta untuk menunjukkan kekayaan agama Islam ke dunia. Sebuah agama yang bukan hanya tidak terpenjara di tempat-tempat peribadatan dan masjid, tetapi hadir di setiap momen kehidupan manusia untuk menargetkan kehidupan material dan menciptakan manusia yang transenden dan terkemuka. Setelah mendengar kata-kata Imam Khomeini, orang-orang tampaknya mendengar panggilan fitrah mereka, yang memberitahu mereka; Kembali ke ajaran ilahi dan tidak menerima penindasan, korupsi dan diskriminasi, dan bangkit untuk menghidupkan kembali agama langit Islam!

Dengan keputusan politik yang tepat waktu, pidato yang efektif dan antusias, dan deklarasi yang diperhitungkan dan berpengaruh, Imam menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemimpin yang tajam. Dia membuat perubahan besar dengan secara akurat mengenali kondisi politik dan sosial dan berkenalan dengan semangat sosial, politik dan budaya, kebutuhan dan masalah rakyat, dan mampu memberikan kehidupan baru ke tanah kuno Iran dan menempatkannya di jalur kebanggaan dan kejayaan.

Lancer, profesor Austria, mengatakan tentang Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran, "Ketika manusia mendekati Tuhan, ia membuka babak baru dan, dengan dukungan rakyat, membawa Revolusi Islam, yang merupakan titik balik penting dalam sejarah abad kedua puluh, ke akhir kemenangan."

Tujuan utama kebangkitan Imam Khomeini melawan tirani dan korupsi pemerintah kekaisaran tidak lain adalah keridhaan ilahi dan kebangkitan kembali ajaran agama Islam. Dia juga sepenuhnya mengikuti ajaran-ajaran ini dalam kehidupan pribadinya, termasuk kehidupan yang sangat sederhana dan asketis, dan jauh dari aristokrasi. Imam Khomeini tidak menggunakan fasilitas kehidupan kecuali sebanyak yang diperlukan. Di puncak kepemimpinan dan kekuasaannya, dia menjalani kehidupan yang sangat sederhana. Makanan, pakaian, dan tempat tinggalnya lebih sederhana daripada orang-orang biasa, dan dia bersikeras pada asketisme dan kepuasan, tetapi dia tidak terisolasi dan selalu sadar akan situasi masyarakatnya dan masyarakat lain. Dia selalu memikirkan yang tertindas dan yang dirampas, dan dia merasakan kesakitan dan bertanggung jawab atas masalah yang diciptakan untuk yang tertindas dan yang dirampas, di seluruh dunia oleh arogan dan penindas.

Mengomentari kehidupan sederhana Imam Khomeini saat tinggal di Nofel Loshato dekat Paris, profesor Perancis Monti mengatakan, "Lebih dari segalanya, kehidupan sederhana Imam membuat saya terpesona. Imam tinggal di sebuah rumah kecil di Paris yang tidak memiliki lebih dari dua kamar. Salah satu kamarnya adalah kamar tidur dan yang lainnya adalah ruang belajar dan rapat. Tidak ada barang berharga dalam hidupnya."

Kehidupan sederhana Imam Khomeini
Imam Khomeini, yang adalah seorang filsuf yang saleh, politisi mistik, sadar dan saleh, tidak hanya seorang pemimpin politik tetapi juga seorang zuhud dan mistikus besar yang memimpin hati selama kepemimpinannya. Ayatullah Khamenei, penggantinya, mengatakan, "Menggabungkan keduanya, menjadi seorang pemimpin dan seorang zuhud, adalah salah satu hal yang dapat dilakukan hanya di para nabi, kecuali dalam contoh Dawud dan Sulaiman, begitu juga dalam seorang nabi seperti Nabi Muhammad Saw, tidak dapat ditemukan di manusia lain."

Sejatinya membesarkan orang seperti itu adalah produk dari pendidikan Islam dan al-Quran. Imam Khomeini juga menginginkan dan menyukai sistem Islam untuk mendidik orang-orang seperti itu; karena dia sendiri adalah manifestasi tertinggi darinya. Seorang pria beriman, ulet dan anti-penindas yang memiliki hati untuk Tuhan dan bergantung pada Tuhan dan mengambil kekuatannya dari-Nya.

Ayatullah Khamenei, yang juga adalah murid Imam Khomeini, berbicara tentang aspek karakter Imam ini, "Di hadapan seorang hakim, penguasa dan pemimpin, Imam Agung itu adalah orang yang penuh kewaspadaan, keuletan, ketekunan, inisiatif dan keadilan. Tidak ada insiden serius yang bisa mengalahkannya dan memaksanya untuk tunduk pada insiden itu. Dalam semua peristiwa pahit dan sulit yang terjadi selama dekade kepemimpinan pemimpin besar, Imam adalah yang terbesar di antara mereka semua. Tak satu pun dari peristiwa ini, perang delapan tahun, invasi AS, plot kudeta, pembunuhan aneh, pengepungan ekonomi, hal-hal besar dan aneh yang dilakukan musuh dalam berbagai bentuk, dapat memengaruhi pria hebat ini menjadi merasa lemah dan kalah. Dia lebih kuat dan lebih besar dari semua peristiwa ini."

Imam Khomeini sangat populer dan percaya pada kehendak rakyat. Pendapat, pilihan dan kemauan rakyat sangat mendapat penghormatan dan sangat penting baginya. Dia sangat rendah hati di depan orang-orang dan memperkenalkan dirinya sebagai pelayan orang-orang. Berbicara kepada para pejabat, ia menekankan pada melayani orang-orang dan menjaga martabat mereka. Imam Khomeini dalam ungkapan terkenalnya mengatakan, "Ketika rakyat tidak menginginkan seorang pelayan, maka ia harus minggir." Imam Khomeini mendesak pihak berwenang untuk memperhatikan rakyat dan tidak pernah mengabaikan mereka. Dia berkata, "Layani orang-orang yang tertindas ini, orang-orang yang telah membawamu ke sini ... kita harus melayani mereka, semua orang sebanyak yang mereka bisa."

Imam Khomeini, berdasarkan tugasnya sebagai manusia dan Muslim, ia bahkan berpikir untuk menyelamatkan negara lain. Dalam pidatonya, pria agung ini berkata, "Saya berharap gerakan ini dan revolusi ini akan mengarah pada munculnya Imam Mahdi af dan saya berharap bahwa revolusi ini akan dikeluarkan untuk seluruh dunia dan untuk semua yang tertindas, untuk menyelamatkan semua yang tertindas di seluruh dunia dan semua akan menjalani jalan yang diperuntukkan buat kalian dan dimenangkan atas musuh Islam dan musuh bangsa, orang tertindas akan mengalahkan kubu arogan."

 

Dunia Islam dan bangsa Iran tahun 1989 kehilangan Imam dan pemimpin besar mereka, Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran. Imam melalui bimbingannya yang bersumber dari ajaran Islam menunjukkan jalan menumbangkan pemerintahan monarki Shah Pahlevi.

Selama sepuluh tahun, Imam Khomeini memimpin Iran di kondisi paling sulit dan menunjukkan teladan serta kepiawaiannya sebagai seorang pemimpin agama dan Ilahi di era saat ini. Setelah Imam Khomeini, Ayatullah Khamenei menggantikan pendiri Republik Islam Iran ini dan memimpin dengan kebiksanaan serta ketegasan seperti pendahulunya.

Rahbar, Ayatullah Khamenei
Di hari dan tahun-tahun pertama kepemimpinan Ayatullah Khamenei, banyak yang tidak percaya bahwa beliau akan mampu memainkan peran penting seperti Imam Khomeini dalam memimpin negara. Pada awalnya banyak juga yang tidak percaya Ayatullah Khamenei akan mampu melawan konspirasi musuh dan badai yang dihadapi Revolusi Islam. Menurut para pengamat internasional, Revolusi Islam pasca Imam Khomeini akan bergerak ke arah kehancuran. Associated Press (AP) setelah meninggalnya Imam Khomeini menyatakan, "Dengan kepergian Khomeini, Revolusi Islam berakhir."

Namun tak lama kemudian para analis ini mengakui kesalahan analisa mereka. Ayatullah Khamenei sebagai pejabat tertinggi negara, meraih hubungan mendalam dan tak terpisahkan dengan rakyat serta memperioritaskan cita-cita serta tujuan Imam Khomeini. Juru mudi revolusi ini di pidato pertamanya di hadapan rakyat mengatakan, "Kita telah memiliki perjanjian dengan Tuhan untuk melanjutkan jalan Imam Khomeini, jalan Islam, al-Quran dan jalan kehormatan Muslim serta kita tidak akan mengabaikan salah satu pun cita-cita yang digambarkan Imam Khomeini."

Peran Rahbari (kepemimpinan) sangat menentukan dalam menggagalkan musuh serta membuat mereka putus asa di hari-hari penuh gejolak saat itu. Rahbari melalui kepemimpinannya yang bijak, berhasil membawa hati-hati yang gundah dan khawatir ke pantai yang aman. Beliau juga berhasil menunjukkan kelayakannya kepada dunia dengan keberhasilannya menyiramkan semangat dan harapan kepada masyarakat Iran.

Ayatullah Khamenei memiliki rekam jejak perjuangan yang panjang sebelum kemenangan Revolusi Islam. Ia seorang khatib dan penulis mumpuni serta berusaha keras untuk merealisasikan tujuan Imam Khomeini. Beliau menghabiskan kehidupannya di jalan perjuangan dan mengenal dengan baik kesulitan perjuangan. Ayatullah Khamenei juga menguasai penuh isu-isu budaya dan politik.


Di sisi lain, berbagai tanggung jawab yang bernah diemban Ayatullah Khamenei di berbagai pos dan jabatan pemerintah seperti presiden kian menambah kemampuannya memahami isu internasional dan nasional. Imam Khomeini menyebut Ayatullah Khamenei layak mengabdi kepada masyarakat. Imam berkata,"Harus Saya katakan, di seluruh dunia, presiden dan raja serta semisalnya, kalian tidak akan menemukan seseorang seperti Saudara Khamenei yang komitmen terhadap Islam dan hatinya yang condong untuk melayani bangsa."

Pada dasarnya, Rahbari di pemerintahan Islam adalah sosok yang mamahami agama, mengenal zaman, tegas dan bertakwa yang menentukan kebijakan makro berdasarkan resep utama, yakni Islam. Ketika kendala rumit mencegah kemajuan, beliau sebagai rujukan yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang jelas dan benar, memberikan solusi yang tepat.

Oleh karena itu, jika masalah Rahbari dan Wilayul Faqih di pemerintahan Islam diabaikan, sejumlah kemampuan tinggi agama dalam mengelola urusan masyarakat tidak akan muncul. Agama adalah sekumpulan keyakinan dan ajaran, namun yang mengkoordinir isu-isu sosial dan politik yang ada di ajaran agama serta menerapkannya di kehidupan rakyat adalah peran penting Rahbari Islam (Pemimpin Islam). Oleh karena itu, di masa-masa terakhir khususnya beberapa dekade lalu, sumber utama perseteruan kekuatan arogan dunia dengan Revolusi Islam seputar pemerintahan dan kepemimpinan (Hukumah wa Rahbari).

Pemimpin Revolusi Islam menekankan independensi negara di seluruh dimensi. Beliau menilai independensi budaya lebih pening dari independensi politik dan ekonomi serta bersikeras atas hal ini bahwa kita harus bergerak ke arah independensi ekonomi penuh. Sekaitan dengan ini, keinginan terbesar Ayatullah Khamenei selama kepemimpinannya adalah kebijakan tidak timur dan tidak barat, dukungan terhadap kaum tertindas, persatuan dan solidaritas dunia Islam, bergerak ke arah potensi dalam negeri serta membangun SDM muda.

Di sisi lain, perhatian Rahbar terhadap isu pendidikan dan menuntut ilmu telah melapangkan jalan kemajuan. Beliau menilai fungsi utama ilmu adalah menciptakan kekuatan dan otoritas. Dengan demikian Rahbar menciptakan gerakan ilmiah dengan pengenalan sains dan ilmu-imu baru di dunia serta bersandar pada potensi pemuda dan mendukung lembaga keilmuan secara matari dan maknawi.


Hasil dari perhatian besar ini adalah kemajuan di berbagai bidang sains, nuklir, antariksa, kedokteran, bioteknologi, nanoteknologi dan sel punca yang meruoakan salah satu prestasi besar di bidnag ilmu pengetahuan. Prestasi besar Iran di bidang nuklir, mulai dari pembangunan reaktor nuklir Isfahan, Natanz, Arak, Bandar Abbas, Fordow dan produksi generasi kedua, ketiga dan....mesin sentrifugal pengayaan uranium, pembangunan reaktor air berat Arak dan lainnya merupakan simbol kemampuan dan kapasitas tinggi generasi muda Iran yang terealisasi  di bawah kepemimpinan Ayatullah Khamenei. Rahbar menunjukkan bahwa ketika kehendak negara yang bebas dan merdeka diberikan kepada sesuatu, monopoli dan hambatan fisik dan psikologis dari sistem dominasi tidak akan mampu mengalahkan kehendak bangsa.

Pada titik ini, menarik untuk membaca perilaku pemimpin revolusi dalam kasus virus Corona. Menerbitkan pesan video dan mendorong komunitas medis Iran, bertemu dengan kepala Akademi Ilmu Kedokteran, memobilisasi semua lembaga di bawah kepemimpinan untuk membantu Kementerian Kesehatan, mengamati masalah kesehatan, menasihati semua orang untuk tidak melanggar rekomendasi para pejabat, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan  dan memperhatikan faktor maknawai sebagai sebuah solusi masalah, hanyalah bagian dari langkah-langkah yang diambil Rahbar untuk menyelesaikan masalah ini.

Menteri Kesehatan Repubik Islam Iran, Namaki, merujuk pada tindakan dan dukungan Ayatullah Khamenei dalam perang melawan Corona mengatakan: Kami melihat jenis dukungan paling tegas, kuat dan ilmiah dari Pemimpin Tertinggi Revolusi ... Keberadaan Pemimpin Tertinggi ini, aset terbesar bagi pemerintahan ini, adalah salah satu dorongan terbesar saya hari ini. Pria hebat ini berdiri di samping kita dengan karakter tinggi dan menegaskan arahan dan perintah staf medis harus dilaksanakan. Ini sangat luar biasa.

Salah satu fitur yang paling menarik dari Pemimpin Tertinggi Revolusi adalah penguasaan atas hal-hal yang tampaknya tidak diperhatikan oleh banyak ahli Islamologi atau politisi terkemuka. Ayatullah Khamenei memiliki minat besar pada puisi dan sastra Persia dan kadang-kadang berpartisipasi dalam pertemuan penyair. Pada saat yang sama, Pemimpin Tertinggi Revolusi adalah seorang ahli dalam beberapa bidang seni. Ayatullah Khamenei juga tidak lupa olah raga. Selain olahraga harian, beliau terkadang mendaki gunung dan menyaksikan keindahan alam Alborz.

Ketika sosok penuh spiritualitas dan welas asih ini bangkit membela negara dan kehormatan dunia Islam, menemukan semangat yang tangguh dan tidak kenal kompromi serta menekan musuh dengan tekad dan kekuatan.

Seorang analis masalah keamanan nasional di Universitas Stanford di Amerika Serikat menulis sebuah artikel yang mengacu pada sanksi Barat dan tekanan yang meningkat pada Republik Islam selama setahun terakhir mengatakan: "Ayatullah Khamenei tidak akan menyerah pada tekanan-tekanan ini."

Sekarang bangsa Iran, dengan kepemimpinan seorang pemimpin yang bijaksana, di samping memiliki kekuatan pencegahan militer terhadap segala ancaman, termasuk Amerika Serikat, bangsa ini juga berada di ambang menjadi kekuatan internasional dengan mencapai komponen utama kekuatan.

Ayatullah Khamenei selama 31 tahun memimpin masyarakat revolusioner Iran, telah menunjukkan bahwa ia sosok pemimpin yang bijaksana, tegas dan memiliki pandangan yang tajam. Di sisi lain, bangsa Iran dapat mempercayainya sebagai pengganti Imam Khomeini di kondisi pasang surut negara.

Kini semua orang yang menyaksikan Iran dari dekat mengakui bahwa di bawah kepemimpinan seorang Rahbar yang cerdas, perasaan murni dan potensi gemilang bangsa Iran diarahkan ke bidang pembangunan dan kemajuan serta bangsa ini meraih kesukesan besar di berbagai bidang dalam negeri dan internasional.