کمالوندی
Kisah Abu Nawas; Mengajari Keledai Membaca
Rasa iri seorang Mentri Raja pada Abu Nawas membuat dirinya memberikan sebuah keledai pada Abu Nawas yang mana keledai tersebut diharapkan bisa memasukan Abu Nawas pada penjara. Penasaran bagaimana akhir kisahnya, mari kita baca bersama!
“Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali kemari, kita lihat akhirnya,” ujar sang menteri pada Abu Nawas.
Tanpa mikir panjang dan melontarkan pertanyaan, Abu Nawas menerima keledai pemberian menteri. Padahal dalam hatinya, Abu Nawas merasa cemas, apakah dia bisa menuruti kemauan sang menteri atau tidak. Ia juga penasaran dengan maksud dan tujuan si menteri yang tiba-tiba memberikannya keledai.
“Apakah ini satu di antara tipu dayanya buat menghancurkan nama baikku?” tanya Abu Nawas dalam hati.
Meski merasa cemas, Abu Nawas tetap berusaha tenang. Dua minggu kemudian, Abu Nawas kembali ke istana dan bertemu dengan menteri. Tanpa banyak bicara, sang menteri kemudian mengajak Abu Nawas menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid.
“Baginda, saya akan perlihatkan siapa sesungguhnya diriku ini,” kata menteri tersebut.
“Hai menteri, ada apa dengan dirimu?” tanya Raja Harun Al Rasyid dengan suara tinggi.
“Tenang Baginda, hari ini Baginda akan tahu kecerdasan akalku sesungguhnya, mengungguli kecerdasan Abu Nawas,” ucap menteri itu dengan angkuh.
Mendengar pernyataan menteri tersebut, Abu Nawas merasa heran dan penasaran dengan maksud omongan sang menteri.
“Apa yang akan dibuat oleh menteri ini?” gumam Abu Nawas dalam hati.
“Baiklah, bila satu di antara kalian menang, maka ia memiliki hak memperoleh satu kantung dinar ini, namun untuk yang kalah akan dihukum tiga bulan di penjara,” tutur Raja Harun.
Tak bisa mengelak, Abu Nawas terpaksa menyanggupi permainan yang ia anggap aneh ini. Belum selesai ia menerka-nerka maksud permainan ini, tiba-tiba menteri itu menunjuk pada satu buku besar.
“Coba tunjukkan bila keledai itu dapat membaca, tidakkah engkau cerdas dalam semua hal?” Pinta menteri pada Abu Nawas.
Tanpa berpikir lama, Abu Nawas lalu menggiring keledainya ke buku itu. Sampul dibuka. Kemudian di keledai memandang buku itu. Selang beberapa saat, keledai mulai membalik halaman demi halaman dengan lidahnya.
Keledai itu terus membalik lembar demi lembar, hingga halaman paling terakhir buku itu. Setelah tak ada lagi lembaran yang harus dibuka, keledai tersebut memandang Abu Nawas.
“Demikian, keledaiku dapat membaca,” kata Abu Nawas. Mendengar kata-kata Abu Nawas, sang menteri kembali angkat bicara.
“Bagaimana caramu mengajari dia membaca?” tanya sang menteri mulai merasa panik.
“Sesampainya di rumah, saya siapkan lembaran-lembaran besar serupa buku serta saya sisipkan biji-biji gandum di dalamnya,” jawab Abu Nawas.
“Keledai itu harus belajar membalik halaman agar bisa memakan biji-biji gandum itu, hingga ia terlatih benar untuk bisa membalik halaman buku,” lanjut Abu Nawas.
“Namun bukankah dia tak tahu apa yang dibacanya?” bantah sang menteri.
“Memang demikian cara keledai membaca, dia cuma membalik-balik halaman tanpa tahu isinya,” jawab Abu Nawas enteng.
“Bila kita membuka-buka buku tanpa tahu isinya, kita disebut setolol keledai bukan?” kata Abu Nawas lagi.
Jawaban cerdik Abu Nawas tersebut mendapat anggukan setuju dari Baginda Raja Al Rasyid. Raja tahu, sepintar-pintarnya hewan, tak ada yang bisa sesempurna manusia. Hanya manusia bodoh saja yang tidak mau memakai akalnya buat berpikir.
Mendengar penjelasan Abu Nawas, sang menteri tersebut merasa kesal. Raja akhirnya memberikan hadiah berupa sekantung dinar kepada Abu Nawas, sedangkan menteri masuk penjara sesuai perjanjian yang sudah disepakati.
Edisi Maulid; Rahasia Besar Bershalawat Sebelum Berdoa
Tahukah Anda bahwa membaca shalawat sebelum berdoa pada Allah swt dapat mempengaruhi doa Anda? Dan tahukah Anda bahwa dengan bershalawat, kebutuhan dunia dan akhirat Anda akan terpenuhi? Mari kita simak kisah nyata di bawah ini!
Seorang laki-laki datang menghampiri Rasulullah saw kemudian ia berkata:
“Sepertiga shalawatku, aku berikan untukmu. Tidak hanya itu, setengah dari shalawatku, akanku berikan untukmu. Lebih dari itu, seluruh shalawatku, aku persembahkan untukmu.”
Rasulullah saw bersabda, “Jikalau begitu kebutuhan dunia dan akhiratmu telah terjamin.”
Abu Bashir bertanya, “Apa maksud dari kalimat ‘seluruh shalawatku, aku berikan untukmu’?”
“Yakni sebelum kamu berdoa pada Allah swt, engkau memulainya dengan bershalawat atas nabi. Serta sama sekali kamu tidak memohon apapun kepada Allah kecuali kamu harus bershalawat sebelumnya lalu setelah itu meminta sesuatu dari Allah.”
Dari sini kita mengetahui sebuah rahasia yang datang Baginda Nabi saw yang lebih tepatnya rahasia dari bershalawat.
Yang pertama adalah dengan bershalawat pada Baginda Nabi Muhammad saw, kebutuhan dunia dan akhiratmu akan terjamin.
Bukankah hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa. kebutuhan dunia dan akirat kita akan dijamin oleh Allah swt. Dan hal ini bisa diraih ketika kita memulai doa dengan shalawat,
Allahumma shali ala Muhammad wa ali Muhammad.
Indonsia Tolak Langkah AS Legalkan Pemukiman Zionis di Tepi Barat
Indonesia menolak langkah Amerika Serikat untuk melegalkan pemukiman rezim Zionis di Tepi Barat Palestina. Dalam penolakan ini, Indonesia berhasil menggalang dukungan Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK-PBB).
Wakil Tetap dan Duta Besar Indonesia untuk PBB, Triansyah Djani mengatakan keberhasilan menggalang dukungan di DK PBB untuk mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali status ilegal permukiman Israel.
Dukungan DK PBB ini menjadi yang pertama kali setelah sekian lama Presiden DK PBB gagal diberikan mandat untuk berbicara terkait isu Palestina.
Menurut Triansyah,Indonesia juga berhasil mendorong dikeluarkannya pernyataan bersama dari sepuluh anggota tidak tetap DK PBB.
Dalam pernyataan tersebut Israel diminta menghentikan segala bentuk aktivitas pembangunan permukiman ilegal yang bertentangan dengan hukum internasional, terutama resolusi DK PBB no. 2334.
Mendarat di Irak Tanpa Izin, Wapres AS Dapat Balasan Pedas
Mike Pence, Wakil Presiden AS, mengadakan kunjungan ke Irak. Kunjungan tersebut dilaksanakan tanpa ada pemberitaan sebelumnya.
Jadwal serta cara kunjungan ini tentu tidak sesuai dengan tata etika diplomasi. Berkunjung tanpa undangan, lalu menemui pasukan di Ayn al-Assad Airbase tanpa menghormati kedaulatan serta petinggi pemerintahan Irak. Tak bisa dipungkiri lagi, etika Wakil Presiden AS ini mendapatkan protes dan kritik dari banyak pihak.
Salah satu jurnalis AS di radio nasional Amerika mengutip pernyataan petinggi AS yang memohon kepada Mike Pence agar menghentikan etika buruknya atas PM Irak. “Mike Pence meminta PM Abdul-Mahdi untuk menemuinya di Ayn al-Assad”, jelasnya.
Petinggi Washington menyatakan bahwa permohonan ini ditolak oleh PM Irak. “Warga Irak adalah warga yang penuh harkat dan martabat”, kata petinggi AS tersebut seraya menjelaskan kunjungan berbahaya Wapres.
Kunjungan tak biasa seperti ini bukan hanya dilakukan kali ini saja. Pemimpin Gedung Putih, Donald Trump, pernah melakukan hal yang sama, tepatnya di saat Natal.
Para Demonstran Libanon Menolak Intervensi Amerika
Sejumlah pengunjuk rasa di Libanon membakar bendera Israel dan Amerika sebagai protes terhadap campur tangan urusan dalam negara mereka.
Menurut “Badan Informasi Nasional” di Sidon, para pengunjuk rasa di alun-alun Elia, membakar bendera ‘Israel’ dan Amerika. Para pengunjuk rasa meneriakkan menolak “intervensi Amerika”
Solusi Persatuan dalam Perspektif Imam Shadiq as
Tanggal 17 Rabiul Awal bertepatan dengan kelahiran Imam Jakfar Shadiq as. Selain menyampaikan ucapan selamat atas hari penuh berkah ini yang juga bertepatan dengan kelahiran utusan Allah terakhir Nabi Muhammad Saw, kami mengajak Anda untuk menelah bersama solusi persatuan dalam perspektif Imam Shadiq as.
Hari ini tanggal 17 Rabiul Awal (15 November) bertepatan dengan kelahiran penuh berkah pamungkas para nabi, utusan cahaya dan hidayah, Muhammad al-Mushtafa Saw. Selain itu, hari ini juga bersamaan dengan kelahiran Jakfar bin Muhammad as yang lebih dikenal dengan Imam Shadiq as, Imam Keenam Syiah. Imam Shadiq as sepanjang masa keimamahannya selama 34 tahun berusaha keras untuk menghidupkan kembali agama kakeknya, Nabi Muhammad Saw dengan menyampaikan pesan ilahi, memberi hidayah dan membersihkan masyarakat. Seperti ayah dan leluhurnya yagn suci fokus pada kewajiban paling penting tentang al-Quran dan Sunnah Nabi, persatuan dan solidaritas di antara umat Islam . Karena tujuan asli dan penting Islam adalah membentuk umat yang satu, kuat seiring dengan menebar perdamaian, persahabatan, ketenangan dan keamanan.
Persatuan Islam berdasarkan ajaran dan perintah agama Islam tidak terbatas pada periode masa tertentu. Semua umat Islam dalam tauhid, hari kebangkitan dan kenabian memiliki akidah yang sama. Hukum-hukum seperti shalat, puasa, haji, zakat, jihad dan lain-lain termasuk kesamaan yang pasti di antara mereka. Karenanya, dengan mudah dapat membentuk satu barisan bernama Umat yang Satu menghadapi musuh dalam negeri dan asing, para perusak dan sesat seperti kelompok Takfiri dan Daesh (ISIS).
Terwujudnya persatuan Umat yang Satu hanya mungkin terjadi dengan prinsip dan poros bersama, dimana poros pertamanya untuk mencapai satu persatuan rasional dan logis di antara mazhab-mazhab Islam adalah al-Quran. Allah Swt dalam ayat 103 surat Ali Imran memperkenalkan al-Quran sebagai pembimbing dan poros, dan untuk mencegah perpecahan, menyeru umat Islam agar berpegangan dengan kitab suci ini dan menyebutkan, "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai."
Imam Shadiq as dengan mengikuti Nabi Muhammad Saw dan para wali Allah yang lain untuk menciptakan persatuan, satu hati dan keharmonisan antara umat Islam serta jauh dari perselisihan dan perpecahan, menyeru semua umat Islam untuk menaati perintah dan ajaran al-Quran. Sebagaimana beliau berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjelaskan semua dalam al-Quran dan demi Allah bahwa Allah tidak menutup mata dari apa yang dibutuhkan oleh hamba-hamba-Nya, sehingga hamba-Nya dapat mengatakan bila hal ini telah diturunkan dalam al-Quran, pasti Allah menurunkannya dalam al-Quran." Imam Shadiq as di tempat lain mengatakan, "Tidak ada sesuatu yang diperselisihkan dua orang, selain prinsipnya telah disebutkan dalam al-Quran, tetapi akal manusia tidak sampai ke sana."
Allah Swt dalam al-Quran memuji Nabi Muhammad Saw dan pada ayat 21 surat al-Ahzab memperkenalkannya sebagai teladan sempurna bagi manusia dan berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik." Dari sini, setelah al-Quran, Sunnah Nabi Saw menjadi poros penting yang memberikan persatuan di antara semua mazhab Islam. Semua umat Islam melihat dirinya komitmen dengan Sunnah Rasulullah Saw dan dalam pemikirannya di berbagai isu bersandar pada Sirah dan Sunnah Nabi Saw.
Imam Shadiq as sebagai pemimpin mazhab Ja'fari juga mengajak umat Islam untuk mengamalkan dan memperhatikan Sunnah Nabi Saw dan berkata, "Tidak ada perintah, selain di sana ada tanda-tanda dalam Kitab dan Sunnah." Beliau juga mengutip dari Nabi Saw dan mengatakan bahwa setiap orang yang merujuk pada Sunnah Nabi Saw ketika perselisihan umat, pahalanya sama dengan 100 syahid."
Prinsip dan ajara bersama agama termasuk poros lain yang dapat menciptakan persatuan. Prinsip-prinsip ini mencakup iman kepada Allah (Tauhid), risalah para nabi (Kenabian), Ma'ad (Hari Kebangkitan) dan diturunkannya wahyu. Pada hakikatnya, tauhid, kenabian dan Ma'ad termasuk kesamaan akidah bagi semua agama ilahi. Di samping kesamaan keyakinan, ada juga kesamaan fikih. Hukum-hukum fikih seperti shalat, puasa, haji, zakat, jihad, amar makruf dan nahi mungkar dan lain-lain yang semuan termasuk ajaran pasti agama Islam. Tentu saja harus diperhatikan di balik ajaran yang pasti, ada sebagian detil ajaran yang menjadi tempat perbedaan pendapat antara para ulama dan ahli fikih mazhab-mazhab Islam.
Di sini, sebagian membesar-besar perselisihan, perpecahan dan pemisahan umat Islam. Para musuh Islam juga membesar-besarkan perselisihan ini, sehingga satu kelompok mengkafirkan dan mengeluarkan kelompok yang lain dari Islam. Sebagaiman hari ini, par pengikut Wahabi menilai muslimin yang lain berada di luar Islam dan dengan alasan ini, para pengikut kelompok teroris Daesh (ISIS), karena tidak memiliki pengetahuan yang benar akan batasan kufur dan iman, dengan tenang melakukan pembunuhan, bahkan genosida terhadap umat Islam yang lain dan bangga dengan apa yang mereka lakukan. Padahal, parameter iman dan keislaman seseorang telah dijelaskan adalah keyakinan kepada Allah, Hari Kiamat dan melaksnakan kewajiban seperti shalat, puasa, haji, zakat, jihad dan lain-lain. Seorang muslim tidak berhak menuding saudara agamanya sebagai kafir, karena itu pemicu dan sarang bagi perang dan konflik.
Imam Shadiq as dalam hal ini mengatakan, "Ketika seorang mukmin berkata kepada saudaranya, 'Ah', mereka akan terpisah dan berkata 'engkau kafir', satu dari mereka akan menjadi kafir dan bila menuduhnya, 'Islam dalam hatinya akan mencair seperti garam berada di air." Di tempat lain beliau juga berkata, "Terlakna dan terlaknat, seseorang yang menuduh seorang muslim lain sebagai kafir dan seseorang yang melakukan hal ini seperti ia membunuhnya."
Salah satu solusi yang baik dan sangat tepat untuk menciptakan dan mempertahankan persatuan adalah berpartisipasi dalam pertemuan ibadah dan politik seperti shalat jamaah dan Jumat. Begitu juga dalam melaksanakan kewajiban haji termasuk perintah Nabi Saw sejak awal pengutusannya. Dari Nabi Saw dinukil tentang pentingnya shalat berjamaah, dimana beliau bersabda, "Jibril sedemikian rupa berpesan kepadaku tentang shalat berjamaah, sehingga aku beranggapan shalat tanpa berjamaah tidak sah dan tidak diterima." Nabi Saw juga berbicara tentang hadir di masjid dan perkumpulan umat Islam, "Setan adalah serigala bagi manusia. Sebagaimana serigala akan memakan kambing yang berada sendiri dan jauh dari yang lain, maka berhati-hatilah dari keterpisahan dan kalian harus hadir di perkumpulan umat Islam dan bersama mereka pergi ke masjid."
Imam Shadiq as memberi pesan kepada pengikutnya untuk menjaga persatuan agar ikut dalam shalat berjamaah dengan Ahli Sunnah. Beliau berkata, "Seseorang yang berada di shaf pertama melakukan shalat dengan mereka, sama seperti mereka yang berada di shaf pertama shalat berjamaah dengan Rasulullah Saw." Seorang pengikut Imam Shadiq as bertanya kepada beliau, "Imam jamaah kami penentang mazhab dan memusuhi orang-orang Syiah. Apa yang harus kami lakukan?" Imam as menjawab, "Jangan diambil hati apa yang diucapkannya. Demi Allah! Bila engkau adalah orang yang jujur, engkau lebih layak ke masjid ketimbang orang itu. Karenanya, jadilah orang pertama yang memasuki masjid dan orang terakhir yang keluar darinya. Perbaiki akhlak dan perilakumu dengan mereka dan berbicara dengan cara yang baik."
Dalam sebuah riwayat, ada yang bertanya kepada Imam Shadiq as, "Apakah sah pernikahan dan melaksanakan shalat berjamaah dengan penentang mazhab atau tidak?" Imam menjawab, "Sekalipun perbuatan ini sangat sulit bagi kalian, tetapi ketahuilah bahwa Nabi Saw menikah dengan orang yang tidak kalian terima dan Imam Ali juga shalat di belakang para khalifah."
Semua riwayat ini menunjukkan hal ini bahwa Imam Shadiq as seperti para Imam yang lain ikut shalat dalam shalat berjamaah Ahli sunnah dan kehadiran mereka bukan karena takut atau taqiyah politik serta hal ini tidak terbatas pada waktu tertentu, tetapi jalan dan metode yang pasti demi menciptakan persatuan, persahabatan dan sehati antara umat Islam.
Imam Shadiq as sepanjang hidupnya selalu berusaha untuk menjelaskan berbagai ajaran agama dan menyelamatkan umat Islam dari kejatuhan dalam kesesatan. Hari ini, khazanah tak ternilai ilmu dan ajarran beliau telah diserahkan kepada umat Islam, dimana dengan merujuk dan mengamalkannya, banyak masalah dunia Islam yang menjadi kendala terbesar bagi terwujudnya persatuan umat Islam dapat terselesaikan.
Sekali lagi kami mengucapan selamat atas kelahiran Imam Shadiq as dan akan mengakhiri makal ini dengan ucapan beliau.
Imam Shadiq as berkata, "Bagi setiap muslim yang mengenal kami, perlu untuk setiap hari dan malam bagi dirinya untuk melihat perbuatannya dan menimbang jiwanya. Bila menemukan perbuatan baik di sana, hendaknya ia menambahkannya dan bila menemukan perbuatan buruk, hendaknya meminta ampunan, agar tidak malu nantinya di Hari Kiamat."
Persatuan Umat Islam dalam Perspektif Ayatullah Khamenei
Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-33 digelar di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, yang dimulai sejak hari Kamis, tanggal 23-25 Aban 1398 HS bertepatan dengan 14-16 November 2019. Konferensi tahunan yang diprakarsai Republik Islam Iran ini mengusung tema "Persatuan Umat Islam untuk Membela Masjid al-Aqsa". Konferensi ini dihadiri ulama, tokoh politik, cendekiawan dan akademisi dari 90 negara dunia.
Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-33 diselenggarakan bersamaan dengan kelahiran Rasulullah Saw dan cucunya, Imam Shadiq as, sekaligus peringatan Pekan Persatuan dengan tema "Persatuan Umat Islam untuk Membela Masjid al-Aqsa" yang dihadiri ulama, tokoh politik, cendekiawan dan akademisi dari 90 negara.
Pada hari Jumat, 15 November 2019, para peserta konferensi bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah al-Udzma Said Ali Khamenei dan selain itu ada sejumlah acara lain seperti kembali menyatakan komitmen dengan pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra, pemberian penghargaan kepada para tokoh di bidang pendekatan antarmazhab, peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw dan pameran karya-karya seni pendekatan antarmazhab termasuk sebagian dari kegiatan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-33. Dalam acara penting internasional ini, sekitar 400 ilmuan dari 90 negara yang berpartisipasi dalam konferensi yang membahas itu-isu penting dunia Islam, terutama Palestina.
Islam sangat menekankan solidaritas dan persatuan dari para pengikutnya. Dari satu sisi, al-Quran menyeru mereka untuk berpegang teguh dengan tali hidayah ilahi dan menyampaikan panggilan "Wa'tashimuu Bihablillahi Jami'an", di sisi lain melarang umat Islam mencerai-beraikan tali cinta dan kasih sayang di antara mereka dan berfirman, "Wa Laa Tafarraquu", jangan berpisah menjadi berpuak-puak. Berdasarkan firman Allah ini, keberlangsungan agama tidak dapat dirusak dengan perselisihan, dan hanya persatuan yang dapat menyampaikan umat Islam di dunia ke tujuannya.
Acara Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-33 dibuka dengan pidato Hassan Rouhani, Presiden Republik Islam Iran yang diselenggarakan di Gedung KTT Tehran. Presiden Rouhani dalam acara ini menekankan bahwa salah bila kita menjadikan musuh sebagai teman. Rouhani mengatakan, "Generasi muda harus memahami bahwa Amerika Serikat tidak pernah menjadi sahabat bangsa-bangsa kawasan dan umat Islam. Sementara masalah regional harus diselesaikan oleh rakyat dan negara-negara kawasan. Karena pihak lain tidak dapat menyelesaikan masalah ini, bahkan mereka selalu memunculkan masalah."
Sekjen Forum Internasional Pendekatan Antar-Mazhab Islam, Ayatullah Mohsen Araki menjadi salah satu pembicara kunci konferensi ini. Ayatullah Araki di awal pembicaraannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam sebagai pribadi yang mengibarkan bendera pendekatan dan persatuan, kemudian menyampaikan terima kasih kepada presiden Iran yang hadir dalam acara ini lalu mengatakan, "Hari ini, poros Muqawama semakin kuat dibandingkan waktu sebelumnya dan telah benar-benar memberikan kekuatan kepada poros ini di seluruh kawasan. Salah satu warisan dari kemenangan front Muqawama adalah semakin meluasnya pesan persatuan di dunia Islam dan semakin tersisihnya kelompok Takfiri. Hari ini, dengan penuh kegembiraan kita mengumumkan bahwa wacana persatuan telah mendominasi dan lebih populer di seluruh dunia Islam."
Sheikh Isa Qasim, Pemimpin Syiah Bahrain menjadi pembicara berikutnya dalam konferensi ini. Sheik Isa Qasim mengatakan, "Kembali pada persatuan kita. Ketika kalian kembali pada persatuan, seluruh dunia akan hidup, kalau tidak, bumi akan mati dan kehidupan seperti di lembah. Umat Islam hari ini sedang menghadapi ujian berat dalam agamanya dan menghadapi ujian yang terus-menerus. Sikap umat Islam terkait masalah Palestina dan Masjid al-Aqsa adalah ujian berat yang dapat mengembalikan umat ini pada perpecahan atau persatuan Islam."
Konferensi Internasional Persatuan Islam Ke-33
Di sela-sela penyelenggaran konferensi persatuan, para cendekiawan dan ulama dunia Islam melakukan pertemuan dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran. Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan ini menyampaikan selamat atas kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Imam Jakfar Shadiq as, dan setelah itu menyebut Nabi Muhammad Saw sebagai "Manifestasi al-Quran", "Makhluk Allah terbaik dan paling agung" dan "Cahaya, wasilah kehidupan dan penerangan masyarakat manusia".
Rahbar mengatakan, "Keberadaan suci Nabi Muhammad Saw benar-benar adalah puncak alam keberadaan dan titik terbaik dunia. Al-Quran menyebut dirinya sebagai "cahaya". Dalam al-Quran ada ungkapan tentang al-Quran sendiri dan itu adalah "cahaya". Qad Jaakum Minallah Nuurun wa Kitaabun Mubiin. Al-Quran adalah cahaya. Dikutip dari istri Nabi Saw bahwa ada yang bertanya tentang Nabi Saw, ia menjawab, "Akhlaknya adalah al-Quran. Artinya, "Manifestasi al-Quran". Dengan demikian, Nabi Saw juga adalah cahaya. Karena cahaya adalah alat untuk menerangi dan alat untuk kehidupan manusia, maka Nabi Muhammad Saw adalah alat penerangan dan kehidupan masyarakat manusia."
Dengan mencermati perubahan yang terjadi di tengah masyarakat Islam hingga kini, sejauh itu umat Islam menjauh dari prinsip-prinsipnya, mereka terjebak perselisihan dan perpecahan. Dan ketika semakin menjauh dari prinsip dan keyakinannya, akan mengalami kemunduran dan pada waktu itu, karena mereka seperti satu tubuh yang saling berhubungan dan membentuk barisan yang kokoh di balik keyakinan dasar bersama, maka seukuran itu pula mereka meraih kemuliaan dan kekuatan. Hal ini membuat masalah urgensi persatuan semakin serius.
Ayatullah Khamenei dalam pertemuan ini menilai sebab berbagai musibah yang menimpa Dunia Islam, khususnya kondisi yang menyedihkan Palestina adalah kelemahan persatuan Islam. Rahbar menekankan bahwa terhapusnya Israel berarti terhapusnya rezim buatan Zionis, dan berkuasanya pemerintahan terpilih para pemilik asli Palestina baik dari Islam, Kristen maupun Yahudi.
Rahbar mengatakan, "Para musuh Islam, yang dipimpin Amerika Serikat menentang prinsip agama Islam dan semua negara Muslim. Senjata utama mereka di kawasan adalah infiltrasi di pusat-pusat sensitif dan pusat pengambilan keputusan, menciptakan perpecahan di antara bangsa-bangsa, dan mengajukan opsi menyerah di hadapan Amerika sebagai solusi masalah. Jalan keluar untuk menghadapi konspirasi ini adalah penyadaran dan perlawanan di jalan kebenaran."
Menurut pandangan Islam, membela umat Islam yang tertindas termasuk rakyat Palestina merupakan kewajiban setiap umat Islam dan kewajiban ini tidak terbatas pada etnis dan bangsa tertentu. Dengan demikian, semua negara dan bangsa Islam harus berpartisipasi aktif dalam melawan rezim Zionis Israel. Ayatullah Khamenei menilai musibah-musibah yang menimpa Dunia Islam termasuk pendudukan Palestina dan perang berdarah di Yaman, Asia Barat dan Afrika Utara diakibatkan oleh tidak adanya komitmen atas prinsip menghindari konflik, dan tidak adanya persatuan melawan musuh bersama. Menurut Rahbar, "Hari ini musibah terbesar Dunia Islam adalah pendudukan Palestina, sebuah bangsa yang terasing dari rumah dan tanah airnya sendiri."
Pemimpin Revolusi Islam menyinggung sikap jelas Imam Khomeini ra sejak awal kebangkita Islam dalam mengumumkan bahaya penyusupan, intervensi dan kezaliman Zionis menyampaikan sikap Republik Islam Iran dalam masalah Palestina sebagai sikap tegas dan prinsip. Rahbar mengatakan, "Sejak awal Revolusi Islam hingga hari ini kami tetap dengan sikap ini. Yakni, tanpa ada pertimbangan dan basa-basi telah membantu Palestina dan rakyat Palestina dan akan tetap membantu. Menurut kami ini adalah kewajiban semua dunia Islam." Rahbar menyebut masalah "hapus Israel" berarti penghancuran "rezim Zionis yang dipaksakan" dan rakyat Palestina baik Muslim, Kristen maupun Yahudi yang merupakan pemilik asli tanah air mereka, harus bisa memilih pemerintahannya sendiri, dan pihak asing, perusuh serta pengacau seperti Benjamin Netanyahu harus diusir, sehingga bangsa Palestina bisa mengelola negaranya sendiri, dan ini akan segera terwujud."
Ayatullah Khamenei menyebut kehadiran Amerika di kawasan menciptakan keburukan, kerusakan, kekacauan dan terbentuknya kelompok-kelompok seperti Daesh (ISIS). Seraya menekankan pentingnya bangsa-bangsa Muslim di kawasan untuk mengetahui wajah asli dan munafik Amerika, Rahbar mengatakan, "Senjata utama mereka di kawasan adalah infiltrasi di pusat-pusat sensitif dan pusat pengambilan keputusan, menciptakan perpecahan di antara bangsa-bangsa, dan mengajukan opsi menyerah di hadapan Amerika sebagai solusi masalah. Jalan keluar untuk menghadapi konspirasi ini adalah penyadaran dan perlawanan di jalan kebenaran."
Sayid Ibrahim Raisi, Ketua Mahkamah Agung menjadi pembicara kunci dalam penutupan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-33. Dalam Pidatonya, Sayid Raisi mengatakan bahwa konferensi ini berhasil diselenggarakan di balik perhatian Rasulullah Saw dan Imam Shadiq as. Menurutnya, "Kami berharap isu-isu yang telah dibahas benar-benar menjadi sumber berkah bagi dunia Islam dan persatuan di antara umat Islam."
Sementara Ayatullah Araki juga mengisyarakatkan pelaksanakan berbagai program di periode konferensi persatuan Islam kali ini dan menyebut mereka yang hadir dalam konferensi ini menunjukkan perhatian serius umat Islam dari segala penjuru dunia akan masalah persatuan Islam dan pembentukan umat yang satu.
Setahun Gerakan Protes Rompi Kuning
Gerakan protes melawan kapitalisme di Prancis dan kebijakan pemerintah Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dikenal sebagai "Gerakan Jaket Kuning", memasuki satu tahun, yang meletus sejak 17 November 2018.
Meskipun pemicu awal gerakan protes ini adalah kebijakan baru pemerintah Perancis tentang bahan bakar, tapi langkah ini secara bertahap berubah menjadi gerakan melawan kebijakan pemerintahan Macron menyusul ketidakpeduliannya terhadap tuntutan rakyat Prancis.
Macron dan jajaran kabinetnya mengira gerakan rompi kuning hanyalah aksi protes berumur pendek, jadi mereka tidak terlalu memperdulikannya sejak awal kemunculan. Namun seiring berjalannya waktu, gerakan itu berubah menajdi bola salju yang mengelinding terus membesar menjadi protes meluas melawan sistem kapitalisme yang tidak adil dan menimbulkan kesenjangan kelas yang semakin menganga.
Pemerintah Prancis harus mundur selangkah demi selangkah menghadapi gerakan massa ini. Kelanjutan gerakan ini menunjukkan bahwa penyebab pembentukannya jauh lebih dalam dan lebih gigih daripada sekadar menyuarakan sejumlah tuntutan. Alexandre Beauvais Chiva, juru bicara aksi rompi kuning pada Desember 2018, mengatakan, "Sejak Macron berkuasa, dia telah menghina rakyat Prancis dan belum mendengarkan tuntutannya. Kami ingin dilihat dan suara kami ingin didengar,".
Gerakan rompi kuning meletus pada November 2018 untuk memprotes kenaikan biaya pajak bahan bakar di bawah kebijakan pemerintah Macron tentang perubahan pola konsumsi bahan bakar. Mereka mengenakan rompi kuning sebagai simbol persatuan, dan sejak saat itu gerakan protes tersebut disebut sebagai gerakan rompi kuning.
Jumlah pengunjuk rasa di minggu pertama protes pada hari Sabtu, 17 November 2018 diperkirakan sekitar 282 ribu orang. Kemudian protes yang terjadi setiap hari Sabtu di Paris dan kota-kota kecil dan besar di Prancis, meluas dari tuntutan pemotongan pajak menjadi pengunduran diri Macron. Bahkan akhir Republik Kelima diumumkan.
Presiden Prancis menarik diri dari reformasi ekonomi yang diusulkan pemerintah, termasuk rencana untuk menaikkan pajak bahan bakar, dan menambahkan € 100 sebulan untuk upah minimum di negara itu. Namun, langkah-langkah ini justru meningkatkan tuntutan pemrotes.
Gerakan rompi kuning memiliki spektrum yang luas dari berbagai kelas sosial seperti pelajar, mahasiswa, perawat, karyawan, pekerja, sopir truk, guru, pelayan, imigran dan sebagainya. Orang-orang ini tidak saling kenal sebelum gerakan dimulai. Mereka tidak memiliki kesamaan kecuali tuntutan ekonomi.
Menurut statistik baru dari Kementerian Kehakiman Prancis, polisi sejak itu telah menangkap lebih dari 10.000 pendukung gerakan rompi kuning dan pengadilan Prancis telah mengeluarkan lebih dari 3.000 vonis pengadilan terhadap anggota gerakan protes tersebut. Mereka dituduh berpartisipasi dalam "kerusuhan massal" dan "menyerang penegak hukum". sebanyak 400 orang dijatuhi hukuman penjara.
Banyak dari mereka yang ditangkap telah dijatuhi hukuman layanan sosial wajib. Selama setahun terakhir, 52 orang tewas dan 10.790 lainnya terluka dalam protes di Prancis. Menurut jajak pendapat Elable yang dirilis Rabu, 13 November, 55 persen orang Prancis mendukung atau bersimpati dengan gerakan ini, tetapi 63 persen tidak ingin gerakan protes berlanjut.
Gerakan rompi kuning terus berkembang meskipun terjadi pasang surut, dan menjadi tantangan kronis bagi Macron. Kebijakan ekonomi Macron, terutama di bidang bahan bakar dan isu-isu lingkungan yang mengarah pada pembentukan rompi kuning, kini telah menjadi subjek demonstrasi anti-kapitalis, dan terus terjadi di berbagai kota di Prancis. Meskipun tidak memiliki struktur pemimpin yang jelas, tapi gerakan protes ini oleh beberapa ahli disebut sebagai salah satu gerakan anti-kapitalis terbesar di Perancis. Beberapa analis percaya bahwa kenaikan pajak bahan bakar hanyalah alasan untuk melancarkan protes populer yang meluas sebagai tanggapan terhadap situasi ekonomi Perancis yang memburuk sekaligus penentangan terhadap aturan kapitalis di negara itu.
Protes rompi kuning saat ini telah memasuki dimensi politik, sosial dan ekonomi. Pemimpin La France insoumise, Jean-Luc Mélenchon mengatakan, "Kini sudah terlambat untuk mendengar para pengunjuk rasa karena orang-orang telah hancurkan di bawah tekanan ekonomi,". Dalam dimensi politik, para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri pemerintah, dan bahkan Macron, dan dalam dimensi yang lebih luas muncul tuntutan perubahan politik radikal akibat kebijakan ekonomi Macron.
Dalam aspek sosial, protes ini dapat dilihat sebagai simbol protes rakyat Prancis terhadap tingginya kemiskinan di negara Eropa ini, terutama para korban yang terpinggirkan. Kelas pekerja dan kelas menengah di Prancis merasa frustrasi dan marah karena mereka kehilangan harapan untuk masa depannya. Mereka menyebut Macron sebagai presiden orang kaya. Dominique Moïsi, profesor politik Prancis mengatakan, gerakan itu adalah simbol keadaan darurat dan persatuan rakyat Prancis yang merujuk pada gerakan anti-kapitalisme di negara Eropa ini.
Di tengah meningkatnya kemiskinan, kebijakan pajak Macron terutama pajak bahan bakar, merupakan pukulan besar bagi rakyat negara ini. Pada saat yang sama, pergerakan rompi kuning dapat dianggap sebagai gerakan anti-euro. Mengingat bahwa menaikkan upah minimum adalah salah satu tuntutan dari rompi kuning, pemerintah Prancis tidak memiliki kendali atas nilai euro dan tidak dapat menanggapi secara positif tuntutan para pemrotes.
Tampaknya, gerakan rompi kuning akan terus bertahan, meskipun terjadi pasang surut. Gerakan protes anti-kapitalis ini, meskipun dimulai dengan dalih yang dipicu seruan media sosial di Prancis, tetapi kegigihan protes ini mencerminkan tuntutan yang sangat besar dari rakyat melawan ketidakefisienan kebijakan politik, ekonomi dan sosial pemerintah Macron dan sistem kapitalis di Eropa.
Protes rompi kuning yang meluas adalah manifestasi dari protes rakyat dan kemarahan mereka selama beberapa tahun terakhir. Sebagian analis percaya bahwa gerakan ini adalah cerminan dari masalah nyata yang melilit Prancis dan akan terus berlanjut selama masalah krisis yang tidak terlihat di permukaan Prancis belum diselesaikan.
Tahun Kedua Kemenangan Poros Perlawanan terhadap Daesh di Suriah
Pada 21 November 2017, Qasem Soleimani, komandan Brigade Quds Sepah Pasdaran Republik Islam Iran menulis surat kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamanei mengenai kemenangan poros muqawama melawan kelompok teroris Daesh di Suriah. Tahun ini, menjadi peringatan kedua pengumuman kemenangan poros muqawama melawan kelompok teroris Daesh.
Suriah menghadapi protes anti-pemerintah pada 2011, yang berubah menjadi perang besar-besaran yang melibatkan milisi teroris yang datang dari berbagai negara dunia dengan intervensi poros Arab, Ibrani dan Barat. Kelompok-kelompok teroris yang sebelumnya telah hadir di negara-negara lain, terutama di Afghanistan dan Irak dikerahkan di Suriah, dan terjadi perekrutan anggota secara masif. Warga dari 80 negara ikut berperang melawan pemerintah Suriah. Kelompok teroris Daesh adalah salah satu kelompok penting yang secara aktif terlibat dalam perang dengan pemerintahan Bashar Assad.
Sejak invasi AS ke Irak dan jatuhnya Saddam Hussein tahun 2003, kelompok teroris ini telah ada selama lebih dari 15 tahun dengan nama yang berbeda-beda. Kemudian, di tahun 2014 berdiri dengan mengusung nama "Negara Islam Irak dan Sham" (Daesh atau ISIS) di bawah kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdadi yang menyatakan diri sebagai khalifah.
Setelah menduduki daerah yang luas di Irak dan Suriah. kelompok teroris Daesh mendeklarasikan Raqqa di Suriah dan Mosul di Irak sebagai ibu kota kekhalifahannya. Daesh telah menciptakan teror dengan taktik merilis video pemenggalan sandera, tentara, dan eksekusi massal yang disebar di media sosial.
Dalam sebuah surat yang dilayangkan kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Qasem Soleimani menggambarkan kelompok teroris Daesh sebagai "fitnah hitam" dengan berbagai kejahatannya. Dalam surat ini, ia menyebut kelompok teroris Daesh memenggal kepala anak-anak atau pria hidup-hidup dan membunuh keluarga mereka, menangkap gadis dan wanita tak berdosa serta memperkosanya, membakar mereka hidup-hidup dan membantai ratusan anak muda, menghancurkan ribuan masjid dan fasilitas publik seperti rumah sakit dan lainnya.
Komandan Pasukan Quds Iran juga menulis dalam surat itu, "Orang-orang Muslim di negara-negara ini (Suriah dan Irak), kaget menyaksikan badai beracun ini, dan sebagian dari mereka menjadi bagian dari kelompok penjahat Takfiri ini, dan jutaan orang meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke kota dan negara lain.
Lebih dari 6.000 pemuda yang tertipu dengan slogan Daesh "membela Islam" bergabung dengan kelompok teroris ini dan menjadi pelaku pemboman bunuh diri untuk di alun-alun, masjid, sekolah, bahkan rumah sakit Muslim dan pusat-pusat layanan publik yang menewaskan puluhan ribu orang.
Menurut pengakuan salah seorang pejabat tinggi AS sendiri, semua kejahatan ini telah dirancang dan dieksekusi oleh para pemimpin dan organisasi yang berafiliasi dengan Amerika Serikat. Besarnya kejahatan Daesh di Irak dan Suriah sangat sangat parah menyebabkan Amnesty International mendefinisikan tindakan kelompok teroris ini sebagai "pembersihan etnis".
Tapi berkat perjuangan rakyat Irak dan Suriah bersama pemerintah dan gerakan muqama akhirnya sebagian besar kelompok teroris Daesh berhasil ditumpas. Pada 21 November 2017, akhir Daesh di Suriah diumumkan dengan selesainya Operasi Pembebasan di Al-Bukamal di perbatasan Suriah-Irak. Kerugian material akibat kehadiran kelompok teroris Daesh bagi Irak dan Suriah diperkirakan lebih dari $ 500 miliar.
Menurut pengakuan Presiden AS Donald Trump sendiri, Daesh adalah produk buatan Washington di wilayah Asia Barat. Faktanya, kelompok teroris Daesh diciptakan dalam jangka panjang sebagai organisasi teroris dari kawasan Asia Barat yang terbesar di dunia dengan dukungan intelektual, keuangan, politik dan militer dari Arab Saudi, Amerika Serikat dan Inggris.
Pendudukan sebagian besar tanah Suriah dan Irak oleh kelompok teroris Daesh bertujuan untuk menghilangkan gerakan perlawanan terhadap rezim Zionis. Namun, setelah kejahatan keji yang dilakukan oleh kelompok teroris ini, Amerika Serikat pada tahun 2014 membentuk apa yang disebutnya sebagai koalisi internasional untuk melawan ISIS, yang tidak berusaha menghancurkan kelompok teroris, tetapi hanya melemahkannya saja.
Berbeda dengan pendekatan pemerintah AS terhadap Daesh, Poros Perlawanan, termasuk Republik Islam Iran, Hizbullah, militer Suriah, dan kelompok-kelompok perlawanan lainnya bersama dengan Rusia, melancarkan aksi serius untuk menumpas Daesh dan membersihkan Suriah dan Irak dari kelompok teroris itu.
Hasil penting dari gerakan ini berhasil mencegah jatuhnya Baghdad dan Damaskus ke tangan kelompok teroris. Padahal, ahli strategi AS mengatakan, setelah Daesh menguasai Mosul akan membutuhkan lebih dari 30 tahun untuk mengeluarkan Mosul dari pendudukan kelomopok teroris ini.
Sementara Poros Perlawanan fokus pada penghancuran Daesh, ada banyak laporan yang menyebut koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin AS justru membantu kelompok teroris tersebut. Hanya beberapa hari sebelum pengumuman berakhirnya Daesh di Suriah, sumber-sumber berita melaporkan bahwa Washington meluncurkan gambar udara perbatasan Suriah dan Irak dan menyerahkannya ke Daesh. Media juga melaporkan bahwa pesawat pengintai Israel juga telah mengambil gambar al-Bukamal dan memberikan gambar-gambar ini kepada Daesh agar kelompok teroris itu melancarkan serangan balik.
Dengan berbagai pelanggaran yang dilakukan AS dan sekutunya, kehadiran kelompok teroris Daesh di Suriah diumumkan pada November 2017. Sumbu Perlawanan yang dipimpin oleh Republik Islam Iran berhasil membuktikan keberhasilannya mengalahkan kelompok teroris Daesh yang tidak memakan waktu 30 tahun.
Pada saat yang sama, Poris Perlawanan menunjukkan kemampuannya mengganggu permainan yang dirancang oleh AS dan sekutunya terhadap keamanan dan stabilitas politik Asia Barat. Tidak seperti "keamanan versi AS dan Barat yang diimpor dari luar, keamanan dalam definisi poros perlawanan mencegah terjadinya pengotak-kotakan negara kawasan menjadi negara lebih kecil, dan menjadi tidak terjadinya penyebaran ketidakaman maupun kekerasan di seluruh kawasan.
Tidak diragukan lagi, poros Arab, Ibrani dan Barat adalah pecundang utama dari keberhasilan strategis poros yang berhasil mengalahkan Daesh di Suriah, karena secara formal menghancurkan impian mereka untuk menggulingkan pemerintah yang berdaulat di Suriah.
Penumpasan Daesh di Suriah dan Irak telah membuktikan bahwa poros segitiga; Barat, Ibrani, dan terbukti mendukung teroris, tetapi lebih dari itu, sebagian besar kelompok teroris termasuk Daesh memang dibuat langsung oleh Barat terutama Amerika atau hasil dari kebijakannya di kawasan Asia Barat.
Mengenal Organisasi Basij Iran
Tanggal 5 Azar 1358 Hijriyah Syamsiah (26 November 1979), Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah pelatihan militer massal dan pembentukan tentara rakyat dengan kekuatan 20 juta orang.
Berbicara di hadapan pasukan Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) di Tehran, Imam Khomeini mengajak semua lapisan masyarakat bersatu dan memiliki kesiapan untuk menghadapi ancaman terhadap negara.
"Negara Islam semuanya harus militeris dan memiliki pelatihan militer… harus demikian di seluruh negara di mana setelah beberapa tahun memiliki 20 juta pemuda, memiliki 20 juta pemanggul senjata dan 20 juta tentara…," kata Imam Khomeini.
Sebuah asumsi keliru jika mengira Basij (Organisasi Basij Mustaz’afin) lahir karena perang yang dipaksakan atau Revolusi Islam. Basij adalah sebuah pemahaman yang baik kaum Muslim tentang persatuan, tekad, dan keikhlasan, yang lahir dengan munculnya Islam dan kemudian berkembang di tengah bangsa-bangsa Muslim.
Organisasi Basij Mustaz’afin adalah salah satu dari lima kekuatan Korps Pasdaran (Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Pasukan Quds, dan Basij). Basij bertugas merekrut dan mengorganisir sukarelawan rakyat yang sejalan dengan tujuan-tujuan organisasi.
Tentara relawan rakyat ini dikenal dengan sebutan Basij Mustaz’afin atau pasukan perlawanan Basij, yang dibentuk pada 5 Azar 1358 HS atas perintah Imam Khomeini. Basij diakui sebagai salah satu kekuatan melalui keputusan Parlemen Iran pada bulan Dey tahun 1359 HS dan berada di bawah Korps Pasdaran.
Anggota tentara relawan rakyat ini dipanggil basiji dan berdasarkan pasal 13 undang-undang perekrutan Korps Pasdaran, basiji adalah individu yang secara sukarela berada di bawah Pasdaran untuk mewujudkan tentara 20 juta personel.
Menurut pasal tersebut, anggota basiji dibagi menjadi tiga divisi Basij Biasa, Basij Aktif, dan Basij Khusus atau Pasdaran Kehormatan. Selama perang Iran dan Irak, anggota basiji dikirim secara sukarela dan terorganisir ke medan tempur.
Mengenai Organisasi Basij Mustaz’afin, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Jika kita ingin memperkenalkan Basij dalam sebuah definisi singkat, maka harus kita katakan, 'Basij adalah sebuah organisasi yang diisi oleh orang-orang yang bersih, yang paling rela berkorban, dan para pemuda yang paling siap mengabdi yang berkumpul untuk tujuan luhur bangsa ini dan untuk mengantarkan negara ini pada kebahagiaan…
Basij adalah kumpulan dari berbagai individu yang berada di bawah sebuah institusi yang besar dan kuat, sebuah kumpulan yang sadar, berkomitmen, arif, dan peduli terhadap persoalan negara dan kebutuhan bangsa.
Sebuah perkumpulan yang membuat musuh takut dan sahabat merasa optimis dan tenang. Sebenarnya, semua orang mukmin, sadar, arif, cinta, berkomitmen, dan menyukai pengabdian di setiap medan dari medan-medan yang membawa manfaat bagi bangsa, mereka adalah bagian dari basiji. Oleh karena itu, Basij adalah sebuah nama suci."
Masalah pelatihan rakyat muncul seiring pecahnya perang yang dipaksakan dan pada masa itu, Organisasi Basij mampu menyelesaikan berbagai persoalan negara. Masyarakat yang sudah terlatih juga diterjunkan ke medan perang secara berkelompok.
Organisasi Basij Mustaz’afin yang berada di bawah Korps Pasdaran, mengorganisir pengiriman masyarakat yang sudah terlatih ke medan perang selama delapan tahun agresi sepihak rezim Saddam Irak.
Imam Khomeini ra berulang kali memuji pengorbanan pasukan Basij, termasuk dalam memikul misi berat selama perang dengan musuh asing dan antek-antek mereka di dalam negeri. Ia menganggap negara berhutang budi kepada Basij. Ayatullah Khamenei menganggap Basij sebagai warisan Imam Khomeini yang paling besar, paling berharga, dan paling langgeng.
Sejak awal dibentuk, Basij mampu memainkan peran efektif dalam mendukung dan menjaga cita-cita Revolusi Islam. Sejak awal perang, organisasi ini memainkan peran efektif di medan tempur yang ditandai dengan kehadiran pasukan mereka di garis depan, hingga memberikan pengabdian yang luas kepada masyarakat.
Dalam menghadapi bencana alam, pasukan Basij menjadi tumpuan masyarakat dan andalan pemerintah, seperti pengabdian yang mereka berikan pada gempa bumi kota Rudbar 1990.
Kajian sejarah Iran dalam beberapa abad terakhir menunjukkan bahwa tidak ada gerakan rakyat dan perubahan yang terjadi tanpa kepemimpinan atau dukungan dari kalangan ulama. Salah satu tugas ulama adalah melawan penindasan dan memperjuangkan keadilan.
Basij juga merupakan institusi yang lahir dari rahim rakyat dan selalu menyaksikan kehadiran para ulama pejuang di tengahnya. Para ulama Basij mendedikasikan banyak martir selama masa perang. Hari ini mereka juga terlibat aktif di bidang ideologi, militer, politik dan lainnya.
Komposisi utama dari setiap masyarakat dibentuk oleh perempuan dan mereka memainkan peran besar di bidang pendidikan. Tidak berlebihan jika kita menganggap perempuan sebagai elemen pembentuk budaya di setiap bangsa. Islam menaruh perhatian khusus terhadap posisi perempuan dan menekankan partisipasi positif mereka di masyarakat.
Ideologi Basij juga berkembang dan tumbuh di tengah perempuan Iran. Mereka memiliki saham besar dalam kemenangan Revolusi Islam karena kehadirannya yang efektif dan kontribusi yang diberikan selama perang yang dipaksakan. Basij perempuan bertugas merekrut, melatih, dan mengorganisir kalangan perempuan di Iran. Selama ini, perempuan Basij telah memberikan kontribusi besar di bidang militer, bantuan sosial, ideologi, politik, dan literasi.
Pasukan Basij juga menerima pelatihan teknik penyelamatan dan metode untuk mengurangi dampak kerugian dalam menghadapi bencana alam. Saat ini, mereka selalu diterjunkan untuk membantu proses evakuasi dan penyelamatan masyarakat di setiap bencana alam.
Hari ini Iran menjadi salah satu negara yang mampu memberikan pertolongan tercepat di daerah bencana, karena pasukan Basij memiliki keahilan untuk melakukan itu dan terbukti sukses, seperti kegiatan-kegiatan mereka di bidang lain.



























