کمالوندی
Individu dan Masyarakat dalam Islam
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti yang nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat mengakkan keadilan (QS 57; 25)
Muthahhari dalam buku Inna ad –Din ‘inda Allah al-Islam, mengawali dengan ayat Al-Quran (QS 57; 25) untuk membangun argumentasi definisi keadilan dan sanggahan relatifitas keadilan. Pada bagian akhir tulisan, beliau menyimpulkan;
“Dasar keadilan adalah hak-hak nyata dan punya realitas. Keadilan bukanlah persamaan. Keadilan juga bukan keseimbangan yang tidak bertumpu pada hak. Akan tetapi keadilan bertumpu pada hak yang mempunyai realitas dan fitrah. Individu mempunyai hak, masyarakat juga mempunyai hak. Keadilan berawal dari usaha memberi hak pada individu yang memang berhak menerimanya. Keadilan berarti menjaga dan memelihara hak-hak itu. Karena itu pada setiap zaman keadilan adalah suatu realitas yang tidak lebih dari satu. Pernyataan keadilan adalah i’tibari adalah salah belaka.”
Muthahhari berpendapat, keadilan berarti keseimbangan dalam masyarakat. Tercipta dengan cara menjaga hak-hak individu dan masyarakat. Hak dan kewajiban individu dan masyarakat bersifat timbal balik. Hanya saja hak tidaklah bersifat timbal balik bagi Allah. Karena hak yang dimiliki Allah atas mahkluknya berbeda dari hak yang dimiliki seseorang atas orang lain. Tidak ada seorangpun punya hak atas Allah, sedangkan manusia hanya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab pada Allah.
Imam Ali berkata, sekiranya ada zat yang hanya berlaku haknya atas orang lain, dan tidak punya kewajiban pada orang lain, maka zat itu hanya Allah (Najh al-Balaghah 214). Imam Ali juga mengatakan, sebagai pemimpin kalian, aku punya hak atas kalian, begitu juga sebagai rakyat, kalian punya hak atas diriku. (Najh al-Balaghah, khutbah 214).
Nahjul Balaghah
Oleh karena itu, salah jika dikatakan hanya pemipin sajalah yang memiliki hak atas rakyat. Menurut Imam Ali, hukum bersifat universal mencakup pemimpin dan rakyat. Hukum bersifat timbal balik dan dua arah. Urusan pemimpin tidak akan terlaksana tanpa keteguhan rakyat, dan urusan rakyat tidak akan terlaksana tanpa keteguhan pemimpin.
Individu dan Masyarakat
Berkenaan dengan relasi individu dan mayarakat, Muthahhari berpendapat bahwa relasi antara individu dan masyarakat dekat dengan pengertian asimilasi bukan kombinasi. Kombinasi memiliki pengertian kumpulan beberapa hal yang diletakkan satu disamping lainya, tidak lebih dari itu. Seperti campuran kacang kedelai dan kacang adas, keduanya tetap dalam keadaan masing-masing meski dicampur. Seperti halnya udara, campuran antara oksigen dan ozon.
Namun berbeda dengan pengertian asimilasi, jika dua atau tiga unsur berbeda dicampur maka hasilnya saling mendekat dan memberi pengaruh sehingga menghasilkan unsur baru, menjadi perpaduan unsur kedua dan ketiga. Seperti juga air merupakan senyawa dua unsur gas, oksigen dan hidrogen yang melahirkan unsur yang berbeda dari dua unsur asalnya.
Analogi lain, seperti ribuan batu dalam posisi saling berdekatan di padang pasir selama ratusan tahun, batu-batu tersebut tidak akan saling mempengaruhi. Begitu juga dengan ketika kita menanam ribuan pohon di hutan. Masing-masing pohon-pohon itu hanya berurusan dengan air, udara dan cahaya. Sementara manusia dan masyarakat memiliki emosi, keyakinan dan pikiran yang saling mengambil kepribadian satu sama lain. Masyarakat bukan hanya campuran melainkan asimilasi yang kuat sebagaimana air. Individu dan masyarakat saling mempengaruhi.
Hakekat sebuah kumpulan yang disebut masyarakat itu adalah satu. Masyarakat punya umur dan ruh. Masyarakat juga memiliki kepribadian. Al-Quran mengatakan; Tiap-tiap umat mempunya ajal. Bila telah datang ajalnya, maka mereka tidak akan mengendurkanya barang sesaatpun dan juga tidak memajukanya barang sesaatpun. (QS; 7;340
Al-Quran
Dengan demikian terdapat hubungan yang bersifat alamiah antara individu, masyarakat, hak dan kewajiban, pemenuhan keadilan yang bertumpu pada hak yang mempunyai realitas dan fitrah. Basis keadilan yang diperjuangkan dalam Islam tidak bertumpu pada fokus realitas individu (individualisme dalam liberalisme), sehingga masyarakat yang bersifat iktibariyah hanya kumpulan individu. Juga bukan fokus pada masyarakat sebagai realitas hakiki (komunisme) dengan menafikkan realitas individu.
Islam menganggap baik individu dan masyarakat sebagai realitas hakiki bukan iktibari, keduanya saling mempengaruhi dibawah relasi dengan Tuhan sebagi sumber fitrah. Pemenuhan hak dan kewajiban timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, individu dengan pemimpin, masyarakat dengan pemimpin-semuanya dalam rangka menjalankan kewajiban kepada Allah. Baik individu dan masyarakat, mau tidak mau, dalam gerak sejarahnya kembali kepada Allah. Semakin sempurna pergerakanya maka semakin bertauhid.
Hak dan kewajiban individu dan masyarakat serta pemenuhan keadilan di dunia berkaitan erat dengan kehidupan akherat. Maka dapat disimpulkan bahwa baik liberalisme dan komunisme, dapat beririsan dengan Islam sejauh terpenuhinya keadilan di dunia, meski pandangan dunia kedunya saling menafikan. Akan tetapi pemikiran Islam jauh lebih maju dalam usaha pemenuhan keadilan di dunia, karena berbasis pada timbangan keadilan akherat. Keadilan itu satu, ditopang oleh realitas hak dan kewajiban individu dan masyarakat yang hakiki sesuai dengan fitrahnya.
Delapan Puluh Ribu Massa Padati Monas untuk Teriakkan Dukungan terhadap Palestina
Jakarta, Berita Dunia – Puluhan ribu massa padati Monas untuk mengikuti aksi bela Palestina serta menentang keputusan Donald Trump berkenaan dengan Quds.
Pagi tadi puluhan ribu masa memadati area Monas di Jakarta untuk melakukan demo menentang kebijakan Donald Trump terkait deklarasi Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menurut Reuters, ini adalah demonstrasi terbesar yang terjadi di Indonesia setelah pidato kontroversial Donald Trump berkenaan dengan Yerusalem dan Israel.
Dilaporkan jumlah pengunjuk rasa yang berpartisipasi dalam demonstrasi ini mencapai angka 80 ribu orang.
Selain itu pihak kepolisian sendiri mengungkapkan bahwa sebanyak 20 ribu personil polisi dan TNI telah dipersiapkan untuk mengamankan jalannya acara tersebut.
Para pengunjuk rasa kebanyakan mengenakan pakaian putih-putih dengan ikat kepala bertuliskan berbagai ungkapan yang menunjukkan dukugan mereka terhadap bangsa Palestina.
Sejumlah Nama Hilang dalam Surat Dakwaan, Ini Kata KPK
Jakarta, Berita Dunia – Seperti yang diketahui, dalam surat dakwaan yang dibacakan terhadap Novanto, sejumlah nama politisi yang sebelumnya disebut menerima uang kini tidak dicantumkan lagi. Hal ini pun menjadi pertanyaan besar.
Menurut, Pengacara Setya Novanto, Maqdir Ismail, menyebut bahwa kliennya merasa diperlakukan tidak adil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Ya, pasti ada perasaan beliau (Novanto) diperlakukan tidak sama, itu pasti,” kata Maqdir saat menjadi pembicara dalam diskusi Polemik di Cikini, Jakarta, Sabtu (16/12/17).
Maqdir mengatakan, nama Novanto tidak disebut terlibat dan ikut diperkaya dalam putusan hakim untuk terdakwa Irman dan Sugiharto. Seharusnya, menurut Maqdir, ketika dalam perkara orang lain tidak terbukti, Novanto tidak diproses secara hukum.
Sedangkan, menurut Maqdir, banyak nama lain yang membantah dan tidak ada dalam putusan hakim, tidak sebut lagi oleh jaksa KPK dalam surat dakwaan untuk Novanto. Menurut dia, Novanto dibuat seolah-olah bertindak sendiri dalam kasus yang didakwakan.
“Dalam pikiran saya, ini ada sesuatu yang tidak sama,” kata Maqdir.
Namun, menurut Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah memastikan tak dicantumkannya sejumlah nama tokoh yang dicurigai menerima dana korupsi proyek E-KTP tak mempengaruhi sah atau tidaknya dakwaan terhadap Setya Novanto.
Febri mengatakan tak dicantumkannya sejumlah tokoh penerima uang dalam dakwaan Setya-sebelumnya terungkap dalam dakwaan Irman dan Sugiharto, merupakan bagian dari strategi lembaganya. “Sebab, perbuatan dari setiap terdakwa berbeda-beda. Sehingga dakwaan terhadap terdakwa hanya menjelaskan peran spesifik yang melibatkannya dalam korupsi,” kata Febri, Minggu (17/12/17).
Berkas dakwaan terhadap Setya dibacakan pada Rabu pekan lalu, menggugurkan upayanya menggugat penetapan tersangka oleh KPK lewat praperadilan. Namun tim pengacara Setya mempersoalkan perbedaan isi dakwaan kliennya dengan berkas dakwaan Irman dan Sugiharto, dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri yang telah divonis pada Juli lalu dengan hukuman masing-masing 7 tahun dan 5 tahun penjara dalam perkara yang sama.
Salah satu perbedaan yang dipermasalahkan adalah tak dicantumkannya sejumlah nama yang dicurigai diperkaya akibat korupsi ini. Mereka yang namanya tak lagi disebut di antaranya adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014. Sebanyak 21 nama tak lagi disebutkan dalam berkas dakwaan Setya.
Menurut Febri, dakwaan atas Irman dan Sugiharto hanya menguraikan peran keduanya meloloskan proyek e-KTP di Kementerian. Adapun dakwaan atas Andi Agustinus alias Andi Narogong-kini dituntut 8 tahun penjara-mengungkap perannya sebagai pengusaha kaki tangan Setya dalam pelaksanaan proyek. “Sedangkan dalam dakwaan SN, kami menguraikan perannya sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar saat itu,” kata Febri.
Secara garis besar, kata Febri, proses korupsi E-KTP dalam tiga dakwaan yang telah dibacakan sama. Nama-nama anggota Dewan bahkan sama sekali tak disebut dalam dakwaan Andi Narogong. Adapun dalam dakwaan Setya Novanto bekas Ketua Umum Partai Golkar itu diduga berperan meloloskan anggaran proyek ini di Senayan pada 2010 sehingga mendapat jatah US$ 7,3 juta atau sekitar Rp 64,97 miliar-dengan kurs rupiah saat itu 8.900 per dolar, atau kini senilai Rp 99 miliar-dan sebuah jam tangan mewah Richard Mille senilai Rp 1,26 miliar.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menganggap, penghilangan nama dalam dakwaan terdakwa korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) Setya Novanto bersifat fatal. Sebab, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai tidak konsisten.
“Nama yang hilang dalam dakwaan itu fatal karena tidak ada konsistensi,” kata Ferry usai diskusi bertajuk ‘Setnov Effect’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, (16/12/17).
Menurut Ferry, nama yang muncul dalam dakwaan Irman dan Sugiharto seharusnya dicantumkan di dakwaan Setya. Irman dan Sugiharto adalah mantan petinggi di kementerian dalam negeri yang terlebih dahulu menjadi terdakwa e-KTP.
Hilangnya sejumlah nama justru terkesan aneh. Hal ini juga membuat masyarakat bertanya-tanya apa yang terjadi dengan KPK.
Pengacara: Ahok akan Dapat Remisi Saat hari Natal
Jakarta, Berita Dunia – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diperkirakan akan mendapatkan remisi pada 25 Desember 2017 mendatang. Pengurangan hukuman ini sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Keppres Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi terpidana dalam perkara penistaan agama. Pengadilan menjatuhkan vonis dua tahun untuk Ahok. Saat ini, ia telah menjalani hukuman lebih dari enam bulan. Tingkah lakunya di penjara pun dinilai baik. “Jadi Ahok telah memenuhi syarat administrasi untuk mendapatkan remisi,” Kuasa hukum mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, I Wayan Sudirta.
Kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok itu terkait dengan ucapannya dalam sebuah acara di Kepulauan Seribu yang mengutip salah satu ayat Al-Quran.
Wayan menambahkan, pemberian remisi atau pengurangan masa pidana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Selain itu, remisi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2006 dan PP Nomor 99 Tahun 2012.
“Remisi yang didapatkan Ahok nanti sudah sesuai dengan aturan-aturan tersebut,” tuturnya.
Remisi yang akan diterima Ahok pada hari Natal 2017 merupakan remisi pertama yang dia peroleh sejak menjalani hukuman. Pada 17 Agustus lalu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga memberikan remisi hari kemerdekaan, tapi Ahok belum bisa memperolehnya.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi seorang narapidana untuk mendapatkan pengurangan masa kurungan. Adapun syaratnya adalah berkelakuan baik dan minimal sudah menjalankan masa pidana selama enam bulan. Hak tersebut tercantum dalam Keppres Nomor 174 Tahun 1999.
Berdasarkan Keppres Nomor 174 Tahun 1999, jika seseorang sudah menjalani masa pidana selama enam bulan, ia akan mendapatkan remisi selama satu bulan. Kemudian, jika satu tahun pertama pidana, mereka akan mendapatkan remisi dua bulan. Begitu tahun kedua, mereka akan mendapatkan remisi tiga bulan dan seterusnya sampai batas maksimal enam bulan.
Namun, berbeda dengan ketentuan keppres tersebut, Wayan mengatakan Ahok akan memperoleh remisi kurang dari satu bulan. “Rencana akan dapat remisi 15 hari,” ujarnya.
Selain tentang remisi, Wayan juga mengungkapkan, saat ini kondisi Ahok saat ini baik-baik saja. Sebab, mantan Bupati Belitung Timur sibuk berolahraga, membaca, menulis dan beribadah.
“Kondisi baik-baik aja, masih sering baca, ibadah dan nulis terus,” tutupnya.
Untuk diketahui, Ahok ditahan pada 9 Mei 2017 di Markas Komando Brimob, Depok, Jawa Barat. Dia divonis 2 tahun kurungan lantaran pidatonya di Kepulauan Seribu dianggap telah menodai agama Islam.
Kekejaman Penjara Israel Terhadap Pemuda Palestina
Fawzi al-Junaidi, pemuda 16 tahun Palestina, digiring 23 tentara Zionis dan membuktikan penyiksaan penjara Tel Aviv.
Hingga kini keputusan sepihak Trump terus mendapatkan protes di Palestina. Dalam salah satu unjuk rasa ada sebuah penangkapan yang dilakukan oleh aparat keamanan Zionis. Hal yang aneh dalam kejadian tersebut adalah penangkapan pemuda 16 tahun, Fawzi al-Junaidi yang digiring bak penjahat kelas kakap oleh 23 tentara Zionis.
Beberapa media internasional memposting foto penangkapan al-Junaidi di Bab al-Zawiyah, di tengah kota al-Khalil, yang dikerumuni oleh 23 tentara keamanan Zionis. Postingan tersebut telah membangkitkan amarah rakyat Palestina.
Seorang wakil Palestina, Ma’mun al-Hashim, berhasil menemui al-Junaidi di penjara Israel di Aufar, dekat Ramallah untuk mendengarkan detail kasus penangkapannya.
Al-Junaidi menceritakan bahwa pada tanggal 6 Desember ada sebuah unjuk rasa di al-Khalil. Ia keluar untuk menemui salah satu saudaranya yang ikut demo, tapi tak disangka salah satu tentara Zionis melihatnya dan langsung menyerang dan memukul keras kepalanya dengan senjata M-16. Lebih lanjut dia menceritakan:
“Kemudian tentara yang lain ikut mendekat dan mereka mengatakan hal-hal yang tidak pantas kepadaku. Mereka melemparku dan tanpa henti memukuli wajah dan kepala dengan senjata di tangan mereka.
Para tentara mengikat kedua tanganku dengan sebuah tali plastik dengan sangat keras hingga tanganku terluka. Mataku juga ditutup dengan kain lalu mereka menggiringku.
Di jalan mereka terus memukuliku. Ketika sedang dipukuli, sepatuku mau lepas. Ketika aku berusaha menahan agar sepatu tidak lepas, mereka tambah memukuliku hingga salah satu tentara melepas sepatu dan akupun berjalan tanpa alas kaki.
Tentara Israel mengurungku di kamar gelap. Mereka mulai menyiksaku seperti binatang. Mereka menyiram kakiku dengan air dingin dan terus memukuli. Saking keras dan banyaknya pukulan, aku pun hampir pingsan.”
Dilaporkan bahwa karena banyak menerima pukulan, ada banyak legam hitam di sekujur tubuh Fawzi. Bahkan saking buruknya kesehatan sang bocah, salah satu penjara tidak mau menerimanya. Akhirnya ia dikirim ke rumah sakit, kemudian dari rumah sakit dikirim ke penjara Aufar.
Al-Hashim menjelaskan bahwa Zionis telah melanggar hak dan hukum tahanan yang dibuat oleh mereka sendiri. Al-Junaidi diinterogasi dalam keadaan tangan dibelenggu. Wakil tidak boleh hadir dan keluarganya juga tidak diizinkan menjenguk. Kemudian sebuah surat dengan Bahasa Ibrani ditaruh dihadapannya untuk ditandatangani tanpa diterjemahkan isi surat tersebut.
“Tanpa alasan tertentu, Zionis memperpanjang waktu tahanannya hingga 18 Desember. Dan hingga kini belum ada kejelasan pembebasannya” lanjut wakil Palestina tersebut.
Menlu AS: Kedutaan AS Tidak Akan Pindah ke Yerusalem dalam Waktu 3 Tahun Kedepan
Washington, Berita Dunia – Menlu AS menyatakan bahwa kedutaan AS tidak akan pindah dalam dua atau tiga tahun ke depan.
Menlu AS, Rex Tillerson, terkait pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, menyatakan bahwa dalam 3 tahun kedepan tidak akan ada perubahan apapun.
“Meskipun Presiden menyatakan “Lakukan!”, tapi sepertinya tidak akan terjadi apa-apa dalam 3 tahun kedepan” jelasnya.
Badai Kai-Tak Mengarah ke Filipina, 38 Ribu Orang Mengungsi
Manila, Berita Dunia – Badai Kai-Tak dilaporkan mulai mengarah ke Filipina pada Sabtu (16/12/17), membuat setidaknya 38 ribu orang di negara Asia Tenggara itu terpaksa mengungsi untuk menghindari Badai.
Pejabat setempat mengatakan kepada AFP, puluhan ribu orang itu dibawa ke kamp evakuasi setelah hujan lebat menerjang Filipina selama beberapa hari belakangan, efek dari badai Kai-Tak yang mendekat.
Badai berkecepatan 100 kilometer perjam itu diperkirakan bakal menghantam Pulau Samar dan Leyte pada Sabtu malam sebelum menerjang pusat Filipina.
Sedikitnya tiga orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi dari rumah mereka akibat banjir saat Badai Tropis Kai-Tak melanda Filipina timur pada Sabtu (16/12/17) yang membuat aliran listrik terputus dan memicu tanah longsor.
Pejabat lokal melaporkan tiga orang tewas di pulau Leyte di dekatnya, seorang anak laki-laki berusia dua tahun yang tenggelam di Kota Mahaplag, seorang perempuan yang terkubur tanah longsor dan seorang lainnya yang jatuh ke dalam lubang banjir di Kota Ormoc.
Samar dan Leyte, dengan total jumlah penduduk sekitar 4,5 juta orang, telah tekena dampak Haiyan pada 2013, yang menyebabkan lebih dari 7.350 orang tewas atau hilang.
Sementara itu, para aparat pun sudah bersiap mengantisipasi bahaya Kai-Tak ini. Layanan kapal feri di sejumlah kepulauan langsung ditutup setelah tiga nelayan dilaporkan hilang.
Badan pemantau cuaca Filipina meminta warga bersiap menghadapi hujan lebat di sebelah timur negara itu selama beberapa jam ke depan.
Filipina memang sudah biasa menghadapi cuaca tak menentu. Setiap tahun, sekitar 20 angin topan atau badai menerpa Filipina atau perairan di sekitarnya, membuat proses pembangunan sejumlah kawasan miskin negara itu semakin sulit.
Pelopor Persatuan di Dunia Islam
Bulan Rabiul Awal telah tiba, bulan kelahiran manusia suci, Nabi Muhammad Saw. Ahlu Sunnah meyakini Rasulullah lahir pada 12 Rabiul Awal, sedangkan Syiah menyakini nabi lahir pada 17 Rabiul Awal. Bertahun-tahun lalu, Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran memanfaatkan rentang waktu perbedaan keyakinan dua mazhab Islam ini untuk menggalang persatuan dan mendekatkan mazhab-mazhab Islam.
Imam Khomeini menetapkan rentang waktu tersebut sebagai pekan persatuan. Dengan demikian untuk selanjutkan, pekan persatuan menjadi moment penting untuk memperkokoh solidaritas dan persatuan di antara umat Islam. Ajaran Islam sendiri sangat menekankan persatuan, tapi sayangnya saat ini kita menyaksikan bentrokan dan konfrontasi serius antar umat Islam.
Imam Khomeini
Di kondisi saat ini, kembali pada ajaran Islam dan sirah Rasulullah Saw menjadi kebutuhan sangat penting, karena musuh umat Islam paling diuntungkan dari perpecahan di antara pengikut Nabi Muhammad. Padahal cahaya gemilang nabi akhir zaman ini bukan saja pelita hidayah bagi umat manusia, bahkan sandaran bagi pengokohan persatuan seluruh umat Islam di dunia.
Di berbagai ayat al-Quran, Allah Swt menyeru umat Muslim bersatu dan Rasulullah beserta para Imam Maksum dengan mengikuti ajaran al-Quran, baik di perkataan maupun perilaku senantiasa membela persatuan umat Islam. Misalnya di awal ayat 103 surat Al Imran, Allah menyeru umat Islam berpegang teguh pada Hablullah (tali Allah) dan menyebut persatuan sebagai salah satu nikmat besar.
Allah berfirman di surat Al Imran ayat 103 yang artinya, " Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara..."
Sejarah permulaan Islam membuktikan bahwa Rasulullah dengan prinsip La Ila ha Illa Allah, telah mencegah perpecahan dan kembalinya nilai-nilai perpecahan di era jahilihah di antara umat Islam melalui sabda dan sunnah beliau. Meski Muhammad diutus di tengah kaum Arab dan al-Quran turun dengan bahasa Arab, namun risalah dan seruan beliau tidak mengenal batas teritorial dan etnis atau bahasa. Namun begitu sangat disayangkan meski ada pesan dan ajaran Rasulullah yang menekankan untuk menjaga kehormatan dan keagungan umat Muslim, setelah beliau meninggal benih-benih perpecahan mulai tumbuh di tubuh umat Islam.
Benih perpecahan ini bermula di peristiwa Saqifah. Api perpecahan yang sebelumnya terpendam kini mulai bangkit, namun berkat kewaspadaan dan pemikiran jangka panjang Imam Ali bin Abi Talib, perpecahan ini dapat diredam dan persatuan umat Islam tetap terjaga. Di fase penting sejarah ini, Imam Ali rela melepas haknya sebagai Amirul Mukmin umat Islam yang telah dikukuhkan oleh Rasulullah di Ghadir Khum dan hal ini dilakukan Imam Ali untuk menjaga persatuan dan solidaritas umat Islam. Selama pemerintahan para khulafa, Imam Ali juga tidak menunjukkan sikap menentang terhadap penguasa.
Tapi setelah gugurnya Imam Ali bin Abi Thalib, benih-benih perpecahan dan pemikiran jahiliyah kembali terkuak dan para pengobar perpecahan mulai berkoar dan menghidupkan gaya aristokrasi dan fanatisme etnis. Mereka pun mulai merusak sendi-sendi persatuan dunia Islam. Di era ini, pada awalnya penunjukan menjadi sistem pemilihan khalifah dan kemudian sistem ini berubah menjadi warisan.
Selama periode pemerintahan Bani Umayah, penguasa ini menerapkan strategi memecah belah antar etnis dan kebijakan ini menjadi peluangbagi aktifnya perpecahan sosial di tengah umat Islam. Oleh karena itu, penguasa terakhir bani Umayah menghadapi pemberotakan warga yang tak puas. Ketidakpuasan ini muncul dalam bentuk beragam pemberontakan, namun di antara pemberontakan ini yang mampu menggoyang kekuasaan penguasa adalah kebangkitan Allawi dan Abbasi.
Kubu Allawi dan Abbasi bergabung dan mampu menumbangkan pemerintahan Bani Umayah. Namun begitu yang menggantikan pemerintahan ini adalah kelompok Abbasiah bukannya Allawi. Penguasa baru ini mengklaim akan menciptakan era baru penuh keadilan, ketakwaan dan kemakmuran. Berbeda dengan yang dijanjikan Bani Abbasiyah, di periode ini bukan saja tidak ada era baru keadilan, ketakwaan dan kemakmuran di masyarakat Islam, bahkan peluang perpecahan semakin besar.
Di tengah-tengah berkecamuknya perpecahan ini, dunia Islam sempat mengalami masa gemilang dan kekuasaan Islam merambah ke Eropa. Namun tak lama kondisi ini berbalik dan era kolonialisme dunia Islam oleh Barat dimulai. Di sisi lain, meski masuknya negara-negara Barat dan Eropa ke negara Islam membuat perpecahan semakin besar, tapi hal ini juga menciptakan peluang bagi sejumlah reaksi positif yang menyeru persatuan. Kebangkitan tersebut serta kebangkitan politik dan sosial di tengah umat Islam dunia tersebut adalah terhadap penguasa despotik di dalam negeri dan kolonialisme asing.
Banyak tokoh yang muncul memberi pencerahan dan menyeru persatuan kepada umat Islam. Di antara mereka adalah Sayid Jamaluddin Asadabadi, Abd al-Rahman al-Kawakibi, Iqbal Lahore dan banyak tokoh lainnya menyadari bahwa akar ketertinggalan umat Islam adalah perpecahan dan perpecahan dunia Islam akibat kinerja para penguasa despotik dan imperalis asing yang terkadang saling bekerja sama. Kebangkitan Islam menentang despotisme dan kolonialisme tidak terbatas pada ideologi, dan muncul dalam pentas politik dan sosial, meski hal ini tidak berhasil menciptakan persatuan sejati di tengah masyarakat Islam.
Image Caption
Jamaluddin Asadabadi adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain, serta pengaruhnya terbesar ditinggalkannya di Mesir. Dia dikenal sebagai seorang pembaharu politik di dunia Islam pada abad sembilan belas. Ia juga perintis modernisme Islam, khususnya aktivisme anti imperialis. Dia terkenal karena kehidupan dan pemikirannya yang luas, dan juga karena menganjurkan dan mempertahankan sejak 1883, bahwa persatuan Islam merupakan sarana untuk memperkuat dunia muslim menghadapi Barat.
Dia juga tokoh yang pertama kali menganjurkan untuk kembali pada tradisi muslim dengan cara yang sesuai dengan berbagai problem, mengusik Timur Tengah di abad sembilan belas. Dengan menolak tradisionalisme murni yang mempertahankan Islam secara tidak kritis disatu pihak, dan peniruan membabi buta terhadap Barat di pihak lain. Asadabadi menjadi perintis penafsiran ulang Islam yang menekankan kualitas yang diperlukan di dunia modern, seperti penggunaan akal, aktivitas politik, serta kekuatan militer dan politik.
Tokoh pelopor persatuan lainnya adalah Syekh Mahmud Shaltut. Ia merupakan sosok yang selalu menggeluti dunianya dengan aktivitas keagamaan, ilmu pengetahuan, kemasyarakatan dan juga perjuangan politik. Tidak mengherankan ketika masih muda, ia sudah dikenal dan dianggap sebagai seorang ahli fikih besar, pembaharu masyarakat, penulis yang hebat, seorang khatib yang hebat dengan penyampaian bahasa yang mudah dipahami, argumentasi yang rasional dan pemikiran yang bijak.
Hal ini dibuktikan ketika pada tahun 1937, saat Shaltut diutus Majelis Tertinggi Al-Azhar untuk mengikuti muktamar tentang Al-Qanûn Ad-Dauli Al-Muqaran (Perbandingan Hukum Internasional) di Belanda. Dalam muktamar itu, ia sempat mempresentasikan pemikirannya, tentang relevansi syariah Islam yang mampu berdinamika dengan perkembangan zaman. Sontak, pandangannya ini mendapat sambutan peserta.
Sheikh Shaltut
Dalam upaya kontekstualitas Islam, Shaltut mencoba merumuskan suatu konsep yang memudahkan umat Islam. Formulasi itu secara ringkas dapat dijelaskan dalam pandangannya, bahwa Islam sebagai sebuah ajaran tidak pernah tertinggal oleh dinamika zaman dan karenanya akan selalu kontekstual dengan masa. Baginya, Islam adalah syariah dan akidah yang karena keduanya manusia akan menemukan kedamaian dan kesejahteraan hidup.
Berkaitan dengan perbedaan pendapat, Shaltut menilai hal itu sebagai sesuatu yang wajar. Perbedaan pendapat, jelasnya, disebabkan oleh metodologi yang berbeda pada seorang mujtahid dalam memahami nash syar’i, juga cara pandang yang berbeda dalam sebuah masalah, sehingga hasil ijtihadnya pun berbeda. Perbedaan yang muncul akhirnya menjadi sekte atau aliran dan merupakan proses menyejarah. Hal demikian pun terjadi pada zaman nabi dan sahabat. Namun perbedaan itu pada hakikatnya memiliki sasaran yang sama yaitu, upaya pribumisasi Islam.
Karena antara satu mazhab dengan mazhab lainnya, khususnya suni dan syiah, berbeda pandangan dalam memahami nash-nash, Syaltut melontarkan gagasan jalan tengah yang dikenal sebagai Taqrîb Al-Madzâhib (rekonsiliasi mazhab-mazhab). Artinya, kita berusaha mempersatukan visi dan persepsi pemahaman keagamaan tanpa melihat simbol-simbol aliran yang kita yakini, dan dengan meminimalisir fanatisme mazhab yang selama ini membekas dalam perilaku keagamaan.
Ayatullah Boroujerdi
Ayatullah Boroujerdi, salah satu pelopor persatuan di dunia Islam. Beliau adalah salah satu marji besar Syiah dan penggagas dibentuknya Majelis Pendekatan Antar Mazhab Islam, khususnya antara Syiah dan Sunni. Ide persatuan dunia Islam dan mengabaikan friksi sejarah Sunni-Syiah oleh ulama dan marji besar seperti Imam Khomeini bukan saja sekedar teori, tapi juga dalam praktek dijalankan. Begitu juga Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin besar revolusi Islam Iran juga melakukan hal serupa.
Deklarasi Konferensi Internasional Persatuan Islam
Para peserta Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-30 di Tehran, mengakhiri kegiatannya dengan mengeluarkan sebuah deklarasi bersama. Mereka menekankan urgensitas persatuan Dunia Islam dan kewaspadaan dalam menghadapi konspirasi pecah-belah terhadap negara-negara Muslim.
Seperti dilaporkan kantor berita IRNA, pertemuan tersebut ditutup pada Sabtu (17/12/2016) malam dengan merilis sebuah deklarasi yang disusun dalam 27 butir.
Para cendekiawan bertemu di Tehran sejak tanggal 15 Desember, untuk mendiskusikan perkembangan terbaru di negara-negara Muslim. Mereka menyerukan pelaksanaan langkah-langkah mendesak untuk menghapus perpecahan dan bertindak untuk menata urusan Dunia Islam.
"Para peserta telah membahas isu-isu antara lain; peran gerakan Takfiri dalam memecah belah kaum Muslim, urgensitas memerangi gerakan Takfiri demi mewujudkan persatuan umat, peran imperialis dalam upaya gerakan Takfiri memecah Dunia Islam, bahaya gerakan Takfiri terhadap isu Palestina dan hambatan yang diciptakan oleh ideologi Takfiri dalam mewujudkan cita-cita umat Islam untuk membentuk peradaban baru Islam," kata deklarasi konferensi.
Deklarasi menilai pemikiran Takfiri sebagai bahaya utama bagi persatuan kaum Muslim. Oleh sebab itu, seluruh individu yang meyakini konsep pendekatan antar-mazhab dan persatuan umat, harus menjadikan perang melawan Takfiri sebagai fokus utamanya.
Deklarasi juga meminta kesadaran, kearifan dan kewaspadaan kaum Muslim terhadap model baru imperialisme.
Para peserta juga menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan bangsa Irak dan Suriah dalam melawan terorisme. Mereka berharap dengan berlanjutnya pengorbanan bangsa di kedua negara tersebut dan dukungan kaum Muslim, maka stabilitas dan keamanan dapat segera dipulihkan di Irak dan Suriah.
Deklarasi juga mengecam pembunuhan rakyat Yaman dan penghancuran generasi umat manusia. Mereka meminta lembaga-lembaga internasional untuk segera turun tangan demi menyelamatkan bangsa Yaman dan serangan yang mereka hadapi.
Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-30 digelar mulai tanggal 15-17 Desember 2016 di kota Tehran. Acara ini dihadiri oleh para cendekiawan dan pemikir Muslim dari lebih dari 60 negara.
Sinema di Dunia Islam dan Persatuan
Salah satu isu penting dunia Islam adalah persatuan di antara umat Muslim. Di dunia saat ini, penekanan terhadap upaya dan persiapan pembentukan umat Islam yang bersatu dan diplomasi persatuan serta perang melawan gerakan radikalisme dan penekanan persatuan Sunni-Syiah merupakan sebuah keharusan.
Urgensitas peningkatan persatuan Islam sebagai salah satu isu strategis dunia Islam masih menempati prioritas utama. Dengan demikian semakin penting untuk memanfaatkan kapasitas dan peluang bersama untuk mencitrakan lebih besar persatuan umat Islam. Penekanan ajaran Islam dan Ahlul Bait terhadap konvergensi mengharuskan penegasan akan kesamaan besar yang dimiliki antar mazhab Islam. Sehingga tidak layak sebuah perbedaan kecil menjadi alasan perpecahan.
Seperti Ahul Bait hidup baik dan berdampingan dengan Ahlu Sunnah dan mereka dengan transparan menganjurkan pengikutnya untuk menjaga persatuan umat Islam. Dengan demikian strategi Konferensi Internasional Persatuan Islam dalam koridor persatuan mampu mempersiapkan persatuan dan solidaritas umat Islam serta mengucilkan gerakan Takfiri serta melemahkan segitiga “Ibrani-Arab-Barat” sebagai sponsor utama teroris.
Penjelasan akan urgensitas perang melawan gerakan Takfiri untuk merealisasikan persatuan, dan juga sikap ulama Islam mementingkan wacana berdasarkan kesamaan prinsip di antara mazhab Islam serta kebangkitan dan muqawama umat Islam melawan kubu arogan dunia termasuk tuntutan strategis dan wacana di Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-30. Konferensi ini digelar dari 15 hingga 17 Desember di Tehran, ibukota Republik Islam Iran.
Ayatullah Mohsen Araki, sekjen Forum Dunia Pendekatan Antar Mazhab Islam (FIPMI) mengatakan, pelaksanaan konferensi internasional persatuan Islam di Tehran merupakan simbol dari persatuan Dunia Islam dalam menghadapi musuh.
"Konspirasi musuh untuk mengobarkan konflik sektarian di tengah negara-negara Muslim telah mengalami kegagalan," tambahnya.
Bersamaan dengan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-30 digelar juga festival film persatuan pertama kali. Di festival ini ditampilkan karya sutradara Muslim dari berbagai negara dunia. Festival Internasional Film Persatuan pertama kali ini memiliki sejumlah kategori seperti film pendek, dan durasi panjang untuk film dokumentar, animasi dan cerita dengan tema persatuan Islam, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw serta kategori khusus “Islamphobia”.
Sekretaris Festival Internasional Film Persatuan Islam menekankan bahwa penyelenggaraan festival film dengan tema persatuan Islam merupakan urgensitas budaya dan kebutuhan sutradara Muslim. Selain itu, urgensitas penyelenggaraan festival film persatuan Islam juga sangat ditekankan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Rahbar sangat menekankan upaya menjaga umat Islam yang satu, diplomasi persatuan dan melawan arus Sunni-Syiah. Festival ini merupakan salah satu langkah untuk merealisasikan tujuan tersebut.
Festival internasional film persatuan Islam akan menjadi rutinitas dan akan digelar setiap tahun. Oleh karena itu, penyelenggaraan festival dengan tema ini akan mendapat dukungan dari Forum Dunia Pendekatan Antar Mazhab Islam (FIPMI). Dengan demikian event ini dapat menjadi peluang mengidentifikasi, menarik dan mendukung sutradara di dunia yang memiliki tujuan mengenalkan Islam yang benar.
Penyebaran dan dorongan kepada Muslim di dunia untuk bersatu dan mencapai umat Islam yang satu, merupakan tujuan utama dari festival film ini. Kategori festival ini fokus pada dua bagian, nasional dan internasional persatuan Muslim, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw. Dan mengingat konspirasi dan fitnah musuh mengobarkan perpecahan antar agama dan mazhab serta upaya merusak citra Islam, dibentuk kategori khusus Islamphobia. Untuk kategori ini, para kritikus film dari dalam dan luar negeri akan hadir memberikan penilaian mereka.
Festival pertama ini digelar di dua kategori, nasional dan internasional. Sementara film yang ditayangkan dibagi menajdii film pendek, dan durasi panjang untuk film dokumentar, animasi dan cerita dengan tema persatuan Islam, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw serta kategori khusus “Islamphobia”. Film ini fokus pada penjelasan kisah-kisah al-Quran, metode dan sirah Nabi Muhammad Saw serta menjelaskan Islamphobia dan menampilkan citra sejati serta kejam kelompok teroris yang beroperasi dengan mengatasnamakan Islam.
Fokus festival pada isu Islamphobia dan ketertindasan umat Islam serta menampilkan karya-karya unggul dan pencerahan di kategori ini. Sebanyak 919 sutradara dari berbagai penjuru dunia telah mengirimkan karya mereka untuk kategori film dokumentar. Sementara di film berdurasi panjang ada 293 film yang sampai ke meja redaksi dan film pendek sebanyak 31 buah. Sementara di kategori film cerita ada 28 karya dari sutradara dalam negeri dan 13 dari 28 karya telah dipromosikan ke bagian internasional.
Untuk kategori animasi sebanyak 28 film nasional berhasil lolos dan sembilan darinya dipromosikan ke bagian internasional. Sementara untuk video clip, enam karya nasional lolos dan empat di antaranya dipromosikan ke bagian internasional. Sementara itu bagian internasional dengan tema Islamphobia, 15 karya telah diterima. Untuk kategori internasional sebanyak 302 karya dikirim dari Irak, Suriah, Maroko, Tunisia, Palestina, Labanon, Yaman, Mesir, Turki, Afghanistan, India, Pakistan, Tajikistan, Malaysia, Australia, Azerbaijan, Bosnia, Inggris, Uni Emirat Arab (UEA), Rusia, Perancis, Amerika dan Serbia.
Sementara di kategori nasional, sutradara dan aktor terkenal Iran seperti Panahbarkhoda Rezaee, Siavash Sarmadi, Ali Shah-Hatami, Mohammad-Ali Farsi, Shahriar Bahrani, Maziar Miri, Mohammad Mehdi Asgarpour, Mohammad Reza Varzi, Siamak Shayeghi, Hamid Bahmani, Parviz Sheikh Tadi, Abul Qassem Talebi, Fereshteh Taerpour, Behrouz Afkhami, Jamal Shurjeh, Mohammad Ali Najafi, Dariush Yari, Hassan Najafi juga mengirimkan karya mereka ke sekretariat festival film persatuan Islam.
Selain itu, di acara festival ini digelar peringatan terhadap ulama dunia Islam, Ayatullah Nimr Baqir al-Nimr. Menyusul aksi zalim pemerintah Al Saud dan gugurnya ulama Islam Ayatullah Sheikh Nimr, selain digelar acara mengenang ulama pejuang ini, juga dianugerahkan hadiah dan penghargaan Sheikh Nimr kepada karya terbaik film dokumentar di kategori Islamphobia. Mohammad Reza Islamlo di kesempatan tersebut juga mendapat penghargaan atas karya film dokumentarnya dengan tema persatuan Muslim dan dunia Islam.
Untuk kategori film pendek di bidang karya nasional juga diberikan sejumlah penghargaan dan hadiah tunai atas film terbaik, sutradara terbaik, sutradara film animasi terbaik, sutradara film drama terbaik dan sutradara film dokumentar terbaik. Selain itu, juga dipilih film animasi terbaik.
Sementara pada juri dari dalam dan luar negeri yang meluangkan waktunya untuk memberikan penilaian di festival kali ini diberi penghargaan khusus oleh panitia penyelenggara. Untuk kategori film animasi asing, penghargaan diberikan kepada sutradara dari Inggris. Adapun di film berdurasi panjang dan di kategori film terbaik, penghargaan disabet oleh sutradara dari Suriah, Diana Kamaleddin.



























