کمالوندی

کمالوندی

Menteri Intelijen Iran Sayid Mahmoud Alavi, menekankan pentingnya memelihara persatuan di tengah umat Islam dalam menghadapi konspirasi musuh terkait polarisasi dunia Islam.

Berpidato pada sebuah acara yang digelar oleh Organisasi Wakaf dan Amal Iran di Tehran pada Ahad (31/5/2015), Sayid Alavi menuturkan, menciptakan perpecahan di antara mazhab-mazhab Islam merupakan strategi musuh untuk membenturkan sesama kaum Muslim.

Menurutnya, strategi tersebut tidak hanya terbatas untuk negara-negara di sekeliling Republik Islam Iran. ÔÇ£Persatuan dan kekompakan pemerintah dan bangsa Iran merupakan satu-satunya jalan untuk menggagalkan agenda musuh,ÔÇØ tegasnya.

ÔÇ£Saat ini bahaya polarisasi mengancam dunia Islam, namun sayangnya beberapa negara regional justru bergerak seirama dengan musuh dan mereka mengeluarkan banyak uang di Irak dan Suriah serta menyerang Yaman demi mencapai ambisi-ambisinya,ÔÇØ jelas Sayid Alavi.

Pada kesempatan itu, Sayid Alavi menandaskan dinas-dinas intelijen Iran menguasai medan secara penuh. ÔÇ£Radar keamanan dan intelijen Iran sama sekali tidak punya kelemahan dan setiap teroris yang menyusup ke Iran untuk kegiatan sabotase, ia akan mengadapi pukulan keras oleh pasukan intelijen dan petugas keamanan Iran,ÔÇØ terangnya.

Sayid Alavi mengatakan bahwa sejauh ini sejumlah regu teror telah dikirim oleh musuh ke zona-zona sensitif di Iran untuk kegiatan sabotase dan peledakan bom, tapi mereka berhasil ditangkap berkat upaya pasukan keamanan dan konspirasi mereka digagalkan.

Ketua Pusat Riset Strategis Dewan Penentu Maslahat Negara Iran, Ali Akbar Velayati menyatakan, Amerika Serikat bersama rezim Zionis sedang menggulirkan sebuah program kolektif berantai guna menciptakan berbagai perubahan terkontrol di Timur Tengah.

IRNA melaporkan, Velayati pada Ahad malam (31/5) mengatakan, ÔÇ£Semua program tersebut pada awalnya dimulai di Suriah dan sekarang di Irak dan Yaman, juga selanjutnya Pakistan, mengingat kehadiran ISIS di utara Afghanistan.ÔÇØ

ÔÇ£Program mendatang mereka adalah anti-Cina di provinsi Xinjiang,ÔÇØ tegas Velayati.

Menyinggung transformasi Suriah, Velayati mengatakan, ÔÇ£Selama empat tahun pertempuran sulit dan melelahkan di negara ituÔÇöbanyak wilayah yang terbagi antara (yang dikuasai) pasukan pemerintah dan teroris, akan tetapi saya yakin dengan dukungan Iran dan Hizbullah, pemerintah dan rakyat Suriah akan tetap jaya.ÔÇØ

Perudingan delegasi Parlemen Iran dan Suriah digelar di gedung Majelis Syura Islam Iran.

IRIB News (1/6) melaporkan, Ali Larijani, Ketua Parlemen Iran dan Mohammad Jihad Al Laham, sejawatnya dari Suriah memimpin delegasi parlemen dua negara dalam perundingan itu.

Ketua Parlemen Suriah bersama rombongan tiba malam lalu di Tehran.

Selain bertemu dengan ketua Parlemen Iran, Mohammad Jihad Al Laham juga dijadwalkan akan menemui beberapa petinggi Iran lainnya.

Ketua Parlemen Iran dan Suriah akan menggelar konferensi pers pasca perundingan tersebut.

Wakil Asosiasi Internasional Pebisnis Cina mengatakan, dunia bisnis Asia menanti pencabutan sanksi atas Iran.

IRNA (30/5) melaporkan, Wakil Asosiasi Internasional Pebisnis Cina menuturkan, ÔÇ£Pasar Iran bagi perusahaan-perusahaan Cina dan seluruh pelaku bisnis Asia, merupakan pasar yang menarik dan penting. Tidak diragukan, dengan dicabutnya sanksi internasional, kapasitas kerja sama di antara negara-negara Asia akan berlipat ganda.ÔÇØ ┬á

Menurutnya, Iran dan Cina adalah dua negara penting di Asia dan Timur Tengah. ÔÇ£Latar belakang positif dan bersahabat Iran dan Cina dalam hubungan kokoh ekonomi sangat penting,ÔÇØ katanya.

Ia juga menyinggung posisi Iran dalam proses menghidupkan kembali Jalur Sutra yang tidak bisa ditolak. ÔÇ£Iran dalam pandangan Cina memiliki kedudukan tinggi dan layak dipuji. Perlawanan rakyat Iran dalam menghadapi arogansi Barat selalu membangkitkan kekaguman rakyat Cina,ÔÇØ pungkasnya.

Ketua Organisasi Managemen dan Perencanaan Iran Mohammad Bagher Nobakht mengatakan, perekonomian Iran akan menerima suntikan dana 100 miliar dolar jika kesepakatan nuklir dicapai.

Menurut laporan IRNA, Bagher Nobakht pada Sabtu (30/5/2015) sore, menyoroti kemajuan yang dicapai dalam perundingan nuklir Iran dengan enam kekuatan dunia. Dia menuturkan, jika kesepakatan final dicapai dalam negosiasi dan sanksi dicabut, 100 miliar dolar dari aset Iran yang diblokir di luar negeri akan masuk ke kas negara.

ÔÇ£Saat ini Iran yang telah menjual satu juta barel minyaknya tidak bisa mentransfer pendapatannya ke dalam negeri,ÔÇØ jelasnya.

Bagher Nobakht menerangkan, sumber-sumber keuangan Iran di dunia dilokir setelah Bank Sentral Republik Islam disanksi dan jika sanksi-sanksi itu dicabut, perubahan signifikan akan terlihat dalam perekonomian Iran.

Menurutnya, sanksi-sanksi kejam harus kita patahkan dengan kemuliaan dan Organisasi Managemen dan Perencanaan Iran akan menyusun anggaran untuk kondisi perekonomian saat ini atau untuk kemungkinan pencabutan sanksi.

ÔÇ£Sekarang hanya satu juta barel minyak terjual dengan harga sekitar 50 juta dolar dan jumlah ini pun tidak mengalir ke Iran karena Bank Sentral di bawah sanksi,ÔÇØ ujarnya.

Rahbar atau Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, menyatakan bahwa para pejabat Iran harus teguh pada kebijakan negara dalam negosiasi nuklir dengan Kelompok 5+1 guna menjamin kepentingan bangsa.

"Pada isu nuklir, sikap [Iran] adalah sama seperti yang kita telah umumkan secara eksplisit; poin yang sama telah diumumkan kepada para pejabat secara lisan dan tertulis. Ini adalah sikap mendasar pemerintah Islam," kata Ayatullah Khamenei dalam pertemuan Rabu (27/5) dengan Ketua Parlemen Iran (Majlis) Ali Larijani dan anggota parlemen.

Rahbar menambahkan bahwa penyelesaian masalah nuklir negara akan difasilitasi dengan memanfaatkan potensi dalam negeri.

"Jika kita meningkatkan produksi dan mengerahkan potensi dalam negeri, [ini akan] bukan hanya memecahkan masalah dalam negeri, bahkan memfasilitasi penyelesaian masalah luar negeri seperti masalah nuklir salah satunya," kata Rahbar.

Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa tim perunding nuklir Iran sedang berupaya tulus untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan program nuklir negara.

Beliau lebih lanjut mencatat bahwa Iran juga berhadapan masalah selain program nuklir negara itu dalam berurusan dengan Barat.

"Dalam kerangka isu-isu yang kita miliki dengan AS, Barat dan Zionisme, kami juga memprediksi berbagai topik selain masalah nuklir seperti hak asasi manusia, tetapi jika kita fokus pada kemampuan dalam negeri ... maka akan mudah menyelesaikan masalah-masalah ini juga," tegas Rahbar.

"Saya tahu bahwa kita dihadapkan dengan kurangnya sumber daya, dan sanksi telah berkontribusi pada kekurangan sumber daya itu. Carilah solusi," tegas Rahbar.

"Solusinya adalah menghemat," kata Pemimpin, seraya menambahkan bahwa prioritas harus dipertimbangkan.

Ayatullah Khamenei juga mendesak para anggota parlemen "bersikeras menekankan prinsip pemerintah [Islam]."

Karena menurut Rahbar, jika tidak ada penekanan itu dari para anggota parlemen maka negara akan menghadapi banyak bahaya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah terkini Dunia Islam adalah mematuhi perintah Al Quran dan tidak tunduk pada tekanan-tekanan Jahiliyah Modern serta bangkit melawan serangan jahiliyah ini.

Ayatullah Khamenei, Rahbar, Sabtu (23/5) bersamaan dengan milad Abul Fadhl Abbas as, dalam pertemuannya dengan para peserta MTQ internasional Tehran menuturkan, ÔÇ£Hari ini, sungguh disayangkan, Dunia Islam menderita kelemahan, kemiskinan, konflik dan perang saudara akibat tekanan pemerintahan-pemerintahan jahil. Satu-satunya cara untuk menghadapi tekanan-tekanan ini adalah mematuhi perintah Al Quran dan memupuk tekad kuat untuk bergerak ke arah tujuan yang tinggi.ÔÇØ

Rahbar menambahkan, ÔÇ£Jika diambil satu langkah menuju tujuan Qurani, maka Allah Swt akan memberikan kekuatan tambahan, dan ini dirasakan oleh rakyat Iran. Dengan perlawanannya atas semua tekanan, rakyat Iran mendapatkan kemampuan dan harapan yang lebih besar.ÔÇØ

Ayatullah Khamenei menilai pemanfaatan pengalaman bangsa Iran dalam melawan kekuatan-kekuatan besar dunia, merupakan solusi bagi masalah-masalah Dunia Islam. ÔÇ£Upaya menciptakan konflik dan perpecahan di antara umat Islam, hari ini menjadi salah satu agenda utama musuh. Oleh karena itu, mereka harus waspada jangan sampai meneriakkan perpecahan dan menjadi corong musuh Islam dan Al Quran,ÔÇØ ujarnya.

Setiap pangkal kerongkongan yang digunakan untuk meneriakkan perpecahan, katanya, adalah corong musuh. Rahbar menjelaskan, ÔÇ£Upaya menciptakan perpecahan lewat isu Sunni-Syiah, Arab-Non-Arab, kesukuan, etnis dan fanatisme kebangsaan, termasuk agenda musuh-musuh umat Islam yang harus dihadapi dengan kesadaran dan tekad yang kuat.ÔÇØ

Menurut Rahbar, ulama, intelektual, penulis, mahasiswa, peneliti, qari dan hafiz Quran memikul tanggung jawab yang lebih besar dalam menyebarluaskan Kebangkitan Islam.

ÔÇ£Masyarakat harus diberi kabar gembira tentang jalan yang ditunjukkan Al Quran,ÔÇØ kata Rahbar.

Ia menandaskan, ÔÇ£Kebangkitan Islam adalah sebuah realitas yang tidak akan pernah musnah, dan dampaknya akan semakin meluas dari hari ke hari.ÔÇØ

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menegaskan bahwa segala bentuk inspeksi atas situs militer Iran tidak akan pernah diizinkan.

Ayatullah Khamenei, Rabu (20/5) pagi di acara wisuda taruna militer Universitas Imam Hussein as menyinggung arogansi baru yang ditunjukkan dalam perundingan nuklir, termasuk permintaan untuk menginspeksi pusat-pusat militer dan dialog dengan ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran.

Rahbar menuturkan, "Permintaan ini tidak akan pernah dikabulkan, dan musuh harus tahu bahwa rakyat dan pemerintah Iran tidak akan tunduk pada arogansi dan intimidasi dengan alasan apapun.

Ayatullah Khamenei menilai salah satu tantangan yang dihadapi Republik Islam Iran adalah intimidasi dan arogansi pihak lawan perundingan. "Musuh masih tidak mengenal dengan baik rakyat dan pemerintah Iran dengan terus mengeluarkan kata-kata memaksa, pasalnya rakyat dan pemerintah Iran, yang berasal dari rakyat, tidak akan pernah tunduk pada paksaan sampai kapanpun," ujarnya.

Rahbar menegaskan, setiap kali kita mundur dalam menghadapi arogansi pihak lawan, maka mereka akan bergerak maju. Ia menjelaskan, "Untuk menghadapi arogansi ini harus dibangun tembok kokoh dari tekad, tawakal dan kekuatan nasional."

Menurutnya, rakyat Iran akan mampu melewati tantangan-tantangan ini dengan bertawakal kepada Allah Swt dan percaya diri. "Kami tidak akan membiarkan pihak asing masuk dan menginterogasi ilmuwan serta putra-putra mulia bangsa ini," katanya.

Rahbar melanjutkan, "Para perunding nuklir harus menunjukkan pesan keagungan bangsa Iran dalam perundingan."

Rahbar juga menyinggung soal sejumlah pemberitaan terkait upaya para pengganggu dan beberapa negara kawasan Teluk Persia untuk menyeret perang proxy ke perbatasan Iran. "Jika sampai terjadi gangguan, reaksi Republik Islam Iran akan sangat keras," tegasnya.

Pada saat yang sama Rahbar juga menyoroti propaganda musuh terkait pengucilan Iran dan menerangkan, "Pemerintah Islam sejak awal sampai saat ini selalu memiliki tempat di hati rakyat dan bukti jelasnya, simpati kuat rakyat sejumlah negara dunia kepada pemimpin Iran dalam 36 tahun ke belakang."

 

Rahbar menambahkan, "Pemerintah Iran yang dengan berani terjun di medan tempur ini harus tahu bahwa satu-satunya cara menghadapi musuh yang tidak punya malu, adalah tekad kuat dan tidak reaktif."

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, rakyat Yaman, Bahrain, dan Palestina berada di bawah penindasan dan Iran mendukung bangsa tertindas.

Rahbar menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan para pejabat Iran dan duta besar negara-negara Muslim di Tehran, Sabtu (16/5/2015), bertepatan dengan perayaan Hari MabÔÇÖas, yang menandai pengutusan Muhammad sebagai Rasul Saw.

Ayatullah Khamenei menuturkan, pada bulan haram (suci), kaum musyrik Makkah memilih menghentikan perang, namun sekarang terdapat orang-orang yang membunuh rakyat Yaman di bulan haram.

ÔÇ£Penebar ketidakamanan dan pelaku pembantaian di Yaman adalah beberapa negara di Timur Tengah, tetapi mereka termakan tipuan,ÔÇØ tegas Rahbar.

Menurut Rahbar, Jahiliyah modern dilahirkan dengan kemampuan yang luar biasa dan ratusan kali lipat lebih berbahaya dari Jahiliyah di era permulaan Islam. Tentu saja, Islam hari ini juga sudah memiliki kekuatan yang besar dan tersebar luas di dunia dengan berbagai sarana.

Ayatullah Khamenei kembali menegaskan bahwa Republik Islam Iran semampunya akan mendukung bangsa-bangsa tertindas.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei mengatakan, pengalaman Iran selama 35 tahun menunjukkan bahwa bangsa Muslim dengan menjaga dua prinsip yaitu kearifan dan tekad, mampu berhadapan dengan Jahiliyah modern dan mengalahkannya.

Rahbar menyeru negara-negara regional untuk mewaspadai kebijakan arogansi dunia yang menciptakan musuh bayangan dan menakut-nakuti negara-negara tersebut terhadap sesama. ÔÇ£Mereka sedang berusaha mengamankan rezim arogan dan Zionis, dan menciptakan permusuhan di tengah negara-negara Islam. Jadi, kita harus melawan kebijakan yang disebut Jahiliyah modern ini,ÔÇØ tegasnya.

Menurut Ayatullah Khamenei, dalam kondisi sekarang poros utama kebijakan busuk rezim arogan di kawasan adalah menciptakan perang proxy. ÔÇ£Mereka tengah mengejar kepentingannya dan memenuhi brankas perusahaan-perusahaan senjata. Oleh karena itu, negara-negara regional perlu waspada sehingga tidak terjebak dalam kebijakan tersebut,ÔÇØ jelasnya.

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menekankan Amerika Serikat tidak mengejar keamanan di wilayah Teluk Persia dan juga tidak punya kelayakan untuk berbicara tentang itu. Beliau menambahkan, jika kawasan Teluk Persia aman, semua negara regional akan menikmati keamanan tersebut, namun jika Teluk Persia tidak aman, maka ketidakamanan akan dirasakan oleh semua negara.

Pada kesempatan itu, Ayatullah Khamenei menerangkan bahwa AS adalah sponsor utama dan arsitek terorisme di dunia. ÔÇ£Washington adalah sponsor utama dan desainer terorisme, sementara Tehran dengan tegas memerangi teroris yang didukung dan didanai oleh AS dan dalam kondisi seperti itu, Iran tetap dituding mendukung terorisme,ÔÇØ tandasnya.

Perdana Menteri Irak mengumumkan, komandan-komandan militer yang melakukan pelanggaran akan diadili. Haider Al Abadi, PM Irak menegaskan, sebuah komite sudah dibentuk untuk menyelidiki sebab mundurnya pasukan Irak dari kota Ramadi, pusat Provinsi Al Anbar.

Al Abadi mengatakan, jika terbukti ada komandan yang bermaksud buruk menginstruksikan bawahannya mundur dari Ramadi, pasti akan diadili di mahkamah militer. Sebelumnya, pasukan Irak, Juni 2014 lalu juga mundur dari kota Mosul, pusat Provinsi Ninawa, sehingga membuka peluang bagi ISIS untuk menduduki kota tersebut. Sejumlah komandan pasukan Irak yang terlibat dalam kasus itu sampai sekarang masih menjalani proses interogasi.

Pada kondisi seperti ini, anggota Parlemen Irak menilai pencopotan Gubernur Ninawa sebagai peringatan bagi para aktor asing.

Alia Nassif, anggota Parlemen Irak dari Koalisi Negara Hukum, dalam pernyataannya menyambut baik pemecatan Atheel Al Nujaifi, Gubernur Ninawa, Utara Irak dan menyebut pencopotan Al Nujaifi sebagai prestasi nasional.

Nassif mengatakan, Al Nujaifi dituduh bekerjasama dan melakukan mata-mata untuk pihak asing, dan menjalin kontak dengan kelompok-kelompok teroris. Pencopotan Al Nujaifi, ujarnya, menjadi peringatan bagi semua pihak yang ingin menerapkan mekanisme asing di Irak. Anggota Parlemen Irak itu menambahkan, Al Nujaifi mengorbankan kepentingan nasional dengan menyerahkan Provinsi Ninawa kepada para teroris Takfiri, ISIS dan mengkhianati bangsanya sendiri.

Dengan suara mayoritas, Parlemen Irak sepakat mencopot Al Nujaifi dari posisinya sebagai Gubernur Ninawa. Di detik-detik pertama serangan ISIS ke Mosul pada 10 Juni 2014, Al Nujaifi menyerahkan kota ini kepada para teroris tanpa memberikan perlawanan sedikitpun dan setelah itu melarikan diri ke Kurdistan, Irak.

Pada saat yang sama, Pemimpin wilayah Kurdistan, Irak mengumumkan tidak akan bekerjasama dengan komite penyelidik yang mengungkap sebab jatuhnya kota Mosul, Utara Irak ke tangan para teroris ISIS.

Shwan Taha, salah satu pejabat wilayah Kurdistan, dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin Kurdi, mengutip Masoud Barzani, Pemimpin Kurdistan, Irak mengatakan, Barzani sampai kapanpun tidak akan pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari komite yang menyelidiki sebab jatuhnya kota Mosul.

Bersamaan dengan penegasan petinggi Irak untuk menindak tegas para pengkhianat dan pelanggar, militer Irak berhasil mencapai sejumlah kemenangan dari teroris dan membersihkan beberapa wilayah lain yang diduduki ISIS.  

Operasi besar ÔÇ£Labaik Ya IraqÔÇØ digelar oleh ribuan pasukan sukarelawan rakyat, pasukan suku dan militer Irak. Dalam operasi itu, pasukan gabungan Irak menyerang markas-markas ISIS di beberapa wilayah Timur kota Ramadi dan berhasil merebut dua wilayah strategis Al Sahariya dan Al Habaniya yang terletak di bagian Timur Ramadi.

Komandan Operasi militer Irak mengumumkan, operasi besar pembebasan Ramadi dimulai dari wialayah Hasiba Timur.

Wilayah Hasiba Timur terletak di tujuh kilometer kota Ramadi dan pasukan sukarelawan rakyat bersama militer Irak saat ini sudah ditempatkan di wilayah itu dan siap melancarkan serangan luas ke pusat kota Ramadi.

Di sisi lain, Jenderal Nasser Al Ghannam, Komandan Operasi Al Jazira dan Al Badia, Provinsi Al Anbar mengumumkan, unit-unit tempur Irak sudah sampai di wilayah Baghdadi dan Hadisa, Barat Laut Irak dan siap membersihkan Al Anbar dari para teroris ISIS.   

Dari wilayah Tharthar, Utara kota Ramadi dilaporkan bahwa wilayah ini sudah bersih dari anasir-anasir teroris pasca serangan militer Irak dan sukarelawan rakyat.