کمالوندی

کمالوندی

Komandan Brigade Syuhada al-Asqsa, sayap militer Gerakan Fatah mengabarkan penyelenggaraan manuver di Jalur Gaza.

Seperti dilaporkan Qodsna, Abul Abed pada Senin (9/3) mengatakan, dalam manuver militer di Gaza, simulasi posisi pasukan rezim Zionis Israel berhasil direbut.

Manuver Brigade Syuhada al-Aqsa dilakukan ketika militer rezim Zionis sering melanggar perjanjian gencatan senjata yang disepakati sejak berakhirnya agresi 50 hari rezim ini ke Gaza.

Sejak kesepakatan gencatan senjata itu, pasukan Isreal telah berulang kali menembaki para nelayan dan petani serta rumah-rumah warga Palestina.

Pada Juli 2014, militer Israel melancarkan serangan militer, darat, laut dan udara ke Gaza dan merenggut nyawa lebih dari 2.300 warga Palestina.

Menurut  laporan PBB, 70 persen dari jumlah tersebut adalah warga sipil.

Presiden Republik Islam Iran menilai perundingan nuklir Tehran dengan kekuatan-kekuatan dunia sebagai sebuah kebanggaan nasional bagi bangsa Iran.

Hassan Rouhani dalam pidatonya di Kongres Nasional Kedua Peringatan Hari Syahid, Senin (9/3), mengatakan, tim diplomasi Iran di medan perundingan nuklir dengan Kelompok 5+1 bertindak sebagai pejuang.

Ia menambahkan, para komandan Iran telah berada di medan tempur selama delapan tahun di masa perang Pertahanan Suci (perang yang dipaksakan rezim Saddam terhadap Iran) untuk membela negara ini, dan hari ini, mereka berjuang di sektor nasional dan nuklir.

Rouhani menegaskan, kita bukan penggemar perang dan tidak ingin berperang, namun di saat yang sama kita tetap mempertahankan kemerdekaan, martabat dan kehormatan.

Di bagian lain pidatonya, Rouhani menuturkan, kemenangan Revolusi Islam Iran dan pertahanan selama delapan tahun dalam Perang Pertahanan suci, serta perlawanan terhadap kekuatan-kekuatan dunia, tidak mungkin tercapai dan dilakukan tanpa pengorbanan dan persiapan untuk syahid.

Dalam acara tersebut, presiden Iran secara simbolis menyerahkan penghargaan kepada sejumlah keluarga Syuhada dan veteran perang.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ahmad Khansari lahir di kota Khansar pada 1309 Hq. Pada usia tiga tahun ia telah kehilangan ayahnya dan saudaranya yang menggantikan tanggung jawab ayahnya. Setelah mempelajari ilmu-ilmu pengantar agama di tempat kelahirannya, ia pergi ke Isfahan untuk melanjutkan pendidikannya dan setelah itu pergi ke Najaf al-Asyraf, Irak.

Selama di hauzah ilmiah Najaf, ia belajar kepada guru-guru besar di sana seperti Ayatullah Akhond Khorasani, Sayid Mohammad Kazem Yazdi, Mirza Naini dan Agha Dhiya ad-Din al-Iraqi. Bertahun-tahun menimba ilmu membuatnya mencapai derajat ijtihad.

Ayatullah Khansari pada 1330 Hq kembali ke Iran dan ikut belajar kepada Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi di kota Arak. Setelah dibangunnya hauzah ilmiah Qom, Ayatullah Khansari mengajar di sana, tapi atas perintah Ayatullah Boroujerdi, ia akhirnya pergi ke Tehran dan di mengajar di masjid Sayid Azizollah, mengimami shalat jamaah di sana dan melakukan aktivitas politik.

Ayatullah Khansari begitu dikenal akan zuhud dan ketakwaannya. Kehadirannya bersama Imam Khomeini ra mampu memperkokoh kebangkitan rakyat Iran. Akhirnya, alim rabbani ini meninggal dunia pada 27 Rabiul Tsani 1405 Hq dalam usia 96 tahun. Jenazah beliau dibawa dari Tehran dan dimakamkan di kota Qom di lokasi makam suci Sayidah Maksumah.

Rabu, 18 Februari 2015 00:00

Ibnu Arabi Wafat

Tanggal 28 Rabiul Tsani tahun 638 hijriyah, Abu Bakar Muhyiddin Muhammad yang dikenal dengan sebutan Ibnu Arabi, sufi dan ulama terkenal muslim meninggal dunia di kota Damaskus. Beliau lahir pada tahun 560 hijriyah di Andalusia atau Spanyol. Selain giat menimba ilmu, Ibnu Arabi tekun menjalani kehidupan ruhaninya, sehingga beliau dikenal sebagai seorang arif dan sufi besar.

Dalam berbagai perjalanannya ke sejumlah negeri Islam seperti Tunisia, Mekah, Baghdad dan Halab, Ihnu Arabi mendapat sambutan yang hangat dan penghormatan dari masyarakat dan ulama.

Banyak karya penulisan yang ditinggalkannya. Sebagian ahli sejarah menyebutkan bahwa Ibnu Arabi menulis lebih dari 500 makalah dan buku, yang salah satunya adalah kitab tafsir al-Kabir yang terdiri atas beberapa jilid. Kitab beliau yang paling terkenal adalah Fushul al-Hikam yang mengungkap pandangan dan pemikiran irfani dan sufistik ulama besar ini.

Rabu, 18 Februari 2015 00:00

Jarak Antara Kebenaran dan Kebatilan

Ucapan para Imam as semuanya mengandung ilmu dan pencerahan, sehingga siapa saja yang mendengarkan ucapan mereka akan bertanya bagaimana mungkin seorang manusia dapat berbicara sedemikian indahnya dan pada saat yang sama memiliki pengaruh luar biasa. Selain itu, ilmu yang terkandung dalam ucapan mereka sangat dalam dan luas.

Tentu saja jawaban atas pernyataan semacam ini sangat mudah dan jelas. Para Imam Maksum as dikarenakan mereka senantiasa bersandar pada sumber ilmu yang tak terbatas, yaitu Allah Swt.

Satu dari ucapan indah dan penuh makna yang keluar dari lisan mubarak Imam Ali as disampaikannya dihadapan mereka yang ikut melaksanakan salat berjamaah dengannya. Waktu itu beliau berdiri di atas mimbar dan berbicara tentang mengikuti kebenaran dan menolak kebatilan. Beliau berusaha agar apa yang akan disampaikannya diingat oleh masyarakat dan mengamalkannya.

Imam Ali as berkata, ÔÇ£Wahai masyarakat! Hendaknya kalian merasa malu membicarakan keburukan saudara muslim kalian dan berbicara di belakangnya... Ketahuilah bahwa jarak antara kebenaran dan kebatilan hanya empat jari.ÔÇØ

Seorang yang hadir bertanya, ÔÇ£Wahai Ali! Bagaimana bisa jarak antara kebenaran dan kebatilan tidak lebih dari empat jari?ÔÇØ

Imam Ali as memang sejak awal menanti pertanyaan itu lalu meletakkan empat jarinya di antara telinga dan matanya. Setelah itu beliau berkata, ÔÇ£Kebatilan adalah ketika Anda mengatakan ÔÇÿSaya mendengarÔÇÖ dan kebenaran adalah ketika Anda mengatakan, ÔÇÿSaya melihatÔÇÖ.ÔÇØ

Rabu, 18 Februari 2015 00:00

Siapa Lebih Cerdas?

Muawiyah, Khalifah zalim Bani Umayah yang melihat Imam Hasan as sebagai musuh utamanya, berkali-kali berusaha untuk membunuhnya. Pernah terjadi Muawiyah menyewa empat orang untuk membunuh Imam Hasan as secara sembunyi-sembunyi. Muawiyah terkenal dengan kelicikannya. Setiap dari empat orang itu dipanggilnya secara terpisah dan berkata kepada mereka, ÔÇ£Bila engkau berhasil membunuh Hasan, aku akan memberimu 200 ribu dirham. Selain itu engkau akan kuangkat menjadi komandan satu dari pasukan Syam. Engkau juga bisa memilih salah satu putriku sebagai istrimu.ÔÇØ

Mereka yang termakan tipuan dan janji Muawiyah bersiap-siap untuk membunuh Imam Hasan as. Tapi Muwaiyah tidak membiarkan mereka begitu saja. Ia memerintahkan empat orang lain untuk memata-matai apa yang dilakukan mereka.

Imam Hasan as merasakan ada yang punya niat tidak baik dan berusaha membunuhnya. Untuk itu beliau segera menyiapkan diri untuk menghadapi apa yang sedang direncanakan Muawiyah. Akhirnya terjadi juga peristiwa itu.

Seorang dari keempat suruhan Muawiyah mendapat kesempatan untuk melakukan rencananya. Waktu itu Imam Hasan as tengah berdiri untuk melaksanakan salat. Ia segera melepaskan anak panahnya kepada Imam Hasan as, tapi panah itu tidak berhasil melukai beliau. Ternyata Imam Hasan as memakai baju besi di balik pakaiannya, sehingga berhasil menyelamatkannya dari tajamnya anak panah.

Selama bertahun-tahun dunia bak tanah kering yang mengharapkan hujan dan menginginkan hujan rahmat dari langit biru untuk rasa dahaganya tersebut. Bumi telah berubah menjadi padang pasir fanatisme yang tandus, akidah batil dan rawa tahayul. Atas kehendak Tuhan yang penuh rahmat, di malam yang tak pernah terlupakan, turunlah hujan rahmat Ilahi dan bumi yang tandus akhirnya kembali subur. Bunga indah bernama Muhammad di malam tersebut mekar di bumi Hijaz. Kelahirannya bak aroma wangi yang memenuhi rongga-rongga dada manusia beriman serta mata air makrifat mengalir di dada-dada manusia.

Dengan kelahiran Muhammad, rawa kebodohan, jahiliyah dan fanatisme berubah menjadi kebun-kebun kasih sayang dan ideologi lurus. Pembawa pesan Ilahi ini dilahirkan di kota suci Mekah dan di tengah-tengah keluarga mukmin serta penyembah Tuhan pada 17 Rabiul Awal. Kelahiran Muhammad telah menyinari alam semesta yang sebelumnya kelam dengan pemikiran jahiliyah.

Kelahiran Nabi Muhammad mengingatkan berkah tak terputus mutiara alam semesta ini bagi kehidupan manusia. Ia ibaratnya angin sepoi-sepoi di musim semi dan menyebarkan aroma wewangian di kehidupan manusia. Kelahirannya telah menyadarkan dan membangkitkan hati nurani manusia. Tak lama kemudian, ideologi sesat, pemikiran kesukuan dan fanatisme buta digantikan dengan ideologi kemanusiaan serta terbukalah jalan menuju hakikat alam penciptaan dan pengetahuan Ilahi bagi manusia. Oleh karena itu, kado paling istimewa kelahiran manusia suci ini bagi manusia adalah tauhid dan keadilan.

Berkat usaha tak kenal lelah Rasulullah di permulaan Islam, terjadilah perubahan besar dengan prinsip dan tolok ukur Ilahi. Revolusi yang digulirkan Muhammad meliputi pencabutan akar diskriminasi sosial, transformasi moral, penghormatan terhadap kemuliaan manusia, kebebasan dan keadilan. Kehadiran beliau di Madinah berlangsung sepuluh tahun. Masa ini disebut sebagai masa paling gemilang pemerintahan dalam sejarah umat manusia.

Masa itu, sendi-sendi pemerintah Islam mulai ditanam dan sebuah teladan pemerintahan dipamerkan oleh Rasulullah Saw bagi semua umat manusia di mana pun dan kapan pun. Sejatinya, revolusi Rasulullah dan pemerintahannya merupakan peta jalan bagi manusia yang menginginkan kesempurnaan, yang mencari hidayah dengan mengikuti metode terbaik dan agama paling sempurna. Rasulullah membentuk pemerintahan teladannya di Madinah dengan indeks yang sangat jelas dan menyodorkannya kepada umat manusia.

Annemarie Schimmel, pakar Islam dan Timur Tengah asal Jerman terkait keagungan Nabi Muhammad Saw menulis, ÔÇ£Peran nyata Muhammad dalam transformasi mental manusia telah diakui. Muhammad telah berhasil menghidupkan jiwa manusia. Ia berhasil melepas sekat-sekat ideologi jahiliyah dari diri manusia dan mengubahnya menjadi pandangan universal. Beliau juga menyebarkan ilmu dan rasio dan menyeru manusia menggunakan mata dan telinganya. Dengan wahyu yang diterimanya, Ia memberi kabar gembira bahwa manusia mampu menundukkan matahari, bulan, langit dan bumi. Oleh karena itu, menghormati dan memuji pemimpin besar dan pemurah ini bagi setiap manusia akan menghasilkan kebahagiaan.ÔÇØ

Realita dunia saat ini menunjukkan bahwa ketenangan dan kebahagiaan sejati menjadi bagian yang hilang dari manusia modern. Eskalasi produksi senjata destruktif, perang, aksi rasisme dan instabilitas di pasar global telah mengancam keamanan dan kesejahteraan dunia. Saat ini, para pemimpin Barat secara paksa telah merampas modal bangsa-bangsa yang mereka tindas. Rapuhnya sendi-sendi institusi keluarga, stress, kejahatan, kekerasan, narkotika dan penyelundupan manusia membuat keselamatan masa depan dunia terancam serius. Meski kita hidup di era kemajuan sains dan teknologi, tapi kita tetap menyaksikan penindasan dan pelanggaran terhadap berbagai bangsa.

Dunia modern yang dilanda krisis ini membutuhkan ajaran Ilahi untuk memulihkan ketenangan, keamanan dan nilai-nilai moral yang tinggi. Ajaran tersebut adalah yang dibawa oleh Muhammad Saw. George Bernard Shaw, penulis asal Inggris mengatakan, ÔÇ£Dunia saat ini membutuhkan sosok seperti Muhammad untuk menyelesaikan kesulitan yang sangat rumit, sehingga manusia dapat minum secangkir kopi dengan tenang. Eropa saat ini mulai melakukan penyebaran secara luas hikmah-hikmah rasional Muhammad dan mereka mulai mencintai agama Muhammad. Mereka juga nantinya akan membersihkan ideologi dan pemikiran Islam dari tudingan era abad pertengahan. Agama Muhammad akan menjadi sistem yang bersandar pada perdamaian dan kebahagiaan serta filsafatnya akan membantu menyelesaikan beragam kendala dan kesulitan yang sangat rumit.ÔÇØ

Rasulullah merupakan nabi terakhir yang membawa pesan Ilahi untuk mengajarkan pengetahuan yang akan membuat manusia merasa tenang baik fisik dan jiwanya di samping kesejahteraan materi. Ketenangan jiwa merupakan kebutuhan mendesak manusia modern. Kata-kata Muhammad penuh dengan mutiara hikmah dan al-Quran merupakan pesannya kepada manusia untuk dijaga. Jika manusia modern mendengarkan serta menyelami pesan dan kata-kata berharga Muhammad maka mereka pasti mampu menyelamatkan jiwanya dari gangguan mental dan stress.

Ajaran seperti kesucian, merasa cukup, kesalehan, rasa malu, tawakkal, saling membantu, membela orang tertindas, infak, akhlak mulia, kebebasan berpikir, dan  keadilan merupakan sirah unggul kehidupan Muhammad Saw serta ajaran al-Quran yang dibutuhkan manusia modern, mengingat mereka telah jauh dari nilai-nilai tersebut akibat kondisi ekonomi, politik dan budaya yang menguasai dunia.

Menurut al-Quran di surat al-Araf ayat 157, Nabi Muhammad diutus untuk meringankan beban berat umat manusia. Kebodohan, kebuasan, kesukuan dan aroganisme adalah beban-beban yang selama ini memberatkan manusia. Kini meski kita hidup di era modern dan kemajuan sains, namun kita masih saja menyaksikan penindasan terhadap berbagai bangsa. Sibuk dengan hal-hal yang bersifat materi dan pupusnya spiritualisme dari kehidupan manusia telah memberatkan beban yang ada di pundak manusia. Dalam kondisi seperti ini, mereka membutuhkan ajaran Ilahi dan para nabi, khususnya ajaran Nabi besar Islam, Muhammad Saw.

Imam Ali as berkata, ÔÇ£Muhammad adalah sosok pilihan Tuhan, duta wahyu dan rasul rahmat...Sejatinya bagi kamu cukup menjadikan Muhammad sebagai panutan...Ikutilah nabi yang paling suci dan manusi termulia, karena semua perilakunya merupakan teladan bagi mereka yang mengikutinya...Hamba yang paling dicintai Tuhan adalah mereka yang meneladani Nabi-Nya dan beramal mengikuti nabi tersebut.ÔÇØ

Ayatullah Khamenei, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai kelahiran Muhammad sebagai terbitnya rahmat Ilahi┬á bagi sejarah umat manusia. Beliau berkata, ÔÇ£Di dalam al-Quran keberadaan Muhammad disebut sebagai Rahmatan Lil Alamin. Rahmat ini tidak terbatas, mencakup pendidikan, penyucian diri, pengajaran dan menunjukkan manusia ke jalan lurus serta kemajuan umat manusia baik dari sisi kehidupan material maupun spiritual. Rahmat ini tidak terbatas pada umat ketika nabi diutus, namun milik manusia sepanjang sejarah. Untuk mencapainya adalah dengan mengamalkan ajaran dan undang-undang Islam yang pasti.ÔÇØ

Oleh karena itu, berdasarkan kebutuhan manusia modern akan spiritualitas dan ajaran Islam, diharapkan para dai dan ulama Islam untuk menyebarkan sirah Muhammad dan ajaran al-Quran ke seluruh dunia dan mengarahkan manusia ke fitrah Ilahi mereka, sehingga mereka mampu meraih kehidupan baru yang baik maji dari sisi materi mau pun spiritual serta mereka akan terselamatkan dari kematian dalam kondisi tidak mengenal Tuhan.

Sesungguhnya jika Nabi Muhammad menjadi teladan dalam kehidupan kita, iman dan tawakalnya, kebersihan dan keteraturannya serta rasa malunya, maka kehidupan kita akan berubah total serta kehidupan kita akan dipenuhi dengan cahaya terang.

Agama Ilahi adalah anugerah terbesar Tuhan kepada umat manusia sehingga mereka bisa mencapai kebahagiaan duniawi dan ukhrawi dengan mengamalkan ajaran-ajaran luhurnya. Sejumlah besar masyarakat di sepanjang sejarah meraih keberuntungan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama Ilahi. Akan tetapi, ada juga orang-orang yang terjangkiti virus fanatisme dan ekstrimisme, mereka tidak mendapatkan kebahagiaan dan juga menyeret orang lain ke jurang kesesatan. Fanatisme dapat disebut sebagai bentuk pemberian dukungan mutlak tanpa dilandasi oleh logika dan akal sehat kepada sebuah ideologi, individu, kelompok, atau apapun bentuknya. Untuk itu, dukungan penuh atas sebuah ideologi dan ajaran setelah melakukan penelitian dan pemikiran yang matang, tidak bisa dikatakan sebagai perilaku fanatik atau paling tidak kita bisa menyebutnya sebagai fanatisme terpuji.

Para psikolog membagi fanatisme ke dalam dua ketegori; fanatisme positif dan fanatisme negatif. Pembagian ini mungkin sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh sejumlah riwayat, di mana fanatisme dibagi menjadi fanatisme terpuji dan fanatisme tercela. Imam Ali as dalam khutbah 192 kitab Nahjul Balaghah berkata,  jika harus ada sebuah fanatisme, maka fanatisme kalian harus ada dalam akhlak yang terpuji dan perilaku baik serta semua perkara yang baik Beliau menganggap baik sikap fanatik dan komitmen pada beberapa sifat dan perilaku terpuji seperti, menunaikan janji, menjaga hak-hak tetangga, saling memaafkan, menjauhi kesombongan, dan sifat-sifat terpuji lainnya.

Akan tetapi ketika kita berbicara tentang fanatisme, biasanya fokus kita akan tertuju pada fanatisme negatif dan tercela yaitu membela dan mengikuti sebuah ideologi tanpa disertai argumentasi dan buta. Sebuah fanatisme yang menurut Imam Ali as, mereka telah menjadikan syaitan sebagai pemimpinnya, dan mungkin saja lahir dalam bentuk etnis, ras, agama, politik, dan bahkan dunia ilmiah. Rasulullah Saw dalam sebuah hadisnya bersabda, ÔÇ£Barang siapa yang menyimpan rasa fanatik sebesar biji sawi dalam hatinya, pada hari kiamat Tuhan akan membangkitkannya bersama Arab Jahiliyah.ÔÇØ (Ushul al-Kafi, jil 2, hal 308). Peringatan keras ini ingin menegaskan bahwa fanatisme dan bersikeras pada ideologi sesat akan mencegah seseorang berpikir bebas dan mencapai kebenaran.

Islam mengajak semua orang untuk merenung dan berpikir. Dalam surat az-Zumar ayat 17 dan 18, Allah Swt berfirman,  bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

Fanatisme dalam pemikiran dan ideologi biasanya diikuti oleh sikap ekstrim dalam beramal. Orang fanatik yang menganggap perkataan dan pemikirannya sebagai kebenaran mutlak, akan berusaha untuk meyakinkan ideologinya kepada orang lain dan jika pihak lain menolak, ia akan mengandalkan kekerasan dan tindakan ekstrim. Virus fanatisme dan ekstrimisme ditemukan di hampir semua pengikut aliran pemikiran dan agama, termasuk agama-agama samawi. Dalam sejarah, muncul orang-orang yang secara sadar atau pun tidak, menganggap dirinya lebih mukmin dan lebih taÔÇÖat ketimbang para nabi. Allah Swt dalam al-Quran telah memperingatkan orang-orang seperti itu dan berfirman, ÔÇ£Katakanlah: Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (QS. 5:77)

Di sepanjang sejarah agama Ilahi, kita selalu menemukan gerakan-gerakan ekstrim dan fanatik. Orang-orang bodoh dan kaku membentuk kerangka gerakan tersebut dan biasanya mereka dimanfaatkan oleh para pemimpin arogan dan tirani untuk menebarkan kekerasan dan teror. Di era modern di tengah kemajuan sain dan pekikan slogan-slogan kebebasan, dunia masih menyaksikan kehadiran kelompok-kelompok radikal dan ekstrim, di mana mereka mengancam ideologi dan keamanan masyarakat. Sebagai contoh, Zionisme sudah lebih dari satu dekade muncul sebagai bidÔÇÖah dalam agama Yahudi dan mengusung pemikiran sesat dan fanatik. Strategi kaum Zionis secara terang-terangan dibangun atas landasan teror dan kekerasan. Dengan menggunakan cara yang tidak manusiawi ini, Zionis sejauh ini telah membantai jutaan warga Palestina atau mengusir mereka.

Sejak dulu, kaum Zionis yang didukung oleh rezim Israel berupaya menghancurkan Masjid al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam dan sebagai gantinya mereka ingin membangun Kuil Nabi Sulaiman as. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilegal itu, rezim Israel telah meningkatkan proses penempatan warga Yahudi di distrik-distrik pemukiman Zionis dan berupaya mengusir warga Muslim dari Baitul Maqdis. Israel sedang gencar menjalankan kebijakan Yahudisasi di kota suci tersebut. Pada kenyataannya, fanatisme dan ekstrimisme Yahudi di bawah bendera Zionisme, telah menciptakan penderitaan yang berkepanjangan bagi bangsa Palestina dan mereka juga mengancam keamanan di wilayah Timur Tengah.

Di agama Kristen, fanatisme dan ekstrimisme juga sudah ada sejak dulu dan dampak-dampak negatifnya masih membebani masyarakat. Meski semua menerima Nabi Isa as sebagai pembawa pesan perdamaian dan kasih sayang, namun para penguasa di negara-negara Kristen di Barat sampai sekarang masih melakukan kejahatan besar terhadap kemanusiaan dan orang-orang tak berdosa. Di sisi lain, karena kevakuman spiritualitas masyarakat Barat, berbagai sekte lahir atas dasar pemikiran ekstrim dan radikal. Kehadiran mereka hanya akan menyesatkan masyarakat dan meluasnya aksi kekerasan. Salah satu kelompok militan terbesar di tengah Kristen adalah kelompok Evangelist atau disebut juga sebagai Kristen Zionis. Karena, warga Kristen ekstrim ini memiliki kesamaan ideologi dengan ekstrimis Yahudi yaitu Zionis.

Kedua gerakan tersebut meyakini pembentukan Negara Yahudi dari Sungai Nil sampai Eufrat dengan Ibukota Baitul Maqdis, penghancuran Masjid al-Aqsha, dan pembangunan Kuil Sulaiman. Menurut ideologi Kristen Zionis, Isa al-Masih akan kembali ke bumi setelah program itu terwujud dan ia akan terlibat perang akhir zaman atau Armageddon di tanah pendudukan Palestina untuk membela kaum Nasrani dan Yahudi serta menghancurkan semua bangsa-bangsa lain dan setelah itu mendirikan kerajaan selama 1.000 tahun. Tentu saja, Kristen Zionis juga percaya bahwa kaum Yahudi pada masa itu akan menerima ajaran Isa al-Masih. Jelas bahwa ideologi kelompok Evangelist sepenuhnya berpedoman pada kekerasan, ekstrimisme, dan anti-Islam. Sejumlah pejabat Amerika Serikat yang terpengaruh oleh doktrin Evangelist juga kian gencar memusuhi Islam.

Islam sebagai agama terakhir juga tidak lepas dari virus fanatisme dan kejumudan. Padahal, agama agung ini paling banyak memberikan peringatan tentang bahaya sikap fanatik dan ekstrim kepada para pengikutnya. Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru pada fanatisme, berperang di jalan fanatisme, dan mati dalam keadaan fanatik.ÔÇØ Sekarang, kelompok-kelompok yang mengusung slogan dan bendera Islam mengadopsi ideologi ekstrim dan fanatik serta melakukan tindakan-tindakan yang sama sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam. Kelompok tersebut memaksa semua orang untuk mengikuti akidah sesatnya, namun karena tidak memiliki logika dan argumentasi untuk membuktikan klaim-klaimnya, mereka tidak punya jalan lain kecuali memberi label kafir kepada orang-orang Muslim dan kemudian membantai mereka.

Apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok teroris di Suriah, Irak, Yaman, Nigeria, Pakistan, dan Afghanistan pada dasarnya muncul dari ketidakmampuan mereka untuk meyakinkan orang lain dan juga sikap fanatik yang telah menghalangi mereka menerima Islam murni. Fanatisme dan ekstrimisme akan menjadi kian ganas ketika mereka mencari dukungan dari musuh-musuh Islam demi mempertahankan eksistensinya dan mengejar ambisi-ambisi busuknya. Saat ini, organisasi-organisasi teroris dan radikal seperti, ISIS dan Front al-Nusra memiliki hubungan terang-terangan dengan pemerintah Barat dan bahkan rezim Zionis Israel.

Dengan begitu, kelompok takfiri dan ekstrim mendapat dukungan politik, militer, finansial, dan intelijen dari negara-negara Barat. Mereka sekarang telah menjadi sebuah tantangan besar di wilayah Timur Tengah. Jelas bahwa fanatisme dan ekstrimisme tumbuh berkembang di tengah iklim kejumudan, namun upaya pencerahan dapat menjadi terapi yang bagus untuk mengembalikan mereka ke jalan yang lurus.

Berkenaan dengan hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, Harus dilakukan sebuah gerakan ilmiah besar-besaran. Kaum muda (yang termakan hasutan) harus diselamatkan. Sejumlah orang yang terserang virus ideologi takfiri berpikir bahwa mereka sedang melakukan perbuatan baik kita harus menyelamatkan mereka, para pemuda itu harus diselamatkan dan ini menjadi tanggung jawab ulama. Para ulama yang memiliki hubungan dengan dunia intelektualitas dan juga menjalin interaksi dengan masyarakat harus bekerja keras. Pada hari kiamat, Tuhan akan bertanya kepada para ulama, apa yang telah kalian lakukan? Mereka harus melakukan itu.

Rabu, 18 Februari 2015 00:00

Imam Askari, Mentari Keadilan

Imam Hasan Askari dilahirkan di kota Madinah tanggal 8 Rabiul Tsani tahun 232 Hijriah. Hari kelahiran Ahlul Bait Rasulullah Saw membawa keberkahan, sekaligus pelajaran penting dari kehidupan mulia mereka bagi umat manusia. Kehidupan Ahlul Bait Rasulullah Saw menjadi suri teladan terbaik bagi masyarakat. Manusia-manusia suci ini dalam kehidupannya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan membela kebenaran dan keadilan.

Salah satu tujuan terpenting diutusnya para Nabi dan Rasul berdasarkan ayat suci al-Quran adalah penegakkan keadilan. Untuk mewujudkan keadilan diperlukan seorang pemimpin adil di tengah masyarakat. Dalam kitab suci al-Quran surat al-Hadid ayat 25, Allah swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..".

Senada dengan ayat ini, Imam Ridha berkata,"... salah satu argumentasi pentingnya Imam dan pemimpin adalah perlunya masyarakat terhadap undang-undang. Mereka wajib mematuhinya, dan tidak boleh melanggar undang-undang. Sebab setiap pelanggaran terhadap batas-batas aturan yang telah ditetapkan menyebabkan terjadinya kerusakan di tengah masyarakat. Untuk melindungi batas-batas aturan diperlukan para penjaga yang terpercaya. Jika tidak, tidak ada seorangpun yang bersedia untuk meninggalkan kenikmatan dan kepentingan pribadinya, meskipun akan menyebabkan kerusakan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Allah swt menyerahkan urusan masyarakat kepada orang yang bisa mencegah kerusakan yang disebabkan para perusak, dan menjalankan aturan di tengah masyarakat. Dalil lain [urgensi keberadaan Imam], bangsa manapun tidak akan berlanjut tanpa pemimpin untuk mengatur urusan dunia, dan akhirat mereka. Dengan demikian, hikmah Allah Yang Maha Bijaksana tidak akan membiarkan makhluknya berkaitan dengan masalah penting..."

Imam Hasan Askari adalah Imam kesebelas yang menjadi pembimbing umat. Kelahirannya memancarkan cahaya penerang kehidupan manusia, yang sudah lelah dari ketidakadilan dan kezaliman. Beliau menjadi Imam dalam usia 22 tahun  setelah ayahnya, Imam Ali al-Hadi syahid. Meskipun Imam Hasan Askari hidup tidak lebih dari 28 tahun, tapi di usia yang singkat ini telah menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah Islam. Manusia mulia ini mewariskan karya besar dan penting di bidang tafsir al-Quran, fiqih dan ilmu pengetahuan bagi umat Islam. Di tengah ketatnya pembatasan dan tingginya tekanan dinasti Abbasiyah terhadap Ahlul Bait Rasulullah Saw, Imam Askari masih tetap menyampaikan ajaran Islam kepada umat Islam secara terorganisir untuk menyiapkan kondisi keghaiban Imam Mahdi setelah beliau.

Di era kegelapan pemikiran dan penyimpangan akidah, Imam Askari as bangkit menyampaikan hakikat agama secara jernih kepada masyarakat. Beliau mengobati dahaga para pencari ilmu dan makrifat dengan pancaran mata air kebenaran. Argumentasi yang disampaikan Imam Askari as dalam berbagai forum ilmiah diakui oleh para pemikir di zamannya, dan menjadi panduan bagi mereka.

Lembaran sejarah menorehkan keagungan akhlak Imam Hasan Askari. Berbagai riwayat mengungkapkan kemuliaan manusia agung ini. Di tengah kondisi sulit karena tekanan pemerintah lalim saat itu, Imam Hasan Askari tetap menjadi rujukan masyarakat. Bahkan Imam tetap menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, dan menyelesaikan masalah yang mereka alami. Kedermawanan Imam Hasan Askari sangat dirasakan oleh masyarakat.

Abu Yusuf, penyair dinasti Abbasiah, menuturkan "Aku pernah mengalami kondisi yang sangat sulit. Saat itu, aku baru saja mempunyai seorang anak. Kondisi sulit saat itu membuatku menulis surat memohon bantuan kepada para pembesar Bani Abbas. Namun sangat disayangkan, mereka sama sekali tidak membantuku.Ketika pesimis, aku teringat Imam Hasan Askari. Kemudian, aku mendatangi rumah beliau. Tidak lama setelah mengetuk pintu, seorang sahabat Imam membawa sekantong uang. Sahabat Imam itu berkata, "Ambillah uang 400 dirham ini! Imam mengatakan; Gunakanlah uang ini untuk anakmu yang baru lahir. Dengan keberadaan anak tersebut, Allah Swt memberikan berkah dan kebaikan kepadamu."

Mengenai ibadah dan penghambaan Imam Hasan, beliau adalah sosok yang sangat sempurna. Abu Hasyim Jafari, salah satu sahabat setia Imam Hasan Askari berkata, "Ketika tiba waktu shalat, Imam langsung meninggalkan pekerjaan dan aktivitasnya. Beliau tidak pernah mendahulukan pekerjaan lainnya dari pada shalat." Kehidupan Imam Askari merupakan manifestasi sejati dari ibadah dan penghambaan kepada Allah Swt. Bahkan, para sipir penjara dinasti Abbasiah menemukan jalan yang benar dan kebahagiaan sejati setelah menyaksikan ibadah Imam Askari di penjara.

Dalam nasehatnya, Imam Hasan Askari mengajak umat bersabar di tengah tekanan hidup. Kepada salah seorang sahabatnya, beliau berkata, "Selama kalian mampu dan bisa bertahan, janganlah memohon kepada orang lain. Sebab, setiap hari ada rejeki baru. Ketahuilah bahwa terus-menerus memohon atau mengemis dapat menghilangkan harga diri seseorang. Untuk itu, bersabarlah hingga Allah Swt membuka pintu bagimu. Kenikmatan itu ada masanya. Janganlah tergesa-gesa memetik buah yang belum waktunya dan petiklah pada waktunya."

Imam Hasan Askari menjadi pemimpin umat selama enam tahun. Tapi, dalam waktu yang singkat itu, beliau berperan besar dalam menyebarkan budaya dan ajaran Islam. Imam Hasan mengajar dan membina murid-murid yang menjadi ulama dan ilmuwan setelahnya. Selain itu, beliau membimbing umat dengan pemikiran dan ajaran Islam yang benar, di tengah derasnya serangan budaya dan pemikiran dari luar Islam. Ketika itu, di dunia Islam tengah marak penyimpangan pemikiran dan pandangan atheis yang dikembangkan dari pemikiran Yunani dan India.

Imam Hasan Askari terus berupaya menyelamatkan masyarakat dari segala bentuk penyimpangan budaya dan pemikiran dengan memberikan pencerahan pemikiran dan spiritualitas. Menyampaikan masalah agama, membina majlis-majlis ilmu, dan membina para sahabat unggulan termasuk bentuk perlawanan yang dilancarkan Imam Hasan Askari terhadap pemerintah zalim Dinasti Abbasiah. Melalui media ilmu dan pengetahuan, Imam Askari menjelaskan fakta sebenarnya bahwa pemerintahan zalim menjadi penghalang terlaksananya ajaran-ajaran agama dan keadilan di tengah masyarakat. Disamping itu, pemerintah zalim menginjak-injak hak-hak masyarakat dan menyelewengkannya menjauhi jalan kebenaran. Imam Hasan menguatkan spirit keadilan di tengah masyarakat, dan mengabarkan kehadiran putranya, Imam Mahdi sebagai hujah Tuhan, yang akan mewujudkan keadilan di dunia ini.(

Rabu, 18 Februari 2015 00:00

Sayidah Maksumah, Bintang Ahlul Bait

Tanggal 10 Rabiul Tsani, bertepatan dengan hari wafatnya wanita suci Ahlul Bait as, Sayidah Fatimah Maksumah as. Beliau termasuk anggota keluarga Ahlul Bait as yang memiliki kemuliaan tinggi dari keturunan Imam Musa Kadzim as, setelah saudaranya Imam Ridha. Jauh hari sebelum kelahiran Sayidah Maksumah, kakeknya Imam Shadiq sudah memberitahukan tentang kelahiran cucunya.

Imam Shadiq berkata: "Akan meninggal dan dikuburkan seorang perempuan dari salah satu keturunanku. Namanya Fatimah putri Musa, seorang perempuan yang dengan syafaatnya pada hari kiamat, seluruh pengikut syiah akan masuk surga". Saudara Sayidah Maksumah, Imam Ali ar-Ridha as, berkata, "Barang siapa yang menziarahi Sayidah Maksumah di kota Qom, sama seperti menziarahiku."

Sayidah Fatimah Maksumah as dilahirkan di kota Madinah pada tanggal 1 Dzulqadah, tahun 173 hijriah. Wanita agung ini dibesarkan di bawah bimbingan dua manusia suci, ayahnya Imam Musa Kadzim, dan kakaknya Imam Ridha.Tapi kebahagiaan Sayidah Fatimah Maksumah di masa kecil itu tidak bertahan lama karena ayahnya Imam Musa Kazhim as gugur syahid di penjara penguasa lalim saat itu. Ketika ayahnya syahid, Sayidah Fatimah Maksumah as berusia sepuluh tahun. Setelah itu, Imam Ali ar-Ridha as menjadi satu-satunya pelindung setia Sayidah Fatimah Maksumah.

Sejak usia kanak-kanak, Sayidah Maksumah telah menunjukkan kecerdasaan dan keluasan ilmunya. Sayidah Fatimah berjuang keras dalam menuntut ilmu dan pengetahuan Islam. Beliau tidak menambah dan mengurangi ilmu yang disampaikan oleh ayahnya ketika menyampaikannya kepada masyarakat. Ini menunjukkan tanggung jawab besar dan amanat yang tertanam dalam jiwa putri Imam Musa as.

Sayidah Fatimah senantiasa menuntut ilmu dan membela kebenaran dalam kondisi sulit sekalipun. Sayidah Fatimah didampingi Imam Ali ar-Ridha as dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari ayahnya.

Sayidah Maksumah memiliki beberapa sebutan nama agung seperti Shadiqah, karena dikenal sebagai orang yang terpercaya. Selain itu beliau dipanggil dengan nama mulia seperti Karimah Ahlul Bait dan Thahirah, sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Imam Shadiq. Selain itu, beliau juga disebut  dengan nama "Muhadatsah" yang berarti perawi Hadis.

Di antara hadis yang diriwayatkan Sayidah Maksumah adalah Hadis Manzilah yang menjelaskan kedudukan mulia Imam Ali as. Di hadis ini dijelaskan bahwa kedudukan Imam Ali terhadap Nabi Saw, seperti posisi Harun bagi Nabi Musa as. Beliau juga menjelaskan peristiwa penting di Ghadir Khum untuk mencegah umat Islam lalai dari amanat Nabi Muhammad Saw tentang kepemimpinan setelahnya.

Pada tahun 200 hijriah, Imam Ali ar-Ridha as terpaksa meninggalkan kota Madinah menuju Khorasan di bawah tekanan penguasa lalim saat itu. Setahun kemudian, Sayidah Fatimah Maksumah yang merindukan kakaknya berangkat menuju kota Marv ditemani sejumlah saudaranya seperi Fadhil, Jafar, Hadi, Qasim dan Zaid serta beberapa orang lainnya.

Perjalanan wanita agung beserta rombongan dari Madinah menuju Khorasan tersiar ke berbagai wilayah. Di setiap daerah yang mereka lewati, para pencinta Ahlul Bait menyambutnya, dan memanfaatkan kehadiran sumber pengetahuan dan keluhuran akhlak ini. Mereka juga ingin mendapatkan berkah dari kedatangan manusia agung ini di daerah yang dilewati rombongan Sayidah Maksumah.

Dalam setiap penyambutan di berbagai kota, Sayidah Fatimah selalu menggunakan kesempatan tersebut untuk memberikan pencerahan kepada para pecinta Ahlul Bait. Beliau dalam berbagai pidatonya mengungkap kedok penguasa Bani Abbasiah. Pada dasarnya, Sayidah Fatimah sengaja berhijrah dari Madinah ke Marv sebagai bentuk protes terhadap kondisi yang ada. Perjalanan itu merupakan bagian dari perjuangan Sayidah Fatimah terhadap intimidasi dan kezaliman.

Sayidah Maksumah senantiasa mengingatkan umat Islam terkait jawaban Imam Ridha as soal usulan Khalifah Makmun kepada Imam ini. Makmun dalam makarnya mengusulkan posisi Putra Mahkota kepada Imam Ridha as, sebuah usulan yang bersifat makar dan tipu daya. Tujuannya, Makmun bisa meredam perlawanan para pengikut Ahlul Bait as. Imam Ridha saat menjawab usulan Makmun mengatakan, jika khilafah merupakan hakmu tidak seharusnya kamu melimpahkannya kepada orang lain, namun jika bukan hakmu, mengapa kamu menyebut dirimu khalifah umat Islam dan menentukan putra mahkota (Wali Ahd).

Sayidah Maksumah berusaha menyadarkan masyarakat bahwa kepemimpinan terhadap umat Islam merupakan hak Ahlul Bait Rasulullah Saw.Sejarah mencatat perjuangan besar Sayidah Maksumah dalam mengokohkan Imamah Ahlul Bait di tengah rongrongan konspirasi musuh.

Pencerahan yang dilakukan Sayidah Fatimah Maksumah memicu kemarahan penguasa lalim. Antek-antek Bani Abbasiah memburu rombongan Sayidah Maksumah. Ketika rombongan sampai di kota Saveh, mereka diserang oleh pasukan Makmun dan kelompok pembenci Ahlul Bait. Sejumlah pengikut beliau dalam peperangan tak seimbang ini gugur syahid. Akibat peristiwa ini, Sayidah Maksumah jatuh sakit. Atas inisiatif Sayidah Maksumah, rombongan kemudian menuju kota Qom. Sayidah Fatimah berkata, "Bawalah aku ke kota Qom, karena aku mendengar dari ayahku bahwa kota ini adalah pusat para pecinta Ahlul Bait as." Mendengar permintaan Sayidah Fatimah, mereka pun membawa beliau ke kota Qom.

Tepat tanggal 23 Rabiul Awal 201 Hijriah, Sayidah Maksumah as bersama rombongannya tiba di kota Qom. Para tokoh dan ulama Qom menyambut rombongan Ahlul Bait Rasulullah Saw. Seorang pecinta Ahlul Bait as dan pembesar di kota Qom yang bernama Musa bin Khazraj, menjadi tuan rumah yang menjamu Sayidah Fatimah selama di kota Qom. Sayidah Fatimah berada di kota Qom selama 17 hari. Pada hari-hari terakhir masa hidupnya, Sayidah Fatimah lebih banyak menyibukkan diri bermunajat kepada Allah Swt. Beliau akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 10 Rabiul Tsani dan dimakamkan di kota Qom.

Hingga kini, Makam Sayidah Maksumah diziarahi para  pecinta Ahlul Bait dari seluruh penjuru dunia. Berkat keberadaan Sayidah Fatimah, di Qom berdiri pusat pendidikan agama Syiah terbesar di dunia. Aura spritual yang dipancarkan makam suci Sayidah Fatimah as memberikan pencerahan intelektual bagi para ulama, dan berkah bagi masyarakat.