کمالوندی
Rahbar: Kepalan Kokoh Iran Menanti Para Agresor
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan, Republik Islam Iran tidak pernah dan tidak akan menjadi ancaman bagi kawasan dan negara-negara tetangga, akan tetapi akan mereaksi dengan kokoh segala bentuk agresi.
Hal itu dikemukakan Rahbar Ahad (19/4) dalam pertemuan dengan para panglima, pegawai dan keluarga para syuhada Angkatan Bersenjata Iran. Menyinggung ketidakpatuhan banyak militer dunia pada ketentuan internasional dan nilai-nilai kemanusiaan ketika menang atau kalah, Rahbar mengatakan, ÔÇ£Contoh nyatanya adalah perilaku kekuatan adidaya dunia khusus Amerika Serikat, yang tidak mempedulikan ketentuan internasional dan nilai-nilai kemanusiaan serta melakukan segala bentuk kejahatan.ÔÇØ
Rahbar menilai berbagai peristiwa di Yaman, perang Gaza dan perang Lebanon, sebagai contoh ketidakpatuhan terhadap ketentuan internasional seraya menegaskan, ÔÇ£Pasukan bersenjata Iran selalu teguh pada komitmen dan hukum Islam dan tidak pernah meledak-ledak ketika menang, juga tidak menggunakan sarana dan cara-cara terlarang ketika terancam.ÔÇØ
Menyinggung ancaman-ancaman nyata Amerika Serikat, Ayatullah Khamenei mengatakan, ÔÇ£Setelah beberapa waktu pihak seberang bungkam, salah seorang dari pejabat mereka pada akhirnya kembali berbicara soal opsi-opsi di atas meja; mereka di satu sisi mengumbar pernyataan seperti itu dan di sisi lain mengatakan bahwa Republik Islam Iran harus menghentikan perkembangan pertahannya, yang sesungguhnya adalah pernyataan bodoh.ÔÇØ
Ditegaskan beliau bahwa ÔÇ£Iran tidak akan pernah menerima pernyataan-pernyataan bodoh semacam ini dan bangsa Iran telah membuktikan bahwa jika diserang, akan sepenuhnya kokoh dalam mempertahankan diri, bersatu dan seperti kepalan kuat akan berdiri menghadapi agresor irasional.ÔÇØ
Terkait rekayasa legenda palsu Amerika Serikat, Eropa dan sejumlah negara pengekor mereka terkait upaya Iran untuk menggapai senjata nuklir serta pengesan Republik Islam sebagai ancaman, Rahbar menandaskan, ÔÇ£Sekarang ancaman terbesar bagi dunia dan kawasan adalah Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel yang tanpa halangan, tanpa berkomitmen pada prinsip dan asal kemnusiaan dan agama, mengintervensi dan melakukan pembantaian di titik mana pun yang dirasa perlu.ÔÇØ(
Rahbar: AS dan Sekutunya Menentang Kerjasama Iran-Afghanistan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, Amerika Serikat dan negara-negara tertentu regional menentang kerjasama antara Republik Islam Iran dan Afghanistan.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan hal itu dalam pertemuan dengan Mohammad Ashraf Ghani, Presiden Afghanistan, di Tehran, ibukota Iran, Ahad (19/4). 
Dalam pertemuan tersebut, Rahbar menegaskan bahwa Iran menilai keamanan dan kemajuan Afghanistan sebagai keamanan dan kemajuannya sendiri.
Ia menuturkan, Amerika Serikat dan sejumlah negara regional tidak mengetahui kapasitas dan potensi Afghanistan, dan tidak menyetujui empati dan kerjasama antarkedua negara, namun Iran menganggap keamanan dan kemajuan negara tetangganya, Afghanistan, sebagai keamanan dan kemajuan sendiri.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut menyinggung hubungan dan berbagai persamaan budaya dan sejarah antara Iran dan Afghanistan, dan menegaskan perluasan kerjasama antara Tehran dan Kabul.
Ia menilai peran para ulama dan sastrawan Afghanistan dalam mengembangkan dan menyebarkan ajaran Islam dan bahasa Persia sebagai luar biasa.
Negara ini (Afghanistan),  kata Rahbar, selain memiliki sumber daya manusia dan budaya yang kaya, juga mempunyai sumber-sumber alam yang melimpah, di mana semua  kapasitas ini harus berfungsi untuk meningkatkan level hubungan kedua negara.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung berbagai kemajuan Iran di sektor sains dan teknologi, budaya dan diplomasi sebagai landasan bagi kerjasama Tehran dan Kabul.
Menurutnya, berbagai persoalan antara Iran dan Afghanistan seperti imigran, air, transportasi dan keamanan dapat diselesaikan, dan kedua belah pihak harus menunjukkan keseriusan dan menetapkan jadwal untuk menyelesaikan semua masalah ini.
Rahbar juga menyinggung ratusan ribu imigran Afghanistan yang menikmati fasilitas pendidikan di Iran di berbagai tingkat pendidikan di negara ini.
Ia menegaskan, warga Afghanistan sangat berbakat dan cerdas, dan bakat dalam memperoleh pengetahuan ini harus digunakan dengan benar, sebab orang-orang terpelajar Afghanistan dibutuhkan untuk membangun kembali negara mereka.
Ayatullah Khamenei menyebut Iran sebagai rumah saudara-saudara dari Afghanistan.
Ia lebih lanjut menyinggung hubungan dan persahabatan langgeng dengan pemerintah tetangga, dan berharap kesuksesan dan kemampuan internal pemerintah dan bangsa Afghanistan kian hari akan meningkat.
Sementara itu, Ashraf Ghani mengatakan, Afghanistan dan Iran menghadapi ancaman umum dan peluang yang sama.
Ia menambahkan, kemauan politik negaranya didasarkan pada perluasan lebih lanjut dari hubungan timbal balik.
Presiden Aghanistan juga memuji upaya Iran dalam memerangi perdagangan narkoba dan menyatakan kesiapan negaranya untuk mencabut akar fenomena ini melalui kerjasama dengan Iran.
Perspektif Rahbar: Militer Iran Bukan Ancaman bagi Tetangga dan Kawasan
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menekankan, Republik Islam Iran tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi ancaman bagi kawasan dan negara-negara tetangga, akan tetapi akan mereaksi dengan kokoh segala bentuk agresi.
Ayatullah Khamenei Ahad (19/4) dalam pertemuan dengan para panglima, pegawai dan keluarga para syuhada Angkatan Bersenjata Iran menyeru angkatan bersenjata Iran untuk menjaga dan memperkokoh wawasan dan orientasi keagamaan serta revolusi dan meningkatkan kemampuan pertahanan, senjata dan kesiapan mental.
Pasca kemenangan Revolusi Islam, militer menempatkan dirinya dalam lingkungan revolusi dalam pengabdian kepada rakyat serta pemerintah Islam. Dimensi revolusioner militer Iran di berbagai bidang khususnya selama delapan tahun perang pertahanan suci, memainkan peran penting dan sangat bernilai serta menjadi kebanggaan bagi Iran. Kekuatan militer dalam membela Revolusi Islam dan pengabdiannya kepada rakyat menjadi salah satu karakteristik unggul militer Republik Islam Iran. Militer terus meniti kekuatannya dengan menjalankan seluruh komitmennya dengan merujuk pada nilai-nilai spiritualitas dan patuh pada hukum internasional.
Selang 36 tahun dari kemenangan Revolusi Islam dan beragam ancaman musuh terhadap Iran serta berlanjutnya sanksi, militer Iran selain mampu meraih kemajuan di bidang militer serta pertahanan, juga menjadi benteng kuat dari agresi para arogan.
Keberanian militer Republik Islam Iran di luar perbatasan juga dapat disaksikan dan upaya untuk menciptakan keamanan di berbagai wilayah dunia, khususnya keamanan perbatasan neagra-negara tetangga dan regional merupakan gerak hidup dan sisi keislaman bagi militer Iran. Angkatan laut Iran, meski adanya sanksi, represi dan ancaman dengan beragam misi yang panjang tetap menjalanjan misi kemanusiaan dan tugas keagamaan di bawah koridor undang-undang internasional. Angkatan laut Iran juga menciptakan keamanan bagi berbagai kapal di perairan internasional.
Menurut ungkapan Rahbar, Iran berbeda dengan kekuatan yang tdak dapat dikendalikan, menilai keamanan sebagai nikmat terpenting Ilahi dan untuk menjaga keamanan dirinya serta pihak lain tak segan-segan untuk berjuang dan membela diri. Bertepatan dengan kemajuan pertahanan dan militer angkatan bersenjata Iran, musuh bangsa ini dan seluruh bangsa kawasan, khususnya Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel, melalui penipuan opini publik, menebar propaganda dan agitasi luas bahwa Iran adalah ancaman. Padahal ancaman sejati dan paling serius bagi kawasan dan dunia adalah Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel yang tak pernah komitmen terhadap prinsip dan nilai-nilai kemanusiaan serta agama. Keduanya jika merasa perlu tak malu-malu untuk melakukan intervensi di belahan dunia mana pun dan mengobarkan pembantaian massal.
Dewasa ini Amerika dan Israel baik secara langsung mau pun tidak serta dengan beragam cara membatai sacara massal warga Muslim Yaman, Suriah dan Irak. Arab Saudi yang memiliki keterkaitan dengan nama Islam, sejak 25 hari lalu dengan lampu hijau Amerika dan dukungan Israel telah memulai serangan udara ke Yaman. Bom-bom bikinan Amerika telah membantai rakyat Yaman.
Iran bukan saja berdasarkan ajaran Islam mendukung bangsa tertindas, pecinta kebebasan dan gerakan rakyat termasuk di Yaman, juga memberi dukungan moril dan kemanusiaan. Melalui jalur diplomatik Iran berusaha mengakhiri agresi Arab Saudi ke Yaman. Menurut ungkapan Rahbar, Republik Islam Iran menentang mereka yang menyerang warga sipil, perempuan dan anak-anak. Namun Iran tidak akan mengintervensi urusan internal negara lain
Obama Tegaskan Peran Iran dalam Penyelesaian Krisis Yaman
Presiden Amerika Serikat mengatakan, Iran harus berperan dalam penyelesaian masalah Yaman.
IRIB News (22/4) melaporkan, Barack Obama, Presiden Amerika dalam wawancaranya dengan stasiun televisi MSNBC terkait perang Yaman menuturkan, ÔÇ£Seluruh pihak harus berkumpul dan menemukan solusi politik, pasalnya jalan keluar masalah Yaman bukanlah perang proxy.ÔÇØ
Obama menegaskan, ÔÇ£Iran sendiri harus menjadi bagian dari solusi krisis Yaman, bukannya menjadi masalah negara itu.ÔÇØ
Pada saat yang sama Obama juga mengklaim, pengiriman senjata untuk kelompok-kelompok bersenjata Yaman dapat membahayakan keamanan transportasi laut di kawasan.
ÔÇ£Washington sudah memberi pesan tegas kepada Iran soal dihindarinya pengiriman senjata ke Yaman,ÔÇØ ujarnya.
Presiden Amerika dengan tegas menentang pengiriman senjata dari Iran ke Yaman, sementara Washington sejak lama memasok Arab Saudi dengan persenjataan mutakhir dan mematikan untuk membunuh rakyat Yaman.
Republik Islam Iran berulang kali membantah tuduhan-tuduhan pengiriman senjata ke Yaman.
Iran Bantah Berita Penculikan Anggota IRGC oleh Teroris
Walikota Zahedan, pusat Provinsi Sistan-Baluchestan, Tenggara Iran membantah isu penculikan atas 18 anggota Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, IRGC oleh kelompok teroris Jaish Al Adl.
IRIB News (22/4) melaporkan, Abass Ali Arjmandi, Walikota Zahedan membantah kebenaran berita tentang penculikan atas 18 anggota IRGC dalam sebuah aksi yang dilakukan Jaish Al Adl di wilayah Nosratabad, Zahedan.
Arjmandi mengumumkan, ÔÇ£Operasi yang diklaim telah dilakukan kelompok teroris ini, sebenarnya tidak pernah terjadi.ÔÇØ
Aparat keamanan Sistan-Baluchestan pada awal bulan April 2015 melancarkan operasi mengejutkan terhadap kelompok teroris Jaish Al Adl di wilayah pegunungan Qasr-e qand, Selatan provinsi itu.
Pertemuan Segitiga Tehran Penting untuk Akhiri Krisis Suriah
Kepala Pertama Departemen Timur Tengah, Kementerian Luar Negeri Iran menilai digelarnya pertemuan segitiga Tehran penting untuk mengakhiri krisis Suriah.
Hamid Reza Dehghani, dalam wawancaranya dengan surat kabar Etemad, Iran, Rabu (22/4) menjelaskan soal digelarnya pertemuan segitiga antara Iran, Swiss dan Suriah di Tehran. Ia mengatakan, ÔÇ£Tehran sudah melakukan koordinasi agar Swiss dan Suriah bersama Iran menggelar pertemuan segitiga. Terkait bantuan kemanusiaan dan pengirimannya ke Suriah, Iran tengah melakukan koordinasi.ÔÇØ
Dehghani menambahkan, ÔÇ£Iran sudah mengirim bantuan-bantuan kemanusiaan ke Suriah dan bantuan itu sudah diterima oleh masyarakat tertindas Suriah.ÔÇØ
Menurut Dehghani, Suriah dan Irak termasuk negara-negara yang selama beberapa tahun terakhir menjadi sasaran serangan para teroris. Masyarakat kedua negara itu menderita akibat aksi kelompok-kelompok teroris dan ekstrem.
Iran, katanya, sudah melakukan sejumlah koordinasi untuk mempertemukan petinggi Irak dan Suriah. Pertemuan ini nantinya dapat membuka peluang kerja sama lebih besar dua negara dalam memerangi terorisme serta masalah-masalah bilateral lainnya.
Putaran kelima pertemuan segitiga Iran, Swiss dan Suriah yang membahas krisis Suriah khususnya masalah kerja sama multilateral pengiriman bantuan kemanusiaan, digelar, Selasa (21/4) di Tehran, Iran.
Rahasia Keagungan Sayidah Fatimah as
Tanggal 20 Jumadi Tsani adalah hari kelahiran Sayidah Fatimah Az-Zahra as. Tepat pada tanggal ini, pada tahun ke-5 kenabian, rumah pasangan Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah as diliputi oleh suasana yang penuh dengan kebahagiaan. Karena di hari itu, mereka dianugerahi karunia ilahi yang begitu berharga, kelahiran seorang perempuan agung, Sayidah Fatimah Az-Zahra. Berbagai keutamaan seperti keimanan, ketakwaan, keilmuan, akhlak mulia menunjukkan kesempurnaan spiritual dan keagungan maknawi Sayidah Fatimah. Hubungan yang sangat erat antara Sayidah Fatimah dengan Rasulullah Saw melampaui ikatan darah antara anak dengan ayahnya.
Lebih dari itu, hubungan keduanya diikat oleh keimanan dan kecintaan ilahiah. Sebab kecintaan para aulia Allah berbeda dengan kecintaan dalam ikatan darah, bahkan melampaui hubungan antara seorang anak dengan ayahnya sendiri. Oleh karena itu, mereka tidak memberikan jalan bagi kecintaan selain Allah swt, Jika pun mencintai selain Allah, kedudukannya sebagai bagian dari kecintaan kepada Allah Swt.
Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah swt yang menjadi suri teladan bagi umat manusia. Sebab seluruh perkataan hingga perilakunya berdasarkan wahyu Allah swt. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surat an-Najm ayat 3 dan 4, "Dan tiadalah yang diucapkan [Nabi Muhammad Saw] itu (yaitu Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
Berdasarkan prinsip tersebut, perkataan Nabi Muhammad Saw mengenai Sayidah Fatimah dan perilaku beliau kepada putrinya memiliki rahasia tertentu yang melampaui sekedar hubungan afeksi antara orang tua terhadap anaknya. Sebab Rasulullah Saw juga memiliki putri selain Sayidah Zahra, yang lebih tua darinya. Nabi Muhammad Saw juga sangat mencintai seluruh putrinya, tapi tidak ada yang menyamai kecintaan beliau kepada Sayidah Fatimah.
Nabi Muhammad Saw mempersembahkan kasih sayang kepada putrinya Sayidah Fatimah. Ketika beliau berada di mimbar maupun mihrab, ketika shalat, doa dan munajat, saat di Mekah maupun Madinah, di dalam kota mapun di luar kota dan tempat lainnya, senantiasa menyebut nama Sayidah Fatimah dan menghormatinya melebihi penghormatan terhadap seorang ayah kepada putrinya sendiri.
Ketika Rasulullah Saw kembali dari perjalanan jauh, orang pertama yang ditanyakannya adalah Fatimah. Demikian juga, ketika akan berangkat untuk melakukan perjalanan, orang terakhir yang berpamitan dengan beliau adalah Sayidah Zahra. Peristiwa ini terekam dengan jelas dalam berbagai literatur Sunni dan Syiah. Berbagai buku hadis dan sejarah Sunni menjelaskan masalah ini seperti Musnad Ahmad jilid 5, Sunan Abu Dawud jilid 2, Sunan Kubra Baihaqi jilid 1 dan lainnya.
Dalam referensi hadis Syiah seperti Biharul Anwar jilid 43, dijelaskan ketika Rasulullah memasuki rumah, beliau mencium tangan Fatimah Saw. Selain itu diriwayatkan juga, ketika Nabi Muhammad Saw mencium tangan Fatimah, malaikat Jibril mencium tanah jejak telapak kakinya.
Tentu saja, perilaku Rasullah Saw terhadap Sayidah Zahra itu bukan semata-mata menunjukkan sikap natural ayah terhadap putrinya. Tapi lebih dari itu ada kesadaran dan pengetahuan yang tinggi terhadap sosok Sayidah Fatimah. Ketika Nabi Muhammad Saw ditanya mengapa melakukan tindakan seperti itu ? Rasulullah Saw menjawab, "Aku mencium bau surga darinya. Ketika aku mencium putriku, aku mencium surga."
Dalam kitab Ilal al-Syarayi' al Anwar jilid 1, dijelaskan ketika Rasulullah Saw ditanya mengapa beliau memperlakukan Sayidah Fatimah tidak seperti putrinya yang lain. Nabi Muhammad Saw menjawab, "Engkau berhak untuk tidak mengetahui rahasia di balik itu ! Sebab engkau tidak mengenal Fatimah! Fatimah adalah investasiku, perjuanganku membuahkan hasil. Dialah faktor yang menyebabkan agamaku abadi, sebab mempertahankan sunahku..."
Kepribadian agung dan kesempurnaan Sayidah Fatimah muncul ketika perkataan dan perilaku Rasulullah Saw menjadi sarananya. Rahasia keagungan Sayidah Fatimah terletak pada ketinggian keimanan, ketakwaan, dan keluhuran akhlaknya. Beliau adalah contoh terbaik dari perempuan teladan sepanjang sejarah. Terkait hal ini, Nabi Muhammad Saw bersabda, "Dari perempuan hanya Maryam, Asiyah, Khadijah dan Fatimah yang merupakan contoh perempuan sempurna." (Ad-Dur al-Mantsur jilid 2)
Karakteristik ilahiah dari Sayidah Fatimah menyebabkan Nabi Muhammad Saw sangat mencintainya. Salah satu dari karakteristik tersebut adalah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt yang termanifestasikan dalam seluruh dimensi kehidupannya. Kitab Biharul Anwar jilid 43 menceritakan Rasulullah Saw bersabda, "Putriku Fatimah adalah orang yang dipenuhi hatinya dengan keimanan oleh Allah swt, dan keyakinan yang menghunjam."
Suatu hari Rasulullah berkata kepada Sayidah Fatimah. Beliau bersabda, "Engkau wanita terbaik di dunia." Putrinya menjawab, "Ayahanda, bagaimana dengan kedudukan Maryam ?". "Beliau adalah pemuka perempuan di zamannya, dan engkau adalah pemuka perempuan seluruh dunia." Ketika Rasulullah Saw sakit hingga menyebabkan wafat, beliau melihat putrinya bersedih. "Wahai Fatimah ! Apakah engkau tidak bahagia menjadi wanita terbaik di dunia dan perempuan terbaik di antara umatku dan terbaik di antara orang-orang mukmin ?" (Shahih Bukhari jilid 4). 
Di berbagai pertemuan, Nabi Muhammad Saw mengenalkan sosok Sayidah Fatimah kepada umat Islam. Dalam salah satu pidatonya, Rasulullah Saw bersabda, "Siapapun bisa mengetahui wanita ini dan mengenalnya. Tapi tidak setiap orang bisa mengenalnya. Ketahuilah ia adalah bagian dari tubuhku. Dia adalah ruh dan hatiku. Oleh karena itu, orang yang menyakitinya, maka sama dengan menyakitiku."
Suatu hari Nabi Muhammad Saw memasuki rumah putrinya. Ketika itu, di rumah tersebut ada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan dua putranya Hassan dan Husein selain Fatimah. Saat itu, malaikat menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw surat al-Ahzab ayat 33, "... Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian, wahai Ahlul Bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya."
Ayat ini menjelaskan kedudukan Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw sebagai manusia paling agung dan suci yang dibersihkan dosanya oleh Allah swt. Setelah ayat tersebut turun, Rasulullah Saw mengangkat tangan berdoa,"Ya Allah, mereka adalah ahlul baitku, maka jauhkan mereka dari dosa, dan jadikan mereka suci dan bersih." Ayat ini semakin memperjelas kedudukan Sayidah Fatimah dan keagungannya yang dicatat dalam lembaran sejarah sebagai wanita teladan sepanjang masa.
Israel Target Pasukan Penjaga Perdamaian PBB
Rezim Zionis Israel akhirnya mengakui bahwa militernya telah menyerang sebuah pos pengawas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan yang menewaskan seorang anggota UNIFIL dari Spanyol.
Sebuah sumber keamanan Israel Selasa (7/4) mengungkapkan, pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) dari Spanyol tewas akibat serangan artileri militer Israel ke pos pengawas penjaga perdamaian. Sementara itu, Koran Elpais Spanyol seraya merilis sebagian laporan rahasia kepala staf gabungan militer negara ini menyebut serangan militer Israel ke pos pengawas UNIFIL pada Januari 2015 memang disengaja. Adapun militer Israel dalam statemennya menyebut insiden tersebut sebagai peristiwa yang patut disesalkan.
Menurut Elpais, militer Israel berulang kali secara sengaja menarget pos-pos pasukan UNIFIL di perbatasan Lebanon dan peristiwa yang baru terjadi menunjukkan militer Israel mengubah arah artilerinya langsung ke pos-pos pasukan penjaga perdamaian PBB dan menjadikannya target. Akibat serangan brutal Israel tersebut, Javier Soria Toledo, anggota UNIFIL dari Spanyol tewas menjadi korban. UNIFIL yang ditempatkan di Lebanon selatan memiliki sekitar 10 ribu personil dari 36 negara dunia, termasuk 600 tentara dari Spanyol.
Aksi terbaru Israel menarget pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon menunjukkan kejahatan rezim ini di Qana, Lebanon. Disebutkan bahwa Israel selama agresinya ke Lebanon di tahun 1996 yang diberi sandi operasi Grapes of Wrath, telah melakukan beragam kejahatan dan tragedi Qana termasuk salah satunya.
Di sela-sela aksi brutalnya ke Lebanon, Israel terlibat kejahatan menakutkan di wilayah Qana. Pada 18 Apri 1996, militer Israel dengan peralatan lengkap dan senjata berat menembaki sebuah pangkalan UNIFIL di Qana dan sejumlah besar perempuan dan anak-anak tak berdosa yang berlindung di pusat PBB ini dibantai tanpa ampun. Dalam aksi brutal tersebut tercatat 106 warga Lebanon gugur dan lebih dari 300 lainnya mengalami cidera.
Penargetan pos-pos PBB, gedung dan lembaga di bawah organisasi internasional ini oleh rezim Zionis Israel menunjukkan bahwa rezim ini tidak pernah mengindahkan batasan apa pun dalam memajukan kebijakan arogannya. Tak diragukan lagi bahwa dukungan Amerika Serikat kepada rezim ilegal ini kian membuat Tel Aviv semakin congkak dan keras kepala dalam melanggar hukum internasional serta nilai-nilai kemanusiaan.
Pembantaian sadis terhadap warga Lebanon oleh Israel di Qana menuai reaksi keras internasional. Dalam hal ini, PBB seraya mengutuk kejahatan rezim penjajah al-Quds juga menuntut ganti rugi oleh Tel Aviv kepada para korban. Namun Israel yang mendapat dukungan penuh Washington menolak memberikan ganti rugi.
Sementara itu, akibat dukungan penuh petinggi Amerika terhadap Tel Aviv, Shimon Peres, salah satu pelaku kejahatan Israel di Qana, malah dianugerahi hadiah nobel perdamaian. Salah satu faktor yang mendorong Amerika menolak penunjukan kembali Boutros Boutros-Ghali, sekjen PBB waktu itu dapat dicermati di laporan PBB yang mengutuk kejahatan Israel di Qana.
Di era perang 50 hari Jalur Gaza di tahun 2014, Israel juga menarget lembaga milik PBB. Sementara itu, PBB menyatakan bahwa serangan Israel ke salah satu gedung milik UNRWA di Gaza sedikitnya menewaskan 16 warga sipil termasuk tiga stafnya.
 
Tak diragukan lagi bahwa sikap pasif masyarakat internasional dalam menyikapi rezim Zionis Israel telah mendorong Tel Aviv semakin leluasa melanjutkan pelanggarannya terhadap hukum dan konvensi internasional.
Kondisi Kritis Muslim Rohingya
Meskipun mendapat tekanan regional dan internasional, pemerintah Myanmar hingga kini tidak mengambil tindakan signifikan untuk memulihkan keadaan minoritas Muslim Rohingya.Laporan periodik pusat studi Rohingya sedunia menegaskan bahwa polisi Myanmar melakukan pelanggaran hak asasi manusia terang-terangan terhadap Rohingya. Selain itu, kekerasan atas minoritas Muslim di provinsi Rakhine, di wilayah barat Myanmar terus berlanjut.
Naim Hassan al-Arakani, dari pusat Rohingya Global menyatakan Muslim Rohingya saat ini tidak diakui hak legalnya oleh pemerintah Myanmar. Dilaporkan, kebijakan terbaru yang diterapkan terhadap Rohingya adalah ditariknya kembali kartu putih melalui ancaman senjata dan kekerasan untuk menghalangi minoritas Muslim Rohingya berpartisipasi dalam pemilu mendatang.
Aktivis HAM Rohingya berkeyakinan bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari kebijakan sistematis pemerintah Myanmar untuk menghalangi hak politik Muslim Rohingya di negaranya sendiri. Seorang pejabat Myanmar menyatakan, pada hari pertama dan kedua bulan April, pejabat pemerintah berhasil menarik kembali kartu putih dari tangan warga etnis Rohingya lebih dari enam ribu buah di seluruh provinsi Rakhine.
Hingga kini, pemerintah Myanmar masih memperlakukan sekitar satu juta warga Rohingya sebagai imigran Bangladesh. Dengan alasan tersebut, minoritas muslim tidak diberi kartu tanda penduduk Myanmar, dan diperlakukan bukan sebagai warga negara. Akibatnya Rohingya menjadi sasaran kekerasan dan diskriminasi oleh warga negara lain dan pemerintah Myanmar sendiri. Terkait hal ini, reporter HAM PBB melaporkan krisis kemanusiaan yang menimpa Muslim Rohingya. PBB menilai sikap pemerintah yang memperlakukan Rohingya sebagai warga asing yang memasuki Myanmar sebagai tindakan ilegal yang melanggar hukum internasional.
Pelapor HAM PBB dalam pertemuan di Jenewa menyatakan kunjungan terakhir ke Myanmar pada Januari 2015 lalu menunjukkan kondisi kritis minoritas Muslim di provinsi Rakhine. Dilaporkan kondisi kamp penampungan Rohingya juga sangat mengkhawatirkan. Mereka hanya dihadapkan dua opsi, tinggal dalam kondisi sangat sulit dan mati, atau pergi dengan perahu meninggalkan Myanmar.
Pelapor HAM PBB menegaskan, dampak penerapan program pemerintah terhadap Rohingya sebagai "Orang Asing Ilegal" menyebabkan minoritas Muslim ini harus tinggal selamanya di kamp penampungan atau meninggalkan Myanmar menuju negara lain dengan perahu. PBB mendesak pemerintah Myanmar melakukan reformasi demokratis di negara ini dan memberikan perhatian kepada warga Muslim Rohingya.
Berdasarkan laporan PBB, kekerasan yang dilakukan Budha ekstrem terhadap Rohingya menyebabkan lebih dari 100.000 orang minoritas Muslim terlantar. Selama beberapa tahun terakhir, Muslim Rohingya menjadi sasaran kekerasan dan penistaan, dan mereka hidup di kamp penampungan dengan kondisi yang sangat buruk.
Presiden Iran Kunjungi Pameran Prestasi-prestasi Industri Nuklir
Presiden Republik Islam Iran mengunjungi pameran berbagai prestasi terbaru negara ini di bidang energi nuklir untuk kepentingan damai.
Hassan Rouhani mengunjungi pameran prestasi-prestasi Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) yang digelar di Tehran, Kamis (9/4) pagi, bertepatan dengan Hari Nasional Teknologi Nuklir Iran. Demikian dilansir situs Kepresidenan Iran.
Dalam kunjungan tersebut, Rouhani mendengarkan penjelasan para pakar dan ilmuwan nuklir tentang penggunaan dan keistimewaan prestasi-prestasi itu.
Bersamaan dengan kehadiran Presiden Iran, dipamerkan pula sejumlah prestasi penting di bidang energi nuklir damai.
Hari ini, Kamis, 9 April 2015 atau 20 Farvardin di kalender Iran, adalah Hari Nasional Teknologi Nuklir.
Pada tanggal 9 April 2007, Iran mencapai prestasi bersejarah di sektor teknologi nuklir damai melalui pemanfatan kemampuan dalam negeri.
Prestasi itu diukir setelah negara itu meluncurkan set kedua sentrifugal di reaktor nuklir Natanz dan masuk ke tahap industri pengayaan uranium.
Kesuksesan tersebut telah mengantarkan Iran pada pencapaian teknologi pengayaan uranium dan peluncuran sebuah rangkaian sempurna dari pengayaan uranium oleh sentrifugal-sentrifugal buatan dalam negeri.



























