کمالوندی
Pesan Rahbar kepada Pemuda Eropa dan Amerika Utara
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pesan kepada para pemuda dan remaja di Eropa dan Amerika Utara, dan meminta mereka untuk mengenal Islam melalui al-Quran dan kehidupan Nabi Besar Muhammad Saw.
Seperti dilaporkan IRNA mengutip situs informasi Kantor Pelestarian dan Publikasi Karya-karya Ayatullah Khamenei, Rabu (21/1),  pesan tersebut sebagai berikut:
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Untuk Pemuda di Eropa dan Amerika Utara
Peristiwa baru-baru ini di Perancis dan insiden yang serupa di beberapa negara Barat lainnya telah meyakinkan saya untuk langsung berbicara dengan kalian tentang hal tersebut. Saya berbicara kepada kalian (para pemuda), bukan berarti  saya mengabaikan orang tua kalian, melainkan karena masa depan bangsa dan negara kalian  berada di tangan kalian sendiri; dan juga saya menemukan bahwa rasa untuk mencari kebenaran di hati kalian lebih hidup, kuat dan waspada.
Saya tidak berbicara kepada politisi dan negarawan kalian dalam pesan ini, karena saya yakin bahwa mereka telah dengan sadar memisahkan jalur politik dari jalan kejujuran dan kebenaran.
Pembicaraan saya dengan kalian adalah tentang Islam, khususnya gambaran dan wajah yang ditampilkan kepada kalian tentang Islam. Sejak dua dekade lalu, kira-kira setelah kehancuran Uni Soviet, banyak upaya telah dilakukan untuk menempatkan agama besar ini di posisi sebagai musuh yang menyeramkan. Provokasi rasa takut, kebencian dan pemanfaatannya, sayangnya memiliki catatan panjang dalam sejarah politik Barat.
Di sini, saya tidak akan membahas mengenai berbagai phobia yang hingga kini diindoktrinasi kepada bangsa-bangsa Barat. Dengan tinjauan sepintas studi kritis terbaru tentang sejarah, kalian akan melihat fakta bahwa dalam penulisan sejarah baru, perilaku-perilaku tidak jujur dan munafik pemerintah-pemerintah Barat terhadap bangsa-bangsa dan budaya lain di dunia telah dikecam.
Sejarah Amerika Serikat dan Eropa malu dengan perbudakan, malu dengan masa penjajahan dan malu dengan penindasan orang-orang kulit berwarna dan non-Kristen. Peneliti dan sejarawan kalian sangat merasa malu atas pertumpahan darah atas nama agama antara Katolik dan Protestan, atau atas nama kebangsaan dan etnis selama Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua.
Hal ini dengan sendirinya layak dipuji, dan tujuan saya untuk menyebutkan sebagian kecil dari daftar panjang ini, bukan untuk mencela sejarah, namun saya meminta kalian untuk bertanya kepada para intelektual kalian mengapa hati nurani publik di Barat harus selalu terlambat selama beberapa puluh tahun dan terkadang satu abad untuk bangun dan sadar? Mengapa revisi dalam kesadaran kolektif harus diarahkan ke masa lalu yang jauh dan tidak ke arah persoalan sekarang ini? Mengapa dalam isi-isu penting seperti cara perlakuan terhadap budaya dan pemikiran Islam untuk pembentukan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, dicegah?
Kalian mengetahui dengan baik bahwa penghinaan, dan penyebaran kebencian dan ketakutan ilusi dari "orang lain" telah menjadi dasar umum bagi semua pencari keuntungan dan penindas.
Sekarang, saya ingin kalian bertanya pada diri kalian sendiri, mengapa kebijakan lama dari penyebaran "phobia" dan kebencian menargetkan Islam dan Muslim dengan intensitas belum pernah terjadi sebelumnya? Mengapa struktur kekuasaan di dunia saat ini ingin pemikiran Islam terpinggirkan dan pasif? Apakah konsep dan nilai-nilai dalam Islam mengganggu berbagai agenda kekuatan-kekuatan besar dan apa kepentingan-kepentingannya dilindungi dalam bayangan mendistorsi citra Islam? Oleh karena itu, permintaan pertama saya adalah supaya kalian bertanya dan mengeksplorasi  tentang motivasi penodaan luas terhadap Islam.
Permintaan kedua saya adalah sebagai reaksi terhadap banjir prasangka dan kampanye negatif, cobalah kalian untuk mendapatkan pengetahuan langsung dan tanpa perantara tentang agama ini. Logika yang tepat mensyaratkan bahwa setidaknya kalian memahami apa yang membuat kalian takut dan lari darinya.
Saya tidak memaksa bahwa kalian harus menerima penafsiran saya atau interpretasi lain tentang Islam. Namun yang ingin saya katakan adalah jangan biarkan realitas-realitas yang dinamis dan efektif di dunia saat ini diperkenalkan kepada kalian dengan kepentingan dan tujuan-tujuan yang telah terkontaminasi. Kalian jangan biarkan orang-orang munafik menggunakan para teroris yang mereka rekrut sebagai wakil Islam untuk memperkenalkan agama ini kepada kalian.
Kenalilah Islam dari sumber-sumber primer dan aslinya. Kenalilah Islam melalui al-Quran dan kehidupan Nabi Besar Muhammad Saw. Di sini, saya ingin menanyakan apakah kalian hingga sekarang telah langsung membaca al-Quran kaum Muslimin? Apakah kalian telah mempelajari ajaran Nabi Islam (Muhammad Saw) dan doktrin kemanusiaan dan akhlaknya? Selain media, apakah hingga sekarang kalian pernah menerima pesan Islam dari sumber lain?
Pernahkah kalian bertanya pada diri sendiri bagaimana dan atas dasar nilai-nilai apa selama berabad-abad Islam telah mengembangkan peradaban ilmiah dan intelektual terbesar dunia dan membimbing para ilmuwan dan pemikir paling terkemuka?
Saya ingin kalian untuk tidak membiarkan mereka menciptakan jurang emosional antara kalian dan realitas dengan gambaran penghinaan dan ofensif, dan menghilangkan kemungkinan penilaian yang tidak memihak dari kalian. Hari ini, media komunikasi telah menghapus batas geografis. Oleh karena itu, jangan kalian biarkan mereka mengepung kalian dalam batas-batas palsu (buatan) dan mental.
Meskipun tak seorangpun yang secara individual mampu memenuhi kesenjangan yang diciptakan, namun masing-masing dari kalian dapat membangun jembatan pemikiran dan keadilan di atas kesenjangan itu untuk menerangi diri sendiri dan lingkungan di sekitar kalian.Tantangan yang telah direncanakan sebelumnya antara Islam dan kalian (para pemuda) ini, meski tidak diinginkan, namun hal ini dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru di benak kalian yang penasaran dan bertanya-tanya. Upaya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan memberi kalian peluang yang tepat untuk menemukan kebenaran baru.
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang tepat, benar dan objektif tentang Islam, sehingga diharapkan, karena rasa tanggung jawab terhadap kebenaran, generasi mendatang akan menulis sejarah interaksi antara Islam dan Barat saat ini dengan hati nurani lebih jernih dan kebencian yang lebih rendah.
 
Sayid Ali Khamenei
21 Januari 2015
Sekjen NATO Peringatkan Bahaya Ekstremisme di Kosovo
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh para ekstremis di Kosovo.
IRIB News (24/1) melaporkan, Jens Stoltenberg, Sekjen NATO, Jumat (23/1) di Pristina, Serbia kepada pejabat pemerintah Kosovo memperingatkan bahaya potensial para ekstremis yang kembali ke wilayah itu setelah bertempur di Suriah dan Irak.
Sekjen NATO menegaskan, ÔÇ£Kembalinya para ekstremis dari perang Suriah dan Irak dapat membahayakan negara-negara kawasan, bahkan bagi seluruh Eropa dan harus dijalin kerja sama untuk memerangi terorisme dan ekstremisme ini.ÔÇØ
Selama bulan Agustus-September 2014, aparat kepolisian Kosovo menangkap 55 orang yang diduga bergabung dengan kelompok teroris di Suriah untuk menyebarkan pemikiran ekstrem dan merekrut anggota.
Menurut laporan dinas keamanan Kosovo, sekitar 150 warga negara itu bergabung dengan kelompok-kelompok ekstrem bersenjata di Suriah dan sampai sekarang 16 orang di antaranya tewas.
Ulama Pakistan: Islamphobia Barat Picu Perang Dunia Ketiga
Ketua Partai Jamaat Islami, Pakistan memperingatkan, berlanjutnya aksi-aksi kebencian atas Islam di Barat, dan penekanan beberapa pihak di Barat atas penghinaan terhadap kesucian Islam, dapat memicu Perang Dunia Ketiga.
IRNA (24/1) melaporkan, Siraj ul Haq, Jumat (23/1) malam di hadapan masyarakat ibukota Pakistan dalam pidatonya di acara Perhimpunan Posisi Kenabian memprotes penghinaan atas kesucian Islam oleh beberapa kalangan dan media Barat. Ia menyebut aksi-aksi semacam ini sebagai ÔÇ£ekstremisme BaratÔÇØ dan menuturkan, ÔÇ£Berlanjutnya hal ini dapat menyeret dunia ke dalam perang dunia ketiga dan PBB yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dunia, harus menghentikan aksi-aksi penghinaan terhadap nabi-nabi Tuhan oleh masyarakat Barat.ÔÇØ
Ia menambahkan, ÔÇ£Jika perang ini sampai terjadi, yang bertanggung jawab adalah lobi-lobi ekstremisme Barat.ÔÇØ
Siraj ul Haq menuduh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya melancarkan ekstremisme melawan Islam. ÔÇ£Amerika dalam seluruh langkahnya terlibat terorisme dan anti-Islam,ÔÇØ katanya.
Ia juga berpesan kepada pemerintah Perancis, ÔÇ£Paris harus meminta maaf kepada masyarakat Muslim dunia atas penghinaan yang dilakukan media-media negara itu terhadap kesucian Islam dan Nabi Muhammad Saw.ÔÇØ
Fitnah Takfiri dalam Perspektif Rahbar
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (25/11) dalam pertemuannya dengan ulama, cendikiawan dan tamu-tamu peserta Konferensi Internasional Bahaya Kelompok Ekstrem Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam, menilai gerakan Takfiri yang dalam beberapa tahun terakhir kembali dihidupkan merupakan kendala yang dipaksakan dan bikinan tangan-tangan imperialis bagi Dunia Islam.
 
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa motif dari ulah gerakan Takfiri adalah untuk merealisasikan ambisi Amerika Serikat, negara imperialis dan rezim Zionis Israel, khususnya usaha untuk melupakan isu Palestina serta Masjid al-Aqsa. Beliau menjelaskan bahwa pembentukan gerakan ilmiah, rasional dan komprehensif untuk mengikis akar Takfiri, pencerahan terkait peran imperialis menghidupkan kembali gerakan sesat ini serta keseriusan dan tuntutan umum terkait isu Palestina sebagai masalah utama dunia Islam, merupakan tugas utama ulama Islam untuk saat ini.
 
Gerakan Takfiri dan pemerintahan yang mendukung, sejatinya kepanjangan dari sejarah imperialis, di mana fenomena ISIS muncul demi mensukseskan ambisi imperialis Amerika, Eropa dan rezim Zionis Israel. Gerakan ini dengan kedok Islam secara praktis menjadi pelayan kubu arogan dunia. Konspirasi ini dirancang dan dilancarkan dengan bantuan oleh dinas rahasia Barat dan Israel serta dengan menggunakan dolar negara kaya minyak sejumlah negara Arab serta memiliki sejumlah tujuan. Di antara tujuan tersebut adalah menyelewengkan Kebangkitan Islam yang marak di kawasan. Kebangkitan Islam adalah gerakan anti Amerika, anti-despotisme  serta antek-antek Amerika di kawasan. Namun Takfiri mengubah gerakan agung ini menjadi perang saudara dan pembantaian umat Muslim.
 
Kondisi Hamas sebagai poros muqawama yang sendirian di perang 50 hari Jalur Gaza merupakan strategi sistematis. Strategi ini terbentuk melalui proyek penyelewengan semangat Kebangkitan Islam yang dilancarkan pemuda Muslim.  Di tengah-tengah konflik dan fitnah, rezim Zionis Israel seraya mengumumkan Palestina pendudukan sebagai Negara Yahudi semakin gencar melancarkan kebijakan pendudukan al-Quds dan Masjid al-Aqsa serta melemahkan bangsa Palestina.
 
Sementara itu, Takfiri justru dijadikan isu untuk menyibukkan negara-negara Islam sehingga mereka tidak memerangi Israel karena sibuk dengan ulah kelompok ISIS yang merajalela di jalan-jalan serta kota-kota Irak, Suriah, Pakistan dan Libya. Menurut Rahbar, gerakan ini merupakan salah satu kejahatan tak terlupakan Takfiri. Perusakan infrastruktur negara-negara Islam oleh Takfiri dan kini gerakan Takfiri dengan ulahnya mengunggah gambar-gambar kejahatan mereka seperti pemenggalan kepala manusia tak berdosa atau aksi sadis memakan jantung di depan kamera dengan mengatasnamakan Islam adalah strategi sistematis untuk merusak citra Islam.
 
Langkah berulang pesawat Amerika mengirim peralatan militer dan perang kepada ISIS di Irak merupakan fenomena lain yang dijelaskan Rahbar dalam pidatonya. Realita ini semakin menunjukkan kebohongan klaim AS memerangi ISIS melalui Koalisi Internasional Anti-Terorisme, karena tujuan utama koalisi ini adalah melanjutkan perang serta bentrokan antar-Muslim. Tapi yang pasti mereka tidak akan berhasil menggapai tujuan busuknya tersebut. Jelas sudah pihak mana sebenarnya yang diuntungkan dari gerakan sesat ISIS dan Salafi. Oleh karena itu, Rahbar menilai gerakan berbahaya ini harus dicermati lebih serius dan lebih umum ketimbang ISIS.
 
Ideologi radikal Takfiri memiliki akar sejarah yang panjang dan sejak muncul, pemikiran menyimpang ini menuai penentangan dari ulama Islam baik Syiah maupun Sunni. Sementara itu, peran imperialis Inggris dalam kemunculan serta meluasnya Wahabi sebagai simbol nyata gerakan Takfiri serta peran AS dan rezim Zionis Israel dewasa ini dalam menghidupkan kembali serta memperkokoh gerakan ini sangat transparan dalam pandangan pengamat.
 
Dalam pertemuannya dengan peserta Konferensi Internasional Bahaya Kelompok Ekstrem Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam, Rahbar seraya mengisyaratkan bahwa ISIS dan kejahatannya merupakan buah busuk dari gerakan Takfiri mengatakan, ÔÇ£Gerakan Takfiri ini meski bukan sesuatu yang baru dan memiliki sejarah panjang, namun dalam beberapa tahun terakhir dihidupkan kembali dan diperkuat oleh tangan-tangan imperialis, uang sejumlah negara kawasan serta rencana yang disusun oleh agen-agen rahasia negara imperialis seperti AS, Inggris dan Israel.ÔÇØ
 
Ketika negara-negara Islam di kawasan mengecap revolusi Islam dan pemerintah Arab boneka Barat mulai goyah, maka salah satu opsi selamat bagi imperialis adalah menyelewengkan gerakan agung ini dan kebangkitan bangsa Muslim dari jalur semestinya. Ayatullah Khamenei menyebutkan sejumlah sikap gerakan Takfiri yang membuktikan kontradiksi gerakan ini dengan ajaran Islam. Di antaranya adalah berdamai dengan rezim Zionis, membiarkan muslim Gaza sendiridan dalam perang tak seimbang dengan Zionis serta merusak infrastruktur penting negara-negara Islam.
 
Rahbar berkata, ÔÇ£Saksikanlah berapa banyak jalan, kilang minyak, tambang, badara udara, kota dan rumah di negara-negara ini yang rusak. Dan akibat perang saudara dan pembantaian terhadap saudara Muslim, berapa banyak waktu, uang, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memulihkan kondisi yang ada. Ini adalah kerugian dan pukulan telak yang diberikan gerakan Takfiri selama beberapa tahun kepada dunia Islam hingga saat ini.ÔÇØ
 
Islam adalah agama rahmatan lilalamin dan agung. Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.ÔÇØ Rasulullah dan Ahlul Baitnya adalah pribadi-pribadi yang membuat sahabat dan musuh terperangah dengan keluhuran akhlaknya. Al-Quran dan ajaran agama penuh dengan nasehat Ilahi terkait kehormatan manusia dan urgensitas menjaga hak-hak manusia baik itu Muslim maupun kafir. Keindahan Islam sangat menarik fitrah manusia-manusia yang sehat, bahkan mereka yang non Muslim pun akan senang ketika menemukan realita agama Ilahi ini.
 
Pemimpin imperialis dunia yang menyadari eksistensi mereka sangat bergantung dengan penyembunyian wajah indah dan manusiawi Islam Muhammadi, berusaha dengan cara apa pun mencitrakan buruk wajah Islam kepada masyarakat dunia. Sehingga mereka mampu mencegah masyarakat internasional cenderung kepada agama samawi ini. Gerakan Takfiri dengan apik mempersiapkannya bagi musuh Islam.
 
Ayatullah Khamenei di bagian lain pidatonya kepada para ulama dan cendikiawan Islam mengatakan, ÔÇ£Gerakan Takfiri telah merusak citra dan wajah Islam di dunia. Seluruh manusia di dunia menyaksikan di televisi kepala-kepala manusia tak berdosa dipenggal. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.┬á Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain) untuk mengusirmu. (al-Mumtahana 8-9). Gerakan Takfiri malah bersikap sebaliknya, mereka membunuh Muslim, orang kafir yang tidak memusuhi Islam pun mereka penggal. Gambar-gambar eksekusi brutal ini mereka sebar ke seluruh dunia. Semua aksi ini mengatasnamakan Islam. Islam yang penuh rahmat, Islam rasional. Namun mereka mengenalkan Islam sebagai agama kekerasan. Apakah ada kejahatan yang lebih besar dari ini? Apakah ada fitnah yang lebih sadis dari ini?
 
Dalam kondisi seperti ini, apa tugas umat Muslim khususnya ulama dunia Islam serta bagaimana menyikapi fenomena ini dengan benar? Pertama-tama Rahbar menilai dibutuhkan sebuah kebangkitan ilmiah dan rasional oleh ulama berbagai mazhab Islam. Rahbar mengatakan, ÔÇ£Harus dibangun gerakan ilmiah yang besar. Mereka (Takfiri) dengan slogan palsu mengikuti salaf yang saleh masuk ke front ini. Kebencian kaum salaf terhadap ulah dan gerakan Takfiri harus dijelaskan dengan bahasa agama dan rasio.ÔÇØ
 
Ayatullah Khamenei juga menilai pencerahan atas peran Amerika Serikat dan Israel dalam mempersenjatai serta menyebarluaskan gerakan Takfiri sebagai salah satu tugas ulama. Beliau juga sangat menekankan untuk menjaga isu Palestina. Rahbar juga menyebutkan bahwa front musuh Islam khususnya Amerika Serikat dan rezim penjajah Israel semakin lemah. Beliau menyeru umat Islam untuk bersatu.
 
Rahbar mengatakan, ÔÇ£Dengan bantuan Allah Swt dan kemurahan-Nya, Kami (bangsa Iran) berhasil melewati friksi antar-mazhab. Seperti kami membantu Hizbullah yang Syiah, kami juga membantu Hamas dan Jihad Islam Palestina serta kami akan tetap memberikan bantuan kepada mereka. Kami tidak terlilit isu pembatasan mazhab. Kami tidak mengatakan ini Syiah atau ini Sunni. Ini Hanafi, Hambali, Syafii atau Zaidiyah. Yang kami perhatikan adalah tujuan utama mereka, kemudian kami memberi bantuan. Dan kami berhasil memperkuat posisi saudara kami dari Palestina di Jalur Gaza dan berbagai kawasan lain. Serta insyaallah kami akan terus melanjutkan usaha ini.ÔÇØ(
Sumber Pengetahuan dalam Perspektif Imam Jafar Shadiq as
Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702), dunia dihiasi oleh kelahiran seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan wiladah Rasulullah Saw ini, lahirlah Imam Jafar Shadiq as di kota Madinah. Cucu Rasulullah Saw generasi kelima ini akan menghidupkan dan membangkitkan kembali ajaran-ajaran murni kakeknya. Hingga usia 12 tahun, Imam Shadiq as diasuh oleh kakek beliau, Imam Sajjad as, dan kemudian berada di bawah bimbingan ayah beliau, Imam Muhammad Baqir as selama 19 tahun kemudian.
 
 
Imam Shadiq  as hidup di masa ketika Dinasti Bani Umayah sedang mengalami kemunduran dan Dinasti Bani Abbasiah mulai merebut kekuasaan. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh beliau untuk menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan Islam yang murni. Selama 34 tahun dari umur beliau, 65 tahun, Imam Shadiq as memikul tanggung jawab besar sebagai Imam dan pemimpin umat. 
 
Periode Imam Shadiq as merupakan era pemikiran dan munculnya berbagai aliran dan mazhab. Situasi ini telah menyulitkan masyarakat Islam untuk menemukan ajaran-ajaran Islam yang benar dan menyeret mereka kepada jalan sesat. Namun cahaya petunjuk Imam Shadiq as yang terang benderang telah menyinari sudut-sudut kegelapan pikiran. Semua mazhab Islam sepakat bahwa beliau adalah pelopor dan terkemuka di berbagai ilmu seperti kalam, fikih, tafsir, akhlak dan berbagai bidang ilmu lainnya. Empat ribu orang dengan semua perbedaan yang mereka miliki, telah menimba ilmu kepada Imam Shadiq as dan menulis berbagai karya.
 
Di Pekan Persatuan Islam ini, alangkah baiknya kita menyinggung pesan-pesan penting dan berharga Imam Shadiq as. Beliau menilai persatuan, konvergensi dan solidaritas di antara umat Islam sebagai prinsip terpenting Islam, terutama di masa beliau ketika berbagai aliran dan keyakinan menyimpang menyebar luas di kalangan masyarakat.
 
Imam Shadiq as menyebut kaum Muslimin sebagai saudara satu sama lainnya, dan mereka tidak boleh bersikap saling memusuhi. Dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq as disebutkan bahwa "Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Seorang Muslim adalah cermin dan panduan Muslim lainnya. Seorang Muslim tidak akan pernah mengkhianati, menipu dan menindas Muslim lainnya, dan tidak berbohong kepadanya serta tidak mengghibahnya." (Ushul Kafi, Juz 2, Halaman 166).
 
Imam Shadiq as selalu berpesan kepada para pengikut Ahlul Bait as untuk menjalin hubungan baik dengan para pengikut mazhab lainnya. Perilaku, perbuatan dan perkataan beliau telah menarik perhatian para pemimpin dan para pengikut berbagai mazhab lainnya. Kemuliaan akhlak dan ketinggian ilmu beliau telah menarik perhatian Abu Hanifah dan para pemimpin mazhab Ahlus Sunnah lainnya sehingga mereka berbondong-bondong mendatangi beliau untuk memanfaatkan kekayaan ilmu cucu Rasulullah Saw ini.
 
Abu Hanifah, pemimpin mazhab Hanafi hadir di kelas-kelas Imam Shadiq as selama dua tahun. Terkait hal ini, ia mengatakan, "Kalau bukan karena dua tahun, maka Nu`man (Abu Hanifah) telah celaka." Malik bin Anas, pemimpin mazhab Maliki mengenai Imam Shadiq as berkata, "Belum ada mata yang melihat dan belum ada telinga yang mendengar serta belum ada manusia yang hadir dalam hati yang lebih baik dari Imam Jafar Shadiq as dari sisi keutamaan, ilmu, ibadah, wara` dan ketakwaannya."(IbnShahr Ashoob, Manaqib Al Abi Thalib, Juz 3, Hal 372)
 
Perhatian terhadap ilmu di masa kehidupan Aimmah Ahlul Bait as khususnya di masa Imam Shadiq as sangat besar. Beliau hidup di masa yang bertepatan dengan perubahan di bidang ilmu dan budaya. Masuknya berbagai pemikiran dan budaya mencerminkan vitalitas perkembangan ilmu di dunia Islam. Imam Shadiq as yang melanjutkan misi kakeknya, Nabi Muhammad Saw, adalah penggagas aktivitas-aktivitas ilmiah baru. Dalam pergerakan ilmiahnya, beliau menegaskan pentingnya masalah pemikiran dan penalaran dalam agama dan pengenalan kebenaran dan realitas. Beliau juga mengenalkan alat-alat dan sumber untuk mencapai ilmu pengetahuan.
 
Imam Shadiq as berkata, "(dari sahabat-sahabat kami) barang siapa yang tidak berpikir dalam agamanya, maka ia tidak memiliki nilai. Jika salah satu sahabat kita tidak berpikir dan tidak mencari dalam agamanya serta tidak memahami berbagai persoalan dan hukum-hukumnya, maka dia akan membutuhkan orang lain (musuh-musuh kita), dan setiap saat dia membutuhkan mereka, mereka akan mengantarkannya ke jalan yang menyimpang dan sesat, sementara ia sendiri tidak mengetahui dan menyadarinya." (Ushul Kafi, Juz 1, Halaman 25)
 
Menurut Imam Jafar Shadiq as, wahyu adalah salah satu alat dan sumber pengetahuan. Ratusan ayat dalam al-Quran menyinggung wahyu sebagai sumber besar ilmu pengetahuan. Bahkan tidak hanya dalam al-Quran saja, semua kitab Samawi dan para pengikut agama-agama Samawi memperkenalkan wahyu sebagai sumber terpenting ilmu dan makrifat, sebab wahyu bersumber dari ilmu tak terbatas Allah Swt.
 
Terkait dengan wahyu yang membantu manusia untuk mengenal kebenaran, Imam Shadiq as mengatakan, Allah Swt telah menjelaskan segalanya dalam al-Quran, dan aku bersumpah demi Allah, apa yang dibutuhkan masyarakat telah ada supaya tidak ada orang yang berkata seandainya persoalan tertentu itu benar pasti telah diturunkan dalam al-Quran. Dalam sebuah riwayat juga disebutkan bahwa Imam Shadiq as berkata, "Tidak ada hal yang diperselisihkan oleh dua orang kecuali untuk menyelesaikannya ada dalam al-Quran, tetapi akal manusia tidak mencapainya." (Ushul Kafi, Juz 1, Hal. 60).
 
Salah satu sumber lainnya untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah akal dan kekuatan berpikir manusia. Untuk mencapai sebuah ilmu, manusia membutuhkan proses analisa, dan analisa itu sendiri adalah pekerjaan akal. Akal adalah alat untuk memahami sesuatu hal. Dengan demikian kemajuan masyarakat dan individu tentunya tidak terlepas dari pemanfaatan dari kemampuan akal dan pikiran.
 
Dalam sirahnya, Imam Shadiq as meyakini bahwa berpikir memiliki nilai yang sangat tinggi. Oleh karena itu, menurut beliau, perkataan terindah dan paling ekspresif adalah perkataan tentang nilai-nilai akal dan pemikiran. Imam Shadiq as berkata, "Pilar keberadaan manusia adalah akal. Akal adalah petunjuk dan pencerah manusia serta pembuka pintu-pintu ilmu dan kesempurnaan kepada manusia. Manusia akan sempurna di bawah perlindungan akal." (Ushul Kafi, Juz 2, Hal. 25)
 
Indera manusia adalah alat dan sumber lain untuk mencapai sebuah pengetahuan. Indera memberikan pemahaman luas tentang alam semesta kepada manusia. Sumber ini memberikan pengetahuan awal dan paling dangkal kepada manusia tentang keberadaan. Jika setiap dari indra ini tidak berfungsi, maka pengetahuan khususnya terkait keberadaan akan hilang. Orang yang kehilangan indrawinya maka seakan-akan ia telah kehilangan ilmunya.
 
Jika seseorang tidak mempunyai mata dan buta sejak lahir, maka ia tidak akan memiliki ilmu pengetahuan dan pemahaman khusus terkait dengan penglihatan. Imam Shadiq as mengungkapkan bahwa lima indera manusia sebagai sumber pengetahuan, namun lima sumber ini tidak bisa sempurna dalam memberikan ilmu dan informasi kepada manusia kecuali dibarengi dengan petunjuk akal dan bergerak dalam cahaya petunjuk akal.
 
Ketika menjawab pertanyaan Abu Shakir tentang kelima indera manusia, Imam Jafar Shadiq as berkata, "Anda mengatakan bahwa lima indera manusia sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, padahal indera-indera ini tanpa petunjuk akal tidak akan memiliki peran dalam pengetahuan manusia, seperti halnya kegelapan yang tidak akan berakhir tanpa cahaya."(al-Amaali Sheikh Shaduq, hal. 351)
 
Imam Shadiq as telah menjelaskan berbagai ilmu tentang Tuhan kepada salah satu muridnya bernama Mufadhal, yang dikenal dengan "Tauhid Mufadhal." Terkait hal ini, beliau menggunakan metode yang sangat menarik untuk menjelaskan makrifatullah. Menurut beliau, ketidakpahaman manusia terhadap alam semesta menjadi salah satu faktor munculnya keraguan tentang keberadaan Tuhan.
Iran-Oman akan Gelar Manuver AL
Pasukan Angkatan Laut Republik Islam Iran dan Oman berencana melakukan latihan operasi pertolongan dan penyelamatan bersama di perairan selatan Iran dalam beberapa bulan mendatang.
Panglima Angkatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayyari pada Selasa (20/1) mengatakan, latihan maritim itu dijadwalkan akan diadakan di timur Selat Hormuz dan Laut Oman antara tanggal 21 April dan 21 Mei.
Sayyari lebih lanjut menggambarkan Iran dan Oman sebagai dua pemain utama dalam menciptakan keamanan di kawasan.
Sejauh ini, Iran dan Oman telah menggelar beberapa manuver bantuan dan penyelamatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dalam menyediakan layanan bantuan, operasi penyelamatan, peningkatan level kerjasama regional dan bertukar pengalaman terkait hal ini.
Iran: Israel Harus Bersiap Menerima Balasan
Panglima senior Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan Israel harus bersiap untuk "pembalasan khusus" atas teror terhadap enam anggota gerakan muqawama Lebanon, Hizbullah, dan seorang jenderal Iran di Dataran Tinggi Golan, Suriah.
"... Kami pasti akan mempertimbangkan pembalasan khusus dalam masalah ini," kata Brigadir Jenderal Hossein Salami kepada al-Alam pada Sabtu (24/1).
Salami juga menjelaskan rencana untuk memperluas medan perang anti-Israel, dan membuka front baru di Tepi Barat pendudukan.
"Ini adalah bagian dari realitas baru yang secara bertahap akan terwujud," tambahnya.
Salami mengatakan mendukung pejuang perlawanan Palestina dan Lebanon serta menciptakan infrastruktur defensif baru bagi umat Islam yang tinggal di dekat wilayah pendudukan Israel telah dan akan menjadi agenda Iran.
Di lain pihak, Hizbullah juga berjanji akan membalas kejahatan Israel itu.(
Eskalasi Kritik Irak terhadap Aktivitas Aliansi Internasional Anti-ISIS
Sebanyak 35 anggota parlemen Irak yang ragu atas keseriusan Aliansi Internasional untuk menghancurkan ISIS, menuntut pembentukan sebuah komite penyidik kinerja aliansi tersebut.
Kelompok teroris Takfiri ISIS-Baath, pada Juni 2014 menyerang kota Mosul, Provinsi Ninawa  dan menguasai kota tersebut. Setelah menguasai Mosul dan sejumlah wilayah Irak, ISIS melakukan berbagai aksi sadis yang menjadi bukti nyata dari pelanggaran HAM dan kejahatan anti kemanusiaan. Di antara aksi tersebut adalah pelanggaran hak kaum minoritas, khususnya Yazidi Irak.
Aksi ISIS di Irak dan warga Kobani Suriah mendorong Amerika Serikat yang telah menarik pasukannya dari Baghdad di tahun 2011, kembali memikirkan untuk menempatkan kembali militernya di Irak dengan dalih melindungi warga khususnya etnis minoritas Irak. AS bersama dengan lebih dari 40 negara yang mengamini kebijakannya pada September 2014 membentuk aliansi internasional memerangi ISIS yang sebenarnya bikinan Washington sendiri.
Meski Amerika menyatakan tujuan dari pembentukan aliansi ini adalah untuk memerangi ISIS, namun kinerja mereka selama empat bulan sejak dibentuk menunjukkan bahwa misi utama mereka bukan membantu pemerintah Irak dalam menghancurkan kelompok teroris ini. Dari satu sisi, AS dan Barat mendapat tekanan berat karena tidak melakukan langkah nyata dan praktis dalam memerangi kejahatan ISIS yang menjadi bukti nyata tiga kejahatan yang tercantum dalam anggaran dasar Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) yakni kejahatan anti kemanusiaan, kejahatan perang dan kejahatan anti perdamaian.
Di sisi lain, AS dan sekutu Baratnya dengan bantuan diplomasi dolar minyak sejumlah negara Arab memakai kedok bantuan kemanusiaan dan membentuk aliansi internasional anti-ISIS demi meredam represi publik internasional terhadap mereka.
AS dan sekutu Barat serta Arabnya yang selama empat tahun lalu mendukung penuh kelompok teroris di Suriah mulai dilanda kekhawatiran bahwa perang yang mereka gelar terhadap teroris ISIS bakal memperkokoh posisi Presiden Bashar al-Assad.
Oleh karena itu, kekhawatiran tersebut membuat aliansi pimpinan Amerika ini tidak serius memerangi ISIS dan hanya puas mencantumkan di agenda kerjanya untuk memperlemah teroris. Dengan demikian para petinggi Irak termasuk Perdana Menteri Haider al-Abadi mengkritik kinerja aliansi pimpinan Amerika dan mereka menilai aliansi ini bukan menjadi penyempurna strategi Baghdad dalam memerangi ISIS.
Realita transfromasi keamanan di Irak lemahnya posisi teroris ISIS di negara ini bukan disebabkan oleh kinerja aliansi internasional pimpinan Washington, namun dikarenakan kerjasama rakyat dan militer dalam berjuang memberantas anasir teroris dari negara mereka.
Dinamika Perundingan Nuklir Iran
Babak baru perundingan nuklir antara Iran dan AS di tingkat ahli digelar di Zurich, Swiss, sekitar sepekan setelah pertemuan Jenewa antara Iran kelompok 5+1. Bersamaan dengan pertemuan penting tersebut, Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif bertemu dengan sejawatnya dari AS, John Kerry di sela-sela pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) ke-45 di Davos, Swiss. Kedua pejabat tinggi ini membahas tantangan tercapainya kesepakatan komprehensif mengenai masalah nuklir Iran.
Menlu Zarif Jumat malam (23/1) mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Kerry mengenai isu seperti jumlah sentrifugal, metode pengayaan uranium, dan berbagai masalah lainnya.Kepala diplomasi Iran ini menegaskan bahwa sebagian organ pemerintah AS menghendaki tercapainya kesepakatan dengan Tehran. Meskipun demikian, diplomat senior Iran ini mengakui adanya sebagian pihak yang tidak menghendaki tercapainya kesepakatan dengan Tehran.
Statemen Menlu Iran tersebut menunjukkan sinyalemen penting mengenai keberadaan kubu di Washington yang menghendaki sanksi baru demi meningkatkan tekanan lebih besar terhadap pemerintah Iran. Padahal Iran dan kelompok 5+1 telah memperpanjang kesepakatan setelah tidak tercapai 24 November 2014 lalu.
Selama ini, Komite Urusan Publik AS-Israel, AIPAC yang merupakan salah satu kelompok lobi paling berpengaruh di Washington semakin intensif mendorong Kongres AS mengeluarkan undang-undang baru anti-Iran.Tapi pekan lalu, Presiden AS, Barack Obama menyatakan penentangannya terhadap sanksi baru terhadap Tehran. Obama menegaskan akan memveto RUU sanksi baru yang disodorkan Kongres, karena dinilai akan mengancam perundingan nuklir dengan Iran.
Tampaknya, terdapat dua arus utama yang berseberangan menyikapi masalah nuklir Iran. Di satu sisi, para ahli Iran dan kelompok 5+1 melanjutkan perundingan mengenai pembahasan teknis, hingga mencapai kesepakatan final yang disepakati kedua belah pihak. Tapi di sisi lain, muncul aksi untuk membatasi program pengayaan uranium Iran, sehingga menjadi sebuah program yang tidak penting, dan tetap mempertahankan sanksi untuk menjegal tercapainya kesepakatan nuklir komprehensif. Berlanjutnya masalah ini berdampak terhadap perundingan nuklir. Masalah ini juga menyebabkan tidak tercapainya kesepakatan kompherensif antara Iran dan kelompok 5+1 pada 24 November 2014 lalu.
Sejatinya, arogansi AS menjadi pemicu tidak tercapainya kesepakatan nuklir komprehensif. Sebagian analis politik berkeyakinan bahwa AS yang terus melanjutkan kebijakan ancamannya, termasuk sanksi terhadap Iran, terpaksa mundur selangkah dalam perundingan nuklir.
Pekan lalu, Deputi Menkeu AS urusan terorisme dan Intelejen Keuangan, David Cohen, mengatakan, "Meskipun kami tidak mendukung penerapan sanksi baru berkaitan dengan masalah nuklir yang dirundingkan.Tapi, statemen dan tindakan menunjukkan berlanjutnya penerapan sanksi,". Pernyataan pejabat Gedung Putih ini menunjukkan kebijakan jelas AS untuk mempertahankan struktur umum sanksi sebagai metode penekan Iran, dan AS berupaya untuk mempertahankan  sebagian sanksi dalam kondisi "ditangguhkan", dan bukan "dicabut".
Tujuan perundingan nuklir antara Iran dan kelompok 5+1 adalah mencapai kesepakatan nuklir komprehensif yang akan menjamin seluruh hak Iran di bidang nuklir, termasuk pencabutan seluruh saksi. Oleh karena itu, perundingan nuklir yang digelar baru-baru ini membahas masalah pencabutan penuh sanksi. Kini kesepakatan nuklir antara Iran dan kelompok 5+1 diperpanjang hingga Juli 2015 mendatang. Lebih penting dari itu, kesepakatan yang tercapai mengenai masalah ini, sebagaimana ditegaskan Menlu Iran, merupakan bentuk pengakuan terhadap hak bangsa Iran.
Ragam Dimensi Pesan Rahbar untuk Pemuda Eropa Perlu Dijelaskan
Jaksa Agung Iran menegaskan dijelaskannya berbagai dimensi pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar kepada para pemuda Barat dan Amerika Utara.
IRIB News (24/1) melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raeisi, Jaksa Agung Iran, Sabtu (24/1) dalam acara seminar nasional panitia perayaan Pekan Fajr Revolusi Islam di Tehran mengatakan, ÔÇ£Pesan Rahbar yang komprehensif dan penuh makna kepada para pemuda Eropa dan Amerika Utara memiliki banyak dimensi untuk dijelaskan, dan pihak-pihak yang kompeten harus menjelaskan dimensi-dimensi ini.ÔÇØ
Jaksa Agung Iran juga menilai masyarakat sebagai elemen terpenting kekuasaan dan keamanan nasional di Iran. ÔÇ£Negara-negara lain memasukkan kekuasaan militer, ekonomi dan ketergantungan pada kekuasaan-kekuasaan adidaya sebagai bagian dari elemen kekuasaan. Akan tetapi Iran menganggap masyarakat berbudaya dan sadar sebagai indikator kekuatan dan keamanan nasional terpenting yang dapat membuat musuh putus asa dan mundur,ÔÇØ paparnya.
Hujatulislam Raeisi menjelaskan, ÔÇ£Transformas terbaru di dunia khususnya upaya memecah belah para pengikut mazhab terutama Sunni dan Syiah, menciptakan kelompok-kelompok teroris dan penghinaan terhadap kesucian Nabi Muhammad Saw, merupakan satu rantai yang termasuk ke dalam program strategis imperialisme.ÔÇØ
Jaksa Agung Iran menuturkan, ÔÇ£Tujuan Barat dengan melakukan penghinaan atas Nabi Muhammad Saw adalah mengukur tingkat sensitivitas Dunia Islam sehingga mereka tahu apakah masyarakat mencintai Nabinya atau tidak. Dalam hal ini mereka harus waspada.ÔÇØ



























