کمالوندی
HAM AS dan Kejahatan Washington terhadap Irak
Amerika Serikat menginvasi Irak pada tahun 2003 dan selama 18 tahun bercokol di negara ini. Selama 18 tahun tersebut, Amerika banyak melakukan pelanggaran HAM di Irak.
Alasan invasi Amerika ke Irak adalah keberadaan senjata pemusnah massal yang diklaim Washington berada di Irak dan perang melawan terorisme. Namun kemudian terbukti bukan saja keberadaan senjata pemusnah massal berhasil ditemukan di Irak, dan juga perang melawan terorisme dilakukan AS, bahkan Irak berubah menjadi tempat perlindungan berbagai kelompok terorisme. Salah satu dimensi kejahatan Amerika di Irak selama hampir dua dekade adalah meletusnya beragam tragedi kemanusiaan.
Tidak ada data yang pasti mengenai korban perang Amerika di Irak. Sejumlah data menunjukkan jumlah korban tewas mencapai sekitar satu juta orang, namun sejumlah data lainnya menunjukkan korban mencapai puluhan ribu orang. George W. Bush, presiden AS di tahun 2005 menyebutkan jumlah korban tewas di Irak mencapai lebih dari 30 ribu orang, namun lembaga IRAQ Body Count menyebutkan jumlah korban tewas antara tahun 2003 hingga 2006 mencapai lebih dari 150 ribu orang.
Laporan lain dari Eropa dan AS termasuk data Body Count menyebutkan jumlah korban warga Irak hingga tahun 2008 mencapai lebih dari 87.665 hingga 95.687 orang. Meski demikian, data tersebut sekedar berkaitan dengan lima tahun pertama invasi. Selain itu, akibat perang ini, ratusan ribu warga Irak juga terluka. Sementara berdasarkan data Komisaris tinggi untuk Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), tercatat 4,4 juta warga Irak hingga akhir 2015 menjadi pengungsi.
Bersamaan dengan dimulainya perang AS terhadap Irak di tahun 2003, dan tumbangnya rezim Saddam Hussein, lebih dari 173 ribu pasukan asing menduduki Irak di mana 150 ribunya adalah tentara AS. Ameka selama 18 tahun lalu membangun 14 pangkalan militer di Irak. Margaret Kimberley, pengamat AS di laporannya yang menyelidiki refleksi agresi AS terhadap opini publik warga Amerika menulis, “Kehadiran pasukan Amerika di Irak sebuah tragedi kemanusiaan yang kekal di sejarah umat manusia. Faktanya warisan kematian satu-satunya hadiah Amerika bagi warga Irak. Kejahatan negara ini adalah pembantaian terhadap warga Irak dan penghapusan hak kemanusiaan sebuah pelanggaran nyata HAM. Angka penyebaran kanker, kanker darah, kematian bayi di Fallujah lebih tinggi dari data di Herosima dan Nagasaki setelah pemboman nuklir tahun 1945.”
Salah satu peristiwa pahit di Irak dan hasil dari perang AS terhadap negara ini adalah eksodus sumber daya manusia mumpuni dan efektif termasuk di sektor kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan berbagai laporan, akibat perang ini lebih dari separuh dokter Irak antara tahun 2003 hingga 2006 meninggalkan negara ini.
Sementara dampak perang bagi anak-anak Irak juga menorehkan sejarah kelam bagi negara ini, bahkan juga akan berpengaruh pada generasi mendatang. Disebutkan bahwa penggunaan uranium yang diperlemah dan fosfor putih di senjata Amerika telah mengakibatkan insufisiensi neonatus pada bayi dan kanker di Irak, khususnya di Fallujah, Provinsi al-Anbar.
Ahmad Mukhalaf Hamad, direktur humas rumah sakit Fallujah November 2020 mengatakan, “Setelah 16 tahun berlalu dari perang, setiap tahun lebih dari seribu anak Irak di kota Fallujah terlahir cacat akibat penggunaan senjata terlarang oleh Amerika di perang ini. Anak-anak Fallujah dilahirkan dengan satu mata atau tanpa mata, dan juga organ di luar tubuh atau tanpa kepala dan dua kepala.”
Penjara Abu Ghraib pada awalnya terkenal di dunia karena kejahatan Saddam Hussein dan rezim Baath dalam menyiksa atau mengeksekusi kubu oposisi terutama warga Syiah, tapi tahun 2004 dan setelah invasi Irak oleh Amerika, terbukti bahwa militer AS memanfaatkan penjara ini untuk menyiksa tahanan Irak. Hal ini terkuak setelah Televisi CBS di progam 60 menitnya merilis gambar dan video penjara Abu Ghraib. Peristiwa di penjara ini juga bagian lain dari kejahatan Amerika terhadap rakyat Irak dan menunjukkan militer AS bahkan terlibat beragam kejahatan terhadap tahanan Irak.
Salah satu kejahatan akibat invasi Amerika dan bahkan dilakukan tentara negara ini adalah perusakan dan pencurian warisan budaya berharga Irak. Misalnya selama aksi perampokan setelah tumbangnya Baghdad, pencurian warisan bersejarah berharga dan manuskrip dari museum nasional Baghdad menarik perhatian berbagai media.
Museum ini termasul salah satu dari lima pusat penting penyimpanan warisan bersejarah dunia. Awalnya diperkirakan sekitar 170 ribu potongan barang antik dicuri dari museum ini, tapi kemudian terbukti bahwa banyak perbendaharaan utama museum sejak sebelumnya telah dikemas dengan rapi dan diangkut ke tempat yang tidak jelas.
Paul Zimansky, dosen arkeologi Timur Dekat di Universitas Boston terkait perampokan Museum Baghdad mengatakan, “Kami sangat liar. Kami merusak sistem dan hukum. Para kriminal merampok dan kami hanya menyaksikan.”
Iyad Hassan Abdu Hamza, direktur Lembaga Pelestarian Warisan Bersejarah Irak, November 2020 mengatakan, “Banyak warisan budaya di seluruh Irak yang selama beberapa tahun lalu rusak. Ketika tentara AS masuk ke Irak pada tahun 2003 dan menduduki negara ini, warisan budaya Irak mengalami kerugian besar dan bahkan tentara AS menggunakan sejumlah pusat warisan budaya dan bersejarah sebagai pangkalan militernya.”
Ia juga mengkonfirmasi kerusakan 80 persen warisan bersejarah dan pusat bersejarah Irak di tangan militer Amerika Serikat dan kelompok teroris Daesh (ISIS).
Salah satu dampak penting perang AS di Irak adalah terbentuknya berbagai kelompok Takfiri di negara ini. Berbagai riset terkait fenomena buruk ini telah dilakukan, tapi dokumen paling jelas adalah statemen Mantan presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa terorisme di Irak bentukan Amerika.
Irak setelah invasi AS di tahun 2003 menjadi salah satu negara kelahiran kelompok teroris. Amerika dengan dalih melawan penggunaan senjata pemusnah massal, yang kemudian tidak pernah terbukti kebenarannya, menyerang Irak, tapi invasi ini mengubah kelompok Takfiri sebagai salah satu pemain penting di bidang keamanan serta menimbulkan korban jiwa dan materi yang besar kepada Irak. Kejahatan kelompok Takfiri di Irak hasil dari teladan perilaku AS di negara ini. Menurut pandangan mayoritas pejabat Irak, klaim AS saat ini mengenai perang kontra terorisme sekedar kedok untuk melemahkan kekuatan muqawama di Irak.
Tak diragukan lagi, salah satu kejahatan nyata dan penting AS di Irak adalah teror terhadap para komandan muqawama termasuk Syahid Qasem Soleimani, komandan pasukan Quds IRGC, Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Hashd al-Shaabi pada Januari 2020. Amerika melakukan kejahatan ini di dekat bandara udara Baghdad dengan melanggar kedaulatan Irak. Setelah kejahatan ini, isu pengusiran militer AS dari Irak menjadi tuntutan publik negara ini, namun sampai saat ini Amerika menolak melakukannya.
Tentunya membahas kejahatan Amerika di Irak tak akan habis hanya dengan beberapa lembar tulisan. Apa yang telah dijelaskan di atas hanya sekelumit dari kejahatan AS di Irak.
Persahabatan dalam Perspektif Imam Jawad
Ahlul Bait as di setiap zamannya merupakan sosok teladan masyarakat yang menyampaikan ajaran suci Rasulullah Saw dan membimbing masyarakat menuju kesempurnaan.
Malam ini, Kadzimain Irak, menjadi salah satu tempat yang paling ramai dikunjungi para peziarah. Alunan doa dan rintihan pilu terdengar dilantunkan para peziarah makam Imam Jawad. Suasana yang hampir sama terjadi di kompleks malam Imam Ridha dengan memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Dari berbagai tempat, paara pencinta Imam Jawad melantunkan doa ziarah khusus untuk beliau.
Imam Muhammad Jawad lahir pada bulan Rajab 195 H dan mereguk cawan syahadat pada hari terakhir bulan Dzulqaidah tahun 220 H. Beliau menjadi imam di usia delapan tahun melanjutkan ayahnya yang syahid.
Imam Jawad sebagaimana ayahnya Imam Ridha memainkan peran penting dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai agama Islam di tengah masyarakat. Beliau menyebarkan ilmu al-Quran, akidah, fiqh, hadis, dan ilmu keislaman lainnya.
Imam Jawad menyampaikan berbagai solusi dalam kehidupan sosial masyarakat, termasuk dalam interaksi hubungan sosial. Dalam sebuah hadits, beliau berkata, "Berinteraksi dan bergaul dengan orang-orang pandir dan durhaka akan menyebabkan kerusakan moral, sedangkan bergaul dengan orang-orang bijaksana dan berakal akan menyebabkan pertumbuhan dan kesempurnaan moralitas."
Agama Islam memiliki banyak petunjuk bagi kita untuk berkomunikasi dengan orang lain, termasuk mengenai persahabatan dan karakteristik teman yang baik. Islam menganjurkan kita untuk berteman dengan orang-orang yang religius, yaitu orang-orang yang memiliki komitmen tinggi terhadap moralitas dan agamanya. Sebab, orang yang tidak memiliki komitmen terhadap kewajiban Allah, maka dia tidak tidak akan memiliki komitmen kepada temannya, dan orang yang tidak mematuhi perintah Allah tidak akan mematuhi kewajiban kepada temannya.
Memandang orang-orang religius yang baik mengingatkan kita kepada Allah sehingga kita lebih mengingat-Nya dalam interaksi sosial dengan mereka. Mereka senantiasa menjaga hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dan selalu memperhatikan hubungan sosial dengan sesama makhluk hidup. Peningkatan spiritualitas berkorelasi dengan peningkatan hubungan sosial dengan sesama makhluk.
Imam Jawad menganjurkan untuk bergaul dengan teman-teman yang baik, dengan mengatakan, "Bertemu dan bergauil dengan teman-teman dan saudara-saudara [ yang baik] akan menyucikan hati dan mencerahkannya, serta akan menyebabkan berkembangnya kecerdasan dan kebijaksanaan. Meskipun itu bisa dilakukan dalam waktu singkat,".
Ciri lain dari seorang teman yang baik adalah sikap bijaksana. Dalam pendidikan Islam, sahabat yang bijaksana sangat berharga sehingga dianggap sebagai sumber kebahagiaan dan kesuksesan manusia. Seseorang yang memiliki teman yang bijaksana akan menikmati berkah besar dalam hidupnya. Oleh karena itu, harus menghargai berkah yang berharga itu dan memanfaatkan keberadaan teman yang berharga tersebut dengan baik.
Teman yang bijak membawa vitalitas spiritual, keamanan dan kedamaian, karena berteman dengan orang bijak akan memberikan manfaat yang diperoleh dari kecerdasan dan kebijaksanannya. Seorang teman yang bijaksana adalah obat penyembuh berbagai masalah sosial Dia dapat melakukan pelayanan terbesar kepada temannya di saat-saat kritis dan berbahaya dalam hidup dan menyelamatkannya dari kejatuhan dan kesengsaraan dengan kecerdasannya. Oleh karena itu, Imam Syi'ah kesembilan, Imam Jawad mengatakan dalam hal ini. "Ada tiga sifat dalam diri setiap manusia yang menyebabkan ia tidak menyesali pekerjaan yang dilakukannya yaitu: tidak terburu-buru, berkonsultasi dengan teman yang bijak, dan bertawakal kepada Allah ketika ia memutuskan untuk melakukan sesuatu,".
Oleh karena itu, berkonsultasi dengan teman yang bijak akan mendapatkan manfaat dari pendapatnya yang bermanfaat dan akan efektif dalam mempererat persahabatan. Sebab dengan berkonsultasi seseorang akan memberikan kepribadian dan rasa hormat kepada teman-temannya, dan tentunya rasa hormat terhadap orang lain akan meningkatkan rasa cinta di antara mereka.
Spirit kerja sama kolektif antarsesama manusia akan mendorong munculnya rasa cinta dan persahabatan. Jiwa manusia akan tumbuh subur dalam naungan persahabatan dan membuat manusia lebih merasakan manisnya kehidupan dan tidak merasa kesepian.
Selain itu, memanfaatkan bantuan dan bimbingan teman dalam hidup akan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah dan keberhasilan dalam mencapai tujuannya. Sebagaimana dikatakan dalam pepatah,"Seribu teman sedikit, dan satu musuh banyak." Sebab persahabatan merupakan kebutuhan spiritual manusia, sekaligus kebutuhan sosial yang menjadi faktor saling ketergantungan antarindividu dalam masyarakat.
Dengan demikian, seorang Muslim harus memperkuat hubungan sosialnya dengan orang lain dan mempererat hubungan dengan saudara-saudara seagamanya, karena mengasingkan diri dari orang-orang dan menjauhkan diri dari mereka memiliki konsekuensi yang tidak positif. Dalam hal ini, Imam Jawad mengatakan, "Tiga hal yang akan menarik kecintaan orang lain kepadamu, bersikap adil dalam berinteraksi, bersimpati dengan mereka dalam kesulitan maupun kemudahan, dan memiliki hati yang sehat."
Memilih teman yang baik membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Memilih teman yang baik memainkan peran paling mendasar dalam kesuksesan manusia di berbagai bidang kehidupan, dan mengabaikannya atau tidak memperhatikan masalah ini menyebabkan kesengsaraan dan kerugian. Teman yang baik akan membantu seseorang untuk mencapai cita-cita hidup yang sebenarnya, sedangkan teman yang buruk menjauhkan manusia dari kesuksesan dan membawa menuju kehancuran dan kerusakan.
Imam Mohammad Taqi Jawad menjelaskan ajaran ilahi dalam masalah persahabatan yang terinsipasi dari al Quran dan hadis Rasulullah SAW dengan mengatakan, "Jauhkan diri dari persahabatan dengan orang jahat, karena orang jahat itu seperti pedang telanjang yang memiliki penampilan yang indah dan efek yang menjijikkan." .
Dalam nasihatnya ini, Imam Jawad menunjukkan bahwa seorang Muslim harus menghindari bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang yang buruk dan rusak secara moral, karena bergaul dengan mereka seperti itu menabur benih-benih keburukan moral dalam tubuh manusia yang akan menyebabkan manusia menderita murka dan siksaan ilahi.
Akhir kata, kita memohon kepada Allah swt supaya memberikan kekuatan untuk mengenali sahabat yang baik dan jalan yang benar, sehingga kita dapat mencapai kesempurnaan moral yang Allah tetapkan bagi kita bersama orang-orang yang saleh.
Kisah Pernikahan Surgawi
Kisah pernikahan Imam Ali as dan Sayyidah Fatimah as penuh dengan keindahan seperti kisah perkawinan Rasul saw dan Sayyidah Khadijah as.
Ini adalah kisah pernikahan antara dua cahaya dan pernikahan yang penuh dengan berkah samawi. Setelah sekian abad, semua orang, bahkan non-Muslim, mengenal dua pribadi agung ini dan keutamaan mereka. Mungkin tidak perlu lagi kami sebutkan kisah kelahiran mereka.
Tiga tahun setelah peristiwa mi`raj Nabi saw, pada tanggal 20 Jumadits Tsani tahun kelima bi`tsah, ibunda para imam suci lahir dan cahayanya memenuhi bumi hingga langit. Para penghuni langit pun bersukaria menyambut kelahiran bayi mulia ini.
Nama-nama putri Nabi saw dan penjelasan maknanya akan menghabiskan berlembar-lembar kertas. Para sejarawan, sesuai dengan kemampuan mereka, telah menuliskan nama-nama putri Nabi saw dalam karya-karya mereka. Kitab-kitab seperti Biharul Anwar dipenuhi oleh cahaya nama-nama Fatimah as. Sayyid Abdur Razzaq Muqram dalam makalahnya menulis makna nama-nama Sayyidah Fatimah as dengan bersandarkan riwayat para imam ahlul bait. Salah satunya adalah riwayat dari Imam Shadiq as:
"Fatimah as mempunyai sembilan nama di sisi Allah SWT: Fatimah, Shiddiqah, Mubarokah, Thahirah, Zakiyah, Radhiyah, Mardhiyah, Muhaddatsah dan Az-Zahra`..."
Referensi Syiah dan Sunnah – dengan adanya perbedaan - telah menukil peristiwa pelamaran tersebut. Mereka mengatakan beberapa orang sahabat di Madinah, seperti Abu Bakr, Umar bin Khattab, Abdur Rahman bin Auf telah datang menghadap Rasulullahuntuk melamar Fatimah sa; namun Rasulullah memberikan jawaban bahwa pernikahan putrinya ada di tangan Allah dan menunggu kehendak dan keputusan-Nya.
Sebagian kaum Muhajirin berkata kepada Ali as, Mengapa engkau tidak melamar Fatimah Sa? Ia menjawab: Demi Allah, aku tidak memiliki apapun. Mereka berkata, bahwa Rasulullah saw tidak menghendaki apapun darimu. Akhirnya Ali menemui Rasulullah saw, namun ia pun tak dapat mengutarakan niatnya karena rasa malu yang menghinggapinya. Untuk ketiga kalinya, akhirnya ia melamar Fatimah Sa.
Ketika itu Nabi Muhammad Saw berkata, "Wahai Ali! Sebelum engkau datang, sudah banyak pria yang menghadapku untuk melamar Sayidah Fatimah sebagai isterinya, tapi Fatimah menolak mereka semua. Tunggulah di sini, seperti yang lain. Aku akan ke dalam menanyakan pendapat Fatimah."
Rasulullah Saw menemui Fatimah dan berkata, "Fatimah, engkau telah mengenal Ali bin Abi Thalib dari sisi kedekatan keluarga, keutamaan dan keislamannya. Aku memohon kepada Allah Swt untuk mengawinkanmu dengan makhluk terbaik dan paling dicintai Allah Swt ini. Kini, Ali telah melamarmu. Apa pendapatmu?"
Fatimah kemudian terdiam, tapi ia tidak memalingkan wajahnya. Rasulullah Saw sendiri tidak melihat wajah Fatimah menunjukkan ketidaksukaan. Akhirnya Nabi Saw berdiri dan berkata, "Allahu Akbar. Diamnya Fatimah merupakan tanda kerelaannya."
Ketika itu juga Malaikat Jibril turun dan berkata, "Wahai Rasulullah! Nikahkan Fatimah dengan Ali. Allah menerima Fatimah untuk Ali dan sebaliknya, Ali untuk Fatimah." Akhirnya Rasulullah Saw menikahkan Ali dengan Fatimah. Setelah mempersiapkan segala sesuatu, keduanya dinikahkan oleh Rasulullah pada tanggal 1 Dzulhijjah tahun kedua Hijriyah.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw memanggil Bilal Habasyi dan berkata kepadanya, karena sekarang adalah pernikahan putriku dan anak pamanku, maka saya menyukai sunnah umatku yaitu mengadakan walimah (jamuan makan) saat pernikahan. Pergilah dan sediakanlah satu kambing dan lima mud (satuan ukuran Arab) gandum untuk mengundang kaum Muhajirin dan Anshar.
Bilal pun menyiapkannya dan membawanya ke hadapan Rasulullah dan beliau meletakkan di depannya. Dengan perintah Rasulullah, masyarakat datang ke masjid secara kelompok perkelompok dan setelah makan, mereka pergi sampai kesemuanya mendapatkan makanan dan masih ada sedikit makanan yang tersisa. Rasulullah memberikan berkah makanan yang sedikit itu dan berkata kepada Bilal, bawalah makanan ini untuk para wanita dan katakan, makanlah makanan ini dan berilah makan orang-orang yang bersama kalian dengan makanan tersebut.
Image Caption
Setelah walimatul ‘arusy, Rasulullah Saw bersama Ali as pergi ke rumahnya dan memanggil Fatimah sa. Ketika Fatimah datang, ia melihat suaminya bersama Rasulullah. Rasulullah berkata kepadanya, mendekatlah. Fatimah mendekati ayahnya. Iapun memegang tangan keduanya dan saat hendak meletakkan tangan Fatimah ke tangan Ali, ia berkata, Demi Allah, yang mana aku tidak melalaikan hak-Mu dan memuliakan firman-Mu. Aku menikahkanmu dengan orang paling terbaik dari keluargaku dan demi Allah aku telah menikahkanmu dengan orang yang menjadi penghulu dunia dan akhirat dan termasuk orang yang salih… pergilah ke rumah kalian. Allah memberkati kalian atas pernikahan ini dan memperbaiki urusan kalian.
Rasulullah Saw berkata kepada asma' binti Umais, bawakanlah bajana hijau untukku. asma’ pun berdiri dan membawakan sebuah bejana yang penuh dengan air dan membawanya ke hadapannya. Nabi Saw mengambil segenggam air dan memercikkannya di atas kepala Sayidah Fatimah dan telapak satunya mengambil air dan mengusapkan ke tangannya dan kemudian memercikkannya ke leher dan badannya. Kemudian berkata, Ya Allah! Fatimah dariku dan aku dari Fatimah. Sebagaimana Engkau jauhkan kotoran dariku dan menyucikanku sesuci-sucinya, maka sucikanlah ia. Kemudian dia berkata supaya meminum air dan membasuh mukanya dengan air tersebut dan berkumur-kumur. Kemudian beliau meminta air dari bejana lain dan memanggil Ali dan beliau melakukan hal yang serupa dan berdoa dengan doa yang sama dan kemudian beliau berkata, semoga Allah mendekatkan hati kalian, menciptakan kasih sayang, memberkati keturunan kalian dan memperbaiki urusan-urusan kalian.
Sayidah Fatimah bukan saja pendamping hidup bagi suaminya tapi beliau juga mitra dalam urusan spiritual. Ketika Imam Ali as ditanya Rasulullah Saw, bagaimana engkau menilai Fatimah? Imam Ali as menjawab, "Ia adalah sebaik-baiknya penolong dalam ketaatan kepada Allah."(Biharul Anwar, jilid 43, hal 117)
Sayidah Fatimah adalah istri yang tidak pernah meminta sesuatu di luar kemampuan suaminya. Dalam hal ini beliau berkata kepada Imam Ali as, "Aku malu kepada Tuhanku bila aku meminta sesuatu kepadamu sementara engkau tidak mampu memenuhinya."(Amali Syeikh Thusi, jilid 2, hal 228).
Imam Ali dan Sayidah Fatimah adalah pasangan yang tiada duanya. Mengenai kehidupan mereka, Rasulullah Saw bersabda, "Jika Allah tidak menciptakan Ali maka Fatimah tidak memiliki pasangan yang sekufu baginya."(Yanabi'ul Mawaddah, hal 177 dan 237).
Selain dalam keluarga, sayidah Fatimah juga memainkan peran penting dalam masyarakat terutama meningkatkan budaya dan pemikiran masyarakat ketika itu. Beliau juga memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi umat Islam di masanya.
Kapal Perang Roudaki, Perkuat Kemampuan Iran di Laut Bebas
Angkatan Laut, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC dalam beberapa tahun terakhir melakukan percepatan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas kerja dengan menambahkan berbagai jenis kapal mulai dari kapal cepat hingga kapal peluncur rudal, serta berbagai jenis kapal logistik dan peralatan tempur lain seperti beragam drone.
Pada tahun 1399 Hijriah Syamsiah atau awal 2020, AL IRGC juga melakukan inovasi dalam bidang perkapalan yang selain mampu menambah kemampuan pertahanan efektif dan pencegahan bagi Iran, ia juga bisa menjalankan tugas di perairan bebas untuk melindungi kapal-kapal dan nelayan negara ini. Komandan AL IRGC Laksamana Pertama Alireza Tangsiri pada 19 November 2020 dalam acara peluncuran kapal Ocean Going Vessel (OGV) atau kapal lintas-samudera Shahid Roudaki, kepada pasukan AL IRGC menegaskan bahwa melindungi negara Islam tidak mengenal batas.
Ia menuturkan, “Berdasarkan arahan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, AL adalah pasukan strategis, dan tidak mengenal batas. Hukum laut internasional memberi kesempatan kepada AL untuk berlayar hingga jarak 12 mil di setiap negara.” Pertama kali pada 22 September 2020 Laksamana Pertama Alireza Tangsiri berbicara tentang bergabungnya sebuah kapal laut lintas-samudera yang mampu membawa beragam persenjataan, helikopter, dan drone ke AL IRGC, dan dua bulan kemudian menjadi jelas yang dimaksud adalah kapal perang Shahid Roudaki.
Menurut Laksamana Pertama Alireza Tangsiri, kapal perang ini akan digunakan untuk mengarungi lautan di Samudera Hindia. Lebih lanjut Laksamana Pertama Tangsiri menjelaskan, “Kapal-kapal dagang dan tanker kita di perairan bebas selalu menghadapi ancaman atau suatu peristiwa terjadi yang membahayakan mereka, hal ini tidak bisa diterima. Menjaga keamanan kapal-kapal ini adalah tugas kami, dan itu akan kami laksanakan dengan penuh kekuatan.”
Kapal perang Shahid Roudaki dengan nomor lambung L 110-1, merupakan hasil perubahan fungsi dan penyempurnaan dari sebuah kapal kargo. Proses ini memberi kesempatan kepada AL IRGC untuk tetap bisa memperkuat armada lautnya dengan biaya terjangkau. Kapal perang Shahid Roudaki awalnya merupakan kapal kargo buatan Italia bernama Galaxy F, kemudian setelah mendapatkan sedikit perombakan selama tiga bulan di kompleks produksi kapal Bandar Abbas, ia berubah menjadi kapal tempur terbesar yang dimiliki AL IRGC.
Kapal perang ini memiliki panjang 150 meter, dan lebar 22 meter, dengan bobot 12.000 ton, dan kecepatan maksimum kapal 14 knot atau sekitar 26 kilometer per jam. Kapal ini merupakan prestasi besar bagi AL IRGC karena kemampuannya berlayar dalam waktu yang cukup lama, dan radius yang cukup jauh. Sebelumnya kapal perang Shahid Roudaki merupakan kapal jenis roll on – roll off atau kapal Ro-Ro, maka dari itu kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan jembatan bergerak untuk memasukkan kendaraan ke dalam kapal Ro-Ro, untuk membongkar dan memuat kendaraan dari dermaga penyeberangan ke kapal dan sebaliknya, sehingga ia cocok digunakan untuk keperluan militer.
Kapal perang Shahid Roudaki bisa mengangkut puluhan kendaraan biasa, kendaraan tempur lapis baja beroda, dan kapal cepat, dan membantu operasi peperangan amfibi. Kemampuan kapal perang Shahid Roudaki membawa peralatan tempur ini lebih besar dari kapal-kapal amfibi lain semacam Lark, Lavan, dan Tonb milik AL Militer Iran, atau kapal pendarat (landing craft) milik IRGC.
Pintu rampa kapal perang Shahid Roudaki bisa mempercepat proses bongkar atau muat barang. Kapal ini juga memiliki kemampuan untuk menjadi lokasi lepas landas dan mendarat helikopter serta drone, juga bisa digunakan untuk melakukan langkah awal intelijen, dan di masa depan diharapkan bisa digunakan sebagai kapal mata-mata seperti kapal Iran, Saviz di perairan-perairan yang jauh.
Kapal Shahid Roudaki juga bisa digunakan sebagai kapal induk yang memasok keperluan logistik perahu-perahu atau unit-unit yang berada di bawah kontrolnya, seperti air, bahan bakar, bahan makanan, dan perlengkapan lainnya. Karena ia memiliki beberapa lantai yang luas, pintu rampa yang menghubungkan setiap tingkat, dan pintu rampa masuk serta keluar, memungkinkan kapal Shahid Roudaki membawa sejumlah perahu cepat biasa atau bersenjata, dan tidak membutuhkan mesin derek untuk menaikkan atau menurunkan perahu. Kapal ini juga mampu ditempati ratusan tentara AL yang akan melaksanakan operasi penugasan.
Helikopter-helikopter di atas geladak kapal Shahid Roudaki bisa memberikan dukungan udara dekat kepada unit-unit operasi. Kapal Shahid Roudaki dilengkapi dengan radar susunan berfase tiga dimensi, sistem perang elektronik, sistem rudal jelajah permukaan ke permukaan, permukaan ke udara, dan mampu mengangkut helikopter, drone dan perahu cepat. Di kapal ini terdapat sebuah pintu rampa di sebelah kanan kapal yang sebenarnya merupakan pintu masuk dan keluar, serta tempat bongkar dan muat barang.
Pintu rampa ini menyebabkan kapal Shahid Roudaki mampu memuat peralatan-peralatan yang diperlukan di atas geladaknya, selain itu ia juga mampu membawa kendaraan-kendaraan amfibi pengangkut personel dan memainkan peran sebagai sebuah kapal yang cocok untuk operasi amfibi. Kemampuan melaksanakan operasi amfibi dengan membawa kendaraan-kendaraan amfibi pengangkut personel di samping kemampuan melaksanakan operasi permukaan dengan menggunakan rudal jelajah laut, dan yang lebih penting kemampuan membela diri dengan sistem pertahanan rudal Sevom Khordad, di antara karakteristik utama dan terpenting kapal perang Shahid Roudaki.
Kemampuan operasi amfibi bukan satu-satunya kemampuan kapal perang Shahid Roudaki, kapal ini di bidang pertempuran permukaan ke permukaan juga dilengkapi dengan empat peluncur rudal yang masing-masing bisa meluncurkan dua rudal jelajah laut. Jika menembakkan rudal jelajah Ghadir, ia bisa menempuh jarak sampai 300 kilometer hingga menghantam target dan kapal musuh. Kemampuan membela diri dari beragam ancaman termasuk ancaman udara, termasuk karakteristik lain kapal perang Shahid Roudaki.
Sistem rudal Sevom Khordad yang secara otomatis dilengkapi radar dan kendaraan peluncur rudal TELAR (transporter erector launcher and radar) memungkinkan kapal Shahid Roudaki bisa menangkal ancaman udara seperti jet tempur, drone dan persenjataan jarak jauh. Drone yang ditempatkan di atas geladak kapal Shahid Roudaki adalah drone Ababil 2 yang merupakan drone bunuh diri di lingkungan AL IRGC. Geladak kapal yang luas membuka kesempatan kepada kapal Shahid Roudaki untuk menampung sejumlah banyak drone bunuh diri yang siap menjalankan operasi.
Kapal lintas-samudera Shahid Roudaki menambah sejumlah kemampuan baru bagi AL IRGC, pertama, selain memiliki kemampuan tempur di berbagi bidang, kapal Shahid Roudaki juga memberikan kemampuan strategis lain kepada AL IRGC, yaitu melaksanakan tugas di perairan jauh.
Dengan bergabungnya kapal Shahid Roudaki ke AL IRGC, maka jangkauan tugas pasukan ini yang sampai sekarang hanya sebatas wilayah Teluk Persia, diperluas hingga perairan bebas dan wilayah utara Samudera Hindia. Hal ini selain menambah kemampuan pertahanan khusus bagi Iran, juga memberikan kemampuan pencegahan dan keunggulan maritim yang bisa menjamin hak para pelaut dan nelayan Iran yang bekerja hingga ke perairan bebas.
Kedua, Iran sekarang mendapatkan pengalaman berharga dalam pembuatan kapal dan perahu perang. Akan tetapi langkah Iran mengubah fungsi kapal kargo raksasa menjadi kapal perang, semakin mendekatkan negara ini kepada kemampuan memproduksi kapal-kapal raksasa yang mampu memberikan dukungan logistik dan tempur.
Misi Kapal Perang Makran; Unjuk Keterampilan dan Kekuatan Maritim Iran
Angkatan laut strategis militer Republik Islam Iran selama beberapa tahun terakhir dengan dilengkapi beragam kapal baru produk dalam negeri, baik kapal permukaan atau kapal selam, telah menjadi kekuatan maritim besar di Teluk Persia dan utara Samudra Hindia.
Meski demikian untuk merealisasikan unsur strategis unit ini, sangat penting memiliki kemampuan Power Projection, yakni kemampuan memanfaatkan kecakapan militer dan operasi maritim di titik terjauh khususnya di berbagai samudra. Untuk mencapai tujuan ini, dimilikinya kapal-kapal besar multiguna sebagai sebuah pangkalan apung bergerak yang mampu melakukan operasi di wilayah yang jauh, dinilai penting untuk menambah kekuatan baik dari sisi logistik, maupun peralatan perang dan kemampuan tempur. Kapal perang multiguna Makran berfungsi sebagai kapal pelabuhan bergerak dan merupakan salah satu infrastruktur kunci yang mendukung peralatan tempur laut yang sudah diperluas.
Kapal pelabuhan adalah kapal-kapal dengan cakupan area yang luas, dan biasanya tidak memiliki tugas-tugas baku, ia sepenuhnya tergantung pada level kebutuhan pasukan yang menggunakannya. Kapal jenis ini pada kenyataannya berfungsi seperti sebuah pelabuhan kecil yang memberikan pelayanan kepada kapal-kapal tempur di perairan bebas, sehingga kapal-kapal perang tidak perlu meminta pelayanan dari pelabuhan-pelabuah di sebuah negara. Kapal pelabuhan secara mandiri dapat memberikan pelayanan kepada kapal perang di manapun mereka berada.
AL Militer Iran untuk mengembangkan kemampuan logistik strategis kapal-kapal di perairan bebas, dan tugas-tugas jangka panjang, melakukan perubahan pada kapal-kapal non-militer menjadi pangkalan apung bergerak yang kemudian disebut sebagai kapal pelabuhan. Dengan demikian tugas jangka panjang armada laut AL Iran untuk melindungi kapal-kapal dagang dan tanker negara ini terutama dari perompak laut yang membutuhkan waktu hingga dua bulan, dapat dilakukan lebih maksimal dan komprehensif.
Seiring dengan dioperasikannya kapal pelabuhan Makran, kini AL Militer Iran dilengkapi sebuah kapal perang multiguna dan terbesar di Asia Barat, dan hal ini membantu meningkatkan kemampuan strategis Iran. Kapal pelabuhan Makran merupakan kapal pengangkut helikopter yang dimiliki Iran, dan merupakan salah satu kapal terbaru AL Iran yang mulai digunakan dalam manuver militer di Laut Oman pada 13 Januari 2021.
Dengan diopersikannya kapal ini, impian lama angkatan laut Iran untuk melakukan misi maritim di berbagai wilayah dunia dan samudra terealisasi dan langkah pertama di bidang ini dilakukan bulan Mei 2021 dengan mengirim kapal Makran ke Samudra Atlantik.
Misi laut armada operasi intelijen 77 angkatan laut Iran “Armada Makran” ke Samudra Atlantik tercatat sebagai armada terbesar di sejarah angkatan laut Iran. Setelah bertahun-tahun usaha untuk menciptakan kemampuan yang diperlukan penjelajah samudra khususnya di Samudra Atlantik, pada 10 Mei 2021 kapal perusak Sahand bersama Kapal Makran bertolak dari Pelabuhan Bandar Abbas menuju Samudra Atlantik. Kini dua bulan dari misi ini berlalu, armada ini mampu melintasi Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan memasuki Samudra Atlantik selatan, dan kemudian melanjutkan rutenya menuju Samudra Atlantik Utara.
Wakil koordinator militer dan mantan komandan AL Iran, Laksamana Habibollah Sayyari satu bulan setelah misi bersejarah ini di sebuah jumpa pers menjelaskan bahwa Armada 77 AL Iran terdiri dari kapal pelabuhan Makran dan kapal perusak Sahand mampu untuk pertama kali dan tanpa berlabuh di pelabuhan negara lain memasuki Samudra Atlantik.
Ia mengatakan, “Armada ini 10 Mei lalu meninggalkan Pelabuhan Bandar Abbas dan setelah melalaui rute panjang dan melintasi Tanjung Harapan serta memutari Afrika dan melalui jalur sepanjang 12 ribu km, dan setelah 30 hari, kini berada di Samudra Atlantik. Armada ini melanjutkan perjalanannya ke Samudra Atlantik Utara untuk menjalankan misi terpanjangnya.”
Tujuan dari misi ini adalah untuk menguji kemampuan kapal-kapal buatan Iran dalam mengarungi lautan, dan jika kepentingan komersial Iran, terutama kapal-kapal Iran, terancam di suatu tempat, armada ini harus masuk untuk mendukung kepentingan tersebut. Samudera Atlantik hingga tiga benua Eropa, Afrika dan Amerika Serikat, bisa dikatakan menjadi target utama Angkatan Laut. Iran akan menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengamankan kapal-kapal Iran yang menuju ke tiga benua ini.
Misi maritim kapal Makran dari Angkatan Laut Angkatan Republik Islam Iran sangat penting dalam berbagai hal. Isu pertama adalah bahwa operasi angkatan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya ini telah dilakukan dengan mengandalkan kemampuan dan fasilitas internal spesialis lokal. Kedua kapal yang ikut serta dalam misimaritim ini merupakan hasil kerja keras industri maritim Iran yang tak henti-hentinya. Kapal perusak Sahand dengan nomor lambung 74 diluncurkan pada Desember 2018 dan merupakan kapal perang ketiga yang dibangun Iran setelah Jamaran dan Damavand. Kapal perusak ini telah menjadi berita utama dalam beberapa hari terakhir karena pelayaran pertamanya di Samudra Atlantik dalam sejarah Angkatan Laut Iran dengan navigator Makran.
Tingginya kapasitas kapal perusak Sahand dalam menyimpan ransum dan muatan, bahan bakar dan air menjadikannya salah satu pilihan utama pengiriman ke perairan yang jauh. Fitur Sahand lainnya adalah mendapatkan kebutuhannya lebih cepat dan lebih mudah dari kapal pendukung. Salah satu fitur terpenting dari kapal perusak Sahand adalah kekuatan angkatan lautnya yang tinggi. Struktur lambung yang kuat memungkinkan kapal perang untuk berlayar selama lebih dari 150 hari di perairan yang bergejolak tanpa dukungan angkatan laut. Kapal perusak ini memiliki kemampuan serangan dan pertahanan ganda dibandingkan dengan kapal perusak Jamaran, upgrade peluncur torpedo, meriam anti-pesawat dan anti-permukaan, sistem rudal permukaan-ke-permukaan dan permukaan-ke-udara, sistem pertahanan titik, sistem anti angkatan laut, kemampuan penghindaran radar, meningkatkan jangkauan operasional Dan kemampuan manuver yang sangat tinggi telah bergabung dengan armada angkatan laut strategis militer Republik Islam Iran.
Pada kapal pelabuhan Makran, sesuai kebutuhan AL Iran, kapasitas tangki kapal tanker sebelumnya dipertahankan, dan hanya dilakukan sedikit perubahan dengan maksud untuk membawa bahan bakar, air dan peralatan. Makran juga mampu membawa 80.000 ton bahan bakar, dan 20.000 ton air, sehingga ia bisa mengelilingi bumi selama 93 hari sebanyak 10 kali tanpa perlu berlabuh ke pesisir pantai.
Ini di luar kemampuannya memberikan dukungan pada kapal-kapal tempur dalam tugasnya. Kapal Kharg bisa membawa 18.000 ton bahan bakar, dan saat mendukung kapal tempur pada waktu yang bersamaan, ketahanannya di laut lebih rendah dari Makran. Dari tampilan lahir, perubahan terpenting pada Makran dari kapal tanker adalah penambahan sebuah geladak untuk lepas landas helikopter di bagian depan dek yang berukuran sekitar sepertiga luas kapal, kurang lebih 90 meter, dan lebarnya sama dengan lebar badan kapal.
Geladak luas ini memungkinkan penempatan 5 helikopter, dan menyalakan mesin serta persiapan untuk lepas landas pada waktu bersamaan. Kombinasi helikopter yang ditempatkan di atas kapal pelabuhan ini bisa seperti ini, 2 helikopter Bell 212, 2 helikopter Sea King, dan satu helikopter CH-53 Sea Stallion. Kapal pelabuhan Makran karena mampu membawa 5 helikopter dalam waktu bersamaan, dapat berfungsi sebagai sebuah pangkalan bergerak air-udara, dan bisa mendukung operasi pasukan elit dan operasi rudal, dengan memanfaatkan helikopter penyapu ranjau, anti-ranjau laut, dan pertempuran di permukaan laut.
Di bawah geladak lepas landas helikopter, ditambahkan sejumlah ruang kecil untuk berbagai keperluan yang dibuat dengan memperhatikan luasnya geladak, volume dan tingginya level kerja. Kapal pelabuhan Makran saat ini tidak dilengkapi hanggar helikopter, tapi tersiar kabar akan dibuat sebuah ruang baru di bagian tengah kapal, di depan landasan helikopter, hal ini membuka kemungkinan pembuatan hanggar helikopter pada bagian ini, di tahap kedua pengembangan. Sebuah crane besar ditempatkan di tengah geladak yang berjarak beberapa meter dari landasan helikopter, dengan maksud untuk membantu tugas kapal pelabuhan Makran.
Selain dua peluncur rudal, 6 tempat artileri pertahanan dan berbagai sistem perang elektronik juga dipasan di kapal pelabuhan Makran, hal ini dianggap sangat penting dalam atmosfir perang modern. Selain itu, Makran juga dilengkapi sistem pelacak dan pendukung elektronik buatan dalam negeri, ia juga memiliki radar laut X band, dan sistem komunikasi maritim. Kapal ini juga dilengkapi berbagai sistem canggih pengumpulan informasi sehingga ia bisa berfungsi sebagai sebuah kapal mata-mata, dan setiap informasi dikumpulkan, diolah dan dianalisa kemudian dikirim ke pusat komando dan kontrol di darat.
Jenis dan jumlah rudal yang dipasang di Makran masih belum jelas, tapi metode penempatan pembawa rudal untuk pertama kalinya dilakukan pada kapal pelabuhan Makran. Rudal-rudal jarak jauh Ghadir dengan jarak tempuh 300 kilometer dan Abu Mahdi dengan jarak tempuh 1000 kilometer, termasuk kandidat rudal ant-kapal yang mungkin dipasang di Makran dan disimpan di kontainer. Kontainer itu adalah kontainer dengan standar 40 kaki, memiliki panjang 12 meter, lebar 2,34 meter, dan tinggi 2,28 meter.
Maka dari itu kemungkinan kontainer ini bisa digunakan untuk rudal dengan panjang 4 meter dari tipe Abu Mahdi. Makran juga bisa membawa empat perahu cepat dengan kapasitas 12 orang dilengkapi peluncur roket 11 lubang dengan lebar 107 milimeter, dan empat kapal selam operasi khusus Al Sabehat-15 dengan 150 pasukan elit.
Selain itu kapal pelabuhan ini juga bisa membawa berbagai jenis drone yang mampu melakukan operasi dari atas kapal termasuk drone terbang vertikal Pelican dengan jarak tempuh 1.200 kilometer dan dilengkapi dengan sistem elektronik, serta mampu melakukan operasi pelacakan termasuk membidik target, dan pengawasan dari udara atas lokasi sekitar kapal dari berbagai jarak.
Salah satu poin penting seputar kapal pelabuhan Makran adalah kemampuan mendukung operasi serangan di pesisir pantai musuh dengan penambahan kapasitas pada tahap berikutnya, sehingga menambah kemampuan operasi air-udara militer Iran. Selain itu ada kabar kapal pelabuhan Makran juga akan dilengkapi dengan rudal-rudal jarak pendek.
Masalah kedua adalah waktu keberangkatan misi Kapal Makran adalah ketika musim badai di Samudra Atlantik. Laksamana Sayyari seraya menekakan bahwa kehadiran armada AL Iran di perairan bebas sesuai dengan hukum maritim internasional, terkait hal ini mengungkapkan bahwa alasan pelayaran panjang di kondisi seperti ini ketika cuaca di Samudra Atlantik utara dan selatan tidak baik adalah untuk meningkatkan kemampuan pelayaran dan membuktikan kekuatan kehadiran jangka panjang di laut yang bergejolak.
Dengan kata lain, misi angkatan laut jangka panjang ini, yang berlangsung di perairan Samudra Atlantik yang sangat bergejolak dan penuh badai, dapat memberikan pengalaman berharga bagi para pelaut Iran dan melatih mereka untuk menghadapi situasi sulit. Sementara itu, misi angkatan laut ini dilakukan untuk pertama kalinya dalam pelayaran militer Iran, dan semua masalah hukum rute dan ilmu navigasi telah dipertimbangkan di dalamnya.
Isu ketiga adalah bahwa menjalankan misi angkatan laut yang panjang dan sulit ini adalah dokumen yang tidak dapat diganggu gugat untuk membuktikan kemampuan angkatan laut strategis militer Republik Islam dan untuk membuktikan kebohongan propaganda musuh-musuh Iran, terutama Amerika Serikat, yang telah berulang kali mengklaim bahwa Iran tidak mampu melakukan operasi angkatan laut seperti itu.
Menurut Laksamana Sayari, ketika kami mengumumkan niat kami untuk pergi ke Samudra Atlantik, beberapa negara, termasuk arogansi global, mengumumkan bahwa angkatan laut Republik Islam Iran tidak dapat melakukan hal seperti itu, tetapi dalam praktiknya mereka melihat bahwa kami melakukannya. Di masa lalu dan beberapa tahun terakhir, kami melakukan pergerakan ke barat dunia telah melalui Teluk Aden, Bab al-Mandeb, Laut Merah, Laut Mediterania dan Selat Gibraltar.
Sementara Angkatan Laut telah menunjukkan bahwa sama seperti Amerika Serikat datang ke Teluk Persia dari ribuan mil jauhnya dan melakukan tindakan mengancam, Iran juga mampu memiliki kehadiran angkatan laut yang efektif di perairan dekat Amerika Serikat. Kehadiran angkatan laut Iran di laut dan perairan internasional, khususnya Samudra Atlantik, yang merupakan titik sensitif dan strategis, tidak dapat diabaikan, dan Amerika tidak dapat mengabaikan kehadiran Iran. Pastinya tindakan Iran ini dan unjuk kemampuan maritimnya akan mempengaruhi konstelasi militer dan strategis serta perhitungan militer Amerika terhaap Iran.
Apakah Ideologi Taliban Berubah ?
8 Agustus 1998 menduduki kota Mazar Sharif dan menyerang konsulat Republik Islam Iran. Aksi brutal tersebut menewaskan 10 diplomat Iran. Awalnya dilaporkan delapan diplomat Iran terbunuh. Tak lama kemudian dilaporkan kematian dua diplomat lainnya.
Republik Islam Iran menyebut Taliban bertanggung jawab atas kematian para diplomat tersebut, tapi Taliban saat itu mengklaim pembunuhan ini dilakukan oleh "Pasukan Sewenang-wenang". Ada berita lain yang menyebutkan pembunuhan tersebut dilakukan pasukan Sipah-e-Sahaba (sebuah kelompok Sunni ekstrim Pakistan). Bagaimana pun juga delegasi Taliban di Tehran saat jumpa pers menepis keterlibatannya di pembunuhan para diplomat Iran di Mazar Sharif tahun 1998.
Setelah lebih dari dua dekade dari peristiwa ini, sampai kini masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan diplomat dan wartawan Iran di Mazar Sharif, kelompok sewenang-wenag atau tim dengan misi khusus.
Hari ini, 23 tahun dari peristiwa ini berlalu, ketika Taliban di Afghanistan kian kuat dan selama satu bulan terakhir merebut lebih dari 60 kota di negara ini, serta sampai ke perbatasan Iran, Tajikistan, Cina dan Uzbekistan, ada pertanyaan yang muncul di tengah rakyat Afghanistan dan negara tetangga, apakah Taliban benar-benar berubah? Apakah dari segi ideologi, Taliban melakukan perubahan di prinsip mendasarnya ? Apakah Taliban seperti yang diklaim, tidak terlibat di pembunuhan diplomat Iran dan insiden ini dilakukan oleh kelompok sewenang-wenang ? Apakah kali ini kelompok sewenang-wenang tidak berada di tengah milisi ini ? Apakah Taliban telah menjauhkan diri dari hegemoni dan ideologi keras serta ekstrim Wahabi ?
Taliban saat ini bersikeras bahwa kami memiliki perbedaan mendasar dengan Taliban di masa lalu dan pemerintahan mereka saat ini berbeda dengan sebelumnya. Tapi jelas bahwa Taliban ingin menguasai Afghanistan, dan memaksa pihak serta agama lain untuk menerima hegemoni mutlaknya. Dan ini sebenarnya bukan "totaliterisme" jenis baru dari kelompok ini, yang, jika mendominasi Afghanistan, pasti akan mengangkat senjata untuk membungkam orang lain dan mengabaikan janji-janjinya saat ini.
Jatuhnya sejumlah kota di Afghanistan ke tangan Taliban menjadi topik pembicaraan luas di tingkat regional dan internasional, termasuk Iran. Pertanyaan utama adalah apa nasib Afghanistan akibat transformasi saat ini ? Dan apakah setelah kondisi ini akan terbentuk sebuah pemerintaha agama yang kuat ?
Sepertinya selama beberapa bulan terkahir, banyak delegasi Taliban yang berkunjung ke Iran dan negara tetangga dan berusaha menjanjikan kepada negara-negara ini bahwa Taliban mulai melepas pandangan kerasnya di masa lalu dan kali ini akan tampil dengan wajah baru di Afghanistan.
Namun demikian ada sejumlah alasan yang meragukan klaim Taliban ini:
Pertama, penekanan Taliban akan pemerintahan khilafah Islami meski telah digelar sejumlah periode perundingan, ini menunjukkan bahwa milisi ini tidak mengubah prinsip utamanya dan masih tidak menganggap wacana seperti demokrasi, pemilu dan kesamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Tak hanya itu, konstitusi Afghanistan juga tak penting bagi mereka. Dari kata Imarah al-Islamiyah, menunjukkan bahwa mereka menghendaki bentuk imarah bukan republik, di mana di sistem imarah tidak ada tempat bagi suara rakyat dan pemilu.
Menurut Zohrevand, mantan dubes Iran untuk Afghanistan dan juga pengamat Asia Barat, "Faktanya adalah meski Taliban dari sisi wacana politik berubah, tapi harus diakui bahwa dari sisi ideologi masih tetap tidak berubah. Artinya dari sisi pandangan menekankan khilafah, tapi di wacana barunya menyatakan "Imarah" dan ini bentuk pandangan yang dipelajari dari Pakistan. Alasan utama yang dapat dikemukakan dalam hal ini adalah bahwa tujuan Taliban adalah semacam desensitisasi itu sendiri. Karena jika mereka masih tetap menegaskan khilfah, maka milisi ini akan mendapat penentangan luas seperti Daesh. Dengan demikian selama mereka belum meraih tujuannya, maka milisi ini menekankan wacana imarah. Buktinya adalah penjelasan jubir Taliban yang secara mendalam menepos ide khilafah, tapi di ucapan pendeknya dan secara tersirat ia mengisyaratkan imarah dan jika terus dikejar dengan pertanyaan, maka akan dengan mudah dipahami esensinya."
Kedua, eskalasi pembantian pengikut Syiah dan orang-orang yang memiliki keyakinan khusus di Kabul dan Afghanistan terjadi tepat ketika perang di negara ini semakin memuncak. Selain itu, pembantaian dan ledakan bom yang menarget kaum Syiah di Afghanistan meningkat drastis di saat perundingan. Aksi pengeboman di wilayah barat Kabul dan pembunuhan perempuan serta anak-anak Syiah di sekolah dan masjid serta pusat kebudayaan menjadi saksi klaim ini.
Meski di luarnya kelompok tak dikenal seperti Daesh dan lainnya mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, atau sekelompok lainnya menolak bertanggung jawab, tapi mengingat catatan Taliban di pembantaian terhadap pengikut Syiah serta kehadiran pasukan sewenang-wenang di milisi ini, masih terbuka prasangka bahwa serangan tersebut dilakukan oleh milisi Taliban dengan harapan pemerintah Taliban ditekan dan tidak kehilangan dukungan pasukan sewenang-wenang ini di masa mendatang.
Ketiga, berlanjutnya ketergantungan Taliban dari sisi ideologi kepada Arab Saudi dan sekolah agama di Pakistan yang diawasi sejumlah negara Arab, dan sampai kini belum ada alasan untuk menghapus ketergantungan ini.
Hal ini didukung oleh aksi demo Taliban Pakistan dalam beberapa hari lalu di berbagai kota seperti Peshavar dalam mendukung Taliban Afghanistan. Taliban Pakistan yang dijuga disebut "Pasukan Sewenang-wenang" Taliban saat ini hadir di barisan Taliban Afghanistan dan menurut sejumlah laporan, selama beberapa hari lalu, banyak santri sekolah Pakistan bergabung dengan barisan Taliban Afghanistan seiring dengan eskalasi serangan milisi ini dan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan.
Taliban meski di luarnya menunjukkan independen dari Pakistan dan ideologi sekolah ini, tapi faktanya adalah sampai saat ini pengaruh sekolah tersebut dan ideologinya tetap menguasai milisi Afghanistan ini. Ini tanda bahaya bukan saja bagi Syiah dan seluruh minoritas Afghanistan, tapi juga bagi Pakistan sendiri. Seperti selama beberapa pekan lalu, sejumlah pemimpin Taliban dan kelompok garis keras di bawah TTP, memulai gerakan mereka di negara ini. Hal menjadi kendala serius bagi negara seperti Pakistan yang berusaha menunjukkan diri sebagai negara aman bagi investor dan turis.
Meski petinggi Pakistan juga menegaskan bahwa kali ini Taliban yang telah berubah akan berkuasa di Afghanistan, tapi mengingat alasan yang telah disebutkan di atas, para pengamat meragukan klaim ini. Seperti klaim Pakistan terkait Taliban senantiasa kontroversial dan ketika Taliban melakukan aksi tak pantas, Pakistan menyebut milisi ini tidak dapat dikontrol.
Kesimpulannya, jika kita menengok identitas Taliban yang dikecam di tingkat internasional karena interpretasi dan pelaksaaan hukum Islam dengan keras yang berujung pada perilaku sadis terhadap banyak warga Afghanistan, serta senantiasa dikecam sebagai kelompok teroris karena membantai warga sipil Afghanistan, dan meksi saat ini mengklaim telah berubah, tapi mengingat alasan di atas, rakyat Afghanistan mulai meragukan klaim milisi tersebut.
Tapi tak dapat diabaikan saham Amerika di kasus penderitaan dan berlanjutnya friksi internal di Afghanistan. Dan kini pertanyaan mendasar adalah apa hal-hal tersembunyi di konflik etnis yang saat ini membayangi Afghanistan akibat perundingan Doha? Dan rakyat Afghanistan sampai kapan harus menjadi korban permainan politik dan agama kekuatan asing di Afghanistan.
Sadarilah, Kekuatan Absolut Hanya Tuhan
Jika semua manusia memperhatikan hakikat bahwa Allah Swt adalah satu-satunya yang mampu menyelesaikan seluruh masalah, dan Dialah Sang Penyelamat, maka banyak kesulitan akan dapat diatasi manusia.
Jalaluddin Rumi, penyair, pemikir dan sufi Iran menulis sebuah kisah yang patut direnungkan berjudul “Seorang Fakir dan Gandum”. Kisah ini menceritakan tentang seorang pria tua miskin yang hidup dalam kemiskinan akut dan serba kekurangan. Ia memberi makanan yang sangat sedikit untuk anak dan istrinya dari hasil mengemis.
Suatu hari ia pergi ke penggilingan gandum, beruntung seorang petani memasukkan segenggam gandum di sakunya. Pria tua itu pun mengikat setiap sudut sakunya, lalu bergegas pulang. Sambil melangkah pulang ia berkeluh kesah kepada Tuhan tentang seluruh permasalahan yang terus menghadangnya, dan ia memohon kepada Tuhan agar membukakan jalan dan memberi jalan keluar untuk menyelesaikan masalahnya.
Mulutnya komat kamit mengulang doa ini, “Wahai Engkau pembuka belenggu kesulitan, bantulah aku, dan bukakanlah belenggu-belenggu kesulitan hidup kami”. Pria tua ini terus memanjatkan doa tersebut sambil melangkah, tiba-tiba salah satu ikatan di sudut sakunya yang digunakan menyimpan gandum terbuka, dan gandum pun tumpah ke tanah.
Pria tua begitu sedih, kepada Tuhan ia berkata,
Kapankah aku meminta kepada-Mu, Wahai Penolong yang Mulia,
Untuk membukakan ikatan simpul ini sampai menumpahkan gandum,
Simpul ini terbuka karena ia tak berdaya,
Membuka belenggu kesulitan seperti apakah yang Engkau lakukan ini ?
Lalu pria tua membungkukkan tubuhnya untuk memungut butir-butir gandum yang tumpah ke tanah, tapi di sana ia menemukan sebungkus emas. Ia pun malu, segera bersujud kepada Tuhan dan berkata,
Apa yang aku tahu tentang hikmah,
Ia bersujud dan berkata, Wahai Tuhanku,
Setiap kesulitan yang Engkau berikan kepada seseorang, sebenarnya itulah kemudahan,
Semua kesulitan yang datang dari-Mu adalah rahmat,
Maulawi Jalaluddin Rumi dari kisah ini kemudian berkesimpulan,
Engkaulah penunjuk jalan di dalam pohon atau ke lubang tanah,
Jika manusia menyadari hakikat ini maka ia akan mampu melewati berbagai kesulitan, dan tidak akan berhenti dalam perjalanan hidupnya. Dewasa ini kita mendengar banyak kabar buruk dan peristiwa mengerikan, keindahan dan cahaya dunia nampak sudah mulai redup, dan debu keputusasaan tersebar ke mana-mana.
Hampir dua tahun wabah virus Corona menyerang jutaan manusia, ratusan ribu nyawa melayang karena penyakit tak dikenal ini. Gelombang pandemi luas di dunia membuat umat manusia kebingungan bagaimana menghadapinya.
Dalam beberapa minggu terakhir pemerintah Jepang mengabarkan terjadinya bencana longsor besar di Kota Atami di dekat Tokyo yang menewaskan puluhan orang. Banjir dan longsor mengingatkan kita akan bencana alam lain yang melanda Jepang seperti gempa, kebakaran dan tsunami. Stasiun televisi Jepang, NHK menayangkan video tentang rumah-rumah yang hancur atau terkubur di tanah. Aliran listrik lebih dari 2.000 rumah di kota ini putus. Di media-media sosial Jepang, bertebaran video yang menunjukkan ratusan kendaraan rusak akibat longsor di Kota Atami ini.
Angin topan dan angin kencang yang mengerikan terkadang memunculkan ketakutan akan menewaskan sejumlah orang. Kabar buruk ini belum termasuk peristiwa sulit tentang agresi dan perang.
Pada 24 Juni 2021 video runtuhnya sebuah gedung tempat tinggal di Florida, Amerika Serikat tersebar di media. Apartemen Champlain Towers South, Surfside, Florida, AS yang diperkirakan dihuni oleh 160 orang runtuh. Tim penyelamat bekerja keras menemukan korban di bawah reruntuhan gedung, namun sampai sekarang hanya beberapa yang berhasil ditemukan, sisanya masih dinyatakan hilang.
Hukum alam mengatakan setiap perbuatan akan membawa akibat atau reaksi. Prinsip ini sangat ditekankan dalam ajaran agama. Perbuatan manusia dalam beragam dimensinya bisa membawa dampak langsung di dunia ini, atau ditangguhkan dan menghasilkan hukuman serta pahala di dunia lain. Maulawi menyebut dunia sebagai sebuah gunung yang di dalamnya amal perbuatan manusia layaknya suara yang menggema, kemudian kembali kepadanya.
Dunia ini gunung dan perbuatan kita suara, gema suara itu akan kembali kepada kita
Berdasarkan prinsip ini, bumi yang merupakan tempat Tuhan menguji manusia, memiliki serangkaian aturan. Beberapa aturan disebut sebagai sistem kebaikan, maksudnya sebuah sistem yang aturannya tidak mungkin salah, dan setiap perbuatan pasti memiliki dampak. Amal perbuatan manusia di dunia memiliki dua dimensi, lahir dan batin. Perbuatan lahir adalah amal perbuatan yang dilakukan oleh anggota badan kita atau berkaitan dengan urusan dunia, sementara perbuatan batin seperti aktivitas berpikir manusia yang dapat berbentuk niat, atau dorongan batin.
Dalam ajaran agama, pahala dan hukuman kedua perbuatan manusia baik lahir maupun batin, akan diberikan sesuai dengan aturan tadi. Ayat 7-8 Surat Al Zilzalah menegaskan prinsip ini bahwa perbuatan apa pun, dampaknya akan kembali kepada si pelaku, sekarang di dunia atau kelak di akhirat.
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ﴿٧﴾ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ ﴿٨﴾
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Berdasarkan hukum alam, kita umat manusia akan menerima dampak dari perbuatan yang kita lakukan. Manusia kebanyakan akan melupakan Tuhan saat merasa tidak butuh. Al Quran dalam Surat Al An’am ayat 42 menegaskan bahwa Allah Swt menurunkan rasul kepada kaum-kaum, tapi kemudian memberikan azab kepada mereka karena tidak mematuhi perintah para rasul tadi.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُم بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.
Dari ayat tersebut kita dapat memahami bahwa bencana merupakan akibat dari perbuatan dosa manusia, karena menurut Surat Ali Imran ayat 182, Allah Swt tidak akan pernah berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya.
ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ ﴿١٨٢﴾
(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.
Imam Ali bin Abi Thalib as dalam kitab Nahj Al Balaghah dalam salah satu pidatonya menyinggung masalah ini bahwa kebanyakan bencana disebabkan oleh kufur nikmat, dan karena manusia tidak bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya oleh Tuhan.
Pada Khutbah ke 178, Imam Ali berkata, “Wahai manusia, dunia menipu orang-orang yang berharap kepadanya, ia sama sekali tidak berharga bagi orang yang mendambakannya, ia akan menjatuhkan orang yang mengalahkannya. Aku bersumpah demi Tuhan, tidak ada satu kaum pun yang kenikmatan hidup dicabut darinya kecuali karena dosa yang mereka lakukan, karena Allah Swt tidak pernah berbuat zalim kepada hamba-Nya, bahkan jika saat bencana melanda, dan nikmat-nikmat dicabut, mereka datang kepada Allah Swt dengan niat yang benar, menangis dan dengan hati yang penuh cinta memohon kepada Allah Swt untuk diampuni, maka apa yang lepas dari tangannya akan kembali, dan semua kerusakan akan diperbaiki. Apa yang aku takutkan adalah kalian tenggelam dalam kebodohan, dan kesombongan."
Oleh karena itu manusia diharapkan mengubah cara pandangnya terhadap dunia, dan beriringan dengan irama semesta menyembah Sang Pencipta dan beriman kepada-Nya.
Imam Ali mengatakan, “Tidak ada pekerjaan apa pun yang bisa menghentikan langkahnya, berlalunya waktu tidak akan menciptakan perubahan dalam dirinya, dan tidak ada tempat yang bisa menahannya, tidak ada kekuatan bahasa yang bisa mendefinisikannya, dan tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Tidak tetes air yang banyak itu, tidak bintang-bintang yang melimpah ruah di angkasa, tidak partikel debu yang menyebar di udara, tidak gerakan semut-semut di atas batu, tidak pula tempat-tempat istirahat semut kecil di malam yang gelap. Allah Swt mengetahui tempat jatuhnya daun dari pohon, dan gerakan tersembunyi.”
Allah Swt mengajak hamba-Nya kepada rahmat yang luas, hal ini dijelaskan dalam Surat Al Aaraf ayat 96,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Poin yang perlu diperhatikan adalah Allah Swt dalam Surat Al Baqarah menyebut bencana sebagai ujian kesabaran bagi orang-orang beriman, dan memberikan kabar gembira bagi mereka yang sabar, bahwa Allah Swt adalah penolong hamba-Nya. Orang-orang yang dilanda bencana dan musibah akan merasa membutuhkan Allah Swt, dan perasaan ini mendorongnya untuk bersandar pada kekuatan absolut yang tak bertepi. Ketika kehadiran Allah Swt dalam hidup manusia sedemikian dominan, maka dunia yang bergejolak ini akan terasa tenteram baginya.
Mengenang Kepergian Sang Penyingkap Tirai Ilmu, Imam Baqir as
Imam Muhammad Al Baqir lahir pada awal bulan Rajab di kota Madinah tahun 57 HQ. Orang tua beliau adalah Husain bin Ali sedang ibu beliau adalah Fathimah yang lebih dikenal sebagai Umi Abdillah salah seorang putri dari Imam Hasan AlMujtaba.
Jadi beliau memiliki dua orang tua yang berasal dari Bani Hasyim. Imam Baqir shahid pada hari senin tanggal 7 dzulhijjah tahun 114 HQ pada umur 57 tahun, atas perintah Hisyam bin Abdul Malik seorang penguasa Umawiyah ahirnya beliau merengkuh syahadah karena diracuni. Beliau dimakamkan di Madinah di pekuburan Baqi.
Imam Baqir adalah salah seorang anak kecil yang ditahan pada peristiwa yang menimpa kakeknya di Karbala, pada waktu itu beliau masih berusia tiga tahun lebih tiga bulan. Semasa hidup beliau terkenal dengan keilmuan, ketaqwaan dan kesucian batinnya. Beliau terhitung sebagai tempat rujukan untuk memecahkan masalah keilmuan bagi umat Islam. Keberadaan Imam Muhammad Baqir merupakan pioner penabuh genderang yang membangunkan umat dari tidur panjang kelalaian. Karena beliau dikenal masyarakat sebagai tanda-tanda anak dari orang yang telah mempersembahkan jiwa raga demi utuhnya agama Islam disaat terjadi puncaknya penyimpangan atas nama agama Islam, penyimpangan yang hampir saja memusnahkan agama Islam. Imam Baqir juga berupaya menyampaikan dakwah yang berpusat di medan Karbala, sehingga masyarakat menjadi tahu atas apa yang sebenarnya terjadi.
Kejatuhan Dinasti Bani Umayyah bermula sejak masa pemerintahan Yazid bin Mu’awiyah, yang telah membantai Imam Husain. Yazid sendiri telah sepenuhnya menyadari akibat-akibat buruk dari perbuatannya bahkan sejak masa pemerintahannya yang singkat. Putranya Mu’awiyah Kedua (dikenal sebagai Mu’awiyah ats-Tsani) menolak untuk menerima khilâfah, dia berkata:
“Aku tidak dapat menerima mahkota yang telah dibangun dengan dasar penindasan dan kezaliman.”
Ibn Hajar al-Haitami, seorang ulama Sunni yang terkenal berkata: “Imam Muhammad al-Baqir telah menyingkap rahasia-rahasia ilmu pengetahuan, hikmah dan menyibak prinsip-prinsip spiritual dan bimbingan agama. Tidak ada yang dapat mengingkari keunggulan pribadinya, ilmu yang diberikan Tuhan kepadanya, hikmah Ilahiyahnya dan kewajiban serta baktinya dalam menyebarkan ilmu. Dia merupakan seorang pemimpin spiritual yang agung dan suci dan atas kemuliaan ini dia digelari dengan “al-Baqir” yang berarti “Penyingkap Tirai Ilmu”. Ia adalah seorang yang pemurah, pribadi tanpa-noda, berjiwa kudus dan mulia, dia mencurahkan segala waktunya untuk tunduk kepada Allah (dan dalam menyampaikan ajaran-ajaran suci Nabi Saw dan Ahlulbaitnya As). Berada di luar kekuatan manusia untuk mengukur kedalaman ilmu pengetahuan dan bimbingan yang ditinggalkan oleh Imam di hati kaum Mukmin. Hadis-hadis tentang takwa, zuhud, ilmu, hikmah, dan amal serta tunduk taslim kepada Allah Swt sedemikian banyaknya sehingga buku ini tidak memadai untuk menceritakan keutamaannya.” (as-Sawâiqul Muhriqah, hal. 120).
Imam Baqir berupaya untuk mengumpulkan hadis-hadis dan ajaran-ajaran Nabi Saw dan Ahlulbaitnya dalam bentuk buku-buku. Murid-muridnya menkompilasi buku-buku tersebut dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan seni di bawah perintah dan bimbingannya.
Hauzah ilmiah beliau merupakan tempat mendidik ratusan ilmuwan dan ahli hadis, hauzah itu merupakan tempat yang penting (dalam dunia Islam). Jabir Ja'fi berkata," Abu Ja'far telah meriwayatkan tujuh puluh ribu hadis padaku" Muhammad bin Muslim berkata," ketika ada suatu masalah yang terasa sulit dipecahkan aku tanyakan hal itu pada Abu Ja'far, hingga aku dapatkan tiga puluh ribu hadis dari pertanyaan-pertanyaanku itu." Imam Muhammad Baqir ketika menyifati syiahnya berkata," Begitulah Syiah kami dan syiah Ali, mereka mengikuti kami dengan totalitas jiwa dan raga tanpa ada riya sedikitpun, dan demi menjaga dan menghidupkan agama mereka selalu melindungi kami, ketika mereka marah tidak ada kerugian yang timbul darinya dan ketika mereka sedih mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihannya itu. Siapapun yang menjadi tetangga mereka akan mendapat berkah, ketika ada yang bermasalah dengan mereka, mereka berupaya mencari jalan pemecahan damai. Dan syiah kami adalah orang yang taat pada Allah swt."
Hari ini tanggal 7 Dzulhijjah merupakan peringatan syahadah Imam Muhammad bin Ali as, Imam Kelima Syiah. Satu dari Ahlul Bayt Nabi Saw yang bak pelita menerangi jalan umat manusia. Para pemimpin ilahi yang dibesarkan di sekolah Rasulullah Saw termasuk contoh manusia sempurna, setiap dari mereka memiliki kelebihan tersendiri. Imam Muhammad bin Ali as dikenal dengan "Baqir al-Ulum" atau pembelah rahasia ilmu-ilmu. Sebutan ini merujuk pada kenyataan bahwa beliau sangat luas ilmunya dan menjelaskan semua cabang dan prinsip ilmu serta rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Dengan kelebihan ini, Imam Baqir membimbing umat dan sebelum segala sesuatu beliau mengarahkan mereka untuk berpikir dan menyehatkan cara berpikir mereka.
Imam Baqir as mengetahui betul bahwa fondasi segala perbuatan dan aktivitas adalah informasi dan berpikir. Dan bila menginginkan agar ilmu menyebar di tengah masyarakat, langkah pertama yang harus dilakukan menunjuk pentingnya menuntut ilmu, tujuan dari menuntut ilmu, nilai dan keagunan ulama, penyakit ilmu dan lain-lain. Imam Baqir as telah melakukan langkah pertama dengan menjelaskan hadis dan telah menyampaikan banyak pengetahuan yang mencerahkan di bidang ini. Beliau berkata, "Ilmu adalah khazanah dan kuncinya adalah pertanyaan. Karenanya kalian harus bertanya. Allah akan merahmati kalian. Karena pertanyaan menyebabkan empat orang menang; penanya, guru, pendengar dan orang yang menjawab."
Imam Baqir as di masa keimamahannya, dengan kondisi yang tidak mendukung budaya Islam, berusaha serius dan luas untuk merancang kebangkitan besar di bidang keilmuan dan kemajuannya, sehingga gerakan ini meluas yang berujung pada pendirian sebuah universitas besar dan terkenal Islam yang mengantarkan kedinamisan dan keagungannya di masa Imam Shadiq as.
Imam Baqir as dengan mendirikan kelas-kelas bangkit melawan pemikiran menyimpang dan menghilangkan kerancuan yang ada. Imam dengan memperkuat fondasi pengetahuan dan prinsip murni Islam membahas semua bab fiqih dan akidah menurut al-Quran dan tidak lupa mendidik ilmuan di masanya dan gerakan ilmiah besar, sehingga ilmuan besar seperti Jabin bin Yazid al-Ju'fi setiap kali berbicara tentang ilmu, sekalipun ia juga seorang ilmuan, tetapi menyebut dirinya tidak ada apa-apanya di hadapan posisi keilmuan Imam Baqir as. Ia berkata, "Khalifah Allah dan pewaris ilmu para nabi Muhammad bin Ali as mengatakan seperti ini kepadaku."
Di bidang fiqih, Imam Baqir as menjadi rujukan semua ulama Hijaz. Banyak ahli fiqih besar Ahli Sunnahy yang belajar kepada beliau. Kepopulerannya di Hijaz sedemikian rupa, sehingga beliau disebut Sayid Fuqaha Hijaz atau Tokoh Fiqih Hijaz. Seorang ulama Ahli Sunnah bernama Dzahabi tentang beliau berkata, "Imam Baqir as termasuk mereka yang mampu mengumpulkan ilmu, amal, keutamaan, kemuliaan, kepercayaan dan kewibawaan dan layak akan khilafah."
Imam Baqir as menekankan pentingnya menuntut ilmu, tapi menurutnya menambah ilmu bukan tujuan, tapi sarana untuk mencapai tujuan dan memperbaiki perilaku. Yang terpenting adalah kita beramal sesuai dengan ilmu yang kita pelajari dan apa yang kita pelajari juga diajarkan kepada orang lain. Dengan demikian, dengan ilmu kita dapat memperbaiki amal. Ketika amal kita telah diperbaiki, iman akan semakin bertambah dan kuat. Imam yang kuat dengan sendirinya dapat membersihkan amal. Dengan demikian, menurut Imam Baqir as, ilmu, amal dan iman saling bergantung satu sama lainnya.
Menurut Imam Baqir as, iman merupakan keyakinan dalam hati. Keyakinan yang memberi arah kehidupan manusia dan berperan sangat penting dalam bagaimana ia menjalani kehidupannya serta poros penilaian bagi pemikiran dan perilaku manusia. Dengan alasan ini menjadi penting bahwa langkah pertama memasuki jalur penghambaan dan menjadi seorang muslim adalah iman dan siapa saja yang memiliki keyakinan suci ini ia disebut mukmin.
Arafah; Peluang Emas untuk Bertobat
Allah Swt Maha Penyayang dan Pengampun, serta rahmat-Nya senantiasa menyelimuti seluruh makhluk, tapi harus kita sadari bahwa rahmat ilahi di sejumlah waktu dan tempat lebih besar serta pengampunan dosa lebih mudah.
Salah satu waktu tersebut adalah Hari Arafah. Bagi mereka yang mencari rahmat ilahi, Hari Arafah merupakan peluang yang sangat baik sehingga mereka mampu meraih keridhaan Tuhan serta bertobat atas dosa-dosanya.
Salah satu karakteristik orang mukmin adalah senantiasa ingin mendekatkan dirinya dengan Tuhan serta setiap langkahnya demi meraih keridhaan-Nya. Seperti disebutkan di berbagai riwayat yang menganjurkan tobat atau doa, serta dari sisi lain tempat atau waktu khusus yang disebutkan bagi terkabulnya doa atau tobat, juga dijelaskan waktu atau tempat istimewa untuk meraih keridhaan Tuhan di mana orang mukmin dapat mendekatkan dirinya kepada Tuhan.
Arafah lokasi yang tepat bagi kita untuk memikirkan filosifi penciptaan dan posisi kita di alam semesta dan memahami esensi sejati kita. Hari kesembilan bulan Dzulhijjah adalah hari Arafah, hari ketika para peziarah Baitullah berbondong-bondong menuju padang Arafah untuk menunjukkan penghambaan dan menitikkan air mata, bermunajat kepada Allah Swt. Arafah merupakan tempat terbaik yang pernah dijadikan tempat pemberhentian pada Wali Allah.
Salah satu peluang terbaik di hari ini adalah mengenal Tuhan. Di salah satu hadis dari Rasulullah disebutkan bahwa siapa yang mengenal dirinya sendiri maka ia mengenal Tuhannya. Menurut hadis ini, mengenal Tuhan hanya dapat diraih dengan mengenal diri sendiri. Para ulama Syiah sangat mementingkan hadis ini dan mereka mengatakan, isi hadis ini dari kitab samawi dan sejumlah ayat al-Quran menjelaskan arti dari hadis ini.
Peluang lain di hari ini adalah peluang untuk bertobat dari dosa-dosa, sebuah peluang yang tidak dapat diulang di hari-hari yang lain. Tobat sangat dibutuhkan seorang hamba. Di hari istimewa ini Tuhan menerima berbagai tobat, cukup manusia bertekad meninggalkan dosa dan menyesal perbuatannya, saat itu mereka akan tenggelam ke dalam lautan rahmat ilahi.
Peluang penting lain di Hari Arafah adalah berdoa dan munajat. Arafah disebut hari munajat karena amal terbaik di hari ini adalah memanjatkan doa kepada Ilahi. Sedemikian pentingnya doa di hari ini, sehingga para Imam Maksum as menganjurkan jika puasa sunnah di hari ini menyebabkan tubuh lemah dan tidak memungkinkan untuk berdoa, maka lebih baik ditinggalkan sehingga setiap orang bisa lebih khusyu berdoa dan bermunajat. Anjuran ini menunjukkan urgensi dan kedudukan khusus doa serta munajat.
Doa adalah wasilah atau instrumen bagi makhluk untuk mendekatkan diri kepada Penciptanya. Doa memberikan ketenangan batin kepada manusia. Karena dalam doa perhatian manusia hanya ditujukan kepada Tuhan dan mengabaikan selain-Nya.
Pada kenyataannya, dengan doa manusia melatih dirinya dalam penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghindari syirik, serta mewujudkan Tauhid yang merupakan syarat awal seseorang menjadi Muslim.
Doa adalah hadiah Ilahi yang dianugerahkan kepada manusia. Sungguh indah ketika berdoa di Hari Arafah, kita lebih dahulu mendoakan orang lain sebelum kita sendiri. Imam Shadiq as terkait dampak luar biasa lebih dulu mendoakan orang lain berkata, barangsiapa yang mendoakan saudaranya, malaikat berseru dari langit, Hai hamba Tuhan 200 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu.
Malaikat yang lain dari langit ketiga berseru, Hai hamba Tuhan 300 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu. Malaikat yang lain dari langit keempat berseru, Hai hamba Tuhan 400 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu, begitu seterusnya hingga malaikat dari langit ketujuh.
Lantunan doa di hari Arafah berkumandang hingga membuat setan sedih atas penghambaan manusia kepada Tuhan. Para jemaah haji di hari ini, membersihkan jiwanya di samudera rahmat dan kasih sayang Ilahi sehingga mereka seperti bayi-bayi yang baru lahir, suci dari segala kekotoran duniawi. Di riwayat di sebutkan, mereka yang telah kehilangan kesempatan di malam lailatul qadar dan bulan Ramadhan untuk mendapatkan ampunan Tuhan, maka selayaknya ia memanfaatkan hari Arafah untuk meminta ampunan Ilahi. Hari ini, tangan-tangan hamba Ilahi memiliki satu kesamaan yakni mereka sama-sama memohon rahmat dan ampunan Ilahi.
Pentingnya doa di Hari Arafah sedemikian tingginya sehingga Nabi Muhammad Saw yang kerap melaksanakan shalat Zuhur dan Asar dengan jeda waktu, di Hari Arafah melaksanakan kedua shalat itu tanpa jeda sehingga tersedia waktu yang lebih banyak untuk berdoa dan bermunajat.
Salah satu doa yang paling indah dan mengandung makna yang dalam dan dibaca di Hari Arafah adalah Munajat Imam Husein as. Imam Husein as di dalam doa penuh makna itu, menjelaskan Tauhid dengan kalimat-kalimat luhur dan indah. Semangat irfan dan makrifat mencapai puncaknya di setiap baris doa ini.
Imam Husein as di dalam doanya menjelaskan salah satu sisi dari nikmat tanpa akhir Tuhan untuk manusia di seluruh kehidupannya. Salah satu di antaranya, Imam Husein as mengatakan bahwa kasih sayang dan kesabaran seorang ibu adalah percikan kasih sayang Tuhan.
Setelah itu Imam Husein as menjelaskan tentang pentingnya bersyukur atas segala nikmat Ilahi dan menganggap dirinya tidak mampu bersyukur bahkan satu kalipun. Setiap baris doa ini adalah pintu dari cinta dan kasih sayang Tuhan yang dibuka bagi manusia. Makna terdalam doa ini menunjukkan bahwa Imam Husein as dengan seluruh wujudnya mencintai Allah Swt dan beliau merasakan kehadiran Tuhan di seluruh wujudnya.
Di salah satu bagian doanya, Imam Husein as bermunajat, Ya Tuhanku Engkaulah yang memberikan nikmat, Engkaulah yang berbuat baik, Engkaulah yang bersikap baik, Engkaulah yang memuliakan, Engkaulah yang membuatku mampu, Engkaulah yang memberikan kemuliaan, Engkaulah menyempurnakan rahmat-Mu, Engkaulah yang memberi rizki, Engkaulah yang bertindak atas kemuliaan-Mu.
Engkaulah yang menjauhkanku dari dosa, Engkaulah yang menutup dosa-dosa, Engkaulah yang mengampuni dosa-dosa, Engkaulah yang menerima kekurangan, Engkaulah yang mencegahku berbuat dosa, Engkaulah yang memberikan kemuliaan, Engkaulah yang mendukung, Engkaulah yang meneguhkan sikapku, Engkaulah yang memberi kesempatan, Engkaulah yang memberi kesehatan, Engkaulah berderma, Maha Agung Engkau Tuhanku, segala puji selamanya bagi-Mu.
Akan tetapi aku, Wahai Tuhanku, mengakui seluruh kesalahanku, maka ampunilah aku. Akulah yang berbuat dosa, akulah yang berbuat salah, akulah yang berbuat bodoh, akulah yang berjanji, aku pula yang tidak menepatinya, akulah yang melanggar janji, akulah yang berikrar atas kejahatanku sendiri. Aku mengakui seluruh nikmat yang Engkau berikan kepadaku, aku mengakui semua dosa-dosaku dan tidak akan mengulanginya, maka ampunilah aku.
Idul Adha; Hari Raya Pengorbanan
Kita akan pergi haji untuk memperbaharui perjanjian yang kita buat dengan Tuhan kita di Hari Kekal. Kami pergi ke Nabi besar Islam dan agama yang indah dan sempurna yang dia bawa untuk menyelamatkan umat manusia; untuk memperbaruhi baiat kita.
Kita mempelajari cara hidup, dan melepaskan diri dari benih-benih kesombongan, riya, cinta dunia dan kedudukan.
Di ibadah haji, kita juga membersihkan batin kita dari kelemahan, keraguan dan kekafiran serta memperkuat zahir kita dengan persatuan. Tapi di perjalanan ini kita harus perhatian, bahwa sebelum segala sesuatu, kita harus melepaskan hati kita dari segala ketergantungan.
Singkirkan debu polusi dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala hal. Dalam meniti jalan ini kita berkorban, "kurban" berarti sesuatu yang membuat seseorang lebih dekat dengan Tuhan; Apakah alat ini dalam bentuk ibadah seperti shalat, puasa dan haji, atau menyembelih kambing dan hewan lainnya atau bersedekah di jalan Allah. Hari ini, Hari Raya Kurban.
Sudah dua tahun, ibadah besar haji terpengaruhi pandemi Corona dan digelar dengan batasan ketat. Meski demikian Hari Raya Kurban, baik bagi mereka yang melakukan ibadah haji atau mereka yang tidak, adalah sesuatu yang besar dan agung.
Di hari seperti ini, sejak bulan Dzulhijjah, para jemaah haji dengan menggelar Hari Raya Idul Adha dan menyembelih kurban sangat bergembira. Mereka yang melempar jumrah, berbodong-bondong ke Kabah dengan hati yang penuh harapan dan tawakkal. Rumah sederhana dan kecil yang terletak di Masjidil Haram, serta manusia layaknya gelombang laut bergerak mengitarinya. Kabah pusat tauhid dan tambatan kerinduan hamba.
Jemaah haji yang memiliki kesadaran lebih mendalam atas pusat dan daya tarik ini dan dengan penuh kecintaan bertawaf mengitarinya. Mereka memuji Tuhan karena menunjukkan jalan terang kepada manusia, dan memberi ketenangan di hati-hati mereka. Hari Raya Idul Adha (Kurban) puncak ibadah haji, masa bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Hari Raya Kurban mengingatkan pengorbanan besar Nabi Ibrahim as dan Ismail as di jalan Tuhan. Menurut ayat Surah As-Safat, Nabi Ibrahim di mimpinya melihat ia diperintahkan untuk mengorbankan anaknya, Ismail. Dia, yang setelah bertahun-tahun mengalami cinta seorang anak dan manisnya keberadaannya, menemukan dirinya dalam perjuangan antara akal dan hawa nafsu. Nabi besar ini akhirnya berhasil mengalahkan hawa nafsunya dan dengan ikhlas mengorbankan anaknya.
Sementara tujuan sejati Allah Swt adalah menguji Ibrahim dan nabi ini berhasil lulus ujian Tuhan. Bahkan setan tidak mampu membuat ayah dan anak ini berpaling dari keputusannya. Setiap saat ketika setan berusaha menipu Ibrahim, beliu mengusirnya dengan lemparan batu. Jemaah haji merunut kembali ingatan sejarah ini dan di lemparan jumrah, mereka mengingat Ibrahim dan melatih diri seperti nabi ini. Dengan demikian para jemaah haji mengusir setan batin dan zahirnya.
Nabi besar Ibrahim as dan anaknya Ismail as menunjukkan tingkat tertinggi penghambaan, yakni pengorbanan dan berserah diri kepada Tuhan. Oleh karena itu, ketika Ibrahim ketika meletakkan wajah anaknya di tanah, dan siap menyembelihnya, Allah Swt menetapkan kehormatan manusia, serta menggantikan Ismail dengan kambing untuk dikorbankan.
Allah Swt di Surah As-Saffat ayat 104-111 berfirman yang artinya, "Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (108) (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman."
Yang patut mendapat kehormatan dan martabat Tuhan adalah menyingkirkan egoisme dan keegoisan dan memperoleh keridhaan Tuhan semesta alam dengan pengampunan dan pengorbanan. Tentu saja, tingkat ketergantungan bervariasi dari orang ke orang. Beberapa cinta uang dan kekayaan, beberapa hanya memikirkan posisi dan status sosial, dan beberapa memiliki temperamen yang mendominasi dan sombong. Di sini setiap orang harus melihat siapa Ismailnya dan apa yang menghentikannya seperti rantai dan menghentikannya dari bergerak maju, atau siapa yang lebih dicintainya dan cinta siapa yang menghalanginya mencapai puncak kesempurnaan manusia, untuk membawanya ke altar pengorbanan.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei terkait hikmah Hari Raya Kurban mengatakan, "Di Hari Raya Kurban, tersimpan rasa syurur besar kepada nabi pilihan Tuhan, Ibrahim as yang saat itu berkorban. Pengorbanan terbesar ketika mengorbankan orang yang paling dicintainya. Di jalan Tuhan, ia mengorbankan orang tercintanya dengan tangannya sendiri, itu adalah anak yang setelah bertahun-tahun menanti diberikan Tuhan kepadanya, dianugerahkan kepadanya ketika ia berusia lanjut, ia berkata, Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Allah Swt memberikan dua anak ini ketika Ibrahim berusia lanjut. Wajar setelah bertahun-tahun menunggu, anak ini diberikan Tuhan kepada seorang ayah yang lanjut, seseorang yang tidak lagi optimis untuk mendapatkan anak di usinya seperti itu....Pengorbanan ini sebuah simbol bagi orang mukmin yang ingin meniti jalan kebenaran, ketinggian, dan berjalan ke titik tertinggi. Tanpa pengorbanan, ini tidak mungkin. Seluruh ujian yang kita jalani, sejatinya ini adalah titik utamanya, pengorbanan. Terkadang mengorbankan nyawa, harta dan terkadang pengorbanan hanya sebuah kata yang diucapkan seseorang, dia ingin berdiri di atas kata itu dengan desakan dan keras kepala, terkadang mengorbankan orang yang paling dicintai, anak atau yang lainnya. Ujian berarti melintasi lembah kesulitan. Mereka menempatkan kesulitan, keparahan di depan manusia atau bangsa; Mengatasi kesulitan ini adalah ujian. Jika dia bisa menyeberang, dia akan mencapai tujuan itu; Jika dia tidak bisa - tidak bisa mengekspresikan bakat dalam dirinya, tidak bisa mengatasi hawa nafsunya- maka ia akan tetap; Inilah ujian.
Idul Adha adalah akhir yang indah untuk haji yang tulus dan kedekatan dengan Tuhan. Pada tahap amal ini, jamaah haji diliputi kecemasan dan harapan apakah ia mampu melaksanakan ibadah haji yang konstruktif dengan baik dan apakah hari ini adalah hari raya yang sesungguhnya baginya? Hari raya dalam Islam mengilhami makna dan konsep khusus dan pada saat yang sama, menciptakan semacam kegembiraan spiritual dan ekspansi pada orang. Hari ini adalah hari sukacita dan kebahagiaan bagi mereka yang peduli dengan menjalankan tugas mereka dan hanya mencari kedekatan dengan Tuhan.
Idul Adha adalah kesempatan besar bagi orang-orang beriman untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya dengan melakukan ibadah. Dalam kitab-kitab doa, selain mengungkapkan keutamaan dan pentingnya hari besar ini, banyak disebutkan amalan khusus untuk hari ini, termasuk amalan yang dianjurkan pada hari ini, mandi, yang sangat ditekankan; Ini juga merupakan doa Idul Adha yang indah yang harus dibaca di bawah langit (tempat tanpa atap). Amalan lain yang dianjurkan pada hari ini adalah berkurban dan memakan daging korban.



























