کمالوندی

کمالوندی

Senin, 24 Februari 2014 19:54

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 29-32

Ayat ke 29-30

 

┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ä┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘ÄϺ┘ä┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏÀ┘ÄϺÏ▒┘ÉÏ»┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘Å┘ä┘ÄϺ┘é┘Å┘ê Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ïϺ Ϭ┘Äϼ┘Æ┘ç┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (29) ┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘å┘ÆÏÁ┘ÅÏ▒┘Å┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘Æ ÏÀ┘ÄÏ▒┘ÄÏ»┘ÆÏ¬┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (30)

 

Artinya:

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui". (11: 29)

 

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? (11: 30)

 

Pada penjelasan lalu telah disinggung bahwa Nabi Nuh as menyeru dan mengajak kaumnya agar menyembah Allah Swt selama ratusan tahun, namun hanya sedikit sekali di antara mereka yang beriman. Para pemuka dan pembesar kaum Nabi Nuh bahkan menghina dan mengejek para pengikut beliau yang kebanyakan terdiri dari orang-orang miskin. Kedua ayat yang baru dibacakan tadi adalah jawaban dari hinaan dan celaan orang-orang kafir itu.

 

Ayat ini mengatakan, "Nabi Nuh as sama sekali tidak meminta upah atau imbalan kedudukan dari kalian, jadi tidak ada alasan bagi kalian untuk membenci seruannya itu. Selain itu, sama sekali tidak ada alasan bagi Nabi Nuh untuk menjauhkan diri dari orang-orang miskin demi menarik hati kalian orang-orang kaya, karena di mata Allah, orang kaya tidaklah lebih baik dari orang miskin. Bila Nabi Nuh menjauhkan diri dari orang miskin, kelak di hari kiamat, dia tidak memiliki jawaban apapun untuk membela diri di hadapan pengadilan Allah."

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para Nabi tidak pernah menginginkan harta benda dan kedudukan hal ini merupakan salah satu tanda atau dalil bagi kebenaran risalah mereka.

2. Pemerintahan yang lurus dan benar tidak boleh mengorbankan kaum fakir miskin demi menarik simpati dari orang-orang kaya. Pemerintahan yang benar malah harus mengabaikan tuntutan yang tidak sepatutnya dari warga yang sombong dan takabur.

 

Ayat ke 31

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘É┘è Ï«┘ÄÏ▓┘ÄϺϪ┘É┘å┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘à┘Ä┘ä┘Ä┘â┘î ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï¬┘ÄÏ▓┘ÆÏ»┘ÄÏ▒┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘è┘Å┘å┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏñ┘ÆÏ¬┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ïϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘É┘ç┘É┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ÏÑ┘ÉÏ░┘ïϺ ┘ä┘Ä┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (31)

 

Artinya:

Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) aku mengatakan: "Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim. (11: 31)

 

Ayat ini menentukan jawaban Nabi Nuh as kepada kaumnya yang kaya dan menuntut banyak hal terhadap beliau. Sebagian umat Nabi Nuh meminta agar beliau memberikan harta karun berupa perhiasan emas kepada mereka, dan yang lainya meminta Nabi Nuh agar meramalkan masa depan mereka atau mengajarkan ilmu ghaib. Orang-orang Kafir itu bahkan mengira bahwa Nabi adalah semacam malaikat, yang tidak membutuhkan makan, minum, atau berbagai kebutuhan materil lainnya.

 

Nabi Nuh as dalam menjawab berbagai tuntutan kaumnya itu, mengatakan: "Aku adalah manusia biasa dan hidup sebagaimana kalian hidup. Namun yang membedakan antara aku dan kalian adalah aku diutus oleh Allah, aku mendapatkan wahyu dari Allah, dan Allah memerintahkanku untuk menyampaikan serta melaksanakan isi wahyu tersebut. Aku tidak memiliki harta karun ataupun ilmu ghaib. Aku menerima dari Allah apa-apa yang dianggap-Nya baik untukku dan aku bukanlah malaikat."

 

Nabi Nuh juga menegaskan, "Kalian salah jika berpikir bahwa hanya orang-orang kaya yang pantas menjadi pengikutku. Tuntutan kalian agar aku hanya memilih orang-orang kaya sebagai pengikut adalah tuntutan yang tidak pada tempatnya. Allah Maha Mengetahui apa yang terkandung di dalam benak manusia. Betapa banyaknya kebaikan yang dianugerahkan kepada mereka, namun tidak diberikan-Nya kepada kalian. Oleh karena itu, mengusir dan melenyapkan mereka merupakan kezaliman dan aku sama sekali tidak akan melakukan perbuatan semacam ini."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sejarah para Nabi as selalu dipenuhi dengan seruan yang berisi petunjuk dan bimbingan bagi masyarakat, bukan seruan yang semata-mata untuk menarik hati orang lain.

2. Kita tidak boleh menganggap para Nabi dan Auliya Allah sebagai Tuhan dan kita tidak boleh juga mensifati mereka secara berlebihan.

 

Ayat ke 32

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘Å ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï¼┘ÄϺϻ┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘ÆÏ¬┘Ä Ï¼┘ÉÏ»┘ÄϺ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏÁ┘æ┘ÄϺϻ┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (32)

 

Artinya:

Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (11" 32)

 

Orang-orang yang kafir dan enggan menerima kebenaran, bila sudah kehabisan daya upaya untuk berdebat secara logis biasanya akan melakukan debat kusir atau bahkan melakukan penghinaan. Para penentang Nabi Nuh as mengatakan, "Cukuplah segala perkataanmu itu. Apabila perkataanmu itu benar, maka turunkanlah azab Allah dan siksaan-Nya kepada kami." Padahal azab atau siksaan itu bukan di tangan para Nabi as, melainkan di tangan Allah Swt. Dia akan menurunkan azab tersebut bila diperlukan, namun azab yang sesungguhnya akan diterima orang-orang kafir pada Hari kiamat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Waktu yang diberikan oleh Allah Swt di dunia merupakan kesempatan untuk menebus kesalahan dan kekhilafan pada masa lalu yang pernah dilakukan. Dengan kata lain, belum turunnya azab dan siksaan Allah kepada orang kafir atau orang yang sesat selama di dunia bukanlah berarti bahwa perilaku sesat seperti itu adalah perilaku yang benar.

2. Kutukan Nabi Nuh as terhadap kaumnya terjadi setelah orang-orang kafir itu menyatakan kesiapan dan keinginan mereka untuk menerima azab dan siksa Allah.

Senin, 24 Februari 2014 19:53

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 25-28

Ayat ke 25-26

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘ïϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘å┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘î ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘î (25) Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ü┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì Ïú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ì (26)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu. (11: 25)

 

Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan". (11: 26)

 

Kedua ayat yang baru kita dengarkan tadi menyinggung risalah Nabi Nuh as serta seruan beliau untuk menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt. Beliau adalah Nabi Ulul Azmi yang pertama, yang bangkit untuk memerangi perbuatan syirik dan penyembahan patung berhala. Akan tetapi meski beliau telah menyeru manusia selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad, namun sangat sedikit manusia yang menyambut seruan tersebut. Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya tentang azab Allah yang pedih, namun kebanyakan dari mereka tidak memperdulikannya. Akhirnya dengan kutukan beliau, terjadilah angin topan dahsyat yang melanda sebagian besar permukaan bumi. Hanya orang-orang yang beriman dan naik ke kapal yang dibuat Nabi Nuh yang selamat dalam bencana itu.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Masyarakat yang lalai selalu membutuhkan teguran dan peringatan, supaya mereka tersadar dari kelalaian dan kekhilafan.

2. Seruan dan ajakan seluruh Nabi adalah seruan agar manusia hanya menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga manusia dapat terbebaskan dari syirik dan penyelewengan.

 

Ayat ke 27

 

┘ü┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ä┘ÄÏú┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É┘ç┘É ┘à┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ┤┘ÄÏ▒┘ïϺ ┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ÏºÏ¬┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ▒┘ÄϺÏ░┘É┘ä┘Å┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÄϺϻ┘É┘è┘Ä Ïº┘äÏ▒┘æ┘ÄÏú┘Æ┘è┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ▒┘Ä┘ë ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘ü┘ÄÏÂ┘Æ┘ä┘ì Ï¿┘Ä┘ä┘Æ ┘å┘ÄÏ©┘Å┘å┘æ┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘É┘è┘å┘Ä (27)

 

Artinya:

Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". (11: 27)

 

Dalam sepanjang sejarah telah tercatat betapa para penentang utama seruan para Nabi adalah para kepala dan pembesar umat. Hal ini dikarenakan mereka menganggap risalah para Nabi akan menjadi ganjalan terhadap berbagai kepentingan mereka. Mereka juga merasa apabila masyarakat menerima seruan para Nabi, maka tidak ada lagi orang-orang yang akan taat dan tunduk kepada mereka, sehingga dengan demikian dominasi kekuasaan mereka akan lenyap.

 

Ayat tadi mengatakan, "Dalam menghadapi seruan dan peringatan Nabi Nuh as, para pemimpin orang-orang kafir itu berusaha mengecilkan Nabi Nuh dengan mengatakan bahwa Nabi Nuh hanyalah manusia biasa seperti mereka. Mereka juga merendahkan para pengikut Nabi Nuh dengan menyebutkannya sebagai orang-orang yang hina dan lekas percaya."

 

Dalam menanggapi celaan dan hinaan orang-orang kafir itu, para nabi mengatakan, "Memang benar, kami adalah manusia seperti kalian, bukan malaikat, bukan pula anak Tuhan. Perbedaan antara kami dan kalian adalah kami mendapatkan wahyu dari Allah, dan kami memiliki tugas untuk menyampaikan firman Allah itu kepada kalian, serta memberi peringatan kepada kalian."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Menghina, menanggap kecil, atau meremehkan para pengikut kebenaran adalah metode yang dipakai oleh orang-orang yang tidak bersedia menerima hakikat dan kebenaran tersebut.

2. Orang-orang yang tidak banyak terbelenggu oleh kenikmatan dunia dan hidup sederhana biasanya akan lebih cepat menerima seruan para Nabi. Sebaliknya, orang-orang yang hidup bermewah-mewah dan sombong biasanya berada di barisan terdepan dalam menentang para Nabi as.

 

Ayat ke 28

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘ÄÏ▒┘ÄÏú┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ê┘ÄÏó┘ÄϬ┘ÄϺ┘å┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï ┘à┘É┘å┘Æ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘É┘ç┘É ┘ü┘ÄÏ╣┘Å┘à┘æ┘É┘è┘ÄϬ┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Å┘ä┘ÆÏ▓┘É┘à┘Å┘â┘Å┘à┘Å┘ê┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘â┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘Å┘ê┘å┘Ä (28)

 

Artinya:

Berkata Nuh: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?" (11: 28)

 

Dalam menghadapi para penentangnya, Nabi Nuh as mengatakan, "Sekalipun aku adalah manusia seperti kalian, akan tetapi aku memiliki dalil dan hujjah dari sisi Allah. Aku memiliki mukjizat yang membuktikan kebenaran seruan dan dakwaanku, selain argumen dan dalil-dalil yang jelas untuk menyeru dan mengajak kalian agar menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik. Setiap manusia yang berakal akan dapat menerima dan memahami argumen dan dalil-dalil tersebut. Apa yang kuserukan ini bukan dari sisiku sendiri, karena aku tidak mengajak kalian untuk menuju kepadaku, akan tetapi kepada jalan Allah Swt. Dia dengan anugerah dan kelembutan-Nya telah mengutus aku untuk mengemban risalah dan menyampaikan agama-Nya. Namun apabila kalian menungguku untuk memaksa kalian agar beriman kepada Allah, maka ketahuilah bahwa hal itu tidak benar, karena pemaksaan sama sekali tidak sesuai dengan hikmah Allah.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dakwah dan seruan para Nabi senantiasa disertai dalil dan argumentasi yang jelas, dan bukan semata-mata pernyataan kosong yang tidak berdasar atau jauh dari logika.

2. Manusia bebas dalam memilih agama dan mazhab, tak seorangpun berhak memaksa manusia dalam beriman dan menentukan agama.

Senin, 24 Februari 2014 19:52

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 20-24

Ayat ke 20

 

Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Å┘êϺ ┘à┘ÅÏ╣┘ÆÏ¼┘ÉÏ▓┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘É┘è┘ÄϺÏí┘Ä ┘è┘ÅÏÂ┘ÄϺÏ╣┘Ä┘ü┘Å ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Å ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏÀ┘É┘èÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ╣┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÅÏ¿┘ÆÏÁ┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (20)

 

Artinya:

Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya). (11: 20)

 

Pada pelajaran lalu, telah dipelajari bahwa barangsiapa yang mengabaikan dan menganggap enteng jalan Allah yang lurus, maka mereka akan terlilit kesulitan dan mendapatkan azab Allah baik di dunia maupun di akhirat. Pada ayat tadi disebutkan bahwa orang-orang yang mengabaikan jalan Allah itu jangan bermimpi dan menyangka dapat lari menyelamatkan diri dari kemurkaan Allah. Mereka juga jangan sekali-sekali bermimpi bisa melawan kekuasaan Allah, meskipun mereka memiliki pembantu atau pendukung yang banyak.

 

Lanjutan ayat tadi mengatakan, siksa dan azab bagi orang-orang semacam ini berlipat ganda, karena selain menyimpang dari jalan Allah, mereka juga telah menyeret orang lain ke arah penyelewengan dan kesesatan itu. Dengan demikian, dosa dan kesalahan mereka pun menjadi berlipat ganda. Dalam riwayat-riwayat Islam disebutkan bahwa balasan atau siksaan untuk para ulama yang menyebabkan kesesatan umat sedemikian berlipat gandanya dibandingkan dengan siksaan untuk orang-orang bodoh yang sesat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pada Hari kiamat kelak, tak seorang pun dari para penjahat dan pendosa yang dapat melarikan diri dari hukuman Allah, meski mereka adalah para penguasa kerajaan atau pemerintahan thaghut yang memiliki banyak pendukung dan pembantu.

2. Sikap ekstrim dan keras kepala telah menyebabkan mata dan telinga orang-orang kafir buta dan tuli, sehingga mereka tidak bisa mendengar dan melihat kebenaran.

 

Ayat ke 21-22

 

Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï«┘ÄÏ│┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÂ┘Ä┘ä┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (21) ┘ä┘ÄϺ ϼ┘ÄÏ▒┘Ä┘à┘Ä Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ«┘ÆÏ│┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (22)

 

Artinya:

Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (11: 21)

 

Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi. (11: 22)

 

Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan nasib para pemimpin sesat, sementara dua ayat ini mengatakan bahwa mereka itu benar-benar akan mengalami kerugian yang abadi. Dalam pandangan Islam, dunia adalah pasar di mana masyarakat akan memperdagangkan umur mereka. Sementara itu, pada pedagang yang siap melakukan jual-beli dengan umur manusia adalah Allah, setan, sesama manusia, dan juga hawa nafsu. Di antara mereka hanya Allah sajalah yang berani membeli dagangan kita dengan harga tinggi, dan janji pembayaran uangnya bersifat pasti. Karena itu, apabila kita menjual umur kita kepada selain Allah, maka pastilah perdagangan kita itu akan merugi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kehilangan harta benda dan kedudukan adalah sebuah kerugian. Namun, kerugian yang terbesar adalah kehilangan sifat-sifat kemanusiaan dalam diri kita.

2. Berbagai kerugian duniawi masih bisa kita tebus. Akan tetapi, berlalunya umur tidak akan bisa kita kembalikan dan hal ini merupakan kerugian luar biasa yang tidak bisa ditebus.

 

Ayat ke 23

 

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÆÏ¿┘ÄϬ┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¡┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¼┘Ä┘å┘æ┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (23)

 

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (11: 23)

 

Manusia yang menyimpang dan menyeleweng dari jalan yang telah ditunjukkan Allah akan mengalami kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Kelak di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka. Sebalinya, orang-orang mukmin yang saleh selalu taat, tunduk, dan khusyu di hadapan perintah-perintah Allah, mereka selalu mendapatkan keuntungan abadi, dan kelak mereka akan mendapatkan sorga yang penuh dengan rahmat dan kenikmatan dari Allah Swt.

 

Penekanan ayat tadi adalah terhadap semangat ketaatan, ketundukan, dan kekhusyukan di hadapan Allah yang merupakan indikasi kebersihan jiwa. Dengan kata lain, kaum mukmin harus mewaspadai sifat sombong, riya, dan berbangga diri yang sudah barang tentu tidak relevan dengan jiwa ibadah dan penghambaan diri terhadap Allah. Sementara itu, orang-orang kafir diliputi oleh jiwa dan semangat penentangan terhadap Allah dengan menunjukkan sikap acuh tak acuh dan keras kepala.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kita tidak cukup mengandalkan dan menilai amal perbuatan secara lahiriah saja, karena kondisi-kondisi hati dan maknawiyat seseorang memiliki peran dan pengaruh dominan dalam meraih pahala Allah Swt.

2. Dalam pendidikan ilahi, ancaman dan berita gembira selalu disampaikan beriringan. Karena itu, orang-orang sesat selalu mendapatkan ancaman, sementara orang-orang yang lurus dan beramal saleh selalu mendapatkan dorongan dan berita gembira.

 

Ayat ke 24

 

┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ŠϺ┘ä┘Æ┘ü┘ÄÏ▒┘É┘è┘é┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ┘â┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ë ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏÁ┘Ä┘à┘æ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘É ┘ê┘ÄϺ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘É ┘ç┘Ä┘ä┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘ê┘É┘è┘ÄϺ┘å┘É ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ïϺ Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (24)

 

Artinya:

Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)? (11: 24)

 

Pada ayat ini, al-Quran dengan jelas dan gamblang membandingkan kondisi orang-orang kafir dan mukmin dengan gambaran sebagai berikut. "Orang-orang kafir itu tidak bisa mendengar dan melihat kebenaran. Karena itu, mereka pantas disebut sebagai buta dan tuli. Sementara orang-orang mukmin dengan yang selalu mendengarkan kebenaran dan dengan ikhlas menerima kebenaran tersebut, benar-benar pantas disebut sebagai orang-orang yang melihat dan mendengar yang hakiki."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sebagaimana hewan-hewan, manusia dikarunia indera penglihatan dan pendengaran. Namun yang membedakan manusia dengan hewan adalah bahwa manusia mampu melihat dan mendengar hakikat maknawi di balik panca inderanya itu.

2. Salah satu metode atau cara al-Quran dalam mendidik umat manusia adalah cara pembandingan antara yang baik dan yang buruk, yang indah dan yang jelek, atau perbuatan yang baik dan perbuatan dosa.

Senin, 24 Februari 2014 19:50

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 17-19

Ayat ke 17

 

Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄϬ┘Æ┘ä┘Å┘ê┘ç┘Å Ï┤┘ÄϺ┘ç┘ÉÏ»┘î ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘ç┘É ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘Å ┘à┘Å┘êÏ│┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘à┘ÄϺ┘à┘ïϺ ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘â┘Æ┘ü┘ÅÏ▒┘Æ Ï¿┘É┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ¡┘ÆÏ▓┘ÄϺϿ┘É ┘ü┘ÄϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘Å ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘ç┘Å ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Å ┘ü┘É┘è ┘à┘ÉÏ▒┘Æ┘è┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (17)

 

Artinya:

Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (11: 17)

 

Di antara orang-orang yang tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad Saw adalah kaum Yahudi Madinah yang dengan berbagai alasan selalu menolak kebenaran al-Quran dan risalah Nabi Muhammad. Allah Swt dalam ayat ini berfirman kepada orang-orang Yahudi itu, "Apakah kalian tidak mengimani risalah Musa dan kebenaran Taurat? Lalu mengapa kini ketika Tuhan memberikan tanggung jawab risalah kepada orang lain, kalian merasa heran dan tidak mau mematuhinya? Apa dalil yang kamu punyai dengan menyakini bahwa setelah nabi Musa tidak ada lagi nabi yang lain? Bukankah kalian menantikan nabi selanjutnya, sebagaimana yang dijanjikan dalam Taurat? Apakah kalian tidak membaca ciri-ciri Nabi Muhammad yang tercantum dalam kitab Taurat itu? Jika kalian benar-benar beriman kepada Taurat, kalian pun seharusnya beriman kepada Muhammad dan al-Quran. Kalau tidak, kalian sebagaimana orang-orang kafir lainnya, akan ditempatkan di neraka."

 

Di dalam ayat ini, selain dari kesaksian Taurat terhadap kebenaran Nabi Muhammad, juga disebutkan tentang seorang saksi. Menurut berbagai riwayat, saksi yang dimaksud dalam ayat ini adalah Imam Ali as. Beliau adalah laki-laki pertama yang mengimani kenabian Muhammad Saw. Tentu saja, Imam Ali as dijadikan saksi bukan karena hubungan kekerabatannya dengan Nabi Muhammad, melainkan karena ketakwaan dan kejujurannya. Lanjutan ayat ini mengatakan kepada orang-orang beriman agar jangan pernah meragukan kebenaran al-Quran karena kitab ini benar-benar berisi wahyu dari Allah.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Adanya pengikut yang jujur, benar, dan layak, adalah salah satu tanda-tanda kebenaran para nabi utusan Allah.

2. Keyakinan yang benar adalah yang bersumber dari akal sehat atau bersumber dari wahyu. Pendapat mayoritas bukanlah ukuran dari kebenaran sebuah pemikiran atau keyakinan.

 

Ayat ke 18-19

 

┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ©┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘É┘à┘æ┘Ä┘å┘É Ïº┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘â┘ÄÏ░┘ÉÏ¿┘ïϺ Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘è┘ÅÏ╣┘ÆÏ▒┘ÄÏÂ┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ┤┘Æ┘ç┘ÄϺϻ┘Å ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘ÄÏ░┘ÄÏ¿┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄÏ®┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (18) Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘è┘ÄÏÁ┘ÅÏ»┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ¿┘ÆÏ║┘Å┘ê┘å┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï╣┘É┘ê┘Äϼ┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘â┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (19)

 

Artinya:

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim. (11: 18)

 

(yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat. (11: 19)

 

Pengingkaran terhadap risalah salah satu nabi sama artinya dengan melakukan kebohongan terhadap Tuhan. Mereka mengatakan apa yang tidak pernah dikatakan oleh Tuhan, namun mereka mengaku-aku bahwa perkataan itu datang dari Tuhan. Ayat ini mengatakan, "Setiap orang yang berbohong atas nama Tuhan, kelak akan menghadapi pengadilan di Hari Kiamat dan mereka harus mempertanggungjawabkan kebohongan itu di hadapan Tuhan. Pada hari pengadilan itu, mereka tidak bisa lagi mengingkari perbuatan mereka itu karena selain Tuhan yang mengetahui segala amal perbuatan manusia, juga akan dihadirkan saksi-saksi lainnya."

 

Berdasarkan ayat-ayat ini, pada pengadilan Hari Kiamat, para nabi dan auliya Allah akan menjadi saksi bagi segala perbuatan umat mereka. Selain itu, malaikat yang selalu mendampingi manusia, anggota badan manusia, dan juga bumi yang selama ini diinjak oleh manusia, akan bersaksi atas perbuatan manusia. Tentu saja, dengan sedemikian banyak saksi, di pengadilan hari kiamat, tidak akan ada tempat untuk menghindar. Selain dari hukuman di akhirat, di dunia pun para pendusta itu juga akan mendapatkan laknat Allah dan akan dijauhkan dari rahmat-Nya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para penulis dan pembicara haruslah berhati-hati dalam menulis dan berbicara agar tidak melakukan satu kebohongan pun atau menyesatkan pemikiran orang-orang.

2. Jalan Allah adalah jalan yang terang dan lurus, namun musuh-musuh Allah selalu berusaha membuat orang-orang tersesat dan terjauhkan dari jalan yang terang dan lurus ini.

Senin, 24 Februari 2014 19:48

Tafsir Al-Quran, Surat Hud 13-16

Ayat ke 13-14

 

Ïú┘Ä┘à┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘ç┘Å ┘é┘Å┘ä┘Æ ┘ü┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉÏ╣┘ÄÏ┤┘ÆÏ▒┘É Ï│┘Å┘ê┘ÄÏ▒┘ì ┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘É┘ç┘É ┘à┘Å┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ê┘ÄϺϻ┘ÆÏ╣┘Å┘êϺ ┘à┘Ä┘å┘É ÏºÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏÀ┘ÄÏ╣┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ÏÁ┘ÄϺϻ┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (13) ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘Äϼ┘É┘èÏ¿┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄϺÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä Ï¿┘ÉÏ╣┘É┘ä┘Æ┘à┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ç┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘ü┘Ä┘ç┘Ä┘ä┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÅÏ│┘Æ┘ä┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (14)

 

Artinya:

Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (11: 13)

 

Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (11: 14)

 

Pada pertemuan kita yang lalu, kami telah menyampaikan bahwa orang-orang Kafir bersikap keras kepala terhadap Nabi Muhammad. Ayat ini juga mengisyaratkan salah satu di antara sikap orang-orang kafir itu. Ayat ini mengatakan, "Mereka menisbatkan al-Quran kepada Nabi Muhammad dan mengklaim bahwa al-Quran adalah buatan Nabi Muhammad. Jawaban dari tuduhan ini adalah kalimat yang logis, kalau al-Quran ini adalah buatan seorang manusia yang tidak pernah belajar membaca-menulis, maka tentunya kalian pun bisa membuat kitab semacam al-Quran ini. Karena itu, cobalah kalian membuat ayat-ayat yang menyerupai ayat al-Quran.

 

Hal yang menarik di dalam ayat ini adalah bahwa Allah Swt memberikan keringanan. Ayat ini mengatakan, "Tidak perlu kalian membuat 114 surat seperti al-Quran, melainkan cukup 10 surat saja." Selain itu, ayat ini juga menyuruh orang-orang kafir itu untuk saling menolong satu sama lain dalam membuat ayat-ayat yang menyerupai al-Quran. Namun kini setelah 14 abad berlalu, terbukti tidak ada orang yang mampu membuat satu surat pun yang menyerupai surat dalam al-Quran. Hal ini merupakan salah satu dalil bahwa al-Quran adalah benar-benar wahyu ilahi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. al-Quran bukanlah hasil dari ilmu filsafat atau ilmu pengetahuan alam manusia, melainkan berasal dari ilmu tak berhingga yang dimiliki Allah Swt. Oleh karena itulah kandungan isinya tidak terbatas oleh masa, tempat, ras, atau generasi.

2. Kekafiran dan keragu-raguan yang disebarkan oleh musuh-musuh Islam jangan sampai membuat kita meragukan kebenaran al-Quran dan risalah Nabi Muhammad Saw.

 

Ayat ke 15-16

 

┘à┘Ä┘å┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘è┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘è┘ÄϺϮ┘Ä Ïº┘äÏ»┘æ┘Å┘å┘Æ┘è┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ▓┘É┘è┘å┘ÄϬ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘å┘Å┘ê┘Ä┘ü┘æ┘É ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘ÄϺ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ¿┘ÆÏ«┘ÄÏ│┘Å┘ê┘å┘Ä (15) Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘Å ┘ê┘ÄÏ¡┘ÄÏ¿┘ÉÏÀ┘Ä ┘à┘ÄϺ ÏÁ┘Ä┘å┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ¿┘ÄϺÏÀ┘É┘ä┘î ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (16)

 

Artinya:

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (11: 15)

 

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (11: 16)

 

Kedua ayat ini menjelaskan tentang salah satu akar terpenting dari penentangan terhadap Rasulullah, yaitu masalah duniawi. Kedua ayat ini mengatakan, "Mereka mengejar kehidupan duniawiah dan ingin melakukan segala hal untuk mencari kelezatan hidup di dunia. Untuk itulah, mereka tidak mau mematuhi aturan-aturan Ilahi," Sangat wajar jika orang-orang seperti itu kemudian melangkahkan kakinya keluar dari batas-batas yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Demi kenikmatan hidup di dunia, mereka mau melakukan berbagai dosa dan kezaliman.

 

Tentu saja, sangat mungkin orang-orang pengejar dunia itu melakukan berbagai kebaikan. Banyak kita temui orang-orang yang dikenal dermawan dan sering melakukan amal kebajikan, namun di saat yang sama mereka pun melakukan korupsi atau melanggar hak-hak orang lain. Motivasi orang-orang pengejar dunia dalam melakukan kebaikan bukanlah keridhaan Allah melainkan keuntungan duniawiah semata. Namun, amal kebaikan mereka itu tidak akan disia-siakan Allah dan Allah tetap memberi mereka balasan, namun terbatas di dunia saja. Kelak di hari akhirat, amal ibadah mereka tidak akan ada artinya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Nilai amal ibadah kita tergantung dari motivasi dan tujuannya. Sebuah perbuatan baik, jika tidak diniatkan untuk mencari ridha, tidak ada artinya di mata Allah.

2. Tuhan itu adil dan amal baik orang-orang pengejar dunia tidak akan sia-sia saja. Namun, pahala yang diberikan Allah kepada mereka hanya terbatas di dunia yang singkat dan tak bernilai ini. Amal-amal baik tanpa niat demi keridhaan Allah, tidak akan bisa menyelamatkan manusia di alam akhirat kelak.

3. Para pengejar dunia akan datang ke alam akhirat dengan tangan kosong dan tempat mereka adalah di neraka.

Senin, 24 Februari 2014 19:47

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 9-12

Ayat ke 9-10

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ░┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏÑ┘É┘å┘ÆÏ│┘ÄϺ┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä ┘å┘ÄÏ▓┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘ÄϪ┘Å┘êÏ│┘î ┘â┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘î (9) ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ░┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å ┘å┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä ÏÂ┘ÄÏ▒┘æ┘ÄϺÏí┘Ä ┘à┘ÄÏ│┘æ┘ÄϬ┘Æ┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï░┘Ä┘ç┘ÄÏ¿┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘è┘æ┘ÉϪ┘ÄϺϬ┘Å Ï╣┘Ä┘å┘æ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘ÉÏ¡┘î ┘ü┘ÄÏ«┘Å┘êÏ▒┘î (10)

 

Artinya:

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (11: 9)

 

Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga. (11: 10)

 

Kedua ayat tadi menyinggung kondisi psikologis umat manusia pada umumnya, yaitu ketika kenikmatan yang mereka miliki terlepas dari tangan, mereka akan bersedih dan berputus asa. Sebaliknya, bila mereka mendapatkan nikmat itu kembali, mereka akan menjadi sombong. Padahal, kenikmatan adalah ujian dari Allah Swt kepada manusia. Nikmat tidak selalu merupakan kebaikan dari Allah, dan bencana tidak pula selalu berarti kemarahan dari Allah. Nikmat adalah ujian yang akan memperlihatkan bagaimana sikap manusia dalam berbagai macam kondisi.

 

Ayat ini juga memberitahukan kekhasan kehidupan di dunia ini. Kehidupan di dunia tidaklah monoton dan selalu saja ada perubahan yang terjadi di sana-sini. Kenikmatan di dunia tidak akan selalu datang, melainkan akan hadir silih berganti dengan musibah dan kesusahan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat, "Perjalanan nasib memiliki dua wajah, kadang-kadang nasib akan berpihak kepadamu, dan kadang bertentangan denganmu. Karena itu, ketika nasib berpihak kepadamu, janganlah sombong, dan ketika nasib tidak bersamamu, bersabarlah. Kedua kondisi itu merupakan ujian bagimu."

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Manusia seringkali lemah. Ketika ia harus melepaskan nikmat yang selama ini dimilikinya, dia akan berputus asa dari rahmat Allah Yang Mahaluas.

2. Nikmat ilahi adalah kemurahan hati dari Allah Swt, bukan hak atau sesuatu yang bisa dituntut oleh manusia. Karena itu, ketika manusia mendapat nikmat, sudah sepatutnya ia berterima kasih kepada Allah.

3. Kesulitan dan kebahagiaan di dunia akan cepat berlalu. Karena itu kita haruslah lebih memikirkan kehidupan di alam akhirat yang abadi.

 

Ayat ke 11

 

ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏÁ┘ÄÏ¿┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘î ┘ê┘ÄÏú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘î ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘î (11)

 

Artinya:

Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (11: 11)

 

Ayat ini menyatakan bahwa hanya orang-orang yang sabar sajalah yang akan mendapatkan kebahagiaan hakiki. Tentu saja, sabar yang dimaksud dalam hal ini adalah sabar dalam naungan iman kepada Allah Swt. Jika tidak diiringi oleh keimanan, maka sabar hanya akan berupa penderitaan dan kesengsaraan. Dalam berbagai ayat al-Quran, kata saleh dan iman selalu berada berdampingan. Hal ini menunjukkan peran iman dalam menghantarkan manusia kepada kesabaran dan kesetiaan. Tentu saja sabar yang tumbuh dari iman ini tidak hanya bermanfaat dalam menghadapi kesulitan hidup. Dalam keadaan suka cita pun kita harus bersabar agar tidak terjebak dalam kesombongan dan dosa.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Manusia yang beriman akan selalu sabar dalam menghadapi segala macam situasi, baik itu dalam kesempitan, maupun dalam kemakmuran.

2. Kesabaran yang berlandaskan iman akan menjadi manis dan indah, karena manusia yang demikian mengetahui bahwa ada pahala besar yang menantinya.

 

Ayat ke 12

 

┘ü┘Ä┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Ä Ï¬┘ÄϺÏ▒┘É┘â┘î Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘Å┘êÏ¡┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏÂ┘ÄϺϪ┘É┘é┘î Ï¿┘É┘ç┘É ÏÁ┘ÄÏ»┘ÆÏ▒┘Å┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘â┘Ä┘å┘ÆÏ▓┘î Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å ┘à┘Ä┘ä┘Ä┘â┘î ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘å┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘î ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ê┘Ä┘â┘É┘è┘ä┘î (12)

 

Artinya:

Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu. (11: 12)

 

Ayat ini melanjutkan ayat sebelumnya yang menyinggung kelemahan manusia dalam menerima berbagai kesusahan. Dalam ayat ini Allah Swt berfirman, "Jika Nabi tidak diberi kekuatan dan kelapangan dada oleh Allah Swt, niscaya iapun akan seperti manusia pada umumnya, yang tidak sanggup menerima berbagai cercaan dan hinaan dari kaumnya. Jika Nabi berlemah hati, tentulah da tidak akan bisa menyampaikan risalah Allah dengan baik kepada kaumnya dan akan mengatakan, "Mereka tidak akan mau melaksanakan perintah Allah ini, jadi lebih baik aku tidak menyampaikan ayat ini".

 

Karena itu, Allah menegaskan di ayat ini bahwa Nabi hanya bertugas untuk menyampaikan risalah Allah semata. Apapun yang dilakukan oleh umatnya, baik mereka patuh atau membangkan, itu adalah urusan mereka dengan Allah. Allah akan selalu mengawasi setiap orang dan seluruh alam semestan ini. Nabi tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang sikap orang lain. Bila mereka beriman, mereka akan mendapat pahala, dan sebaliknya, bila mereka membangkang, Allah akan menghukum mereka.

 

Singkat kata, ayat ke-12 surat Hud ini ditujukan kepada Rasulullah. Allah Swt berfiman kepada Rasulullah, "Penyampaian wahyu haruslah secepat mungkin dan jangan ditunda-tunda dengan pertimbangan apapun. Janganlah menunda-nunda penyampaian ayat hanya karena kekhawatiran bahwa ayat itu tidak akan diterima oleh orang-orang yang keras kepala dan para penentang Islam."

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Penyampaian ajaran agama haruslah dilakukan secara tegas dan jangan memperdulikan kata-kata para penentang.

2. Masing-masing kita bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita. Lakukan apa yang harus kau lakukan, dan serahkan urusan selanjutnya kepada Allah Swt.

3. Kewajiban para nabi adalah menyampaikan wahyu Ilahi kepada mereka, bukan memaksa mereka untuk beriman.

Senin, 24 Februari 2014 19:36

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 6-8

Ayat ke 6

 

┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘ÄϺϿ┘æ┘ÄÏ®┘ì ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï▒┘ÉÏ▓┘Æ┘é┘Å┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘ÅÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘é┘ÄÏ▒┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÅÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘ê┘ÆÏ»┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘â┘Å┘ä┘æ┘î ┘ü┘É┘è ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘ì ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ì (6)

 

Artinya:

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (11: 6)

 

Ayat ini menyinggung dua masalah penting, yaitu rizki Allah yang berlimpah ruah, dan pengetahuan Allah yang mencakup segala sesuatu. Berdasarkan ayat tadi dan ayat-ayat yang serupa dengannya dalam kitab suci al-Quran, Allah Swt bukan hanya Pencipta seluruh makhluk yang ada di jagad ini, akan tetapi Allah Swt juga Pemberi rizki semua mereka itu. Artinya bahwa Allah Swt menyediakan berbagai fasilitas hidup mereka. Hal ini tidak terbatas hanya pada manusia, tapi setiap binatang baik kecil atau besar, tercakup dalam undang-undang ilahi ini.

 

Sementara dari satu sisi, Allah Swt menciptakan segala apa yang diperlukan semua makhluk hidup ciptaan-Nya, termasuk air, makanan, oksigen, cahaya, panas dan selainnya; dari sisi lain Allah juga mengajarkan kepada makhluk-makhluk tersebut, tata cara pemanfaatannya. Seorang bayi yang baru lahir ke dunia akan mendapatkan makanan yang diperlukannya, berupa air susu yang telah Allah ciptakan pada ibu bayi tersebut; dan Allah pun telah memberikan kemampuan kepada si bayi untuk menghisap air susu tersebut, sehingga dengan demikian bayi yang lemah dan tidak berdaya itu dapat memperoleh makanannya.

 

Pemberian rizki secara umum dan meluas seperti ini, sudah barang tentu memerlukan pengetahuan yang luas tentang semua makhluk hidup dan keperluan-keperluan mereka. Di antara tuntutan mahkluk hidup yang bergerak ialah berpindah-pindah tempat, dari satu tempat ke tempat lain. Sifat berpindah-pindah tempat ini juga diberikan oleh Allah Swt kepada sebagian makhluknya sebagai salah satu cara pemberian rizki. Dan semua keberadaan makhluk, rizki dan cara-cara mereka memperoleh riski tersebut, baik dengan bergerak ke sana ke mari, atau dengan diam di tempat tertentu, semua itu telah tercantum dengan jelas dan terang dalam kitab-Nya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Allah Swt telah menjamin rizki semua makhluk-Nya, karena hal itu merupakan salah satu hak makhluk yang ada di sisi Kholiq-nya.

2. Rizki setiap makhluk yang telah dijamin oleh Allah, sama sekali tidak bertentangan dengan usaha dan upaya kita. Bahkan pada dasarnya, tanpa usaha seseorang tidak mungkin memperoleh rizki.

 

Ayat ke 7

 

┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï│┘ÉϬ┘æ┘ÄÏ®┘É Ïú┘Ä┘è┘æ┘ÄϺ┘à┘ì ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï╣┘ÄÏ▒┘ÆÏ┤┘Å┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÄϺÏí┘É ┘ä┘É┘è┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å┘ê┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÆÏ│┘Ä┘å┘Å Ï╣┘Ä┘à┘Ä┘ä┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ ┘é┘Å┘ä┘ÆÏ¬┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘Å┘êϽ┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ¬┘É ┘ä┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Ä┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï│┘ÉÏ¡┘ÆÏ▒┘î ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘î (7)

 

Artinya:

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (11: 7)

 

Dari ayat ini dan ayat-ayat al-Quran yang lainnya dapat dipahami, bahwa bahan baku utama dunia ini adalah air atau bahan semacam air, dan Allah Swt menciptakan jagat raya ini dengan bahan tersebut. Kemudian Allah menciptakan alam wujud ini di atasnya, itu pun bukan diciptakan dalam satu waktu, tetapi sepanjang 6 masa yang panjang. Adapun tujuan penciptaan jagat raya ini, terutama penciptaan manusia, adalah untuk pengembangan dan penyempurnaan manusia itu, yang dapat terealisasi melalui sistim pemberian ujian-ujian. Sebagaimana dewasa ini dalam berbagai sistim pendidikan, diberlakukan pula berbagai ujian yang terus menerus, baik mingguan, bulanan dan tahunan, untuk memotivasi usaha para pelajar dalam menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan mereka.

 

Dalam sistim pendidikan ilahi pun, setiap orang yang melakukan amal perbuatan yang lebih baik, maka dia akan mendapatkan kedudukan yang lebih baik pula. Tolok ukur kelulusan dalam ujian ilahi ialah amal perbuatan yang dilakukan atas dasar pengetahuan dan keikhlasan. Sudah barang tentu setiap ujian, akan berakhir dengan lulusnya sejumlah orang dan gagalnya sejumlah lain. Hasil ujian hidup ini akan diumumkan di dunia yang lain, dan sesuai dengan hasil tersebut, setiap orang akan menerima hadiah amal baiknya atau menerima balasan amal buruknya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sekalipun dengan kekuasaan-Nya, Allah mampu menciptakan segala sesuatu dalam sekejap dan satu waktu, akan tetapi hikmah Allah menuntut penciptaan secara bertahap.

2. Kualitas dan mutu amal perbuatan lebih penting dari pada kuantitas dan jumlahnya. Dengan kata lain, amal perbuatan yang sedikit tapi bermutu dan bernilai tinggi, lebih berharga daripada amal yang banyak tapi semuanya rendah dan tidak bernilai.

 

Ayat ke 8

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ«┘æ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘ì ┘à┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Å┘êÏ»┘ÄÏ®┘ì ┘ä┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘å┘æ┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ¡┘ÆÏ¿┘ÉÏ│┘Å┘ç┘Å Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘ç┘É┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘à┘ÄÏÁ┘ÆÏ▒┘Å┘ê┘ü┘ïϺ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏ¡┘ÄϺ┘é┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ Ï¿┘É┘ç┘É ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘ç┘ÆÏ▓┘ÉϪ┘Å┘ê┘å┘Ä (8)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata: "Apakah yang menghalanginya?" lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya. (11:8)

 

Para nabi selalu memberi peringatan kepada manusia, bahwa pelanggaran dan perbuatan dosa akan mengundang kemurkaan Allah di dunia ini. Akan tetapi para pendosa yang dikuasai oleh kebodohan dan kesombongan, bukannya memperhatikan semua peringatan tersebut, mereka justru mentertawakan dan meremehkannya. Dalam ayat ini Allah Swt berkata bahwa jika Dia menunda kedatangan azab oleh karena rahmat dan kasih sayang-Nya, bukan berarti azab tersebut tidak ada. Tapi para pendosa ini pasti akan tertimpa azab di dunia ini, dan sesuatu yang mereka lecehkan itulah yang akan menimpa mereka.

 

Tentu saja penundaan turunnya azab memberi kesempatan kepada para pendosa untuk bertaubat dan sebagian dari mereka mendapat kesempatan emas tersebut melalui jalan ini. Sementara sebagian yang lain tetap saja dalam kebodohan dan kesombongan, sehingga mengabaikan kesempatan yang diberikan. Karena bagaimanapun, kesempatan bertaubat ini terbatas dan jika waktunya sudah habis maka pintu-pintu taubat pun akan tertutup dengan rapat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kesempatan dan batas waktu yang diberikan oleh Allah Swt merupakan suatu kesempatan bagi para pendosa untuk menebus kesalahan dan dosa-dosa masa lalu.

2. Menghina, mengejek dan memperolok-olok merupakan cara yang ditempuh oleh orang-orang kafir dalam menghadapi akidah dan keyakinan Islam. Karena orang-orang Kafir tidak akan mampu menghadapi logika  dan argumen orang-orang Mukmin yang kokoh.

Senin, 24 Februari 2014 19:35

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 1-5

Surat Hud diturunkan pada tahun-tahun terakhir kehadiran Nabi Saw di Mekah. Ayat-ayat surat ini menjelaskan dengan gamblang sejarah para Nabi terdahulu, khususnya Nabi Nuh as dan Nabi Muhammad Saw, serta para pengikutnya yang diseru untuk tetap teguh dan istiqamah dalam menghadapi para penentang dan orang-orang kafir. Setelah Nabi Nuh as, Nabi Hud as diutus ke tengah-tengah kaum Aad. Beliau juga menyeru umatnya untuk menyembah Allah Swt dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa, sebagaimana yang telah dijelaskan pada ayat 50  hingga 60 surat Hud. Kemudian dalam surat ini juga ada catatan dialog yang terjadi antara Nabi Hud as dan kaumnya, serta dijelaskan pula akibat yang ditanggung oleh Kaum Aad tersebut.

 

Ayat ke 1-2

 

Ϻ┘äÏ▒ ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘î Ïú┘ÅÏ¡┘Æ┘â┘É┘à┘ÄϬ┘Æ Ïó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘Å┘ç┘ŠϽ┘Å┘à┘æ┘Ä ┘ü┘ÅÏÁ┘æ┘É┘ä┘ÄϬ┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ┘ä┘ÄÏ»┘Å┘å┘Æ Ï¡┘Ä┘â┘É┘è┘à┘ì Ï«┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘ì (1) Ïú┘Ä┘ä┘æ┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘å┘É┘è ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ┘å┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘î ┘ê┘ÄÏ¿┘ÄÏ┤┘É┘èÏ▒┘î (2)

 

Artinya:

Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu. (11: 1)

 

Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya. (11:2)

 

Surat Hud seperti 28 surat al-Quran yang lainnya, dimulai dengan huruf-huruf muqath-tha'ah yakni huruf-huruf terpotong, yang menjelaskan dengan sempurna bahwa al-Quran itu mukjizat Allah yang abadi. Seolah-olah dengan menggunakan huruf muqatha-tha'ah ini, Allah Swt menyatakan, "Aku menggunakan huruf hijaiyah yang kalian pakai dalam berbicara. Akan tetapi meski huruf-huruf tersebut telah kalian pakai untuk berbicara dan menulis, tak seorang pun dari kalian yang mampu mendatangkan satu surat pun yang seperti surat al-Quran."

 

Pada seluruh ayat-ayat al-Quran terdapat ruh dan semangat tauhid yang mendominasi dan termanifestasikan dalam berbagai ayat kitab suci ini. Al-Quran juga mengandung pengetahuan, suri tauladan, dan hukum-hukum secara terperinci. Ayat-ayat al-Quran tidak akan bisa disimpangkan dan diselewengkan, sehingga tidak ada jalan untuk meragukan tentang kebenaran isi seluruh ayat-ayatnya yang jelas, tegas, dan kokoh.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Al-Quran adalah kitab undang-undang Allah. Al-Quran telah menjelaskan hakikat kebenaran dan Allah Swt berdasarkan kekuasaan dan pengetahuan-Nya yang tak terbatas telah menetapkan undang-undang ini untuk manusia.

2. Filsafat turunnya kitab-kitab samawi adalah dalam rangka menyeru dan membersihkan masyarakat dari syirik menuju kepada tauhid.

3. Metode tabligh yang dilakukan oleh para Nabi adalah memberi peringatan dan berita gembira, atau memberi kabar tentang harapan dan hukuman.

 

Ayat ke 3-4

 

┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘É ÏºÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä Ï¬┘Å┘êÏ¿┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘è┘Å┘à┘ÄϬ┘æ┘ÉÏ╣┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϬ┘ÄϺÏ╣┘ïϺ Ï¡┘ÄÏ│┘Ä┘å┘ïϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘à┘ÅÏ│┘Ä┘à┘æ┘ï┘ë ┘ê┘Ä┘è┘ÅÏñ┘ÆÏ¬┘É ┘â┘Å┘ä┘æ┘Ä Ï░┘É┘è ┘ü┘ÄÏÂ┘Æ┘ä┘ì ┘ü┘ÄÏÂ┘Æ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘ê┘ÆÏº ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ü┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘ì (3) ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘ÄÏ▒┘ÆÏ¼┘ÉÏ╣┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘é┘ÄÏ»┘É┘èÏ▒┘î (4)

 

Artinya:

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (11: 3)

 

Kepada Allah-lah kembalimu, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (11: 4)

 

Di samping mengajak manusia kepada tauhid, para Nabi juga menyeru mereka untuk bertaubat kepada Allah atas dosa-dosa masa lalu mereka. Dengan bertaubat, akan terbuka jalan bagi mereka untuk memperoleh anugerah dan kemuliaan dari Allah. Pengaruh iman dan taubat yang dimiliki oleh orang-orang Mukmin tidak hanya berguna pada Hari Kiamat, melainkan juga akan mereka rasakan di dunia ini. Orang-orang yang bertaubat akan mendapatkan kehidupan yang baik, sejahtera, dan bahagia di dunia. Sebaliknya, mereka yang keras kepala dan acuh tak acuh terhadap kebenaran, menolak untuk bertaubat atas kesalahan dan dosa-dosa masa lalu mereka akan selalu dirundung kekhawatiran dan kegelisahan. Mungkin saja secara sepintas terlihat bahwa mereka itu hidup senang dan bermewah-mewah, namun sesungguhnya mereka tengah tersiksa dan kelak di Hari Kiamat mereka juga akan mendapati siksa dan balasan yang sangat menyakitkan.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Bimbingan dan pendidikan terhadap orang-orang yang menyeleweng merupakan salah satu tugas para nabi utusan Allah.

2. Kehidupan yang baik dan sejahtera tetap menjadi perhatian Islam, sehingga dengan demikian akan memudahkan orang untuk bertaubat dan memperkokoh tauhid.

 

Ayat ke 5

 

Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘ÄϽ┘Æ┘å┘Å┘ê┘å┘Ä ÏÁ┘ÅÏ»┘Å┘êÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘É┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ«┘Æ┘ü┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ Ï¡┘É┘è┘å┘Ä ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘ÆÏ┤┘Å┘ê┘å┘Ä Ï½┘É┘è┘ÄϺϿ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ│┘ÉÏ▒┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ╣┘Æ┘ä┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î Ï¿┘ÉÏ░┘ÄϺϬ┘É Ïº┘äÏÁ┘æ┘ÅÏ»┘Å┘êÏ▒┘É (5)

 

Artinya:

Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (11: 5)

 

Kemunafikan merupakan salah satu aksi dan gerakan yang dapat mengancam kaum Muslimin. Sikap bermuka dua atau berbeda antara yang ada di dalam hati dengan apa yang diucapkan atau dilakukan, dapat menghantarkan umat manusia kepada jurang kesesatan. Ayat kelima surat Hud ini menyinggung perbuatan orang-orang Munafik itu. Ayat ini menceritakan bagaimana gerak-gerik mereka untuk menutup-nutupi jati diri mereka yang sesungguhnya penuh dendam kepada kaum Mukminin. Secara lahiriah, mereka menampakkan diri sebagai orang baik dan penuh persahabatan terhadap kaum orang-orang mukmin. Namun, Allah Swt Maha Mengetahui. Allah Swt melalui ayat ini mengatakan, "Sesungguhnya di sisi Allah segala yang terang dan tersembunyi tidak ada bedanya, bahkan Allah telah mengetahui dengan gamblang apa yang ada dalam pikiran dan hati mereka.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Orang-orang yang melakukan konspirasi terhadap agama Islam dan ajaran suci Allah ini, tidak akan mampu menyembunyikan sesuatu pun dari pandangan Allah Yang Maha Mengetahui.

2. Allah Swt Maha Mengetahui segala urusan yang gaib. Kita umat manusia tidak bisa mengetahui apa yang tersembunyi pada jalan pikiran dan hati orang lain, namun Allah Swt selalu Mengetahuinya.

Senin, 24 Februari 2014 19:22

Manuver Militer Amerika-Korea Selatan

Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai latihan militer bersama tahunan di perairan Semenanjung Korea pada hari Senin (24/2) meskipun ada protes keras dari Korea Utara.

 

Latihan rutin dengan sandi "Key Resolve" dan "Foal Eagle" ÔÇô yang dikecam oleh Korut sebagai latihan untuk invasi ÔÇô akan berlangsung hingga tanggal 18 April dan melibatkan total 12.700 tentara Amerika dan sejumlah besar pasukan Korsel. Ini merupakan salah satu latihan militer terbesar yang dilakukan oleh kedua negara.

 

Korut telah memperingatkan AS dan Korsel agar menunda latihan militer di kawasan. Pyongyang mendesak penundaan latihan gabungan sampai setelah reuni keluarga kedua Korea selesai pada hari Selasa, namun Seoul menolak permintaan itu.

 

Amerika juga bersikeras untuk tetap melaksanakan latihan militer dengan Korsel dan negara itu tidak bersedia untuk membatalkan kegiatan tersebut bahkan jika kondisi hubungan kedua Korea membaik.

 

Sejumlah pengamat percaya bahwa AS mengincar beberapa tujuan dengan menggelar manuver militer rutin dengan sekutu-sekutunya. Meskipun Washington berdalih bahwa latihan itu hanya untuk mempertahankan kesiapan pasukan kedua negara dalam menghadapi serangan potensial dari Korut, namun Amerika sebenarnya ingin memamerkan peralatan-peralatan tempur barunya dan juga menegaskan superioritasnya di wilayah Asia Timur.

 

Dalam kondisi sekarang, kehadiran Amerika di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara menghadapi tantangan serius di tengah pertumbuhan kekuatan ekonomi Cina dan ASEAN. Oleh karena itu, Washington berusaha menutupi kelemahan itu dengan mengandalkan kekuatan militernya.

 

Amerika juga ingin memiliterisasi wilayah tersebut dan menciptakan ketegangan di sana serta mendorong negara-negara regional pada perlombaan senjata sehingga bisa menjual produk-produk industri militernya.

 

Pada dasarnya, rakyat dan para aktivis politik Korsel telah meminta pemerintah untuk menjaga jarak dari Amerika dan bergabung dengan Cina serta negara-negara lain di kawasan guna memperbaiki hubungan kedua Korea dan memacu pertumbuhan ekonomi mereka.

 

Akan tetapi, pemerintah Seoul lebih tertarik untuk melanjutkan kerjasama ekonomi dan militer dengan Washington. AS juga memandang Korsel sebagai mitra terpenting untuk memajukan program-program militer Pentagon di wilayah itu. Sebab, kehadiran Korsel bersama Jepang, Australia, Filipina, dan Indonesia akan menyempurnakan strategi untuk mengisolasi Cina.

 

Dengan cara itu, Amerika akan semakin dekat dengan tujuannya yaitu menghalau pengaruh Cina di Asia Timur. Sejalan dengan itu, AS mendukung pemerintah Jepang untuk membuat perubahan dalam kebijakan militernya dan mendorong Filipina untuk meningkatkan pembelian peralatan militer dari AS.

 

Secara umum, Washington masih mengadopsi pola pikir Perang Dingin dan ingin mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi dengan mengandalkan kekuatan militer.

Pemerintah Yordania membantah berita yang beredar mengenai dukungan Amman terhadap rencana serangan ke Suriah.

 

Sebelumnya berbagai media mengkonfirmasikan berkumpulnya kelompok teroris dukungan Amerika Serikat dan sejumlah negara kawasan termasuk Arab Saudi untuk memulai serangan luas dari Provinsi Daraa, selatan Suriah yang berbatasan dengan Yordania.

 

Menurut laporan berbagai sumber, Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammed al-Momani saat mereaksi berita yang tersebar terkait rencana baru Amerika dan Arab Saudi untuk memanfaatkan 35 ribu teroris bersenjata menyerang Damaskus, ibukota Suriah menandaskan, Yordania tidak memiliki kepentingan dari pengobaran kekerasan di Suriah dan akan mengontrol perbatasannya dengan Damaskus.

 

Jubir pemerintah Yordania seraya menyatakan kekhawatirannya terkait tersebarnya berbagai laporan mengenai kehadiran kelompok radikal di dekat perbatasan negara ini menekankan, "Pemerintah Yordania mendukung penemuan solusi politik bagi krisis Suriah."

 

Menteri Dalam Negeri Yordania, Hussein Al-Majali dalam reaksinya atas berita keberadaan kelompok bersenjata dukungan Barat dan sekutu kawasannya di perbatasan Yordania dan Suriah mengatakan, "Militer Yordania tidak akan mengizinkan anasir bersenjata dan kelompok teroris memasuki Suriah melalui perbatasan ini."

 

Mendagri Yordania seraya menekankan dampak negatif krisis Suriah bagi pengawasan perbatasan Yordania menjelaskan, pemerintah Amman akan mengerahkan seluruh upayanya untuk mengontrol perbatasan.

 

Sementara itu, terdapat indikasi kuat dan nyata akan partisipasi Yordania dan Amerika Serikat dalam memusuhi Suriah pasca berakhirnya Konferensi Jenewa 2. Membantu relokasi para teroris dan senjata dari wilayah Yordania ke medan tempur di selatan Suriah merupakan bagian utaam dari strategi bersama Amman-Washington.

 

Di sisi lain, pejabat keamanan Amerika Serikat dan Eropa baru-baru ini berbicara mengenai diratifikasinya rencana rahasia di Kongres Amerika untuk memberi suplai dana dan pengiriman senjata bagi kelompok teroris di Suriah melalui Yordania.