کمالوندی

کمالوندی

Minggu, 22 Oktober 2023 18:56

Kehancuran dari Dalam

 

Ini adalah pekan kedua serangan berturut-turut rezim Zionis terhadap lebih dari dua juta penduduk Gaza yang diblokade, dan serangan ini semakin gencar dan luas.

Israel juga menorehkan namanya dalam sejarah sebagai pelaku Holocaust abad dengan menjatuhkan bom satu ton hadiah Amerika ke Rumah Sakit Al Ahli Baptist di Jalur Gaza. Sementara Amerika Serikat juga tercatat sebagai mitra kejahatan Israel dan Netanyahu, baik dengan veto terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB atau pun melalui kunjungan Presiden Joe Biden ke Tel Aviv.

Penjajah Zionis Selasa malam lalu dalam sebuah aksi kriminal dan kejahatan membombardir RS Al Ahli Baptist di Jalur Gaza dan menggugurkan lebih dari seribu warga tertindas Palestina termasuk ratusan anak-anak.

Serangan brutal Zionis ke RS Al Ahli Baptist di Gaza, serta pembantaian sadis perempuan dan anak-anak serta pria merupakan kejahatan perang terbesar dan holocaust abad.

Menyusul kejahatan mengerikan rezim penjajah al-Quds terhadap RS Al Ahli Baptist di Jalur Ghaza, kantor media pemerintah di Gaza mengumumkan, kejahatan yang dilakukan Israel terhadap RS Al Ahli sebuah holocaust sejati dan kejahatan abad 21.

Kepala-kepala yang terpotong dan badan yang hancur anak-anak, serta badan tanpa tangan, kaki atau kepala bercampur menjadi satu, seluruhnya adalah gambar yang sulit diterima dan akhir zaman hasil dari kejahatan bersejarah Zionis di RS Al Ahli Baptist di Jalur Gaza.

Para korban ini tengah berada di rumah sakit tersebut untuk berobat, atau mengingat hukum internasional, mereka menganggap akan aman dari serangan rezim Zionis.

Menurut keterangan Departemen Kesehatan Palestina, seluruh korban serangan brutal Zionis ke RS Al Ahli di Gaza adalah warga sipil.

Sepanjang sejarah, negara-negara yang tengah berperang seluruhnya mematuhi hukum internasional paling minim, termasuk tidak menyerang rumah sakit dan balai pengobatan, tapi rezim Israel tidak mematuhi hukum mana pun, dan menyusul respon komunitas global, Tel Aviv ingin melepaskan diri dari tanggung jawab serangan tersebut.

Seakan-akan Zionis berargumentasi dengan Talmud untuk melakukan kejahatannya, di mana di kitab tersebut ditulis, "Selain Yahudi, meski mereka orang baik dan saleh, tapi tetap harus dibunuh."

Salah satu karakteristik operasi Badai Al Aqsa adalah sejak awal operasi tingkat korban, baik korban terbunuh, atau terluka, maupun tawanan perang, seluruhnya menguntungkan Palestina. Oleh karena itu, salah satu tujuan Zionis sejak awal adalah membuat korban sebanyak-banyaknya dari pihak Palestina, sehingga keseimbangan akan berubah menguntungkan mereka.

Untuk mencegah refleksi kejahatannya di Gaza, yang nantinya dapat menjadi dokumen untuk mengutuk para pejabat militer dan politik rezim ini, terutama anggota kabinet ekstrem Netanyahu, rezim Zionis sengaja menyasar jurnalis, sehingga lebih dari 18 jurnalis dari media berbeda telah dibunuh.

Dengan demikian, untuk mengambil lebih banyak korban di pihak Palestina, kabinet Netanyahu yang ekstrem dan sayap kanan, selain menggunakan bom berat dan pembakar, juga dengan sengaja menargetkan para penyelamat dan pada saat yang sama mencegah masuknya fasilitas dan peralatan medis ke Gaza.

Meskipun jumlah korban warga Palestina kini telah mencapai beberapa kali lipat jumlah korban di Israel, baik rezim Zionis maupun pendukung Baratnya tidak puas dengan hal ini.

Selama beberapa hari terakhir, rezim Zionis telah menuntut kepergian lebih dari satu juta penduduk Jalur Gaza utara dari daerah ini guna mempersiapkan serangan darat di Jalur Gaza, namun karena penduduk Gaza menolak untuk meninggalkan wilayah ini, dan pada saat yang sama Mesir tidak mengizinkan mereka memasuki wilayahnya, oleh karena itu, rezim pembantai anak ini sengaja menyerang rumah sakit Al Ahli Baptist untuk memaksa warga Gaza keluar dari daerah ini.

Menurut Statuta Roma, ada empat tindakan kriminal atau kejahatan internasional yang termasuk dalam yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional, yang meliputi genosida, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi.

Seluruh bukti dari empat kejahatan ini termanifestasi dalam serangan dua pekan lalu rezim Zionis.

Petinggi Zionis dengan terang-terangan menggunakan kata-kata atau mengambil sikap yang masuk dalam kewenangan ICC, dan jika ada tekad politik, maka mereka dapat diajukan ke meja hijau.

Selain itu, negara-negara Islam dapat membentuk pengadilan khusus untuk menindaklanjuti kejahatan rezim Zionis Israel.

Pengusiran duta besar Israel dari negara-negara Islam dan Arab, boikot produk Amerika dan Israel serta negara Barat lainnya yang menciptakan zona aman bagi berlanjutnya kejahatan di Gaza, termasuk langkah efektif lainnya di bidang ini.

Berdasarkan hal tersebut, Menteri Luar Negeri Iran, dalam pertemuan luar biasa Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait Palestina yang diselenggarakan di Jeddah pada hari Rabu dengan dihadiri para menteri luar negeri dari 57 negara Islam dari berbagai benua, mengajukan empat usulan antara lain: memutuskan hubungan negara-negara Islam dengan rezim Zionis, boikot total terhadap rezim ini, pengiriman tim pencari fakta Islam dan mengadakan pengadilan kejahatan perang atas kejahatan Zionis kepada anggota OKI untuk mengambil keputusan yang menentukan.

Meskipun sebagian dari cakupan dan intensitas tindakan rezim Zionis terhadap warga sipil Gaza berasal dari sifat rasis rezim ini dan pendekatan kabinet Netanyahu yang ekstremis dan sayap kanan, namun sebagian lagi berasal dari kelambanan negara- organisasi dan lembaga internasional serta regional, serta pendekatan ganda pemerintah Barat, yang membuka zona aman bagi berlanjutnya kejahatan israel dengan memveto resolusi yang diusulkan.

Dalam hal ini, meskipun Dewan Keamanan PBB mengadakan dua pertemuan dalam dua minggu terakhir setelah dimulainya babak baru serangan rezim Zionis di Gaza, kedua pertemuan tersebut tidak berhasil karena veto AS, sementara itu, isi resolusi tersebut sepenuhnya bersifat kemanusiaan dan berdasarkan prinsip dan hukum internasional, menekankan perlunya membantu warga sipil yang berada di bawah pengepungan Israel.

Tor Wennesland, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Rabu waktu setempat: Ini adalah salah satu momen tersulit yang dihadapi rakyat Israel dan Palestina dalam 75 tahun terakhir. Kita berada di tepi jurang yang dalam dan berbahaya yang dapat mengubah arah konflik Israel-Palestina, serta seluruh kawasan. Risiko meluasnya konflik “sangat nyata dan sangat berbahaya.”

Pada mulanya alasan veto terhadap rancangan resolusi pertama dianggap karena presentasi Rusia, namun veto terhadap rancangan resolusi yang diajukan Brazil menunjukkan bahwa negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Biden sendiri, sepenuhnya bermain di lapangan Netanyahu demi kebutuhan internal mereka sendiri, seperti menutupi ketidakmampuan menghadapi operasi al-Aqsa atau menciptakan persatuan internal ilusi untuk membendung perpecahan internal, ia telah menempatkan pembunuhan yang disengaja dan pembantaian serta pemindahan paksa lebih dari sekedar dua juta penduduk Jalur Gaza dalam agenda tersebut dan hal itu dilakukan dengan segala cara, bahkan jika dia harus melakukan kejahatan perang.

Resolusi yang diusulkan oleh Brasil mendapat suara dari 12 negara, Albania, Brasil, Cina, Ekuador, Prancis, Gabon, Ghana, Jepang, Malta, Mozambik, Swiss, dan Uni Emirat Arab, satu suara menentang Amerika Serikat, dan dua negara, Rusia dan Inggris, juga abstain.

Dengan hasil suara menentangnya, Amerika memveto resolusi yang menyerukan “jeda kemanusiaan” untuk mengirimkan bantuan penting kepada jutaan orang di Gaza.

Di sisi lain, Joe Biden yang sebelumnya menolak bertemu dengan Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, tapi akhirnya perdana menteri Israel ini melakukan sesuatu yang memaksa Biden menangguhkan seluruh aktivitasnya dan di usianya yang tua terpaksa berkunjung ke bumi Palestina pendudukan.

Kunjungan ini digelar ketika Israel menggunakan bom satu ton hadiah dari Amerika untuk membantai warga sipil yang berlindung di Rumah Sakit Al Ahli Baptist. Warga ini setelah mendengar jaminan Israel menganggap akan aman dari serangan udara rezim ilegal ini. Selain itu, berdasarkan prinsip dan hukum internasional, serangan terhadap warga sipil dan pusat-pusat publik seperti rumah sakit adalah sebuah kejahatan perang.

Meski demkian mengingat standar ganda yang menguasai lembaga internasional, dan juga karena dukungan pemerintah Barat khususnya AS, kejahatan rezim Zionis tidak pernah dikejar atau diadili. Oleh karena itu, Israel dengan tenang dan kian berani melakukan kejahatan. Dari sudut pandang ini, maka sebagian tanggung jawab kejahatan Israel berada di pundak pemerintah Barat dan otoritas politik serta keamanan internasional seperti Dewan HAM dan juga otoritas internasional seperti Pengadilan Kriminal Internasional.

Presiden Amerika dalam pidatonya di akhir kunjungannya ke bumi Palestina pendudukan mengonfirmasi kesepakatan Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, tapi Reuters mengutip kantor Netanyahu menulis bahwa masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza tidak mungkin tanpa pembebasan para sandera (tawanan Zionis).

Presiden Amerika juga mengatakan, "Kami tidak akan bersikap netral terhadap peristiwa 7 Oktober. Apa yang terjadi di Israel (Wilayah Pendudukan Palestina) adalah 15 kali lipat dari apa yang terjadi pada 11 September. Orang Israel dan Amerika disandera. Saya akan mendorong Kongres untuk meningkatkan bantuan, termasuk senjata, kepada Israel."

Dalam hal ini, kunjungan Biden ke Palestina pendudukan, di tengah-tengah pembantian besar-besaran warga Gaza, khususnya anak-anak dan perempuan, bukan saja mengubah Amerika menjadi mitra kejahatan Netanyahu, karena bukan saja pembantaian dengan Jet tempur F-16 dan bom satu ton Amerika, bahkan kunjungan ini akan mendorong rezim Zionis melanjutkan kejahatan dan melancarkan serangan darat untuk menghancurkan total Jalur Gaza. Dari sudut pandang ini, sepertinya hasil dari kunjungan Biden ke Israel adalah berlanjutnya serangan Zionis dan kian gencarnya brutalitas rezim penjajah Al Quds.

Selasa, 24 Oktober 2023 18:56

Imam Hasan Askari, Hujjah Tuhan ke-11

 

Momen penting dalam kehidupan Imam Hasan Askari as adalah kelahiran putra beliau. Berita gembira sampai ke telinga masyarakat bahwa orang yang akan membebaskan dunia dari penindasan dan ketidakadilan adalah putra Imam Askari tersebut. Ia tidak lain adalah juru selamat umat manusia yang kebangkitannya akan menghapus penindasan di muka bumi. Oleh karena itu, Dinasti Abbasiah mencemaskan kelahiran putra Imam Askari itu.

Imamah dalam terminologi Islam adalah kelanjutan risalah kenabian Nabi Muhammad Saw. Maka tidak diragukan dengan mengikuti ajaran agung ini, umat Islam akan terlindung dari berbagai bahaya dan ancaman, sehingga bisa mengelola urusannya dengan baik. Karena itu pula atas dasar hikmah-Nya dan kebutuhan manusia akan pemimpin, Allah Swt mengangkat para Imam sebagai hujjah-Nya di muka bumi. Hujjah secara etimologi bermakna bukti, dalil atau argumen. Al Quran, akal, nabi dan para penggantinya, begitu juga ulama yang membimbing masyarakat, adalah hujjah Tuhan bagi manusia.

Imam Ali as berkata, bumi tidak akan pernah kosong dari hujjah Tuhan, baik yang kasatmata dan dikenal, maupun yang tersembunyi dari pandangan manusia. Rahasia Ilahi diserahkan kepada mereka dan barangsiapa yang berada dalam lindungannya, maka ia berdiri di jalan kebenaran. Mereka adalah khazanah ilmu Ilahi dan penjaga agama-Nya. Mereka layaknya gunung yang menjulang tinggi sehingga Islam kokoh karena keberadaannya.    

Hari ini di tahun 232 Hijriah, di kota Madinah, Imam Hasan Askari as terlahir ke dunia. Di masa kanak-kanak atas paksaan Khalifah Bani Abbas, ia bersama ayahnya Imam Hadi as harus meninggalkan Madinah dan tinggal di kota Samarra, pusat kekuasaan Dinasti Abbasiah kala itu. Meski hidup tidak lebih dari 28 tahun, namun Imam Askari banyak mewariskan ajaran luhur Islam.

Dalam riwayat disebutkan bahwa Imam Askari memiliki perangai yang penuh kasih sayang dan kelembutan. Beliau memiliki daya tarik akhlak yang begitu kuat sehingga setiap orang yang melihat wajahnya akan terpengaruh. Sejarah mencatat ada orang-orang yang menjauhi Imam Askari karena tidak mengenalnya, namun setelah bertemu dengan beliau, berubah total dan menjadi sahabat setia beliau. Di antaranya cerita tentang dua petugas penjara paling bengis yang ditugaskan untuk menyiksa Imam Askari. Ketika Imam Askari berada dalam penjara Khalifah Abbasi, para tahanan terpengaruh perkataan Imam karena sering bertemu dengan beliau dan mengalami perubahan yang luar biasa dalam dirinya.  

Masa kepemimpinan Imam Askari berlangsung sekitar enam tahun dan sebagian besar waktunya dihabiskan dalam pengasingan dan penjara. Imam Askari hidup sezaman dengan tiga khalifah Bani Abbas, Mu'taz, Muhtadi dan Mu'tamid. Di masa tirani Bani Abbas yang begitu keras, Imam Askari punya sangat sedikit kesempatan untuk membuka kelas atau diskusi. Beliau bahkan sangat kesulitan untuk berhubungan langsung dengan masyarakat atau para pencari kebenaran. Oleh karena itu Imam Askari menggunakan berbagai metode, terutama lewat surat menyurat, untuk menjelaskan ajaran Islam.

Ali bin Muhammad Al Maliki yang lebih dikenal dengan Ibnu Shabag, salah satu intelektual terkemuka Islam terkait Imam Askari berkata, dia satu-satunya di masanya, tidak ada yang mampu menandinginya. Dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaannya, ia menyelesaikan satu persatu permasalahan masyarakat. Begitu juga dengan kekuatan pemikirannya, ia mengungkap kebenaran. Para sejarawan sepakat bahwa Imam Askari adalah mata air pengetahuan dan makrifat Ilahi. Beliau adalah orang paling berpengetahuan di zamannya. Ilmu beliau di berbagai bidang, baik ilmu aqli maupun naqli, tidak ada bandingannya.

Masa keimamahan Imam Askari termasuk masa paling penuh kekacauan di tubuh pemerintahan Bani Abbas. Ketidakcakapan khalifah dan pertikaian di antara pejabat istana, ketikdapuasan masyarakat dan kebangkitan berkelanjutan serta menyebarnya pemikiran menyimpang, di antara faktor gejolak politik dan sosial di masa itu. Para penguasa menjajah masyarakat dan membangun istana-istana mewah dan megah dengan uang rakyat, dan sama sekali tidak mempedulikan penderitaan mereka.

Imam Askari meski berada dalam lingkaran penjagaan ketat penguasa Abbasi, kekacauan situasi sosial dan pendeknya masa keimamahan beliau, namun berhasil mendidik sejumlah murid unggul yang masing-masing memberikan sumbangan berharga dalam penyebaran budaya dan ajaran hakiki Islam. Jumlah murid beliau mencapai lebih dari ratusan orang termasuk beberapa murid unggul. Di masa Imam Askari, kota-kota dan daerah seperti Kuffah, Baghdad, Nesyabur, Qom, Khorasan, Yaman, Rey, Azerbaijan dan Samarra adalah pusat-pusat konsentrasi penting Syiah kala itu.

Dalam menyebarkan budaya Syiah dan ilmu pengetahuan, Imam Askari menulis banyak surat untuk masyarakat seperti surat beliau untuk Syiah di Qom dan Nesyabur. Imam Askari juga menulis sejumlah buku untuk menyebarluaskan ajaran Islam dan menjaga benteng akidah. Salah satunya adalah tafsir sebagian surat Al Quran. Buku lain yang ditulis Imam Askari mencakup fikih dan seputar masalah halal haram. Beliau selalu memberikan apresiasi tinggi kepada para penulis dan pembuat karya ilmiah yang menyebabkan tersebarluasnya ilmu pengetahuan dan tumbuhnya kesadaran di tengah masyarakat.

Para penguasa Bani Abbas merasa cemas dengan kelahiran putra Imam Hasan Askari karena mereka mendengar hadis-hadis tentang kelahiran Juru Selamat dunia itu. Hadis-hadis yang menyebutkan bahwa pengganti Nabi Muhammad Saw berjumlah 12 orang dan semuanya berasal dari Quraysh, banyak ditulis dalam sumber-sumber hadis Ahlu Sunnah. Begitu juga kalimat seperti Mahdi dari Quraysh atau Mahdi salah satu putra Fathimah, dijelaskan di banyak sumber hadis terpercaya Ahlu Sunnah.

Oleh karena itu, para penguasa Bani Abbas, mengontrol pergerakan Imam Askari dengan penuh kekhawatiran. Pasalnya, mereka mengetahui dengan baik bahwa Imam Askari adalah pengganti Nabi ke-11 dan itu berarti pertanda bahwa janji kemunculan Juru Selamat akan segera tiba.

Penjagaan Bani Abbas terhadap Imam Askari begitu ketat sampai-sampai mereka menetapkan jadwal khusus yang mengharuskan beliau hadir di pusat pemerintahan Bani Abbas di hari-hari yang telah ditentukan setiap pekan. Namun upaya keras Bani Abbas tidak mampu membendung kehendak Allah Swt dan Imam Mahdi af putra Imam Hasan Askari akhirnya terlahir ke dunia.

Imam Askari merahasiakan kelahiran putranya. Hal itu dilakukan agar musuh yang ingin membunuh beliau tidak mengetahuinya. Namun Imam Askari memberitahu sejumlah orang tertentu yang menjadi kepercayaannya terkait kelahiran Imam Mahdi, bahkan menunjukkan kepada sebagian mereka, sehingga masyarakat tidak akan kebingungan mengenal Imam Zamannya selepas kepergiannya.

Pasca kesyahidan Imam Askari, para sahabat sepakat bahwa Imam Mahdi adalah pengganti Imam terdahulu yang telah ditetapkan Allah Swt. Satu lagi langkah terukur Imam Askari adalah membangun kesiapan masyarakat untuk menyambut masa keghaiban, karena ghaibnya Imam Mahdi adalah masalah yang tidak biasa dan memerlukan persiapan. Sebelum masa keghaiban, para pengikut dan sahabat Ahlul Bait as bisa bertemu langsung dengan Imam dan menyampaikan permasalahan serta pertanyaan mereka.

Tibanya masa keghaiban membuat masyarakat yang terbiasa berhubungan langsung dengan Imam Zaman mereka, berada pada situasi sulit yang tidak memungkinkan untuk bertemu langsung dengan Imamnya. Imam Askari harus mempersiapkan masyarakat menghadapi masa keghaiban, maka dari itu beliau mendidik sejumlah sahabat yang kelak ditugasi memikul tanggung jawab di masa keghaiban Imam Mahdi.

Imam Askari menganjurkan agar masyarakat menemui para fakih dan periwayat hadis Ahlul Bait as dan memperoleh penjelasan tentang ajaran hakiki Islam. Hadis Imam Mahdi ini contohnya, fakih yang menjaga diri dan kesuciannya serta menjaga agamanya, memerangi hawa nafsunya dan mematuhi perintah Allah Swt, maka masyarakat awam harus mengikuti dan bertaklid kepada mereka.

Salah satu karakteristik menonjol Imam Askari adalah tidak pernah tunduk pada penguasa zalim dan tekad kuat beliau untuk menyebarluaskan pemikiran dan ajaran hakiki Islam. Mu'tamid Abbasi, salah satu khalifah Bani Abbas mengakui kapasitas spiritual dan keilmuan Imam Askari. Ia menyaksikan sendiri bagaimana masyarakat mendahulukan Imam Askari dari orang lain.

Ia merasa berlanjutnya aktivitas Imam Askari dapat memperlemah fondasi pemerintahannya. Oleh karena itu, Mu'tamid memutuskan untuk membunuh Imam di saat beliau masih berusia 28 tahun. Lebih dari itu karena dari Imam Askari akan lahir seorang Juru Selamat yang akan membebaskan dunia dari penindasan dan memenuhinya dengan keadilan.

Imam Hasan Askari berkata, kami adalah perlindungan bagi orang-orang yang berlindung kepada kami dan cahaya bagi orang-orang yang mendambakan kesadaran dari kami. Orang-orang yang mencintai kami Ahlul Bait akan bersama kami di surga yang paling tinggi.

 

Pemerintahan rasis Netanyahu bahkan jika berhasil menghancurkan total Jalur Gaza dan mengusir seluruh penduduknya, tetap saja menjadi pecundang perang.

Kejahatan rezim Zionis menyerang sebuah rumah sakit di Jalur Gaza dan pembantaian sadis ratusan perempuan dan anak-anak serta pemuda Paelstina menjadi sebuah skandal bagi Barat, bukan Zionis saja. Esensi sejati dan rasis rezim Zionis telah terkuak bagi seluruh opini umum dunia. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, beberapa jam sebelum pemboman RS Al Ahli Al Arabi dalam akun X nya menulis, "Ini adalah konflik antara anak-anak terang dan anak-anak gelap, antara kemanusiaan dan hukum rimba."

Sebelumnya, Menteri Perang Israel mengatakan, "Kami berperang dengan hewan humanoid!" Terlepas dari semua pernyataan rasis ini, Amerika dan Eropa tetap mendukung rezim Zionis dan menyatakan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina sebagai pembelaan hak-hak Zionis. Mereka bahkan mengkriminalisasi ekspresi simpati terhadap Palestina, dan setiap pertemuan dan dukungan terhadap rakyat Palestina yang tertindas akan dihukum dengan hukuman penjara. Dukungan besar terhadap Zionis sebenarnya adalah berdiri bersama Israel dalam membunuh orang-orang yang terkepung di Gaza dengan bom Amerika. Pemerintahan Netanyahu yang rasis melakukan kejahatan besar dan membunuh ratusan wanita dan anak-anak di rumah sakit Al Ahli Al Arabi di bawah dukungan ini.

Tingkat keparahan kejahatan ini begitu besar dan mengejutkan sehingga dengan dipublikasikannya berita dan gambar pertama, gelombang kemarahan dan kebencian terhadap Zionis melanda seluruh dunia. Kedutaan besar Israel, Amerika, dan negara-negara Eropa adalah tempat berkumpulnya protes-protes ini. Di Amman, ibu kota Yordania, orang-orang membakar kedutaan besar rezim Zionis. Di Ankara, orang-orang Turki memanjat tembok kedutaan Zionis dan menduduki kedutaan pemerintah palsu Israel selama beberapa jam. Human Rights Watch (HRW) juga mengumumkan bahwa pembunuhan lebih dari 500 orang di rumah sakit Baptist di Gaza adalah kejahatan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Beberapa jam setelah pemboman rumah sakit Baptis di Gaza dan pembunuhan puluhan wanita dan anak-anak, Presiden AS Joe Biden tiba di Tel Aviv. Menurut surat kabar Guardian, sejak awal operasi Badai Al-Aqsa, "Biden mungkin adalah presiden paling Israel-Amerika sejak Bill Clinton yang meyakinkan Netanyahu tentang tindakannya dan berusaha untuk tidak menunjukkan sedikit pun perselisihan dengannya di opini publik.

Dua hari setelah pengeboman RS Al Ahli Al Arabi dan pembantaian puluhan wanita dan anak-anak, giliran Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berkunjung ke Tel Aviv dan mengumumkan dukungan total negaranya kepada Israel. Tidak ada yang lebih dari ini, yang diharapkan dari Inggris. Inggris menanam benih awal negara Israel palsu di Palestina, dan Israel adalah anak angkat Inggris. Israel dan pendukungnya di Eropa dan Amerika tidak hanya tidak memikul tanggung jawab atas pembunuhan massal di RS Al Ahli Baptist, namun mencoba menisbatkan kejahatan besar ini kepada kelompok jihad Palestina dalam perang psikologis.

Setelah operasi mengejutkan Hamas dalam menyerang kota-kota di sekitar Gaza, Zionis menyebarkan gambar-gambar palsu tentang pemenggalan kepala anak-anak yang dilakukan oleh pejuang Hamas sampai-sampai Joe Biden juga mengomentari kebohongan besar ini dan menunjukkan sifat kekerasan dari serangan Hamas di Gaza dan Ia menganggap hak Israel untuk membunuh warga sipil Palestina. Namun tak lama setelah komentar Biden, juru bicara Gedung Putih mengakui bahwa pemenggalan kepala anak adalah palsu. Sekali lagi, di Tel Aviv, Biden mengaitkan kejahatan di RS Al Ahli Al Arabi di Gaza dengan kelompok perlawanan Islam.

Sementara itu, Wall Street Journal mengumumkan bahwa bom yang menyerang rumah sakit Baptis di Gaza adalah bom MK-84 Amerika. Bom 84 MK merupakan bom jatuh bebas serba guna buatan Amerika Serikat yang memiliki berat sekitar satu ton dan memiliki daya hancur yang sangat tinggi. Wartawan BBC juga mengatakan, mengingat besarnya ledakan, sangat sulit untuk menganggapnya selain rudal Israel.

Respons pemerintah negara-negara Barat yang mengaku pendukung HAM terhadap serangan roket terhadap sebuah rumah sakit di Gaza menunjukkan bahwa hak asasi manusia hanyalah sebuah slogan. Jika klaim hak asasi manusia benar, teriakan dunia sekarang akan membuat telinga Israel tuli dalam menyerang rumah sakit Baptis di Gaza, namun hal ini tidak terjadi karena ini adalah kebohongan besar. Surat kabar "Financial Times" menulis bahwa beberapa pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya telah mengakui bahwa Barat telah menunjukkan kontradiksi dan standar ganda dalam klaimnya untuk mendukung hak asasi manusia terkait perang di Ukraina dan wilayah pendudukan.

Surat kabar berbahasa Inggris ini menyatakan,"Sebagian besar negara berkembang secara tradisional mempunyai pandangan untuk mendukung perjuangan Palestina dan memberi mereka hak untuk menentukan nasib sendiri dan menentang dominasi global Amerika Serikat, pendukung terpenting rezim Zionis." Pendapat surat kabar Financial Times tentang dukungan negara-negara berkembang dalam mendukung eksistensi negara Palestina adalah bagian dari realita yang mendominasi dunia. Saat ini, mendukung kaum tertindas di Palestina telah menjadi tren global. Dalam konteks ini, kita tidak boleh hanya memperhatikan sudut pandang pemerintah Barat dalam mendukung rezim Israel yang rasis. Bertentangan dengan pemerintah mereka, opini publik Barat menentang kejahatan Zionis di tanah Palestina yang diduduki.

Melihat gelombang demonstrasi dan konten media sosial menunjukkan bahwa, bertentangan dengan pandangan pemerintah Barat, opini publik menyadari sifat rasis Zionis di tanah Palestina yang diduduki. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar pemerintah negara-negara barat, terutama Jerman, Prancis dan beberapa negara lain, telah menerapkan hukuman bagi yang menyatakan simpati terhadap rakyat Palestina yang tertindas. Namun kriminalisasi ini tidak menghentikan ekspresi kemarahan opini publik di negara-negara Eropa dan Amerika dan masyarakat turun ke jalan.

Saat ini, variabel dalam konstelasi kekuasaan yang paling penting di dunia adalah kebangkitan opini publik di era revolusi industri keempat dengan ledakan informasi dan perluasan komunikasi. Tidak ada negara lain yang dapat mencapai tujuannya tanpa memperhatikan opini publik. Zionis selalu berusaha membenarkan pendudukan Palestina dan pengusiran warga Palestina dari tanah leluhurnya dengan berpura-pura menjadi korban Holocaust yang dilakukan Jerman. Pemerintah-pemerintah Eropa telah mempropagandakan segala keraguan mengenai sejauh mana pembunuhan orang-orang Yahudi dalam Holocaust dan penentangan terhadap Zionis sebagai anti-Semitisme dan telah menetapkan hukuman bagi para pengkritik dan pentang Zionis.

Pembantaian massal warga Gaza bukan saja skandal bagi Zionis, tapi juga bagi pemerintah Barat. Dan juga menarget para pengklaim pembela HAM di Barat. Membela HAM bagi mereka memiliki batasan. Garis merah pemerintah Eropa dan Amerika adalah membela HAM Zionis yang berkuasa dalam pemerintahan palsu Israel. Oleh karena itu, Zionis diijinkan untuk melakukan kejahatan apa pun, karena mereka mendapat dukungan dari Amerika dan pemerintah Eropa.

Pemerintah rasis Netanyahu bahkan jika berhasil menghancurkan total Jalur Gaza dan memaksa warganya mengungsi, tetap menjadi pecudang perang. Zionis selama 75 tahun berusaha mengusir total bangsa Palestina, tapi mereka tetap gagal meraih mimpinya. Kini arus muqawama di generasi kedua dan ketiga Palestina lebih kuat dari generasi sebelumnya. Generasi ini terlahir dengan membawa kebencian terhadap Zionis, dan dibesarkan dalam kebencian tersebut. Mereka tidak akan mundur dari cita-citanya, dan selama eksistensi ilegal Zionis tetap berdiri, cita-cita kebebasan Palestina akan tetap hidup. Pembantaian massal rakyat Palestina akan membuat motivasi dan tekad muqawama melawan Zionis semakin solid di banding dengan sebelumnya.

Minggu, 29 Oktober 2023 18:52

Mengapa Hamas Menyerang Israel ?

 

Seiring dengan berlanjutnya kejahatan rezim penjajah al-Quds terhadap warga Jalur Gaza, muncul pertanyaan, apa yang mendorong Hamas menyerang Israel ?

Pejuang al-Qassam, sayap militer Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan berhasil memberi kekalahan telak dan bersejarah kepada rezim ilegal ini. kelalahan ini yang bahkan menurut pengakuan pejabat Israel sebagai pelecehan bersejarah terhadap rezim ini telah mendorong Tel Aviv selama 18 hari melancarkan serangan total terhadap Jalur Gaza. Serangan brutal ini sampai kini telah menggugurkan sekitar 5800 warga Palestina dan di antara jumlah tersebut terdapat 2360 anak-anak dan 1292 perempuan.

Juru bicara Departemen Kesehatan Palestina menyatakan, saat ini sekitar 12 rumah sakit dan 32 balai pengobatan tidak lagi mampu memberi layanan, dan kami sangat khawatir lebih banyak rumah sakit dan balai pengobatan yang tidak akan mampu memberi layanan karena berlanjutnya serangan Israel dan habisnya bahan bakar.

Mengingat kejahatan rezim penjajah ini, muncul pertanyaan pada dasarnya apa alasan dan faktor yang mendorong Hamas menyerang Israel, dan sebab dilancarkannya operasi Badai al-Aqsa ?


Untuk menjawab pertanyaan ini, sejumlah faktor ini dapat disebut sebagai alasan utama operasi tersebut:

Pertama; Kinerja Israel terhadap Rakyat Gaza.

Rezim Zionis memblokade total Jalur Gaza sejak tahun 2007 hingga kini, sehingga daerah ini dikenal sebagai penjara terbuka terbesar dunia, dan Gaza selama 16 tahun ini mengalami krisis kemanusiaan terbesar. Selain itu, rezim Zionis telah memenjarakan lebih dari 6.000 warga Palestina, termasuk ratusan perempuan dan anak-anak, beberapa di antaranya berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Terlepas dari rencana perdamaian yang ada sehubungan dengan konflik dengan Palestina, rezim Zionis terus membangun permukiman dan berulang kali menduduki geografi Palestina, rezim Zionis telah mengusir penduduk negara ini dari rumah mereka. Selain itu, sejak tahun 2008, lebih dari 150.000 warga Palestina syahid atau terluka oleh rezim Zionis.

Kondisi ini semakin parah dalam satu tahun terakhir, karena kabinet ekstrim dan rasis berkuasa di bumi Palestina pendudukan, yang meyakini pengusiran rakyat Palestina dari bukan saja dari wilayah pendudukan, tapi juga dari Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta ingin menghapus identitas Islami Masjid Al Aqsa. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dalam hal ini mengatakan, penting bagi kita untuk memahami bahwa serangan Hamas dilancarkan bukannya tanpa alasan. Serangan Hamas bukan terjadi di ruang hampa, dan bangsa Palestina dijajah selama 56 tahun.

Kedua; Pengkhianatan PBB dan Kekuatan besar Dunia terhadap Palestina

Alasan lainnya adalah negara-negara besar dan PBB telah melakukan pengkhianatan terhadap Palestina. Padahal, salah satu alasan serangan Hamas terhadap rezim Zionis terkait dengan mekanisme struktur sistem internasional. PBB dan negara-negara besar dalam struktur ini berkomitmen untuk menciptakan perdamaian dan keamanan bagi Palestina, namun dalam praktiknya mereka berpihak pada salah satu pihak yang berkonflik, yaitu rezim Zionis.

Rencana kesepakatan abad dan normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim Zionis merupakan salah satu tanda dukungan sepihak negara-negara besar terhadap rezim Zionis. Pemerintah Amerika memimpin dukungan ini dan kini, ketika melancarkan perang melawan Gaza, secara resmi menyatakan bahwa waktu untuk gencatan senjata di Gaza belum tiba, sementara 5.800 warga Palestina telah syahid sejauh ini. Pola perilaku seperti ini menyebabkan masyarakat Palestina kecewa terhadap peran negara-negara besar dan PBB dalam menciptakan perdamaian dan menandai operasi penyerbuan Al-Aqsa.

Ketiga; Normalisasi Hubungan Negara-negara Arab dengan Israel

Faktor lainnya terkait proses normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim pendudukan Al-Quds. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan mediasi Amerika Serikat, beberapa negara Arab telah beralih ke normalisasi hubungan dengan rezim yang menduduki Yerusalem. UEA, Bahrain, Maroko, dan Sudan termasuk di antara negara-negara tersebut, dan dalam sebulan terakhir, isu normalisasi hubungan Arab Saudi dengan rezim Zionis telah diangkat dengan lebih serius, dan bahkan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman mengatakan bahwa kita sudah hampir mencapai normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.

Normalisasi hubungan berarti ditinggalkannya isu penting Palestina di dunia Arab, padahal dahulu kala pembelaan terhadap Palestina merupakan salah satu sumber legitimasi para penguasa dunia Arab. Degradasi posisi Palestina di dunia Arab menyebabkan semakin banyaknya kekerasan yang dilakukan Zionis terhadap warga Palestina dan menjadi faktor penting untuk dilakukannya operasi penyerangan Al-Aqsa.

Keempat: Putus Asa atas Perdamaian

Faktor keempat adalah masyarakat Palestina putus asa terhadap perdamaian yang paling minim sekalipun. Kelompok-kelompok Palestina menjadi percaya bahwa tidak hanya tidak ada kemungkinan perdamaian, tapi ini adalah kondisi yang menguntungkan bagi rezim Zionis, karena rezim ini sampai pada kesimpulan bahwa baik negara-negara Arab, negara-negara besar dunia, maupun PBB  secara praktis tidak mengambil tindakan apa pun terhadap kekerasan yang meluas dan terus berlanjut yang dilakukan olehnya.

“Hamas menyerang Israel karena tidak ada ‘harapan di masa depan’,” kata Shibley Telhami, seorang profesor di Universitas Maryland. Dia berkata,"Saya percaya bahwa kemungkinan negara Palestina merdeka sekarang jauh lebih rendah dibandingkan satu dekade lalu. Ada banyak sekali keputusasaan dan kelompok militan mengeksploitasi situasi ini karena tidak ada jalan damai."

Mengingat kondisi ini, pejuang al-Qassam sampai pada kesimpulan bahwa dengan melancarkan operasi Badai al-Aqsa dan memberi kekalahan paling berat baik militer maupun intelijen dalam sejarah Zionis, maka mereka akan mampu memberi peringatan kepada Israel akan dampak kekerasan luas terhadap rakyat Palestina, serta membuat rezim ini semakin berhati-hati saat melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina.

Faktanya, pejuang al-Qassam telah membuktikan bahwa keseimbangan kekuatan seperti sebelumnya berbeda besar dan tidak menguntungkan Israel, serta faksi Palestina mampu memberi pukulan berat kepada rezim ini dan membela diri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apa yang dilakukan Hamas melawan Israel adalah bukti dari pembelaan diri yang legal dan sah.

Kamis, 02 November 2023 18:51

13 Aban, Pekik Anti-Imperialisme dari Iran

 

Tanggal 13 Aban diperingati setiap tahun di Iran sebagai hari nasional Anti-imperialisme. Momentum nasional ini mengingatkan terjadinya tiga peristiwa penting di tahun yang berbeda dalam lembaran sejarah politik kontemporer Iran.

Peristiwa pertama adalah pengasingan Imam Khomeini ke Turki pada 13 Aban tahun 1343 Hs. Peristiwa kedua adalah pembantaian massal pelajar Iran oleh tentara rezim despotik Shah Pahlevi pada 13 Aban 1357 Hs. Peristiwa ketiga adalah pendudukan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tehran oleh mahasiswa revolusioner pada 13 Aban tahun 1358 Hs.

Ketiga peristiwa penting yang terjadi pada hari yang sama menjadi pijakan historis gerakan anti-Imperialisme di Iran hingga kini. Saking pentingnya masalah ini, Imam Khomeini menegaskan berulangkali urgensi gerakan nasional anti-Imperialisme. Imam Khomeini berkata, “Dengan yakin, saya katakan bahwa Islam akan menghinakan adidaya arogan [dunia],”.

Sejak awal, AS menentang gerakan kebangkitan bangsa Iran, dan melancarkan berbagai konspirasi untuk menjegal penyebaran pemikiran revolusioner di Iran. Oleh karena itu, gerakan revolusi Imam Khomeini dinilai sebagai ancaman bagi kepentingan AS, dan Washington menggunakan tangan rezim Shah sebagai bonekanya untuk menekan Imam Khomeini.

Pengasingan Imam Khomeini ke luar negeri salah satu cara yang ditempuh rezim Shah.Tapi tindakan tersebut gagal melumpuhkan gerakan Imam Khomeini dan perlawanan rakyat Iran. Bahkan sebaliknya, seiring berjalannya waktu, gerakan perlawanan bangsa Iran semakin menguat hingga tercapainya kemenangan Revolusi Islam di tahun 1979 M.

Urgensi peristiwa 13 Aban semakin terang benderang ketika membuka sejarah kelam AS dalam melancarkan intervensi terus-menerus terhadap Iran pasca kemenangan Revolusi Islam, bahkan jauh hari sebelumnya. Jejak intervensi AS dalam urusan internal Iran bisa dilacak dari operasi Ajax pada kudeta terhadap perdana menteri Mohammad Mosaddegh di tahun 1332 Hs atau 1953 M.

Tidak hanya itu, AS juga mendiktekan kepentingannya dalam undang-undang Iran. Ketika John F. Kennedy di 1960 menjadi Presiden Amerika, Gedung Putih memaksakan perjanjian Kapitulasi terhadap rakyat Iran. Berdasarkan perjanjian Kapitulasi, semua pejabat, termasuk penasehat Amerika di semua jabatan baik politik, ekonomi maupun militer memiliki kekebalan politik dan hukum di Iran.

Pada Mehr 1342 Hs, Perdana Menteri Iran ketika itu, Asadollah Alam atas instruksi langsung Shah memberikan kekebalan hukum kepada warga Amerika Serikat. Kemudian, pada awal 1343 Hs, RUU Kapitulasi ini disetujui oleh parlemen Iran. Sontak masalah ini menyulut protes luas rakyat Iran.

Pada tanggal 4 Aban 1343 Hs, Imam Khomeini ra menyampaikan pidato bersejarah mengungkap apa yang sedang dilakukan secara rahasia oleh rezim Shah. Beliau membeberkan apa itu undang-undang Kapitulasi yang diratifikasi oleh pemerintah dan parlemen Iran, sekaligus bahayanya.

Protes keras Imam Khomeini terhadap UU Kapitulasi menjadi pemicu penangkapan beliau di Qom dan pengasingannya ke Turki. Pengasingan tersebut justru menyulut kemarahan rakyat yang ditumpahkan melalui berbagai aksi demonstrasi di seluruh penjuru Iran, terutama kota-kota besar.

Dukungan rezim Shah terhadap kepentingan ilegal AS di Iran senantiasa menghadapi perlawanan dari mayoritas rakyat Iran. Salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan rakyat Iran terjadi pada 13 Aban 1357 Hs. Dalam unjuk rasa yang dilakukan untuk memperingati hari pengasingan Imam Khomeini ke Turki ini, para pelajar dan mahasiswa yang berkumpul di depan Universitas Tehran untuk menyuarakan protes terhadap rezim Shah.

Aksi protes damai itu dihadapi para tentara rezim Shah dengan kekerasan sehingga menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan pelajar dan mahasiswa Iran. Oleh karena itulah, tanggal 13 Aban di Iran juga diperingati sebagai Hari Pelajar untuk mengenang perjuangan para pelajar melawan rezim despotik Shah.

Setahun kemudian, mengambil momentum peringatan atas hari diasingkannya Imam Khomeini ke Turki, dan pembunuhan para mahasiswa dan pelajar Iran oleh tentara rezim Shah, para pelajar dan mahasiswa Iran menggelar demonstrasi besar-besaran di Tehran. Ketika itu, sekelompok mahasiswa yang menamakan diri sebagai "Mahasiswa Pengikut Garis Imam" menduduki Kedubes AS dan menyandera para pegawainya.

Sebelum kejadian ini, kementerian luar negeri Republik Islam Iran berkali-kali menyampaikan protes resmi kepada Washington atas campur tangan mereka terhadap urusan dalam negeri Iran. Ketika itu ditemukan berbagai dokumen resmi yang membuktikan bahwa Kedubes AS untuk Iran telah berubah fungsi sebagai kantor agen mata-mata Gedung Putih.

Republik Islam lahir dari perjuangan melawan imperialisme, dan kini menjadi model bagi gerakan global menghadapi kelaliman dan ketidakadilan di dunia. Berlanjutnya spirit perlawanan bangsa Iran menghadapi imperialisme tidak bisa dilepaskan dari peristiwa 13 Aban yang diperingati setiap tahun di negara ini. Bentuk lain dari perjuangan melawan imperialisme dalam konteks kekinian adalah ketangguhan juru runding Iran dalam perundingan nuklir dengan enam kekuatan dunia. Iran tidak menyerah menghadapi arogansi AS dan sekutunya.

Dengan dalih kekhawatiran terhadap program nuklir Iran, AS menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Iran. Bahkan tidak hanya itu, Washington juga mengancam akan mengambil opsi militer terhadap Tehran.Tapi berbagai tekanan tersebut gagal membuat Iran bertekuk lutut. Kini, Iran terus membangun dengan caranya sendiri di tengah gencarnya sanksi dan tekanan Barat.

Dalam fase sensitif sejarah Republik Islam, bangsa Iran tetap tegar menghadapi tekanan AS yang dilancarkan dalam berbagai bentuk. Perlawanan Iran menghadapi konspirasi yang dilancarkan kekuatan global bukan sekedar slogan belaka, tapi sebuah nilai yang tertanam di sanubari bangsa Iran.

Perlawanan terhadap imperialisme yang digelorakan Iran senantiasa memberi pesan terang benderang. Salah satunya adalah kesadaran dan kewaspadaan nasional terhadap setiap ancaman musuh yang ingin merongrong kedaulatan negara ini. Berkaca dari sejarah, AS tidak bisa dipercaya. Rangkaian aksi yang dilakukan AS terhadap Iran dari dulu hingga kini, dalam pandangan bangsa Iran, menjadi memori kolektif untuk mengenali esensi imperialisme para pejabat tinggi AS.

Barangkali, ada yang berasumsi bahwa AS akan mengubah sepak terjangnya terhadap Iran pasca tercapainya kesepakatan nuklir dengan mengakhiri perilaku interventifnya terhadap Tehran. Tapi faktanya, AS tidak menghentikan permusuhannya terhadap Iran. Sinyalemen tersebut bisa dibaca dari statemen tendensius para pejabat tinggi AS mengenai Iran.

Sepak terjang AS terhadap Iran secara esensi tidak berubah. Sebab yang terjadi hanya perubahan bentuknya saja.Oleh karena itu terjadi berbagai kontradiksi dalam perkataan dan tindakan mereka. Hingga kini AS tidak menjalankan penuh komitmennya terhadap implementasi Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), bahkan menghalangi Uni Eropa menjalin hubungan erat dengan Iran. Selain itu, Washington tetap melancarkan konspirasi untuk menyudutkan Iran di arena internasional dengan menebarkan propaganda Iranophobia.

Kini, puluhan tahu berlalu dari peristiwa 13 Aban 1358 Hs. Tapi spirit perlawanan terhadap imperialisme dan resistensi bangsa Iran dalam menghadapi konspirasi AS tetap tertanam di sanubari bangsa Iran. Sebab, 13 Aban menjadi titik tolak gerakan bangsa Iran menghadapi imperialisme global. Sejatinya, penamaan 13 Aban sebagai “Hari Anti-Imperialisme” sebagai manifestasi perlawanan bangsa Iran menghadapi imperialis di berbagai bidang dalam sejarah Republik Islam.

Minggu, 05 November 2023 18:50

Melawan Rezim Zionis Menurut Islam

 

Artikel kali ini akan menyoroti pandangan Islam mengenai membela diri dan melawan penindasan, agresi dan penjajahan ?

Pemboman dan serangan brutal terhadap warga Palestina oleh rezim Zionis di Jalur Gaza telah membangkitkan kemarahan semua orang terhadap rezim ilegal ini. Kini pertanyaan mendasar kembali mengemuka, negara Palestina seberapa lama harus berada di bawah pendudukan rezim rasis Israel, dan warganya gugur, terluka, mengungsi dan dipenjara ? Mengapa komunitas internasional mengabaikan pendudukan dan pembantaian masasl rakyat Palestina oleh Zionis, tapi di kasus lain yang sama, mereka menindak tegas ?

Berdasarkan hukum internasional, pendudukan sebuah negara dikecam dan tertolak, serta rakyat negara yang dijajah secara hukum berhak untuk melawan penjajah hingga meraih kemerdekaan. Operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan pada 7 Oktober 2023 oleh muqawama Islam Hamas sejatinya untuk menjalankan hak legal dan rasional ini. Kini kita akan mengkaji apa pandangan Islam terkait hak membela diri dan melawan penindasan, agresi serta penjajahan ?

Warga Palestina korban brutalitas Israel
Merujuk pada ajaran dan nilai-nilai Islam menunjukkan bahwa agama ilahi ini mengusung pesan perdamaian, persahabatan dan keadilan. Tapi senantiasa individo, kelompok dan pemerintah yang melakukan penindasan dan memanjangkan tangannya untuk membantai, merampok harta dan wilayah orang lain, serta secara praktis menghancurkan peluang ketenangan dan perdamaian. Dalam kondisi mengenaskan seperti ini, Islam secara tegas menindak para agresor dan penindas, sehingga dengan menolak fitnah dan kejahatannya, masyarakat dapat kembali hidup bersama dalam damai.

Dalam Islam, tidak hanya penindasan terhadap orang lain yang dikutuk, namun menerima penindasan dan ketundukan kepada dominator dan agresor juga dikutuk. Di akhir surat Al-Baqarah ayat 279, Allah berfirman bahwa janganlah kamu menindas atau tunduk pada penindasan. Oleh karena itu, perjuangan dan perlawanan rakyat Palestina merupakan implementasi dari prinsip Islam dan Al-Quran tersebut. Dalam Surat al-Hajj ayat 39 dan 40, hal ini dengan jelas dinyatakan sebagai berikut: “Orang-orang yang diserang dan dibunuh secara zalim, diberi izin untuk membela diri dan berperang untuk jihad.” Dan tentu saja Tuhan mampu menolong mereka. / Orang-orang yang diusir secara tidak adil dari rumah dan kampung halamannya [dan tidak berdosa,] kecuali mereka berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan yang Maha Esa..."

Dalam ayat 39, tidak hanya umat Islam yang dianjurkan untuk membela diri, namun Allah berjanji akan membantu mereka. Menariknya, Al-Qur'an pada ayat berikutnya memperkenalkan kaum tertindas sebagai orang-orang yang terusir dari tanah airnya, hal ini sangat mirip dengan situasi masyarakat Palestina saat ini. Contoh terbaik dari sikap menolak berkompromi dengan penindas adalah kebangkitan Husein bin Ali as, cucu tercinta Rasulullah saw, melawan penindasan dan pemerintahan korup Yazid bin Muawiyah, khalifah Bani Umayyah. Beliau yang tidak menganggap Yazid layak menjadi khilafah dan memerintah umat Islam, tidak bersumpah setia (baiat) kepadanya dan dia serta para sahabatnya syahid dalam membela hak-hak dan cita-cita Islam.

Imam Husain as berkata dengan suara lantang, “Tidak mungkin kami tunduk pada kehinaan.” Dengan cara ini, pria terhormat itu menjadi teladan bagi orang-orang bebas dan pencari hak serta kebenaran di dunia sepanjang sejarah.

Apa yang dilakukan Hamas dan kelompok perlawanan Islam lainnya saat ini sebenarnya mengikuti slogan dan metode terhormat yang sama yang digunakan Imam Husein, yang kali ini digunakan untuk melawan penjajah Zionis yang kejam. Rezim palsu Israel telah menduduki Palestina selama 75 tahun dengan bantuan pemerintah Barat, terutama Amerika dan Inggris, dan tidak berhenti melakukan kejahatan apa pun terhadap mereka.

Kelompok-kelompok Palestina, yang mencari dukungan internasional dan Arab selama periode ini, menyadari bahwa tidak ada harapan terhadap mereka dan mereka hanya boleh meningkatkan kekuatan militer mereka dengan percaya kepada Tuhan dan mengandalkan dukungan rakyat dan berperang melawan militer Zionis. Karena Allah Swt dalam Surat As-Saff ayat 4 meminta muslimin sebisa mungkin bersiap dan mempersenjatai diri untuk melawan musuh. Imam Ali as menjelaskan masalah ini dengan mengatakan, "Ketahuilah bahwa orang lemah dan tidak mampu, tidak akan pernah bisa menghilangkan kezaliman dan penindasan, dan hak hanya dapat diperoleh melalui usaha..." Dengan demikian, kelompok perlawanan ini, khususnya Hamas, yang sepenuhnya berada dalam blokade dan pengawasan Israel, mampu meraih kemampuan militer yang luar biasa. Dan dalam beberapa pertempuran dengan rezim ilegal ini, berhasil membalas dengan tepat serangan sadis Israel.

Karena pentingnya jihad di jalan Tuhan untuk menekan penyerang dan memulihkan stabilitas dan perdamaian masyarakat, maka jihad telah diberikan banyak perintah dalam al-Qur'an dan hadis. Misalnya dalam surat As-Saff ayat 4 disebutkan, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” Dan Imam Shadiq as menyebut hasil kerja mujahidat sebagai berikut: “...selalu siap sedia di garis depan peperangan melawan musuh dan berperang di jalan Allah agar kalian mewariskan kehormatan dan kemuliaan kepada anak-anak kalian setelah kalian.”

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei berdasarkan perspektif Islami ini, terkait Palestina mengatakan, "Solusi tunggal bagi isu Palestina adalah muqawama dan perjuangan."

Kini pejuang Palestina berperang untuk membebaskan tanah air milik leluhurnya, dan yang diduduki Israel dengan paksa serta berbagai kejahatan. Dengan demikian, mereka berhak untuk berjuang hingga tanah air mereka dibebaskan secara penuh. Poin penting adalah seluruh umat Muslim berdasarkan ayat 75 Surat an-Nisa memiliki kewajiban sebisa mungkin membantu rakyat Palestina melawan kejahatan rezim Zionis. Dalam ayat ini, Allah Swt memperingatkan umat Islam Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".

Karena alasan inilah kini para pejuang perlawanan Islam di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman, dalam satu front yang bersatu dan terkoordinasi, membantu saudara-saudara mereka di Gaza untuk mengalahkan agresor dan tentara Israel yang membunuh anak-anak, dan Republik Islam Iran sepenuhnya mendukung mereka. Imam Khomeini (RA), pendiri Republik Islam Iran, yang menyebut Israel sebagai tumor dan kanker di kawasan, mengungkapkan prinsip kebijakan Iran terhadap Palestina sebagai berikut, "Kami berpihak pada kaum tertindas. Siapapun yang tertindas dimanapun dia berada, kami dukung dia dan rakyat Palestina adalah kaum tertindas. Israel telah menindas mereka, itu sebabnya kami mendukung mereka 

Rabu, 08 November 2023 18:49

Menelisik Kejahatan Perang Israel

 

Tidak peduli apa sebutan Israel. Namun perang ini bukan antara Hamas dan Israel! Sebaliknya, ini adalah genosida terhadap warga Palestina yang dilakukan (Israel) tanpa malu-malu.

Meskipun jaringan dan kantor berita di dunia meliput kejahatan Israel di Gaza, pada saat yang sama mereka berusaha meyakinkan penggunanya bahwa serangan Israel terhadap warga sipil, rumah sakit, sekolah, dan tempat perlindungan PBB sebenarnya adalah balasan Zionis atas serangan Hamas pada 7 Oktober. Seolah-olah mereka ingin membenarkan “hukuman kolektif” terhadap rakyat Gaza dengan cara ini, dan mereka menyebut orang-orang Palestina sebagai “korban tak terhindarkan” dan bahwa nyawa mereka tidak berharga.

Sebenarnya, ini adalah propaganda yang media terapkan pada miliaran orang di dunia dan bukannya mengakui Israel sebagai penyebab kejahatan karena melanggar hukum internasional, media justru menutupi dan membenarkan kejahatan perang yang dilakukan rezim ini.

Walaupun peristiwa 7 Oktober masih diselimuti misteri, saya telah mengumpulkan beberapa kejahatan perang terburuk Israel yang selama ini dianggap remeh oleh media. Izinkan saya mengatakannya secara terus terang:

Berdasarkan Pasal 6 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional, Israel telah melakukan genosida. Menurut pasal ini, genosida berarti menimbulkan luka fisik atau mental yang serius terhadap para anggota kelompok tertentu atau secara sengaja menimbulkan kondisi kehidupan atas kelompok tersebut yang
diperhitungkan akan menyebabkan kehancuran fisik secara keseluruhan atau untuk sebagian.

Menteri Perang Israel Yoav Gallant
Menteri Perang Israel Yoav Gallant, yang menyebut warga Palestina binatang, mengumumkan bahwa pemerintah akan memutus aliran air, listrik, makanan, dan bahan bakar untuk 2,3 juta penduduk Gaza. Merampas kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh populasi tersebut untuk bertahan hidup merupakan tindakan genosida.

Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kejahatan ini melibatkan pengusiran atau pemindahan paksa suatu populasi. Israel baru-baru ini memerintahkan lebih dari satu juta penduduk Gaza utara untuk meninggalkan rumah mereka dan menetap di selatan. Israel memberi waktu tiga jam kepada warga Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut, dan jika tidak, mereka harus menghadapi konsekuensinya.

Namun setelah peringatan ini, Israel membombardir konvoi yang bergerak ke selatan. Rezim juga melancarkan dua serangan udara di penyeberangan Rafah, perbatasan internasional dengan Mesir, untuk memastikan pasokan kemanusiaan tidak masuk ke Gaza.

Israel melakukan lebih banyak kejahatan perang.

Pertama, Israel dengan sengaja menargetkan fasilitas sipil, rumah sakit, ambulans, petugas kesehatan, dan jurnalis. Tak satu pun dari fasilitas ini yang luput dari serangan terus menerus Israel. Beberapa rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Al-Ahli dan 25 puskesmas dibom dan puluhan sekolah juga hancur. Dalam kebanyakan kasus, fasilitas-fasilitas ini hancur ketika orang-orang berlindung di dalamnya.

Lebih dari dua puluh jurnalis tewas dalam serangan ini. Semua ini merupakan kejahatan perang yang dilarang menurut Pasal 8 Statuta Roma. Pasal 8 ini melarang serangan terhadap penduduk sipil, fasilitas sipil, dan personel serta fasilitas yang berkaitan dengan bantuan kemanusiaan.

Kejahatan kedua yang dilakukan Israel adalah dengan sengaja menargetkan personel, fasilitas, unit atau kendaraan yang terlibat dalam layanan kemanusiaan atau misi penjaga perdamaian, sesuai dengan Piagam PBB.

PBB juga mengumumkan bahwa 29 pegawainya tewas dalam serangan udara Israel. Menurut PBB, 21 dari 22 pusat kesehatan PBB rusak akibat serangan ini.

Sementara itu, dalam salah satu serangan Israel, salah satu gudang penyimpanan makanan dan obat-obatan di pusat Gaza telah rata dengan tanah.

Akibat pengeboman ini, empat belas pusat distribusi pangan terpaksa ditutup sehingga menyebabkan ratusan ribu orang kelaparan.

Kejahatan perang ketiga yang dilakukan Israel adalah serangan yang disengaja terhadap bangunan-bangunan yang memiliki tujuan keagamaan, pendidikan, seni, ilmu pengetahuan, atau amal.

Gereja di Gaza
Invasi Israel telah merusak 200 sekolah, 26 masjid dan menghancurkan beberapa gereja. Dalam serangan tersebut, gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, yang merupakan salah satu bangunan paling suci dan tertua yang tersisa lebih dari seribu tahun yang lalu, dihancurkan.

Perbuatan tersebut jelas merupakan pelanggaran terhadap larangan penyerangan terhadap bangunan keagamaan atau pendidikan.

Kejahatan perang keempat yang dilakukan Israel adalah penggunaan senjata, proyektil, material, dan metode tempur yang secara alami menyebabkan cedera tambahan atau rasa sakit yang tidak perlu atau secara inheren tidak dapat dikendalikan dan melanggar hukum konflik bersenjata internasional, dengan ketentuan bahwa penggunaannya umumnya dilarang.

Dalam serangannya di Gaza, Israel menggunakan senjata yang mengandung fosfor putih, yang menyebabkan luka bakar parah dan kematian yang menyakitkan.

Dan kejahatan perang kelima yang dilakukan Israel saat ini adalah pembunuhan secara sengaja. Serangan udara Israel terus menerus dan dengan sengaja menyasar wilayah sipil dan meratakan seluruh lingkungan pemukiman hingga rata dengan tanah.

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa puluhan keluarga telah dihapus seluruhnya dari catatan sipil Gaza.

Israel telah membunuh lebih dari lima ribu warga Palestina sejauh ini. 62% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Menurut definisi Mahkamah Kriminal Internasional, hal ini adalah contoh nyata dari pembunuhan yang disengaja.

Kejahatan perang lain yang dilakukan Israel adalah perusakan harta benda secara luas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional.

Pemboman yang dilakukan Israel telah menyebabkan lebih dari satu juta orang di Gaza kehilangan tempat tinggal atau pengungsi. Pengungsi yang tidak memiliki prospek untuk memperbaiki situasi.

Kejahatan lain yang dilakukan Israel setiap hari terhadap orang-orang Palestina adalah kejahatan apartheid. Seluruh krisis ini berakar pada pendudukan militer di tanah Palestina. Israel telah membangun sistem di tanah ini yang terbagi menjadi tiga kelas sosial dan yang terbaik adalah non-Yahudi berada di lantai tiga.

Yahudi ekstrem
Mengenai apartheid, PBB bersama dengan beberapa kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International, Human Rights Watch dan Beth Shalom telah menerbitkan laporan yang mengakui secara rinci bahwa konsep apartheid berlaku di Israel. Israel juga melakukan kejahatan perang terhadap penduduk sipil Gaza setiap hari, yang berarti bahwa perang ini bukan hanya melawan Hamas, tetapi juga genosida terhadap suatu penduduk.

Dan sementara dunia menyaksikan peristiwa ini dengan kekhawatiran, para pemimpin Barat di Washington, London, Brussels, mempunyai pandangan yang mendukung dan menyetujui Israel. Para pemimpin Barat ini memperlengkapi Israel dengan senjata yang dibutuhkan untuk melakukan kejahatan-kejahatan ini.

Lalu apa yang dilakukan media Barat? Mereka terus membenarkan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel. Dan mereka melakukan ini dengan menerapkan propaganda, dalam kerangka fanatik dan taktik penyangkalan untuk memastikan bahwa genosida terhadap “korban yang tidak berharga” akan terus berlanjut. Karena tahukah Anda, ini sangat rumit!(

 

Anak-anak Gaza akan mati dan anak-anak yang tersisa akan bergelut dengan beribu permasalahan, tetapi Gaza tidak akan hilang dari perkembangan zaman.

Gambar-gambar yang dipublikasikan dari Gaza hari ini menunjukkan bahwa sebagian besar kota ini telah rata dengan tanah. Adegan menyedihkan ini mengingatkan orang akan bom Amerika terhadap penduduk Hiroshima di Jepang, serta perang di Afghanistan dan Irak.

Bom yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima pada bulan Agustus 1945 langsung menewaskan ribuan orang dan sekitar 140 ribu pada akhir tahun yang sama. Bom ini berjenis "Uranium", yang meledak dengan kekuatan sekitar tiga belas kiloton. Dalam perang lainnya, Amerika mencari Taliban di Afghanistan dari rumah ke rumah dan bahkan menjatuhkan bom non-nuklir terbesarnya terhadap posisi ISIS di Afghanistan. Bom yang dijuluki "induk segala bom" ini memiliki panjang 9 meter dan berat sekitar 10 ton.

Dalam kejadian lain, yaitu serangan 11 September 2001, dua pesawat menabrak menara kembar World Trade Center di New York, dan hal ini menyebabkan Amerika memulai musim perang dan pengungsian yang baru. Irak diserbu dan sebagian besar wilayah Irak rata dengan tanah dan puluhan ribu warga Irak terbunuh. Sementara Osama bin Laden, pemimpin dan pendiri kelompok Taliban, dan Ayman al-Zawahiri, pemimpin berikutnya, dibunuh di tempat lain, selain Irak.

Peristiwa 11 september
Ya, sejarah telah menyaksikan banyak perang dan sebagian besar dari perang tersebut menghancurkan dan meratakan banyak kota seperti Gaza saat ini. Namun dengan hancurnya rumah-rumah, bangsa-bangsa tidak pernah binasa. Sebaliknya, sekali lagi, mereka bangkit dari abu reruntuhan akibat serangan penjajah, mereka tumbuh tinggi, mengaum, dan membubung tinggi.

Melihat sejarah dunia menunjukkan bahwa peperangan tidak akan berakhir dan dunia akan tetap penuh dengan ketidakadilan. Rumah-rumah akan rata dengan tanah, tapi pada akhirnya, tidak ada bangsa yang selamanya terhapus dari sejarah.

Pada abad terakhir, banyak peperangan melawan berbagai bangsa dan negara yang dilakukan oleh para kolonialis dan negara ekspansionis, tapi tidak ada satupun yang menghancurkan bangsa yang diserang. Selain fakta bahwa pemerintah penjajah melakukan upaya ganda dalam melemahkan dan mempermalukan bangsa-bangsa yang dilanda perang, tapi semuanya telah mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangan setelah masa rekonstruksi.

Perang Amerika terhadap Vietnam dimulai pada masa kepresidenan Lyndon Johnson. Menurut statistik, sekitar 3 juta orang Vietnam terbunuh selama dua dekade perang. Akhirnya, pada bulan April 1975, setelah bertahun-tahun berperang, tentara Amerika terakhir melarikan diri dari Vietnam dengan pesawat terbang dan helikopter. Orang Vietnam menyebut tanggal 30 April 1975 sebagai hari "melarikan diri". Dengan kemenangan kekuatan Korea Utara dan Viet Cong, Vietnam sekali lagi menemukan kesatuannya dan terbentuk sistem yang menguntungkan rakyat negara tersebut, yang berasal dari sosialisme.

Dalam perang di Afghanistan yang terjadi pada awal milenium ketiga, meskipun ada upaya Amerika Serikat dan NATO untuk menghancurkan Afghanistan dan menghancurkan identitas negara, akhirnya setelah dua puluh tahun, negara-negara pendudukan terpaksa meninggalkan Afghanistan, dan ini saat ini negara ini sedang menuju pemulihan, dan menempatkan identitasnya atas dasar pluralisme etnis dan agama. Perang Amerika dan sekutunya dengan Irak tidak menghancurkan bangsa Irak meski menimbulkan banyak kerusakan dan memakan banyak korban jiwa. Sebaliknya, dia meningkatkan stabilitasnya melawan para agresor.

Namun terlepas dari semua pengalaman ini, dan dalam situasi di mana sejarah membuktikan bahwa upaya untuk menghancurkan identitas, sejarah dan akar setiap bangsa telah gagal, tampaknya Amerika dan rezim Zionis, dalam babak baru kejahatan terhadap kemanusiaan di Palestina, genosida brutal lainnya sedang menjadi agenda.

Berdasarkan statistik terkini yang tersaji dalam waktu sekitar sebulan sejak invasi rezim Zionis ke Gaza yang dilakukan bekerja sama dengan Amerika Serikat, lebih dari 30 ribu ton bom dan berbagai bahan peledak dijatuhkan di lahan seluas 360 kilometer persegi yang disebut Jalur Gaza. Itu berarti sekitar seribu ton setiap hari dan lebih dari 80 ton bom dan bahan peledak per kilometer.

Serangan udara Zionis ke Gaza
Dalam pemboman biadab ini, lebih dari 220.000 rumah rusak dan 40.000 rumah hancur total. Lebih dari 70% penduduk Gaza mengungsi dan lebih dari 10.300 orang menjadi martir, dimana 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Namun apakah invasi biadab yang masih berlangsung ini akan melenyapkan Gaza dan bangsa Palestina serta perjuangan besar bangsa ini? Hal ini tentu saja tidak terjadi.

Anak-anak Gaza akan mati dan anak-anak yang tersisa akan bergelut dengan ribuan masalah dan dinginnya Mediterania akan menantinya, tapi Gaza tidak akan hilang dari perkembangan zaman.

Sejarah serangan besar-besaran Zionis Israel terhadap rakyat Palestina yang tertindas sejak berdirinya rezim pendudukan ini pada Hari Nakba 1948 hingga sekarang menunjukkan bahwa meskipun lebih dari 100 ribu warga Palestina telah gugur syahid oleh para penjahat Zionis dan banyaknya kejahatan dan pembantaian yang dilakukan rezim ini terhadap rakyat Palestina yang tertindas dalam beberapa tahun yang berbeda, seperti kejahatan rezim pendudukan Zionis di Deir Yassin, Tantura, Kafr Qasim, Sabra dan Shatila, Qana, Kamp Jenin, Gaza, penjajahan dan perampasan rezim Zionis ini tidak hanya gagal menghilangkannya bangsa Palestina, tetapi justru stabilitas dan ketekunan bangsa ini semakin kuat dalam melawan pendudukan rezim Zionis.

Saat ini, di Gaza, rumah-rumah hancur, bangunan-bangunan runtuh, dan menurut laporan, seorang anak Palestina terbunuh dan dua orang terluka setiap 10 menit, tapi bangsa Palestina tidak akan pernah mati. Hal ini bukan hanya sekedar bukti sejarah, tapi juga merupakan hasil peninjauan secara tajam dan adil terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Gaza dan di kalangan penduduknya. Di Gaza saudara remaja Palestina mengajarkan kesyahidan kepada adik perempuannya, yang sekarat akibat pemboman Zionis, dan di mana sang ayah, melihat tubuh tak bernyawa dari anak tersebut, menoleh ke putranya yang lain dan tersenyum, “Giliranku selanjutnya”, atau seorang jurnalis Palestina yang kehilangan seluruh keluarganya dalam serangan rezim pendudukan Quds, mengatakan bahwa pidato kami tidak lain hanyalah “Hasbuna Allah wa Ni’mal Wakie”. Seperti biasa, Cukup Allah dan sebaik-baik wakil.

Sementara itu, mungkin lelaki tua Palestina yang berdiri di samping reruntuhan rumahnya, berbicara paling fasih. Orang tua itu tidak mengucapkan lebih dari tiga kalimat, tapi seolah-olah ia telah merangkum seluruh Palestina mulai dari penderitaan dan kebencian hingga pendirian dan perlawanannya. Dimana, setelah rumahnya hancur akibat pengeboman Zionis, di samping reruntuhan rumahnya, dia berkata dengan penuh kebencian, Saya bekerja selama 40 tahun untuk membangun rumah ini, hancur, berkorban untuk Palestina, berkorban untuk Palestina, semua pengorbanan untuk Palestina, semua pengorbanan untuk Palestina.. Kami berdiri.

Senin, 13 November 2023 18:47

Rudal Qiyam 2

 

Republik Islam Iran selama tiga dekade terakhir telah mengambil langkah langkah besar dalam bidang perancangan, pembuatan dan pengoperasian semua jenis rudal balistik.

Sedemikian rupa sehingga Iran kini dianggap sebagai kekuatan rudal terbesar di Asia Barat. Kekuatan rudal tersebut dikembangkan sebagai salah satu elemen kewenangan Republik Islam Iran, dalam rangka mencapai pencegahan strategis. Salah satu keunggulan teknologi ini dapat dilihat pada rudal balistik, dimana Iran telah mencapai keunggulan teknologi di bidang ini dan telah mampu merancang dan memproduksi beragam rudal balistik dengan karakteristik berbeda untuk menghadapi berbagai ancaman, yang mana Itulah sebabnya negara ini menjadi salah satu kekuatan rudal dunia dan kawasan Asia Barat.

Image Caption
Dalam beberapa tahun terakhir, dengan mengandalkan kemampuan dalam negeri dan memanfaatkan secara maksimal kapasitas yang ada dalam interval waktu yang singkat, rudal balistik baru dan kuat seperti rudal Qiyam telah diluncurkan, pengenalan masing-masing rudal tersebut menyebabkan semakin banyak kemarahan musuh-musuh atas kemajuan Iran di bidang pertahanan dan menampilkan lebih besar kemampuan Iran di bidang pertahanan.

Peresmian

Rudal balistik jarak menengah Qiyam diresmikan pada tanggal 20 Agustus 2010, bersamaan dengan peresmian pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr dan di hadapan pejabat pertahanan Republik Islam Iran. Mengingat setiap rudal dan senjata dibuat dengan ide tertentu, maka menurut para panglima militer negara kita, rudal Qiyam juga dibuat dengan ide Shahid Tehrani Moghadam dan untuk menghancurkan rezim Zionis. Rudal Qiyam diuji untuk pertama kalinya dalam manuver Eghtedar-e Velayat ((The Power of Velayat). Rudal Qiyam 1 IRGC telah diproduksi dalam jumlah besar dan berada di lini pertama respons rudal Iran dan merupakan salah satu opsi pertama IRGC dalam serangan rudal jarak jauh.

Spesifikasi

Rudal Qiyam memiliki panjang sekitar 11,5 meter, diameter sekitar 90 cm, dan berat total lebih dari 6 ton. Berat hulu ledak rudal Qiyam diperkirakan sekitar 650 kg. Rudal Qiyam memiliki mesin bahan bakar cair satu tahap, yang dapat mencapai ketinggian penerbangan 200 km menggunakan bahan bakar ini dan mesin satu tahapnya. Jangkauan rudal ini diperkirakan sekitar 800 km. Sekilas, rudal balistik Qiyam sangat mirip dengan rudal Shahab 2, namun Qiyam memiliki dimensi dan panjang yang lebih besar, serta jangkauannya 300 km lebih jauh dari Shahab 2. Selain itu, sekat Shahab 2 yang biasa tidak terdapat dalam struktur rudal Qiyam.

Image Caption
Perbedaan rudal Qiyam dengan rudal balistik lainnya

Perbedaan utama antara rudal Qiyam dan rudal balistik Iran lainnya adalah dihilangkannya blok penstabil tetap dari ujung badannya. Blok ini, yang berbentuk trapesium siku-siku, terlihat di semua rudal balistik Iran. Keluarga Shahab, Qadr dan Sejjil, dan bahkan peluncur satelit Safir dan Simorgh, memiliki peran penting dalam menciptakan stabilitas roket, tetapi dalam rudal Qiyam, tanpa bergantung pada blok yang disebutkan di atas, seluruh tugas menciptakan stabilitas adalah tanggung jawab sistem kontrol dengan aktuator yang sama dipasang pada keluaran propelan bahan bakar cair. Pekerjaan ini memiliki keuntungan seperti pengurangan berat dan membawa refleksi radar, membuat penyimpanan, pengangkutan dan pemuatan di peluncur menjadi lebih mudah.

Fitur ini disebabkan oleh pencapaian tingkat stabilitas rudal dan teknologi kontrol yang lebih tinggi, hanya karena sistem kendali vektor dorong pada keluaran mesin dan pengurangan faktor kesalahan yang signifikan pada rudal ini, termasuk penempatan rudal yang tepat pada peluncur, sistem penargetan dan panduan serta mengurangi turbulensi bahan bakar cair di dalam tangki, dll.

Selain itu, mengingat kebaruan rudal ini pada saat itu, sekitar 14 tahun yang lalu, teknologi canggih dan sistem serba digital mungkin digunakan pada komponen elektroniknya. Hal ini karena hulu ledak dan diameter kedua rudal ini sama, hanya saja sedikit peningkatan panjang dan peningkatan massa 100 kg (1,65% lebih banyak), jangkauannya mencapai 300 km lebih banyak (peningkatan 60%). Rudal Qiyam 1 mencapai ketinggian maksimum 126 km dalam jangkauan maksimumnya.

Hal yang paling menarik dalam gambar tersebut adalah adanya beberapa bagian yang digunakan dalam pembuatan rudal balistik, salah satunya adalah balok-balok kecil yang ditempatkan di pintu keluar mesin yang disebut "Jet Vane", yang ada di bagian akhir rudal dan di bagian output mesin yang memiliki tugas mengubah vektor dorong mesin guna mengubah dan memperbaiki jalur misil. Rudal balistik berat Iran (seperti bahan bakar cair Sejjil dan Qadr, Qiyam, Shahab, Emad dan Qased) tidak memiliki blok kendali pada tubuhnya, dan oleh karena itu, mereka menggunakan "Jet Vane" untuk mengendalikan dan mengubah arah. Di antara rudal Iran yang menggunakan bagian ini di pintu keluar nosel, kita dapat menyebutkan rudal Qiyam, yang menggunakan teknologi jenis ini untuk memperbaiki jalurnya.

Image Caption
Dan bagian lainnya terkait dengan ujung hulu ledak rudal. Ketika kecepatan roket ini melebihi batas 5 Mach, maka akan dihasilkan panas yang sangat hebat pada ujungnya, oleh karena itu jika ujung roket berbentuk titik lancip maka panas yang dihasilkan pada bagian awal akan tinggi dan gesekan yang tinggi menyebabkan ujung roketnya meleleh, yang pada akhirnya akan membuatnya hancur. Oleh karena itu, pada banyak rudal Iran, ujung rudalnya dibulatkan sehingga rudal tidak bermasalah pada kecepatan di atas 5 Mach  dan mampu menahan panas yang sangat tinggi mengingat aerodinamika yang tepat.

Sistem penarik dan pengangkut rudal jarak menengah Iran, termasuk rudal Qiyam, memiliki 12 roda (enam roda kembar) yang ditarik di belakang traktor yang mencakup kompartemen pembawa rudal, sistem vertikal rudal untuk menembak, dan tentunya komando pos di dalamnya untuk penyesuaian, dan memberikan koordinat dan menembakkan rudal.

Rudal Qiyam 2

Informasi baru telah dipublikasikan tentang model baru rudal Qiyam 2, yang menunjukkan bahwa jangkauan rudal ini telah mencapai 1000 km dan kesalahannya mencapai di bawah 50 meter. Prototipe rudal Qiyam, yang dikenal sebagai Qiyam 1, diluncurkan pada tahun 2010 dengan jangkauan 800 km sebagai rudal berbahan bakar cair Iran pertama. Dalam beberapa tahun terakhir, gambar model baru rudal ini dengan hulu ledak yang dapat dilepas juga dipublikasikan, dan sekarang telah ditentukan bahwa dengan menggunakan hulu ledak baru ini, kesalahan tembakan rudal Qiyam berada di bawah 50 meter.

Setelah itu, selama operasi serangan Muharram, gambar model baru rudal Qiyam dipublikasikan, yang menunjukkan bahwa rudal ini dilengkapi dengan empat sinar kecil untuk panduan yang lebih baik, namun sejauh ini belum ada rincian peningkatan jangkauan rudal ini yang diumumkan. Rudal Qiyam baru memiliki jangkauan minimum 100 dan jangkauan maksimum 1000 km. Rudal ini menggunakan hulu ledak dengan berat sekitar 600 kg dan kecepatan rudal ini mencapai 2.935 meter per detik.

Image Caption
Diameter rudal Qiyam 880 mm dan panjang rudal ini 11 meter 846 cm. Selain itu, waktu persiapannya berdurasi 20 menit dan berat akhir misil ini adalah 7029 kg. Rudal Qiyam, sebagai salah satu senjata penting Iran untuk menghalau ancaman pangkalan udara musuh di sekitar negara kita, kini dilengkapi dengan amunisi baru yang dapat meningkatkan kecepatan dan cakupan melumpuhkan pangkalan tersebut.

Fitur yang paling penting dan jelas dari rudal Qiyam:

Sistem anti-rudal musuh tidak akan mampu melacak, mengidentifikasi, dan mengenai rudal Qiyam.
Memiliki peluncur bergerak.
Jangkauannya dapat diubah jika dibutuhkan.
Rudal balistik Qiyam memiliki teknologi stabil yang sangat tinggi, dan oleh karena itu, sayapnya telah dihilangkan untuk mengurangi kemungkinan deteksi oleh radar, fitur ini telah memberikan kemampuan penghindaran radar pada rudal Qiyam.
Biasanya perangkat ujung sayap atau Wingtip device menjadi faktor utama terciptanya keseimbangan dalam memandu rute. Sementara itu, sekat juga sangat penting untuk rudal jarak jauh.
Rudal ini mengenai semua target yang dituju dengan akurasi dan perhatian yang sangat tinggi, sehingga memiliki akurasi yang sangat signifikan di antara rudal serupa.
Rudal Qiyam menghancurkan sasaran melalui hulu ledak berdaya ledak tinggi, dan dalam beberapa tahun terakhir, rudal tersebut juga dilengkapi dengan hulu ledak hujan (rain cap). Jangkauan penerbangannya sekitar 200 km di Qiyam 2.
Kecepatan rudal ini lebih dari 2,5 km per detik, lebih tinggi dari rudal sejenis.

Minggu, 19 November 2023 18:44

Sayidah Zainab, Manifestasi Utuh Perjuangan

 

Tanggal 5 Jumadil Awal 5 Hijriah merupakan hari yang istimewa. Karena saat itu, Sayidah Zainab as lahir di kota Madinah. Pada hari ini sekitar 14 abad yang lalu, rumah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fatimah az-Zahra as diliputi kebahagiaan luar biasa karena terlahir seorang putri yang kelak akan menjadi srikandi perempuan.

Ketika Zainab as lahir ke dunia, Nabi Muhammad Saw sedang berada di perjalanan. Sayidah Fatimah kemudian meminta kepada suaminya Imam Ali as untuk memberi nama putri yang baru lahir itu. Namun Imam Ali as memutuskan untuk menunggu Nabi Muhammad Saw kembali dari perjalanan dan memberinya nama.

 Ketika Rasulullah Saw tiba di Madinah, beliau begitu gembira saat dikabarkan kelahiran cucunya ini, dan berkata, "Allah Swt memerintah agar nama anak perempuan ini diberi nama Zainab yang artinya hiasan ayahnya." Rasulullah Saw kemudian menggendong Zainab dan menciumnya lalu berkata, "Saya mewasiatkan kepada kalian semua agar menghormati anak perempuan ini, karena ia mirip Sayidah Khadijah as."

Sejarah kemudian menjadi bukti bahwa Sayidah Zainab as sama seperti Sayidah Khadijah yang menanggung banyak kesulitan demi memperjuangkan Islam. Dengan kesabaran dan pengorbanannya ia mempersiapkan sarana demi pertumbuhan dan kesempurnaan agama ilahi ini.

Sayidah Zainab as adalah sosok perempuan yang dijadikan sebagai simbol keberanian dan ketegaran dalam membela kebenaran. Perannya di Asyura menjadi catatan tersendiri dalam sejarah Islam dan kemanusiaan sepanjang masa. Di tengah puncak kepedihan dan ujian berat, Sayidah Zainab tetap tegar.

Rahasia ketegaran itu adalah keimanan kepada Allah Swt. Apalagi Sayidah Zainab lahir di tengah keluarga suci. Pendidikan suci yang didapatkannya dari kakeknya, Rasulullah Saw, ayahnya, Imam Ali as dan ibunya, Sayidah Fatimah az-Zahra as menjadikan Sayidah Zainab sebagai sosok pemberani dan tegar yang namanya selalu dikenang sepanjang sejarah.

Sayidah Zainab as hidup di tengah keluarga manusia-manusia suci. Di masa hidupnya, putri Imam Ali as dan Fatimah Az-Zahra as mendapat kasih sayang melimpah dari kakeknya, Rasulullah Saw. Beliau juga melihat langsung pengorbanan ibunya, Sayidah Fatimah az-Zahra as dalam menciptakan ketenangan, spiritual dan kasih sayang. Sayidah Zainab pada umur empat tahun menyaksikan pengorbanan keluarganya yang harus menahan lapar dan memberikan makanan ke orang-orang yang membutuhkan demi kerelaan Allah Swt. Ketika dewasa, Sayidah Zainab mempunyai peran penting dalam peristiwa Karbala.


Kedudukan mulia Sayidah Zainab hanya dapat diraih melalui makrifat yang mendalam kepada Allah Swt. Beliau adalah murid ayahnya, Imam Ali as. Sayidah Zainab menyaksikan perilaku mulia Imam Ali as dari dekat.

Jika seseorang berkeyakinan bahwa Allah Swt itu Maha Agung, maka segala sesuatu selainnya adalah kecil. Pandangan ketuhanan Sayidah Zainab seperti inilah yang menyebabkannya tidak ada yang lebih besar dari keagungan ilahi.

Ketika Sayidah Zainab as mencapai usia perkawinan, beliau kemudian menikah dengan Abdullah bin Jakfar, saudara sepupunya. Abdullah dikenal sebagai orang kaya Arab. Namun Sayidah Zainab as menjadi istrinya bukan karena hartanya. Ketinggian derajat Sayidah Zainab membuat beliau tidak membatasi dirinya dalam kehidupan lahiriah.

Untuk itu, Sayidah Zainab dalam pernikahannya dengan Abdullah yang kaya raya, mensyaratkan untuk tetap bisa mendampingi Imam Husein as di seluruh perjalanannya. Karena persyaratan ini, Sayidah Zainab as berada di samping Imam Husein as saat terjadi peristiwa Asyura. Beliaupun menjadi pembela dan penyambung misi Imam Husein as di Karbala. Tanpa peran Sayidah Zainab as, misi Karbala sulit tersampaikan kepada umat saat itu. Bahkan kunci kemenangan gerakan Imam Husein as terletak pada Sayidah Zainab as.

Sayidah Zainab mampu menyampaikan pesan-pesan gerakan Imam Husein as dengan bahasa lugas dan jelas. Dengan berbagai statemennya, Sayidah Zainab mampu menciptakan revolusi di Kufah dan Syam. Kecerdasan dan kepiawaian Sayidah Zainab as merupakan faktor keberhasilan misi dan visinya dalam melanjutkan perjuangan Imam Husein as.

Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Sayidah Zainab as mendapat makrifat dan ilmu langsung dari Allah Swt. Imam Ali Zainal Abidin as dalam satu perkataannya kepada Sayidah Zainab as mengatakan, "Wahai saudari ayahku, engkau adalah seorang alim tanpa pernah belajar dari seorang guru. Engkau telah memiliki pemahaman hakikat."

Ketauhidan selalu menjadi pijakan kehidupan Sayidah Zainab as, dan kemudian menghantarkan beliau sebagai sosok yang pasrah dan rela di hadapan Allah Swt. Tak salah, ketegaran Sayidah Zainab tak pernah surut dalam kondisi apapun.

Pasca Karbala, Ibnu Ziyad, penguasa Kufah saat itu, kepada Sayidah Zainab, mengatakan, "Apa yang kamu saksikan dari perilaku Tuhan kepada saudaramu, Husein?" Sayidah Zainab menjawab, "Saya hanya menyaksikan keindahan semata." Kemudian Sayidah Zainab mengatakan, "Mereka (para syuhada Karbala) adalah manusia-manusia yang Allah Swt mencatat mereka sebagai orang-orang yang gugur syahid. Mereka sekarang ini telah pergi ke tempat yang haqiqi."


Sayidah Zainab dikenal sebagai Aqilah Bani Hasyim karena makrifatnya yang luar biasa. Aqilah itu adalah sebutan untuk cendekia perempuan. Di masa kanak-kanak, Sayidah Zainab mampu menghafal seluruh khutbah monumental Sayidah Fatimah az-Zahra as.

Pencerahan Sayidah Zainab dalam perjalanan dari kota Sham hingga Madinah bukan hanya karena kehilangan saudara-saudaranya di padang Karbala. Akan tetapi gerakan Sayidah Zainab mencerminkan tekad besar putri Imam Ali as dalam menghidupkan kembali nilai-nilai mulia agama yang terlupakan dan posisi keluarga Rasulullah Saw. Sayidah Zainab benar-benar memanfaatkan kehadiran masyarakat yang membludak di sepanjang jalan yang dilewati rombongan Ahlul Bait as. Seruan Sayidah Zainab sa telah terdengar oleh semua pihak. Tidak ada alasan lagi bagi umat saat itu untuk bersikap diam dalam menghadapi kebatilan dan arogansi para penguasa.

Rombongan keluarga Rasulullah Saw juga digiring oleh pasukan musuh Allah Swt di jalan-jalan Kufah, kota yang pernah berada di bawah pimpinan ayahnya, Ali bin Abi Thalib as. Menggiring rombongan Sayidah Zainab di kota Kufah kian mempercepat tercapainya target gerakan pencerahan Sayidah Zainab as. Di kota Kufah yang pernah menjadi pusat pemerintahan Imam Ali as, keluarga Rasulullah Saw sangat terhormat. Akan tetapi umat saat itu menghancurkan kehormatan keluarga mulia Rasulullah Saw. Sayidah Zainab dengan pidatonya berupaya menyampaikan pencerahan kepada masyarakat yang tidak tahu. Melalui pencerahan Sayidah Zainab as, masyarakat yang jahil atau tidak tahu akan menyadari posisi mulia keluarga Rasulullah Saw. Kondisi saat itu menunjukkan bahwa masyarakat sudah menyimpang jauh dari garis yang ditetapkan Rasulullah Saw.

Peran Sayidah Zainab as merupakan manifestasi utuh amar makruf dannahi munkar. Ketika berhadapan dengan penguasa lalim saat itu, Yazid bin Muawiyah, Sayidah dengan lantang mengatakan, "Wahai Yazid, kekuasaan dan dinasti telah menghilangkan kemanusiaanmu. Kamu adalah penghuni neraka. Laknat atas kamu!!! Kamu telah memerangi ajaran Rasulullah Saw. Ketahuilah, meski sudah mengerahkan semua upayamu, tapi agama tak akan sirna dan akan kekal. Namun kamu akan hancur dan sirna."


Wanita mulia ini menerima tanggung jawab berat dan sulit, namun kesabarannya seperti permata yang menghiasi jiwanya. Bagi Sayidah Zainab as, ketegaran di jalan kebenaran dan pengorbanan di jalan Allah senantiasa indah. Demikianlah setelah peristiwa Asyura, Sayidah Zainab as kepada orang-orang zalim beliau berkata, "Saya tidak menyaksikan sesuatu kecuali keindahan."