کمالوندی
Rouhani: Umat Muslim Tidak Akan Melupakan Palestina
Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan, umat Muslim dari empat penjuru dunia akan menunjukkan, pada Hari Quds Sedunia, bahwa mereka tidak akan melupakan Palestina.
"Semua Muslim di dunia secara serentak menuntut pembebasan wilayah Palestina pendudukan," kata Rouhani Rabu (8/7/2015), dan menambahkan bahwa pada Hari Quds Sedunia, umat Muslim akan mengirim pesan bahwa meskipun penindasan terhadap bangsa Palestina dan keheningan sejumlah entitas tertentu, “Namun umat Muslim tidak akan melupakan bangsa Palestina atau al-Quds (Yerusalem)."
Rouhani menambahkan bahwa pada Hari Quds Sedunia, masyarakat Muslim, akan mendukung perlawanan Palestina terhadap rezim Israel, dan akan, menyampaikan "suara persatuan mereka."
Lebih lanjut Rouhani menyinggung berbagai tindakan terorisme di kawasan Timur Tengah, dan mengatakan bahwa salah satu manfaat dari keberadaan kelompok teroris itu untuk negara adidaya dan Israel adalah mengalihkan perhatian umat Islam dari isu kebebasan al-Quds.
"Pada Hari Quds Sedunia, akan dinyatakan kepada dunia bahwa Palestina dan tanah pendudukan ini tidak akan lenyap dari benak dunia Muslim dan tidak akan dilupakan," tegas Rouhani.
Lebih lanjut ia berharap bahwa umat Muslim akan memeriahkan pelaksanaan Hari Quds Sedunia tahun ini dengan partisipasi kolosal mereka.
Pada bulan Agustus 1979, mendiang pendiri Republik Islam Imam Khomeini menyatakan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia, menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk menggelar pawai akbar di hari itu.
Jutaan orang di seluruh dunia turun ke jalan-jalan pada hari tersebut guna menunjukkan dukungan bagi rakyat Palestina, menuntut diakhirinya pendudukan Israel atas tanah Palestina.
Shamkhani: Kesepakatan Win-Win itu Dapat Tercapai
Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani mengatakan, pencapaian kesepakatan win-win dalam perundingan nuklir memungkinkan dengan syarat pihak seberang menghentikan sikap pemaksaan dan tuntutan berlebihannya.
Hal itu dikemukakan Shamkhani pada Selasa malam (7/7/2015), kepada IRNA, di sela-sela acara Lailatul Qodar di Tehran.
Ditambahkannya, penentuan ultimatum untuk mentransfer tekanan Kongres Amerika Serikat ke perundingan nuklir itu, tidak penting dan sepele. Shamkhani menegaskan, satu-satunya batasan yang ada di hadapan juru runding Iran adalah penjagaan hak sah dalam koridor garis-garis merah yang telah ditetapkan.
Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menjelaskan, pengokohan kesepakatan hasil perundingan nuklir sesuai dengan pelestarian dan pengembangan industri nuklir damai, pencabutan faktual sanksi-sanksi zalim, independensi politik, militer dan keamanan Iran.
Tahap-tahap akhir perundingan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 (Amerika Serikat, Inggris, Cina, Rusia, Perancis, ditambah Jerman) sedang bergulir. Berdasarkan laporan terbaru, para juru runding sepakat untuk memulai kembali perundingan dua hari mendatang.
Sebuah sumber yang dekat dengan tim juru runding nuklir Iran mengatakan, “Tidak adanya kemufakatan dan satu kesimpulan di antara anggota Kelompok 5+1, keingingan besar pihak seberang untuk mempertahankan sanksi serta ketidakmampuan dalam mengambil keputusan sulit soal pencabutan sanksi-sanksi... merupakan di antara faktor berlanjutnya perundingan nuklir di Wina.”
Rafsanjani Tekankan Partisipasi Luas pada Hari Qods Sedunia
Ketua Dewan Penentu Maslahat Negara Iran, Ayatullah Akbar Hashemi Rafsanjani menyatakan, “Rakyat Palestina adalah rakyat paling tertindas dalam sejarah yang selama beberapa generasi hidup di kamp-kamp pengungsi serta tidak merasakan ketenangan dan kententraman selama bertahun-tahun.”
Ayatullah Rafsanjani menyampaikan hal itu Selasa (7/7) dalam sebuah pertemuan koordinasi dan pengawasan urusan-urusan Universitas Azad Islami, seraya menekankan pentingnya Hari Qods bagi umat Islam, dan menekankan partisipasi luas masyarakat dalam pawai akbar Hari Qods Sedunia, seperti tahun-tahun lalu.
Ketua Dewan Penentu Kebijakan Iran menambahkan, “Kita harus menunjukkan kecintaan kita kepada rakyat Palestina dan juga kebencian kita terhadap Israel serta yang lebih penting terhadap kezaliman dan penindasan di dunia.”
Dia juga menyinggung perundingan nuklir terbaru Iran dengan Kelompok 5+1 di Wina, Austria, dan mengatakan, “Dunia telah memahami realitas ini bahwa dengan bangsa Iran, mereka harus berunding dan berdialog dibarengi penghormatan.”
Sheikholeslam: Qods Adalah Taklif Agama Umat Islam
Penasehat urusan internasional Ketua Parlemen Iran, Hossein Sheikholeslam menyatakan, “Masalah Palestina dan pelaksanaan peringatan Hari Qods Sedunia, berkaitan dengan agama dan keyakinan umat Islam.”
Fars News (87/2015) melaporkan, Sheikholeslam, pengamat masalah Timur Tengah dan penasehat urusan internasional Ketua Parlemen Iran, menekankan dimensi agama dan ideologi masalah Qods dan mengatakan, “Qods adalah kiblat pertama umat Islam dan titik Mi’raj Rasulullah Saw.”
Pengamat politik Timur Tengah ini lebih lanjut menjelaskan, “Dengan menetapkan hari Jumat terakhir pada bulan Ramadhan dengan nama Qods dan Palestina, ketika masyarakat sedang berpuasa dan memiliki spiritualitas tinggi, Imam Khomeini ra ingin agar gerakan simbolik ini tidak terlupakan dan cita-cita Palestina tidak termarginalkan.”
Sheikholeslam menambahkan, Palestina bukan sekedar sebuah masalah yang khusus untuk rakyat Palestina saja, melainkan sebuah masalah agama dan rakyat Iran sejak keesokan hari kemenangan Revolusi Islam bergerak menuju Kedutaan Besar Israel dan mengubahnya menjadi Kedutaan Besar Palestina.
Penasehat Ketua Parlemen Iran ini juga menekankan bahwa rakyat Iran sejak awal Revolusi Islam menyerukan slogan ini, “hari ini Iran, besok Palestina” dan bahwa cita-cita Palestina merupakan bagian dari identitas keagamaan dan Revolusi Islam Iran.
PM Australia Undang Pengusaha Singapura Berinvestasi
Peningkatan investasi Asia di kawasan Utara Australia akan menjadi prioritas utama PM Tony Abbott pada hari pertama kunjungannya ke Singapura. Kunjungan dua hari PM Tony Abbott di Singapura akan difokuskan pada isu perdagangan dan keamanan.
Hari pertama Abbott di Singapura pada hari ini akan didominasi oleh pertemuan bisnis sebelum melakukan pertemuan bilateral resmi pada Senin (29/6) esok. Abbott akan berpidato mengenai ÔÇÿKertas PutihÔÇÖ Pembangunan di Kawasan Utara Australia yang baru-baru ini diumumkan Pemerintahan Koalisi, yang meliputi program konsesi pinjaman senilai $5 miliar untuk pembangunan infrastruktur.
Abbott menjadi tuan rumah dari apa yang dikatakannya sebagai ÔÇÿPertemuan Meja Bundar Investasi Tingkat TinggiÔÇØ dengan perusahaan-perusahaan asal Singapura didorong untuk berinvestasi dibidang pembangunan infrastruktur dan kesempatan perdagangan lainnya.
Menteri Utama Queensland, Annastacia Palaszczuk, Menteri Utama Australia Barat, Colin Barnett dan Kepala Menteri Northern Territory, Adam Giles juga hadir di Singapura untuk membantu Abbott memasarkan kawasan mereka kepada investor Singapura.
Singapura merupakan mitra kerja ke-5 terbesar Australia dengan nilai perdagangan antara kedua negara mencapai $30 miliar per tahun.
Pertemuan meja bundar ini juga mencakup delegasi perdagangan Australia yang tengah berusaha membuat terobosan lebih lanjut ke dalam perekonomian Asia Tenggara, termasuk bank-bank besar.
Selain hubungan perdagangan, isu pertahanan dan keamanan juga merupakan agenda penting Abbott ke Singapura.
PM Tony Abbott dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong diperkirakan akan membahas kerja sama militer yang lebih dekat dan berbagi informasi kontra-terorisme.
PM Tony Abbott akan mengunjungi program de-radikalisasi yang sukses yang berjalan di sebuah masjid di Singapura dan meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Kranji.
Tapi akan ada juga sejumlah kegiatan diantara pertemuan formal Abbott di Singapura.
Lawatan ke Singapura ini telah diatur bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Australia dan Singapura.
 
Kedua perdana menteri akan menjadi tuan rumah dalam pesta barbeque untuk menandai moment berharga tersebut.(
ISIS Bentrok dengan Taliban, 12 Tewas
Setidaknya 12 orang tewas dalam bentrokan antara militan Taliban dan teroris Takfiri ISIS di wilayah timur Afghanistan.
Pihak berwenang di Kementerian Pertahanan Afghanistan hari Minggu (28/6) mengatakan bahwa pertempuran berlangsung di daerah Zawa dari Khogyani di Provinsi Nangarhar sehari sebelumnya.
Berdasarkan informasi yang dirilis oleh kementerian pertahanan Afghanistan, korban tewas meliputi lima teroris ISIS, termasuk komandan lokal Qari Mirwais, dan tujuh anggota Taliban.
Khader Adnan Akhiri Mogok Makan
Pengacara Khader Adnan, seorang tahanan Palestina di penjara rezim Zionis Israel, mengabarkan diakhirinya mogok makan Adnan.
Jawad Boulos mengatakan, Adnan mengakhiri mogok makan pada Ahad (28/6) malam setelah tercapai kesepakatan dengan para pejabat rezim Zionis untuk membebaskannya pada 12 Juli. Demikian dilansir Tasnim News.
Khader Adnan merupakan anggota senior Gerakan Jihad Islam Palestina di Tepi Barat.
Ia telah memulai mogok makan sejak 56 hari lalu untuk memprotes penahanannya yang tanpa pengadilan dan tanpa dakwaan di penjara Israel. Kondisinya dilaporkan memburuk.
Selama ini, Adnan telah ditangkap sebanyak delapan kali oleh aparat keamanan Israel, di mana penangkapan terbaru tanggal 17 Desember 2011.
Dalam Setahun, ISIS Eksekusi 3.200 Warga Suriah
Kelompok teroris Takfiri ISIS telah mengeksekusi lebih dari 3.000 warga Suriah termasuk ratusan warga sipil selama setahun lalu.
Sejak 29 Juni 2014 hingga sekarang, tercatat 3.200 kasus eksekusi warga Suriah yang dilakukan oleh ISIS, di mana 1.787 dari mereka adalah warga sipil dan 74 lainnya anak-anak. Demikian dilansir Press TV mengutip Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Menurut SOHR, hampir setengah dari warga sipil yang dieksekusi adalah anggota suku Sunni Shaitat yang melawan ISIS tahun lalu di kota Deir Ezzor, Suriah timur. Sementara 930 anggota suku itu dibunuh oleh milisi radikal.
Jumlah tersebut juga termasuk pembantaian baru-baru ini yang dilakukan ISIS di Kobani, utara Suriah.
SOHR telah mendokumentasikan setidaknya 223 eksekusi di Kobani, yang terletak di dekat perbatasan Turki, pada pekan ini.
Menurut kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu, ISIS juga telah mengeksekusi 216 milisi saingan dan pejuang Kurdi serta 900 tentara pemerintah Suriah.
Islam itu Eropa dan Eropa adalah Islam
Judul di atas saya petik dari pidato pejabat tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan. Namanya Federica Mogherini. Pidato itu ia sampaikan dalam konferensi ÔÇÿIslam dan EropaÔÇÖ di Brussels, Belgia, pada Rabu (24/6) lalu. Perempuan Italia ini memperoleh gelar doktor dari perguruan tinggi di Prancis pada 1994. Disertasinya adalah tentang Islam dan politik.
Di depan para peserta seminar -- politisi, akademisi, tokoh agama, dan para pemimpin masyarakat sipil Eropa --, penanggungjawab politik luar negeri dan kebijakan keamanan Uni Eropa itu menjelaskan banyak hal tentang pengaruh positif Islam dan umat Islam di masyarakat Eropa. Katanya, Islam sudah menjadi salah satu ciri dari identitas Eropa.
Menurut Mogherini, masyarakat yang plural adalah masa depan Eropa. Dan, Islam menjadi salah satu sumber dari keberagaman itu. ÔÇÿÔÇÿIslam adalah Eropa dan Eropa adalah Islam,ÔÇÖÔÇÖ ia menegaskan.
Dalam pandangan Mogherini, Islam dan umat Islam telah memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat Eropa. Ia yakin pengaruh itu akan semakin besar pada masa yang akan datang  dan harus diterima bersama (sebagai fakta), dan tidak seharusnya menjadi sumber ketakutan bagi Eropa.
Karena itu, katanya, tidak aneh bila Islam kemudian menjadi salah satu faktor pembentuk wajah Eropa pada saat ini dan akan datang. Oleh sebab itu, lanjutnya, Islam harus menjadi kenyataan yang tak bisa ditolak. ÔÇÿÔÇÿKita tidak boleh takut menyampaikannya di depan publik, meskipun banyak pihak tidak ingin mendengarkannya,ÔÇÖÔÇÖ ujarnya seperti dikutip media al Sharq al Awsat.
Dalam konferensi yang diselenggarakan koalisi partai-partai sosialis demokratik di Parlemen Eropa itu, para pembicara juga menyoroti tentang fenomena munculnya kelompok-kelompok radikal keagamaan. Juga banyaknya pemuda Eropa yang bergabung dengan kelompok teroris di Suriah dan Irak seperti ISIS.  Mereka mengatakan, kelompok-kelompok itu merupakan tantangan bagi politik dalam dan luar negeri Eropa.
Menanggapi hal itu, Federica Mogherini meminta para insan media untuk tidak terlalu membesar-besarkan kelompok-kelompok radikal tersebut. Semakin mereka dibesarkan, katanya, akan makin banyak anak-anak muda Eropa yang tertarik kepada mereka. Mogherini berpandangan, kelompok-kelompok teroris seperti ISIS justeru menjadi musuh utama Islam. ÔÇÿÔÇÿUmat Islamlah yang justeru menjadi korban dari ideologi yang dikembangkan ISIS. Bukan hanya masyarakat Eropa,ÔÇÖÔÇÖ┬á katanya.
Ia mensinyalir ketertarikan para pemuda Eropa pada ISIS antara lain karena mereka sedang mencari jati diri. Mereka kemudian menjadi korban dari lingkup sosial, budaya, dan politik Eropa yang kurang ramah kepada mereka. Mogherini pun mengajak para pemimpin Eropa untuk lebih memperhatikan para anak muda itu, antara lain dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan menolak pemikiran menyimpang lewat program pendidikan dan pengajaran.
Pernyataan para politisi yang tidak ramah kepada Islam, menurutnya,juga ikut memberi andil tentang munculnya ideologi radikal di kalangan anak muda Eropa. Untuk itu ia mengajak para pemimpin Eropa untuk mengikutsertakan anak-anak muda Muslim dalam program politik Eropa yang mengedepankan pluralistik masyarakat.
Beberapa hari sebelum konferensi ini, delegasi Uni Eropa juga telah menggelar pertemuan tahunan dengan para pemimpin agama yang melibatkan tokoh tiga agama besar di Eropa: Kristen, Islam, dan Yahudi. Mereka membahas tentang harmonisasi kehidupan masyarakat majemuk dalam menghadapi ideologi radikal. Menurut ketua majelis ulama Eropa yang bermarkas di Brussels, Khalid Hajji, dialog untuk menciptakan kehidupan yang lebih damai antarpemeluk agama sangat diperlukan dalam menghadapi ideologi radikal.
Menurut Hajji, para peserta pertemuan sepakat untuk terus melanjutkan dialog antarpenganut agama ini. Tujuannya untuk mencari solusi terhadap sikap ekstrim di masyarakat yang disebabkan oleh ideologi radikal dari para pemeluk agama. Hajji juga menyayangkan bahwa sikap dan pernyataan para politisi seringkali justru menjadi pemicu kebencian terhadap suatu agama. Meski ia tidak menyebut nama politisi di Eropa, namun bisa ditebak yang dimaksud adalah para politisi dan pihak-pihak di Eropa yang selama ini selalu menyebarkan kebencian pada Islam dan umat Islam semisal Geert Wilders. Nama yang terakhir ini merupakan politisi Belanda yang dikenal sangat membenci Islam.
Kita tentu menyambut baik pihak-pihak yang terus berusaha untuk menciptakan harmonisasi dan kedamaian di masyarakat, seperti halnya Federica Mogherini. Apalagi dengan posisinya yang tinggi di Uni Eropa, pengaruhnya tentu akan sangat besar, bukan hanya di negara-negara Eropa, tapi juga di dunia. Kehadiran tokoh seperti Mogherini semakin diperlukan di tengah dunia yang selalu dicemaskan oleh aksi-aksi teror seperti yang telah terjadi di Prancis, Kuwait, dan Tunisia dalam waktu yang hampir bersamaan beberapa hari lalu.
Seperti yang pernah saya tulis beberapa kali di rubrik ÔÇÿResonansiÔÇÖ ini bahwa kelompok-kelompok radikal, teroris, dan para simpatisannya tidak bisa hanya dihadapi dengan kekuatan senjata. Bahkan dengan koalisi militer internasional sekalipun. Lihatlah, apa yang terjadi dengan┬á Al Qaida-Taliban di Afghanistan ketika diserang habis koalisi militer pimpinan Amereka Serikat (AS).┬á Orang-orang al Qaida di Afghanistan memang berantakan, namun mereka justeru beranak-pinak dan menyebar ke berbagai negara dengan nama yang berbeda-beda.
Begitu juga dengan ISIS. Setahun lalu, AS menggalang koalisi 40 negara untuk menghabisi negara teroris pimpinan Abu Bakar al Baghdadi itu. Namun, ISIS kini justru lebih kuat dan kekuasaannya lebih luas di Suriah dan Irak.
Sikap radikal alias terorisme lahir dari sebuah ideologi. Sebuah ideologi tidak akan habis atau mati hanya karena serangan koalisi militer atau dihadapi dengan kekuatan bersenjata. Sebuah ideologi harus dihadapi dengan kontra-ideologi alias ideologi tandingan.
Kelompok-kelompok radikal dan ekstrimis juga tidak bisa dihadapi dengan kebencian, seperti yang dilakukan Geert Wilders dan para pengelola majalah Charlie Hebdo di Paris yang melecahkan Islam dan Nabi Muhammad SAW. Atau pun dengan membuat kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW di surat kabar Denmark Jyllands-Posten, atau juga yang dilakukan pendeta Amerika Serikat Terry Jones ketika membakar Alquran.
Kebencian akan melahirkan kebencian serupa. Sikap ekstrim akan juga memunculkan sikap ekstrim di pihak lain. Ujung-ujungnya dunia ini akan dipenuhi dengan berbagai kebencian. Pada akhirnya saling benci akan melahirkan tindakan ekstrim dan bahkan terorisme.
Karena itu, untuk mencegah ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme di masyarakat, yang diperlukan adalah koalisi kelompok-kelompok yang mempromosikan sikap toleran, moderat, dan tidak saling menafikkan. Kita membutuhkan tokoh-tokoh seperti Federica Mogherini, Pangeran Charles dari Inggris, dan lainnya. Mereka dan sejumlah tokoh lainnya di Eropa tidak henti-hentinya mempromosikan sikap terleransi di masyarakat, terutama di antara para pemeluk agama yang berbeda.
Kita tentu berharap akan muncul lebih banyak lagi pihak-pihak yang mempromosikan teleransi di tengah-tengah masyarakat. Bila pihak-pihak itu berkoalisi atau bekerja sama, di satu sisi mereka akan mempersempit gerak mereka-mereka yang menebarkan kebencian pada Islam dan di sisi yang lain akan mencegah munculnya sikap-sikap ekstrimisme di masyarakat.
Rusia Produksi Rudal Supersonik Canggih
Pakar-pakar militer Rusia mengabarkan produksi rudal supersonik Yu-71 di negara ini.
Seperti dilansir Sputnik, para pakar militer Rusia, Ahad (28/6) mengatakan, rudal canggih dan supersonik Yu-71 mampu melewati semua sistem pertahanan rudal yang ada sekarang ini.
Rudal supersonik Yu-71 hingga sekarang telah diuji coba sebanyak empat kali.
Pembuatan rudal tersebut memerlukan waktu beberapa tahun, di mana uji coba terbaru dilakukan pada 26 Februari 2015.
Produksi rudal supersonik Yu-71 merupakan bagian dari agenda Rusia untuk memodernisasi "Pasukan Rudal Strategis" negara ini.
Yu-71, merupakan program rudal rahasia Rusia dengan sandi "Project 4202". Rudal ini memiliki kecepatan hingga 11.200 km perjam.



























