کمالوندی

کمالوندی

Senin, 29 Juni 2015 05:29

Menlu Iran Berunding Intensif di Wina

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran telah melakukan pembicaraan bilateral dan intensif dengan timpalannya dari Amerika Serikat dan Jerman, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, dan Wakil Menlu Cina.

Negosiasi Mohammad Javad Zarif dengan John Kerry, Frank-Walter Steinmeier, Federica Mogherini, dan Wang Yi dilakukan pada Ahad (28/6) sore setelah Zarif bertemu dengan timpalannya dari Inggris, Philip Hammond. Demikian dilansir IRNA.

Pertemuan antara Menlu Iran dan AS kali ini merupakan pertemuan keempat mereka selama dua hari ini.

Sementara itu, Menlu Jerman sebelum bertemu dengan timpalannya dari Iran, keluar dari Hotel Coburg dan menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan.

Steinmeier menegaskan komitmen terhadap pernyataan Lausanne dan mengatakan, kesepakatan itu harus diubah ke dalam sebuah teks, dan mungkin ini tampak sederhana, namun ini pekerjaan yang sulit.

Pada Ahad malam, Menlu Iran kembali ke Tehran dan setelah satu hari, ia dijadwalkan kembali ke Wina.

Sebelum meninggalkan Wina, Zarif mengatakan bahwa kepulangannya itu sudah diagendakan sebelumnya.

Tehran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Perancis, Inggris, Amerika Serikat ditambah Jerman) tinggal memiliki sehari lagi untuk mencapai kesepakatan komprehensif tentang isu nuklir Iran, sebab 1 Juli adalah tenggat waktu negosiasi.

Namun berdasarkan sejumlah laporan, perundingan itu kemungkinan akan diperpanjang hingga beberapa hari.

Pemerintah Thailand membakar tujuh ton narkoba senilai sekitar 600 juta dolar bertepatan dengan Hari Anti-Narkotika Internasional.

Surat kabar Bangkok Post menulis, Departemen Kesehatan Umum dan Kantor Makanan dan Obat (FDA) telah memverifikasi 7,340 kg narkoba sebelum membakarnya pada Jumat (26/6). Demikian dilansir IRNA.

Sementara itu, para pejabat Myanmar mengatakan, narkoba senilai sekitar 245 juta dolar telah dihancurkan dalam tiga tempat termasuk di pusat perdagangan Yangon dan kemudian dibakar.

Asia Tenggara khususnya Segitiga Emas (kawasan di bagian utara Asia Tenggara yang meliputi Burma, utara Laos dan bagian utara Thailand), merupakan pusat penting produksi narkoba di dunia.

Tingkat produksi opium di Segitiga Emas pada 2014 mencapai 762 ton, yaitu tiga kali lipat pada 2006.

Myanmar merupakan produsen opium terbesar di wilayah tersebut dan kedua di dunia setelah Afghanistan.

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), organisasi tingkat dunia yang khusus menangani kejahatan dan narkoba, telah menetapkan 26 Juni sebagai Hari Anti-Narkotika Internasional.

Kementerian Luar Negeri Austria menilai kesepakatan nuklir antara Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 sebagai peluang untuk memperbaikai hubungan antara Tehran dan Barat.

Martin Weiss, juru bicara Kemlu Austria mengatakan, jika negosiasi sampai pada kondisi di mana semua pihak dapat mencapai kesepakatan atas sebuah solusi, maka ini adalah peluang sangat baik bagi Iran untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan Austria dan bahkan dengan dunia internasional. Demikian dilaporkan IRNA, Sabtu (27/6).

Weiss lebih lanjut menyinggung hubungan baik antara Austria dan Iran, dan mengatakan bahwa negaranya telah memiliki Kedutaan Besar dan Pusat Budaya di Tehran.

Di bagian lain pernyataannya, jubir Kemlu Austria menyinggung serangan cyber dan spionase terhadap tempat-tempat penyelenggaraan perundingan antara Iran dan Kelompok 5+1.

"Pencegahan terhadap segala bentuk spionase merupakan hal penting, dan penyelidikan terkait hal ini sedang dilakukan oleh para pakar Austria yang bekerjasama dengan pihak-pihak lain di perundingan ini termasuk Iran," jelas Weiss.

Tim perunding nuklir Iran dan Kelompok 5+1 berada di Wina untuk  melanjutkan penulisan draf Rencana Aksi Bersama.

1 Juli 2015 adalah tenggat waktu negosiasi antara Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Inggris, Perancis ditambah Jerman) untuk mencapai kesepakatan final.

Pemerintah Pakistan mengecam serangan teroris di sebuah masjid Muslim Syiah di Kuwait.

Seperti dilansir IRNA, Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam pernyataannya, Jumat (26/6), menyampaikan simpati mendalam kepada keluarga para korban serangan bom bunuh diri di Masjid Imam Jafar Shadiq as di Kuwait.

Disebutkan bahwa rakyat dan pemerintah Pakistan mendoakan para korban terluka serangan tersebut supaya cepat pulih kembali.

Serangan bom bunuh diri di Masjid Imam Shadiq as di distrik al-Sawabir, Kuwait City, telah merenggut nyawa 27 orang dan melukai 227 lainnya.

Insiden tersebut terjadi ketika para jamaah sedang menunaikan shalat Jumat.

Serangan yang dilakukan oleh teroris ISIS itu telah menuai kecaman masyarakat internasional.

Juru bicara resmi Perusahaan Minyak Nasional Kuwait (KNPC) mengabarkan peningkatan langkah-langkah keamanan di sekitar instalasi minyak di negara ini.

Seperti dilaporkan Sky News, Khaled al-Asousi, Jumat (26/6) mengatakan, langkah-langkah keamanan telah ditingkatkan pasca serangan bom bunuh diri di Masjid Imam Jafar Shadiq as di Kuwait.

Ia menambahkan, meskipun selama beberapa waktu lalu telah diadopsi berbagai tindakan preventif di sekitar kilang-kilang minyak melalui kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri Kuwait, namun peningkatan langkah-langkah ini sangat penting menyusul ancaman terorisme.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Kuwait, serangan bom bunuh diri di Masjid Imam Shadiq as di distrik al-Sawabir, Kuwait City, telah merenggut nyawa 27 orang dan melukai 227 lainnya.

Insiden tersebut terjadi ketika para jamaah sedang menunaikan shalat Jumat.

Pemerintah Tunisia berencana menutup puluhan masjid yang diduga menyebarkan ajaran kekerasan.

Habib Essid, Perdana Menteri Tunisia mengatakan, pemerintah akan menutup 80 masjid yang keluar dari kontrol dan digunakan untuk menghasut kekerasan. Demikian dilaporkan IRNA mengutip Reuters, Sabtu (27/6).

Menurutnya, penutupan itu akan berlangsung dalam waktu sepekan dan dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri Tunisia.

"Sejumlah masjid terus menyebarkan propaganda dan mereka mendukung terorisme," imbuh Essid dalam jumpa pers, Jumat.

Keputusan tersebut diambil setelah orang-orang bersenjata di tepi pantai dekat Hotel Imperiale Marhaba di Sousse, Tunisia menembaki wisatawan asing secara membabibuta.

Serangan pada Jumat itu telah menewaskan 39 orang termasuk turis dari Inggris, Jerman, Belgia, Prancis dan Irlandia.

Insiden tersebut adalah serangan kedua setelah Maret lalu kelompok militan menewaskan 22 orang, kebanyakan warga asing, di sebuah musim.

Senin, 22 Juni 2015 18:58

Bersama Kafilah Ramadhan (6)

Kesenjangan yang besar antara kaya dan miskin merupakan salah satu pemicu ketidakpuasan di masyarakat. Semakin besar kesenjangan sosial di antara anggota masyarakat, kondisi hidup bagi kalangan miskin kian sulit. Jika rasa empati dan persaudaraan di sebuah komunitas semakin pudar, kaum papa selain menderita akibat kemiskinan, juga didera penderitaan perasaan yang besar. Sebaliknya jika mereka disayang dan diperhatikan oleh kalangan mampu, maka penderitaan hidup mereka semakin ringan.

Syariat Islam yang bertumpu pada prinsip keadilan sosial berusaha keras mengatur hubungan dan interaksi sosial. Salah satu hukum Islam untuk menciptakan kesetaraan di antara manusia adalah puasa. Puasa menciptakan kondisi di mana mereka yang kaya dengan memahami penderitaan serta posisi orang miskin, menyadari sepenuhnya tekanan ekonomi dan kesulitan sosial mereka. Dengan demikian orang kaya akan berusaha meringankan penderitaan saudara mereka yang kurang mampu. Upaya ajaran Islam ini akan berhasil menghapus iklim ketidakpuasan dan penderitaan serta menciptakan semangat persaudaraan dan konvergensi.

Hasil nyata dari puasa adalah menumbuhkan perasaan menyelami penderitaan orang miskin. Orang kaya bisa saja lalai akan penderitaan orang miskin dan bagaimana rasanya kelaparan. Melalui puasa, orang kaya akan terbebas dari kealpaan dan senantiasa mengingat penderitaan orang-orang miskin, sehingga mereka tak segan-segan mengulurkan tangan membantu mereka serta memenuhi kebutuhan saudara mereka tersebut.

Ada sebuah riwayat dari Imam Sadiq as yang mengisahkan pertanyaan Hisyam bin Hakam akan sebab diwajibkannya puasa. Imam Sadiq as menjawab, ÔÇ£Puasa diwajibkan karena untuk menyetarakan antara orang kaya dan miskin. Penyetaraan ini dari sisi, orang kaya dapat merasakan lapar dan mereka akan memenuhi hak-hak orang miskin. Hal ini dikarenakan orang kaya selalu dapat memenuhi seluruh keinginannya. Allah ingin menyaksikan persamaan di antara hamba-Nya dan membuat orang kaya dapat mencicipi rasanya lapar, supaya mereka menyayangi orang miskin.ÔÇØ

Para pemuka agama di berbagai riwayat dan doa menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan muwasah (kepedulian/bantuan). Muwasah adalah membagi rizki yang diperoleh kepada sesama saudara Muslim. Oleh karena itu, bulan suci Ramadhan disebut sebagai bulan muwasah (peduli), supaya orang Muslim memiliki rasa peduli kepada saudara Muslim yang lainnya dan berbuat baik kepada mereka. Dengan melatih sifat mulia ini, masyarakat Muslim akan terbebas dari kebencian orang miskin kepada orang kaya dan semua anggota masyarakat hidup dalam penuh persaudaraan serta mencicipi nikmat Ilahi. Dorongan memberi buka puasa di budaya Islam, membantu orang miskin dan menggelar jamuan bagi semua orang yang kini telah menjadi budaya, merupakan indikasi lain dari kasih sayang di masyarakat Islam.

Salah satu buah dari ibadah puasa adalah menumbuhkan kepedulian dan merasakan penderitaan orang miskin. Sejatinya rasa lapar dan haus orang yang berpuasa membuat mereka merasakan pula apa yang dialami oleh orang miskin. Dengan demikian orang kaya akan semakin dekat dengan orang miskin dan mereka bersedia berbuat baik serta menginfakkan hartanya. Yang kemudian terjadi adalah sebuah masyarakat akan belajar saling membantu kepada sesamanya.

Orang kaya yang selalu tercukupi kebutuhannya dan belum pernah merasakan rasa lapar, di bulan Ramadhan akan terbebas dari kealpaan dan ketidakpedulian terhadap kondisi orang miskin. Rasulullah Saw di khutbahnya sebelum memasuki bulan Ramadhan telah mengisyaratkan poin ini. Beliau bersabda, ÔÇ£Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya...ÔÇØ

Rasulullah Saw saat menjelaskan keutamaan bulan Syaban dan Ramadhan bersabda, ÔÇ£Bulan Syaban adalah bulanku dan Ramadhan, bulah Allah Swt yang merupakan musim semi bagi orang fakir dan miskin.ÔÇØ Oleh karena itu, salah satu ritual beliau di bulan ini adalah memberi sedekah dan infak kepada orang miskin. Imam Sadiq as dalam sebuah sabdanya berkata, ÔÇ£Mereka yang bersedekah di bulan Ramadhan, Allah Swt akan menghapus 70 musibah dan kesulitan orang tersebut.ÔÇØ Oleh karena itu, pengikut sejati Rasulullah di bulan Ramadhan berusaha menjadikan bulan ini sebagai musim semi bagi orang-orang yang membutuhkan. Mereka berlomba-lomba membantu sesamanya yang membutuhkan dan menghapus penderitaan dari wajah kaum papa.

Puasa membangkitkan empati terhadap penderitaan orang miskin. Orang yang berpuasa dengan menahan rasa lapar dan haus yang bersifat sementara, telah mengembangkan rasa kasih sayang dan lebih baik menyadari kondisi orang miskin. Selain itu, perjalanan hidupnya pun akan berubah dan mereka tidak akan lagi memonopoli hak-hak kaum miskin.

Bantuan tulus kepada mereka yang membutuhkan dapat menjadi ampunan dosa dan menutupi kekurangan manusia. Di sebuah riwayat dari Imam Ali as disebutkan, ÔÇ£Di antara sarana ampunan dosa besar adalah membantu manusia yang kesusahan dan memenuhi kebutuhan kebutuhan mereka.ÔÇØ Imam Sadiq as dalam sebuah riwayat bersabda, ÔÇ£Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Dawud as bahwa Aku akan memasukkan seorang hamba ke surga hanya dengan satu kebaikan yang dikerjakannya. Nabi Dawud as kemudian bertanya, apakah kebaikan yang telah dikerjakan hamba tersebut? Allah berfirman, kebaikan tersebut adalah menggembirakan hati seorang mukmin, meski hanya dengan memberi sebuah kurma.ÔÇØ

Bulan Ramadhan dan berpuasa memiliki dampak beragam bagi Muslim. Bulan Ramadhan, di samping sisi spiritual khususnya, juga memperluas semangat saling membantu dan bekerjasama dengan kaum papa. Salah satu hikmah paling mencolok puasa adalah bantuan dan bersahabat dengan orang-orang miskin, kaum papa, anak yatim dan mereka yang kelaparan. Karena manusia dengan berpuasa dan merasakan lapar serta dahaga, dapat menyelami perasaan kaum ini lebih baik. Jika demikian manusia pun akan lebih berusaha untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak mampu.

Di bulan Ramadhan sangat dianjurkan untuk berbuat baik, memberi makan serta infak kepada orang miskin. Di sisi lain, rasa lapar dan dahaga orang yang berpuasa membuat mereka memahami lebih baik kondisi yang dialami orang miskin. Dengan demikian orang kaya akan semakin dekat dengan si miskin dan perasaannya semakin sensitif. Orang kaya akan semakin terdorong berbuat baik dan bersedekah serta masyarakat akan belajar membantu sesama anggotanya. Imam Hasan Askari ditanya, mengapa puasa itu wajib? Beliau menjawab, supaya orang yang mampu dapat merasakan rasa lapar dan memperhatikan orang-orang miskin.

Arnoud van Doorn, masuk Islam di tahun 2013. Setelah merasakan ajaran-ajaran Ilahi, ia semakin tertarik dengan Islam dan ajarannya. Selama beberapa tahun ia berpuasa bersama orang Muslim lainnya dan melewati bulan Ramadhan bersama-sama. Ramadhan dan berpuasa merupakan pengalaman menakjubkan bagi van Doorn.

Ia mengungkapkan pengalaman pertamanya saat berpuasa. Ia mengatakan, ÔÇ£Bagi Saya, Ramadhan pertama sama halnya dengan pengungkapan kemampuan dan kekuatan seseorang dalam menghadapi kesulitan serta melatih kesabaran. Ini merupakan poin yang belum pernah Saya sadari sebelumnya. Di bulan Ramadhan Anda akan mengecap perasaan yang hanya Anda dengar dari orang lain atau Anda baca di buku-buku, misalnya bagaimana perasaan kolektif orang Muslim terkait rasa lapar, dahaga dan berbuka puasa. Namun sekarang Saya mengalami perasaan ini.ÔÇØ

Namun demikian bulan Ramadhan bukan sekedar pengalaman menahan rasa haus dan lapar. Dengan perut kosong, van Doorn memikirkan dunia, mereka yang tidak mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Terkait hal ini ia berkata, ÔÇ£Kami berpuasa dan setelah beberapa jam, kami lantas berbuka. Saat itu, kami menyadari orang-orang di seluruh dunia yang menderita kelaparan dan tidak memiliki harapan menemukan sesuatu untuk memenuhi perut mereka. Sejatinya puasa menumbuhkan rasa empati terhadap orang miskin dan saya berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka.ÔÇØ

 
Senin, 22 Juni 2015 18:58

Bersama Kafilah Ramadhan (5)

Syariat Islam dikemas selaras dengan fitrah manusia dan hukum-hukumnya merupakan tuntutan hakiki fitrah insani. Perkara yang dilarang dan dianggap haram dalam Islam adalah sesuatu yang tidak selaras dengan tuntutan dan kecenderungan fitrah.Sementara hal yang masuk kategori perintah sudah tentu sejalan dengan fitrah. Dengan alasan ini, hati nurani umat manusia menerima ajaran Islam dan menyesuaikan pola hidup mereka dengan ajaran tersebut dan mereka sama sekali tidak merasa terbebani atau tertekan.

Salah satu ciri khas syariat Islam adalah kemudahan dan keringanan hukum-hukumnya. Allah Swt mempertimbangkan kapasitas dan kemampuan manusia serta kepastian terlaksananya hukum syariat yang ditetapkan.Landasan hukum Islam adalah untuk kebaikan dan maslahat serta menolak keburukan dan mafsadat. Jelas bahwa hukum yang selaras dengan fitrah manusia akan diterima dan hati nurani juga terdorong untuk melaksanakannya.Jika individu tertentu menentang hukum Islam karena kepentingan pribadi atau kebodohan dan mencegah penerapannya, maka pihak lain akan bangkit membela dan mencela orang-orang yang menolak hukum Allah Swt.

Puasa Ramadhan merupakan bagian dari ajaran Islam yang selaras dengan fitrah. Puasa bagi mereka yang hobi makan akan sedikit berat dan ini bisa menjadi ajang latihan.Iya, menahan lapar dan haus tidak sejalan dengan tuntutan hawa nafsu, tapi kondisi ini sama seperti ketidakcocokan obat dengan selera pasien, rasa obat yang pahit bertentangan dengan selera pasien. Namun, fitrah dan akal sehat menerima obat tersebut dan ia siap dengan segala kepahitannya. Dalam puasa, Allah Swt juga tidak menginginkan kesulitan dan kepayahan bagi umatnya. Surat al-Baqarah ayat 185 berbunyi, Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

Ternyata puasa sudah dikenal oleh umat-umat terdahulu. Bangsa Romania, India, dan kemudian Yunani dan Mesir, merupakan suku bangsa yang sudah mengenal puasa. Beberapa filosof Yunani seperti, Pythagoras dan Plato juga percaya bahwa puasa akan menciptakan nuansa religius dalam jiwa dan ini merupakan tahap awal untuk mendapatkan ilham. Suku-suku di benua Amerika juga meyakini bahwa puasa efektif untuk memperoleh petunjuk dari Ruh Besar dan menyebabkan penyucian jiwa.

Puasa juga sudah dipraktekkan di tengah pemeluk agama Yahudi dan Nasrani. Dalam ajaran Yahudi, salah satu cara populer untuk mendekatkan diri kepada Tuhan adalah berpuasa. Puasa merupakan bagian dari ibadah umat Yahudi dan hal ini disinggung beberapa kali dalam kitab Taurat. Nabi Musa as sebelum menerima 10 Perintah Tuhan,melakukan ritual puasa selama 40 hari di Gunung Sinai dan menahan diri dari makan dan minum. Saat ini, puasa merupakan sebuah perkara yang sangat umum di tengah umat Yahudi dunia dan dilakukan dalam bentuk kewajiban atau anjuran.

Di agama Nasrani, puasa tercatat dalam kalender Gereja dan merupakan bagian dari tradisi keagamaan mereka. Dalam kitab Injil disebutkan bahwa Isa al-Masih memerintahkan para pengikutnya untuk berpuasa. Puasa sudah menjadi ciri khas para Hawariyun dan penyebar ajaran Isa al-Masih.

Allah Swt telah menanamkan fitrah dalam diri manusia. Fitrah adalah sifat asal dan sebuah kencenderungan di mana Tuhan menciptakan manusia atasnya. Pada dasarnya,Allah Swt telah membekali manusia dengan kecintaan kepada-Nya pada saat meniupkan ruh ke jasad mereka. Sebenarnya, jika kita sudah memahami hakikat insan dengan benar dan juga mengerti kaitannya dengan alam malakut, maka bulan Ramadhan bukan lagi perkara sulit dan halangan bagi kita. Kita akan menganggap Ramadhan sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan mencapai kesempurnaan.

Puasa merupakan sejenis latihan agar manusia mampu mengontrol dirinya dan memerangi hawa nafsu, sehingga bisa sampai pada tujuan utama dan filosofi penciptaan manusia yaitu, kesempurnaan dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Salah satu perintah yang tegas dalam agama Islam adalah kewajiban berpuasa. Dengan mewajibkan puasa, Allah Swt ingin memberikan sebuah kesempatan emas kepada manusia sehingga mereka bisa mengaktualisasikan potensi-potensinya untuk mencapai kedekatan dengan Sang Pencipta dan meraih posisi utamanya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Kewajiban ini disertai dengan menahan diri dari segala hal yang bisa membatalkan puasa.

Manfaat puasa yang disebut dalam sejumlah riwayat sangat mengagumkan. Dikatakan bahwa untuk mencapai kesempurnaan hakiki, tidak ada jalan lain kecuali mengurangi porsi makan dan berpuasa. Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Barang siapa yang menahan rasa lapar, daya pikirnya akan meningkat dan meraih pencapaian makrifat.ÔÇØ (Mizan al-Hikmah, jilid 5).Dalam sebuah riwayat dari Nabi Daud as dikisahkan bahwa Tuhan berfirman kepadanya, ÔÇ£Wahai Daud! Aku menetapkan lima perkara dalam lima perkara. Akan tetapi, umat sibuk mencari lima perkara yang lain dan mereka tidak menemukannya. Salah satu dari lima hal itu adalah ilmu, Aku menempatkannya dalam rasa lapar dan usaha, sementara umat mencarinya dalam keadaan kenyang dan santai dan mereka tidak mendapatinya.ÔÇØ (Bihar al-Anwar, jilid 75)

Berpuasa dan membiarkan perut kosong memiliki banyak manfaat dan berkah. Salah satunya adalah manusia bisa meraih ilmu pengetahuan dan hikmah. Ketika perutpenuh terisi makanan, organ-organ tubuh harus bekerja ekstra untuk mencerna makanan dan pada akhirnya pikiran dan daya pikir manusia tidak beraktivitas dengan baik. Namun ketika perut kosong dari makanan, mereka akan memiliki kekuatan prima. Alkisah, seseorang mendatangi rumah ulamauntuk belajar tata cara ibadah. Ulama itu kemudian bertanya, ÔÇ£Bagaimana cara engkau menyantap makanan?ÔÇØ Orang itu menjawab, ÔÇ£Aku makan sebanyak mungkin sampai aku kenyang.ÔÇØ Sang ulama heran dan berkata, ÔÇ£Ini adalah kebiasaan hewan. Engkau harus terlebih dahulu belajar cara makan dan kemudian belajar tata cara ibadah.ÔÇØ (Dikutip dari buku Bahr al-Maarif, karya Abdul Samad Hamedani)

Bulan Ramadhan merupakan sebuah momentum untuk membersihkan dan menyucikan jiwa sehingga manusia terbebas dari cengkraman hawa nafsu. Mereka harus memanfaatkan bulan ini untuk menggantikan kegelapan syahwat dengan cahaya dan kenikmatan mengikuti perintah Allah Swt. Di bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat terbuka lebar dan taubat para hamba diterima. Pada dasarnya dengan segala berkah yang ditawarkan Ramadhan, manusia bisa meningkatkan derajatnya dan melangkah meraih kesempurnaan.

Bapak Pencetus Revolusi Islam, Imam Khomeini ra adalah sosok ulama revolusioner, ahli fikih, filsafat, teologi, dan irfan. Beliau juga dikenal sebagai seorang arif dan teladan ketakwaan. Berkenaan dengan bulan Ramadhan, Imam Khomeini ra berkata, ÔÇ£Ini adalah sebuah undangan dari sisi Allah. Ini adalah sebuah nikmat dan rahmat dari Allah kepada hambanya yang lemah dan hina sehingga ia bisa meningkatkan derajatnya.ÔÇØ Beliau meneruskan, ÔÇ£Bersungguh-sungguhlah meraih berkah Ramadhan dan jangan biarkan berlalu begitu saja. Nuansa religius yang dirasakan selama Ramadahan harus tetap dijaga untuk menjalani bulan-bulan selanjutnya.ÔÇØ

Imam Khomeini ra di berbagai ceramahnya selalu menyeru masyarakat pada ketaatan dan ibadah kepada Allah Swt. Selama bulan Ramadhan, beliau menghabiskan banyak waktunya untuk berdoa dan bermunajat dengan Sang Khalik dan berusaha untuk memanfaatkan kesempatan emas ini dengan maksimal. Imam Khomeini ra kadang harus berpuasa selama 18 jam di tengah teriknya suhu udara di kota Najaf yang mencapai 50 derajat Celcius. Beliau tidak menyantap hidangan berbuka sebelum menunaikan shalat magrib dan isya serta ibadah sunnah.

Imam Khomeini ra juga senantiasa menunaikan shalat dzuhur dan asar berjamaah di Madrasah Ayatullah Burujerdi di Najaf. Sebelum shalat dimulai, beliau menyempatkan diri untuk melaksanakan ibadah sunnah. Pembacaan ayat-ayat yang panjang dalam shalat dan kegiatan berzikir setelahnya terbilang sebagai rutinitas yang memberatkan para santri muda. Namun, keteladanan yang ditunjukkan Imam Khomeini ra memberi pengaruh besar pada diri santri dan menumbuhkan semangat baru pada diri mereka.

Mengenai kegiatan Imam Khomeini ra di bulan puasa, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, ÔÇ£Beliau biasanya tidak punya agenda pertemuan selama Ramadhan kecuali keperluan mendesak. Namun setelah bulan puasa, orang-orang yang bertemu Imam Khomeini ra menemukan beliau lebih bercahaya. Orang-orang di sekitar merasakan hal itu. Dengan usia 90 tahun, Imam Khomeini raaktif selama satu bulan penuh dan beliau bergerak maju. Beliau selalu bergerak maju, tapi di bulan Ramadhan gerakan itu meningkat dan lebih giat, karena momentum ini adalah sebuah kesempatan yang sangat tepat.ÔÇØ

 
Senin, 22 Juni 2015 18:56

Bersama Kafilah Ramadhan (4)

Allah Swt menghadirkan hidangan yang penuh berkah dan nikmat kepada kaum Muslim di bulan Ramadhan, sebuah jamuan yang dipenuhi dengan berbagai nikmat material dan spiritual. Setiap orang dapat membawa kenikmatan itu sesuai dengan kadar ibadahnya sebagai bekal untuk kehidupan duniawi dan ukhrawi. Meski ibadah puasa secara lahiriyah hanya menahan makan dan minum, namun orang yang berpuasa untuk bisa sampai ke derajat tinggi kesempurnaan insani dan meraih nikmat-nikmat spiritual, perlu menjaga seluruh anggota badannya dan meninggalkan semua perbuatan dosa dan maksiat.

Salah satu anjuran para pemuka agama kepada orang-orang yang berpuasa adalah meminta merekauntuk menjaga penglihatan, lisan, pendengaran, dan anggota lainnya dari perbuatan dosa.Imam Ali Ridha as berkata, Wahai manusia yang berpuasa semoga Tuhan merahmati kalian! Sesungguhnya puasa adalahhijab di mana Allah menjadikannya untuk menjaga lisan, pendengaran, penglihatan, dan seluruh anggota badan. Sungguh Allah telah menetapkan hak puasa untuk seluruh anggota badan, karena itu barang siapa menunaikan hak-hak tersebut dalam puasanya, maka ia sungguh telah berpuasa danmelaksanakan hak puasanya.Dan barang siapa yang mengabaikan hak-hak tersebut, mereka telah kehilangan keberkahan dan pahala puasa sesuai dengan kelalaiannya itu.(Mizan al-Hikmah, jilid 5)

Orang yang benar-benar berpuasa, mencegah lisannya dari melakukan dosa-dosa yang melibatkan lisan seperti, berdusta, ghibah (membicarakan keburukan orang lain), dan mencela. Ia juga mengontrol pendengarannya dari mendengar suara-suara yang menyimpang dan rayuan syaitan.Penglihatan orang yang berpuasa juga tidak dibenarkan untuk melihat setiap pemandangan. Fenomena yang bisa menyeret manusia ke lembah dosa haram hukumnya untuk ditonton dan orang yang berpuasa harus menutup penglihatannya.

Individu yang berpuasa harus meninggalkan semua dosa dan menjauhi sifat-sifat tercela seperti, rasa dengki, iri hati, marah atau menebarkan permusuhan dan lain-lain. Sebab, puasa merupakan sebuah ibadah untuk melatih manusia mengontrol diri dan memupuk semangat takwa. Rentang waktu antara sahur sampai terbenam matahari merupakan sebuah kesempatan baik untuk mengontrol dan memerangi hawa nafsu serta menolak godaan.Setiap individu yang menjaga amal ibadahnya hingga waktu berbuka, tentu ia akan memperoleh derajat yang tinggi.

Kesuksesan seseorang untuk meninggalkan dosa, akan membuatnya meraih keuntungan yang lebih besar dalam urusan ibadah dan jika ia terlibat banyak dosa meskipun tidak membatalkan puasa,tapi pahala dan ganjarannya telah berkurang. Kaum mukmin akan berusaha maksimal agar bisa mempersembahkan amal ibadah yang sempurna dan tanpa cacat ke pangkuan Allah Swt.Amalan yang ikhlas dan bersih ini diterima dengan lapang dan membuat pelakunya memperoleh keridhaan Tuhan.

Menjauhi dosa dan mengendalikan hawa nafsu merupakan salah satu keuntungan berpuasa. Manusia yang tidak mampu menahan gejolak hawa nafsu dan syahwat, maka bulan Ramadhan merupakan momentum terbaik bagi mereka untuk mengontrol naluri hewani dan syahwatnya.Imam Jakfar Shadiq as berkata, ÔÇ£Puasa adalah tirai dan hijab bagi orang yang berpuasa dari penyakit-penyakit dunia. Ia juga akan menjadi perisai dari azab akhirat. Setiap saat kalian ingin berpuasa, maka kekanglah diri kalian dari semua syahwat dan hawa nafsu (seperti, mencela, bersumpah dengan dusta, dan lain-lain), sebab terperangkap dalam dosadi tengah puasa akan mengurangi pahala puasa dan membuatnya tidak diterima.ÔÇØ

Melakukan perbuatan dosaseperti, ghibah (membicarakan keburukan orang lain), berdusta, menatap non-muhrim, berlaku zalim, dan sejenisnya, secara lahiriyah tidak membatalkan puasa,namun akan mencegah seseorang meraih kenikmatan spiritual berpuasa.

Sebuah riwayat menyebutkan bahwa seorang perempuan sedang menjalani puasa sunnah, tapi ia mengeluarkan celaan untuk tetangganya, Rasul Saw kemudian membawa satu piring nasi dan bersabda, ÔÇ£Makanlah makanan ini!ÔÇØ Perempuan itu bersikeras bahwa ia sedang berpuasa, Rasul lalu bersabda, ÔÇ£Bagaimana engkau mengaku berpuasa, sementara engkau mencela tetanggamu? Ketahuilah bahwa puasa bukan hanya tidak makan dan minum, tapi orang yang berpuasa juga harus mengajak seluruh anggota badannya berpuasa bersamanya, serta menghindari ucapan dan perbuatan buruk. Allah menetapkan puasa untuk mencegah perkataan dan perbuatan buruk.ÔÇØ Rasul Saw kemudian menghadap ke arahkhalayak dan bersabda, ÔÇ£Betapa sedikit orang yang berpuasa dan betapa banyak orang yang lapar.ÔÇØ (Mizan al-Hikmah, jilid 5)

Faktor utama yang membuat manusia jauh dari rahmat Tuhan disebabkan mereka terlena dalam gejolak hawa nafsu dan syahwat. Dalam ajaran Islam, ada banyak petunjuk untuk mengontrol dan mengarahkan hawa nafsu serta menyeimbangkan naluri hewani dan salah satunya adalah puasa. Puasa merupakan bentuk latihan, yang jika dilakukan secara teratur dan rutin, maka kekuatan untuk mengontrol diri dan meninggalkan dosa secara bertahap akan menguat dalam diri manusia dan membuat mereka mampu mengendalikan nafsunya.

Untuk itu, orang yang berpuasa tidak boleh kehilangan kontrol atas segala jenis dosa dan ia harus menjauhi perbuatan maksiat. Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dan menjaga hawa nafsunya dan lisannya dari dosa serta tidak menyakiti masyarakat, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan ia terbebas dari neraka dan mendapatkan tempat di surga.ÔÇØ

Seiring datangnya bulan Ramadhan, banyak orang bertanya dan ingin tahu tentang kiat agar tetap semangat menjalani rutinitas di tengah rasa lapar dan dahaga. Apakah Ramadhan menjadi penghalang bagi kemajuan manusia dalam urusan kerja dan dunia? Dengan sebuah kajian sederhana dan menyaksikan kehidupan kaum Muslim di bulan Ramadhan, kita akan memahami bahwameski tak lepas dari kesulitan, namun umat Islam selain tidak meliburkan rutinitasnya, tapi mereka justru bekerja dengan penuh semangat. Mereka dengan puasanya sedang melatih kesabaran dan ketakwaan.

Mantan bomber Sevilla, Frederic Kanoute sudah lama dikenal sebagai pesepak bola yang taat. Ia sudah terbiasa menjalankan ibadah puasa di tengah padatnya kompetisi. Pemain 35 tahun ini yakin berpuasa bukan melemahkan, justru bisa menguatkan. Eks striker Sevilla ini menuturkan, "Secara pribadi, menjalankan tuntunan agama membantu saya dalam sepakbola. Dan sepakbola juga ikut membantu untuk tetap sehat dan menguatkan saya. Tak ada konflik karena orang yang tahu tentang Islam, mereka tahu bahwa ibadah puasa itu malah menguatkan mereka yang menjalaninya, dan bukan malah melemahkan umat Muslim."

Sekarang banyak pemain yang beragama Islam masuk ke dunia sepakbola Eropa dan mereka mampu menjadi perhatian dengan kemampuan mengolah bola yang lihai. Mau tidak mau, membuat klub atau pengelola kompetisi sepakbola Eropa melakukan kompromi. Sebelumnya, para pelatih beranggapan bahwa puasa akan mengurangi performa pemain Muslim dan menurunkan tingkat profesionalitas mereka. Masalah ini menciptakan perdebatan panjang antara pelatih dengan para pemain Muslim, namun para pemain Muslim biasanya tidak bersedia duduk di bangku cadangan, mereka tetap berpuasa dan ingin membuktikan bahwa puasa tidak menghalangi mereka untuk tampil prima.

''Puasa Ramadan membuatku menjadi semakin kuat,'' ujar Kanoute, bintang sepak bola asal Mali.Tidak mudah bagi Muslim di Spanyol berpuasa saat musim panas di Eropa mencapai puncaknya. Suhu bisa mencapai 40 derajat Celcius, dengan kelembaban tinggi. Siang lebih panjang dibandingkan malam hari.''Saya berusaha menghormati keyakinanku dan menjalankan ibadah sebisa mungkin,'' tambahnya. ''Terkadang memang sulit melakukan puasa Ramadhan ketika cuaca di selatan Spanyol sangat panas. Tetapi, saya mampu melakukannya. Alhamdulillah,'' tegas Kanoute.

Kanoute menemukan kedamaian dalam Islam dan olahraga telah memberinya peluang terbaik untuk berkonsentrasi dan memusatkan pikiran. Dia berkata, ÔÇ£Aku selalu menyempatkan diri untuk ibadah. Kadang teman-teman satu tim menyaksikan tingkahku, tapi mereka bisa mengerti kalau aku seorang Muslim dan mereka menghormati keyakinanku. Banyak dari mereka yang penasaran dan ingin tahu tentang kegiatan ibadahku, terutama di bulan Ramadhan. Mereka heran mengapa aku tidak makan sesuatu dan mereka mengajukan banyak pertanyaan seputar masalah ini. Meski begitu aku tetap merasa nyaman dan aku menikmati kegiatan ibadahku.ÔÇØ

 
Senin, 22 Juni 2015 18:55

Bersama Kafilah Ramadhan (3)

Manusia di samping dimensi jasmani juga memiliki dimensi ruhani. Masing-masing dari dimensi itu membutuhkan program-program khusus untuk mencapai kesempurnaan prima. Salah satu program untuk memperkuat dan menumbuhkan dimensi spiritual adalah takwa. Takwa merupakan sebuah kondisi di mana manusia meninggalkan perbuatan dosa dan memilih untuk mematuhi perintah-perintah Tuhan serta menghambakan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, jika manusia ingin menumbuhkan aspek spiritual dan mencapai kesucian jiwa, mereka harus mengendalikan hawa nafsunya dan menghapus semua rintangan yang menghalangi pertumbuhan itu.

Salah satu amalan yang efektif dalam hal ini adalah ibadah puasa. Allah Swt menjelaskan tentang peran puasa dalam mewujudkan takwa pada diri seseorang. Surat al-Baqarah ayat 183 dengan tegas menerangkan bahwa tujuan dari puasa adalah untuk mencapai ketakwaan dan penggunaan kata La'alla (supaya/agar) untuk menegaskan bahwa puasa tidak hanya bermakna takwa, tapi juga sebuah latihan untuk membentuk dan menumbuhkan ketakwaan itu sendiri. Dalam ajaran Islam, salah satu jalan utama untuk mencapai ketakwaan yang sempurna adalah melatih diri dengan puasa.

Puasa meski tampak sebagai kegiatan yang meliburkan hal-hal seperti, makan, minum, hawa nafsu, dan sejenisnya, namun sebenarnya manusia sedang melatih takwanya dengan cara melawan hawa nafsu dan godaan-godaan lain. Ramadhan dan puasa merupakan ajang latihan selama satu bulan, di mana manusia secara sadar dan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt, meninggalkan tuntutan-tuntutan hawa nafsunya. Dalam ibadah yang dijalankan dengan kesadaran dan tekad ini, seseorang memanfaatkan semua sarana yang bisa mempertebal iman ÔÇô seperti, shalat berjamaah, shalat sunnah, tadarus, dan tahajud ÔÇô demi mencapai hakikat takwa.

Dalam al-Quran, syarat untuk menjadi penghuni surga dan menikmati semua kesempurnaan lain adalah menyandang predikat takwa. Dalam banyak ayat, al-Quran menganggap surga dan nikmat-nikmatnya sebagai milik orang-orang yang bertakwa; mereka yang meninggalkan semua larangan dan menempatkan dirinya di jalan kesempurnaan kemanusiaan.

Mengenai nikmat-nikmat surga yang diberikan untuk kaum Mukmin, Allah Swt dalam surat al-Hijr ayat 45-48 berfirman, ÔÇ£Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman, Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.ÔÇØ ┬á

Di bulan Ramadhan, ruh takwa dalam diri manusia dapat dihidupkan dengan cara berpuasa dan mematuhi perintah-perintah Allah Swt. Tidak ada keraguan bahwa dimensi internal manusia tersimpan berbagai naluri dan nafsu seperti, nafsu makan dan minum, cinta kepada diri sendiri dan harta benda dan sejenisnya, di mana semua itu penting untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Akan tetapi, naluri dan hawa nafsu itu kadang keluar dari batas alamiahnya dan mendominasi seluruh wujud manusia. Orang yang berpuasa ÔÇô dengan menahan rasa lapar dan haus serta batasan-batasan lain ÔÇô secara signifikan mampu memadamkan bara api hawa nafsu dan naluri hewani tersebut.

Oleh sebab itu, berpuasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tapi juga meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat. Rasul Saw dalam sebuah khutbah di penghujung bulan SyaÔÇÖban menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan Ramadhan kepada kaum Muslim dan ketika itu Imam Ali as bertanya, ÔÇ£Perbuatan apakah yang paling utama di bulan ini?ÔÇØ Rasul Saw menjawab, ÔÇ£Menjauhi dan menghindari dosa.ÔÇØ

Pada dasarnya, memelihara takwa bukan sebuah perkara yang rumit dan mustahil dilakukan, tapi setiap kebaikan yang dikerjakan oleh manusia dan setiap keburukan yang ditinggalkan oleh mereka, dengan sendirinya perkara ini sudah termasuk contoh dari memelihara takwa dalam hidup. Bulan Ramadhan merupakan momentum terbaik untuk menaati perintah Allah Swt dan memelihara ketakwaan. Mengatasi masalah orang lain, mengabdi kepada masyarakat, menjauhi barang haram, serta tidak meremehkan ibadah, semua perkara ini merupakan bentuk dari ketakwaan itu sendiri. Dengan melatih dan membiasakan diri dalam perbuatan baik, maka orang yang berpuasa telah menanamkan tradisi baik dalam dirinya untuk selalu menjauhi larangan Allah Swt. Cara ini akan membuat hatinya bersih dan bersinar.

Takwa berarti menjaga diri dari perkara yang dibenci oleh Allah Swt. Individu yang meninggalkan perbuatan buruk dan menanggung semua kesulitan demi meraih ridha Allah Swt, maka ia juga akan mendapat perhatian khusus dari-Nya. Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Wahai Abu Dzar, perhatikanlah selalu Allah Swt dan keridhaan-Nya sehingga engkau juga memperoleh perhatian-Nya.ÔÇØ (Bihar al-Anwar, jilid 77)

Dalam buku Tadzkiratul Awliya karya Syeikh Attar Naishaburi dikisahkan, ÔÇ£Seorang arif berjanji kepada dirinya untuk tidak mengambil keuntungan lebih dari 5 persen dari niaganya. Suatu hari ia membeli beberapa karung kacang almond seharga 60 dinar. Harga almond di pasar tiba-tiba melambung naik. Seorang agen datang ke toko orang arif itu untuk membeli almond dan ia pun menanyakan harganya. Arif tersebut menjawab, ÔÇÖ63 dinar tuan.ÔÇÖ Agen itu berkata, ÔÇÿharga almond ini pantasnya 90 dinar!ÔÇÖ Arif itu menjawab, ÔÇÿiya benar demikian, tapi aku sudah berjanji untuk tidak meraup untung lebih dari 5 persen. Aku sudah merusak harga pasar, tapi aku tidak mengingkari janjiku.ÔÇÖ Beberapa hari kemudian pasar di kota itu terbakar dan semua toko berserta aset milik mereka hangus dilalap api, namun toko orang arif itu tidak terbakar dan selamat dari kobaran api. Inilah balasan Allah Swt, ia sudah memilih jalan takwa dan Allah Swt juga melindunginya.ÔÇÖÔÇØ

Ramadhan dengan segala keindahannya kembali menyapa rumah-rumah kaum Muslim. Mereka dengan penuh suka cita berusaha menunaikan kewajiban agamanya dengan sempurna sehingga bisa menghadirkan senyum merekah di penghujung Ramadhan. Perasaan gembira ini selalu mengundang tanda tanya bagi kebanyakan warga non-Muslim. Mereka menganggap puasa hanya terbatas pada menahan lapar dan haus dan mereka merasa kesulitan jika harus memikul beban tersebut. Rasa penasaran ini kadang mendorong mereka untuk mencoba berpuasa sehingga mengetahui alasan kecintaan umat Islam terhadap bulan Ramadhan dan ibadah puasa.

Sebut saja Rahul, ia adalah seorang pemuda dari India. Dia termasuk salah satu dari mereka yang penasaran dengan aktivitas kaum Muslim di bulan puasa. Bulan Ramadhan akhirnya membawa Rahul mengenal ajaran-ajaran luhur Islam dan ia pun memilih masuk Islam. Berkenaan dengan keputusannya untuk memeluk Islam, Rahul berkata, ÔÇ£Aku sudah menjadi seorang Muslim selama beberapa bulan. Aku dibesarkan di sebuah keluarga seperti semua keluarga di India mengikuti ajaran Hindu. Sebagian dari mereka menyembah berhala, sebagian yang lain mendewakan binatang seperti sapi, dan sisanya menganggap matahari sebagai tuhannya. Aku juga dibesarkan di lingkungan seperti itu dan keyakinan tersebut membuatku hidup dalam kesesatan.ÔÇØ

Rahul lebih lanjut mengisahkan perjalanan hidupnya dan berujar, ÔÇ£Dengan izin Tuhan, aku kemudian merantau ke Oman, sebuah negara Muslim. Untuk pertama kalinya di sana aku mengenal kaum Muslim dan selama tiga tahun tinggal di Oman, aku memperoleh banyak pengetahuan tentang Islam dan menemukan kebenaran. Waktu tiga tahun itu berperan sangat besar dalam mengantarkanku ke gerbang kebenaran serta mengubah pemikiran dan akidahku.ÔÇØ

Ibadah puasa memunculkan pertanyaan pada diri Rahul dan membangkitkan rasa ingin tahunya. Ia kemudian melakukan penelitian untuk mengetahui filosofi puasa dan bulan Ramadhan. Jawaban yang diberikan oleh teman-temannya dan hasil yang diperoleh dari kajiannya memberi pengaruh besar bagi Rahul. Ia memutuskan ikut berpuasa bersama teman-temannya dan merasakan apa yang dirasakan oleh mereka. Rahul berkisah, ÔÇ£Aku sengaja berpuasa sebelum masuk Islam untuk mengobati rasa penasaranku dan itu hanya sebatas tidak makan dan minum, tapi kini aku berpuasa dengan niat ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ramadhan bagiku sekarang bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi aku juga mengisinya dengan shalat, doa, sedekah, dan tadarus.ÔÇØ

Atas dasar ketertarikannya yang sangat besar terhadap Ramadhan dan ibadah puasa juga telah membuatnya memperoleh hidayah, Rahul akhirnya mengganti namanya dengan Rayyan, karena Allah Swt akan memasukkan orang-orang yang berpuasa ke dalam surga melalui Babul Rayyan.