کمالوندی

کمالوندی

 

Ahlul Bait as di setiap zamannya merupakan sosok teladan masyarakat yang menyampaikan ajaran suci Rasulullah Saw dan membimbing masyarakat menuju kesempurnaan.

Malam ini, Kadzimain Irak, menjadi salah satu tempat yang paling ramai dikunjungi para peziarah. Alunan doa dan rintihan pilu terdengar dilantunkan para peziarah makam Imam Jawad. Suasana yang hampir sama terjadi di kompleks malam Imam Ridha dengan memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Dari berbagai tempat, para pencinta Imam Jawad melantunkan doa ziarah khusus untuk beliau. 

Imam Muhammad Jawad lahir pada bulan Rajab 195 H dan mereguk cawan syahadat pada hari terakhir bulan Dzulqaidah tahun 220 H. Beliau menjadi imam di usia delapan tahun melanjutkan ayahnya yang syahid.

Imam Jawad sebagaimana ayahnya Imam Ridha memainkan peran penting dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai agama Islam di tengah masyarakat. Beliau menyebarkan ilmu al-Quran, akidah, fiqh, hadis, dan ilmu keislaman lainnya. 

Imam Jawad menyampaikan berbagai solusi dalam kehidupan sosial masyarakat, termasuk dalam interaksi hubungan sosial. Dalam sebuah hadits, beliau berkata, "Berinteraksi dan bergaul dengan orang-orang pandir dan durhaka akan menyebabkan kerusakan moral, sedangkan bergaul dengan orang-orang bijaksana dan berakal akan menyebabkan pertumbuhan dan kesempurnaan moralitas."

Agama Islam memiliki banyak petunjuk bagi kita  untuk berkomunikasi dengan orang lain, termasuk mengenai persahabatan dan karakteristik teman yang baik. Islam menganjurkan kita untuk berteman dengan orang-orang yang religius, yaitu orang-orang yang memiliki komitmen tinggi terhadap moralitas dan agamanya. Sebab, orang yang tidak memiliki komitmen terhadap kewajiban Allah, maka dia tidak tidak akan memiliki komitmen kepada temannya, dan orang yang tidak mematuhi perintah Allah tidak akan mematuhi kewajiban kepada temannya.

Memandang orang-orang religius yang baik mengingatkan kita kepada Allah sehingga kita lebih mengingat-Nya dalam interaksi sosial dengan mereka. Mereka senantiasa menjaga hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dan  selalu memperhatikan hubungan sosial dengan sesama makhluk hidup. Peningkatan spiritualitas berkorelasi dengan peningkatan hubungan sosial dengan sesama makhluk.

Imam Jawad menganjurkan untuk bergaul dengan teman-teman yang baik, dengan mengatakan, "Bertemu dan bergauil dengan teman-teman dan saudara-saudara [ yang baik] akan menyucikan hati dan mencerahkannya, serta akan menyebabkan berkembangnya kecerdasan dan kebijaksanaan. Meskipun itu bisa dilakukan dalam waktu singkat,".

Ciri lain dari seorang teman yang baik adalah sikap bijaksana. Dalam pendidikan Islam, sahabat yang bijaksana sangat berharga sehingga dianggap sebagai sumber kebahagiaan dan kesuksesan manusia. Seseorang yang memiliki teman yang bijaksana akan menikmati berkah besar dalam hidupnya. Oleh karena itu, harus menghargai berkah yang berharga itu dan memanfaatkan keberadaan teman yang berharga tersebut dengan baik.

Teman yang bijak membawa vitalitas spiritual, keamanan dan kedamaian, karena berteman dengan orang bijak akan memberikan manfaat yang diperoleh dari kecerdasan dan kebijaksanannya. Seorang teman yang bijaksana adalah obat penyembuh berbagai masalah sosial Dia dapat melakukan pelayanan terbesar kepada temannya di saat-saat kritis dan berbahaya dalam hidup dan menyelamatkannya dari kejatuhan dan kesengsaraan dengan kecerdasannya. Oleh karena itu, Imam Syi'ah kesembilan, Imam Jawad mengatakan dalam hal ini. "Ada tiga sifat dalam diri setiap manusia yang menyebabkan ia tidak menyesali pekerjaan yang dilakukannya yaitu: tidak terburu-buru, berkonsultasi dengan teman yang bijak, dan bertawakal kepada Allah ketika ia memutuskan untuk melakukan sesuatu,".

Oleh karena itu, berkonsultasi dengan teman yang bijak akan mendapatkan manfaat dari pendapatnya yang bermanfaat dan akan efektif dalam mempererat persahabatan. Sebab dengan berkonsultasi seseorang akan memberikan kepribadian dan rasa hormat kepada teman-temannya, dan tentunya rasa hormat terhadap orang lain akan meningkatkan rasa cinta di antara mereka. 

Spirit kerja sama kolektif antarsesama manusia akan mendorong munculnya rasa cinta dan persahabatan. Jiwa manusia akan tumbuh subur dalam naungan persahabatan dan membuat manusia lebih merasakan manisnya kehidupan dan tidak merasa kesepian.

Selain itu, memanfaatkan bantuan dan bimbingan teman dalam hidup akan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah dan keberhasilan dalam mencapai tujuannya. Sebagaimana dikatakan dalam pepatah,"Seribu teman sedikit, dan satu musuh banyak." Sebab persahabatan merupakan kebutuhan spiritual manusia, sekaligus kebutuhan sosial yang menjadi faktor saling ketergantungan antarindividu dalam masyarakat.

Dengan demikian, seorang Muslim harus memperkuat hubungan sosialnya dengan orang lain dan mempererat hubungan dengan saudara-saudara seagamanya, karena mengasingkan diri dari orang-orang dan menjauhkan diri dari mereka memiliki konsekuensi yang tidak positif. Dalam hal ini, Imam Jawad mengatakan, "Tiga hal yang akan menarik kecintaan orang lain kepadamu, bersikap adil dalam berinteraksi, bersimpati dengan mereka dalam kesulitan maupun kemudahan, dan memiliki hati yang sehat."
 

Memilih teman yang baik membawa kebahagiaan di dunia dan  akhirat. Memilih teman yang baik memainkan peran paling mendasar dalam kesuksesan manusia di berbagai bidang kehidupan, dan mengabaikannya atau tidak memperhatikan masalah ini menyebabkan kesengsaraan dan kerugian. Teman yang baik akan membantu seseorang untuk mencapai cita-cita hidup yang sebenarnya, sedangkan teman yang buruk menjauhkan manusia dari kesuksesan dan membawa menuju kehancuran dan kerusakan.

Imam Mohammad Taqi Jawad menjelaskan ajaran ilahi dalam masalah persahabatan yang terinsipasi dari al Quran dan hadis Rasulullah SAW dengan mengatakan, "Jauhkan diri dari persahabatan dengan orang jahat, karena orang jahat itu seperti pedang telanjang yang memiliki penampilan yang indah dan efek yang menjijikkan." .

Dalam nasihatnya ini, Imam Jawad menunjukkan bahwa seorang Muslim harus menghindari bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang yang buruk dan rusak secara moral, karena bergaul dengan mereka seperti itu menabur benih-benih keburukan moral dalam tubuh manusia yang akan menyebabkan manusia menderita murka dan siksaan ilahi.

Akhir kata, kita memohon kepada Allah swt supaya memberikan  kekuatan untuk mengenali sahabat yang baik dan jalan yang benar, sehingga kita dapat mencapai kesempurnaan moral yang Allah tetapkan bagi kita bersama orang-orang yang saleh.(PH) 

 

Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran hari Sabtu (30/2/1402) melakukan pertemuan dengan para pejabat Kementerian Luar Negeri dan duta besar Republik Islam Iran di Hosseinieh Imam Khomeini ra. Pertemuan ini diadakan menjelang malam pertemuan nasional para kepala kantor perwakilan Republik Islam Iran di luar negeri.

Dalam pertemuan tersebut, Pemimpin Besar Revolusi Islam berbicara tentang pentingnya kebijakan luar negeri dan efisiensi sistem diplomasi dalam keberhasilan penyelenggaraan negara dan menyatakan bahwa perlu diperhatikan 6 aturan dalam politik luar negeri.

Pertama, kebijakan luar negeri yang sukses dan terhormat harus mampu secara meyakinkan untuk mengungkapkan logika pendekatan negara terhadap berbagai isu. Sistem diplomasi negara juga perlu memiliki kehadiran dan arah yang efektif dalam berbagai fenomena, peristiwa, dan arus politik-ekonomi dunia dan bergerak ke arah "menghilangkan dan mengurangi kebijakan dan keputusan yang mengancam terhadap Iran".

"Pelemahan pusat-pusat ", "memperkuat pemerintah dan kelompok yang bersekutu dengan Iran dan mengembangkan kedalaman strategis negara" serta "kemampuan untuk mendeteksi lapisan tersembunyi dalam keputusan dan tindakan regional dan global", termasuk beberapa contoh yang disebutkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam sebagai indikator keberhasilan lembaga diplomasi negara. Menurut Ayatullah Khamenei, Mematuhi berbagai indikator ini akan menjadi petanda kebijakan luar negeri yang berhasil dan bila aturan ini tidak dipatuhi, kita akan mendapat masalah baik dalam teori kebijakan luar negeri atau dalam fungsi dan operasi diplomasi.

Pertemuan Ayatullah Khamenei dengan para pejabat Kemenlu dan Dubes Iran
Ayatullah Khamenei menganggap salah satu kata kunci dalam kebijakan luar negeri untuk menjadi kehormatan dalam arti negasi dari "diplomasi mengemis baik dalam kata-kata maupun dalam konten" dan dengan menyatakan bahwa dalam semua masalah global dalam "kata-kata dan tindakan dan menghadapi tindakan orang lain ", kita harus bergerak dengan bermartabat dan berpegang pada prinsip.

Menurutnya, Ketika kita mengatakan bermartabat, itu berarti negasi dari diplomasi mengemis. Selama tahun-tahun ini, kita memiliki kasus di mana diplomasi kita, interpretasi yang benar adalah sebaliknya dari "mengemis". Nada bicara kita mungkin tidak mengemis, tetapi inti masalahnya adalah mengemis. Kehormatan berarti negasi dari jenis diplomasi ini, negasi dari berharap pada tangan dan lisan dari ini dan itu. Kepribadian politik yang matang dari suatu negara tertentu mengatakan seperti ini, menilai seperti ini, yang dikatakan seperti ini, begitulah cara mereka bertindak. Kehormatan berarti kita tidak boleh fokus pada hal-hal ini, tetapi bersandar pada prinsip kita sendiri.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menganggap kata kunci kedua dalam diplomasi negara adalah "kebijaksanaan" dan menyatakan bahwa arti sebenarnya dari "kebijaksanaan", perilaku dan ucapan bijak, dipikirkan dan diperhitungkan. Menurutnya, Kebijaksanaan berarti bertindak bijak dalam semua hubungan bilateral dan interaksi multilateral. Berlaku dengan berpikir dan bertindak dengan penuh perhitungan. Tidak memiliki kepercayaan yang tidak semestinya pada pihak lain adalah sisi lain dari konsep kebijaksanaan. Tentu saja, menurut Ayatullah Khamenei, setiap kata dalam dunia politik tidak boleh dianggap bohong. Karena ada juga kata-kata yang jujur ​​dan dapat diterima, tetapi tidak semua kata harus dipercaya.

Pemimpin Revolusi Islam menganggap kata kunci ketiga dalam kebijakan luar negeri negara itu adalah "maslahat atau kepentingan" dalam arti fleksibel dalam kasus-kasus yang diperlukan untuk melewati rintangan yang sulit dan berbatu dan melanjutkan jalan.

Menyatakan bahwa menjaga prinsip tidak bertentangan dengan kemanfaatan dalam pengertian yang disebutkan, Ayatullah Khamenei mengatakan, Maslahat berarti mengetahui tempat-tempat fleksibilitas. Di suatu tempat Anda harus fleksibel. Fleksibilitas tidak bertentangan dengan prinsip. Pelestarian prinsip-prinsip dengan kemungkinan fleksibilitas. Anda bisa fleksibel di beberapa tempat. Saya pernah mengatakan beberapa tahun yang lalu tentang "Narmesh Ghahramananeh". Itu disalahpahami. Baik sebagian di luar negeri salah memahami dan membuat perhitungan  lain, di dalam negeri, sebagian dari kita juga salah memahami maknanya. Fleksibilitas diperlukan di beberapa tempat, bahkan harus dilakukan. Itulah arti  yang sama dengan yang kita maksud dengan taqiyah. Taqiyah berarti bahwa ketika Anda bergerak di satu tempat, Anda mencapai batu karang yang tidak dapat Anda seberangi, cari jalan untuk melewati batu itu. Fleksibilitas berarti ini. Bukan berarti kita menghindari untuk melanjutkan jalan dan mundur,  tidak. Kita tidak memerangi batu karang, tetapi kita menemukan fleksibilitas, kita dapat menemukan cara lain."

Dalam bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam tersebut berbicara tentang kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di Kementerian Luar Negeri. Rahbar mengatakan bahwa kekuatan dan elemen yang efisien dan andal harus ditarik karena sangat percaya pada fondasi intelektual dan politik Revolusi dan Republik Islam. Mereka adalah orang-orang dengan motivasi yang cukup dan kemauan yang kuat, yang dinamis dan aktif, yang akan melawan badai pemikiran dan propaganda asing. Rahbar menganggap inisiatif pribadi yang baik, tepat waktu dan dipikirkan dengan matang, terutama dalam interaksi para duta besar, menjadi penting dan perlu, dan menyatakan kepuasannya dengan rencana Kementerian Luar Negeri untuk merekrut tenaga muda dan menekankan bahwa menjaga motivasi, keyakinan dan kemauan sumber daya manusia merupakan tugas penting Kementerian Luar Negeri.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut perwakilan Iran di luar negeri sebagai wakil rakyat dan perilaku mereka mencerminkan identitas dan sifat bangsa Iran dan menyatakan bahwa seorang diplomat Iran harus menjadi simbol iman, cinta untuk Iran, semangat, tekad dan kemauan, dinamis dan kerja keras, di mana ucapan dan perilaku mereka harus menciptakan penghormatan bagi bangsa Iran.

Rahbar juga menyinggung perbatasan panjang Iran dan sejumlah negara, yang sebagiannya penting dan berpengaruh. Menurutnya, tangan-tangan asing aktif untuk menciptakan masalah bagi Iran, dan negara-negara tetangganya, dan mereka tidak boleh dibiarkan mewujudkan kebijakannya.

Menurut Ayatullah Khamenei, kebijakan menjalin hubungan dengan negara-negara Muslim, meski jaraknya jauh, dan kebijakan bertetangga dengan negara-negara sekitar yang satu visi, selalu menjadi masalah yang penting.

Ayatullah Khamenei mengatakan, Hari ini kebersamaan dan kesamaan visi beberapa negara besar serta penting dunia dengan Republik Islam Iran, di beberapa manuver dan jalur asasi kebijakan internasional, adalah fenomena luar biasa sehingga kita harus memperkuat hubungan dengan negara-negara itu dengan mengapresiasi kesempatan tersebut.

Merujuk pada isu pertemuan duta besar Republik Islam Iran tentang "transformasi tatanan dunia saat ini" dan seringnya pengulangan isu ini dalam literatur dunia, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, Transformasi tatanan dunia adalah gejolak dan proses jangka panjang dan dipengaruhi oleh kemungkinan kejadian tak terduga, dan berbagai negara memiliki pendapat dan pendekatan yang bertentangan dan beragam terhadapnya. Penting untuk menempatkan Iran dengan benar dalam tatanan baru, untuk mengamati dan mengevaluasi perkembangan global dan untuk mengetahui arah yang tepat dan di balik layar peristiwa tersebut. Berdasarkan pengamatan dan evaluasi ini, perlu digali saran-saran praktis, dan dalam bidang ini duta besar dan kepala lembaga memegang peranan penting, terutama di negara-negara yang terkena dampak.

Perlu diketahui bahwa di awal pertemuan ini, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyampaikan laporan tentang tindakan, rencana dan prioritas aparat politik luar negeri dalam dua tahun terakhir. Keluar dari kebijakan sepihak JCPOA dengan tujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam politik luar negeri, mengutamakan diplomasi ekonomi, fokus pada pengembangan ekspor nonmigas dan kapasitas transit yang unik di dalam negeri, melihat secara khusus Asia dengan prioritas negara tetangga dan negara Islam, mendukung poros perlawanan, berpartisipasi aktif dalam aliansi regional yang bermanfaat seperti Uni Ekonomi Eurasia, Organisasi Kerja Sama Shanghai, BRICS dan secara bersamaan memajukan strategi "menetralkan sanksi" dan bernegosiasi untuk "menghapus sanksi" telah menjadi salah satu strategi terpenting Kementerian Luar Negeri.

Penandatanganan nota kesepahaman yang komprehensif dan berjangka panjang dengan negara-negara seperti Cina, Rusia, dan Turki adalah salah satu langkah lain yang diambil dalam dua tahun terakhir dalam rangka meningkatkan interaksi Republik Islam Iran dan meningkatkan pertukaran perdagangan negara.

 

Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran hingga hari ini, hubungan Republik Islam Iran dan Arab Saudi mengalami pasang surut.

Pasca pembantaian para jemaah haji Iran oleh rezim Al Saud pada 31 Juli 1987 dan terjadinya peristiwa Jumat Berdarah Mekah, hubungan Iran dan Arab Saudi berada pada tingkat paling rendah.

Tanggal 28 April 1988, Amerika perintah Arab Saudi agar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.

Jumlah diplomat Iran yang berada di Arab Saudi sangat sedikit, sementara anggota kedutaan besar Saudi di Iran sudah sejak lama meninggalkan Tehran. Akhirnya, hubungan politik kedua negara benar-benar terputus pada 8 Ordibehesht 1367 HS, bahkan pengiriman jamaah haji ke Mekah dan Madinah terputus untuk beberapa tahun.

Namun di masa kepresidenan Hashemi Rafsanjani dan Mohammad Khatami hubungan Tehran-Riyadh perlahan-lahan membaik, tetapi kemudian mengalami penurunan di masa kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad.

Pada tahun 2016, hubungan Republik Islam Iran dan Kerajaan Arab Saudi terputus kembali setelah pemerintah Riyadh menjatuhkan hukuman mati terhadap Syeikh Nimr Baqir Al-Nimr yang menyulut sebagian warga Iran yang terprovokasi menyerang Kedutaan Besar Arab Saudi di Tehran.

Di tahun 2021, Irak berusaha menjadi mediator bagi perundingan antara Iran dan Arab Saudi. Dengan mediasi Irak, perundingan bahkan mencapai putaran kelima di tahun 2022, di mana kedua negara berusaha mencapai peta jalan hubungan bilateral.

Akhirnya, pada 10 Maret 2023, Iran dan Arab Saudi mencapai kesepakatan dengan mediasi Cina untuk merekonsiliasi hubungan diplomatik kedua negara. Dan kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan Menteri Luar Negeri Iran dan Arab Saudi di Cape Town pada 3 Juni 2023 yang membicarakan kesiapan kedua negara untuk membuka kedutaan besarnya di masing-masing negara.

Dan pada 6 Juni 2023, Iran membuka kembali kedutaan besarnya di Riyadh yang menandai keseriusan kedua negara untuk menjalin kembali hubungan politik dan diplomatik yang terputus selama 7 tahun.

 

Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengaku gembira bisa berkunjung ke Iran, dan menurutnya kerja sama Riyadh-Tehran, akan menguntungkan kawasan dan Dunia Islam.

Faisal bin Farhan, Sabtu (17/6/2023) dalam lawatannya ke Iran, melakukan pertemuan dengan Menlu Iran, Hossein Amir Abdollahian, kemudian menggelar jumpa pers bersama.


Dalam konferensi pers tersebut, Menlu Arab Saudi menegaskan bahwa perundingan yang dilakukan hari ini dengan Menlu Iran, positif dan jelas.


Ia menambahkan, "Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menyempurnakan kesepakatan pemulihan hubungan Iran-Saudi yang ditandatangani di Beijing. Saya merasa gembira bisa berada di Tehran. Kami akan membuka Kedutaan Besar Saudi di Tehran."


Pada saat yang sama, Faisal bin Farhan menyampaikan terimakasih kepada Kementerian Luar Negeri Iran, karena memfasilitasi pembukaan kembali Kedubes Saudi di Tehran.


"Normalisasi hubungan dua negara adalah prinsip. Kami berharap dimulainya kembali hubungan dua negara dapat membawa dampak positif bagi kawasan dan Dunia Islam," imbuhnya.


Menlu Saudi juga menyinggung urgensi kerja sama Iran dan Saudi di bidang keamanan kawasan terutama di bidang keamanan maritim, dan perlucutan senjata pembunuh massal di kawasan.


"Saya juga akan bertemu dengan Presiden Iran, untuk menyampaikan salam Raja Saudi, dan Putra Mahkota kepada beliau, dan saya akan mengundang beliau untuk berkunjung ke Riyadh," pungkasnya. 

 

Pasukan perlawanan Palestina menargetkan pos pemeriksaan militer Israel di Tepi Barat Sungai Yordan.

Rezim Zionis setiap hari menyerang berbagai wilayah Palestina yang menyebabkan sejumlah warga Palestina gugur, terluka, atau ditangkap dan dikirim ke penjara. Para pejuang Palestina membalas aksi brutall Israel dengan melancarkan operasi anti-Zionis di berbagai wilayah, terutama di Tepi Barat.

Operasi anti-Zionis di Tepi Barat telah meningkat sejak awal tahun ini, dan para pejabat Israel telah berulang kali mengakui ketidakmampuan mereka untuk mencegah operasi tersebut.

Menurut situs Palestine Today, pada Sabtu (17/6/2023) malam, pasukan perlawanan Palestina menargetkan penyeberangan militer Al-Hamra di wilayah Al-Aghwar utara, yang terletak di Tepi Barat Sungai Yordan.

Menyusul serangan militan Palestina ini, militer Zionis menutup penyeberangan tersebut dan mengumumkan keadaan siaga untuk mencari pelaku operasi ini.

Di sisi lain, kalangan keamanan rezim Zionis mengumumkan pelaksanaan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat dalam waktu dekat. Israel meningkatkan operasi keamanan setelah kematian tujuh orang Zionis sejak awal tahun 2023.

 

Mantan Direktur Dinas Keamanan Rezim Zionis (Shabak) mengakui bahwa pelaksanaan operasi militer anti-perlawanan di Tepi Barat telah kehilangan efektivitasnya, dan satu-satunya pencapaiannya adalah mencegah keberhasilan beberapa operasi perlawanan.

Media rezim Zionis kemarin mengumumkan bahwa tentara Israel siap untuk melancarkan operasi militer ekstensif di Tepi Barat dalam waktu dekat.

Menanggapi isu ini, Ami Ayalon, Mantan Direktur Shabak dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Maariv berbahasa Ibrani hari Sabtu (17/6/2023) mengatakan, "Satu-satunya pencapaian operasi militer terhadap perlawanan di Tepi Barat adalah keberhasilan menghalau beberapa operasi pejuang Palestina di wilayah ini,".

"Penggunaan kekuasaan tidak menyelesaikan masalah, tetapi justru memperburuk masalah, terutama karena 80 persen rakyat Palestina percaya terhadap perlawanan dan mendukungnya sebagai solusi terbaik untuk menghadapi Israel," ujar Ayalon.

Mantan Direktur Shabak ini menilai perang yang melibatkan Israel tidak terbatas pada segelintir kelompok atau organisasi bersenjata saja, tetapi sisi lain dari perang ini adalah rakyat Palestina. 

"Mereka yang percaya bahwa perlawanan dapat dikalahkan, tidak memahami realitas yang ada. Kami mengusulkan supaya kabinet Israel mencari solusi lain untuk menyelesaikannya dengan mengubah kebijakannya bukan hanya operasi militer," tegasnya.

Ketika tentara Zionis bersiap untuk melancarkan operasi militer baru di Tepi Barat, kelompok perlawanan telah memanggil semua pejuang dan kelompok perlawanan untuk mempersiapkan pertempuran yang akan segera terjadi di utara Tepi Barat.

 

Kepala Otoritas Palestina mengatakan bahwa seluruh dunia Arab senang dengan peningkatan hubungan antara Republik Islam Iran dan Arab Saudi.

Mahmoud Abbas dalam sebuah wawancara dengan saluran CGTN hari Sabtu (17/6/2023) mengapresiasi peran kontruktif Cina dalam meningkatkan hubungan antara Iran dan Arab Saudi, dan menekankan bahwa keberhasilan pertemuan Cina-Arab mengirimkan sinyal yang sangat penting.

"Kami sangat senang bahwa Cina saat ini memfasilitasi kemajuan dalam urusan Arab melalui pertemuan ini, dan kami berharap peran Cina dalam hal ini akan terus berlanjut," ujar Abbas.

Lebih lanjut Mahmoud Abbas menambahkan bahwa langkah Cina dalam memediasi pemulihan hubungan Iran dan Arab Saudi adalah sesuatu yang gagal dicapai oleh banyak negara lain.

"Perbedaan antara Riyadh dan Tehran panjang dan serius, dan tidak ada negara yang berhasil menyelesaikan perbedaan ini. Tetapi berkat niat baik Cina dalam berinteraksi dengan kedua negara ini, sebuah keajaiban tercipta," papar Mahmoud Abbas.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan mengunjungi Tehran pada Sabtu sebagai tanggapan atas undangan resmi sejawatnya dari Iran Hossein Amirabdollahian.

Menlu Iran menilai kunjungan menteri luar negeri Arab Saudi ke Tehran sebagai langkah positif untuk melengkapi langkah-langkah yang benar sebelumnya dari kedua negara guna memajukan dan membuka lembaran baru dalam hubungan kedua negara tetangga dan Muslim tersebut.

 

Pasukan Hashd Al Shaabi, menggelar manuver militer permukaan air, di sebuah danau yang terletak di timur Provinsi Salahuddin, Irak.

Dikutip Al Forat News, Sabtu (17/6/2023) Brigade 63 Staf Komando Operasi Utara, Hashd Al Shaabi Irak menggelar manuver militer permukaan air di danau Amerli, timur Provinsi Salahuddin.

Manuver militer di permukaan air tersebut diselenggarakan untuk memperingati hari jadi organaisasi militer resmi Irak, Hashd Al Shaabi yang ke-9.

"Manuver ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan pasukan dalam menjalankan berbagai misi hingga ke level tertinggi, dan meningkatkan kesiapan tempur serta menambah level kesiagaan dan keahlian tempur," kata Hashd Al Shaabi.

Organisasi perlawanan rakyat Irak, Hashd Al Shaabi didirikan untuk menghadapi serangan teroris Daesh, dan menyelamatkan beberapa kota yang jatuh ke tangan kelompok teroris pada 2014 atas fatwa Marja Syiah Irak, Ayatullah Sayid Ali Sistani. 

 

Pasukan Rezim Zionis melakukan simulasi latihan pertempuran melawan komando Hizbullah Lebanon secara khusus, di wilayah Palestina pendudukan.

Koran Israel, Yedioth Ahronoth, Minggu (18/6/2023) melaporkan, pasukan Israel, melakukan sesuatu yang selama ini tidak pernah dipublikasikan media yaitu menggelar simulasi perang melawan pasukan Hizbullah.

"Pasukan elit dari Brigade Golani, salah satu brigade infanteri Angkatan Bersenjata Israel, bulan lalu telah melakukan simulasi pertempuran melawan pasukan Hizbullah di wilayah pendudukan," tulis Yedioth Ahronoth.

Menurut keterangan koran Israel itu, Brigade Golani, secara khusus berlatih pertempuran melawan pasukan elit Hizbullah, Unit Radwan.

Ditambahkannya, dalam simulasi perang tersebut, pasukan Rezim Zionis berlatih menemukan markas pasukan Radwan, dan melatih kesiapan melancarkan serangan udara terhadap pasukan Hizbullah itu.

Pasukan khusus Hizbullah dikenal dengan nama Radwan, yang diambil dari nama komandan militer kelompok itu Syahid Imad Mugniyeh yang dikenal dengan nama Haj Radwan.

 

Pejabat tinggi Republik Islam Iran, dan Uzbekistan, merilis pernyataan bersama, dan menandatangani 10 dokumen kerja sama, di hadapan Presiden kedua negara.

Presiden Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev, Minggu (18/6/2023) memimpin delegasi tingkat tinggi politik dan ekonomi negara itu melakukan kunjungan resmi ke Iran.

Di antara agenda kerja Presiden Uzbekistan dan delegasi dalam kunjungan ke Iran, adalah bertemu dengan Presiden Iran, menghadiri perundingan delegasi tingkat tinggi dua negara, menandatangani dokumen kerja sama, dan menggelar konferensi pers bersama.

Dalam lawatan Presiden Uzbekistan ke Tehran kali ini, 10 dokumen kerja sama ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan dihadiri pemimpin dua negara.

Dokumen kerja sama yang diteken Iran dan Uzbekistan di antaranya adalah nota kesepahaman preferensi perdagangan, transportasi dan transit, kerja sama farmasi, program kerja sama di bidang standar mutu dan asuransi, mengkaji peluang pembukaan zona ekonomi bebas dua negara, program realisasi kerja sama di bidang teknologi dan inovasi, dan program realisasi kerja sama di bidang pertanian.

Kunjungan terakhir Presiden Uzbekistan ke Iran, dilakukan 20 tahun lalu, dan Presiden Iran melakukan kunjungan ke Uzbekistan pada September 2022 lalu.