کمالوندی

کمالوندی

Rabu, 21 Desember 2022 20:18

Masjid Jamek Yazd.

Masjid telah menjadi tempat utama perkumpulan kaum Muslim sejak kehadiran Rasulullah Saw di Madinah. Seluruh pertemuan dan pidato Rasul berlangsung di tempat suci ini. Masjid selain sebagai pusat kegiatan dakwah dan bimbingan masyarakat, juga berfungsi sebagai tempat menerima delegasi bangsa-bangsa lain yang ingin bertemu Rasulullah.

Pada masa khalifah, masjid mempertahankan fungsinya sebagai basis pemikiran, ibadah, politik, dan sosial bagi masyarakat Muslim. Keputusan-keputusan penting yang terkait dengan urusan kaum Muslim dibuat di tempat tersebut.

Dalam Islam, berhubungan dengan Allah Swt tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu, berbeda dengan agama lain yang menetapkan tempat khusus untuk menyeru Tuhan seperti gereja atau kuil.

Individu Muslim wajib untuk menyesuaikan dirinya dengan hukum Islam di semua kondisi dan kewajiban ini juga perlu disampaikan ke orang lain. Prinsip amar makruf dan nahi munkar dalam Islam berangkat dari kewajiban ini. Meski demikian, kaum Muslim membutuhkan sebuah basis yang kuat sehingga hukum Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sosial dan politiknya. Basis yang kuat ini tidak lain kecuali masjid yang bertugas memperkuat landasan pemikiran dan akidah kaum Muslim.

Masjid memainkan peran penting dalam menjaga dan memperkuat landasan pemikiran dan budaya Islam. Di tempat suci ini, parameter dan nilai-nilai agama diajarkan kepada masyarakat sehingga mereka terjaga dari serangan budaya, politik, dan bahkan militer musuh.

Di antara semua aspek itu, budaya sangat rentan terhadap serangan dan pengaruh asing. Serangan budaya merupakan salah satu jenis invasi yang paling umum dan cara efektif untuk mencapai tujuan imperialisme. Dengan mengubah budaya, sebuah negara dapat ditaklukkan tanpa perlu pengerahan pasukan.

Pada dasarnya, serangan budaya adalah sebuah serbuan musuh untuk menjajah identitas dan pemikiran orang-orang. Penjajahan model ini kadang sangat frontal sehingga berpengaruh pada perilaku masyarakat.

Masjid – sebagai basis utama dakwah dan pendidikan agama – memiliki peran penting dalam menangkal serangan ini. Strategi serangan budaya umumnya sangat rapi sehingga bukan hanya individu masyarakat yang tidak menyadari invasi ini, tetapi juga menganggap transformasi budaya sebagai syarat untuk pertumbuhan dan mobilitas, serta menyebutnya sebagai dinamika budaya.

Untuk itu, salah satu prioritas setiap masyarakat Muslim adalah mengenal gerakan serangan budaya, mempelajari metode serangan, dan menyiapkan cara-cara untuk menangkalnya.

Salah satu fungsi utama masjid adalah melawan konspirasi musuh-musuh Islam, menyadarkan masyarakat Muslim dari serangan budaya, memperkenalkan strategi untuk mencegahnya, dan mengajari cara-cara untuk menangkalnya.

Ceramah, pengajian, dan perkumpulan keagamaan dapat menjadi salah satu cara untuk menangkal serangan budaya, dan masjid adalah wadah terbaik untuk aktivitas ini. Masyarakat bisa menerima pendidikan agama dan budaya serta mengetahui tentang bentuk serangan musuh, dan mempelajari cara-cara untuk melindungi budayanya. Mereka juga akan mengetahui sejarah serangan budaya di negara-negara Muslim dan mengambil pelajaran darinya.

Masjid Jamek Yazd.
Sejarah Masjid Jamek Yazd (Jameh Mosque of Yazd)

Masjid Jamek Yazd adalah sebuah bangunan bersejarah yang berusia lebih dari 900 tahun yang terletak di Provinsi Yazd, Iran. Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Al-e Bouyeh. Dokumen sejarah menyebutkan beberapa nama lain masjid ini seperti, Masjid Jum'eh Shahrestan, Masjid Jamek Atiq, Masjid Jum'eh Qadim, dan Masjid Jamek Nouw.

Masjid ini menjadi bukti bagi kehebatan para arsitek Iran di masa lalu dengan pengetahuan dan keahlian yang sangat sempurna. Masjid dengan menara yang menjulang tinggi dan ubin biru ini juga berfungsi sebagai mercusuar bagi orang-orang di gurun untuk menemukan jalan mereka.

Masjid Jamek Yazd menggunakan bentuk ubin seperti mosaik, tersusun dari potongan-potongan warna yang berbeda dan kemudian gabungkan untuk menghasilkan pola yang unik.

Bangunan dasar Masjid Jamek Yazd dibangun oleh banyak penguasa pada periode ke-6 Hijriyah. Masjid ini didirikan dari gabungan tiga masjid tua pada periode yang berbeda selama 100 tahun. Ini memakan waktu lama karena setiap sudut dari bangunan kuno ini dibangun oleh orang yang berbeda.

Mungkin orang pertama yang mendirikan Masjid Jamek Yazd adalah penguasa Safari, Amr Leith. Namun, pendiri yang paling terkenal adalah A'la Al Dowleh Kalanjar, gubernur Yazd antara tahun 1095 Masehi hingga 1119 M. Masjid ini pernah mengalami rusak total dan bangunan yang ada sekarang dibangun oleh Sayid Rukn al-Din Mohammad Qazi. Pemugaran dan renovasi terus dilakukan hingga satu dekade terakhir.

Tempo dulu, para penguasa memilih pusat kota Yazd sebagai lokasi pembangunan masjid besar ini. Luas pondasi masjid mencapai 9.800 meter persegi, sementara area yang dihiasi ubin, pola dekoratif, dan sudut-sudut lain sekitar 500 meter persegi. Panjang bangunan mencapai 104 meter dan lebarnya 99 m dengan tujuh gerbang yang terkoneksi ke banyak jalan dan gang.

Struktur Masjid Jamek Yazd terdiri dari sebuah pintu masuk utama yang tinggi, sepasang menara, dua aula utama, dua ruang untuk musim dingin di sisi timur dan barat aula utama, kolong kubah, dan sebuah halaman yang luas. Ruang-ruangg masjid ini didesain khusus untuk setiap musim. Karena iklim yang panas dan kering di daerah gurun, ruangan dirancang untuk tetap sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin.

Masjid ini memiliki sebuah pintu masuk yang sangat tinggi dan cukup populer sehingga menarik setiap pengunjung ke arahnya. Tinggi gerbang ini mencapai 24 meter dan seluruh sisinya dipercantik dengan ubin mosaik yang indah khas Persia. Pintu ini juga dihiasi dengan ayat-ayat al-Quran, pola bunga, dan prasasti yang berisi catatan renovasi.

Kubah Masjid Jamek Yazd.
Sepasang menara menjadi mahkota gerbang tersebut dan ia dikenal sebagai menara tertinggi di Iran. Kedua menara ini ditambahkan pada era Safawi dan memiliki tinggi 52 meter. Selain tingginya yang mencolok, seluruh permukaan menara dilapisi dengan ubin mosaik yang sangat indah sehingga terlihat benar-benar menakjubkan dan megah.

Diameter bangunan dasar menara sekitar 6 meter dan semakin ke atas, diameternya semakin berkurang. Hanya satu dari menara ini yang memiliki tangga dan dapat dinaiki.

Masjid ini memiliki sebuah kubah megah double-shell yang dihiasi dengan ubin bentuk geometris warna pirus dan putih serta bentuk bunga saponaria vaccaria. Kalimat al-Mulku Lillah tertulis di lingkaran batang kubah dengan khat kufi.

Interior kubah masjid sangat menakjubkan dengan menggunakan pola dekoratif arabesque dan empat skylight dengan bentuk geometris. Ayat-ayat al-Quran yang ditulis di pinggir kubah telah menambah kemuliaan dan keindahannya.

Seluruh permukaan mibrab dilapisi dengan ubin mosaik yang membentuk pola-pola bunga yang indah. Nama arsitek dan tanggal pembangunan masjid tertulis di atas dua potong ubin dengan pola bintang yang dipasang di salah satu sudut mihrab. Langit-langit mibrab menggunakan dekorasi muqarnas yang dilapisi dengan ubin mosaik warna biru.

Ubin mosaik warna lapis lazuli dan pirus dengan desain slavia dan geometrik terlihat di berbagai sudut masjid. Ubin mosaik ini ditata dengan sangat indah dan rapi oleh para seniman Iran di dinding masjid.

Masjid Jamek Yazd terletak di distrik kota tua Yazd dan merupakan salah satu objek wisata paling populer di kota ini. Masjid abad ke-12 ini masih digunakan sampai sekarang. Ia adalah model mosaik Persia terbaik dan telah terdaftar sebagai Situs Warisan Nasional Iran.

Mengingat suasananya yang tenang, seseorang dapat menghabiskan berjam-jam untuk beribadah atau hanya menikmati karya arsitektur Islam Persia yang dihiasi dengan harmoni unik dari desain artistik. Pencahayaan tidak langsung yang berasal dari pantulan cahaya dinding merupakan salah satu fitur unik dari masjid kuno ini.

 

Syahid Qasem Soleimani, sebagai seorang komandan pasukan Quds IRGC melalui pengaruhnya di tengah komunitas suku Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina berhasil menciptakan solidaritas dan persatuan di antara komunitas ini dan mempersatukan front muqawama.

Front muqawama adalah kubu yang melawan kekuatan hegemoni dan arogan yang ingin memecah belah negara mereka dengan bantuan sekutunya, yakni Daesh (ISIS), serta front ini tidak mengijinkan kubu hegemoni meraih ambisi busuknya.

Poros muqawama Islam terbentuk setelah kemenangan Revolusi Islam Iran dan oleh arsitek besar Revolusi Islam yakni Imam Khomeini. Tujuan utama poros iin adalah membebaskan Quds dari cengkeraman kubu hegemoni global serta rezim Zionis Israel. Poros muqawama yang kemudian berubah menjadi front muqawama di Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina pendudukan serta baru-baru ini terbentuk di Yaman, semakin realistis eksistensinya dengan membentuk faksi politik dan militer.


Syahid Soleimani, komandan pemberani pasukan Quds IRGC bukan hanya seorang komandan militer, tapi juga simbol poros muqawama. Peran besarnya di kemenangan front muqawama dalam melawan Amerika Serikat dan rezim Zionis membuat khilafah Daesh di Irak dan Suriah runtuh, dan Syahid Soleimani di kenal sebagai simbol perjuangan melawan terorisme di dunia.

Arab Saudi, Amerika Serikat, dan rezim Zionis Israel berusaha menghancurkan poros muqawama. Oleh karena itu, mereka membentuk kelompok Takfiri dan teroris untuk memecah belah Lebanon, Suriah dan Irak, tapi Syahid Soleimani dengan memberi keamanan dan membela kedaulatan serta integritas wilayah negara-negara poros muqawama, melawan agresi kelompok agresor ini dan tidak membiarkan musuh meraih tujuan busuknya, yakni menghancurkan poros muqawama.

Syahid Soleimani seorang komandan kuat dan berpengaruh yang dengan tawakal kepada Tuhan dan tawasul kepada Ahlul Bait as serta menciptakan spirit percaya kepada diri sendiri dan kehormatan di front muqawama, mampu selama dua dekade mencegah pengaruh poros hegemoni dan arogan di Irak dan Suriah serta pertumbuhan kelompok Takfiri, dan memberi keamanan regional kepada kelompok muqawama di kawasan serta Republik Islam Iran.

Pengorbanan, jihad, rindu syahadah dan melawan musuh di garis terdepan merupakan karakteristik utama Syahid Soleimani. Syahid Soleimani secara praktis membuktikan bahwa Islam sejati berbeda dengan Islam Amerika yang simbolnya di kawasan adalah Daesh. Permusuhan ini dan karakteristik Syahid Soleimani membuat dirinya dikenal sebagai syahid terkemuka di dunia Islamdan komandan muqawama.

Syahid Soleimani adalah simbol perjuangan melawan sistem dominasi dan penindasan global. Ayatullah Khamenei mengumumkan pada tahun 2015, setelah pembicaraan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat: "25 tahun lagi kalian tidak akan menyaksikan keberadaan rezim Zionis Israel. Dengan ijin Allah 25 tahun lagi tidak akan ada yang namanya rezim Zionis di kawasan! Pernyataan ini merupakan keyakinan pasti dari poros perlawanan dan dunia Islam. Mencermati situasi politik di kawasan, terlihat betapa dekatnya poros perlawanan untuk mewujudkan cita-cita seperti yang dinyatakan Rahbar.


Syahid Soleimani senantiasa menjadi pengikut Islam yang memberi kekuatan dan kehormatan kepada kaum tertindas dunia, serta menyeret kubu arogan dunia. Syahid Soleimani terus membela hak kaum tertindas dunia dan di manapun ia menyaksikan pihak terindas di dunia, ia merasa berkewajiban untuk membela mereka.

Salah satu pesan bersejarah Syahid Soleimani adalah ketika ia menyampikan pesan duka atas gugurnya Syahid Hojaji. Ia berkata, "Aku bersumpah atas nama kepala Syahid Hojaji yang dipenggal yang mengikuti jalannya Imam Husein as untuk tidak akan diam mengejar pohoh terlaknat ini dan menghancurkan sel berbahaya di tubuh dunia Islam ini hingga sosok terakhir mereka (teroris Daesh)." Betul, ini adalah kekuatan dan pikiran jangka panjang Syahid Soleimani yang sangat nyata di pernyataannya bertepatan dengan gugurnya Syahid Hojaji bahwa ia berjanji balas dendam darah syahid ini adalah akhir dari Daesh kurang dari tiga bulan.

Peran Syahid Soleimani dalam bentuk strategi penyebaran ideologi Revolusi Islam dan poros muqawama serta sosok yang menstabilkan negara kawasan, adalah peran yang tidak dapat tergantikan. Faktanya front muqawama yang dipimpin Syahid Soleimani mengubah poros ini menjadi arus muqawama dan pada akhirnya menjadi persatuan muqawama. Syahid Soleimani di poros muqawama menekankan tiga prinsip utama, memberi indentitas, persatuan dan jaringan. Berdasarkan ini, ia memperkuat spirit kepercayaan diri di antara rakyat, dan memanfaatkan kapasitas keyakinan dan politik mereka. Seraya menekankan persatuan, ia menyatukan seluruh kelompok muqawama dalam bentuk sebuah arus yang membela Islam dan Ahlul Bait.

Syahid Soleimani, sebagai panglima yang kuat di poros perlawanan dengan kepribadian yang berpengaruh, mampu mencegah tumbuhnya gerakan Takfiri selama dua dekade pengaruh kubu dominasi dan arogansi di Irak dan Suriah dan membawa keamanan bagi Republik Islam Iran dan kelompok perlawanan di kawasan.


Tidak diragukan lagi, peran Syahid Qasem Soleimani, sebagai seorang komandan pasukan Quds IRGC melalui pengaruhnya di tengah komunitas suku Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina berhasil menciptakan solidaritas dan persatuan di antara komunitas ini dan mempersatukan front muqawama sangat besar. Front muqawama adalah kubu yang melawan kekuatan hegemoni dan arogan yang ingin memecah belah negara mereka dengan bantuan sekutunya, yakni Daesh (ISIS), serta front ini tidak mengijinkan kubu hegemoni meraih ambisi busuknya.

Menurut Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Pasukan Quds dan Front Perlawanan Islam mampu menghilangkan bayang-bayang perang dari perbatasan Republik Islam Iran dan menghantam rezim Zionis di perbatasan wilayah pendudukan, menempatkan rezim dalam posisi yang sulit.

Syahid Soleimani, dengan mengubah kekuatan militer dan politik Pasukan Quds dalam operasi lintas perbatasan, mengekspos kekuatan strategis besar Iran dan Front Perlawanan ke rezim Zionis. Langkah-langkah dan upaya bijaksana Letjen. Soleimani dan para komandan dan kekuatan politik dan militer Front Perlawanan di wilayah tersebut menyebabkan kekalahan ISIS dan kemenangan Front Perlawanan; Hal ini membuat kaum Zionis ketakutan dan membuat mereka membunuhnya dengan bantuan Amerika, dengan harapan palsu bahwa dengan menghapus komandan yang kuat ini akan melemahkan Front Perlawanan.


Komandan Pasukan Quds, Syahid Soleimani, yang digambarkan oleh media asing sebagai orang yang kuat dan berpengaruh di kawasan Asia Barat dan simbol perlawanan internasional, menggandakan arus perlawanan internasional dan lintas batas setelah dia mati syahid. Kesyahidan Letjen. Soleimani yang menyatukan tidak hanya menyatukan kekuatan perlawanan, tetapi juga memicu gelombang sentimen anti-Amerika di seluruh dunia Muslim, Asia Barat, dan di antara negara-negara yang mencintai kebebasan.

Hasil pasti dari teror Syahid Soleimani adalah terbentuknya sebuah energi baru di geografi luas di kawasan dan trans-regional untuk melancarkan aksi balasan keras, di mana sebagiannya adalah berakhirnya kehadiran Amerika di wilayah ini. Daya tarik tersembunyi Syahid Soleimani dengan memobilisasi unit revolusi, menghancurkan total ide normaliasi dan berdamai dengan Amerika dan Israel serta pencegah terlaksananya rencana AS-Zionis di kawasan, dan pada akhirnya kita menyaksikan penarikan mayoritas pasukan Amerika dari Irak dengan kondisi mengenaskan.

 

Di antara orang-orang mukmin terdapat pribadi yang menjalin perjanjian dengan Tuhan dan sepenuhnya komitmen dengan janjinya tersebut. Sebagian menyelesaikan janjinya hingga akhir dan tetap komitmen dengannya hingga gugur syahid di jalan Tuhan, dan sebagian lainnya masih menunggu anugera syahadah dan tidak pernah mengubah janjinya.

3 Januari 2020 dini hari, sebuah berita mengejutkan dunia. Menyusul berita ini, seluruh kota di Iran tenggelam dalam duka karena kehilangan sosok besar. Bangsa Iran tidak sendirian di duka dan derita ini. Sosok yang meninggal ini bukan hanya dicintai bangsa Iran, tapi ia juga dicintai bangsa kawasan. Mulai dari Palestina, Lebanon dan Suriah, hingga Afghanistan, Nigeria, Yaman dan Bahrain. Bahkan banyak warga Eropa berharap terhadap sosok besar ini akan masa depan yang lebih baik.


Ia seorang pejuang dari Basij Khomeini. Ia adalah sisa-sisa dari rombongan yang hanya dengan isyarat jari Khomeini, mengobrak-abrik waktu dan zaman, dan merusak seluruh perimbangan. Selama bertahun-tahun ia berusaha untuk menghidupkan cita-cita Khomeini. Cita-cita besar yang bukan saja sebuah gerakan politik, tidak dan tentunya tidak akan. Cita-cita ini adalah persatuan seluruh muslim dan kaum tertindas dunia untuk menolak fitnah kubu arogan dari dunia. Khomeini besar berulang kali menyeru kaum tertindas untuk bersatu di bawah bendera wilayah. Ia menyebut berpegang teguh pada al-Quran, mengikuti wilayatul faqih dan persatuan sebagai kunci kemenangan muslimd an kaum tertindas dunia.

Setelah Khomeini besar, keberadaan seorang pemimpin yang kuat dan bijak seperti Ayatullah Sayid Ali Khamenei dan prajurit pemberani seperti almarhum Letjen. Qasem Soleimani membuat bendera cita-cita ini terus berkibar. Prajurit yang bukan saja menggunakan seluruh hidupnya untuk merealisasikan cita-cita ini, bahkan kesyahidannya juga untuk mewujudkan tujuan besar ini dan terus memajukannya.

Kesyahidan Letjen Soleimani beserta rekan seperjuangannya membangkitkan gelora di dunia sehingga apa yang mereka kejar seumur hidupnya hampir muncul. Rakyat Iran di berbagai kota Ahwaz, Tehran, Mashad, Qom dan Kerman berduyun-duyun ke jalan-jalan untuk berpartisipasi dalam acara perpisahan dengan prajurit yang dicitainya tersebut. Kondisi saat itu bak kiamat, ketika warga berdesakan di jalan-jalan saat acara tasyi' jenazah Syahid Soleimani beserta rekan seperjuangannya. Pemandangan saat itu sangat mencengangkan. Rasa duka yang disertai dengan kebencian kepada pembunuh pengecut Syahid Soleimani, yakni kubu arogan dunia yang dilawan oleh Khomeini besar sebelumnya. Sementara itu, warga Iran berulang kali menegaskan bahwa mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk merealisasikan cita-cita Syahid Soleimani, yakni cita-cita revolusi serta akan mengalahkan konspirasi musuh.


Banyak anak Iran mengetahui pahwalan mereka, dan menjadikannya sebagai teladan hidup. Pastinya mereka di masa depan akan menjadi Qasem Soleimani. Kesyahidan Qasem Soleimani bukan saja tidak membuat para pecintanya lemah, tapi membuat tekad mereka semakin solid untuk mencapai tujuan.

Di mayoritas negara Islam, dan bahkan non-Islam, kaum tertindas dunia yang hati-hati mereka tertambat di cita-cita Syahid Soleimani, semuanya memiliki perasaan bersama, yakni kebencian terhadap kaum arogan dunia dan sekutunya yang pengecut. Sebaliknya mereka memiliki kecintaan mendalam terhadap cita-cita kebebasan, keadilan dan menghidupkan kemanusiaan.

Rakyat berbagai negara seperti Palestina, Lebanon, Suriah, Irak, Gaza, Yaman, Bahrain dan Afghanistan yang selama bertahun-tahun mengalami kehadiran Syahid Soleimani dan rekan-rekannya, dan mereka menemukan tempat berlindung, juga merasa berduka kehilangan pelindungnya sama seperti rakyat Iran. Meski demikian, bukan hanya mereka yang merasa sedih kehilangan tokoh besar ini dan bersimpati dengan rakyat Iran, bahkan rakyat berbagai negara seperti Pakistan, India, Mesir, Turki, Nigeria dan bahkan rakyat Rusia, Cina, Belarus, Kanada, Amerika Serikat, Inggris dan Jerman juga memiliki perasaan yang sama.

Ini adalah persatuan yang diperjuangan Syahid Soleimani sepanjang hidupnya. Persatuan ini bukan kontrak politik, tapi hal takwini yang terealisasi tanpa tertulis atau kontrak, dan tanpa keraguan akan terus berlanjut. Persatuan ini tidak ada hubungan dengan politik negara atau elit politik mereka. Ini adalah hubungan hati yang mencintai kebebasan, kesatuan darah, nyawa dan hati. Sesuatu yang lebih besar dari kontrak politik, dan ini sepenuhnya yang ingin dihancurkan oleh kubu arogan.


Kebangkitan hati senantiasa menjadi penghalang besar bagi kubu arogan untuk meraih tujuannya. Penghalang besar yang selama berabad-abad, kubu arogan berusaha untuk menghancurkannya. Mereka memecah belah negara besar dan berusaha meningkatkan friksi etnis, kesukuan dan mazhab, karena takut masyarakat dunia hidup tenang. Mereka berencana memancing ikan di air keruh dari kerusuhan ini. Dengan berbagai alasan, mereka menabuh genderang perang saudara, kawasan dan dunia untuk menemukan pembeli bagi perusahaan senjata meerka dengan harapan mampu meraih keuntungan besar di tengah kerusuhan di kawasan Timur Tengah dan merampok sumber finansial dan alam negara tersebut.

Ketika tidak ada negara yang kuat, atau muncul pemerintah yang bergantung pada kekuatan arogan, maka mereka akan mencapai tujuannya. Tujuan di mana kemanusiaan dan keadilan tidak memiliki tempat, dan yang menentukan hanya kepentingan serta keuntungan lebih besar. Untuk mencapai ambisi ini, mereka selama bertahun-tahun berusaha mengobarkan instabilitas di Timur Tengah dengan membentuk dan menciptakan berbagai kelompok teroris seperti al-Qaeda, Daesh (ISIS) dan Front al-Nusra. Setelah pembentukan kelompok seperti ini, mereka juga mengejar tujuan lain yakni merusak citra Islam dan muslimin dunia, karena Islam musuh terbesar bagi tujuan busuk dan ketamakan mereka.

Syahid Soleimani telah menggagalkan semua konspirasi kubu arogan satu demi satu. Dia adalah pelopor dan pemecah garis dalam menghadapi kelompok teroris. Pada saat arogansi global di Suriah berusaha untuk memecah belah negara ini dan menimbulkan kekacauan dan ketidakamanan, dan teroris secara brutal membantai perempuan dan anak-anak, tua dan muda, dan militer dan pemerintah tidak dapat melawan mereka, ini adalah Qasem Soleimani dan rekan seperjuangannya yang menghancurkan perimbangan dan dalam waktu singkat mengubah medan tempur. Upaya Syahid Soleimani dan rekan seperjuangannya membawa perdamaian dan keamanan bagi rakyat Suriah.


Arogansi global yang mengalami kebuntuan di Suriah, kali ini mengirimkan kelompok terorisnya ke Irak dengan berbagai model dan bentuk, dan mereka mengirim pasukannya ke negara tersebut untuk mendukung kelompok teroris dengan dalih keberadaan senjata pemusnah massal di Irak. Ini adalah cara arogan berperang dan mendukung terorisme atas nama memerangi terorisme dan perang. Teroris melakukan banyak kejahatan selama pendudukan AS di Irak ketika pasukan AS dan sekutu mereka berbaris di jalan-jalan dengan tank dan pengangkut personel mereka.

Kubu arogan ingin mengobarkan perang antar-mazhab, Syiah dan Sunni, serta menabuh genderang disintegrasi dan kemerdekaan wilayah Kurdistan Irak. Di Irak, orang-orang mencapai titik di mana orang-orang tidak memiliki senjata untuk mempertahankan diri dari serangan teroris yang brutal. Salah satu komandan Pasukan Rakyat Irak mengatakan bahwa dalam menghadapi ISIS, situasi kami sedemikian rupa sehingga kami hanya memiliki satu Kalashnikov kosong untuk setiap sepuluh orang, yang berarti praktis tidak ada. Dalam situasi ini, Jenderal Soleimani melangkah ke lapangan.

Syahid Soleimani dengan kesadaran penuh dan pengetahuan yang mencukupi, mana teman dan mana musuh, dengan kecerdikan dan kewaspadaan serta dengan bantuan Tuhan mendapat tempat di hati rakyat kawasan, di mana seluruh pengikut Syiah dan Sunni, Kurdi dan Kristen mengenalnya sebagai pemimpin dan tokoh yang mampu menyelesaikan friksi di antara mereka. Mereka sangat menghargai ucapan Syahid Soleimani dalam menyelesaikan kesulitandan friksi dan menjadikannya sebagai tolok ukur.

Syahid Soleimani berkali-kali berkunjung ke Irak untuk menyelesaikan friksi etnis dan kelompok, dan setiap kali kunjungannya, ia semakin populer di tengah masyarakat. Warga Irak dari etnis, suku dan agama manapun bersatu bersama Syahid Soleimani untuk melawan Daesh, dan hasilnya adalah kekalahan besar kelompok teroris terbesar dunia ini. Kehadiran Syahid Soleimani dan kemenangannya dan rekan seperjuangannya dalam melawan Daesh menampilkan spirit sejati Islam dalam membela ketertindasan dan melawan penindas. Tak hanya itu, hal ini juga menunjukkan kepada dunia apa yang ditampilkan oleh Daesh tidak ada kaitannya dengan Islam dan muslim. Dia telah membuka tinju arogansi untuk semua dunia dan sekarang semua orang tahu siapa musuh umat manusia yang sebenarnya.


Bukan hanya di medan perang Syahid Soleimani berhasil mengalahkan musuh, bahkan di perang media ia pun meraih kesuksesan ini. Sangat berat bagi musuh kemanusiaan menanggung kekalahan ini dan mereka tidak lagi dapat mentolerir keberadaan pahlawan besar ini di berbagai medan. Dengan demikian mereka memberi ijin kepada pria gila yang bernama Donald Trump untuk menghapus sosok besar ini dari perimbangan yang ada. Tapi mereka tidak menyadari bahwa terbunuhnya Syahid Soleimani bukan saja tidak menghapus sosok ini dari perimbangan, tapi mereka malah akan menghadapi perimbangan baru yang terbentuk di sekitar syahid ini dan mempercepat kehancuran mereka.

Untuk selanjutnya akan banyak sosok yang akan berusaha siang dan malam untuk merealisasikan balasan yang keras. Dengan harapan merealisasikan penuh balas dendam keras ini, kehancuran total kubu arogan global dan menghapus penuh fitnah dari dunia, kami juga akan berusaha untuk setia pada cita-cita Syahid Qasem Soleimani dan berusaha untuk mencapainya.


Di upaya ini, kita mengeraskan pegangan tangan di antara kita, membuat hati kita lebih terang di sekitar pelita yang telah dinyalakan Syahid Soleimani, kita saling mendekatkan diri dan di saat mata kita menanti rahmat Ilahi, kita tidak akan melupakan bahwa apa yang akan membuat kita menang adalah persatuan di bawah bendera wilayah.

Rabu, 21 Desember 2022 20:16

Syahid Soleimani di Mata Para Sahabat

 

"Engkau berjuang selama tahun-tahun, doa yang baik dan tatapan risauku terus mengikutinya agar ia dijauhi dari mara bahaya. Namun, tatapan ia sendiri justru tertuju ke tempat lain dan bagaimanapun, Tuhan akhirnya melebihkan derajat orang-orang yang berjihad atas kami orang-orang yang duduk.

Dalam menulis isi hatiku untuk Hajj Qasem, aku lebih suka berbicara langsung dengannya, karena aku tidak berpikir dia sudah tiada."

Ahmad Yousefzadeh, penulis buku "Mungkin Sebelum Azan Subuh." Di awal bukunya, ia menumpahkan rasa cintanya kepada komandannya, Syahid Qasem Soleimani selama era perang pertahanan suci. Ia menulis, "Salam Haji, aku berniat untuk menerbitkan tulisan-tulisan ini dalam sebuah buku suatu hari nanti, mungkin itu akan tetap ada setelah kematianku, yang mungkin akan menjadi sebuah kematian yang biasa dan hambar, tidak seperti kematianmu, berdarah, menggemparkan, dan melahirkan gerakan.

Lagi pula, ada perbedaan antara orang seperti aku yang duduk di rumah dan seorang mujahid seperti engkau yang tidak pernah melepaskan sepatu selama 40 tahun. Sekarang delapan bulan telah berlalu sejak tengah malam yang aneh itu dan pagi yang mengerikan ketika tangan dan cicinmu mengguncang halaman dunia maya.

Sebelum mendengar kabar itu, aku pernah merasakan kesedihan sebesar dan sedalam itu hanya satu kali. Waktu itu, kami sedang duduk di ruang istirahat di kamp Mosul, menghafal al-Quran dengan temanku, Ali Hadi. Farshid Fattahi, seorang tawanan Khuzestan, sambil menangis membawa kabar tentang wafatnya Imam (Imam Khomeini ra) yang ia baca di surat kabar Irak... dan setelah itu, kesyahidanmu...."

Pada 3 Januari 2020, sebuah kejahatan lain dilakukan oleh arogansi global Amerika Serikat terhadap bangsa Iran, sebuah tindakan yang menenggelamkan tidak hanya rakyat Iran tetapi semua pencari kebebasan di dunia ke dalam duka yang besar.

Pada hari itu, Trump, orang pertama dalam pemerintahan AS, dengan pengecut memerintahkan pembunuhan Komandan Perlawanan, Komandan Islam, dan Letnan Jenderal Syahid Qasem Soleimani. Ia dibunuh saat sedang melaksanakan sebuah tugas.

Perjuangan Jenderal Soleimani selama hidupnya yang penuh berkah dapat dibagi menjadi tiga tahap. Fase pertama terkait dengan era perang yang dipaksakan dan pertahanan suci. Fase kedua terkait dengan penugasannya untuk memulihkan situasi di bagian timur Iran dan membersihkan wilayah dari para penjahat. Fase ketiga adalah perang melawan Takfiri, al-Qaeda, dan Daesh di negara-negara Islam. Di semua periode ini, ia mencatat kesuksesan yang besar dan dengan langkah-langkah bijaknya, ia telah menciptakan keamanan di Iran dan bahkan di negara-negara kawasan.

Faktanya, sepak terjang Jenderal Soleimani telah membuka mulut musuh untuk memuji keberanian, kecerdasan, dan kebijaksanaannya, baik selama masa Pertahanan Suci maupun sekarang dalam menghadapi krisis di kawasan.

Selama masa perang, ia merumuskan strategi serangan terbaik di garis pertempuran dan memimpin langsung pelaksanannya. Dia adalah seorang komandan yang tidak mengenal lelah dan dengan kecerdasannya yang tinggi, dia mengatur dan memimpin divisi tempur terkuat, yang merupakan salah satu pelopor dalam operasi-operasi pertahanan suci.

Kunci utama keberhasilan Divisi Sarollah 41 Kerman yang dipimpin oleh Jenderal Soleimani adalah bahwa selama operasi, ia selalu berkata kepada rekan-rekannya, "Kemarilah" dan bukan memerintah, "Pergilah."

"Ruang komandonya adalah garis depan pertempuran," kata salah satu teman seperjuangannya. "Dia selalu menjadi penghalang antara pasukannya sendiri dan musuh, dan nyawa pasukannya sangat mulia dan berharga baginya. Itulah sebabnya, ia menyusun semua perencanaan operasi, mulai dari mengidentifikasi medan perang dan mengarahkan pasukan dengan kepekaan tinggi. Setelah memeriksa informasi medan perang dan posisi musuh secara utuh, dia mengirim pasukannya ke medan perang," tuturnya.


Fase kedua dari sepak terjang Jenderal Soleimani berhubungan dengan hari-hari setelah perang. Hassan Plark, seorang teman seperjuangan Hajj Qasem, menuturkan, "Setelah perang berakhir dan Hajj Qasem kembali ke Kerman, muncul gangguan keamanan di bagian timur negara. Rahbar (Ayatullah Sayid Ali Khamenei) berkata, "Bukankah Qasem Soleimani ada di sana? Serahkan tugas ini kepada dia."

Perintah Rahbar disetujui oleh Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dan tugas tersebut diserahkan kepada Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan IRGC mendirikan pangkalan Quds di wilayah timur di bawah komando Jenderal Soleimani. Ia selalu berenung, bertawassul, dan kemudian bertindak.

"Suatu pagi dia berkata bahwa ia ingin mengumumkan pengampunan massal di daerah Jiroft dan Kahnooj serta daerah lain yang banyak penjahatnya. Saya ingin mengumumkan bahwa siapa pun yang memegang senjata dan telah berbuat kesalahan, jika dia menyerahkan senjata dan menyerah dalam tiga hari dari sekarang, saya akan mengeluarkan surat pengampunan dan ia akan aman," kenang Hassan Plark.

"Dia memobilisasi media, menyebarkan pengumuman, menggerakkan mobil patroli, dan mengerahkan semua sarana. Dia menentukan titik-titik agar para penjahat bisa menyerahkan diri dan senjatanya serta memperoleh surat pengampunan. Sejumlah rekannya memprotes, tetapi Hajj Qasem berkata, "Saya telah berjanji dan saya akan memenuhinya," ujarnya.

Pada hari pertama pemberian amnesti, sekitar 400 hingga 500 penjahat menyerahkan senjata mereka sampai terjadi antrian panjang. Mereka menyerahkan begitu banyak senjata sehingga kami tidak tahu bagaimana cara membawanya. Dalam dua hari, para penjahat datang dan menyerahkan senjata, tanpa ada darah yang tumpah. Daerah ini menjadi aman dan Provinsi Kerman menikmati rasa aman sampai sekarang.

Fase ketiga dari kehidupan mulia Syahid Soleimani berfokus pada perjuangannya melawan Takfiri, al-Qaeda dan Daesh di negara-negara Islam. "Setelah munculnya gelombang Kebangkitan Islam di Mesir, Libya, Bahrain, dan Tunisia, konflik di Suriah dimulai dengan arahan dan intervensi Amerika Serikat," kata salah satu teman seperjuangan Hajj Qasem tentang bagaimana ia bisa datang ke Suriah.

Konflik itu mulai membara dan menyebar dengan cepat di daerah Daraa, Duma, Rastan, Talbiseh, Homs, dan Abu Kamal, dan berubah menjadi pertempuran bersenjata yang dipimpin oleh Takfiri Wahabi untuk melawan pemerintah sah Suriah. Mereka terus bergerak maju di bawah dukungan AS dan Arab Saudi. Hampir semua perbatasan darat telah runtuh dan hanya perbatasan maritim di Laut Mediterania yang tersisa.

Orang-orang bersenjata telah mencapai Kafr Sousa, sebuah daerah di pusat Damaskus dan senjata sniper mereka telah menargetkan kubah Makam Sayidah Zainab as. Jalan menuju ke Bandara Damaskus telah ditutup... Di sinilah Rahbar berkata kepada Hajj Qasem, "Pergi dan bantu pemerintah Suriah agar tidak jatuh dan pemerintahan Takfiri Wahabi tidak terbentuk, dan ia kemudian pergi ke Suriah…"

Setelah ia datang, semua konspirasi berhasil digagalkan. Ahmad Karimpour, rekan seperjuangan dan penasihat khusus Jenderal Soleimani, mengatakan, "Dia mempertaruhkan nyawanya dengan keberaniannya, tetapi ia sangat berhati-hati dengan keselamatan orang-orang dekat dan pasukannya. Dengan kelihaiannya yang tinggi untuk mendapatkan informasi dari musuh, dia menggagalkan semua rencana musuh dan ia menggagalkan target musuh di semua negara. Ia memanfaatkan semangat anti-Amerika dalam dirinya untuk melawan kekuatan arogan."

Gerakan yang muncul dengan kesyahidan Hajj Qasem di tengah umat Islam, menunjukkan bahwa setiap tetes darah syahid akan berubah menjadi ratusan dan ribuan tetes, bahkan menjadi lautan darah yang disuntikkan ke tubuh masyarakat. Tetesan darah ini akan menghidupkan kembali masyarakat dan membakar semangat mereka.

Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrallah mengatakan, "Saya iri pada Hajj Qasem dan saya bahagia dengan ketetapan (yang digariskan) untuknya, ia berjuang untuk tujuan ini sejak usia muda. Allah memberkati kita dan dia hidup selama 60 tahun, kami tidak sedih dan kami tidak takut. Sebaliknya, darah sucinya adalah kesempatan bagi umat Islam untuk membebaskan diri dari hegemoni dan penjajahan ini, bahkan jika upaya ini sulit, tetapi kemenangan akan segera datang."

"Dalam melawan penindasan dan kebengisan teroris Daesh, kaum Muslim, Kristen, dan Izadi (Yazidi) memanggilnya. Dia mendengar itu dan memenuhinya. Keberaniannya begitu terkenal sehingga lawan-lawannya, dan bahkan musuh-musuhnya di medan perang, memperhitungkan janji, kesetiaan, dan keberaniannya. Ia adalah subjek dari ayat al-Quran yang mengatakan, "Allah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang," tuturnya. 

 

Heroisme 9 Dey pada kenyataanya adalah heroisme kemanusiaan, pengenalan terhadap musuh dan kepatuhan pada kepemimpinan (Wilayah).

Hari ini merupakan simbol kemuliaan, independensi dan kesadaran rakyat Iran. Syahid Qassem Soleimani yang merupakan lulusan idelogi Wilayah adalah seorang tokoh yang sadar, patuh pada kepemimpinan dan seorang komandan pemberani serta bijak yang memandang seluruh masalah secara mendalam, dan detail. Bersamaannya 9 Dey dengan hari gugurnya Syahid Soleimani menjadi momen untuk menjelaskan ideologi dan ajaran beliau.
 
Tanggal 9 Dey di Iran dinamai Hari Kesadaran, sehubungan dengan itu, pada kesempatan kali ini akan diulas tentang kesadaran dan kepatuhan pada kepemimpinan atau Wilayah, dalam ajaran Syahid Soleimani.
 
Heroisme 9 Dey realitasnya adalah untuk membela kesucian, kebangkitan Asyura, dan kehormatan darah syuhada. Heroisme yang diciptakan rakyat Iran di hari ini membuktikan bahwa mereka patuh pada kepemimpinan (Wilayah) seutuhnya, dan membela Pemimpin mereka yaitu Wali Fakih, dan pemerintahan Islam. 
 
Al Quran sebagai kitab suci agama Islam, dan lentera penerang bagi orang-orang Mukmin serta Muslim, mengajak semua manusia kepada kesadaran dan kewaspadaan sekaligus menyiapkan instrumennya. Artinya mata, telinga, hati dan alat pengetahuan lainnya diberikan kepada manusia sehingga ia bekerja dengan ilmu pengetahuan dan keyakinan. Orang-orang yang sadar, menemukan jalan kehidupan dengan mata hatinya, dan melangkah di atas kebenaran dan kenyataan.
 
Allah Swt yang Maha Bijaksana setelah menjelaskan kisah Nabi Yusuf as, dan memberikan pelajaran bagi mereka yang mencari kebenaran, di ayat 108 Surat Yusuf kepada Nabi Muhammad Saw berfirman, 
 
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
 
"Katakanlah: 'Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik'."
 
Syahid Qassem Soleimani
 
Ideologi Syahid Soleimani adalah ideologi perlawanan, kesadaran, dan kepatuhan pada kepemimpinan (Wilayah). Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan bahwa Syahid Soleimani dengan sendirinya adalah sebuah ideologi dan ajaran yang berharga. Pada Salat Jumat tanggal 17 Januari 2020, tepat dua minggu setelah gugurnya Syahid Soleimani, Rahbar mengatakan, "Jenderal Syahid Mulia kita harus dipandang sebagai sebuah ideologi, sebuah jalan, sebuah madrasah, dan pelajaran."
 
Rahbar dalam pidatonya pada 29 Februari 2020 bertepatan dengan Hari Mab'ats, Nabi Muhammad Saw menyinggung dua unsur penting yaitu kesadaran dan perlawanan. Ia menjelaskan, "Diperlukan dua unsur penting untuk menghadapi musuh yang selalu saya sampaikan, dan kembali akan saya sampaikan, dua karakteristik ini perlu ada pada setiap diri warga Iran, pertama, kesadaran, dan kedua, perlawanan, jika keduanya ada pada diri kita, maka musuh tidak akan bisa berbuat apa pun, mereka tidak akan bisa melayangkan pukulan, dan tidak akan pernah berhasil melawan pemerintahan Islam." 
 
Kesadaran dan pengetahuan mendalam merupakan salah satu karakteristik terpenting yang dimiliki Syahid Soleimani yang tampak dalam seluruh sendi kehidupan pribadi, sosial dan politiknya. Kesadaran yang diserukan oleh Syahid Soleimani kepada semua orang, termasuk kepada para pejuang di medan tempur tidak lain adalah kesadaran hati dan pemahaman akal yang merupakan buah dari ketakwaan. Perjalanan spiritual Syahid Soleimani dan ajaran beliau yang mencerahkan, membantu keputusan-keputusannya, dan mencapai kesadaran, sehingga di mana pun ia berada berhasil melaksanakan kewajibannya, sebagaimana difirmankan Allah Swt dalam Surat Al Hadid ayat 28,
 
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
 
"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
 
Kesadaran dan mengenal musuh dalam ajaran Soleimani bersumber dari pemahaman, dan pengetahuan mendalamnya. Tidak diragukan pengenalan atas musuh merupakan pembahasan paling inti dalam kerangka upaya menyingkirkan ancaman, dan melindungi kepentingan sebuah bangsa. Bangsa-bangsa yang lalai terhadap musuh, dan tidak memiliki kesadaran politik, sosial, serta tidak menyadari konspirasi musuh, akan jatuh ke dalam kebinasaan. Dalam pandangan Imam Ali as, orang yang tidur di hadapan musuhnya, dan lalai terhadapnya, maka tipuan musuh yang akan membangunkannya.
 
 
Alasan permusuhan Amerika Serikat, dan kubu imperialis global terhadap Jenderal Soleimani adalah karena pengenalannya atas musuh, sikap anti-musuh dan perlawanannya terhadap AS. Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah mengatakan, "AS kemana pun mereka pergi di kawasan ini, akan berhadapan dengan Haj Qassem Soleimani. Pergi ke Suriah, mereka melihat Haj Qassem. Di Irak, di Lebanon, di Yaman dan di Afghanistan, di lokasi mana pun yang tersambung dengan poros perlawanan, maka di sana mereka akan menyaksikan Haj Qassem. Rezim Zionis Israel menganggap Haj Qassem sebagai orang paling berbahaya baginya."
 
Rahbar dan Syahid Soleimani
 
Jalan untuk mencapai kesadaran adalah cahaya Wilayah. Wujud Haj Qassem juga bercampur dengan Wilayah, dan sepanjang hidupnya ia melaksanakan tugas dalam kerangka baiat terhadap Wilayah. Pada kenyataannya, pemikiran Jenderal Soleimani terbentuk karena kebijaksanaan, berdasarkan arahan dan kepimpinan. Beliau dalam pengambilan keputusan selalu patuh pada Wilayah, dan tidak pernah mundur sedikit pun dari kepatuhan pada kepemimpinan atau Wilayah.
 
Syahid Soleimani di dalam surat wasiatnya berkata, "Jagalah prinsip. Prinsip yaitu Wali Fakih, terutama orang bijaksana ini, ia yang tertindas, ia yang memiliki pengetahuan mendalam dalam agama, fikih, Irfan, makrifat, jadikanlah Khamenei terkasih laksana jiwa kalian sendiri, jadikan kehormatannya sebagai kesucian. Saudara-saudara dan saudariku. Islam selalu membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan yang tersambung dan ditunjuk secara syariat agama dan fikih, oleh orang-orang Maksum. Anda mengetahui dengan baik ulama paling bersih yang mengguncang dunia, dan menghidupkan Islam adalah Khomeini. Beliau menjadikan Wilayat Al Faqih sebagai satu-satunya kunci keselamatan umat ini, jangan meninggalkan Wilayah dan kemah untuk menyelamatkan Islam."
 
Syahid Soleimani di seluruh kehidupannya berperilaku di tengah poros Wilayah, kesadaran dan kepatuhan pada Wilayah. Beliau karena kesadaran dan kepatuhan pada Wilayah, menganggap dirinya sebagai prajurit Imam Zamannya, dan sangat memikirkan keamanan dan kepentingan umat Islam.
 
Haj Qassem Soleimani bukan sekadar pemegang panji dan simbol perlawanan terhadap imperialisme global, ia juga pencetus pemikiran anti-imperialisme. Ia adalah murid unggul ajaran Imam Khomeini, dan Imam Khamenei, dan dalam berhadapan dengan imperialis, ia tidak mengenal batas. Kehadiran beliau di arena tempur melawan imperialisme global dan ISIS, telah menggagalkan seluruh skenario dan konspirasi yang dilancarkan terhadap Dunia Islam, dan ia telah menyuntikan kepercayaan diri kepada para pejuang Muslim.
 
Syahid Soleimani adalah seorang komandan luar biasa yang melahirkan jalur perlawanan, dan dengan seluruh kemampuannya memperkuat jalur tersebut. Peran dan kehadiran Syahid Soleimani dalam mendukung perlawanan, dan kerja kerasnya mendidik pejuang perlawanan, seperti penegasan terhadap perlawanan, dan melahirkan Soleimani-Soleimani baru. Sekarang dua tahun berlalu setelah gugurnya Syahid Soleimani, akan tetapi sejak saat itu ribuan Soleimani telah lahir, dan ribuan Soleimani lain harus dilahirkan sehingga musuh tahu orang yang dihadapinya tidak mudah mundur, dan akan menuntut balas atas darah para syuhadanya. 

 

Saya memiliki pertanyaan kepada kalian, pertanyaan ini akan aku tanyakan kepada kalian semua, pertanyaan yang aku tanyakan di samping jenazah temanku yang syahid, aku bertanya kepada orang-orang sekitarnya bagaimana kepribadian si fulan ? Mereka menjawab, ia orang baik.

...Kini kesaksian yang ingin aku ambil dari kalian, atas dasar kehormatan yang dimiliki seorang mukmin di hadapan Tuhan, dan di antara kalian banyak orang mukhlis (ikhlas). Apa yang penting bagiku adalah kesaksian dan pengakuan kalian, bahwa apakah aku dimata kalian adalah orang yang baik ? Aku ingin jawabannya. Aku memohon Allah Swt seperti yang disebutkan dalam ayat أَلَمْ یَعْلَمْ بِأَنَّ الَّهَ یَرَى (Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?) saat Ia melihat dan mencatat dan di hari ketika یَوْمَئِذٍ یَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِیُرَوْا أَعْمَالَهُم (Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,) Ia mengungkapkan, dan menerima kesaksian kalian. Aku berharap suatu hari di samping jenazahku, kalian bersama yang lain juga memberi kesaksian ini.


Ini adalah penggalan dari salah satu pidato Syahid Qasem Soleimani. Tak lama kemudian, jutaan orang bersama pemimpin mereka berpartisipasi di acara tasyi' jenazah tokoh besar ini dan mereka berkata, اللّٰهُمَّ إِنَّا لَانَعْلَمُ مِنْهم إِلّا خَیْراً (Ya Allah ! Aku tidak melihatnya kecuali kebaikan)

Di sejarah berbagai bangsa banyak ancaman tidak dapat dihapus tanpa pengorbanan dan tujuan besar serta suci tidak dapat dijaga. Di kondisi seperti ini, sekelompok orang mukmin tampil dan melalui pengorbanan dan aliran darahnya, mereka menjaga agama. Menurut literatur Islam, orang seperti ini disebut syahid. Banyak orang menyamakan syahid dengan lilin yang menyala yang menerangi suasana gelap dan suram di sekelilingnya. Layanan seorang martir adalah jenis yang dibakar dan binasa dan memancar. Sehingga orang lain dapat duduk dan menemukan kenyamanan dalam terang yang telah datang dengan mengorbankan ketiadaannya.

Tetapi kesyahidan Qassem Soleimani, dan pencerahannya seperti cahaya matahari saat fajar, yang menyinari seluruh bumi. Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat menyebut kesyahidan Letjen Qasem Soleimani menjelaskan, "Kita memiliki banyak syahid-syuhada dari petinggi militer dan juga syuhada dari warga biasa- Tapi syahid di tangan manusia paling keji, yakni AS dan mereka merasa bangga mampu mengugurkan tokoh ini, syahid seperti ini saya tidak mengetahuinya kecuali Qasem Soleimani. Jihadnya adalah jihad akbar, kesyahidannya juga disebut Tuhan sebagia kesyahidan yang besar. Semoga Allah Swt meninggikan derajatnya. Semoga ia mendapatkan nikmat besar yang merupakan haknya tersebut."

Letjen Soleimani merupakan komandan pertama pasca Revolusi Islam yang mendapat lencana Zulfiqar dari Rahbar, Ayatullah Khamenei. Lencana Zulfiqar yang merupakan lencana tertinggi militer dan disematkan oleh panglima tertinggi angkatan bersenjata Iran atau Rahbar ketika seorang prajurit memiliki prestasi besar keberanian dan kesuksesan sebagai komandan.


Ayatullah Khamenei ketika menganugerahkan lencana Zulfiqar kepada Soleimani dan di depan mereka yang hadir di acara ini mengatakan, "Perjuangan di jalan Tuhan tidak dapat disamakan dengan hal-hal ini. Allah Swt berfirman: إِنَّ اللهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِینَ أَنفُسَهُمْ وَ أَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ یُقَاتِلُونَ فِی سَبِیلِ اللهِ فَیَقْتُلُونَ وَ یُقْتَلُونَ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh (QS: Taubah 111). Apa yang akan diterima oleh pejuang di jalan Tuhan dan apa yang akan diberikan Tuhan dari pengorbanan harta dan nyawa adalah surga dan keridhaan-Nya."

"...Apa yang ada di tangan dan pundak kita, baik ucapan syukur dengan mulut atau dengan amal perbuatan, baik itu lencana atau pangkat yang kita berikan, adalah hal-hal yang berdasarkan prediksi duniawi. Namun ini tidak dapat disebutkan berdasarkan perhitungan maknawi dan Ilahi. Alhamdulillah, kalian telah berjuang dan berusaha. Alhamdulillah Allah Swt juga memberi taufik kepada saudara terkasih kita -Qasem Soleimani-. Saudara kita ini berulang kali menempatkan nyawanya di serangan musuh serta berjuang di jalan Tuhan, demi Tuhan dan ikhlas untuk Allah. Insyaallah, Tuhan akan memberi pahala kepadanya dan kehidupannya penuh kebahagiaan dan diberi kehormatan syahadah,,yang pasti bukan sekarang. Selama bertahun-tahun, Republik Islam bekerja sama dengannya. Pada akhirnya insyaallah, Soleimani akan diberi derajat kesyahidan . insyaallah,,,selamat kepada Anda."

Letjen. Qasem Soleimani bersama Abu Mahdi al-Muhandis dan delapan rekan sepejuangan lainnya diteror militer Amerika pada 3 Januari 2020 dini hari di dekat Bandara Udara Baghdad dan gugur syahid. Aksi teror ini atas instruksi langsung Presiden AS saat itu, Donald Trump. Dengan kesyahidan ini, Letjen Qasem Soleimani menjadi legenda kekal. Kesyahidan Soleimani juga disertai dengan kehancuran Daesh (ISIS) dan kesyahidannya juga menjadi nokta hitam abadi bagi pemerintah arogan Amerika beserta sekutunya.

Kesyahidan Letjen Soleimani membangkitkan gelombang kebencian kepada Amerika di Iran. Acara tasyi jenazah Letjen Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis beserta rekan seperjuangannya di Irak dan Iran digelar secara besar-besaran. Jutaan warga Irak dan Iran serta di warga di berbagai penjuru dunia berduka atas kehilangan pejuang besar ini, dan mereka berjanji untuk meneruskan jalan pejuang ini.

Ayatullah Khamenei di pidatonya saat memperingati kesyahidan Soleimani menyatakan, "Syahid Soleimani, baik semasa hidup atau setelah gugur syahid berhasil mengalahkan kubu arogan...Kesyahidannya juga merupakan kekalahan kubu arogan. Prosesi tasyi ini di Iran sebuah acara yang menakjubkan dan tidak dapat dilupakan; Begitu juga tasyi di Irak oleh jutaan warga, di Najaf dan Baghdad juga digelar acara serupa, tasyi oleh jutaan warga yang mencengangkan; Ia dan Abu Mahdi al-Muhandis ditasyi secara bersama-sama. Sejatinya tasyi ini dan kemudian acara peringatannya, membuat jenderal perang lunak kubu arogan terkejut. Mereka yang menonjol dalam perang lunak arogansi, dan sebenarnya mereka adalah orang-orang yang aktif, dan para jenderal perang lunak Amerika dan arogansi, sama sekali tercengang dengan situasi ini; Apa itu, apa itu; "Sungguh langkah besar yang mengalahkan mereka."


Letjen Qasem Soleimani gugur syahid dalam kondisi tidak banyak anggota tubuhnya yang tersisa. Ia tidak berkepala, hanya sebagian dari bahunya yang tersisa, sebagian dari pergelangan kaki ke bawah dan tangan serta bagiannya hancur. Salah satu komandan komite pencari orang hilang, Bagherzadeh saat menyebutkan kondisi jenazah Syahid Soleimani kepada Rahbar mengatakan, "Kami telah mengambil langkah untuk mempersiapkan jenazah suci para syuhada, kami tidak dapat memandikan mereka, kami hanya mentayamumkan mereka dan mengkafaninya. Para pemuda hadir di mi'raj syuhada. Kafan, kapas, kain dan alat-alat lainnya tersedia, tapi kami kesulitan mengurusi jenazah ini. Artinya kami sangat kesulitan mengumpulkan serpihan anggota badan jenazah ini. Daging yang tersebar kami kumpulkan sehingga dapat dibentuk sebuah tubuh dan diletakkan di peti jenazah."

Lebih lanjut Bagherzadeh mengisyaratkan peristiwa Karbala dan mengatakan, "Kita yang dengan sulit mengumpulkan para syuhada ini, kami tidak tahu bagaimana Imam Ali Zainal Abidin as mengebumikan jenazah ayahnya, Abu Abdillah Husein di Karbala."

Saat itu, Ayatullah Khamenei berkata kepada mereka, "Kalian telah kesulitan, mereka adalah syuhada perang." Dalam istilah fikih, syahid perang adalah mereka yang gugur di medan pertempuran dan saat berperang. Dan menurut padangan Ayatullah Khamenei, Bandara Udara Baghdad dengan kehadiran komandan tinggi pasukan Islam ini dan kemudian disusul dengan serangan pengecut musuh terhadap komandan ini beserta rekan seperjuangannya, telah berubah menjadi medan tempur. Ini menunjukkan bobot dan posisi Syahid Soleimani dan kesyahidannya juga kesyahidan di medan tempur.

Tasyi jenazah Syahid Soleimani
Di sinilah kita teringat dengan sabda Rasulullah Saw, "Syuhada tertinggi adalah mereka yang gugur di garis depan (medan perang), dan selama mereka tidak berpaling (melarikan diri) dari perang, mereka akan beristirahat di pavilium tinggi surga, sementara Tuhan ridha terhadap mereka dan selama Tuhan ridha kepada hamba-Nya, maka hamba tersebut tidak akan dihisab."

 

Amerika Serikat pada 3 Januari 2020 melakukan sebuah kejahatan besar dengan meneror Mayjen. Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).

Syahid Soleimani yang tengah berkunjung ke Irak atas undangan resmi pemerintah Baghad, bersama Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Hashd al-Shaabi serta delapan orang lainnya gugur syahid dalam sebuahs erangan udara militer Amerika Serikat di dekat Bandara Udara Irak.

Menurut keterangan Departemen Pertahanan AS (Pentagon), instruksi serangan teroris ini langsung dari Presiden AS saat itu, Donald Trump.

Syahid Soleimani adalah tokoh terkemuka dalam perang melawan kelompok teroris dan Takfiri di kawasan Asia Barat termasuk Daesh (ISIS).

Musuh bangsa Iran menunjukkan bahwa mereka tidak segan-sagan melakukan berbagai kejahatan untuk mencapai tujuannya mulai dari meneror Syahid Soleimani yang memainkan peran penting dalam menghancurkan Daesh dan perang melawan kelompok teroris dukungan Amerika, Israel dan Arab Saudi, hingga meneror ilmuwan Iran di berbagai bidang sains dan pertahanan. Ketika Amerika menyaksikan kegagalan kebijakan represi maksimum dan tidak adanya pengaruh atas perlawanan bangsa Iran terhadap kebijakan arogannya, maka mereka mulai beralih ke pendekatan represi keamanan.

Teror terhadap Syahid Soleimani telah menguak esensi sejati Amerika Serikat. Syahid Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis berserta rekan seperjuangannya telah memainkan peran besar dalam melawan musuh dan terorisme serta menghancurkan Daesh dan menjinakkan peran disintegrasi Amerika dan Israel di kawasan.

Tujuan Amerika Serikat adalah melemahkan negara-negara kawasan dan merampok sumber serta kekayaan mereka dan menjamin berlanjutnya kehidupan rezim ilegal Israel.

Naser Qandil, pengamat senior Lebanon dan redaktur Koran al-Bana terkait peran unggul dan abadi Syahid Soleimani mengatakan, "Ketika kita berbicara mengenai peran penting, strategis dan efektif Syahid Soleimani di Lebanon, Suriah, Palestina dan lainnya, serta ketika kita merunut perannya dalam mendukung muqawama di perang Israel dan Jalur Gaza serta perang terhadap muqawama di Lebanon, kita hanya mendapatkan satu kesimpulan bahwa Syahid Soleimani adalah pahlawan dalam mengalahkan Daesh."

Joe Lombardo, anggota The United National Antiwar Coalition (UNAC) juga mengisyaratkan poin ini bahwa kekalahan Daesh pastinya sebuah transformasi positif di kawasan, dan sama halnya dengan kegagalan imperialisme Amerika. Seraya menyebut slogan perang anti-terorisme oleh Amerika sekedar propaganda, ia mengatakan, "Amerika mengklaim tengah berperang melawan terorisme di Suriah, tapi berbagai laporan yang ada menunjukkan setiap kali anasir teroris Daesh melarikan diri dari kawasan, senjata Amerika ditemukan di sana. Ini bukan sebuah kebetulan, mayoritas senjata Amerika diberikan kepada Daesh oleh sekutu Washington di kawasan seperti Arab Saudi."

Lombardo menjelaskan, kita jangan lupa akan kebijakan perusahaan senjata Amerika untuk memperluas krisis dan menjual senjata. Mereka mendapat keuntungan besar dari berlanjutnya krisis ini dan perang. Tak diragukan lagi bahwa pengobaran krisis adalah untuk memajukan tujuan geopolitik Amerika di kawasan.

Aktivis perdamaian Amerika ini terkait pernyataan Syahid Soleimani bahwa pemerintah terdahulu dan saat ini Amerika memiliki andil dalam pembentukan dan kejahatan Daesh mengingatkan bahwa selama beberapa dekade lalu, Amerika Serikat mendukung berbagai kelompok teroris. Pertama dengan mendukung Osama bin Laden di Afghanistan dan kemudian membentuk berbagai kelompok teroris untuk mengobarkan krisis di kawasan dan memajukan tujuan geopolitik Amerika.

Amerika Serikat terlibat di seluruh kejahatan Arab Saudi di Yaman dan blokade rakyat negara Arab miskin tersebut, sementara pemerintah Riyadh bertanggung jawab atas maraknya terorisme di berbagai wilayah dunia, tapi sangat disayangkan media Amerika terkait hal ini dan juga soal perang di Yaman beserta kejahatan Arab Saudi, memilih bungkam. Seiring dengan teror Syahid Soleimani, bangsa-bangsa di kawasan telah kehilangan seorang pejuang sejati di jalan perdamaian. Syahid Soleimani dengan perjuangannya yang tak kenal lelah membebaskan kawasan dari Daesh dan memulihkan stabilitas di Asia Barat telah memainkan peran signifikan dan tak ada bandingannya.

Syahid Soleimani dalam membela Suriah dari kelompok teroris global yang didukung oleh Amerika dan Arab Saudi, berada di posisi terdepan. Ia juga banyak membantu dalam membela kompleks makam cucu Rasulullah Saw, Sayidah Zainab di Damaskus. Tahun-tahun terakhir Syahid Soleimani dihabiskan di medan pertempuran dengan terois Daesh yang telah merampas banyak wilayah Irak dan membantai banyak warga Irak. Soleimani salah satu arsitek utama pembebasan wilayah utara Irak termasuk wilayah Kurdi.

Syahid Soleimani merobek perjanjian Sykes–Picot dan dengan mengubah peta kawasan, ia berusaha menyatukan kekuatan muqawama dari Lebanon hingga Palestina, dari Suriah hingga Irak. Syahid Soleimani dan rekan seperjuangannya berhasil mengalahkan terorisme yang dirancang dan didukung Amerika, dan membuat musuh putus asa serta mendorong mereka untuk meneror pejuang ini secara pengecut dan teror ini menguak esensi mereka.

Tamir Hayman, mantan kepala intelijen militer Israel baru-baru ini mengonfirmasi peran Tel Aviv di operasi teror ini dan mengatakan, Israel terlibat di aksi ini.

Ia menyebut teror Syahid Soleimani sebagai salah satu dari dua teror penting dan signifikan di masa jabatannya tersebut. Ia mengatakan bahwa teror terpenting lain adalah Baha Abu al-Ata, salah satu pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina.

Aksi teroris ini menuai banyak respon dari berbagai elit politik dan pengamat internasional. Berbagai media internasional juga menulis berita mengenai komandan pasukan Quds IRGC tersebut dan dampak teror terhadap dirinya.

Rabu, 21 Desember 2022 20:11

Mirza Qomi

 

Mirza Abolghasem Gilani atau dikenal dengan Mirza-ye Qomi penulis buku Qawanin al-Usul yang selama bertahun-tahun menjadi mata pelajaran utama hauzah ilmiah Syiah.

Mirza Qomi memiliki sifat-sifat dan akhlak mulia seperti berusaha keras dalam menuntut ilmu, sangat perhatian terhadap urusan umat muslim serta berani dalam menjelaskan kebenaran dan membelanya. Ilmu dan perilaku mulianya juga sangat berpengaruh dalam membimbing masyarakat dan pemerintah.

Salah satu karya penting Mirza Qomi adalah Ershade Nameh (Surat Bimbingan). Ulama besar Syiah ini dikenal sebagai sosok yang tak kenal lelah dalam memberi nasehat dan petunjuk serta amar makruf nahi munkar. Tanpa kenal takut kekuasaan dan dominasi para penguasa Qajar, beliau kerap memberi nasehat para raja dan memperingatkan supaya mereka tidak tenggelam dalam kezaliman dan bergelut dengan kekafiran dan penyimpangan agama. Ulama besar ini memiliku dua karya surat nasehat yang ditujukan kepada para penguasa Qajar yang sampai ke tangan kita saat ini. Salah satu surat tersebut ditulis ketika Mirza Qomi berusia 50 tahun dan ditujukan kepada Agha Mohammad Khan Qajar dan yang lain ditulis ketika ia berusia 80 tahun dan ditujukan kepada Fath Ali Shah Qajar. Kedua surat tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Ershad Nameh Mirza-e Qomi. Dan dicetak dengan nama ini.

Sepertinya surat pertama Ershad Nameh ditujukan kepada Agha Mohammad Khan Qajar, raja pertama dan pendiri Dinasti Qajar. Agha Mohammad Khan, seorang raja yang berhati dingin, meski ia memiliki kecenderungan terhadap agama, tapi mengingat kekurangan dan penyimpangan keyakinan serta tidak mendapat pendidikan yang benar terkait agama, ia menganggap dirinya layak untuk melakukan kezaliman.

Untuk membuat suratnya lebih efektif dan berpengaruh, di bagian pertama suratnya, Mirza Qomi menulis, "Surat ini bukan nasehat dari orang pintar kepada mereka yang bodoh, dan juga bukan untuk memberi petunjuk orang yang tersesat, tapi sekedar pembahasan dan musyawarah dua orang pintar, tanpa memandang dirinya seorang yang pintar atau marja."

Melalui retorikanya ini, marja Syiah ini sejatinya menghapus penentangan raja untuk menolak nasehat. Ia menyebutkan dirinya sebagai seorang hampa yang bersalah dihadapan Tuhan, dan ia serta raja adalah hamba yang memiliki kewajiban dihadapan Tuhan semesta alam. Ia kemudian mulai membahas masalah utama dengan mengingatkan dirinya tidak ada kesengajaan dalam menulis surat ini.

Setelah menulis pembukaan seperti ini, Mirza Qomi dengan berani dan transparan menyebutkan poin-poin sangat penting yang sejatinya dimaksudkan untuk menghilangkan kesesatan sang raja. Kesesatan yang mengijinkan benak raja untuk melakukan kezaliman dan despotisme.

Di antara kesalahan disengaja dan tidak disengaja raja muslim adalah ketika mendengar sebuah hadis yang menyebut raja adalah «ظل اللّه» (bayangan Tuhan), ia menganggap dirinya dapat melakukan apa saja dan tidak memiliki tanggung jawab dihadapan Tuhan dan makhluk Tuhan. Teks asli hadis yang diisyaratkan tersebut adalah Rasulullah Saw bersabda yang artinya, "Raja adalah bayangan Tuhan di bumi, di mana orang-orang yang tertindas berlindung kepadanya. Jika ia adil maka akan mendapat pahala dan terima kasih kepada orang-orang, tapi jika ia keluar dari keadilan, maka ia berdosa." Tapi masyarakat awam tidak mengetahui kelanjutan dari hadis tersebut dan hanya mendengar jumlah raja adalah bayangan Tuhan. Mirza Qomi di Ershad Namehnya menyebutkan makna sebenarnya dari jumlah "Bayangan Tuhan" supaya menyelamatkan pikiran raja dari penafsiran keliru dan memberi pelajaran kepada raja bahwa ia akan bertanggung jawab dihadapan Tuhan atas setiap perbuatannya.

Arti pertama dari raja bayangan Tuhan yang disebutkan Mirza Qomi adalah seperti ketika manusia berlindung di bawah rindangnya pohon saat matahari bersinar terik supaya aman dari suhu panas, karakter dan metode raja juga harus membuat hamba Tuhan berlindung kepadanya dari kezaliman. Arti kedua adalah mengingat bayangan setiap sesuatu memiliki kesamaan dengan pemilik bayangan meski tidak stabil, maka raja ketika sedang terpolusi dengan kepentingan fisik, harus menjadikan dirinya seperti Tuhan agar ia dapat disebut sebagai bayangan Tuhan. Dalam pengertian ketiga, Mirza mengatakan bahwa sebagaimana segala sesuatu dapat dipahami dari bayang-bayang segala sesuatu, raja harus bersikap dan bertindak sedemikian rupa sehingga keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan pencipta agama dapat dipahami darinya. Terakhir Mirza menjelaskan bahwa "Raja adalah manifestasi supremasi kebenaran dan hukum, maksud beliau adalah raja yang taat agama, adil dan penuh kasih sayang bukan setiap raja zalim, kejam dan tidak beragama.

Keyakinan keliru yang ada saat itu dan sumber banyak kezaliman ketika itu adalah keyakinan ini bahwa karena Tuhan membuat raja kuat, maka apa yang ia lakukan adalah benar, jika sebaliknya, maka Tuhan yang Maha Kuat tidak akan menjadikan orang tersebut sebagai raja. Mirza Qomi dengan penjelasan ilmiah dan rasional serta sederhana telah membatalkan pemahaman keliru ini. Ia menulis, “Jika seseorang mengatakan bahwa karena sebuah kerajaan ditakdirkan, maka perlu bahwa perbuatan raja juga ditentukan (oleh Tuhan) dan Tuhan senang dengan semua perbuatannya.” Saya mengatakan kepadanya bahwa karena itu Firaun juga tidak boleh disalahkan, karena kerajaannya juga ditakdirkan, dan ini jelas bertentangan dengan agama."

Surat kedua yang dikenal dengan Shad Nameh (Surat Kesenangan) dari Mirza Qomi ditujukan kepada Fath-Ali Shah Qajar. Di zaman itu, kaum sufi berusaha keras untuk memasuki istana dan menebar pengaruhnya serta menyeret raja ke kubunya. Salah satu penyair terkenal sufi seraya mengirim buku dan catatan kepada raja berusaha menarik perhatiannya kepada aliran ini. Fath-Ali Shah memberi risalah (buku) tersebut kepada Mirza Qomi. Kemudian raja ingin Mirza memeritahu kepadanya hal-hal yang benar dan salah di risalah tersebut, karena ia mengenal Mirza sebagai seorang ulama yang pintar dan bertakwa.

Mirza yang saat itu telah berusia lanjut dan karena merasa bertanggung jawab atas masuknya pengaruh sufi ke istana dengan bersungguh-sunggung membalas permintaan raja tersebut dalam sebuah surat.

Tasawuf muncul di komunitas Muslim di akhir abad kedua hijriyah dan ditolak para Imam Maksum dan para ulama saat itu, karena pemikiran dan akidahnya yang menyimpang dari prinsip dan keyakinan Islam. Salah satu keyakinan keliru kelompok ini adalah manusia ketika sampai di satu titik derajat khusus irfan, maka ia tidak lagi membutuhkan untuk melakukan kewajiban agama seperti shalat dan puasa, atau memperhatikan hal-hal haram atau halal yang pada akhirnya ia dibebaskan untuk melakukan segala bentuk kesalahan dan kemunkaran. Keyakinan kaum sufi ini membuat mereka secara praktis keluar dari lingkaran agama. Dengan demikian, ulama Syiah sangat sensitif untuk memberi pencerahan kepada masyarakat atas penyimpangan ini.

Dalam surat ini, Mirza Qomi telah secara eksplisit menulis kepada Shah bahwa Anda tidak mengetahui masalah mistik, filosofis, dan yurisprudensi yang sebenarnya dan dikhawatirkan bahwa bergaul dengan orang-orang ini akan mengalihkan Anda dari mazhab Ahlul Bait as yang asli. Mirza mendorong raja untuk mempelajari kitab Haq al-Yaqin dan Ain al-Hayat tulisan Allamah Majlisi untuk membangun keyakinan agama yang benar, dan menekankan bahwa para sufi harus mendiskusikan masalah tersebut dengan orang seperti saya yang fasih dalam masalah mistik dan filosofis. Dalam kelanjutan suratnya, ulama besar ini memperingatkan raja untuk berhati-hati dalam hal ini, karena penyimpangan raja juga dapat menyebabkan orang menyimpang dari agama.

Di bagian lain surat Mirza Qomi, dia memperingatkan Shah untuk menentang kelompok yang mencoba secara tidak adil menyebut raja "Ulil Amri" dan tidak mengizinkan hal seperti itu. Penafsiran "Ulil Amri" diambil dari ayat 59 Surat An-Nisa' di mana Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu." Beberapa ahli tafsir Sunni menganggap "ulil amri" berarti penguasa dan pemimpin. Namun, ulama Syi'ah, mengutip hadits otentik dari Imam Baqir as dan Imam Ja'far as, menganggap arti "ulil amri" dalam ayat ini sebagai Imam maksum dari keluarga Nabi (Saw). Mirza Qomi meminta raja untuk tidak membiarkannya disebut ulil amri, karena ini akan menyebabkan kerusakan di masyarakat dan keyakinan rakyat.

Imam Hadi (as) mengatakan: "Jika bukan karena keghaiban Qaim (Imam Mahdi) yang jujur, akan ada ulama yang akan menyeru (orang-orang) dan membawanya ke keberadaannya dan membela agamanya dengan argumen ilahi, dan membebaskan hamba-hamba Allah yang tak berdaya dari cengkeraman setan dan pengikutnya, maka tak diragukan lagi seluruh manusia akan keluar dari agama Tuhan. "

Mirza Qomi adalah salah satu ulama yang menyeru manusia kepada Tuhan dan membela agama kebenaran. Setelah delapan puluh tahun menjalani kehidupan yang keras dan penuh berkah pada tahun 1231 H, ia menerima panggilan Tuhan dan kembali ke sisi-Nya. Acara tasyi jenazah ulama besar ini dihadiri sejumlah besar orang Syi'ah dan akhirnya dimakamkan di kota Qom dan dekat Haram Sayidah Ma'sumah.

Rabu, 21 Desember 2022 20:10

Sayid Mujahid

 

Fatwa Sayid Mohammad Tabatabai terkait kewajiban jihad melawan agresi Rusia ke Iran sangat terkenal dan oleh karena itu di sejarah beliau dikenal dengan sebutan Sayid Mujahid.

Sayid Mohammad Tabatabai dilahirkan pada tahun 1180 H di kota Karbala, Irak. Ayahnya Sayid Ali Tabatabi dikenal dengan Sahib Riyad, salah satu ulama terkenal dan marja taqlid Syiah. Ibunya adalah cucu dari Allamah Vahid Behbahani yang dikenal sebagai ulama mumpuni dan terkenal di zamannya karena ketinggian ilmunya.

Sayid Mohammad Tabatabai
Sayid Mohammad dilahirkan ketika Karbala menjadi pusat dunia Syiah berkat upaya Allamah Behbahani. Sehingga pelajar dari maktab Karbala dianggap sebagai penggerak ilmu dan fiqih di seluruh dunia Syi'ah dan telah membentuk seminari ilmiah di berbagai belahan dunia Islam seperti Mashhad, Kashan, Qom, Kadhimaian, Najaf, Karbala, Tabriz dan India. Sayid Mohammad juga mulai belajar di tempat ini di bawah pendidikan ayahnya Sayidd Ali Tabatabai.

Sayid Mohammad tidak memiliki kesempatan belajar di kelas kakeknya, Allamah Vahid Behbahani, tapi ia belajar dari murid kakekhnya. Selain belajar dari ayahnya, Sayid Mohammad juga belajar di bawah asuhan Allamah Bahrul Ulum di Najaf. Selain belajar, ia juga menyerap banyak dari kezuhudan dan karamah Allamah dan akhirnya diambil menantu oleh gurunya ini.

Sayid Mohammad di kota Najaf juga belajar kepada Ulama besar, Sheikh Kashif al-Ghita'. Sheikh Ja'far Kashif al-Ghita' dikenal mengusai ilmu fiqih dan ushul fiqih. Selain menjadi pemuka agama, Sheikh Kashif al-Ghita' juga dikenal keberaniannya. Salah satu karakteristik Sheikh adalah pemahamannya akan zaman dan kebutuhannya. Sayid Mohammad Tabatabai bukan saja belajar ilmu fiqih dari gurunya ini, tapi juga belajar akan rasa tanggung jawab atas masalah sosial dan keberanian.

Dengan usaha keras Sayid Mohammad Mujahid dalam mempelajari ilmu-ilmu seperti ushul dan fiqih, dia dengan cepat mencapai otoritas ilmiah, sedemikian rupa sehingga ayahnya mengenalinya sebagai lebih berpengetahuan daripada dirinya sendiri dan seorang ilmuwan, dan dia tidak lagi mengeluarkan fatwa. Adalah umum di kalangan ulama Syi'ah bahwa mereka tidak menganggap diri mereka berwenang untuk mengeluarkan fatwa di hadapan ulama yang lebih bijaksana. Untuk alasan ini, Sayid Muhammad beremigrasi dari Karbala ke Isfahan untuk menghormati ayahnya. Sayid Mohammad Mojahid tinggal di Isfahan selama sekitar sepuluh tahun. Isfahan merupakan pusat penting ilmu-ilmu agama pada masa itu. Selama periode ini, banyak cendekiawan dari seminari (hauzah ilmiah) itu menghadiri kuliahnya dan menganggapnya sebagai profesor terkemuka di seminari Karbala dan Isfahan.

Setelah kematian ayahnya yang mulia, Sayid Ali Tabatabai, Sayid Mohammad kembali ke Karbala dari Isfahan dan mengambil alih otoritas dan kepemimpinan Syiah setelahnya. Setelah serangan brutal Wahabi di Karbala dan pembantaian beberapa ribu orang dan ulama di kota ini, Sayid Mohammad bermigrasi ke Kadhimain dan aktif mengajar, berdiskusi dan mengelola komunitas Syiah di dekat kompleks makam suci Imam Askari (as).

Pada masa marjaiyah Ayatullah Sayid Mohammad Tabatabai, periode kedua perang Iran-Rusia dimulai dan ulama yang dipimpin oleh ahli hukum yang terhormat ini memainkan peran yang efektif di dalamnya, dan karena alasan ini, ia dikenal sebagai Ayatullah Mujahid. Pemerintahan Fath Ali Shah, yang sebagian sezaman dengan kehidupan Ayatullah Mujahidin, adalah salah satu tahap paling sensitif dan kritis dalam sejarah Iran dan dunia. Saat itu, terjadi persaingan sengit antara kekuatan besar dunia untuk akses ke Asia dan Afrika atas nama kolonialisme. Iran sangat penting bagi penjajah karena lokasi geografisnya.

Setelah perang Iran-Rusia pertama dan kekalahan Iran pada 1228 H, sebuah perjanjian memalukan yang disebut "Perjanjian Golestan" ditandatangani antara Iran dan Rusia, yang menyebutkan wilayah Iran dipisahkan dan dianeksasi ke Rusia. Namun, karena tidak adanya garis demarkasi antara kedua negara, terjadi perselisihan lagi dari Rusia dan pasukan Rusia menduduki bagian lain Iran. Fath Ali Shah Qajar juga tidak memiliki kemauan dan strategi yang diperlukan untuk menghadapi Rusia di medan perang dan Rusia menyadari kelemahannya.

Pada tahun 1241 H, kabar buruk datang ke Tehran dari daerah-daerah yang diduduki Rusia. Tentara Rusia merampok hasil pertanian dari wilayah-wilayah yang mereka duduki, mereka juga melecehkan masjid, al-Quran dan sakralitas umat Muslim, dan memaksa warga Muslim memasukkan anaknya ke sekolah Kristen. Warga wilayah pendudukan mengirim surat kepada marja' saat itu, Ayatullah Sayid Mohammad Tabatabi menjelaskan kondisi mereka dan meminta bantuan.

Komandan pasukan Iran saat itu adalah Abbas Mirza, dan tidak seperti raja, dia ingin melawan agresi Rusia dan meminta bantuan dari pihak berwenang, termasuk Ayatullah Tabatabai, untuk memaksa Fath Ali Shah melawan. Pada saat itu, beberapa ulama Irak dan Iran, termasuk Ayatullah Sayid Mohammad Tabatabai, menanggapi permintaan ini dengan baik, memberikan kehidupan baru kepada pasukan Iran dengan menulis risalah jihad dan mendorong orang-orang untuk melawan pasukan Rusia. Pada saat itu, mata orang-orang tertuju pada otoritas agama dan seminari (Hauzah), sehingga dalam situasi seperti itu, Ayatullah Mujahid memberi tahu ulama lain tentang peristiwa tersebut, dan semua orang setuju untuk mengeluarkan fatwa tentang jihad melawan Rusia. Dia mengirim surat kepada Fath Ali Shah memintanya untuk menghentikan penindasan dan agresi tentara Rusia.

Setelah dikeluarkannya fatwa jihad, Ayatullah Mujahid berhijrah ke Iran bersama sekelompok ulama dan cendekiawan serta mengundang para ulama tersebut ke ibu kota di Tehran. Setelah undangan ini, para ulama berkumpul di Tehran dan menyetujui perang dengan Rusia. Kehadiran ulama yang dipimpin oleh Ayatullah Mujahidin memicu gerakan rakyat di Iran dan memobilisasi kekuatan besar dari seluruh Iran. Setelah mempersiapkan dan mengirim pasukan, Ayatullah Mujahid dan sekelompok ulama pergi ke Tabriz, zona perang antara Iran dan Rusia. Dalam tiga minggu, pasukan Iran mampu merebut kembali sebagian besar wilayah yang telah diserahkan ke Rusia di bawah Perjanjian Golestan dengan bantuan penduduk setempat.

Tetapi Fath Ali Shah, yang sejak awal tidak memiliki kemauan dan upaya untuk melawan, segera setelah kemenangan awal ini, mengulurkan tangan perdamaiannya kepada musuh agresor, tetapi upaya awalnya untuk perdamaian bagi Rusia tidak memiliki pesan bagi Iran selain kelemahan, jadi dia dipermalukan oleh Rusia. Raja juga memerintahkan para pangeran untuk mundur dari garis depan, dan perintah ini menyebabkan keretakan dan keputusasaan di tentara Iran. Kecerobohan raja ini menyebabkan tentara Iran melemah dan kalah serta kehilangan tanah yang telah direbutnya kembali.

Sayid Mohammad Mojahid tetap berada di Tabriz, tetapi setelah beberapa saat dia menjadi sakit parah karena kesulitan yang dia alami dalam pertempuran ini, dan sementara dia sangat kecewa dengan kelemahan pemerintah dalam membela orang-orang yang tertindas dan kebutaan beberapa prajuritnya, dia meninggalkan Tabriz. Dalam situasi ini, pemerintah Qajar yang sangat takut dengan kekuatan ulama dalam memobilisasi rakyat dan sambutan mereka kepada para marja berusaha menghilangkan mereka dari mata rakyat dengan berbagai cara. Beberapa pejabat pemerintah dan beberapa orang yang membenci agama dan ulama mencoba untuk menyalahkan semua kekalahan pada ulama yang memberikan fatwa jihad, dan dalam pidato dan tulisannya, mereka berusaha menutupi kelemahan dan kecerobohan raja dan komandan tentara dan malah menuding para ulama pejuang.

Itu wajar di kondisi sulit akibat kekalahan yang ditanggung rakyat, sejumlah orang yang tidak mengetahui cerita di balik layak, mempercayai desas desus ini.  Dengan demikian, dalam perjalanan kembali dari Tabriz, Sayid Mujahid ditindas oleh literatur bodoh di kota Qazvin dan menjadi sasaran untuk menghina dan mengolok-olok orang yang tidak kompeten. Dia meninggal pada tanggal 13 Jamadi Thani 1242 H di kota Qazvin karena penyakit yang sama, pada puncak penindasan dan kesedihan, dan tubuh sucinya dipindahkan ke Karbala dan dimakamkan di sana.

Meskipun pada waktu itu dalam sejarah, upaya para ulama untuk melindungi persatuan umat Islam dari agresor tidak memuaskan akibat sabotase yang kami sebutkan, tetapi sisi lain mata uang, membuktikan kekuatan ulama dan marja agama dalam memobilisasi orang untuk menyadari hak dan perjuangan melawan kebatilan. Sebuah kekuatan yang berlangsung sampai kemenangan atas lawan yang kuat seperti Rusia dan merupakan pengalaman yang baik dalam mengidentifikasi kelemahan dan resiko kehadiran ulama dan pemuka agama di lapangan dan manajemen masyarakat.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, pengalaman-pengalaman ini akan menciptakan epik besar kehadiran ulama di bidang sensitif masyarakat yang mengatur dan memotong tangan para agresor, yang akan kita bahas dalam program-program mendatang sesuai dengan tema program.

Rabu, 21 Desember 2022 20:09

Mullah Fazel Naraqi

 

Mullah Ahmad Naraqi yang dikenal dengan Fazel Naraqi, penulis kitab Mi'raj al-Saadah, seorang faqih terkenal Syiah di abad 13 Hijriah. Ia adalah pemimpin pada masanya dalam ilmu fiqih, ushul, hadits, rijal, astronomi, matematika, sastra dan puisi.

Ketakwaan dan akhlak ulama ini juga terkenal baik dikalangan khusus maupun di tengah masyarakat umum. Mullah Naraqi juga termasuk salah satu guur Sheikh Murtadha Ansari.

Mullah Ahmad dilahirkan pada tahun 1185 H di Naraq, salah satu daerah di sekitara Kashan. Ayahnya bernama Mullah Mahdi Naraqi, dan dikenal dengan sebutan Muhaqqiq Naraqi, pakar matematika dan filsof intelektual. Dikatakan bahwa Muhaqqiq Naraqi adalah ilmuwan Iran pertama yang menaruh perhatian pada penelitian dan penemuan ilmuwan Barat di bidang astronomi. Sebagai seorang anak dan remaja, Ahmad mendapat manfaat dari pelajaran ayahnya. Ketika berumur dua puluh tahun, dia hijrah ke Najaf Ashraf bersama keluarganya untuk menuntut ilmu dan hikmah serta mengikuti pelajaran Allamah Vahid Behbahani. Sepeninggal Allamah Vahid, Mullah Ahmad kembali ke kampung halamannya.


Empat tahun setelah Fazel Naraqi kehilangan guru besarnya, Allamah Vahid Behbahani, pada tahun 1209, ia juga kehilangan ayahnya yang bijaksana. Kehilangan seorang ayah yang telah memajukan putranya selangkah demi selangkah dalam pengetahuan dan akhlak adalah rasa sakit yang luar biasa bagi Ahmad. Dia, yang tidak bisa melihat pintu ilmu tertutup baginya, sekali lagi memutuskan untuk pergi ke Najaf untuk mendapatkan keuntungan dari kehadiran profesor terkenal seperti Allamah Bahrul Ulum dan Allamah Kashif al-Ghita. Selama periode ini, ia mencapai keunggulan dalam berbagai ilmu dan keahlian seperti yurisprudensi, usul fiqih, teologi, etika, puisi, tasawuf, filsafat dan logika, aritmatika dan geometri, dll serta menjadi seorang pakar dan ahli.

Mullah Ahmad Naraqi kembali ke kampung halamannya setelah menyelesaikan studinya. Dia menetap di kota Kashan dan karena dia menikmati posisi ilmiah yang baik dan posisi yang baik di antara orang-orang, dia mencapai posisi otoritas agama dan mengambil kepemimpinan agama dan politik orang-orang di wilayah itu seperti ayahnya. Dia selalu memperhatikan kesejahteraan dan kenyamanan orang-orang yang tertindas dan berdiri untuk membela hak-hak orang-orang tertindas di wilayah itu dalam berbagai kesempatan dan berperang melawan penindas.

Meskipun sarjana besar ini dihormati oleh pemerintah, dia tidak tinggal diam menghadapi penindasan pemerintah yang berkuasa. Disebutkan dalam buku-buku sejarah bahwa para gubernur yang ditunjuk oleh Fath Ali Shah untuk wilayah Kashan berperilaku kejam terhadap rakyat, dan untuk alasan ini, Mullah Ahmad Naraqi berdiri untuk mereka dan bahkan menendang gubernur yang ditunjuk oleh Shah keluar dari kota beberapa kali.

Sikap Fazel Naraqi terhadap penindasan dan pengusiran orang-orang yang ditunjuk raja dari kota menyebabkan ketidaksenangan raja. Karena itu, dia memanggil cendekiawan besar itu ke ibu kota, Tehran, dan dengan marah menuduhnya mengganggu urusan negara. Mullah Ahmad Naraqi, yang melihat desakan raja atas kekejamannya, menyingsingkan lengan bajunya, mengangkat tangannya ke langit dan berbicara kepada Tuhan dan berkata: "Demi Tuhan! Sultan yang kejam ini menempatkan penguasa yang kejam atas rakyat, dan saya menghapus penindasan, dan tiran ini marah kepada saya."

Mullah Ahmed ingin mengutuk raja, dan raja yang mengakui kekuatan iman dan tekad ulama besar Syiah ini takut! Dia bangkit dari tempat tidurnya dan mendekati Mullah Ahmad. Dia dengan cemas meraih tangannya dan meminta maaf dan memohon Mullah Ahmad untuk tidak mengutuknya. Kemudian, dengan konsultasi dan persetujuan Mullah Ahmad, dia mengangkat seorang penguasa yang layak untuk Provinsi Kashan. Dari kasus sejarah ini, selain pengaruh dan kekuatan spiritual Mullah Ahmad Naraqi di kalangan masyarajat, dapat dipahami bahwa Fath Ali Shah, dengan segala kesombongan dan keangkuhannya, menyadari status spiritual Mullah Ahmad dan meyakininya, itu sebabnya dia meminta maaf dan mencegahnya dari kutukan.

Salah satu bidang penelitian Fazel Naraqi adalah pembahasan mengenai belajar dan mengajar. Di bidang ini, beliau tercatat sebagai seorang pakar dan memiliki banyak pandangan yang penting, dan para peneliti setelahnya banyak memuji ulama besar ini. Menurut perspektif ulama besar ini, belajar dan mengajar memiliki posisi penting dan khusus di kehidupan manusia, dan paling mendasar dari bidang ini adalah "harga diri". Jika kita ingin menjelaskan secara sederhana dari maksud harga diri, maka itu berarti harga diri adalah kita harus menyadari bahwa kita adalah orang yang terhormat dan bernilai.

Jika seseorang memiliki pandangan seperti ini terhadap dirinya sendiri, maka perilakunya juga akan selaras dengan pengetahuannya ini dan tidak akan bersedia melakukan pekerjaan buruk atau berbuat salah. Imam Ali as berkata, "Orang memiliki harga diri, tidak akan pernah melakukan dosa, kehinaan dan keburukan." Ada banyak faktor yang dapat memicu harga diri atau izzah al-nafs. Salah satu faktor terpenting adalah interaksi yang dimiliki keluarga dan orang-orang di sekitarnya dengan orang tersebut selama masa kanak-kanak. Sebuah hadis dari Rasulullah Saw dan Imam Maksum as sangat menekankan untuk menjaga kehormatan dan harga diri anak-anak serta menghormatinya.

Dari sudut pandang Fazel Naraqi, mendekatkan diri kepada Tuhan dan meraih keridhaan-Nya adalah kesempurnaan tertinggi yang dapat dibayangkan bagi manusia, dan inilah tujuan ideal yang untuknya seluruh sistem keberadaan manusia harus disesuaikan dan diatur, serta nilai-nilai spiritual dan moral tidak mungkin dipisahkan dari proses pendidikan. Fadel Naraqi menganggap tazkiyatun nafs atau pembersihan diri dan jiwa harus didahulukan dari pendidikan, artinya mensucikan jiwa dari kejahatan dan keburukan sebelum mempelajari berbagai ilmu. Bahkan dia, bersama dengan banyak ulama, percaya bahwa pengetahuan yang benar hanya dapat dicapai melalui pembersihan diri. Asas lain yang ditekankan ulama Syi'ah ini adalah asas aktivitas, artinya seseorang harus menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran dan tidak pasif, sehingga dengan demikian pembelajaran mengarah pada transformasi kepribadiannya, bukan sekedar informasi tambahan dari sebelumnya. Di antara prinsip-prinsip lain yang diandalkan Fazel Naraqi dalam pendidikan adalah prinsip pemilihan prestasi dan memperhatikan kemampuan orang.

Image Caption
Dalam pembahasan analisis metode pendidikan, Fadel Naraqi menekankan pada beberapa metode khusus, salah satunya mengacu pada "metode penanaman hafalan, latihan dan pengulangan" dan menganggap metode ini cocok untuk menghafal materi dan mencapai penguasaan kognitif dan mental serta harus dilakukan sebelum mencapai kedewasaan intelektual dan kemampuan untuk memilah dan memahami atau yang menurut istilah modern, berpikir abstrak. Juga, mereka menganggap metode "dialog dan diskusi ilmiah" menjadi penyebab kebebasan berpikir dan inovasi dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan budaya.

Ulama Syi'ah terkenal ini juga menekankan efek "mencintai" dalam pendidikan dan percaya bahwa dengan memberikan konteks keakraban dan hubungan emosional, guru dapat membina anak didik dan memperkuat motivasi penanaman dan pendidikan pada siswa. Juga, mereka mengatakan bahwa itu adalah salah satu metode pendidikan yang paling efektif dan berpengaruh bagi orang tua dan guru untuk mencoba menjadi panutan yang baik bagi anak-anak mereka dengan perilaku positif dan konstruktif mereka.

Sekitar tiga puluh buku tentang puisi, fikih, usul fikih, etika dan matematika telah ditinggalkan oleh Mullah Ahmad Naraqi. Karya paling terkenal dari ulama besar ini adalah sebuah buku berjudul "Mi'raj al-Saadah" yang ditulis tentang masalah etika Islam. Mi'raj al-Saadah dianggap sebagai ringkasan dari buku Jaame' al-Saadah karya Mullah Mahdi Naraqi, ayah Mullah Ahmad.

Mullah Ahmad menilai keberhasilannya di bidang ilmu, agama dan akhlak berkat upaya dan kerja keras ayahnya serta di karya tulisnya mengikuti motedo ayahnya serta di bidang pemikiran dan kajian ilmiah juga mengaku sangat dipengaruhi oleh ayahnya. Misalnya, dalam fikih, ayahnya menulis Mu'tamad al-Syiah, dan dia menulis Mustanad al-Syiah dengan topik yang sama, tetapi dengan cara yang lebih detail dan terperinci. Mi'raj al-Saadah karya Fazil Naraqi juga ditulis dalam penyelesaian buku Jame al-Saadah, karya ayahnya sendiri.

Audiens Mi'raj al-Saadah adalah masyarakat umum dan tidak hanya ulama dan peneliti. Oleh karena itu, penulis telah mencoba untuk mengungkapkan isi dalam bahasa yang fasih dan sederhana atau jauh dari kompleksitas topik ilmiah. Sedangkan Jame al-Saadah lebih mementingkan argumentasi rasional dan memiliki bahasa ilmiah. Untuk alasan ini, Fath Ali Shah Qajar meminta Mullah Ahmad untuk merangkum buku ini dan memisahkan topik-topik penting dan membuat terjemahan yang jelas dalam bahasa Persia sehingga penutur bahasa Persia yang setia dapat mengambil manfaat darinya.

Selain memilih bahasa yang sederhana untuk buku ini, Mullah Ahmad mencampurkan isinya yang sangat penting dan ilmiah dengan khutbah dan peringatan yang penuh kasih, yang menambah keindahan dan keefektifan buku ini. Juga, sesuai dengan topiknya, ia menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an dan riwayat para Imam Maksum as, ucapan orang bijak dan puisi penyair yang bijaksana untuk mengekspresikan konten, yang membantu memperkaya konten dan membuatnya menyenangkan.