کمالوندی
Karzai Mengecam Keras Serangan Terbaru AS ke Wilayahnya
Presiden Afghanistan mengecam keras serangan udara terbaru Amerika Serikat ke Provinsi Khost, di Timur negara itu yang menewaskan tiga warga sipil.
Press TV (16/4) melaporkan, Hamid Karzai, Presiden Afghanistan menilai serangan udara terbaru Amerika ke Timur negara itu sebagai pelanggaran tegas terhadap kesepakatan yang ditandatangani bersama Kabul-Washington.
 
Terkait hal ini Karzai menginstruksikan Gubernur Khost dan pejabat setempat lainnya untuk melakukan investigasi masalah serangan maut ini. Juru Bicara Gubernur Khost mengatakan, tiga warga sipil anggota sebuah keluarga tewas dan seorang lainnya terluka dalam serangan udara Amerika kemarin, Selasa (15/4). Helikopter-helikopter Amerika melesakkan sebuah rudal ke rumah para korban itu.
 
Helikopter-helikopter Amerika saat itu dikabarkan tengah mengejar anasir-anasir Taliban dan menembakkan rudal ke rumah salah seorang warga sipil, akibatnya seorang wanita dan dua anaknya tewas. Anak-anak kecil yang tewas dalam serangan itu berumur antara 8-10 tahun dan ayah mereka mengalami luka-luka.
 
Pasukan multinasional di Afghanistan, ISAF mengaku akan melakukan investigasi terkait insiden ini. Tewasnya warga sipil dalam serangan-serangan pasukan asing di Afghanistan merupakan poin pertentangan antara Kabul dan Washington.
Papua Nugini Ingin AS Tambah Jumlah Pasukan
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill meminta Amerika Serikat meningkatkan kehadiran militernya di negara itu.
 
O'Neill pada hari Selasa (15/4) bertemu dengan Komandan Angkatan Laut AS di Pasifik, Laksamana Samuel Locklear III, untuk membahas kehadiran militer Amerika di Papua Nugini.
 
Dalam satu pernyataannya, O'Neill mengatakan pembicaraan tersebut mencakup kepentingan pemerintahannya dalam meningkatkan jumlah tentara Amerika di negara itu.
 
Mereka juga membahas program pelatihan bagi tentara Papua Nugini dan bantuan keamanan AS selama KTT APEC pada 2018 di negara tersebut.
 
"Laksamana Locklear dan saya hari ini membahas kemungkinan peningkatan kehadiran militer AS di Papua Nugini, terutama angkatan lautnya," kata O'Neill, menambahkan bahwa juga akan ada program pelatihan, di mana tentara Papua Nugini akan dilatih oleh pasukan Amerika.
 
"Selama pembicaraan kami, Laksamana Locklear setuju untuk memberikan dukungan keamanan angkatan laut tambahan selama KTT APEC 2018, yang akan diselenggarakan di Port Moresby," tambahnya.
Libya
Libya
Libia adalah sebuah negara di wilayah Maghrib Afrika Utara. Libya berbatasan dengan Laut Tengah di sebelah utara, Mesir di sebelah timur, Sudan di sebelah tenggara, Chad dan Niger di sebelah selatan, serta Aljazair dan Tunisia di sebelah barat.
Dengan wilayah seluas hampir 1,8 juta square kilometres (700,000 mil┬▓), Libya adalah negara terbesar keempat di Afrika menurut luas wilayah, dan ke-17 terbesar di dunia. Kota terbesarnya, Tripoli, adalah rumah bagi 1,7 juta dari 6,4 juta rakyat Libya. Tiga pembagian wilayah tradisional negara ini adalah Tripolitania, Fezzan dan Cyrenaica.
Pada tahun 2009, Libya memiliki IPM tertinggi di Afrika dan PDB (PPP) per kapita tertinggi di Afrika, dan di susul oleh Seychelles, Guinea Khatulistiwa, dan Gabon. Libya memiliki cadangan minyak terbesar ke-10 dari negara-negara lain di dunia dan produksi minyak tertinggi ke-17.
Akibat perang saudara yang berlangsung sejak Februari hingga Oktober 2011, pemerintah Libya, yang pada saat itu telah berkuasa selama lebih dari 40 tahun, tumbang dan Libya memasuki periode pemerintahan oleh suatu pemerintahan sementara yang disebut Dewan Transisi Nasional (NTC).[8] NTC akan mengawasi tahap pertama suatu transisi menuju demokrasi, dimana setelah itu lembaga tersebut akan bubar dan digantikan oleh suatu dewan perwakilan.
Nama "Libya" berasal dari bahasa Mesir "Lebu", sebutan bagi orang-orang Berber yang tinggal di sebelah barat Sungai Nil, dan diadopsi oleh bahasa Yunani sebagai "Libya". Pada zaman Yunani kuno, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, yang mencakup seluruh Afrika Utara di sebelah barat Mesir, dan kadang ditujukan untuk seluruh benua Afrika.
Sejarah
Semula, Libya adalah sebuah kerajaan yang didirikan pada 24 Desember 1951. Raja Idris I bertindak sebagai pemimpin pemerintahan. Italia merebut Libya dari Kekaisaran Ottoman (Turki) dan menjadikannya wilayah jajahan. Sebuah negara yang terletak di Afrika Utara dan berbatasan dengan Laut Tengah ini mendapat kemerdekaan setelah Italia menyerah kepada Sekutu dalam Perang Dunia II.
 
Perang saudara 2011
Aksi unjuk rasa terjadi di Libya pada bulan maret 2011. aksi Demonstrasi ini meniru aksi yang terjadi di Aljazair, Tunisia, dan Mesir. Rakyat Libya menuntut pemimpin Libya Muammar al-Qaddafi turun dari jabatannya yang telah dipimpinnya selama 42 tahun. Unjuk rasa terjadi di berbagai kota di Libya, seperti Tripoli, Tajoura, Zawiyah, Zintan, Ajdabiyah, Ras Lanuf, Sirte, Al Bayda, Benghazi, Bin Jawed, Bani Walid, Ar Rajban, dan Misratah. Unjuk rasa ini telah memakan korban jiwa sebanyak 165 orang, termasuk Anak-anak. Kebanyakan penduduk Libya lari ke 2 negara terdekat, Tunisia dan Mesir. Ada juga warga asing yang melarikan diri dari Libya, yaitu dari Indonesia, Cina, Filipina, dan lain-lain. Beberapa hari kemudian, NATO, dibantu oleh pasukan tentara Amerika Serikat, Perancis, dan lain-lain melancarkan serangan bertubi-tubi ke Tripoli.
Hingga akhir Oktober 2011, terdapat dua entitas yang mengklaim sebagai otoritas pemerintah de jure di Libya. Dewan Transisi Nasional yang berbasis di Tripoli, dipimpin oleh Mustafa Abdul Jalil, mengendalikan sebagian besar negara dan menggunakan nama bentuk-pendek Libya untuk negara Libya, tetapi juga sesekali menyebutnya dalam bentuk-panjang sebagai Republik Libya. Hingga 16 September 2011, Libya di bawah al-Qaddafi secara resmi dikenal sebagai Jamahiriyah Arab Libya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Rezim terdahulu dan institusinya, dipimpin oleh Muammar al-Qaddafi, menyebut negara Libya sebagai Jamahiriyah Arab Rakyat Sosialis Agung Libya dan berbasis di Sirte. Pada 16 September 2011, PBB mengakui NTC sebagai perwakilan resmi negara ini.
 
Pendidikan
Penduduk Libya 1,7 juta diantaranya adalah pelajar, lebih dari 270.000 di antaranya telah mencapai pendidikan tinggi. Pendidikan di Libya gratis untuk semua warga negara, dan wajib sampai tingkat menengah. Kemampuan baca-tulis Libya tertinggi di Afrika Utara; lebih dari 82% penduduk Libya dapat membaca dan menulis.
Setelah kemerdekaan Libya tahun 1951, universitas pertama, University of Libya, didirikan di kota Benghazi. Sejak tahun 1975 jumlah univeritas di Libya telah bertambah menjadi sembilan dan pada tahun 1980, jumlah lembaga pendidikan teknis dan kejuruan adalah 84 (12 universitas umum).
Pada tahun ajaran 1975/76 jumlah mahasiswa diperkirakan sebanyak 13.418 orang. Pada 2004, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 200.000, dengan 70.000 tambahan terdaftar dalam pendidikan teknis tinggi sektor kejuruan. Peningkatan yang cepat dalam jumlah siswa di sektor pendidikan tinggi tercermin pada peningkatan jumlah lembaga pendidikan tinggi.
Pendidikan di Libya, dana pendidikan tinggi dibiayai oleh anggaran publik . Pada tahun 1998 anggaran nasional yang dialokasikan untuk pendidikan mencapai 38,2%.
 
Nasihat Imam Husein as: Menerima Ajakan Mukmin
Menerima Ajakan Mukmin
 
Imam Husein as sedang terlibat pembicaraan serius dengan sekelompok sahabatnya, tiba-tiba seorang dari mereka diundang jamuan makan. Orang tersebut meminta maaf dan mengatakan tidak dapat memenuhi ajakan itu. Pada saat itu juga Imam Husein as mengritik sikapnya dan berkata:
 
"Bangkit dan penuhi undangan saudara mukmin. Ketika diundang tidak ada tempat untuk memohon maaf agar tidak menerima ajakan itu. Terima ajakan saudara mukmin dan bila engkau tidak berpuasa waktu itu, duduklah dalam jamuan dan makan dari hidangan yang ada. Sementara bila engkau berpuasa, ambillah sebagian dari makanan yang dihidangkan sebagai berkah." (Da'aim al-Islam, jilid 2, hal 107)
 
Satu dari perbuatan yang dapat meningkatkan rasa cinta dan kasih sayang dalam hati orang-orang Mukmin adalah mengajak mereka untuk makan bersama, begitu juga dengan menerima ajakan tersebut. Dengan perbuatan ini, tuan rumah ingin menyatakan kecintaan dan perhatiannya kepada saudara mukmin lainnya. Pada saat yang sama, orang yang menerima ajakan itu dan makan bersama tuan rumah menunjukkan ia juga punya perhatian kepada tuan rumah dan merupakan bentuk terima kasih.
 
Selain itu, dalam perilaku mengundang makan orang lain dan menerima undangan itu dapat memperkuat iman, mendapat berkah dari harta yang dimiliki dan memperkokoh hubungan sosial dan keluarga. Tapi yang ditekankan dalam ucapan Imam Husein as ini terkait dengan memenuhi ajakan saudara mukmin, sehingga bila dalam keadaan berpuasa pun, bukan puasa wajib, orang yang diundang berusaha menerima ajakan itu demi menggembirakan tuan rumah.
 
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
13 Jumadil Tsani, Ummul Banin, Istri Imam Ali as Wafat
Ummul Banin, Istri Imam Ali as Wafat
 
Setelah bertahun-tahun ditinggal oleh istrinya, Sayidah Fathimah az-Zahra as, Imam Ali as menikah dengan Fathimah Kilabiyah, lewat usulan saudaranya, Aqil yang merupakan ahli nasab yang mengetahui dengan baik keturunan Arab. Dari Fathimah Kilabiyah ini, Imam Ali as dikaruniai empat orang anak laki-laki; Abbas, Jakfar, Abdullah dan Utsman. Karena melahirkan empat orang anak laki-laki, akhirnya Fathimah Kilabiyah dijuluki Ummul Banin yang berarti ibu dari anak-anak laki.
 
Keempat anaknya mereguk cawan syahadah dalam peristiwa Karbala, dan ibu mereka tampak tegar dan sabar menghadapi cobaan ini.
 
Ketika beliau mendapat informasi tentang peristiwa Asyura, beliau membawa Ubaidullah, anak Abbas ke kuburan Baqi' dan membacakan puisi memuji anak-anaknya. Rakyat Madinah yang mendengarkan puisi yang dibacakan Ummum Banin berkumpul di Baqi' dan menangis bersama beliau. Ummu, Banin tiga tahun pasca peristiwa Asyura, tepatnya tanggal 13 Jumadil Tsani 64 Hq meninggal dunia di Madinah dan dimakamkan di kota ini.
Mengenal Ummul Banin; Ibu Sang Bulan Bani Hasyim Abul Fadhl Abbas
Oleh: Emi Nur Hayati
Hari ini Minggu 13 April 2014 bertepatan dengan 13 Jumadil Tsani hari wafatnya Fatimah Kilabiyah istri Amirul Mukminin Ali as yang dikenal dengan Ummul Banin.
 
Fatimah Kilabiyah adalah wanita yang berasal dari keturunan para pemberani dan ksatria. Beberapa tahun pasca syahadah istri tercintanya Sayidah Fathimah az-Zahra, ketika Imam Ali as berniat menikah lagi, Asyura terbayang di depan matanya. Sehingga beliau memutuskan untuk memilih istri dari keturunan pemberani dan ksatria yang nantinya bisa melahirkan anak-anak pemberani yang bisa menolong putranya Imam Husein as di Karbala melalui saudaranya Aqil yang menguasai tentang keturunan kabilah-kabilah Arab.
 
Ummul Banin, memiliki empat orang anak lelaki; Abbas yang bergelar bulan Bani Hasyim, pembawa panji Karbala, penolong saudara dan imamnya Husein as dan ketiga lelaki lainnya bak bintang yang mengelilingi bulan. Keempat putranya itu adalah Abbas, Abdullah, Ja'far dan Utsman semuanya mencapai syahadah di padang Karbala dalam rangka membela imamnya.
 
Ummul Banin seorang wanita mulia yang benar-benar mencintai keluarga Rasulullah Saw. Ummul Banin mengasuh putra-putri Sayidah fathimah az-Zahra as dengan baik dan mengabdi kepada mereka.
 
Ketika pertama kali Fatimah Kilabiyah baru menikah dan mau memasuki rumah Imam Ali as, beliau mengatakan, "Saya tidak akan masuk ke dalam rumah selama putri tertua Sayidah Fathimah as belum mengizinkan." Ini adalah puncak penghormatannya kepada keluarga Rasulullah Saw.
 
Setelah beberapa lama hidup berumah tangga dengan Imam Ali as, Ummul Banin mengusulkan agar Imam Ali tidak memanggilnya ÔÇÿFatimah' karena kesamaan namanya dengan Sayidah fathimah as. Agar anak-anak putri Rasulullah Saw ini tidak teringat ibunya dan merasakan kesedihan masa lalunya dan meminta agar menganggapnya sebagai pengabdi keluarga Rasulullah Saw.
 
Ummul Banin menurut lisan menantunya Lubabah, istri Abul fadhl Abbas; beliau lebih penyayang dari ibu, lebih kokoh dari gunung, lebih cantik dari peri, lebih segar dari angin semilir pagi... sifat ini hanya beberapa tangkai bunga dari kebun bunga keberadaan ibu mertua saya, Fatimah Ummul Banin.
 
Beliau begitu beradab, wibawa dan tenang. Tidak berbicara selain pada waktunya. Beliau tegas namun pada saat yang sama beliau sangat lembut dan wibawa, tidak takut cacian. Kalian bisa berbicara berjam-jam dengannya...
 
Ketika suamiku Abbas dengan senyum menceritakan tentang kedisiplinan ibunya dalam mendidik anak-anaknya mengatakan bahwa ibunya adalah orang pertama yang melatihnya dan melatih saudara-saudaranya bermain pedang dan memanah. Pertamanya aku tidak percaya bahwa wanita yang lembut ini ada kaitannya dengan pedang dan panah. Aku senantiasa mengira bahwa ucapan-ucapan seperti ini adalah cara suami untuk menimbang pengetahuanku tentang kejiwaan dan emosional ibunya.
 
Lubabah berkata, "Hari ini di pasar Madinah aku bertemu dengan dua orang wanita dari suku Kilabiyah. Ketika mereka tahu bahwa aku adalah anak menantu fatimah, mereka memelukku. Setelah menanyakan kabar ibu mertua dan alamat rumahnya, pertanyaan pertama mereka membuatku tercengang, "Masihkan dia membawa pedang di pinggangnya?
 
Pedang?! Tidak.
 
Kalau begitu saudaranya benar bahwa setelah menikah ia sudah berubah!
 
Yakni Anda mengatakan bahwa ibu mertua saya mengerti tentang perang?!
 
Mereka tertawa melihat keheranan dan kepolosanku serta gaya pertanyaanku. Salah satu dari keduanya mencium wajahku dan meminta maaf karena tertawa spontan seraya berkata, "Betapa polosnya kalian anak-anak kota!" Suku kami Bani Kilabiyah terkenal sebagai suku pemberani di kalangan suku-suku lainnya. Sebagian besar para wanitanya juga bisa bermain pedang, memanah dan melempar tombak, namun fatimah berasal dari keturunan pemain tombak. Keluarganya tidak saja terkenal dan terhormat di kalangan suku kami bahkan di kalangan semua orang-orang Arab dan bahkan di kalangan imperatur Romawi. Fatimah benar-benar menguasai permainan pedang dan teknik perang dan saudara-saudara lelakinya tidak bisa mengalahkannya."
 
Sambil tertawa mereka melanjutkan, "Tidak ada seorang lelakipun yang berani melamarnya. Dia juga menolak para pelamar terkenal di kalangan suku-suku. Ketika kami dan keluarganya bertanya kepadanya, mengapa kamu tidak menikah? Dia menjawab, "Aku tidak melihat seorang lelaki. Bila memang ada lelaki yang melamarku maka aku akan menikah."
 
Aku seakan-akan mendengar sebuah dongeng indah. Seakan-akan aku pernah melupakan kisah yang tak pernah terdengar tentang ibu mertuaku. Sehingga aku tidak sabar menanti dan bertanya, "Katakan! Selanjutnya bagaimana?"
 
Wanita suku Kilabiyah sambil bercanda, "Ya, jelas akhirnya bagaimana? Ketika Aqil datang mewakili saudaranya Amirul Mukminin as melamar Fatimah, saking senangnya fatimah menangis dan berkata, "Segala puji bagi Allah! Padahal sudah cukup bagiku bila pelamarnya seorang lelaki tetapi Allah telah menetapkan untukku ksatria para lelaki."
 
Bila Imam Ali as sebelum menikah tergambar peristiwa karbala di depan matanya, kemudian memilih istri dari keturunan ksatria dan pemberani, karena nantinya anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang pemberani adalah anak-anak yang pemberani juga.
 
Abul fadhl Abbas dan saudara-saudaranya yang dilahirkan dari seorang Ayah yang bergelar "Laa Fataa Illaa Ali..." tidak ada pemuda sebagaimana Ali, dan dari seorang ibu keturunan pemberani, merupakan orang-orang pemberani yang nantinya adalah penolong Imam Husein as di Karbala melakukan amar makruf dan nahi mungkar meluruskan agama yang sedang diselewengkan oleh manusia-manusia yang berbaju agama dan mengaku sebagai pemimpin kaum muslimin.
 
Wanita sebagai seorang ibu sangat menentukan karakter anak-anaknya. Karena selain ia sebagai teladan sikap dan perilaku, ia juga merupakan pengantar budaya sosial untuk anak-anaknya dan kondisi emosional keluarga ada di tangannya. Ummul Banin berhasil mendidik anak-anaknya menjadi pengabdi dan pembela imam zamannya. Ummul banin berhasil mengantarkan anak-anaknya menjadi pelindung dan pembela wilayah Ahlul Bait Nabinya.
Jaish Al Islam Mengaku Bunuh Dua Warga Muslim Syiah Pakistan
Kelompok teroris yang menamakan diri, Jaish Al Islam mengaku bertanggung jawab atas tewasnya dua warga Muslim Syiah di Quetta, Pakistan.
Radio Urdu, IRIB (13/4) melaporkan, Azam Tariq, Juru Bicara kelompok teroris sektarian, Jaish Al Islam mengaku, anasir-anasir kelompok itu membunuh dua pemuda Muslim Syiah bernama Mohammad Nabi dan Juma Khan di pusat Provinsi Balochistan, Pakistan.
 
Partai-partai politik Syiah, Pakistan seperti Majelis Persatuan Muslimin, Perhimpunan Jafariah, Konferensi Syiah dan Dewan Tahfiz Azadari mengecam keras serangan kelompok teroris, Jaish Al Islam dan mendesak pemerintah Pakistan untuk menangkap serta menghukum para teroris tersebut.
Sebelumnya partai-partai Syiah Pakistan memperingatkan pemerintah Nawaz Sharif, Perdana Menteri Pakistan, jika pembunuhan terhadap warga Muslim Syiah oleh para teroris Takfiri tidak dihentikan, mereka akan bangkit melawan pemerintah.
 
Allama Abbas Kumaili, Ketua Perhimpunan Jafariah, Pakistan di Karachi memberikan batas waktu 15 hari kepada pemerintah Pakistan untuk menghentikan pembunuhan terhadap warga Muslim Syiah.
 
Beberapa hari lalu para teroris di kota Karachi juga membunuh dua dokter Muslim Syiah, dua pengacara dan tiga pedagang.
 
Ledakan-ledakan bom, kekerasan mazhab dan pembunuhan di Karachi sejak beberapa bulan lalu meningkat tajam.
Kedubes Iran di Inggris akan Dibuka Kembali Secara Penuh
Kuasa Usaha tidak menetap Republik Islam Iran di Inggris mengabarkan dibukanya kembali bagian kekonsuleran Kedutaan Besar Iran di London.
 
Mohammad Hassan Habibollahzadeh, Kuasa Usaha Iran di Inggris, Ahad (13/4) dalam wawancaranya dengan Mehr News mengatakan, "Mulai Februari 2014 bagian kekonsuleran Kedubes Iran di London akan dibuka kembali secara penuh dan seluruh pelayanan kekonsuleran akan diberikan kepada warga Iran di Inggris."
 
Terkait kondisi terakhir hubungan dua negara, Kuasa Usaha Iran di Inggris menjelaskan, "Salah satu masalah terpenting adalah perundingan terbaru tentang upaya menjaga kepentingan Iran dan Inggris yang merupakan tema krusial untuk memulai hubungan langsung dua negara."
 
Habibollahzadeh menambahkan, "Dibukanya kembali Kedubes Iran di Inggris secara penuh dalam kerangka kesepakatan Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran dan William Hague, sejawatnya dari Inggris, akan dilakukan secara bertahap."
Instabilitas dan Perang Kuasa di Libya
Situasi dan kondisi Libya yang bergolak hingga kini semakin mengkhawatirkan.
 
Berlanjutnya protes massal, penculikan dan aksi teror menjadi fenomena sehari-hari.
 
Selama beberapa hari terakhir di sejumlah kota penting seperti Tripoli dan Benghazi terjadi pembangkangan massal terhadap Kongres Nasional.
 
Pada hari Jumat (11/4), para demonstran yang marah terhadap kebijakan pemerintah interim, menutup terminal minyak Zawiya di Libya barat. Para analis menilai penutupan kilang minyak dengan produksi 120.000 barel per hari itu akan semakin memperburuk masalah Libya dalam menyelesaikan protes yang mengganggu ekspor minyaknya.
 
Gelombang protes ini terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintah Libya menyerahkan kontrol dua port minyak di wilayah timur kepada militer di bawah kesepakatan untuk mengakhiri krisis selama berbulan-bulan.
 
Sehari kemudian, dewan kota Benghazi menggelar sidang untuk mencari solusi mengatasi krisis yang menimpa negara kaya minyak tersebut. Pertemuan yang dihadiri para kepala adat dan sejumlah pemimpin partai politik diharapkan bisa mengakhiri gelombang protes di kota penting Libya itu.
 
Kini, Benghazi yang terletak di wilayah timur menjadi pusat kekerasan di Libya. Kelompok bersenjata dan sejumlah pemimpin suku yang didukung paramiliter membentuk pemerintahan otonomi selama beberapa bulan lalu. Pemerintahan tersebut berupaya menyaingi Tripoli yang merupakan pemerintah pusat Libya. Pemerintah otonomi Benghazi menguasai cadangan minyak wilayah timur yang sangat besar.
 
Aksi paramiliter menutup anjungan pipa minyak di wilayah timur tentunya menciptakan krisis besar bagi pemerintahan pusat Libya. Mereka mengambil tindakan tersebut demi menekan pemerintah Tripoli supaya mengikuti dikte Benghazi.
 
Tidak hanya itu, paramiliter juga menutup anjungan pipa minyak lepas pantai di wilayah barat. Selama beberapa waktu, anjungan pipa minyak kota Zawiya di Libya barat ditutup, yang berakhir buruk bagi tanker minyak yang terdapat di Zawiya.
 
Pemerintah transisi Libya mengecam berbagai aksi massal yang dilakukan politisi, kepala adat dan paramiliter di daerah. Tripoli menyerukan kepada seluruh warga kota  Zawiya untuk mendukung pasukan keamanan mengembalikan stabilitas kota kaya minyak itu.
 
Tapi di sisi lain pihak oposisi Tripoli melancarkan reaksi untuk menggagalkan upaya pemerintah pusat dengan mengerahkan massa melalui berbagai aksi protes seperti unjuk rasa dan pemogokan. Mereka juga mendesak digelarnya pemilu legislatif dan presiden dalam waktu dekat.
 
Sejatinya, masa tugas Kongres Nasional telah berakhir 7 Februari lalu. Namun Kongres Nasional memperpanjang masa tugasnya hingga Desember 2014. Langkah tersebut memicu protes dari kelompok oposisi yang didukung sebagian masyarakat.
 
Tampaknya, rakyat dan sejumlah kubu politik Libya berkeyakinan bahwa kinerja Kongres Nasional harus berakhir dan segera digelar pemilu parlemen. Meskipun Kongres Nasional dua bulan lalu menyetujui digelarnya pemilu dini, tapi tidak jelas kapan waktu pelaksanaannya.
 
Kini, perang perebutan kekuasaan di Libya semakin memanas, dan para penguasa Libya pun ini tidak bersedia melepaskan kursi kekuasaan yang didudukinya saat ini.
Iranian Corner Dibuka di UIN Pekalongan
Iranian Corner kembali dibuka di salah satu universitas Islam di Indonesia.
 
Tasnim News Ahad (14/4) melaporkan, Iranian Corner kembali dibuka di UIN Pekalongan, Jawa Tengah.
 
Baru-baru ini ditandatangani nota kesepahaman antara rektor UIN Pekalongan dengan Atase kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Ibrahimian mengenai kerjasama kebudayaan, termasuk pendirian Iranian Corner.
 
Sebelumnya, digelar seminar internasional dengan tema "Riset Agama untuk Mewujudkan Perdamaian di Dunia" beberapa bulan lalu.
 
Hingga kini lebih dari 10 Iranian Corner berdiri di sejumlah Universitas di Indonesia.



























