کمالوندی

کمالوندی

Ayat ke 102-103

 

┘ê┘Ä┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ░┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘ç┘É┘è┘Ä Ï©┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘ÄÏ®┘î ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ░┘Ä┘ç┘Å Ïú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î Ï┤┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘î (102) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ï ┘ä┘É┘à┘Ä┘å┘Æ Ï«┘ÄϺ┘ü┘Ä Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘Äϼ┘Æ┘à┘Å┘êÏ╣┘î ┘ä┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Å ┘ê┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘ÄÏ┤┘Æ┘ç┘Å┘êÏ»┘î (103)

 

Artinya:

Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (11: 102)

 

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). (11: 103)

 

Pada pembicaraan lalu, kami telah jelaskan bahwa nasib raja Fir'aun dan para pengikutnya yang ingkar kepada Allah, berakhir di Laut Merah. Mereka semua ditenggelamkan Allah di Laut Merah dan itulah azab yang ditimpakan Allah kepada mereka. Kedua ayat yang baru kita dengarkan tadi mengatakan: Kalian janganlah menyangka bahwa kemurkaan dan siksaan Allah itu hanya khusus pada kaum Fir'aun saja, akan tetapi kemurkaan Allah akan ditimpakan kepada setiap kaum dan bangsa yang telah melakukan kezaliman dan kejahatan."

 

Dengan kata lain, nasib seperti Fir'aun juga akan ditanggung oleh setiap kelompok dan kaum yang telah melakukan kezaliman dan kejahatan. Karena itu, umat manusia seharusnya mengambil hkimah dan pelajaran atas nasib buruk Fir'aun dan bangsa-bangsa terdahulu yang ingkar. Orang-orang yang menyakini akan adanya hari kiamat akan mengambil pelajarna dari kisah-kisah orang-orang terdahulu yang dijatuhi azab pedih oleh Allah, dan mereka pun akan menjalani kehidupan di dunai dengan sebaik-baiknya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kasih sayang dan kemurkaan Allah, selalu berdasarkan pada sebuah sunnatullah yang abadi dan kukuh, dan bukan perkara yang kebetulan.

2. Di mana saja terjadi kezaliman, maka disitulah akan diturunkan bala' serta azab Allah, dan hal itu merupakan janji Allah Swt.

3. Hari Kiamat merupakan hari persaksian, segala sesuatu akan menjadi saksi dengan perintah Allah, sementara mulut-mulut manusia pada hari itu tidak akan bisa membantah.

 

Ayat ke 104-105

 

┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘å┘ÅÏñ┘ÄÏ«┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘ç┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ä┘ÉÏú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘à┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Å┘êÏ»┘ì (104) ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘à┘Å ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘î ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏÑ┘ÉÏ░┘Æ┘å┘É┘ç┘É ┘ü┘Ä┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï┤┘Ä┘é┘É┘è┘æ┘î ┘ê┘ÄÏ│┘ÄÏ╣┘É┘èÏ»┘î (105)

 

Artinya:

Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. (11: 105)

 

Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (11: 106)

 

Pada ayat-ayat sebelumnya telah dibicarakan mengenai kondisi manusia pada hari kiamat. Dalam ayat ini ditegaskan kembali bahwa hari kiamat memiliki hari tertentu, dan hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui akan tibanya waktu tersebut. Karena itu, manusia harus selalu waspada dan tidak lalai dalam menjalani kehidupan di dunia. Jangan sampai kita menemui hari kiamat dalam keadaan berlumuran dosa. Dalam ayat yang tadi dibacakan, juga disebutkan tentan kondisi hari kiamat, dengan mengatakan: Di sana tidak seorangpun bisa berbicara tanpa mendapatkan izin dari Allah swt sehingga semua orang tidak bisa lagi berdalih atau mengelak dari kesalahan yang dilakukannya selama di dunia."

 

Segala sesuatu di sisi Allah adalah terang dan nyata sehingga pembelaan apapun tidak ada lagi gunanya. Namun sebagai hujah atau dalil, pada hari kiamat kelak, semua anggota badan manusia akan berbicara dan memberikan kesaksian mengenai segala amal perbuatan manusia. Pada Hari Kiamat, semua rahasia yang terkandung dalam jiwa manusia akan nyata dan terbuka. Orang-orang yang selama hidup dunia selalu beramal saleh, akan meraih kebahagiaan di hari kiamat. Sebaliknya, orang-orang yang mengingkari hukum Allah akan celak pada hari kiamat.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Waktu terjadinya Hari Kiamat bersamaan dengan berakhirnya usia dunia fana ini, dan hal itu telah ditentukan sebelumnya oleh Allah Swt.

2. Hari Kiamat adalah hari ditampakkannya amal perbuatan manusia, dan bukan untuk menyampaikan pernyataan atau pembicaraan.

 

Ayat ke 106-107

 

┘ü┘ÄÏú┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï┤┘Ä┘é┘Å┘êϺ ┘ü┘Ä┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘É ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï▓┘Ä┘ü┘É┘èÏ▒┘î ┘ê┘ÄÏ┤┘Ä┘ç┘É┘è┘é┘î (106) Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ Ï»┘ÄϺ┘à┘ÄϬ┘É Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘Å ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ Ï┤┘ÄϺÏí┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ü┘ÄÏ╣┘æ┘ÄϺ┘ä┘î ┘ä┘É┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å (107)

 

Artinya:

Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). (11: 106)

 

Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. (11: 107)

 

Sebagaimana yang disebutkan pada ayat sebelum ini, pada Hari Kiamat kelak, manusia akan terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang mendapatkan kebahagiaan dan nikmat dari Allah, dan kelompok yang kedua adalah mereka yang mendapatkan azab dan siksaan yang pedih. Mereka yang mendapat siksaan dan azab Allah adalah orang-orang yang selalu ingkar kepada Allah. Mereka akan dijatuhkan ke dalam neraka dan di sana mereka akan menjerit kesakitan, namun semua itu sudah terlambat dan mereka akan kekal di dalamnya, kecuali jika Allah menghendaki.

 

Allah Swt telah menciptakan manusia dalam posisi yang sama, dan Dia juga telah menyediakan lahan kondusif bagi semua manusia untuk mendapatkan petunjuk dan hidayah. Akan tetapi, sebagian manusai melalaikan petunjuk ini dan memilih mengikuti hawa nafsu, sehingga mereka menuju kepada jalan yang sesat. Sebalinya, ada sebagian manusia yang memanfaatkan sebaik mungkin nikmat dan hidayat Allah, dan merekalah yang akan memperoleh kebahagiaan abadi.

 

Atas dasar itulah, keyakinan bahwa bahagia dan celaka sebelumnya telah ditentukan oleh Allah, bukanlah keyakinan yang benar. Karena, bila nasib bahagia atau cekala seseorang itu sudah merupakan sebuah ketentuan, tentu tidak ada gunanya Allah memberi petunjuk dan serangkaian hukum syariah bagi umat manusia, lalu kelak di hari kiamat disediakan pahala atau azab. Sesungguhnya, manusia diberi ikhtiar atau hak pilih dalam kehidupannya di dunia. Bila manusia memilih jalan yang benar, dia akan masuk ke dalam kelompok orang yang bahagia di akhirat. Sebaliknya, bila manusia memilih jalan yang sesat, kelak di Hari Kiamat dia akan termasuk ke dalam kelompok yang celaka.

 

Perbuatan-perbuatan jelek dan dosa seorang manusia selama di dunia ini, pada hari kiamat kelak akan berbentuk api yang menjilat-jilat, dan api tersebut akan membakarnya, karena api tersebut adalah hasil dari perbuatannya sendiri. Manusia tersebut akan tinggal di neraka hingga masa yang dikehendaki oleh Allah. Telah ditentukan oleh Tuhan bahwa para pendosa itu dapat disucikan dari kejahatan dan dosa-dosa mereka dengan menjalani siksaan di dalam neraka. Setelah itu, bila mereka memiliki perbuatan baik, mereka akan dimasukkan ke dalam sorga. Namun ada juga orang-orang zalim yang dijanjikan Allah akan tinggal abadi di neraka jahannam akibat besarnya dosa-dosa mereka.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Bahagia atau celakanya manusia itu dikarenakan hasil perbuatan mereka sendiri, karena nasib setiap orang ada di tangan mereka sendiri.

2. Jika Allah Swt berkehendak, Dia dapat menyelamatkan manusia dari api neraka dan segala ketetapan-Nya pastilah mengandung kemaslahatan.

Senin, 07 April 2014 18:57

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 96-101

Ayat ke 96-97

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘Å┘êÏ│┘Ä┘ë Ï¿┘ÉÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘É┘å┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ│┘Å┘ä┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘ì ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ì (96) ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘ü┘ÉÏ▒┘ÆÏ╣┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘ç┘É ┘ü┘ÄϺϬ┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä ┘ü┘ÉÏ▒┘ÆÏ╣┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å ┘ü┘ÉÏ▒┘ÆÏ╣┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄÏ┤┘É┘èÏ»┘ì (97)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata. (11: 96)

 

kepada Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar. (11: 97)

 

Ayat-ayat sebelumnya dalam surat Hud terkait dengan kaum Tsamud dan kini, mulai ayat 96 ini, dibahas mengenai berbagai peristiwa yang dialami oleh Nabi Musa. Ayat ke-96 dan 97 ini mengatakan, "Para Nabi yang lain umumnya diutus langsung berdakwah kepada masyarakat, akan tetapi Nabi Musa as pada masa awal dakwahnya justru diperintahkan Allah untuk menemui Fir'aun dan anggota keluarganya, baru setelah itu berdakwah kepada kaum Bani Israel.

 

Hal ini dikarenakan Bani Israel berada di bawah kekuasaan Fir'aun yang zalim dan arogan, sehingga akan sulit membenahi dan memberi bimbingan kepada mereka. Itulah sebabnya, Nabi Musa harus terlebih dahulu mendakwahi Fir'aun dan para pemimpin kaumnya. Akan tetapi, meskipun Nabi Musa membawa berbagai argumen dan mukjizat, Fir'aun dan para pembesar istana tidak mau menerima ajakan Nabi Musa as untuk beriman kepada Allah Swt.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Menentang dan melawan penguasa zalim (thaghut) untuk memperoleh kemerdekaan dan kebebasan dari cengkeraman perbudakan, merupakan program-program terpenting para Nabi as.

2. Perintah dan undang-undang yang dikeluarkan oleh penguasa zalim dan diktator bukanlah sumber kesempurnaan masyarakat, melainkan sumber kerusakan dan kebobrokan dalam masyarakat itu. Hanya perintah dan undang-undang Allah-lah yang dapat membawa manusia ke arah kesempurnaan.

 

Ayat ke 98

 

┘è┘Ä┘é┘ÆÏ»┘Å┘à┘Å ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä┘ç┘Å ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘É┘è┘ÄϺ┘à┘ÄÏ®┘É ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘ê┘ÆÏ▒┘ÄÏ»┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘Ä ┘ê┘ÄÏ¿┘ÉϪ┘ÆÏ│┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘ê┘ÉÏ▒┘ÆÏ»┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ▒┘Å┘êÏ»┘Å (98)

 

Artinya:

Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. (11: 98)

 

Fir'aun bukan saja menjadi unsur kehancuran setiap individu maupun masyarakat, akan tetapi pada hari kiamat ia bahkan menjadi orang yang akan menghantarkan para pengikutnya masuk ke dalam neraka. Orang-orang yang selama di dunia selalu menaati Fir'aun dan para kaki tangan Fir'aun, pada hari kiamat kelak akan jatuh ke dalam neraka bersama Fir'aun dan mereka tidak bisa menyelamatkan diri.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Hari kiamat merupakan refleksi dari dunia. Seluruh amal perbuatan manusia di dunia akan menemui balasannya pada hari kiamat. Bila selama di dunia kita mengikuti pembesar yang jahat dan menyimpang, kelak pada hari kiamat kita akan dikumpulkan bersama para pembesar yang jahat dan menyimpang itu.

2. Manusia harus berusaha bekerja dan beramal sebaik mungkin di dunia, namun sesungguhnya sebab utama dimasukkannya manusia ke dalam sorga pada hari kiamat kelak adalah rahmat dan kasih sayang Allah.

 

Ayat ke 99-100

 

┘ê┘ÄÏú┘ÅϬ┘ÆÏ¿┘ÉÏ╣┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è ┘ç┘ÄÏ░┘É┘ç┘É ┘ä┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘É┘è┘ÄϺ┘à┘ÄÏ®┘É Ï¿┘ÉϪ┘ÆÏ│┘Ä Ïº┘äÏ▒┘æ┘É┘ü┘ÆÏ»┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ▒┘Æ┘ü┘Å┘êÏ»┘Å (99) Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Ä┘ë ┘å┘Ä┘é┘ÅÏÁ┘æ┘Å┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘é┘ÄϺϪ┘É┘à┘î ┘ê┘ÄÏ¡┘ÄÏÁ┘É┘èÏ»┘î (100)

 

Artinya:

Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. La'nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (11: 99)

 

Itu adalah sebahagian dan berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. (11: 100)

 

Akhir dari perbuatan Fir'aun di dunia ini adalah ditenggelamkannya raja arogan ini dan para pengikutnya di Laut Merah, yang menunjukkan kemurkaan dan kutukan Allah swt terhadap mereka. Selain itu, balasan dan siksaan pada Hari Kiamat juga tetap menunggu mereka. Selain siksa Allah, mereka juga akan terus mendapatkan laknat dan dibenci oleh umat manusia. Penjelasan mengenai kisah kaum-kaum terdahulu yang terdapat di dalam al-Quran merupakan pelajaran dan keteladanan bagi generasi mendatang. Di muka bumi ini masih terdapat berbagai peninggalan atau bukti dari keberadaan kaum-kaum sesat yang dimusnahkan Allah itu.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Al-Quran merupakan kitab suci autentik yang dapat dipercaya untuk mengetahui sejarah kaum dan bangsa-bangsa terdahulu serta bagaimana kehancuran mereka.

2. Mengutip dan menceritakan kembali kisah orang-orang terdahulu memberi pengaruh yang besar terhadap masyarakat. Karena itu, kisah-kisah al-Quran yang menyimpan hakikat yang sebenarnya,dapat digunakan untuk memberi bimbingan dan keteladanan bagi masyarakat.

 

Ayat ke 101

 

┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘Æ Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ║┘Æ┘å┘ÄϬ┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ïó┘Ä┘ä┘É┘ç┘ÄϬ┘Å┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è ┘è┘ÄÏ»┘ÆÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï▓┘ÄϺϻ┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Ä Ï¬┘ÄϬ┘ÆÏ¿┘É┘èÏ¿┘ì (101)

 

Artinya:

Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka. (11: 101)

 

Beberapa peristiwa alam yang menghancurkan kaum-kaum yang sesat, seperti banjir, gempa bumi, angin topan, dan sambaran halilintar, semuanya merupakan tanda-tanda kemurkaan Allah. Namun pada hakikatnya, semua itu bukanlah bentuk kezaliman dari Allah kepada umatnya. Justru kaum yang sesat itulah yang mendatangkan segala siksaan bagi diri mereka sendiri, dengan cara berbuat ingkar dan kufur kepada Allah. Dalam menghadapi berbagai azab Allah, mereka tidak bisa meminta tolong kepada sembahan-sembahan mereka.

 

Berbagai peristiwa alam yang menyebabkan kehancuran suatu kelompok manusia dapat diartikan sebagai azab dan siksaan bagi kaum yang sesat, namun bisa juga merupakan ujian bagi ummat manusia. Manusia yang beriman ketika ditimpa musibah akan sabar dan mempertebal keimanannya. Yang penting di sini, manusia harus tahu bahwa Allah swt tidk pernah menzalimi mahkluk-Nya. Manusia yang telah melakukan kezaliman, dosa, dan kerusakan berarti telah melakukan kezaliman terhadap dirinya sendiri dan hal inilah yang membuka jalan bagi turunnya azab dan siksaan.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Nasib manusia lebih dari segalanya ditentukan oleh amal perbuatan dan sikat-sikapnya selama di dunia.

2. Tak ada seorang pun atau kekuaran apaun yang dapat melawan kekuatan Allah.

Senin, 07 April 2014 18:55

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 90-95

Ayat ke 90

 

┘ê┘ÄϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä Ï¬┘Å┘êÏ¿┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘î ┘ê┘ÄÏ»┘Å┘êÏ»┘î (90)

 

Artinya:

Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (11: 90)

 

Pada pembahasan yang lalu, kami telah menyebutkan bahwa masyarakat kota Madyan keras kepala dan tidak mau menerima seruan Nabi Syu'aib. Mereka melakukan penentangan keras di hadapan Nabi Syu'aib as, akan tetapi beliau tetap bersabar. Nabi Syu'aib as tetap berbuat baik kepada mereka dan selalu memberi nasihat agar mereka bertaubat kepada Allah Swt atas segala dosa yang telah dilakukan.

 

Dalam ayat ini disebutkan perkataan Nabi Syu'aib kepada kaumnya. Beliau mengajak kaumnya untuk bertaubat dan kembali kepada Allah Swt, serta mengingatkan bahwa Allah Yang Maha Pengasih selalu menerima taubat hamba-hamba-Nya. Taubat adalah salah satu jalan yang memperlihatkan betapa luas rahmat Tuhan bagi hamba-hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Di samping peringatan dan ancaman yang diberikan kepada para pendosa, Allah juga menunjukkan jalan kembali kepada mereka, yaitu jalan taubat.

2. Allah Swt tidak hanya menerima taubat hamba-hamba-Nya, bahkan Dia menyukai orang-orang yang bertaubat.

 

Ayat ke 91

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘Å ┘à┘ÄϺ ┘å┘Ä┘ü┘Æ┘é┘Ä┘ç┘Å ┘â┘ÄϽ┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ┘ü┘É┘è┘å┘ÄϺ ÏÂ┘ÄÏ╣┘É┘è┘ü┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ Ï▒┘Ä┘ç┘ÆÏÀ┘Å┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏ▒┘Äϼ┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘ì (91)

 

Artinya:

Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami". (11: 91)

 

Meskipun segala kasih sayang dan kebaikan telah dicurahkan Nabi Syu'aib kepada kaumnya, namun mereka tetap tidak mau beriman kepada Allah dan bahkan mengancam akan membunuh Nabi Syu'aib. Selain itu, mereka juga menyebut seruan Nabi Syu'aib sebagai sesuatu yang tidak bisa diterima dan sulit dipahami. Padahal, salah satu keistimewaan para Nabi adalah kemampuan mereka berbicara dengan bahasa yang lugas dan sederhana kepada kaum mereka.

 

Para Nabi menyampaikan risalah ilahi dengan menggunakan dalil dan argumentasi yang jelas, bahkan menunjukkan mukjizat dari Allah. Namun, orang-orang kafir selalu mencari-cari jalan untuk menghina para Nabi. Demikian pula kaum Nabi Syu'aib, mereka merendahkan beliau dan menanggap beliau tidak memiliki wibawa dan kekuasaan.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dalam melaksanakan tugas mereka menyampaikan risalah Ilahi dan memberi petunjuk kepada masyarakat, para Nabi selalu tabah menanggung cemoohan dan penghinaan dari umatnya.

2. Kaum kafir yang menentang para Nabi sama sekali tidak memiliki dalil dan argumen yang logis. Karena itulah, dalam menentang para Nabi, mereka hanya bisa menghina, menyiksa, dan meneror.

 

Ayat ke 92-93

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘ÄÏ▒┘Ä┘ç┘ÆÏÀ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘ÄÏ▓┘æ┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Å┘ê┘ç┘Å ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄϺÏí┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï©┘É┘ç┘ÆÏ▒┘É┘è┘æ┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘ÅÏ¡┘É┘èÏÀ┘î (92) ┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ÏºÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘à┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘ÄϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ï╣┘ÄϺ┘à┘É┘ä┘î Ï│┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘ç┘É Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘è┘ÅÏ«┘ÆÏ▓┘É┘è┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘î ┘ê┘ÄϺÏ▒┘ÆÏ¬┘Ä┘é┘ÉÏ¿┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï▒┘Ä┘é┘É┘èÏ¿┘î (93)

 

Artinya:

Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan". (11: 92)

 

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu". (11: 93)

 

Karena para penentang dan orang-orang kafir itu terus melontarkan penentangan mereka, akhirnya Nabi Syu'aib berkata kepada mereka, "kalau begitu, berbuatlah segala sesuatu yang ingin kalian lakukan, sedang aku juga akan pergi dan berbuat menurut jalanku. Kelak perkara ini akan menjadi jelas, siapa di antara kita yang akan memperoleh kebahagiaan dan siapa yang memperoleh azab. Kalian janganlah menyangka bahwa aku terikat kepada keluarga dan kaumku. Aku bertawakkal kepada Allah dan hanya kepada-Nya aku berlindung."

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Jika nsehat dan keteladanan tidak lagi memberi pengaruh apapun, maka para Nabi akan memberikan peringatan dan ancaman atas akibat keingkaran kepada Allah.

2. Apabila kita sudah putus asa dalam memberi nasehat dan petunjuk kepada orang lain, kita harus tetap istiqamah di jalan kebenaran dan jangan terpengaruh oleh keingkaran orang lain.

 

Ayat ke 94-95

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ┘å┘Äϼ┘æ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘ïϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÄϬ┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ¡┘ÄÏ®┘Å ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¿┘ÄÏ¡┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è Ï»┘É┘è┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¼┘ÄϺϽ┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (94) ┘â┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ║┘Æ┘å┘Ä┘ê┘ÆÏº ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ Ï¿┘ÅÏ╣┘ÆÏ»┘ïϺ ┘ä┘É┘à┘ÄÏ»┘Æ┘è┘Ä┘å┘Ä ┘â┘Ä┘à┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÉÏ»┘ÄϬ┘Æ Ï½┘Ä┘à┘Å┘êÏ»┘Å (95)

 

Artinya:

Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (11: 94)

 

Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa. (11: 95)

 

Akhir sejarah kaum Madyan yang keras kepala dan ingkar itu tak jauh berbeda dengan kaum-kaum kafir yang terdahulu. Mereka akhirnya mati akibat siksaan Allah di dunia. Seluruh penghuni bumi memang akan mati, akan tetapi ada bentuk kematian yang jauh dari rahmat Allah seperti kaum-kaum yang ingkar itu. Mereka benar-benar dijauhkan dari anugrah dan rahmat Allah yang sebenarnya sangat luas tak terbatas dan mereka dijatuhi siksaan kemurkaan Allah. Tidak ada jalan bagi orang-orang yang ingkar itu untuk melarikan diri.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Siksa dan kemurkaan Allah adalah janji Allah bagi kaum yang ingkar, namun datangnya siksa itu berbeda-beda, ada yang cepat, ada yang ditunda di akhirat nanti.

2. Iman kepada Allah merupakan simbol keselamatan, sementara umat yang kafir akan hancur dan musnah.

3. Menjauhkan diri dari kejahatan dan dosa merupakan cara meraih keselamatan yang diajarkan oleh Allah dan al-Quran.

Senin, 07 April 2014 18:54

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 87-89

Ayat ke 87

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘Å Ïú┘ÄÏÁ┘Ä┘ä┘ÄϺϬ┘Å┘â┘Ä Ï¬┘ÄÏú┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘Å┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄϬ┘ÆÏ▒┘Å┘â┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å Ïó┘ÄÏ¿┘ÄϺÏñ┘Å┘å┘ÄϺ Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ü┘É┘è Ïú┘Ä┘à┘Æ┘ê┘ÄϺ┘ä┘É┘å┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ŠϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ┤┘É┘èÏ»┘Å (87)

 

Artinya:

Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal". (11: 87)

 

Pada pelajaran yang lalu, kami telah sebutkan bahwa Nabi Syu'aib menyeru dan mengajak masyarakat agar menjaga hal-hal yang halal dan haram dalam urusan perdagangan (ekonomi), dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan mengurangi takaran. Nabi Syu'aib mengatakan kepada kaumnya, "Satu kadar halal yang Allah tentukan buat kalian dalam transaksi jual beli, lebih baik daripada harta haram yang banyak, yang kalian peroleh dengan cara mengurangi takaran." Akan tetapi masyarakat Madyan acuh tak acuh dan menutup telinga mereka; tidak mau mendengarkan seruan kebenaran. Mereka bahkan mengatakan kepada Nabi Syu'aib as, "Kami memandang engkau sebagai orang berakal, penyantun, dan memiliki pengertian, sehingga kami tidak pernah menyangka engkau akan melarang kami melakukan hal-hal yang telah kami lakukan selama ini."

 

Kaum Madyan berkata, "Wahai Syu'aib, mengapa engkau menyuruh kami meninggalkan apa yang disembah bapak-bapak kami? Mengapa engkau melarang kami memanfaatkan harta benda kami sesuka hati kami?" Poin menarik dalam perkataan kaum Madyan adalah, mereka mengaitkan semuan seruan Nabi Syu'aib dengan shalat. Mereka mengatakan, "Apakah shalat memberikan perintah semacam ini?" Shalat adalah pekerjaan yang akan menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar. Orang yang melaksanakan shalat dengan sebenar-benarnya, pasti tidak akan mau berbuat curang dalam transaki jual beli, atau melakukan tindakan-tindakan haram lainnya.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Shalat atau sembahyang terdapat di seluruh agama-agama samawi, dan semua pemeluk agama menjalin hubungan dengan Tuhan melalui shalat.

2. Mengiktui pemikiran dan keyakinan nenek moyang tidak bisa dijadikan sebagai dalil untuk menentang kebenaran ajaran para nabi.

3. Kepemilikan bukanlah dalil bagi setiap penggunaan harta benda, akan tetapi penggunaannya haruslah disesuaikan dalam kerangka undang-undang Allah.

 

Ayat ke 88

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘ÄÏ▒┘ÄÏú┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ▓┘Ä┘é┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å Ï▒┘ÉÏ▓┘Æ┘é┘ïϺ Ï¡┘ÄÏ│┘Ä┘å┘ïϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å Ïú┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÅÏ«┘ÄϺ┘ä┘É┘ü┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏÑ┘ÉÏÁ┘Æ┘ä┘ÄϺϡ┘Ä ┘à┘ÄϺ ϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏÀ┘ÄÏ╣┘ÆÏ¬┘Å ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘É┘è┘é┘É┘è ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Å ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïú┘Å┘å┘É┘èÏ¿┘Å (88)

 

Artinya:

Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (11: 88)

 

Nabi Syu'aib as pada ayat tadi menjawab penentangan dari kaumnya. Beliau mengatakan, "Aku melarang kalian memanfaatkan harta benda kalian secara sesuka kalian, adalah demi kebaikan kalian sendiri dan demi perbakan kehidupan masyarakat ini. Allah mengutusku sebagai Nabi adalah untuk menunjukkan dalil-dalil yang terang kepada kalian, agar kalian tidak lagi menentang perintah Allah. Aku bertawakal kepada Allah dalam melaksanakan tugas-Nya ini dan aku tidak menghendaki apapun selain kemuliaan dari Allah."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Hidup berbahagia hanya akan dicapai melalui usaha yang halal. Sebaliknya, harta yang haram tidak akan pernah memberikan kebahagiaan. Karena itu, hendaknya kita selalu berusaha mencari rizki yang halal, yang telah ditetapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya.

2. Tujuan para Nabi as adalah membenahi kemanusiaan dan masyarakat. Mereka melakukan usaha maksimal di jalan ini dengan diiringi ketawakalan kepada Allah Swt.

 

Ayat ke 89

 

┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘à┘Ä┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï┤┘É┘é┘ÄϺ┘é┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏÁ┘É┘èÏ¿┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘Å ┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏÁ┘ÄϺϿ┘Ä ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘å┘Å┘êÏ¡┘ì Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘ç┘Å┘êÏ»┘ì Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ì ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Å ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ì ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉÏ¿┘ÄÏ╣┘É┘èÏ»┘ì (89)

 

Artinya:

Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. (11:89)

 

Dalam usaha untuk membuat masyarakat Madyan tunduk kepada kebenaran, Nabi Syu'aib mengingatkan mereka tentang adanya azab yang pedih bagi kaum yang kafir. Beliau mengatakan, "Zaman kalian dengan zaman kaum Nabi Luth tidaklah jauh. Paling tidak, pelajarilah sejarah kaum Nabi Luth dan kaum-kaum sebelumnya agar kalian melihat apa akibat yang telah ditanggung oleh kaum yang menentang para nabi. Janganlah kalian menyangka bahwa penentangan kalian terhadapku akan menguntungkan kalian. Sebalinya, permusuhan denganku sama artinya dengan permusuhan dengan Tuhan, yang sudah tentu akan mendapatkan balasan dan siksaan yang sangat pedih."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sejarah ummat manusia akan terulang atau setidak-tidaknya mirip terhadap kaum dan bangsa lainnya. Karena itu kita harus mempelajari sejarah kaum dan bangsa-bangsa terdahulu, supaya kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran.

2. Kemurkaan dan azab Allah selalu menanti kaum yang kafir. Dia Maha Berkuasa menghancurkan suatu kaum dengan cara apaun, seperti kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir raksasa, kaum Nabi Hud dihancurkan dengan topan dahsyat, kaum Nabi Shaleh as dimusnahkan dengan halilintar, dan kaum Nabi Luth dibinasakan dengan penjungkirbalikan bumi.

Senin, 07 April 2014 18:53

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 84-86

Ayat ke 84

 

┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄÏ»┘Æ┘è┘Ä┘å┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ÏºÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ç┘ì Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Å┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘å┘Æ┘é┘ÅÏÁ┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘Æ┘à┘É┘â┘Æ┘è┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘à┘É┘èÏ▓┘ÄϺ┘å┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉÏ«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ì ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ü┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘à┘ÅÏ¡┘É┘èÏÀ┘ì (84)

 

Artinya:

Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)". (11: 84)

 

Dalam surat Hud, setelah dijelaskan tentang nasib kaum Nabi Nuh dan kaum Nabi Hud as, juga dijelaskan mengenai kehidupan Nabi Syu'aib as. Nabi Syu'aib as diutus Allah untuk menyampaikan risalah di kawasan Madyan, sebelah timur Teluk Uqbah. Masyarakat kota pantai itu diseru untuk menyembah kepada Allah swt, tidak mengurangi timbangan dalam transaksi jual beli, juga tidak menjual dengan mahal.

 

Landasan dakwah dan seruan para Nabi Allah adalah tauhid dan penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai konsekuensi dari keimanan itu adalah kepatuhan pada perintah dan aturan hukum yang ditetapkan Allah Swt. Alhasil yang dimaksud dengan menyembah Allah tidak hanya melulu ibadah dan doa saja, akan tetapi juga mematuhi undang-undang Allah dalam seluruh sektor kehidupan, termasuk dalam urusan ekonomi dan jual beli.

 

Para Nabi utusan Allah masing-masing menyampaikan dakwah yang sesuai dengan kondisi kaumnya. Di tengah kaum Nabi Syu'aib as sangat marak terjadi praktek penyimpangan di bidang ekonomi yaitu tindakan mengurangi takaran, penipuan, dan menjual terlalu mahal. Karena itu nabi Syu'aib setelah berdakwah dan menyeru manusia untuk menyembah Allah, juga mengingatkan manusia agar jangan melakukan perbuatan yang keji dalam transaksi jual beli karena hal tersebut dapat mengakibatkan turunnya azab Allah yang sangat pedih.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para Nabi utusan Allah hanya mengajarkan masalah-masalah akidah, ibadah, dan akhlak, melainkan juga memberikan perhatian penuh terhadap berbagai masalah ekonomi dan problema sosial.

2. Salah satu cara menghindarkan diri dari segala tindakan mungkar dan curang adalah dengan selalu mengingat akhirat, karena di akhirat segala perbuatan dosa akan mendapat balasan azab dari Allah.

 

Ayat ke 85

 

┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘Æ┘à┘É┘â┘Æ┘è┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘à┘É┘èÏ▓┘ÄϺ┘å┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘Æ┘é┘ÉÏ│┘ÆÏÀ┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¿┘ÆÏ«┘ÄÏ│┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Ä Ïú┘ÄÏ┤┘Æ┘è┘ÄϺÏí┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘ÆÏ½┘Ä┘ê┘ÆÏº ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘à┘Å┘ü┘ÆÏ│┘ÉÏ»┘É┘è┘å┘Ä (85)

 

Artinya:

Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. (11: 85)

 

Nabi Syu'aib selalu mengingatkan kaumnya agar tidak mengurani takaran dalam jual beli, atau menjual barang dengan terlalu mahal. Beliau menekankan agar masyarakat selalu menjaga keadlian dan kejujuan dalam bertransaski dengan mengatakan, "Mengurangi takaran dan menjual terlalu mahal merupakan penyebab kerusakan di muka bumi dan orang yang melakukan perbuatan tersebut sebenarnya perusak dan penjahat di muka bumi."

 

Pada dasarnya dosa dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia ada dua jenis. Jenis dosa pertama adalah perbuatan yang merusak diri sendiri dan tidak banyak menimpakan kerusakan kepada orang lain. Jenis dosa kedua adalah perbuatan yang menimpakan kerusakan secara besar kepada orang lain. Perbuatan seperti ini adalah sebuah bentuk kezaliman dan akan mendatangkan murka yang sangat besar dari Allah.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Ekonomi masyarakat harus berjalan berdasarkan keadilan dimana hak-hak seluruh individu masyarakat terlindungi.

2. Perekonomian yang tidak sehat, akan menyeret masyarakat kepada kejahatan, kerusakan, dan kebobrokan. Karena itulah para pemimpin masyarakat bertanggung jawab untuk membenani kerosakan dan kebobrokan tersebut.

 

Ayat ke 86

 

Ï¿┘Ä┘é┘É┘è┘æ┘ÄÏ®┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘î ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉÏ¡┘Ä┘ü┘É┘èÏ©┘ì (86)

 

Artinya:

Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu" (11: 86)

 

Setelah memperingatkan kaumnya agar tidak mengurani timbangan dan menjaga keadilan dalam transaksi, Nabi Syu'aib mengatakan, "Keuntungan yang kalian peroleh dari transaksi yang legal dan benar adalah sisa yang diberikan Allah kepada kalian. Apabila kalian beriman kepada-Nya, maka hal itu cukup bagi kalian dan janganlah kalian pergi mengejar keuntungan, dengan cara yang tidak halal." Nabi Syu'aib as lebih lanjut mengatakan, "Tugasku ialah menyampaikan perintah Allah, dan sekali-kali aku bukan petugas yang menjaga dan mematai-matai kalian. Apabila kalian memakan barang haram,  maka kehidupan kalian sendiri yang akan menjadi hancur."

 

Sekalipun yang dimaksud dengan ungkapan "Baqiyatullah" dalam ayat ini adalah keuntungan halal yang diperoleh dalam transaski jual beli, akan tetapi berdasarkan beberapa riwayat, baqiyatullah juga bermakna suatu perwujudan yang penuh barakah yang diberikan Allah kepada umat manusia. Wujud penuh berkah ini adalah Imam Mahdi af yang dijanjikan oleh Nabi Saw akan muncul pada akhir zaman untuk menegakkan keadilan di muka bumi.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pendapatan sedikit, tetapi bersih dan halal itu lebih baik daripada pendapatan yang banyak, akan tetapi tidak legal dan haram.

2. Dunia tidak abadi dan akan lekas hancur, karena itu hendaknya kita mencari sesuatu yang abadi, yang dapat dibawa ke sisi Allah kelak pada Hari Kiamat. Sesuatu yang abadi itu adalah amal saleh.

3. Orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah, akan tetapi suka mengurangi takaran dalam transaksi jual beli, harus kita ragukan keimanannya.

Senin, 07 April 2014 18:51

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 79-83

Ayat ke 79-80

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘É┘à┘ÆÏ¬┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ï¿┘Ä┘å┘ÄϺϬ┘É┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï¡┘Ä┘é┘æ┘ì ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄϬ┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘ÄϺ ┘å┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å (79)┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä ┘ä┘É┘è Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘Å┘ê┘æ┘ÄÏ®┘ï Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ïó┘Ä┘ê┘É┘è ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘Å┘â┘Æ┘å┘ì Ï┤┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘ì (80)

 

Artinya:

Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki". (11: 79)

 

Luth berkata: "Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)". (11: 80)

 

Dalam penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa para malaikat datang mengunjungi Nabi Luth yang menjelmakan diri sebagai pemuda tampan dan gagah. Kemudian, sekelompok orang dari kaum Nabi Luth segera mendatangi rumah beliau. Mereka dengan terang-terangan mengetengahkan keinginan tak senonoh terhadap tamu Nabi Luth yang tampan itu. Nabi Luth as menjawab, "Sebagai ganti para pemuda yang merupakan tamuku ini, aku siapkan putri-putriku, kalian bisa menikahi mereka dengan akad nikah yang benar." Mereka menjawab, "Kami tidak bernafsu untuk menikahi putri-putrimu. Yang kami inginkan adalah para pemuda tampan itu."

 

Nabi Luth as akhirnya sampai pada jalan buntu. Beliau lalu mengeluhkan kondisi itu dengan menyatakan, "Ah, seandainya saja aku memiliki pembantu dan sahabat-sahabat yang beriman, tentu aku mampu melawan kalian para pelaku kebejatan, sekaligus aku dapat membela para tamuku, atau setidaknya para tamuku itu bisa memperoleh perlindungan di tempat yang aman."

 

Meski ayat-ayat ini menceritakan tentang kaum Luth as yang hidup ribuan tahun yang lampau, namun fenomena kaum itu masih terus terjadi hingga hari ini. Gaya hidup homoseksual dan lesbianisme dewasa ini malah semakin meraja lela dan oleh sebagian masyarakat, dianggap sebagai hal yang lumrah. Sebagian negara bahkan mengakui legalitas perkahwinan antara dua orang sesama jenis. Padahal perilaku ini jelas melanggar kemuliaan manusia dan merupakan perilaku yang kotor dan menjijikan di hadapan berbagai agama, terutama Islam.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Bila manusia terus menerus berbuat dosa, dia akan kehilangan kemuliaannya sebagai manusia dan bermetamorfosa menjadi makhluk yang menjijikkan, yang memandang bahwa segala perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang baik.

2. Apabila kita mampu, kita harus berusaha memberantas kefasadan dan kebobrokan moral masyarakat. Namun bila kita tidak mampu, kita harus meninggalkan masyarakat yang bobrok itu dan hidup di tempat lain yang baik dan aman.

 

Ayat ke 81

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ ┘ä┘Å┘êÏÀ┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏÁ┘É┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ│┘ÆÏ▒┘É Ï¿┘ÉÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä Ï¿┘É┘é┘ÉÏÀ┘ÆÏ╣┘ì ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Ä┘ü┘ÉϬ┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘î ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘à┘ÆÏ▒┘ÄÏú┘ÄϬ┘Ä┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÅÏÁ┘É┘èÏ¿┘Å┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏÁ┘ÄϺϿ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘ÉÏ»┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏÁ┘æ┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘Å Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä Ïº┘äÏÁ┘æ┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘Å Ï¿┘É┘é┘ÄÏ▒┘É┘èÏ¿┘ì (81)

 

Artinya:

Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?".

 

Ketika kaum Nabi Luth melancarkan ancaman dan tekanan terhadap beliau, para tamu beliau pun berkata, "Wahai Luth, janganlah engkau mengkhawatirkan nasib kami. Mereka tidak akan mampu berbuat apapun terhadap kami dan dirimu karena kami sesungguhnya adalah malaikat utusan Tuhanmu. Kami diutus untuk menyampaikan azab Allah kepada kaum yang bejat ini. Karena itu, malam ini juga, engkau bersama orang-orang beriman yang menjadi pengikutmu, segeralah pergi meninggalkan kota ini. Menjelang waktu subuh, Allah akan menurunkan azab dan siksaan-Nya kepada kaum yang sesat. Isterimu adalah termasuk dalam golongan kaum yang sesat itu karena itu tinggalkanlah dia."

 

Ayat ini dengan gamblang mengingatkan bahwa di hadapan Allah, kemuliaan manusia ditandai oleh keimanan dan amal salehnya. Status kekeluargaan dengan para nabi bukanlah jaminan bahwa seseorang bisa masuk surga dan terbebas dari azab Allah. Demikianlah yang terjadi pada isteri Nabi Luth, karena dia termasuk orang yang sesat, maka dia pun akan diberi azab oleh Allah, meskipun statusnya adalah isteri nabi.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dalam pandangan Islam, keimanan adalah suatu hal yang tidak bisa dipaksakan, bahkan terhadap isteri sekalipun. Seorang isteri bebas dalam memilih pemikiran dan akidahnya, namun dia juga harus mempertanggungjawabkan sendiri pilihannya tersebut. Bila dia memilih jalan yang sesat, meskipun dia adalah isteri seorang nabi, azab Allah akan tetap menantinya.

2. Dalam undang-undang Allah, nilai manusia diukur berdasarkan amal perbuatan, bukan atas dasar hubungan kekeluargaan.

 

Ayat ke 82-83

 

┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘ÄϺ┘ä┘É┘è┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï│┘ÄϺ┘ü┘É┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘à┘ÆÏÀ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘ÄϺ Ï¡┘Éϼ┘ÄϺÏ▒┘ÄÏ®┘ï ┘à┘É┘å┘Æ Ï│┘Éϼ┘æ┘É┘è┘ä┘ì ┘à┘Ä┘å┘ÆÏÂ┘Å┘êÏ»┘ì (82) ┘à┘ÅÏ│┘Ä┘ê┘æ┘Ä┘à┘ÄÏ®┘ï Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ç┘É┘è┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä Ï¿┘ÉÏ¿┘ÄÏ╣┘É┘èÏ»┘ì (83)

 

Artinya:

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (11: 82)

 

Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (11: 83)

 

Kedua ayat tadi menjelaskan akibat pedih yang ditanggung oleh kaum Nabi Luth. Allah menurunkan hujan batu dan tanah yang membakar dari langit, serta menjadikan gempa bumi dahsyat yang membuat rumah dan tempat tinggal mereka jungkir-bali. Balasan dan siksa di dunia bagi kaum homoseksual dan pendosa itu sungguh sangat pedih. Al-Quran menjelaskan nasib kaum Nabi Luth dengan gamblang supaya menjadi peringatan dan teladan bagi generasi manusia yang lainnya. Ketahuilah bahwa balasan siksa semacam ini bukan semata-mata untuk kaum Nabi Luth saja, akan tetapi untuk setiap kaum dan masyarakat yang melakukan penyimpangan dan dosa. Karena itu bila dalam suatu masyarakat telah merajalela cara hidup yang sesat dan bejat, maka mereka tinggal menunggu datangnya azab dan siksaan Allah.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sikap ingkar dan tidak peduli terhadap aturan hidup yang ditetapkan oleh Sang Pencipta Jagat Raya ini dapat mengakibatkan hancurnya tabiat kesucian manusia. Manusia yang sudah hancur kesuciannya itu hanya tinggal menunggu balasan dan siksaan Allah yang pedih.

2. Kita harus mengakui bahwa kekuasaan Allah tidak terbatas, Dia senantiasa menurunkan hujan rahmat-Nya kepada hamba-hamba Allah, namun sebaliknya Allah juga berkuasa menurunkan hujan sebagai peringatan dan siksa bagi kaum pendosa.

Senin, 07 April 2014 18:49

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat74-78

Ayat ke 74-75

 

┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï░┘Ä┘ç┘ÄÏ¿┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ ÏÑ┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘É┘è┘à┘Ä Ïº┘äÏ▒┘æ┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘Å ┘ê┘Äϼ┘ÄϺÏí┘ÄϬ┘Æ┘ç┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘Ä┘ë ┘è┘Åϼ┘ÄϺϻ┘É┘ä┘Å┘å┘ÄϺ ┘ü┘É┘è ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ì (74) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ÏÑ┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘É┘è┘à┘Ä ┘ä┘ÄÏ¡┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î Ïú┘Ä┘ê┘æ┘ÄϺ┘ç┘î ┘à┘Å┘å┘É┘èÏ¿┘î (75)

 

Artinya:

Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth. (11: 74)

 

Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah. (11: 75)

 

Pada pertemuan kita yang lalu, telah disebutkan bahwa para Malaikat Allah datang menemui Nabi Ibrahim as dalam bentuk manusia. Nabi Ibrahim pun menerima dan menyambut mereka dengan menghindangkan jamuan bagi para tamu tersebut, akan tetapi mereka tidak mau menyentuh dan memakan hidangan itu. Karena itu, Nabi Ibrahim agak khawatir namun mereka segera memberitahukan identitasnya dan juga memberitahukan tujuan kedatangan mereka. Para malaikat itu membawa kabar gembira bahwa Nabi Ibrahim dan isterinya Sara, akan segera dianugerahi anak oleh Allah Swt.

 

Selain itu, para malaikat tersebut juga membawa berita buruk kepada kaum Nabi Luth. Nabi Luth as adalah Nabi yang melanjutkan penyampaian syariat Nabi Ibrahim as. Karena itu berita dari Allah mengenai kaum Luth terlebih dahulu disampaikan kepada Nabi Ibrahim as. Surat Hud ayat 74 tadi menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim dan para malaikat itu berdialog mengenai turunnya azab terhadap kaum Luth. Dalam surat al-Ankabut ayat 32 disebutkan mengenai isi dialog ini, Berkata Ibrahim, "Sesungguhnya di kota itu ada Luth". Para malaikat berkata, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya." Kaum Luth yang ingkar termasuk isteri Nabi Luth sendiri akhirnya mendapatkan azab dari Allah akibat keingkaran mereka, namun Nabi Luth dan para pengikutnya diselamatkan oleh Allah swt.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dengan adanya nikmat Allah yang dianugrahkan kepada kita, maka kita tidak boleh lupa atau bersikap tidak peduli terhadap nasib orang lain. Kita harus meneladani sikap Nabi Ibrahim as. Meskipun beliau baru saja mendapatkan berita gembira karena akan dianugerahi anak, tetapi beliau juga tidak lupa memikirkan nasib kaum Nabi Luth.

2. Ketika ketentuan Allah belum bersifat pasti, maka doa, tawasul, dan syafaat para Auliya Allah akan sangat membantu. Karena itulah Nabi Ibrahim as melakukan dialog dengan para malaikat itu dalam usahanya untuk menolong kaum Nabi Luth.

 

Ayat ke 76

 

┘è┘ÄϺ ÏÑ┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘É┘è┘à┘Å Ïú┘ÄÏ╣┘ÆÏ▒┘ÉÏÂ┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ïó┘ÄϬ┘É┘è┘ç┘É┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Å ┘à┘ÄÏ▒┘ÆÏ»┘Å┘êÏ»┘ì (76)

 

Artinya:

Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak. (11: 76)

 

Permohonan Nabi Ibrahim as agar para malaikat menunda atau membatalkan penurunan azab terhadap kaum Luth adalah berdasarkan rasa iba dan rasa sayang Nabi Ibrahim terhadap umatnya, dan bukan berdasarkan pada pengingkaran beliau terhadap perbuatan dosa yang telah diperbuat oleh umat beliau. Akan tetapi karena kemurkaan dan ketetapan Allah terhadap kaum Luth itu sudah bersifat pasti, maka syafaat Nabi Ibrahim tidak akan mengubah keadaan. Dalam ayat ini, para malaikat mengingatkan Nabi Ibrahim agar tidak lagi membahas masalah tersebut karena azab Allah sudah dipastikan untuk kaum Luth.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para nabi adalah manusia yang penuh kasih sayang dan selalu memikirkan nasib umat manusia. Karena itulah, para nabi selalu berusaha membebaskan dan menyelamatkan umatnya dari siksaan atau kesulitan.

2. Sebagian azab dan siksaan dari Allah bersifat pasti dan merupakan ketetapan yang tidak bisa diubah. Dalam kondisi seperti itu, syafaat para Nabi pun tidak bisa mengubah ketetapan Allah.

 

Ayat ke 77

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘ÄϬ┘Æ Ï▒┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Å┘å┘ÄϺ ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ïϺ Ï│┘É┘èÏí┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÂ┘ÄϺ┘é┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï░┘ÄÏ▒┘ÆÏ╣┘ïϺ ┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î Ï╣┘ÄÏÁ┘É┘èÏ¿┘î (77)

 

Artinya:

Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: "Ini adalah hari yang amat sulit". (11: 77)

 

Para Malaikat yang diperintah Allah untuk memberi azab kepada kaum Luth yang ingkar, akhirnya datang menemui Nabi Luth as. Mereka datang dalam bentuk manusia yang tampan dan hal ini menimbulkan kecemasan di hati Nabi Luth. Kaum Luth yang ingkar gemar melakukan hubungan sesama jenis atau homoseksual dan lesbian. Nabi Luth khawatir, para tamunya itu akan diganggu oleh kaumnya yang sesat dan ingkar. Nabi Luth berusaha melindungi keselamatan tamu-tamunya itu. Itulah sebabnya Nabi Luth berkata pada dirinya sendiri, "Ini adalah hari yang amat sulit."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Langkah pertama dalam perjuangan melawan kemungkaran adalah memiliki keprihatinan atas dosa yang dilakukan oleh orang lain.

2. Keselamatan para tamu adalah tanggung jawab tuan rumah. Karena itu tuan rumah harus memperhatikan keselamatan para tamunya.

 

Ayat ke 78

 

┘ê┘Äϼ┘ÄϺÏí┘Ä┘ç┘Å ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Å┘ç┘Å ┘è┘Å┘ç┘ÆÏ▒┘ÄÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘è┘æ┘ÉϪ┘ÄϺϬ┘É ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É Ï¿┘Ä┘å┘ÄϺϬ┘É┘è ┘ç┘Å┘å┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏÀ┘Æ┘ç┘ÄÏ▒┘Å ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄϺϬ┘æ┘Ä┘é┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÅÏ«┘ÆÏ▓┘Å┘ê┘å┘É ┘ü┘É┘è ÏÂ┘Ä┘è┘Æ┘ü┘É┘è Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï▒┘Äϼ┘Å┘ä┘î Ï▒┘ÄÏ┤┘É┘èÏ»┘î (78)

 

Artinya:

Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" (11: 78)

 

Pada ayat sebelumnya, kami telah sebutkan bahwa Nabi Luth as sangat mencemaskan keselamatan tamunya itu. Pada ayat ini diceritakan bahwa setelah mendengar kabar mengenai kedatangan tamu-tamu yang tampan itu, kaum Nabi Luth segera mendatangi rumah beliau. Nabi Luth pun berkata kepada mereka, "Apabila kalian ingin memenuhi kebutuhan biologis, maka inilah putri-putriku, nikahilah mereka denan cara yang benar supaya kalian memiliki kehidupan yang suci dan halal." Nabi Luth memperingatkan kaumnya agar takut kepada Allah dan tidak mempermalukan beliau di hadapan para tamunya itu.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Terkadang suatu masyarakat sudah sedemikian jauh terpelosok ke dalam kesesatan, sehingga mereka bahkan saling berlomba dalam melakukan dosa dan kekejian.

2. Untuk mencegah berbagai kemungkaran, langkah yang mula-mula harus dilakukan adalah membiasakan dan mengembangkan perbuatan-perbuatan yang baik di dalam masyarakat.

Senin, 07 April 2014 18:47

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 69-73

Ayat ke 69-70

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘ÄϬ┘Æ Ï▒┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Å┘å┘ÄϺ ÏÑ┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘É┘è┘à┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘Ä┘ë ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ï│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘î ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ¿┘ÉϽ┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘ÉÏ╣┘Éϼ┘Æ┘ä┘ì Ï¡┘Ä┘å┘É┘èÏ░┘ì (69) ┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏú┘Ä┘ë Ïú┘Ä┘è┘ÆÏ»┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏÁ┘É┘ä┘Å ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘å┘Ä┘â┘ÉÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ê┘ÆÏ¼┘ÄÏ│┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï«┘É┘è┘ü┘ÄÏ®┘ï ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ«┘Ä┘ü┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ïú┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘É┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ì (70)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. (11: 69)

 

Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth". (11: 70)

 

Dalam penjelasan sebelumnya, kita telah selesai membahas kisah Nabi Hud dan Nabi Saleh as. Kedua ayat yang baru kita dengarkan tadi berbicara mengenai kisah Nabi Ibrahim as dan para malaikat yang dulu pernah diturunkan oleh Allah kepada kaum Nabi Luth. Para malaikat itu menemui Nabi Ibrahim as dengan berbentuk manusia dan karena itulah Nabi Ibrahim menghidangkan suguhan buat mereka berupa daging sapi panggang. Akan tetapi, mereka tidak memakan hidangan tersebut sehingga menimbulkan kekhawatiran di hati Nabi Ibrahim as, jangan-jangan mereka berniat kurang baik.

 

Sebelum Nabi Ibrahim bertanya lebih lanjut, para tamu itu sudah menjelaskan identitas mereka dengan mengatakan, "Kami adalah utusan yang datang kepada kaum Nabi Luth as. Kami datang kepadamu untuk memberi berita gembira yaitu bahwa Allah swt akan menganugrahimu seorang anak di usiamu yang sudah tua. Kami juga membawa kabar kehancuran yang dijanjikan Allah kaum Luth yang sesat." Nabi Luth as adalah Nabi yang melanjutkan penyampaian syariat Nabi Ibrahim as. Karena itu berita dari Allah mengenai kaum Luth terlebih dahulu disampaikan kepada Nabi Ibrahim as.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para malaikat juga memulai pembicaraan mereka dengan mengucapkan "Salam" yakni salam sejahtera, dan hal ini merupakan keteladanan semua orang suci dan saleh.

2. Menyambut tamu dengan baik dan hormat merupakan tradisi para Nabi Allah.

 

Ayat ke 71-72

 

┘ê┘ÄϺ┘à┘ÆÏ▒┘ÄÏú┘ÄϬ┘Å┘ç┘Å ┘é┘ÄϺϪ┘É┘à┘ÄÏ®┘î ┘ü┘ÄÏÂ┘ÄÏ¡┘É┘â┘ÄϬ┘Æ ┘ü┘ÄÏ¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏÑ┘ÉÏ│┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘é┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄϺÏí┘É ÏÑ┘ÉÏ│┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘é┘Ä ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘é┘Å┘êÏ¿┘Ä (71) ┘é┘ÄϺ┘ä┘ÄϬ┘Æ ┘è┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘è┘Æ┘ä┘ÄϬ┘Ä┘ë Ïú┘ÄÏú┘Ä┘ä┘ÉÏ»┘Å ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÄϺ Ï╣┘Äϼ┘Å┘êÏ▓┘î ┘ê┘Ä┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘É┘è Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏ«┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘î Ï╣┘Äϼ┘É┘èÏ¿┘î (72)

 

Artinya:

Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub. (11: 71)

 

Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". (11: 72)

 

Percakapan antara Nabi Ibrahim dan para malaikat tersebut telah didengarkan oleh isteri Nabi Ibrahim yang bernama Sara. Dia sangat heran bahwa pada usianya yang sudah tua itu, dia akan dikaruniai seorang anak. Apalagi, Nabi Ibrahim juga sudah menginjak usia lanjut. Dalam logika manusia, tidak mungkin ada anak yang bisa lahir dari pasangan yang sudah tua renta seperti itu. Akan tetapi bagi Allah Yang Maha Kuasa tidak ada yang tidak mungkin, karena keinginan dan iradah Allah akan mengalahkan segala sesuatu.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Anak yang saleh merupakan suatu nikmat dari Allah sehingga kabar mengenai kelahiran anak tersebut termasuk berita gembira dari langit.

2. Kemahakuasaan Allah akan mengalahkan segala sesuatu. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kita jangan sampai membuat kita menganggap bahwa kekuasaan Allah pun terbatas.

 

Ayat ke 73

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ïú┘ÄϬ┘ÄÏ╣┘ÆÏ¼┘ÄÏ¿┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄÏ¿┘ÄÏ▒┘Ä┘â┘ÄϺϬ┘Å┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï¡┘Ä┘à┘É┘èÏ»┘î ┘à┘Äϼ┘É┘èÏ»┘î (73)

 

Artinya:

Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah". (11: 73)

 

Keheranan isteri Nabi Ibrahim as merupakan perkara alami dan wajar. Seorang wanita yang sudah tua seperti Sara, tentu sulit mempercayai mengingatkan isteri Nabi Ibrahim bahwa hal ini merupakan kehendak Allah Swt dan tidak perlu diherankan. Apalagi, Sara hidup dan tinggal di rumah kenabian yagn selalu dilimpahi rahmat dan berkah dari Allah Swt. Terkait dengan kalimat yang disampaikan para malaikat yaitu rahmatullahi wabarakatuh, Imam Ali bin Abi Thalib as pernah mengatakan, "Dalam menjawab salam orang lain, hendaknya kalian tambahkan sedikit seperti yagn diucapkan para malaikat kepada Nabi Ibrahim, yaitu alaikum salam warahmatullahi wa barakatuh."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Anak adalah manifestasi rahmat dan berkah dari Allah yang dikaruniakan kepada suatu keluarga.

2. Kita tidak boleh berputus asa dari rahmat dan anugerah Tuhan. Allah yang telah menjadikan api menjadi dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim dari panasnya api, juga mampu menganugerahkan seorang anak kepada pasangan suami-isteri yang sudah berusia lanjut.

Senin, 07 April 2014 18:46

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 64-68

Ayat ke 64

 

┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ç┘ÄÏ░┘É┘ç┘É ┘å┘ÄϺ┘é┘ÄÏ®┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ïó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ï ┘ü┘ÄÏ░┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘ç┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏú┘Æ┘â┘Å┘ä┘Æ ┘ü┘É┘è Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘à┘ÄÏ│┘æ┘Å┘ê┘ç┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ│┘Å┘êÏí┘ì ┘ü┘Ä┘è┘ÄÏú┘ÆÏ«┘ÅÏ░┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘é┘ÄÏ▒┘É┘èÏ¿┘î (64)

 

Artinya:

Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat". (11: 64)

 

Dalam pembahasan pekan lalu, telah kami jelaskan bahwa meskipun Nabi Saleh as telah menyampaikan dakwah dan penjelasan-penjelasan dengan sebaik-baiknya. Namun kaum beliau melemparkan berbagai tuduhan yang mereka ada-adakan. Mereka juga menolak dakwah Nabi Saleh as dengan mengatakan bahwa ajaran tersebut bertentangan dan melanggar tradisi serta adat istiadat orang-orang tua mereka terdahulu. Selain dengan menyampaikan keterangan-keterangan yang logis dan argumentatif, para nabi juga menunjukkan mukjizat untuk menghapus segala macam keraguan di tengah masyarakat. Diantara mukjizat yang ditunjukkan oleh Nabi Saleh as kepada kaumnya ialah keluarnya seekor unta betina dari dalam sebuah bukit, dengan kehendak Allah Swt. Unta betina ini hamil lalu melahirkan seekor unta, walaupun ia tidak pernah berkumpul dengan unta jantan.

 

Selain itu, unta ini juga memberikan air susu yang melimpah sehingga dapat dimanfaatkan oleh banyak orang. Oleh karena itu Nabi Saleh as meminta kepada masyarakat agar tidak menganggu unta tersebut, dan harus membiarkan unta itu untuk bebas meminum air dan merumput di padang rumput mereka. Karena jika mereka mengganggu dan mencegah unta tersebut untuk makan dan minum sekehendaknya, maka azab dan murka Allah akan turun menimpa mereka.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kekuasaan Allah Swt melampaui sebab dan alasan-alasan yang bersifat fisik. Penciptaan unta yang keluar dari dalam batu cadas merupakan salah satu contoh kemahakuasaan tersebut.

2. Menghina kesucian dan apa saja yang mengandung kebesaran ilahi dan samawi, akan berakibat turunnya azab dan siksa Allah dengan segera.

 

Ayat ke 65

 

┘ü┘ÄÏ╣┘Ä┘é┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘ç┘ÄϺ ┘ü┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï¬┘Ä┘à┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è Ï»┘ÄϺÏ▒┘É┘â┘Å┘à┘Æ Ï½┘Ä┘ä┘ÄϺϽ┘ÄÏ®┘Ä Ïú┘Ä┘è┘æ┘ÄϺ┘à┘ì Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘î Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Å ┘à┘Ä┘â┘ÆÏ░┘Å┘êÏ¿┘ì (65)

 

Artinya:

Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan". (11: 65)

 

Kaum Tsamud bukan saja tidak menerima seruan dan dakwah Nabi Saleh, akan tetapi mereka juga menentang mukjizat yang beliau tunjukkan. Karena itu salah seorang dari mereka memutuskan untuk menyembelih unta betina tersebut dan ia benar-benar melakukannya. Sementara itu warga masyarakat yang lain bukannya berusaha mencegah orang itu untuk melaksanakan niat jahatnya itu, bahkan di dalam hati, mereka menyatakan setuju dan senang atas perbuatan tersebut. Tidak sedikit diantara mereka yang mendorongnya untuk melaksanakan kejahatannya ini. Dengan demikian, maka seluruh kaum Tsamud terancam oleh siksaan Tuhan, dan janji Allah, berupa turunnya azab, telah diberikan kepada mereka semua. Kemudian Allah memberi tenggat waktu 3 hari untuk kesempatan mereka bertaubat dari segala dosa. Atau kesempatan selama 3 hari itu justru merupakan adzab dan siksaan mental, karena selama tiga hari tersebut mereka dihantui oleh turunnya adzab yang menakutkan.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Menyetujui perbuatan dosa orang lain adalah sejenis keikutsertaan dalam melakukan dosa. Siapa pun yang mendukung dan bersimpati kepada pelaku dosa dan kejahatan, akan dianggap sebagai mitra kejahatan orang tersebut.

2. Berbagai peringatan Allah harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, karena meremehkan dan menghina kesucian-kesucian agama pasti akan mendatangkan azab Allah.

 

Ayat ke 66

 

┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ┘å┘Äϼ┘æ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ïϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ Ï«┘ÉÏ▓┘Æ┘è┘É ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ÉϪ┘ÉÏ░┘ì ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘É┘è┘æ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘Å (66)

 

Artinya:

Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (11: 66)

 

Berbagai bencana alam seperti banjir dan gempa bumi, selalu menimpa orang-orang mukmin atau kafir tanpa membedakan diantara keduanya. Akan tetapi ketika Allah menurunkan murka-Nya, maka Allah akan menyelamatkan dan mengamankan orang-orang mukmin, dan hanya orang-orang kafir yang berhak menerima siksa Allah, akan merasakan pedihnya azab Allah ini. Oleh karena itu Allah menurunkan adzab kepada kaum Tsamud, Allah Swt menyelamatkan dan mengamankan nabi-Nya dan orang-orang mukmin yang membantu Nabi Saleh as; dan hanya orang-orang kafir dan para pendosa-lah yang binasa. Hal ini menunjukkan ilmu dan kekuasaan Allah yang tak terkalahkan.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Mengikuti ajaran Nabi akan menjauhkan manusia dari kehinaan, dan menghantarkannya kepada kemuliaan dan kajayaan.

2. Bagi Allah yang Maha Kuasa, adalah mudah sekali menyelamatkan sejumlah kecil mukminin dari sekian banyaknya manusia yang ingkar.

 

Ayat ke 67-68

 

┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ¡┘ÄÏ®┘Å ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¿┘ÄÏ¡┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è Ï»┘É┘è┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¼┘ÄϺϽ┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (67) ┘â┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ║┘Æ┘å┘Ä┘ê┘ÆÏº ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï½┘Ä┘à┘Å┘êÏ»┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ Ï¿┘ÅÏ╣┘ÆÏ»┘ïϺ ┘ä┘ÉϽ┘Ä┘à┘Å┘êÏ»┘Ä (68)

 

Artinya:

Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (11: 67)

 

seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (11: 68)

 

Janji yang telah disampaikan oleh Nabi Saleh kepada kaum Tsamud yang membandel telah menjadi kenyataan. Suara yang amat keras dari langit dan guncangan yang hebat dari bumi, bercampur menjadi satu, membinasakan kaum yang tak tahu diuntung ini. Kilat dan halilintar yang sambar-menyambar, juga guruh dan guntur yang menggelegar sangat mengerikan, telah mendatangkan ketakutan seluruh kaum ini, membuat mereka terjatuh telungkup ke bumi, dan mati dengan cara seperti itu. Azab Allah ini menciptakan suasana seolah mereka tersengat aliran listri tegangan tinggi, membuat mereka binasa di tempat itu juga tanpa sempat melairkan diri.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Turunnya azab dan murka Allah Swt adalah akibat dari kezaliman dan dosa manusia, karena Allah Swt tidak akan mengazab manusia tanpa alasan dan dalil apa pun.

2. Balasan dan siksaan Allah tidak dikhususkan pada Hari Kiamat, Allah juga memberikan siksa kepada manusia yang berbuat dosa dan kejahatan di dunia ini.

Senin, 07 April 2014 18:42

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 61-63

Ayat ke 61

 

┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ͻ┘Ä┘à┘Å┘êÏ»┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ÏºÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ç┘ì Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Å┘ç┘Å ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ┤┘ÄÏú┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘ÄϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘ÄÏ▒┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ü┘ÄϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘ç┘ŠϽ┘Å┘à┘æ┘Ä Ï¬┘Å┘êÏ¿┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘é┘ÄÏ▒┘É┘èÏ¿┘î ┘à┘Åϼ┘É┘èÏ¿┘î (61)

 

Artinya:

Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)". (11: 61)

 

Dalam pertemuan yang lalu, kita telah membahas riwayat kehidupan Nabi Nuh dan kaum Ad. Sekarang, kita akan mengkaji nasib kaum Tsamud beserta Nabi utusan Allah yaitu Nabi Shaleh as. Setelah Nabi Nuh dan Nabi Hud, Shaleh as diutus oleh Allah sebagai nabi. Sebagaimana seruan dan dakwah yang telah dilakukan oleh para nabi sebelum beliau, Nabi Shaleh juga menyeru kepada tauhid serta menjauhkan diri dari syirik dan penyembah berhala. Akan tetapi, ajaran para nabi tidaklah terbatas para urusan akhirat saja, melainkan juga terkait dengan urusan duniawi. Orang-orang mukmin diseru agar memikirkan alam akhirat dan duniawi secara seimbang. Mereka harus berupaya untuk memakmurkan bumi ini dan mengubahnya menjadi lingkungan yang sehat dan aman untuk kehidupan umat manusia.

 

Karena itulah, Nabi Saleh berkata kepada kaumnya, "Allah Swt menyerahkan pemakmuran bumi ini di tangan manusia, karena itu kalian harus membuat kemakmuran di muka bumi ini." Setelah itu Nabi Saleh as mengatakan: Kenapa kalian mencari harta dari jalan yang tidak halal? Kalian semestinya berupaya melalui bercocok tanam atau berternak hewan. Bertaubatlah kalian kepada Tuhan dari perbuatan dan sikap buruk ini, karena sesungguhnya Allah Maha Menerima Taubat hamba-hamba-Nya."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Hubungan para Nabi dengan masyarakat merupakan hubungan persaudaraan, dan bukan hubungan antara atasan dan bawahan.

2. Pembangunan dan pemakmuran bumi merupakan perintah Allah kepada manusia.

 

Ayat ke 62

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘Å ┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘ü┘É┘è┘å┘ÄϺ ┘à┘ÄÏ▒┘ÆÏ¼┘Å┘ê┘æ┘ïϺ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Ä ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ Ïú┘ÄϬ┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ┘å┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å Ïó┘ÄÏ¿┘ÄϺÏñ┘Å┘å┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘ü┘É┘è Ï┤┘Ä┘â┘æ┘ì ┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ»┘ÆÏ╣┘Å┘ê┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘ÅÏ▒┘É┘èÏ¿┘ì (62)

 

Artinya:

Kaum Tsamud berkata: "Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami". (11: 62)

 

Dalam menjawab seruan tauhid dari Nabi Saleh as, kaum Tsamud menyatakan pembangkangan karena mereka masih berpegang teguh kepada ajaran sesat para pendahulu mereka. Tanpa memikirkan seruan Nabi Saleh dengan akal yang jernih dan logis, kaum Tsamud malah berkata, "Hai Saleh, engkau adalah orang yang kami hormati dan kami percayai, namun perkataanmu ini membuat kami merasa ragu kepadamu."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.  Para mubaligh atau pendakwah gama harus mengetahui bahwa masyarakat tidak mudah diajak meninggalkan keyakinan para pendahulu mereka dan karena itu, mereka tidak boleh mengharapkan adanya perbaikan yang terjadi secara cepat.

2. Keragu-raguan bisa membawa kepada dua hal. Keraguan bisa mendorong seseorang melakukan penelitian yang akan mendatangkan keyakinan yang benar. Sebaliknya, keraguan juga bisa membawa manusia kepada kesesatan.

 

Ayat ke 63

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘ÄÏ▒┘ÄÏú┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ê┘ÄÏó┘ÄϬ┘ÄϺ┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï ┘ü┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘å┘ÆÏÁ┘ÅÏ▒┘Å┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘Æ Ï╣┘ÄÏÁ┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Å┘ç┘Å ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ▓┘É┘èÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä┘å┘É┘è Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Ä Ï¬┘ÄÏ«┘ÆÏ│┘É┘èÏ▒┘ì (63)

 

Artinya:

Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian. (11: 63)

 

Dalam menghadapi jawaban kaum Tsamud yang tidak logis dan tidak masuk akal itu, Nabi Saleh mengatakan: "Wahai kaumku, rahmat ilahi tercurah kepadaku dan aku telah dipilih Allah untuk menyampaikan seruan agama dan dakwah kepada kalian semua. Jika aku tidak melaksanakan tugasku ini, kalian pun tidak akan bisa membantuku. Karena itu, tidak ada alasan bagiku untuk meninggalkan pekerjaanku ini hanya untuk mencari simpati dan keridaan dari kalian." Dalam ayat sebelumnya, kaum Tsamud memuji Nabi Saleh dengan menyebutnya sebagai orang yang dihormati dan dipercayai dengan tujuan agar Nabi Saleh menghentikan dakwahnya. Namun, Nabi Saleh as menjawab bahwa dakwah adalah tugas dari Allah dan hanya keridaan Allah-lah yang menjadi tujuannya, bukan keridaan atau simpati dari sesama manusia.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Agama-agama suci samawi disampaikan kepada masyarakat dengan dalil yang jelas, kokoh, dan argumentatif. Masyarakat diseru kepada agama Allah melalui dalil yang kokoh ini, bukan melalui ancaman atau pemaksaan.

2. Semua manusia memiliki kedudukan sama di hadapan hukum Allah. Bahkan para nabi pun bila melakukan penyimpangan atau tidak melakukan tugasnya dengan baik, pasti akan mendapat murka dari Allah.

3. Kita jangan keluar dari jalan Allah hanya demi mencari simpati masyarakat, karena masyarakat tidak memiliki daya apapun di hadapan kekuatan Allah.