کمالوندی

کمالوندی

Senin, 09 Desember 2013 18:43

Lawatan Hamid Karzai ke Iran

Presiden Afghanistan, Hamid Karzai tiba di Tehran dalam rangka melawat negara ini guna membicarakan peningkatan kerjasama di segala bidang dengan Republik Islam Iran.

 

Karzai tiba di Tehran Ahad (8/12) dan akan berada di Iran selama satu hari. Bidang penerangan kepresidenan Afghanistan menyebut tujuan utama lawatan ini adalah meningkatkan kerjasama bilateral Iran-Afghanistan di berbagai sektor.

 

Iran dan Afghanistan tercatat sebagai negara tetangga dan dua negara besar di kawasan memiliki banyak kesamaan untuk meningkatkan kerjasama mereka. Bahasa, budaya, sejarah dan kebijakan bersama bangsa Iran dan Afghanistan, membuat pemimpin kedua negara semakin terpacu untuk meningkatkan kerjasama bilateral.

 

Berdasarkan kesamaan ini pula, Iran dan Afghanistan memiliki kerjasama luas khususnya di sektor ekonomi. Hubungan khusus dan kedekatan bangsa Iran-Afghanistan khususnya keberadaan tiga juta imigran Afghanistan di Repubilk Islam sangat berpengaruh pada peningkatan kerjasama bilateral dan regional.

 

Kesamaan bahasa membuat para investor dan pedagang Iran dengan mudah merambah pasar Afghanistan dan aktif bergerak di bidang infrastruktur. Apalagi kebanyakan infrastruktur Afghanistan rusak akibat perang selama ini. Iran di berabagi bidang seperti ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan banyak membantu Afghanistan. Misalnya, Iran membangun jalan, rumah sakit dan klinik kesehatan, membantu di bidang pertanian dan energi (listrik) serta di bidang pendidikan.

 

Republik Islam Iran selain tercatat sebagai salah satu mitra dagang dan ekonomi terpenting Afghanistan, juga memiliki kerjasama apik dengan Kabul di bidang pemberantasan narkotika. Masalah ini mengindikasikan bahwa salah satu faktor peningkatan kerjasama Iran-Afghanistan adalah kesamaan kekhawatiran kedua negara. Obat-obatan terlarang, terorisme dan instabilitas termasuk sejumlah isu yang menjadi kekhawatiran kedua negara. Maka wajar kedua pihak menggalang kerjasama politik dan diplomatik serta meningkatkannya demi menyelesaikan kendala tersebut.

 

Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa kehadiran penjajah di kawasan khususnya di Afghanistan lebih dari satu dekade ternyata tidak menjamin keamanan, namun malah memperkeruh suasana dan kerusuhan semakin meningkat. Dengan kata lain, berlanjutnya keberadaan pasukan asing di Afghanistan dalam kondisi apa pun, bukan penjamin stabilitas regional.

 

Instabilitas yang muncul akibat keberadaan pasukan asing di Afghanistan mendorong petinggi Republik Islam Iran aktif memantau perkembangan perbatasan khususnya di wilayah timur. Faktor yang menjadi kekhawatiran Iran-Afghnistan juga sama dan dalam kondisi seperti ini, peningkatan kerjasama kedua negara menjadi sangat urgen dan tidak dapat dipungkiri lagi.

 

Negara kawasan khususnya Iran dan Afghanistan dengan meningkatkan kerjasamanya, mengingat kepentingan dan ancaman kolektif yang dihadapinya, akan mampu menerapkan keamanan di kawasan. Kerjasama ini akan juga menjamin perdamaian dan stabilitas bagi seluruh bangsa kawasan.

Senin, 09 Desember 2013 18:37

Memaksimalkan Akal Menurut Imam Musa as

Allah Swt senantiasa mengutus para dutanya untuk membimbing manusia menuju kebahagiaan dan kesempurnaan. Para nabi dan imam maksum as, termasuk dari bukti-bukti rahmat dan kasih sayang Tuhan kepada hambanya. Para utusan Tuhan ini sepanjang sejarah mengibarkan panji hidayah untuk membimbing orang-orang yang tersesat ke jalan kebahagiaan. Rasul Saw dan Ahlul Bait as juga tampil sebagai lentera dalam memberantas kebodohan dan kezaliman, dan mereka telah menderita banyak kesulitan dan rintangan dalam membimbing umat manusia.

 

Rasul Saw dan Ahlul Bait as mengarahkan bahtera umat Islam di tengah gelombang samudra yang penuh cobaan dan rintangan ke pantai yang aman dan indah. Perkataan dan sirah mereka sampai sekarang masih menembus hati para pencari kebenaran dan kebahagiaan. Sejarah hidup Rasul Saw dan para imam maksum as merupakan bukti nyata dari sebuah kehidupan yang dilandasi oleh nilai-nilai samawi. Mereka adalah pelita dunia untuk membimbing manusia menuju sebuah kehidupan yang suci dan mulia.

 

Imam Musa al-Kazhim as lahir pada tanggal 7 Shafar tahun 128 Hijriah di sebuah lembah bernama Abwa, yang terletak di antara Makkah dan Madinah. Ibunda beliau bernama Hamidah. Imam Musa mencapai kedudukan imamah dan kepemimpinan umat pada usia 21 tahun. Tidak lama setelah tiba di lembah Abwa dan menyantap sarapan pagi di sana, Imam Jakfar Shadiq as mendapat kabar bahwa Allah Swt telah menganugerahinya seorang putra. Dengan penuh suka-cita, Imam Jakfar as segera menemui istrinya, Hamidah. Tidak lama kemudian, beliau kembali dengan wajah berseri dan berkata, "Allah Swt telah memberiku seorang anak. Kelahiran putraku ini merupakan anugerah terbaik dari-Nya."

 

Imam Musa as adalah sumber kebaikan, keutamaan dan kemuliaan. Ia senantiasa bersikap begitu ramah dan penuh kasih sayang dengan siapapun. Masa kepemimpinan beliau berlangsung sekitar 35 tahun. Ia hidup sezaman dengan empat khalifah Dinasti Abbasiyah. Masa pemerintahan Khalifah Mansur, Mahdi, Hadi dan Harun al-Rasyid merupakan situasi yang sangat sulit dan penuh pasang surut bagi perjuangan Imam Musa as.

 

Di tengah situasi yang sulit itu, Imam Musa as berjuang untuk memperbaiki pemikiran masyarakat dan menyelamatkan mereka dari penyimpangan akidah. Jihad ilmiah dan budaya Imam Musa as telah menjaga kemurnian akidah Islam dari serangan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dan sesat. Beliau melakukan banyak upaya untuk menanamkan semangat mencari ilmu di tengah masyarakat dan memanfaatkan berbagai kesempatan untuk membimbing mereka.

 

Tanpa ragu bahwa salah satu anugerah terbesar Tuhan kepada manusia adalah akal dan kekuatan penalaran dan tidak ada nikmat yang lebih besar dari akal. Rasul Saw bersabda, "Agama adalah akal. Tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal." Sabda ini mengandung makna bahwa akal memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran-ajaran Islam dan merupakan istrumen terpenting untuk mengenal prinsip dan cabang-cabang agama. Ada banyak riwayat shahih yang menekankan hal itu, di mana kemuliaan abadi manusia dan posisinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi, bergantung pada kesempurnaan akal.

 

Menurut Islam dan al-Quran, hal yang bernilai adalah daya pikir dan penggunaan akal. Oleh karena itu, kata "Aql" dalam al-Quran tidak disebut dalam bentuk kata benda, tapi selalu dipakai dalam bentuk kata kerja untuk menegaskan pentingnya pengunaan akal untuk berpikir dan bernalar, bukan sekedar memiliki akal tapi tidak digunakan.

 

Akal merupakan salah satu potensi manusia untuk mengidentifikasi dan menentukan kebenaran. Imam Musa as semasa hidupnya, berusaha menjelaskan nilai dan kedudukan hakiki akal menurut Islam dan wahyu. Oleh sebab itu, beliau selalu menekankan masyarakat untuk menggunakan akal mereka. Dalam pandangan Imam Musa as, siapa saja yang tidak menggunakan akalnya untuk berpikir, maka ia tidak pernah menjadi orang yang agamis dan insan yang berakhlak mulia. Dalam sebuah nasehatnya, beliau berkata, "Temukanlah pengetahuan dan makrifat dalam agama Tuhan. Sebab, pemahaman hukum dan syariat Tuhan adalah kunci kearifan dan menyebabkan (seseorang) sampai ke derajat yang tinggi dalam urusan agama dan dunia."

 

Ucapan itu menyiratkan makna bahwa agama adalah jaminan kebahagiaan manusia, dengan catatan dipahami dan dilaksanakan dengan benar. Oleh karena itu, Imam Musa as berusaha menghidupkan lentera kearifan dan akal di tengah masyarakat. Ketika menjelaskan kedudukan nikmat akal, Imam Musa as bersabda, "Allah memberikan dua hujjah bagi manusia, hujjah lahir dan hujjah batin. Hujjah lahir adalah para nabi dan imam maksum, sementara hujjah batin adalah akal mereka." Oleh sebab itu, para ulama dan fukaha Islam menjadikan akal sebagai salah satu landasan dan sumber utama untuk mengeluarkan hukum-hukum Islam setelah al-Quran dan hadis.

 

Imam Musa as juga mengingatkan kebersamaan kedua hujjah Ilahi tersebut. Dengan kata lain, hujjah lahir atau ajaran-ajaran langit akan dipahami ketika manusia menggunakan akalnya. Untuk itu, syarat beragama adalah menggunakan akal dan nalar. Karena, prinsip dan ajaran-ajaran agama dapat dipahami dengan menggunakan akal.

 

Akal juga berperan dalam menilai kebenaran dan kebohongan klaim-klaim para nabi. Orang-orang yang tidak menggunakan akalnya dengan benar, biasanya mereka keluar dari seruan wahyu. Atas dasar ini, poros semua kedudukan kemanusiaan adalah akal dan nalar. Imam Musa as berkata, "Tuhan tidak mengutus para nabi kepada hambanya kecuali untuk berpikir dan bernalar. Oleh karena itu, orang-orang yang menerima dengan cara terbaik adalah mereka yang memiliki makrifat terbaik tentang Tuhan. Orang-orang yang paling mengetahui tentang pekerjaan Tuhan adalah mereka yang istimewa dari segi akal. Dan orang-orang yang paling berakal adalah mereka yang memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat."

 

Ucapan itu memperjelas kedudukan sesungguhnya akal terhadap hujjah lahir yaitu wahyu dan risalah para nabi. Dengan kata lain, orang-orang yang menggunakan akalnya untuk memikirkan semesta dan Tuhan, mereka memiliki pengetahuan dan makrifat yang sempurna dan segala bentuk pengabaian akal, berarti kehilangan pengetahuan dan makrifat kepada Tuhan. Imam Musa as berkata, "Jika manusia menginginkan sesuatu dari Tuhan, maka mintalah kesempurnaan akal." Dalam sebuah ucapan lain, beliau berkata, "Barang siapa yang memohon serba kecukupan tanpa memiliki harta, ketenangan dan kedamaian hati tanpa mengundang iri orang lain, dan meminta keselamatan dalam agama, maka mintalah kesempurnaan akal dari Tuhan."

 

Manusia senantiasa perlu duduk bersama para pemikir dan meminta pendapat mereka dalam segala hal. Cara ini efektif untuk melatih diri dalam penggunaan akal sehat. Imam Musa as berkata, "Bergaul bersama ahli agama, akan membawa kemuliaan dunia dan akhirat. Dan bermusyawarah dengan orang yang berakal dan menginginkan kebaikan, akan mendatangkan berkah dan kesuksesan dari sisi Tuhan. Ketika orang yang berakal dan baik tadi memberikan sebuah pendapat kepadamu, janganlah engkau menentangnya karena bisa menyebabkan kehancuran."

 

Sementara bergaul dengan orang-orang yang tidak menggunakan akalnya, akan membuat seseorang jauh dari kebenaran dan ia akan disibukkan dengan perkara yang sia-sia. Imam Musa as berkata, "Hindarilah bergaul dengan orang bodoh dan pertemanan dengannya, kecuali engkau menemukan akal dan sifat amanah dalam dirinya, jika demikian maka bertemanlah dengannya dan jauhilah orang lain seperti engkau lari dari binatang buas."

Senin, 09 Desember 2013 18:33

KPK: Jadikan Korupsi Musuh Bersama

Komisi Pemberantasan Korupsi mengajak masyarakat untuk menjadikan korupsi sebagai musuh bersama sebagai upaya untuk memberantas korupsi di Indonesia.

"Sudah selayaknya kita jadikan korupsi sebagai musuh bersama dan mengikrarkan bahwa tidak ada tempat untuk koruptor di Indonesia," kata Ketua KPK Abraham Samad saat acara peresmian Pekan Antikorupsi 2013 di Istora Senayan, Jakarta, Senin.

Samad mengatakan meskipun Indonesia sudah merdeka selama 68 tahun namun masih banyak kemiskinan padahal Indonesia merupakan negara yang kaya.

"Kami miris, batin kita menangis melihat anak-anak kelaparan dan putus sekolah. Padahal negara kita bangsa kaya raya yang terkenal dengan slogan tanam jagung tumbuh jagung," ujar Samad.

Hal ini, lanjut Samad, disebabkan karena negara kita masih belum bebas dari korupsi.

"Andai di negara kita tidak ada korupsi program pembangunan akan lancar. Tidak ada ceritanya jalan becek tidak diaspal, anak-anak putus sekolah. Kita semua adalah agen perubahan, kalau bukan kita siapa lagi," kata Samad.

Menurut Samad, potensi korupsi selalu ada dalam setiap negara oleh karena itu masyarakat harus disadarkan tentang resiko korupsi. Maka melalui Pekan Antikorupsi 2013 yang digelar KPK pada 9-11 Desember ini diharapkan mampu menyampaikan nilai antikorupsi yang bukan hanya didengar atau dibaca saja tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Marilah kita hindari ketamakan dan keserakahan karena itu merupakan cikal bakal korupsi," tegas Samad.

KPK telah 10 tahun menjadi garda terdepan pemberantasan korupsi. Menurut Samad pekerjaan KPK sangat berat sehingga selain KPK terus berupaya menjaga energi serta stamina untuk terus memberantas korupsi, Samad berharap dukungan dari seluruh komponen masyarakat.

"Kita ingin memastikan agar masyarakat tidak permisif, tidak skeptis, dan tidak apatis terhadap kejahatan korupsi. Kalau bisa membentuk budaya masyarakat anti korupsi, Insya Allah kejahatan korupsi di tengah-tengah masyarakat, sedikit sedikit bisa hilang," katanya.

Minggu, 08 Desember 2013 19:30

Menyimak Statemen Joe Biden di Korea Selatan

Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden di akhir safarinya ke Asia mengunjungi Seoul dan bertemu dengan petinggi Korea Selatan termasuk Presiden Park Geun-hye. Di Korsel, Biden berusaha menjustifikasi program militer bersama dengan Korea Selatan dengan dalih menciptakan perimbangan kekuatan di kawasan.

 

Dalam pertemuannya dengan presiden Korsel, Biden seraya mengisyaratkan bahwa tidak perlu diragukan komitmen Washington untuk meningkatkan kehadirannya di Asia.Ia pun menekankan kerjasama di masa depan antara Washington dan Seoul. Biden menambahkan, keputusan Presiden Barack Obama untuk memulihkan perimbangan ke Asia tenggara adalah hal yang pasti dan Amerika tidak pernah melanggar janjinya.

 

Statemen Biden kian memperjelas tujuan Amerika yang membesar-besarkan kekuatan militer Cina dalam beberapa tahun terakhir. Petinggi Amerika sampai kini berusaha menjustifikasi kerjasama luas di bidang militer antara Washington dan Seoul serta Tokyo dengan dalih program nuklir Korea Utara. Kali ini pun Biden memperjelas program luas militer AS di Asia Tenggara dan hal ini mengindikasikak pergerakan besar militer Washingotn di kawasan Asia termasuk penempatan pesawat pembom di perairan Cina timur demi menghadapi kekuatan Beijing dan demi menyeimbangkan kekuatan di kawasan ini.

 

Biden dalam pertemuannya dengan Park Geun-hye menandaskan bahwa kebijakan baru Washington di bidang militer di kawasan yang ia sebut sebagai "Strategi Perimbangan Baru" jangan dicurigai dan ditanggapi secara negatif. Dalam kesempatan tersebut, Biden mengisyaratkan penekanan berulang kali Obama dan petinggi diplomasi negaranya untuk memulihkan kekuatan Amerika di Asia.

 

Petinggi Amerika dalam beberapa tahun terakhir berulang kali menenkankan bahwa pasca berakhirnya misi Washington di Afghanitan dan Irak, maka Gedung Putih menemukan peluang untuk menfokuskan pasukannya di Asia Timur. Pemerintah Amerika dalam menjustifikasi kebijakannya menandasknan bahwa kawasan Asia Timur memiliki laju perekonomian yang cepat di dunia dan Amerika juga berencana memanfaatkannya untuk meningkatkan ekspornya.

 

Oleh karena itu, pemerintah Barack Obama sejak awal menjadikan upayanya menjalin hubungan perdagangan dan menjalin aliansi dengan sekutunya serta menekan negara-negara seperti Cina sebagai dasar kebijakan barunya. Dukungan Amerika terkait friksi kepemilikan wilayah antara Cina dan Jepang serta penempatan pesawat pembom B-52 di kawasan dapat dicermati sebagai bagian dari strategi baru AS di Asia.

 

Kebijakan ini yang pada akhirnya mendorong Cina membentuk kawasan pertahanan udara di Laut Cina Timur dikarenakan kekhawatiran Beijing. Meski Biden dalam pertemuannya dengan petinggi Korea Sealtan menyatakan bahwa ia tidak mengakui kawasan tersebut, namun Cina juga mengancam jika ada sedikit saja pergerakan maka Beijing akan mengambil langkah pertahanan dan setiap pesawat yang melanggar akan ditindak secara tegas.

 

Berdasarkan keputusan terbaru pemerintah Beijing, pesawat militer yang ingin melintasi laut timur Cina harus memberitahukan agenda terbangnya kepada pemerintah Cina.

 

Mengingat statemen seperti ini, yang pasti hasil kebijakan AS khususnya program militer bersama negara ini dengan Korsel dan Jepang bukan saja ditujukan bagi perimbangan kekuatan di kawasan, namun malah akan memperkeruh friksi regional.

 

Oleh karena itu, meski penekanan Biden dalam lawatan terbarunya ke tiga negara Asia, Jepang, Korsel dan Cina, bahwa Washington bersikap netral dalam persengketaan wilayah di kawasan, maka harus diketahui bahwa AS tengah berusaha menyalahgunakan persengketaan wilayah ini untuk memajukan program militernya di kawasan demi menguasai penuh Asia-Pasifik. Hal ini dikarenakan para pakar strategi Amerika meyakini Asia di masa mendatang bakal menjadi pusat kekuatan dunia dan Washington tidak ingin menyerahkan kawasan ini kepada Cina yang digadang-gadang sebagai kekuatan baru regional dan internasional.

Berbagai berita menyebutkan eskalasi pergerakan diplomatik Amerika Serikat terkait perundingan damai antara Palestina dan Rezim Zionis Israel. Pertemuan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dengan petinggi Israel dan Otorita Palestina dalam beberapa hari lalu dapat dicermati dalam koridor ini.

 

Kerry tengah berusaha menemukan jalan bagi kemajuan perundingan damai dan pada hari Jumat (6/12) untuk ketiga kalinya dalam beberapa hari terakhir bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu di Baitul Maqdis serta membicarakan isu keamanan dan perundingan damai.

 

Disebutkan bahwa perundingan damai antara Otorita Ramallah dan Israel dengan AS sebagai mediatornya kembali dimulai Juli 2013 setelah satu tahun mandek. Kerry pada hari Jumat di Ramallah, Tepi Barat juga bertemu dengan Mahmoud Abbas, pemimpin Otorita Palestina selama tiga jam membicarakan berbagai isu.

 

Dalam hal ini, berbagai media melaporkan, sepertinya perundingan antara Kerry dan Abbas tidak mengalami kemajuan berarti, karena pemimpin Otorita Ramallah ini enggan menghadiri konferensi pers bersama menlu AS. Pergerakan diplomatik luas Amerika untuk keluar dari kebuntuan babak baru perundingan perdamaian bertepatan dengan propaganda palsu Washington terkiat hasil perundingan tersebut.

 

Di saat babak baru perundingan perdamaian Timur Tengah dimulai sejak Juli lalu, perundingan ini masih tetap mengalami kebuntuan. Hal ini diakui oleh petinggi Otorita Ramallah dan Israel dalam beberapa pekan terakhir. Di sisi lain, menlu Amerika mengklaim bahwa Palestina dan Israel semakin dekat dengan perundingan final untuk menggapai perdamaian.

 

Kepalsuan klaim menlu AS kian kentara ketika Saeb Erekat, juru runding Otorita mereaksi statemen Kerry tersebut dan menekankan bahwa perundingan damai dalam kondisi rumit dan sulit. Erekat dalam wawancaranya menjelaskan negosiasi panjang dan tanpa hasil antara Abbas dan Kerry mengindikasikan bahwa perundingan dalam kondisi buruk.

 

Tak diragukan lagi, prakarsa perdamaian baru AS merupakan pelengkap konspirasi sebelumnya Washington dan negara Barat terhadap krisis Palestina. Hal ini juga jelas bahwa prakarasa ambigu Amerika untuk menghidupkank embali perundingan damai yang sepenuhnya pro Israel sejatinya membuka peluang lebih besar Tel Aviv menuntut konsesi terhadap Palestina.

 

Oleh karena itu, babak baru pergerakan yang diistilahkan Amerika sebagai perdamaian di Timur Tengah sama dengan pergerakan sebelumnya negara ini di mana kebanyakan hak-hak bangsa Palestina seperti isu tawanan, pengungsi dan kondisi Baitut Maqdis serta pembentukan negara independen Palestina diabaikan.

 

Poros prakarsa perdamaian AS seperti pertukaran wilayah yang dimaksudkan penguasaan penuh Israel terhadap sebagain besar daerah pendudukannya di bumi Palestina menununjukkan kedalaman pergerakan Washington di kawasan.

 

Dalam prakarsa Amerika ini hanya ditekankan penarikan diri dari sebagian kecil wilayah Palestina serta penegasan pengakuan resmi rezim Zionis sebagai negara Yahudi oleh Otorita Ramallah dan pemerintah Arab. Dalam kondisi seperti ini, Amerika tengah menggelontorkan prakarsa baru yang praktisnya menafikan segala bentuk penarikan rezim Zionis dari bumi Palestina yang dikemas dalam bentuk strategi baru "pertukaran wilayah".

 

Babak baru pergerakan dan konspirasi Amerika terhadap krisis Palestina yang ditandai dengan lobi serta lawatan berulang kali Kerry ke Timur Tengah dalam beberapa bulan terakhir telah menimbulkan dampak lebih luas dan membangkitkan protes bangsa Palestina.

Minggu, 08 Desember 2013 19:26

Kebuntuan Politik di Thailand

Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra Sabtu (7/12) menyatakan, kebuntuan politik di negara ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Ia menjelaskan, dialog untuk mencapai hasil yang mengedepankan kepentingan pemerintah dan rakyat merupakan solusi paling tepat. Oleh karena itu, pemerintah mengharapkan dialog dengan kubu oposisi demi mengakhiri krisis yang ada.

 

Realitanya adalah pemerintahan Yingluck Shinawatra sejak satu bulan silam tetap membuka pintu dialog dengan kubu oposisi. Namun apa yang terjadi di jalan-jalan kota Bangkok dengan jelas menunjukkan bahwa masa depan pemerintah Thailand masih tetap kabur.

 

Hampir satu bulan kubu oposisi khususnya Partai Demokrat berusaha keras melumpuhkan pemerintah serta menggagalkan berbagai program dengan menggelar aksi demo dan menduduki berbagai departemen serta instansi pemerintah. Dari seluruh bukti yang ada dapat disimpulkan bahwa kubu oposisi hanya akan puas jika pemerintah tumbang.

 

Suthep Thaugsuban, pemimpin oposisi dan mantan anggota parlemen dari Partai Demokrat merupakan tokoh utama yang mengorganisir aksi demo anti pemerintah di jalan-jalan negara ini. Ia menyeru rakyat Thailand menggelar aksi demo besar-besaran pada 9 Desember yang ia sebut sebagai perlawanan terakhir terhadap pemerintah.

 

Pemimpin oposisi ini meminta rakyat pada 9 Desember mogok kerja dan berpartisipasi dalam demonstrasi penghabisan melawan pemerintah. Ia menandaskan bahwa jika demonstran mencapai satu juta orang maka dirinya akan mengumumkan kemenangan mereka dan selanjutnya akan dibentuk sebuah dewan rakyat untuk mengambilalih kekuasaan serta menjalankan roda pemerintahan.

 

Thaugsuban mengatakan jika jumlah demonstran tidak terlalu banyak, maka dirinya akan mengakui kekalahannya dan menyerahkan diri kepada polisi. Mengingat model dan gerakan demokrasi di Thailand, sepertinya Yingluck tidak akan memanfaatkan represi, sensor atau ancaman terhadap rakyat untuk menghadapi kubu oposisi. Namun apa yang telah dinyatakan oleh perdana menteri Thailand, pintu perundingan masih tetap terbuka bagi kubu oposisi dan pemerintah Bangkok tidak akan membatasi aktivitas politik di masyarakat negara ini.

 

Disebutkan bahwa proses transformasi di Thailand terus berlangsung dan di sisi lain militer lebih memilih bersikap netral serta bersedia menjadi mediator antara kedua pihak yang bertikai. Sikap militer dinilai sebagai upaya untuk mengakhiri krisis yang tengah berlangsung. Oleh karena itu dapat juga dikatakan bahwa tidak mungkin akan terjadi kudeta untuk menggulingkan pemerintah guna mengakhiri krisis politik di Thailand.

 

Salah satu komandan senior angkatan laut Thailand menolak tegas desas-desus terjadinya kudeta baru. Thailand selama ini terkenal sebagai negara yang kerap terjadi kudeta. Kudeta militer ke 18 terjadi pada 19 September 2006 yang ditujukan untuk menumbangkan pemerintahan Thaksin Shinawatra, perdana menteri saat itu. Kini sepertinya militer Thailand telah menyadari dampak dari kudeta, oleh karena itu mereka akan berusaha mengambil sikap lebih obyektif menghadapi transformasi yang ada.

 

Mungkin dapat dikatakan bahwa perdana menteri Thailand dengan statemennya telah mengalami keputusasaan politik. Padahal kelayakan politiknya telah didukung di parlemen. Namun solusi tunggal mengatasi kebuntuan politik Thailand saat ini menurut para pengamat adalah membentuk sebuah pemerintahan nasional dengan melibatkan seluruh partai.

Tim inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengunjungi Iran untuk meninjau langsung situs nuklir negara itu. Bersamaan dengan masuknya tim inspektur IAEA ke reaktor nuklir Arak, yang merupakan bagian dari kesepakatan nuklir antara Iran dan IAEA, Juru Bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behroush Kamalvandi hari Sabtu (17/12) menyatakan bahwa pengujian pertama terhadap generasi terbaru sentrifugal sudah selesai. Kamalvandi menegaskan sikap Iran untuk melanjutkan pengolahan uranium demi memenuhi kebutuhan energi listrik dan medis.

 

Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dalam sebuah pernyataan hari Rabu (4/12) mengatakan, "kunjungan Inspektur IAEA adalah indikasi niat baik Tehran untuk menghapus ambiguitas tentang status damai program nuklirnya." Sebelumnya, Direktur AEOI, Ali Akbar Salehi dan Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano pada tanggal 12 November lalu menandatangani pernyataan bersama di Tehran mengenai peta jalan bagi kerjasama yang lebih luas mengenai nuklir Iran.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Iran, secara sukarela, mengizinkan inspektur IAEA mengunjungi situs air berat, Arak dan tambang Gachin di Bandar Abbas, Iran selatan. Di sisi lain, Iran juga meminta IAEA bersikap objektif terkait masalah nuklir sipilnya.

 

Analis politik Iran mengatakan, tim penyelidik Badan Energi Atom Internasional (IAEA) harus menunjukkan sikap netralnya dalam melakukan inspeksi di instalasi nuklir Iran. Selain itu, tim inspektur IAEA juga harus menjaga kerahasiaan informasi mengenai instalasi nuklir Iran sesuai dengan perjanjian pelarangan produksi dan perluasan senjata nuklir (NPT), serta tidak menyerahkannya kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

 

Di saat Iran menunjukkan sikap kooperatifnya dengan membuka jalan bagi inspektur IAEA mengunjungi situs nuklirnya, para pejabat AS melancarkan statemen kontraproduktif yang berada dalam pengaruh lobi Zionis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Menlu AS John Kerry dan Menhan Chuck Hagel. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama hari Sabtu (7/12) mengungkapkan sikapnya mengenai diplomasi nuklir Iran dengan menyebut perundingan tersebut akan memberikan keuntungan lebih besar bagi Israel dan AS daripada aksi militer. Berbicara di Brookings Institution, Obama menjelaskan beberapa perbedaan antara dirinya dan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, yang terus menentang kesepakatan nuklir Iran.

 

Berdasarkan kesepakatan Jenewa, AS dan lima negara lainnya sepakat untuk mengurangi beberapa sanksi ekonomi terhadap Iran. Kesepakatan sementara tersebut juga memberikan waktu dan ruang untuk membahas perjanjian jangka panjang di mana Iran akan terus memperkaya uranium dalam "tingkat rendah", sedangkan enam kekuatan dunia akan mencabut sanksi terhadap Tehran.

 

"Tidak ada kubu politik di Tehran yang mentolerir apapun kecuali sebuah ‘solusi yang bermartabat' untuk sengketa nuklir selama satu dekade," tegas Obama. Pada kesempatan itu, Obama juga mengatakan AS tetap berkomitmen bagi kepentingan keamanan Israel.

Minggu, 08 Desember 2013 19:22

Militer Suriah Kontrol Penuh Kota Al-Nabk

Militer Suriah dalam operasi pembersihan teroris di seluruh wilayah negara itu terutama di al-Qalamoun telah mengalami berbagai kemajuan termasuk pengontrolan kembali sebuah daerah di kawasan pegunungan tersebut.

 

Pasukan Suriah pada Sabtu (7/12) berhasil mengontrol kembali sebuah daerah di wilayah al-Qalamoun dekat kota al-Nabk, utara Damaskus, ibukota negara itu.

Menurut pejabat Suriah, pasukan telah berada di dalam kota al-Nabk yang terletak di 81 kilometer sebelah utara Damaskus.

Selama beberapa bulan terakhir, tentara Suriah telah merebut kembali berbagai daerah dan kota dari tangan para militan yang disponsori oleh berbagai pihak asing.

Militer Suriah pada tanggal 3 Desember menggelar operasi sapu bersih di daerah al-Arqoub yang terletak di sebelah timur laut al-Nabk dan berhasil menghancurkan sejumlah perangkat peledak militan.

 

BBC pada Sabtu melaporkan bahwa kelompok-kelompok teroris yang berafiliasi dengan al-Qaeda menggunakan "rumah-rumah persembunyian" di Turki selatan untuk mengirim militan asing ke Suriah.

Laporan tersebut menambahkan, Turki kini menjadi rute pasokan yang semakin terorganisir untuk militan-militan asingyang berusaha menggulingkan pemerintahan legal Presiden Suriah, Bashar al-Assad.


Seorang militan Perancis yang dikutip BBC mengatakan, ada ribuan dari kami yang berasal dari seluruh penjuru dunia.

Pemimpin Gerakan Kemerdekaan Bahrain mengatakan,perubahan regional dan internasional akan memaksa rezim Al Khalifa memenuhi tuntutan rakyat atau mengundurkan diri.

"Rezim bersikeras tidak akan memberikan hak-hak rakyat, tetapi pada saat yang sama perubahan regional akan memaksa rezim untuk ... runtuh," kata Saeed Shehabi dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Press TV, Sabtu (7/12).

Ia menambahkan, rezim Al Khalifa mengandalkan Arab Saudi untuk menumpas demonsran dengan brutal, tetapi kekuatan regional itu posisinya menjadisangat lemah secara politik, internal, regional dan internasional.

"Jadi saya tidak yakin rezim Bahrain akan bertahan lama, terutama jika rezim itu gagal untuk mengatasi tuntutan rakyat secepatnyasebelum terlambat," ujarnya.

 

Menurut Aktivis HAM itu, perubahan situasi internasional akan berpihak kepada rakyat Bahrain dan bertentangan dengan kepentingan rezim Al Khalifa.

Shehabi menyatakan optimis bahwa perubahan akan segera menyelesaikan situasi di Bahrain, namun ia mengatakan bahwa masyarakat Bahrain mungkin harus membayar mahal atas reformasi demokratis yang mereka perjuangkan.


Pemimpin Gerakan Kemerdekaan Bahrain lebih lanjut menekankan pentingnya kunjungan Menteri Pertahanan Amerika SerikatChuck Hagel baru-baru ini ke Bahrain ketika gejolak di negara pesisir Teluk Persia itu meningkat.

 

Menurutnya, Dialog Manama seharusnya membicarakan tentang hak-hak rakyat Bahrain dan membahas isu tersebut sebagai prioritas.

 

Hagel dan Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague pada Jumat dan Sabtu menghadiri pertemuan keamanan selama dua hari di Manama, ibukota Bahrain, yang dikenal dengan Dialog Manama.

Minggu, 08 Desember 2013 19:18

Bom Guncang Pasar, Lima Orang Tewas

Ledakan bom di sebuah pasar di Baghdad, ibukota Irak telah menewaskan lima orang dan melukai belasan lainnya.

Insiden itu terjadi Ahad (8/12) pagi di pasar yang ramai di kawasan Amil, barat daya Baghdad.

Menurut keterangan polisi, serangantersebut juga melukai belasan orang.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan keji itu.

 

Pemboman tersebut terjadi sehari setelah 14 orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangkaian serangan dan pemboman di seluruh Irak.

Pemerintah Irak mengatakan,militan al-Qaeda telah meluncurkan sebuah perang terbukauntuk mengobarkan kekacauandi Negeri Seribu Satu Malam itu.

Sejauh bulan Desember ini, lebih dari 80 orang tewas dalam pemboman dan kekerasan di Irak.

Sejak awal tahun 2013, kekerasan di seluruh Irak telah menewaskan lebih dari 6.200 orang.