کمالوندی

کمالوندی

Rabu, 20 Februari 2013 13:51

Gempa Politik Tunisia

Krisis politik yang melanda Tunisia tak kunjung reda, bahkan mulai mengancam revolusi rakyat yang baru seumur jagung itu. Pasalnya, Hamadi Jebali mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri Tunisia Senin (18/2) setelah gagal mencapai kesepakatan mengenai pembentukan kabinet baru.

Sebelumnya, Jebali pada Sabtu (16/2) menggelar perundingan politik yang melibatkan kubu oposisi di Istana Carthage, Tunis, menyusul gelombang protes baru-baru ini yang menuntut pembubaran pemerintah. Dalam pembicaraan tersebut, Jebali mendesak semua pihak untuk menahan diri dan tidak mengobarkan situasi yang lebih parah. Ia telah berkonsultasi dengan sejumlah pemimpin partai setelah dirinya setuju untuk mendirikan sebuah pemerintahan teknokrat.

Dua tahun berlalu pasca kemenangan revolusi, rakyat berharap kepada pemerintahan baru untuk mewujudkan perubahan situasi dan kondisi ekonomi, sosial dan politik ke arah yang lebih baik. Tapi krisis politik menjadi batu sandungan terbesar bagi terwujudnya harapan tersebut. Masalah utamanya dipicu oleh aksi teror yang menewaskan pemimpin oposisi dari sayap kiri Chokri Belaid.

Pembunuhan tersebut memicu demonstrasi luas di seluruh Tunisia. Markas partai berkuasa Ennahda menjadi sasaran para demonstran. Kelompok-kelompok oposisi menuding Ennahda berada di balik pembunuhan itu. Namun, pemimpin partai Rashid al-Ghannushi membantahnya.

Pemerintahan baru Tunisia saat ini terdiri dari Partai Ennahda, Kongres untuk Republik dan Koalisi Demokratik untuk Kerja dan Kebebasan. Partai Ennahda meraih 89 kursi dari 217 kursi di Dewan pendiri Tunisia. Selain kursi perdana menteri, pos-pos penting juga dikuasai oleh partai Ennahda. Masalah ini memicu reaksi keras dari partai oposisi.

Ennahda menilai apa yang terjadi di ranah politik saat ini adalah hasil kesepakatan bersama pemilu dewan pendiri yang digelar Oktober 2011. Namun kini setelah setahun setengah berlalu dari kesepakatan tersebut, partai nasionalis dan sayap kiri tidak menerimanya dan mulai melancarkan protes yang menyulut krisis politik. Salah satu dampak negatif dari krisis itu mundurnya Hamadi Jebali dari jabatannya sebagai perdana menteri.

Dewasa ini Tunisia berada di pusaran krisis politik yang mengancam revolusi rakyat. Sebab antek-antek rezim Ben Ali yang terguling senantiasa mencari celah untuk kembali berkuasa di arena politik negara Afrika Utara itu. Selain itu, negara-negara Barat yang tidak menghendaki naiknya kubu Islam terus-menerus berupaya menyulut instabilitas di negara Muslim tersebut. Sejatinya, tantangan terbesar Tunisia saat ini adalah pembentukan kabinet rekonsiliasi nasional yang melibatkan semua pihak dengan mendahulukan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan kelompok

Terungkapnya skandal baru para pejabat Israel baru-baru ini memancing reaksi luas opini umum dan menguak parahnya kebobrokan dalam struktur politik rezim Zionis.

Menyusul pengaduan seorang perempuan terhadap Menteri Pendidikan Israel yang mengaku menjadi korban pelecehan, penasehat kabinet Israel menginstruksikan penyelidikan terhadap skandal baru ini.

Disebutkan bahwa perempuan itu melayangkan surat kepada PM Israel, Benyamin Netanyahu dan menyatakan bahwa dirinya telah menjadi korban pelecehan Menteri Pendidikan Israel, Gideon Sa'ar, dan meminta Netanyahu untuk tidak memilih Sa'ar dalam susunan kabinet barunya.

Skandal baru ini mencuat di saat proses pengadilan terhadap Avigdor Lieberman, mantan menteri luar negeri rezim Zionis atas tuduhan korupsi dan penyimpangan politik, baru saja dimulai. Jika ia terbukti bersalah, dan jika ia divonis penjara lebih dari tiga bulan, maka Lieberman tidak akan dapat beraktivitas dalam kabinet selama tujuh tahun, dan akan kehilangan kursinya di parlemen. Lieberman sendiri langsung mengundurkan diri setelah menghadapi gugatan korupsi. Pasca pengunduran diri Lieberman, Netanyahu juga merangkap sebagai menlu untuk sementara.

Terungkapnya skandal baru terhadap salah satu kandidat anggota kabinet Netanyahu, yang telah disusun oleh Shimon Peres, semakin menambah terjal jalan berliku pembentukan kabinet baru pasca pemilu.

Rezim Zionis dikenal sebagai rezim penjajah yang memiliki watak anti-kemanusiaan di kancah internasional yang mengidap berbagai macam penyakit kronis korupsi dan kefasadan. Pada hakikatnya rezim Zionis memang sangat menonjol seakan para pejabat Israel saling berlomba dalam hal ini.

Tzipi Livni, yang juga pernah menjabat sebagai menlu Zionis dalam wawancaranya dengan Times Israel, mengaku bahwa di masa tugasnya di Dinas Rahasia Israel (Mossad), dia harus berhubungan seks dengan sejumlah pejabat Arab untuk mengorek informasi dari mereka.

Livni mengatakan berusaha keras menciptakan skandal dan menyusun berkas-berkas asusila para tokoh penting Arab dan dia sangat membanggakan aksinya itu dan bahkan jika diperlukan dia "tidak segan-segan melakukannya lagi."

Masalah ini menunjukkan betapa parahnya dekadensi moral para pejabat rezim Zionis Israel. Melihat pada masyarakat Zionis dapat dipahami pula bahwa tatanan masyarakat Israel terbangun di atas pondasi kefasadan yang semakin meningkat.

Pada hakikatnya, rezim Zionis merupakan pusat kefasadan yang lebih tinggi dari kefasadan yang terjadi di Barat. Hal ini juga tak jarang diakui media massa mainstream Barat.

Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov mengumumkan pengunduran diri pemerintahannya setelah terjadi demonstrasi nasional memprotes tagihan listrik yang melonjak tinggi.

Hal tersebut disampaikan Borissov pada Rabu (20/2).

Kementerian Dalam Negeri Bulgaria pada Selasa mengatakan, protes terhadap tagihan listrik terjadi sedikitnya di sepuluh kota, termasuk Sophia, ibukota Bulgaria.

25 orang ditahan dan belasan lainnya terluka dalam bentrokan antara polisi dan pendemo di Sophia.

PM Bulgaria pada Selasa mengatakan bahwa tarif listrik dapat dipotong hingga delapan persen. Borissov juga memutuskan untuk memberhentikan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Simeon Djankov.

Demonstrasi dimulai sepuluh hari yang lalu dan terus berlangsung hingga kini.

Bulgaria menaikkan biaya listrik sebesar 13 persen pada bulan Juli tahun lalu. Warga negara ini harus mengalokasikan sebagian besar pendapatan bulanan mereka untuk membayar tagihan listrik, terutama di musim dingin.

Islam memandang laki-laki dan perempuan bukan ukuran kemuliaan seseorang, sebab hal itu tidak ditentukan oleh gender. Keutamaan dan kemuliaan Ahlul Bait tidak terbatas hanya pada laki-laki saja, wanita-wanita keluarga Nabi juga memiliki keutamaan tinggi. Di antara wanita suci Ahlul Bait adalah Sayidah Fathimah Zahra as, putri Nabi, Sayidah Zainab Kubra dan Fathimah Maksumah. Ketiga wanita suci ini terkenal karena ketakwaan, ibadah, keluasan ilmu dan akhlaknya. Mereka menjadi teladan bagi umat Islam sepanjang sejarah.

Tanggal 10 Rabiul Tsani, bertepatan dengan hari wafatnya wanita suci Ahlul Bait as, Sayidah Fatimah Maksumah as, putri Imam Musa Kazim as serta saudari Imam Ali Ridha as. Beliau termasuk anggota keluarga Ahlul Bait as yang memiliki kemuliaan tinggi dari anak-anak Imam Musa as, setelah saudaranya Imam Ridha. Bukti kemuliaan wanita suci ini dapat ditelusuri dari penghormatan tinggi para Imam maksum dan pemuka Islam. Manusia-manusia suci dan ulama besar Islam banyak memuji serta menyebutkan keutamaan Sayidah Maksumah as.

Imam Shadiq as sudah sekian tahun yang lalu memberitahukan tentang kelahiran Sayidah Maksumah. Beliau bersabda: "Akan meninggal dan dikuburkan seorang perempuan dari salah seorang keturunanku yang namanya adalah Fatimah putri Musa, seorang perempuan yang dengan syafaatnya pada hari kiamat, seluruh pengikut syiah akan masuk sorga".

Sayidah Maksumah dibesarkan di rumah cahaya dan sumber keilmuan. Dari sisi keimuan dan spiritualitas, Sayidah Maksumah berhasil mencapai derajat tinggi. Hal ini disebabkan beliau mendapat didikan dari ayahnya, Imam Musa Kazim dan saudaranya, Imam Ali Ridha. Oleh karena itu, beliau cepat meraih kesempurnaan dan posisi spiritual yang tinggi khususnya di bidang ilmu dan makrifah. Sejak usia kanak-kanak, Sayidah Maksumah telah menunjukkan kecerdasaan dan keluasan ilmunya. Di usia tersebut beliau mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan agama dari umat Islam ketika sang ayah tidak berada di rumah.

Sayidah Maksumah merupakan figur mulia yang menjalani kehidupan sesuai dengan al-Quran dan ajaran Islam. Beliau memiliki kedudukan tinggi dari sisi kesempurnaan manusia, karena mengisi kehidupan dengan kecintaan kepada Allah Swt dan senantiasa menjalankan ajaran Islam. Mengenai kesalehan dan ketakwaan Sayidah Maksumah, Imam Ridha as menyebut saudarinya Maksumah yang berarti wanita yang bersih dari dosa.

Sayidah Maksumah dipanggil dengan berbagai gelar, salah satunya adalah gelar Muhadisah, yang berarti salah satu wanita yang meriwayatkan hadis. Hadis-hadis yang beliau riwayatkan mendapat posisi tinggi di kalangan ulama dan dipercaya. Sepanjang hidupnya, Sayidah Maksumah sangat gigih memperjuangkan dan mempertahankan wilayah Ahlul Bait as. Hal ini menunjukkan wawasan luas beliau terhadap kondisi zamannya, karena saat itu pemerintah Abbasiyah memberlakukan kondisi yang sangat ketat khususnya terhadap Ahlul Bait dan pengikutnya.

Di era dinasti Bani Abbasiyah, aksi penyiksaan dan penjara-penjara menakutkan membuat umat tidak dapat mengakses Imam Kazim as. Di era kepemimpinan Imam Ridha as, juga tidak boleh dilupakan peran Sayidah Maksumah dalam menjelaskan posisi Imamah Ahlul Bait kepada umat Islam. Ketika itu, Sayidah Maksumah giat berjuang mengokohkan pondasi Imamah di tengah masyarakat dengan menjelaskan sejumlah hadis yang berkaitan dengan wilayah Ahlul Bait.

Di antara hadis yang diriwayatkan Sayidah Maksumah adalah Hadis Manzilah yang menjelaskan posisi Imam Ali as. Di hadis ini dijelaskan bahwa kedudukan Imam Ali terhadap Nabi Saw, seperti posisi Harun bagi Nabi Musa as. Beliau juga menjelaskan peristiwa penting di Ghadir Khum untuk mencegah umat Islam tersesat dan lalai dari amanat Nabi kepada mereka.

Beliau juga senantiasa mengingatkan umat terkait jawaban Imam Ridha as soal usulan Khalifah Makmun kepada Imam ini. Makmun dalam makarnya mengusulkan posisi Putra Mahkota kepada Imam Ridha as, sebuah usulanyang bersifat makar dan tipu daya. Hal ini tak lebih dimaksudkan Makmun untuk meredam perlawanan para pengikut Ahlul Bait as. Imam Ridha saat menjawab usulan Makmun mengatakan, jika khilafah merupakan hakmu tidak seharusnya kamu melimpahkannya kepada orang lain, namun jika bukan hakmu, mengapa kamu menyebut dirimu khalifah umat Islam dan menentukan putra mahkota (Wali Ahd).

Sayidah Maksumah mengingatkan kembali peristiwa tersebut demi menyadarkan masyarakat bahwa kepemimpinan terhadap umat Islam merupakan hak keluarga suci Nabi. Oleh karena itu, selanjutnya sejarah mencatat perjuangan besar Sayidah Maksumah dalam mengokohkan Imamah Ahlul Bait khususnya di saat masalah kepemimpinan tengah dirongrong oleh konspirasi musuh.

Sayidah Maksumah berhijrah dari Madinah menuju Marv di Iran untuk menjumpai saudaranya, Imam Ridha as. Rombongan Sayidah Maksumah yang tengah menuju Marv mendapat sambutan hangat masyarakat. Selama perjalanan beliau memanfaatkan kesempatan untuk menjelaskan keutamaan Ahlul Bait kepada masyarakat.

Hal inilah yang membuat antek-antek Bani Abbasiyah memburu rombongan Sayidah Maksumah. Ketika rombongan ini sampai di kota Saveh, mereka diserang oleh pasukan Makmun dan kelompok pembenci Ahlul Bait. Sejumlah pengikut beliau di peperangan tak seimbang ini gugur syahid. Akibat peristiwa ini, Sayidah Maksumah terpukul batinnya dan jatuh sakit. Atas inisiatif Sayidah Maksumah, rombongan kemudian menuju kota Qom.

Tokoh dan ulama Qom yang mendengar kedatanganSayidah Maksumah langsung keluar menyambut rombongan keluarga Nabi ini. Wanita suci ini tak lebih dari 17 hari hidup di Qom, beliau akhirnya menghembuskan nafasnya akibat penyakit yang beliau derita pada tanggal 10 Rabiul Tsani 201 H.

Hingga kini, keberadaan Sayidah Maksumah yang sangat singkat di kota Qom mendatangkan berkah yang cukup besar. Kini, setelah berlalu berabad-abad, makam Sayidah Maksumah di Qom, diziarahi ribuan bahkan jutaan orang dari segala penjuru dunia. Makam Sayidah Maksumah di Qom menebarkan berkah bagi kota suci ini, dan berkembangnya Hauzah ilmiah. Para pemikir dan pencinta Ahlul Bait dari berbagai negara dunia mengunjungi kota suci Qom untuk menuntut ilmu-ilmu Islam. Kota ini selanjutnya menjadi tempat para peziarah para pecinta Ahlul Bait as. Di kota ini kemudian muncul Pusat Pendidikan Agama (Hauzah Ilmiah) besar di dunia Islam.

 


Hauzah ilmiah Qom dewasa ini menjadi benteng pertahanan yang menjaga, melestarikan dan mengembangkan ilmu-ilmu Islam. Bahkan dengan berjalannya waktu Hauzah Ilmiah Qom telah melahirkan berbagai ulama dan ilmuwan Islam terkemuka.

Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, Yunani membutuhkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja untuk keluar dari krisis ekonomi yang membelit negara ini.

"Kita harus memastikan bahwa pertumbuhan dan pekerjaan kembal ilagi di Yunani," kata Hollande dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras di Athena pada Selasa (19/2).

Ia menambahkan, kita perlu lebih banyak pertumbuhan di Eropa dan inilah cara kita untuk mencapai tujuan pengurangan defisit publik kita.

"Saya tidak datang untuk menjual senjata ...kami harus menunjukkan solidaritas, dukungan dan keyakinan kepada Yunani bahwa akan ada pertumbuhan kembali," tandasnya.

Yunani, masih kata Hollande, harus melakukan berbagai upaya dan memenuhi komitmennya, namun upaya telah cukup.

"Tidak ada masyarakat di Eropa mengalami ujian seperti ini, jadi kita harus berada di samping Yunani," pungkasnya.

Sebagai tanggapan, PM Yunani memuji Parisatas dukungannya yang membiarkan Athena tetap berada di Zona Euro.

"Perancis telah memberi kami dukungan penting selama beberapa bulan terakhir untuk tinggal di Eropa dan mendukung kami hari ini untuk keluar dari krisis," kata Samaras.

Yunani telah menjadi pusat dari krisis utang di zona euro dan memasuki tahun keenam dari resesinya.

Langkah-langkah pengetatan ekonomi menyebabkan sekitar setengah juta orang di Yunani kehilangan pekerjaan.

Khorsid Deli, seorang pengamat politik Turki menyatakan, "Kontrak persenjataan terbaru antara rezim Zionis Israel dan Turki senilai 200 juta dolar, mengindikasikan bahwa pada hakikatnya tidak ada krisis dalam hubungan kedua pihak.":

Dalam wawancaranya dengan Alalam (20/2), Deli mengatakan, kesepakatan penjualan senjata senilai ratusan juta dolar itu menunjukkan bahwa hubungan Turki dan Israel yang dalam beberapa tahun terakhir dikabarkan meregang ternyata tidak demikian. Akan tetapi menurut Deli bagi orang yang mengikuti perkembangan hubungan Turki dan Israel, maka akan jelas baginya bahwa kerenggangan hubungan tersebut tidak benar-benar terjadi.

Keterakan hubungan dengan Israel itu dimanfaatkan oleh Turki untuk menggalang dukungan dari dunia Arab dan negara-negara Islam, agar Ankara dapat tampil sebagai kekuatan berpengaruh di kawasan.

Analis politik itu menambahkan, "Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Turki dan Israel dilakukan secara rahasia, sementara di tingkat keamanan, kerjasama para pejabat kedua negara tetap harmonis."

Dikatakannya pula bahwa dengan politik seperti Turki berusaha menyusupkan pengaruhya ke dunia Arab sehingga akan dikenal sebagai sebuah negara penentang program-program Zionis.

Pada tahun 2002, ini Turki memesan empat pesawat AWACS (Airborne Warning and Control System) Boeing 737-700 dari Israel.

Senin (17/2) koran Zaman terbitan Turki melaporkan bahwa Israel telah menyerahkan sistem elektronik udara yang akan diintegrasikan dengan pesawat militer AWACS kepada Turki.

Rabu, 20 Februari 2013 13:36

Hizbullah Tangkap Mata-Mata Israel

Gerakan Muqawama Islam Lebanon Hizbullah menangkap seorang warga Lebanon di kota Baalbek atas tuduhan bekerja sama dengan Badan Intelijen Israel (Mossad).

Warga Lebanon itu ditangkap saat berada di kompleks keamanan Hizbullah di kota Baalbek. Demikian dilaporkan TV Lebanon Rabu (20/2).

Sejak April 2009, lebih dari 100 orang ditangkap di Lebanon karena dituduh bekerja sama dengan Mossad sejumlah personil keamanan dan karyawan telekomunikasi.

Tel Aviv melancarkan perang intelijen anti-Hizbullah menyusul kekalahannya dalam Perang 33 Hari di Lebanon pada tahun 2006.

Pada akhir Januari, sebuah pengadilan militer di Lebanon memvonis seorang warga yang bekerja sama dengan Mossad dan menyampaikan informasi tentang keberadaan pemimpin Hizbullah.

Terdakwa yang disebut media Lebanon bernama Talal Khalil itu, memberikan informasi tentang pangkalan milik gerakan perlawanan Hizbullah kepada Israel. Dia telah bekerja sama dengan Mossad sejak tahun 2001.(IRIB Indonesia/MZ)

قَال عليه السلام : كُنْ فِي الْفِتْنَةِ كَابْنِ اللَّبُونِ لاَ ظَهْرٌ فَيُرْكَبَ، وَلاَ ضَرْعٌ فَيُحْلَبَ.

1. Amirul Mukminin as berkata: Dalam masa kekacauan sosial, jadilah seperti unta remaja[1] yang tak berpunggung cukup kuat untuk ditunggangi dan tidak pula bersusu untuk diperah.

قَالَ عليه السلام : أَزْرَىبِنَفْسِهِ مَنِ اسْتَشْعَرَ الطَّمَعَ، وَرَضِيَ بِالذُّلِّ مَنْ كَشَفَ ضُرَّهُ، وَهَانَتْ عَلَيْهِ نَفْسُهُ مَنْ أَمَّرَ عَلَيْهَا لِسَانَهُ

2. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa mengambil serakah sebagai kebiasaan, ia menurunkan harga dirinya sendiri; barangsiapa membeberkan kesukaran-kesukarannya, ia menyetujui penghinaan; dan barangsiapa memperkenankan lidahnya menguasai jiwanya, ia mengaibkan jiwanya.

قَال عليه السلام : وَالْبُخْلُ عَارٌ، وَالْجُبْنُ مَنْقَصَةٌ، وَالفَقْرُ يُخْرِسُ الْفَطِنَ عَنْ حُجَّتِهِ، وَالْمُقِل ُ غَرِيبٌ فِي بَلْدَتِهِ،

3. Amirul Mukminin as berkata: Kekikiran adalah malu; sifat pengecut adalah cacat; kemiskinan menggagalkan lelaki cerdas membela kasusnya; orang melarat adalah orang asing di kotanya sendiri.

قَال عليه السلام : الْعَجْزُ آفَةٌ، وَالصَّبْرُ شَجَاعَ وَالْوَرَعُ جُنَّةٌ وَنِعْمَ الْقَرِينُ الرِّضَى،

4. Amirul Mukminin as berkata: Ketidakmampuan adalah petaka; kesabaran adalah keberanian; zuhud adalah kekayaan; pengendalian diri adalah perisai (terhadap dosa): dan sahabat terbaik adalah penyerahan (kepada Allah).

قَال عليه السلام الْعِلْمُ وِرَاثَه كَرِيمَةٌ، وَالاََْدَبُ حُلَلٌ مُجَدَّدَةٌ، وَالْفِكْرُ مِرْآةٌ صَافِيَةٌ،

5. Amirul Mukminin as berkata: Pengetahuan adalah harta yang patut dimuliakan; perilaku baik adalah busana baru, dan pikiran adalah cermin yang jernih.

قَال عليه السلام َصَدْرُ الْعَاقِلِ صُنْدُوقُ سِرِّهِ، وَالْبَشَاشَةُ حِبَالَةُكك الْمَوَدَّةِ، وَالاِْحْتِمالُقَبْرُ العُيُوبِ. الْمُسَالَمَةُ خَبْءُ الْعُيُوبِ، وَمَنْ رَضِيَ عَنْ نَفْسِهِ كَثُرَ السَّاخِطُ عَلَيْهِ،

6. Amirul Mukminin as berkata: Dada si arif adalah peti besi rahasianya; keceriaan adalah ikatan persahabatan; kesabaran yang efektif adalah kuburannya kekurangan.

Dikatakan bahwa Amirul Mukminin as berkata dalam mengungkapkan artinya bahwa: Perdamaian adalah penutup kekurangan; orang yang pengagum diri menarik banyak lawan terhadapnya.[2]

قَال عليه السلام الصَّدَقَةُ دَوَاءٌ مُنْجِحٌ، وَأَعْمَالُ الْعِبَادِ فِي عَاجِلِهِمْ، نُصْبُ أَعْيُنِهِمْ فِي آجِلِهِمْ.

7. Amirul Mukminin as berkata: Sedekah adalah obat mujarab, dan amal perbuatan manusia dalam kehidupan ini akan berada di hadapan matanya di waktu ajalnya.[3]

قَال عليه السلام : اعْجَبُوا لِهذَا الاِِْنْسَانِ يَنْظُرُ بِشَحْمٍ وَيَسْمَعُ بِعَظْمٍ، وَيَتَنَفَّسُ مِنْ خَرْمٍ!!

8. Amirul Mukminin as berkata: Manusia sungguh menakjubkan; ia bercakap dengan lemak, berkata dengan sekerat daging, mendengar dengan tulang dan bernafas melalui lobang.

وقال عليه السلام : إِذَا أَقْبَلَتِ الدُّنْيَا عَلَى أحَدٍ أَعَارَتْهُ مَحَاسِنَ غَيْرِهِ، وَإِذَا أَدْبَرَتْ عَنْهُ سَلَبَتْهُ مَحَاسِنَ نَفْسِهِ.

9. Amirul Mukminin as berkata: Ketika dunia mendatangi seseorang (dengan kemurahannya), ia (dunia) mengatributkan kepadanya kebaikan orang lain; dan bilamana ia berpaling darinya, ia merebut kebaikannya (orang itu) sendiri (pula).[4]

وقال عليه السلام : خَالِطُوا النَّاسَ مُخَالَطَةً إِنْ مِتُّمْ مَعَهَا بَكَوْا عَلَيْكُمْ، وَإِنْ عِشْتُمْ حَنُّوا إِلَيْكُمْ.

10. Amirul Mukminin as berkata: Bergaullah dengan orang lain sedemikian rupa sehingga apabila Anda mati, mereka akan menangisi Anda dan selagi Anda hidup, mereka akan merindukan Anda.[5]

وقال عليه السلام : إِذَا قَدَرْتَ عَلَى عَدُوِّكَ فَاجْعَلِ الْعَفْوَ عَنْهُ شُكْراً لِلْقُدْرَةِ عَلَيْهِ.

11. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda mendapatkan kekuasaan atas lawan Anda, ampunilah dia dengan bersyukur karena telah mampu mengalahkannya.[6]

وقال عليه السلام : أَعْجَزُ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ اكْتِسَابِ الاِِْخْوَانِ، وَأَعْجَزُ مِنْهُ مَنْ ضَيَّعَ مَنْ ظَفِرَ بِهِ مِنْهُمْ.

12. Amirul Mukminin as berkata: Yang paling celaka dari semua manusia ialah orang yang tak dapat beroleh beberapa saudara dalam hidupnya, tetapi yang lebih celaka lagi ialah orang yang mendapat saudara tetapi menghilangkannya.[7]

وقال عليه السلام : إِذَا وَصَلَتْ إِليْكُمْ أَطْرَافُ النِّعَمِفَلاَ تُنْفِرُوا أَقْصَاهَابِقِلَّةِ الشُّكْرِ.

13. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda (hanya) mendapatkan nikmat yang kecil, janganlah Anda menolaknya dengan tidak bersyukur.

وقال عليه السلام : مَنْ ضَيَّعَهُ الاََْقْرَبُ أُتِيحَ لَهُالاََْبْعَدُ.

14. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang ditinggalkan oleh kerabat dekat, akrab pada kerabat jauh.

وقال عليه السلام : مَا كُلُّ مَفْتُونٍيُعَاتَبُ.

15. Amirul Mukminin as berkata: Pembuat bencana bahkan tak dapat ditegur.[8]

وقال عليه السلام : تَذِلُّ الاَُْمُورُ لِلْمَقَادِيرِ، حَتَّى يَكُونَ الْحَتْفُفي التَّدْبِيرِ.

16. Amirul Mukminin as berkata: Semua hal tunduk kepada takdir, sehingga kadang-kadang bahkan kematian merupakan akibat dari usaha.

وسئل عليه السلام وعن قول النَّبيّ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ [وَآله] وَسلّم: «غَيِّرُوا الشَّيْبَ،، وَلاَ تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ». فَقَال عليه السلام : إِنَّمَا قَالَ صلى الله عليه وآله ذلِكَ وَالدِّينُ قُلٌّ فَأَمّا الاَْنَ وَقَدِ اتَّسَعَ نِطَاقُهُ وَضَرَبَ بِجِرَانِهِ فَامْرُؤٌ وَمَا اخْتَارَ.

17. Amirul Mukminin as diminta untuk menerangkan sabda Rasulullah SAWW bahwa: Buanglah usia tuamu (dengan mengecat rambut) dan janganlah menyerupai orang Yahudi. Amirul Mukminin menjawab: Nabi SAWW mengatakan ini di masa agama (Islam) baru terbatas pada beberapa orang, tetapi sekarang karena penyebarannya telah meluas dan (agama) itu telah berkedudukan kukuh, maka setiap orang bebas (melakukannya atau tidak).[9]

وقال عليه السلام : في الذين اعتزلوا القتال معه: خَذَلُوا الْحَقَّ، وَلَمْ يَنْصُرُوا الْبَاطِلَ.

18. Amirul Mukminin as berkata tentang orang-orang yang mengelak berperang di pihaknya: Mereka meninggalkan kebenaran tetapi tidak mendukung kebatilan.[10]

وقال عليه السلام : مَنْ جَرَى فِي عِنَانِأَمَلِهِ عَثَرَ بِأَجَلِهِ

19. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang berpacu dengan kendali longgar bertabrak dengan maut.

وقال عليه السلام : أَقِيلُوا ذَوِي الْمُرُوءَاتِ عَثَرَاتِهِمْ فَمَا يَعْثُرُ مِنْهُمْ عَاثِرٌ إِلاَّ وَيَدُهُ بِيَدِ اللهِ يَرْفَعُهُ

20. Amirul Mukminin as berkata: Ampunilah kekurangan orang-orang yang bertenggang rasa karena-bilamana mereka jatuh ke dalam kekeliruan Allah akan mengangkatnya.

وقال عليه السلام : قُرِنَتِ الْهَيْبَةُ بِالْخَيْبَةِ وَالْحَيَاءُ بِالْحِرْمَانِ وَالْفُرْصَةُ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ، فَانْتَهِزُوا فُرَصَ الْخَيْرِ.

21. Amirul Mukminin as berkata: Akibat ketakutan ialah kekecewaan, dan (konsekuensi) keengganan ialah frustrasi. Kesempatan lewat seperti awan. Karena itu, gunakanlah kesempatan yang baik.[11]

وقال عليه السلام : لَنَا حَقٌّ، فَإِنْ أُعْطِينَاهُ، وَإِلاَّ رَكِبْنَا أَعْجَازَ الاِِْبِلِ، وَإِنْ طَالَ السُّرَى.

22. Amirul Mukminin as berkata: Kami mempunyai hak. Apabila diperkenankan kepada kami, syukurlah; bila tidak, kami akan menunggang di bagian belakang (punggung) unta sekalipun perjalanan malam itu panjang.

Sayid Radhi berkata:Ini ungkapan yang sangat indah dan fasih. Itu berarti bahwa apabila hak-hak kita tidak diberikan berarti kita dipandang rendah. Makna ini muncul, karena yang biasa duduk menunggang di bagian belakang punggung unta hanya para budak dan orang-orang sejenisnya.

وقال عليه السلام : مَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ حَسَبُهُ،

23. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang amalnya sesuai untuk kedudukan di belakang, tak dapat diberi kedudukan di depan karena nasabnya.

وقال عليه السلام : مِنْ كَفَّارَاتِ الذُّنُوبِ الْعِظَامِ إِغَاثَةُ الْمَلْهُوفِ، وَالتَّنْفِيسُ عَنِ الْمكْرُوبِ.

24. Amirul Mukminin as berkata: Membantu orang yang terlanda kesukaran dan menghibur orang yang dalam kesusahan berarti menebus dosa-dosa besar.

وقال عليه السلام : يَابْنَ آدَمَ، إِذَا رَأَيْتَ رَبَّكَ سُبْحَانَهُ يُتَابِعُ عَلَيْكَ نِعَمَهُ وَأَنْتَ تَعْصِيهِ فَاحْذَرْهُ.

25. Amirul Mukminin as berkata: Wahai Bani Adam, bilamana Anda melihat bahwa Tuhan Yang Mahasuci menganugerahkan nikmat-Nya kepada Anda sementara Anda tidak menaati-Nya, hendaklah Anda takut kepada-Nya.[12]

وقال عليه السلام رَ أَحَدٌ شَيْئاً إِلاَّ ظَهَرَ فِي فَلَتَاتِ لِسَانِهِ، وَصَفَحَاتِ وَجْهِهِ.

26. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana seseorang menyembunyikan barang sesuatu di hatinya, hal itu akan terungkap melalui kata-kata yang tak disengaja dari lidahnya dan (pada) rona wajahnya.[13]

وقال عليه السلام : امْشِ بِدَائِكَ مَا مَشَى بِكَ

27. Amirul Mukminin as berkata: Teruslah berjalan dalam sakit Anda sementara Anda masih sanggup.[14]

وقال عليه السلام : أَفْضَلُ الزُّهْدِ إِخْفَاءُ الزُّهْدِ.

28. Amirul Mukminin as berkata; Zuhud yang terbaik ialah zuhud yang disembunyikan.

وقال عليه السلام : إِذَا كُنْتَ فِي إِدْبَارٍ وَالْمَوْتُ فِي إِقْبَالٍ فَمَا أسْرَعَ الْمُلْتَقَى!

29. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda melarikan diri dari dunia, dan kematian sedang mendekat, tak ada masalah penangguhan dalam pertemuan.

وقال عليه السلام : في كلامٍله: الْحَذَرَ الْحَذَرَ! فَوَاللهِ لَقَدْ سَتَرَ، حتَّى كَأَنَّهُ قَدْ غَفَرَ.

30. Amirul Mukminin as berkata: Bertakwalah! Bertakwalah! Demi Allah, la menyembunyikan dosa-dosa Anda sedemikian rupa seakan-akan la telah mengampum(nya).

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu (16/2) pagi dalam pertemuan yang penuh khidmad dengan ribuan warga Tabriz menjelaskan sepak terjang para petinggi Amerika Serikat (AS) yang tidak rasional khususnya yang berkaitan dengan tawaran perundingan, sementara di lain pihak rakyat Iran dan pemerintahan Islam selalu bersikap logis. Pada kesempatan itu, selain mengapresiasi partisipasi besar rakyat Iran dalam pawai peringatan kemenangan revolusi Islam ke-34, 22 Bahman (10 Februari) yang lalu, beliau juga menyampaikan pembicaraan penting terkait kericuhan yang belum lama ini terjadi di parlemen Majles Shura Islam.
Dalam pertemuan yang digelar untuk memperingati kebangkitan warga Tabriz 29 Bahman tahun 1356 HS (18 Februari 1978) itu Pemimpin Besar Revolusi Islam mengenang para syuhada yang gugur dalam peristiwa itu seraya menyebut agama dan iman, sebagai tolok ukur dan panduan gerakan bangsa Iran. "Contoh nyata dari manifestasi hakikat ini adalah perjuangan rakyat [provinsi] Azerbaijan selama 150 tahun yang selalu didasari oleh keimanan," kata beliau.
Menurut beliau, faktor utama yang membuat bangsa Iran tahan menghadapi bermacam tekanan dari adidaya dunia termasuk beragam sanksi adalah keimanan kepada agama. Beliau menambahkan, "Sejak beberapa bulan lalu mereka menerapkan embargo yang mereka sebut ‘melumpuhkan'. Bahkan beberapa hari lalu, menjelang peringatan ulang tahun kemenangan revolusi, mereka menjatuhkan sanksi-sanksi tambahan dengan maksud melemahkan tekad dan resistensi rakyat Iran. Tapi rakyat Iran justeru memberikan jawaban yang telak lewat pawai 22 Bahman yang berlangsung lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya."
Pawai 22 Bahman, menurut Rahbar, ibarat longsoran salju yang besar yang menimpa dan jatuh tepat di atas kepala musuh-musuh bangsa Iran. Seraya menyampaikan penghargaan kepada rakyat Iran atas partisipasi luas mereka dalam pawai kemenangan revolusi Islam, beliau menyatakan bahwa mengulang seratus kali ucapan terima kasih ini bukan hal yang berlebihan, sebab semangat dan kearifan bangsa Iran memang sangat layak untuk dihargai.
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengenai kondisi saat ini menegaskan, "Menghadapi keimanan, tekad yang kuat, kearifan, keberanian dan ketabahan bangsa Iran, musuh dipaksa untuk bersikap pasif. Akibatnya, mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak rasional."
Beliau lebih lanjut menjelaskan tindakan dan pernyataan para petinggi AS yang tidak rasional, kontradiktif dan mengandung unsur arogansi. "Para petinggi AS berharap semua orang akan tunduk dan menuruti kata-kata mereka yang tidak rasional dan arogan, dan memang banyak yang tunduk dan menyerah. Tapi bangsa Iran dan pemerintahan Republik Islam tak akan pernah bisa ditundukkan, sebab bangsa ini punya logika, kemampuan dan kekuatan," tegas beliau.
Dalam penjelasannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam membawakan sejumlah contoh dari perilaku dan tindakan para petinggi AS yang tidak rasional. Beliau mengatakan, "Mereka mengaku komitmen dengan hak asasi manusia dan mengibarkan panji HAM di seluruh dunia. Tapi secara prakteknya, justeru merekalah yang paling banyak melakukan pelanggaran HAM dan dengan memicu tragedi seperti Guantanamo dan Abu Ghraib serta pembantaian rakyat Afghanistan dan Pakistan, mereka melakukan penistaan terbesar terhadap HAM."
Contoh lain dari tindakan irasional para pejabat tinggi AS dan kontradiksi antara kata-kata dan perbuatan mereka adalah klaim mereka tentang keberadaan senjata pemusnah massal di Irak yang menjadi pemicu serangan ke negara itu, 11 tahun yang lalu. Tapi di kemudian hari terbukti bahwa klaim itu tidak berdasar sama sekali. Di saat yang sama, AS tetap mendukung dan melindungi Rezim Zionis Israel yang secara terbuka mengakui memiliki persenjataan nuklir yang mengancam keamanan kawasan.
Berikutnya adalah klaim AS soal penegakan demokrasi di dunia. Rahbar menandaskan, "Dari satu sisi, para petinggi AS mengaku menegakkan demokrasi, tapi di sisi lain, mereka selalu menentang dan melawan Iran yang menegakkan sistem demokrasi paling transparan di kawasan."
Beliau juga mempersoalkan sikap AS yang dengan tanpa malu sedikitpun justeru mendukung rezim-rezim yang memerintah di negara-negara yang sama sekali tidak mengenal demokrasi dengan rakyatnya yang tak pernah mengenal kotak suara dan pemilihan umum.
Contoh selanjutnya dari kontradiksi antara kata-kata dan tindakan para petinggi AS adalah klaim mereka tentang kesiapan berunding dengan Iran untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di antara kedua negara. Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkapkan, "Klaim ini disampaikan di saat orang-orang AS masih melontarkan tuduhan yang tidak benar terhadap Republik Islam, dan untuk itu, Iran terus ditekan dan dijatuhi sanksi."
Menyinggung pernyataan Presiden AS beberapa hari lalu yang mengaku berusaha mencegah Iran membuat senjata nuklir, beliau menegaskan, "Jika Iran berniat membuat senjata nuklir, AS tak akan pernah bisa mencegahnya."
Beliau menambahkan, "Republik Islam Iran tak pernah berniat membuat senjata nuklir, dan keputusan ini diambil bukan untuk memuaskan hati AS, tapi karena dilandasi masalah keyakinan bahwa senjata nuklir adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain menekankan untuk tidak membuat senjata nuklir, Republik Islam juga mendesak supaya senjata nuklir dilenyapkan dari dunia."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa masalah sebenarnya bukan terletak pada soal senjata nuklir, tapi karena AS berupaya keras mencegah Iran melakukan apa yang menjadi haknya, termasuk hak pengayaan uranium dan pemanfaatan energi nuklir untuk kepentingan damai. "Yang pasti, mereka tak akan pernah berhasil, dan bangsa ini akan melanjutkan pekerjaannya yang didasari oleh hak yang sudah terjelaskan," tandas beliau.
Kerja keras AS untuk menistakan hak-hak bangsa Iran, kata Rahbar, adalah contoh nyata dari tindakan mereka yang tidak rasional. Karena itu, logika tak pernah bisa digunakan dalam berbicara dengan pihak yang tidak menggunakan nalar dan hanya mengandalkan kekuatan.
Mengenai tawaran berunding yang disampaikan para petinggi AS lewat corong-corong propaganda dan media massa yang umumnya dikuasai Zionis dan AS, beliau menyebutnya sebagai tindakan menipu opini umum. "Media massa dunia tidak menyampaikan kata-kata kita, kecuali sepotong-sepotong atau bahkan terbalik. Karena itu, apa yang kami sampaikan ini ditujukan kepada rakyat Iran sendiri," ungkap beliau.
Lebih lanjut Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan lima hal penting terkait perundingan dengan AS; irasional dan kontradiksi pernyataan dan tindakan para petinggi AS - perundingan dimaksudkan oleh AS untuk memaksa bangsa Iran tunduk - makna hakiki perundingan di mata kaum arogan - omong kosong AS soal pencabutan embargo jika Iran bersedia berunding - sikap logis Republik Islam Iran menghadapi tawaran AS.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut propaganda sebagai tujuan utama di balik tawaran AS untuk berunding dengan Iran guna mengesankan Iran tunduk kepada kemauan AS. Beliau menandaskan, "AS ingin mengesankan kepada bangsa-bangsa Muslim yang lain bahwa Republik Islam Iran yang selama ini resisten pada akhirnya bersedia berunding dan berdamai dengan AS. Dengan cara ini AS berharap bisa memaksa bangsa-bangsa lain tunduk mengikuti kemauannya."
Beliau menambahkan, "Sejak lama kubu arogansi ingin menciptakan pesimisme di tengah bangsa-bangsa Muslim dengan menarik Iran ke meja perundingan. Dan sekarang program yang sama dikemas dalam bingkai ‘perundingan untuk masalah-masalah yang tidak substansial'. Akan tetapi Republik Islam Iran bisa membaca maksud itu dan mengambil sikap yang semestinya."
Mengenai makna yang sebenarnya dari perundingan di mata AS dan Barat, Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan bahwa di mata mereka perundingan adalah menerima semua yang mereka diktekan di meja perundingan. Beliau mengungkapkan, "Dengan pandangan yang tidak rasional ini, lewat corong propagandanya, mereka berbicara soal perundingan langsung dengan Iran untuk memaksa Iran melepas program energi nuklir dan pengayaan uranium. Jika jujur, mestinya mereka mengatakan bahwa perundingan ini ditujukan untuk mendengarkan argumentasi Iran sehingga permasalahan yang ada dibahas secara fair."
"Dengan persepsi para petinggi AS seperti ini yang mengharapkan Iran tunduk pada kemauan mereka, jika pemerintah Iran bersedia berunding, apa faedah yang didapat dari perundingan ini dan apakah perundingan ini bisa membuahkan hasil?," kata beliau.
Rahbar mengingatkan kembali perundingan 15 tahun yang lalu saat AS menyebutnya sebagai hal yang lazim, mendesak dan urgen. Namun setiap kali kalah dalam berargumentasi, AS secara sepihak meninggalkan meja perundingan, lalu dengan mesin propagandanya, Washington mengesankan bahwa pihak Iranlah yang menghentikan perundingan.
Selanjutnya beliau mengajukan pertanyaan, "Apakah dengan adanya pengalaman-pengalaman seperti ini kita masih harus mencoba menanggapi ketidaklogisan sikap AS dengan berunding?"
Tentang janji AS untuk mencabut embargo jika Iran bersedia duduk di meja perundingan, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebutnya sebagai omong kosong, seraya mengatakan, "Mereka beranggapan bahwa rakyat Iran sudah tak tahan menghadapi berbagai macam embargo ini sehingga menyambut gembira tawaran berunding dengan AS dan menekan para pejabat negara."
Beliau menambahkan, "Janji ini tak lebih dari kata-kata tipuan sekaligus membuktikan bahwa mereka tidak menghendaki perundingan yang sebenarnya dan adil. Yang mereka maukan adalah rakyat Iran menyerah. Padahal jika mau menyerah, bangsa ini tak akan pernah melakukan revolusi."
Masih mengenai embargo, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan kembali pengakuan para petinggi AS yang menyebut embargo sebagai alat untuk melumpuhkan bangsa Iran dan memisahkan mereka dari pemerintahan Islam. Artinya, selama bangsa ini masih loyal kepada revolusi dan gigih memperjuangkan hak-haknya, maka embargo akan selalu ada.
Beliau menyatakan bahwa bangsa Iran menginginkan kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan. Tapi menolak untuk memperolehnya dengan kehinaan. Tujuan itu harus dicapai dengan mengandalkan kearifan, tekad dan keberanian serta dengan mengerahkan tenaga-tenaga dalam negeri, khususnya kaum muda yang potensial di negeri ini.
Seraya mengakui bahwa embargo telah menyulitkan rakyat, Rahbar menegaskan, "Menghadapi embargo hanya ada dua jalan yang bisa dipilih; menyerah dan tunduk kepada kemauan kubu arogansi dunia seperti yang dilakukan oleh bangsa-bangsa yang lemah atau mengaktifasi potensi dan tenaga dalam negeri untuk melewati kesulitan ini dengan kepala tegak seperti yang dilakukan bangsa Iran yang pemberani. Rakyat Iran memilih jalan kedua dan dengan izin Allah, embargo ini akan menjadi jalan ke arah kemajuan."
Menyinggung partisipasi luas rakyat Iran dalam pawai peringatan kemenangan revolusi Islam 22 Bahman, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa partisipasi luas ini jangan diartikan bahwa rakyat tak punya keluhan akan tingginya harga barang-barang kebutuhan. Kondisi ini sangat menyulitkan terutama bagi masyarakat lapisan bawah. Tapi yang jelas, tak ada jurang pemisah antara rakyat dan pemerintahan Islam. Rakyat tetap yakin bahwa pemerintahan Islam dan agama Islamlah yang bisa mengatasi kesulitan yang ada.
Dalam menyimpulkan pembahasan tentang perundingan dengan AS, beliau mengatakan, "Berbeda dengan para petinggi AS, pemerintahan Islam dan bangsa Iran punya sikap dan pandangan yang logis, dan akan bersikap yang semestinya ketika menyaksikan kata-kata dan perilaku yang logis dari lawannya."
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebutkan beberapa hal yang bisa menjadi pertanda akan itikad baik para petinggi AS diantaranya; menghindari sikap-sikap arogan dan jahat, menghormati hak-hak bangsa Iran, tidak intervensi dalam urusan internal Iran seperti yang dilakukan tahun 2009 ketika AS mendukung gerakan pengacau dan fitnah pasca pemilu dan pada akhirnya dukungan itu terbongkar, dan menghindari sikap yang menyulut pertikaian di kawasan.
"Jika dalam kata-kata dan tindakan, para petinggi AS membuktikan tidak lagi bersikap irasional, saat itulah mereka aka melihat bahwa Republik Islam dan bangsa Iran adalah pihak yang menghendaki kebaikan, suka bekerjasama dan bersikap logis," kata beliau.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar menyinggung kericuhan yang terjadi di parlemen hari Ahad dua pekan lalu. Beliau menyatakan bahwa kejadian ini melukai hati rakyat dan kalangan elit bangsa ini.
"Dari dua sisi saya sangat terpukul atas terjadinya peristiwa yang buruk dan tidak layak itu. Pertama karena kasus itu sendiri dan kedua karena saya merasakan kesedihan rakyat atas kejadian ini," ungkap beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa tuduhan yang dilontarkan salah satu pimpinan lembaga tinggi negara terhadap pimpinan dua lembaga tinggi lainnya tanpa didasari bukti yang kuat dan tanpa melalui proses persidangan adalah tindakan yang buruk, keliru, tidak layak, berlawanan dengan syariat, bertentangan dengan undang-undang dan tidak etis.
"Untuk saat ini saya hanya menasehati bahwa perbuatan ini tidak layak untuk pemerintahan Republik Islam," tegas beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei juga menyebut interpelasi terhadap salah seorang menteri oleh parlemen sebagai tindakan yang keliru. Sebab, interpelasi mestinya dilakukan jika ada manfaatnya. Sementara usia kabinet hanya tinggal beberapa bulan, apalagi alasan yang digunakan untuk melakukan interpelasi adalah tuduhan yang tidak ada hubungannya dengan menteri terkait.
Mengenai apa yang dilakukan Ketua Parlemen, beliau mengatakan, "Pembelaan ketua parlemen juga berlebihan dan itu sebenarnya tidak perlu dilakukan."
Lebih lanjut beliau mengingatkan, "Ketika ada musuh yang sama dan tipu daya berdatangan dari segala arah, adakah yang bisa dilakukan selain meningkatkan tali persaudaraan dan resistensi di hadapan musuh?"
Seraya menyatakan bahwa pemimpin revolusi akan selalu mendukung para pejabat negara, beliau menambahkan, "Saya akan tetap membantu. Tapi perlakuan-perlakuan seperti ini jelas bertentangan dengan sumpah jabatan."
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Taqwa! Taqwa! Taqwa! Kami berharap para pejabat negara bisa bersabar, tidak membiarkan hawa nafsu masuk ke tengah medan, dan jangan pernah putus memikirkan masalah negara. Fokuskan seluruh potensi dan tenaga untuk menyelesaikan permasalahan rakyat. Ketika gangguan dari musuh semakin meningkat, tingkatkan pula persahabatan."
Di awal pertemuan, Ayatollah Mojtahed Shabestari, wakil Wali Faqih di provinsi Azerbaijan Timur dan Imam Jum'at Tabriz dalam kata sambutannya ikut mengenang para syuhada peristiwa kebangkitan 29 Bahman 1356 HS di Tabriz.
Seraya menyinggung partisipasi luas rakyat Iran dalam pawai peringatan kemenangan revolusi Islam 22 Bahman, Shabestari mengatakan, "Pesan yang diusung rakyat Iran dalam pawai 22 Bahman adalah menjaga persatuan dan solidaritas di tengah masyarakat, kepedulian akan prinsip etika di panggung politik dan kerja keras para pejabat negara untuk menyelesaikan berbagai kesulitan yang ada."
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Kamis (7/2) pagi dalam pertemuan dengan para komandan, perwira tinggi dan personil Angkatan Udara Tentara Republik Islam Iran menyebut berbagai tekanan dan intimidasi Amerika Serikat (AS) selama 34 tahun terakhir terhadap Iran sebagai pertanda akan itikad buruk AS. Beliau menekankan bahwa pernyataan para petinggi AS tentang kesiapan membuka perundingan dengan Iran tidak sejalan dengan tindakan AS yang terus menerus menekan dan mengintimidasi bangsa Iran.
Seraya menyinggung kesadaran dan ketegaran bangsa Iran dalam menghadapi segala bentuk tipu muslihat dan konspirasi, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Tanggal 22 Bahman nanti (hari ulang tahun kemenangan revolusi Islam, pent), bangsa Iran yang mulia, arif dan resisten ini akan turun bersama-sama ke tengah medan dalam gerakan nasional dan revolusioner yang mantap untuk menggagalkan konspirasi musuh yang hendak memisahkan rakyat dari pemerintahan Islam dan revolusi."
Dalam pertemuan yang digelar untuk memperingati baiat dan sumpah setia bersejarah yang dilakukan para perwira Angkatan Udara kepada Imam Khomeini (ra) 8 Februari 1979 itu, Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan kondisi bangsa Iran saat ini yang jauh berbeda dengan kondisi 34 tahun lalu. Beliau menandaskan, "Dalam tiga dekade ini, bangsa Iran telah mengajarkan kepada bangsa-bangsa lain bahwa hegemoni asing bisa dilawan. Dengan tawakkal kepada Allah, bangsa ini terus bergerak secara independen, maju dan terhormat."
Sepuluh Fajar (sepuluh hari fajar kemenangan revolusi Islam Iran), menurut Rahbar adalah kesempatan yang baik untuk menilai gerakan 34 tahun pemerintahan Islam dan bangsa Iran di berbagai bidang.
"Pandangan ini akan menunjukkan bagaimana kita menentukan dan meniti jalan menuju masa depan," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi mengingatkan berbagai konspirasi musuh termasuk dalam bentuk upaya kudeta, provokasi militer, dukungan dan pembelaan kepada pihak agresor, konfrontasi berat dan lunak, tekanan besar-besaran dan keji yang dilakukan imperium media, serta tekanan yang semakin berat terhadap bangsa Iran. Beliau menambahkan, "Dalam dalam tiga dekade terakhir ini musuh melakukan apa saja yang bisa mereka lakukan untuk membuat rakyat Iran putus asa dan memandang buruk kepada Islam dan Republik Islam serta mengeluarkan bangsa ini dari arena. Tapi berkat inayah Ilahi rakyat semakin bersemangat, aktif dan loyal."
Menyinggung pernyataan sejumlah petinggi AS tentang penerapan sanksi lebih berat terhadap Iran untuk membenturkan rakyat Iran dengan pemerintahan Islam, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, "Tiap tahun, bangsa Iran sudah menjawab statemen-statemen seperti itu lewat pawai 22 Bahman, dan tahun inipun hal itu akan terjadi kembali."
Seraya menyebut basirah atau kearifan dan kesadaran sebagai kunci kemenangan menghadapi musuh, beliau menandaskan, "Dengan kecerdasan dan kearifan umum, bangsa Iran bisa membaca setiap langkah AS dan zionis. Bangsa ini tidak salah dalam melangkah dan mengambil sikap. Realitas tersebut menunjukkan kelebihan besar yang ada pada bangsa ini."
Mengenai pernyataan terbaru sejumlah petinggti AS tentang kesiapan berunding dengan Iran, beliau menyebutnya sebagai statemen yang mereka ungkapkan berulang kali. Beliau mengatakan, "Kata-kata seperti ini bukan hal baru. Sebab, mereka sering menyampaikan dan mengulang-ulangnya dalam banyak kesempatan, dan setiap kali, bangsa Iran menilai kata-kata para petinggi AS dengan tindakan mereka secara nyata."
Para petinggi AS, kata Rahbar, mengaku bahwa bola saat ini ada di lapangan Iran. Padahal, justeru bola ada di lapangan AS. "Harusnya kalian yang menjawab, apakah mengumbar kata-kata tentang perundingan bisa dimengerti saat diiringi dengan tekanan dan ancaman yang terus menerus?," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Perundingan adalah untuk menunjukkan itikad baik. Kalian yang sudah melakukan puluhan tindakan yang didasari oleh niat jahat, apakah layak berbicara soal perundingan? Apakah rakyat Iran bisa mempercayai niat baik kalian?"
Seraya menjelaskan faktor-faktor yang mendorong para petinggi AS untuk mengajukan tawaran berunding dengan Iran, beliau mengatakan, "Tentunya, kami bisa memahami mengapa mereka memerlukan perundingan. Sebab, kebijakan AS di Timur Tengah sudah terbukti kandas. Untuk memperbaikinya, AS perlu membuka kartu truf."
Beliau menambahkan, kartu kemenangan yang dimaksud adalah dengan menyeret Republik Islam yang revolusioner dan didukung rakyat ini ke meja perundingan. Dengan cara itu, AS ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa negara ini punya niat baik. Padahal tak ada seorangpun yang melihat niat baik itu.
Dalam kesempatan tersebut, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan kembali akan usulan AS empat tahun lalu untuk berunding langsung dengan Iran. "Saat itu, kami juga sudah menegaskan untuk tidak tergesa-gesa menilai. Kami menunggu apa yang mereka lakukan. Tapi dalam empat tahun ini tak ada yang terlihat dari mereka kecuali berlanjutnya konspirasi, bantuan kepada anasir pengacau dan penyulut fitnah, serta dukungan kepada kelompok teroris yang membunuh para ilmuan Iran," tegas beliau.
Rahbar menambahkan, "Kalian secara terbuka mengaku menjatuhkan sanksi yang melumpuhkan bangsa Iran. Apakah tindakan ini menunjukkan itikad baik ataukah justeru itikad buruk kalian?"
Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Perundingan hanya menemukan makna jika kedua pihak berunding dengan itikad baik dan kondisi yang sejajar, tanpa ada niat menipu pihak lain. Karena itu, ‘berunding hanya untuk perundingan' atau ‘berunding sebagai taktik' dan mengusulkan berunding untuk memamerkan kedigdayaan kepada dunia adalah tindakan yang menipu."
Beliau menekankan, "Saya bukan diplomat, tapi seorang revolusioner. Karena itu saya berbicara dengan jelas, jujur dan tegas bahwa perundingan hanya berarti jika masing-masing pihak menunjukkan niat baiknya."
Kepada para petinggi AS, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Ibaratnya kalian mengarahkan moncong senapan ke arah bangsa Iran lalu mengatakan, ‘pilih berunding atau ditembak'. Tapi kalian harus tahu bahwa tekanan dan perundingan adalah dua hal yang tidak sejalan, dan bangsa Iran tak pernah gentar menghadapi ancaman seperti ini."
Mengkritik sikap sejumlah kalangan yang karena keluguan atau niat buruk menyambut gembira tawaran AS untuk berunding, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Berunding dengan AS tidak membantu menyelesaikan masalah apapun. Sebab dalam 60 tahun terakhir ini, mereka sama sekali tidak komitmen dengan apapun yang mereka janjikan."
Beliau kemudian menyebutkan dua contoh tindakan permusuhan AS terhadap rakyat Iran, yaitu mendalangi kudeta 19 Agustus 1953 yang menjatuhkan pemerintahan Doktor Mosaddeq, Perdana Menteri yang selalu menaruh kepercayaan kepada AS dan dukungan terus menerus kepada pemerintahan Pahlevi yang despotik dan kejam.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Setelah revolusi, dalam satu periode, sebagian pejabat negara yang berbaik sangka menaruh kepercayaan kepada AS. Tapi sebagai balasan, AS justeru menyebut Iran sebagai salah satu poros kejahatan dan tak segan melontarkan penghinaan yang besar terhadap bangsa Iran."
Karena pengalaman masa lalu itu dan kenyataan yang ada saat ini, kata beliau, kami tegaskan bahwa perundingan dan intimidasi adalah dua jalan yang berbeda. Di bawah tekanan dan ancaman, bangsa Iran tak akan sudi berunding dengan pihak yang mengancamnya.
Rahbar menambahkan, "Rakyat Iran akan melawan siapa saja yang menghendaki berkuasanya kembali AS di sini dan siapa saja yang mengorbankan kepentingan bangsa, kemajuan negara dan kemerdekaan nasional ini. Sayapun akan diprotes oleh rakyat jika bergerak ke arah yang berlawanan dengan keinginan umum rakyat ini."
Seraya menyatakan bahwa bangsa Iran adalah bangsa yang ramah dan cinta damai, beliau menegaskan, "Kita berunding dan menjalin hubungan dengan negara mana saja yang tidak melakukan konspirasi terhadap Iran, dan ini kita lakukan demi kepentingan nasional."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut gerakan agung rakyat Iran sebagai gerakan untuk mewujudkan kepentingan Iran, umat Islam dan umat manusia, seraya menegaskan, "Dengan inayah Allah Swt bangsa ini akan membawa umat Islam ke puncak kebanggaan."
Seraya menyatakan bahwa menjaga kearifan dan persatuan merupakan syarat awal untuk melestarikan kemuliaan dan kemajuan nasional, beliau mengkritik apa yang beliau sebut dengan kelakuan buruk yang akhir-akhirnya terjadi seraya menegaskan, "Para pejabat harus menjaga kepentingan negara."
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Nanti saya akan berbicara dengan rakyat tentang perlakuan-perlakuan buruk ini."
Tak lupa beliau berpesan, "Para pejabat tinggi negara hendaknya mengakhiri sikap-sikap buruk yang kita saksikan di banyak momen. Pupuk solidaritas dan persatuan seperti yang dilakukan oleh rakyat!"
Rahbar yang juga Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata di bagian lain pembicaraannya menyebut pembuatan pesawat tempur, berbagai jenis pesawat terbang dan peralatan canggih oleh Angkatan Udara Tentara Republik Islam Iran sebagai bukti aktualisasi potensi besar, cinta dan kreatifitas di seluruh penjuru negeri ini termasuk di lingkungan Angkatan Udara. "Anda semua telah menggagalkan propaganda kubu hegemoni yang berusaha mengesankan bahwa tak ada bangsa yang bisa mandiri."
Di awal pertemuan, Kepala Staf Angkatan Udara Tentara Republik Islam Iran, Brigadir Jenderal (penerbang) Shah Safi dalam kata sambutannya menyinggung baiat Angkatan Udara kepada Imam Khomeini (ra) 19 Bahman 1357 HS, seraya menyampaikan laporan mengenai berbagai kemajuan yang dicapai Angkatan Udara.