کمالوندی

کمالوندی

Kata peringatan dalam al-Quran sering digunakan dalam dua bentuk;Indzar dan Tahdzir. Dalam buku Lisan al-Arab kata Indzar adalah menginformasikan sesuatu sambil menakut-nakuti.(1) Sementara Raghib al-Isfahani memaknai Indzar sebagai berita yang disertai upaya menakut-nakuti.(2)

 

Kata Tahdzir yang berasal dari Hadzaraberarti menakuti-nakuti dengan sesuatu yang menakutkan.(3)

 

Dengan meneliti al-Quran akan dapat ditemukan kata turunan dari dua kata Indzar dan Tahdzirsehingga dapat dipahami bahwa ada beberapa hal yang diperingatkan oleh Allah dengan menggunakan dua kata ini:

 

1. Peringatan akan Hari Kiamat dan azab akhirat.

 

Banyak ayat yang menakut-nakuti manusia tentang kiamat. Dalam surat Maryam ayat 39 Allah Swt berfirman, "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan ..."(4)

 

Dalam ayat 57 surat al-Isra disebutkan, "... Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti."

 

2. Peringatan akan azab dunia.

 

Allah dalam surat Fussilat ayat 13 berfirman, "Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud".

 

3. Peringatakan akan Allah

 

Dalam ayat 235 surat al-Baqarah disebutkan, "... Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya ..."

 

Begitu juga dalam ayat 28 surat Ali Imran, "... Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya ..."(5)

 

Mencermati penggunaan kata turunan Indzar dan Tahdzir secara langsung menunjukkan bahwa Allah menakut-nakuti hamba-Nya dengan akhirat dan azab-Nya. Bila dalam sebagian ayat diungkapkan tentang Allah menakuti-nakuti manusia akan diri-Nya itu pada hakikatnya mengingatkan manusia akan dosa yang dilakukannya agar di Hari Kiamat mereka tidak menghadapi kemurkaan Allah Swt.(6)

 

Di sebagian ayat telah diperingatkan kepada orang-orang Munafik dan sebagian istri dan anak.(7) Peringatan itu disampaikan karena mereka mempengaruhi manusia lain dan menyimpangkan mereka yang akhirnya membuat mereka menyesal di akhirat dan mendapat siksa ukhrawi. Pada hakikatnya, peringatan yang disampaikan dalam al-Quran kembali pada peringatan akan Hari Kiamat dan azab ukhrawi.

 

Dalam pembahasan peringatan Allah dalam al-Quran ini juga akan mencakup ayat-ayat yang memberikan pemahaman tentang peringatan.

 

Ada beberapa parameter dalam upaya memahami peringatan Allah dalam al-Quran:

 

1. Penggunaan kata laknat terhadap sebagian manusia seperti orang kafir, zalim, pelanggar janji dan penuduh.

 

2. Penggunaan kata Wail yang berarti celakalah bagi sebagian manusia seperti untuk orang musyrik, pembohong dan pengejek.

 

3. Janji neraka dan azab kepada orang munafik, kafir dan mereka yang bunuh diri.

 

4. Adanya larangan keras terkait satu keyakinan, tradisi dan perbuatan tertentu. Sekaitan dengan tema ini juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian;

 

a. Larangan langsung kepada Muslimin atau Mukminin, seperti larangan tidak menghormati kedua orang tua atau lari dari medan perang.

 

b. Larangan yang keluar dari lisan para nabi, seperti larangan berputus asa dari rahmat Allah yang disampaikan oleh Nabi Yaqub as kepada anak-anaknya.

 

c. Larangan yang langsung terhadap non Muslim, seperti larangan berlebih-lebihan dalam agama kepada Ahli Kitab.

 

d. Isyarat tegas akan keharaman sesuatu, seperti haramnya menikahi muhrim. Peringatan ini lebih banyak terkait dengan masalah keluarga.

 

e. Celaan terhadap satu perbuatan, seperti celaan kepada orang yang makan barang haram atau berbisik-bisik.

 

f. Isyarat tegas tentang satu orang atau kelompok yang tidak selamat, seperti orang-orang zalim.

 

g. Penyebutan akibat buruk dunia bagi sebuah pekerjaan, seperti bersikap kasar yang membuat orang menjauhinya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.

 

Catatan:

1. Ibnu al-Manzhur, Lisan al-Arab, Beirut, Dar Ihya at-Turats al-Arabi, 1408 Hq, cet 1, jilid 14, hal 100.

2. Raghib al-Isfahani, Mufradaat alfazh Quran, Beirut, ad-Dar as-Syamiah, 1423 Hq, cet 3, hal 223.

3. Ibid.

4. Lihat juga surat al-An'am ayat 130, Ibrahim ayat 44, az-Zumar ayat 71, Ghafir ayat 15, Syura ayat 7.

5. Ungkapan takut kepada Allah tidak terbatas dalam kata ini. Karena makna semacam ini diungkapkan dalam al-Quran dengan kata-kata yang lain seperti taqwa dan khasyah.

6. Syeikh Thusi di akhir ayat 28 dari surat Ali Imran menjelaskan bahwa kata Nafsahu atau diri-Nya itu berarti azab-Nya. (Abu Jakfar Muhammad bin Hasan at-Thusi, at-Tibyan fi Tafsir al-Quran, Tashih: Ahmad Habib Qashir Amili, Beirut, Dar Ihya at-Turats al-Arabi, 1415 Hq, cet 1, jilid 2, hal 435) Allamah Thabarsi juga mengatakan, "Dalam ayat ini maksudnya adalah azab Allah. Sama sepertik kita mengatakan "Takutlah akan singa' dan yang kita maksudkan adalah kebuasannya. Jadi, maksud ayat ini adalah balasan Allah. (Fadhl bin Hasan Thabarsi, Majma al-Bayan fi Tafsir al-Quran, Tehran, Naser Khosrou, 1372 Hs, cet 3, jilid 2, hal 730)

7. Lihat surat al-Munafiqun ayat 4 dan surat at-Taghabun ayat 14.

Sabtu, 09 Februari 2013 06:26

Wanita Muslim

Peran Sosial Wanita

Peran sosial wanita sangat urgen sebagai bagian dari masyarakat. Para wanita sebelumnya tidak memperhatikan sama sekali masalah ini dan tidak menganggapnya penting. Mereka bahkan tidak menganggap adanya peran sosial wanita bahkan untuk urusan yang umum sekalipun yang kini diwacanakan secara luas. Coba kalian perhatikan bagaimana saat ini semua wanita di desa-desa bahkan yang terpencil sekalipun menganggap dirinya bertanggung jawab atas revolusi, berusaha menjaga dan memiliki Revolusi Islam Iran ini. Oleh karenanya dari sisi ini tidak ada perbedaan sedikit pun antara pria dan wanita. Bahkan terkadang para wanita lebih bersemangat dan punya pandangan yang lebih cemerlang terkait masalah-masalah sosial dan negara. Semua masalah itu dinilai punya hubungan erat dengan mereka.

Islam memandang wanita dan pria, bahkan semua makhluk ciptaan Allah dengan sudut pandang yang realistis, bersandarkan pada fitrah, alami dan punya kebutuhan yang hakiki. Yakni Islam tidak mengharapkan sesuatu dari seseorang melebihi kemampuan dan apa yang telah diberikan kepadanya. Sesungguhnya Islam dibangun dari kenyataan dan kelogisan.

Sayangnya para wanita di sepanjang sejarah selalu dizalimi karena mereka tidak mengetahui nilai dan kedudukan sejati wanita. Masyarakat tidak melindungi pribadi hakiki seorang wanita seperti yang diinginkan Islam. Mereka malah mendorong wanita ke arah kemewahan, dandanan yang tidak berguna dan mengubahnya sebagai sebuah alat konsumerisme. Ini sejatinya merupakan kejahatan dan kezaliman paling besar terhadap wanita. Perbuatan ini jelas bertujuan membuat wanita melupakan cita-cita dan tujuannya meraih kesempurnaan dengan menyibukkannya dengan hal-hal remeh dan rendah. Namun Islam secara logis menilai wanita dengan realistis, berdasarkan fitrah, alami dan kebutuhan-kebutuhan sejatinya. Hukum ilahi diturunkan sesuai dengan berbagai macam keinginan dan kebutuhan.

Petikan dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan anggota Dewan Kebudayaan dan Sosial Wanita.

Nilai Wanita dalam Islam

Munculnya berbagai masalah terkait wanita di berbagai kalangan sosial menunjukkan adanya bentuk kesalahpahaman, ketimpangan, kepicikan dan penyimpangan dalam memahami berbagai masalah kemanusiaan. Meskipun telah dilakukan segala langkah di bidang budaya mengenai masalah wanita dan begitu juga pria, duni kekinian masih tetap belum mampu mencapai jalan yang benar dan cemerlang. Oleha karenanya sikap fanatik, salah paham, pelecehan, kezaliman dan gangguan kejiwaan serta berbagai masalah terkait hubungan antara pria dan wanita merupakan problema yang masih terus melilit umat manusia.

Selama bertahun-tahun hak-hak asasi wanita dalam budaya Eropa dan Amerika tidak dipedulikan dan pada saat yang sama hubungan seksual secara liar atas nama penghargaan terhadap wanita begitu ditekankan. Prinsip-prinsip dan nilai-nilai kekaisaran Romawi dijadikan dasar dan tolok ukur budaya dan peradaban kekinian Barat dan kita mengecamnya karena sangat merendahkan martabat wanita. Barat memberikan posisi kepada wanita dan menghormatinya guna dapat memenuhi salah satu sifat manusia paling rendah dan naluri materliastiknya. Ini merupakan penghinaan dan pelecehan terbesar terhadap wanita.

Problem mendasar keluarga di dunia kini bersumber pada cara pandang yang salah tentang masalah wanita, hubungan wanita dan pria dan kualitas keduanya. Solusinya adalah ajaran wahyu yang mengandung berbagai masalah penting mengenai pria dan wanita. Al-Quran al-Karim tidak hanya menasihati saja, tetapi untuk memperkenalkan wanita diberikan sejumlah contoh-contoh teladan, pendidikan spiritual dan ketinggian wanita. Semua itu dilakukan dengan mengetengahkan wanita-wanita teladan sepanjang sejarah umat manusia.

Rasulullah saw mencium tangan Fathimah az-Zahra dengan keyakinan bahwa ia sebagai wanita teladan dan manusia sempurna. Apa yang dilakukan beliau jangan hanya dianggap sebagai bentuk hubungan emosional sang ayah terhadap anak. Islam memandang wanita dari sisi kesempurnaan spiritual dan kemanusiaannya. Studi terhadap wanita bila dikaitkan dengan masalah budaya, sosial dan pendidikan wanita harus dilihat dengan cara pandang yang dianjurkan Islam ini.

Nilai-nilai Islam harus dihidupkan dalam masyarkat kita. Sebagai contoh adalah masalah hijab. Hijab merupakan nilai. Sekalipun masalah hijab merupakan pendahuluan untuk mengantarkan wanita untuk meraih tujuan-tujuan yang lebih tinggi, namun hijab sendiri merupakan nilai. Kita yang begitu konsekwen dalam menjaga hijab punya tujuan penting. Karena menjaga hijab akan membantu seorang wanita mencapai derajat spiritual yang tinggi dan tidak akan tergelincir oleh berbagai kendala yang melintang menghadang jalannya.

Konsekewensi para wanita untuk tetap mengenakan hijab, sekali lagi, akan membantu mereka untuk mencapai derajat sipiritual yang tinggi dan mencegah mereka dari jurang kehancuran yang menghadang jalan mereka. Wacana pakaian wanita tidak boleh terpengaruh oleh berbagai propaganda Barat. Tentunya hijab tidak hanya terbatas pada cadur (hijab wanita Iran) saja. Namun, cadur merupakan jenis hijab terbaik dan ciri nasional bangsa Iran dan tidak menghalangi gerak dan aktifitas wanita muslim baik di bidang politik, sosial dan budaya.

Wanita Iran dengan melihat martabat dan nilai-nilai spiritual hendaknya menggunakan segala potensi besarnya di semua bidang ilmu. Mereka harus berusaha sungguh-sungguh dan giat agar dapat mencapai derajat yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan. Merendahkan martabat wanita dan menyepelekannya merupakan salah satu bencana yang membuat wanita terjauhkan dari ilmu pengetahuan dan sains.

Keluarga adalah sebuah institusi alami dan sangat mendasar bagi manusia. Keluarga harus menjadi dasar berbagai desain yang punya hubungan dengan wanita. Lingkungan keluarga merupakan tempat tumbuh kembangnya kasih sayang dan emosi. Wanita dengan segala keahlian ilmunya harus memainkan peran penting sebagai poros utama keluarga dan nyonya rumah.

Petikan dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Ali Khamenei dalam pertemuan dengan anggota Dewan Kebudayaan dan Sosial Wanita dan Pengurus Kongres Pertama Hijab Islam.

Keutamaan dan Nilai Wanita Muslim

Perilaku manusia punya pengaruh luar biasa guna dalam upaya mencapai keutamaan dan nilai-nilai yang tinggi. Dari sini dapat diketahui betapa pengetahuan yang tinggi, makrifat dan hikmah tanpa tanding yang dimiliki oleh Sayyidah Fathimah Zahra as dalam usia mudanya sangat berkaitan erat dengan usahanya yang diterapkan dalam perilakunya. Anak perempuan Rasulullah saw ini senantiasa menjadi penggerai penuh kasih atas kesedihan ayahnya, menjadi isteri penuh pengorbanan bagi suaminya dan pendidik agung buat anak-anaknya. Pribadi-pribadi besar seperti Imam Hasan as, Imam Husein as dan Sayyidah Zainab as adalah hasil didikannya. Sayyidah Fathimah Zahra as selalu beribadah demi memperkuat iman dan membersihkan dirinya. Ibadah membuat hatinya terbuka agar cahaya ilahi dan jalan makrifat memasukinya. Ia menjauhkan dirinya dari berbagai bentuk kemewahan dunia. Dan dalam membela Islam, Sayyidah Fathimah Zahra as menjadi teladan, bahkan menjadi mujahid terbesar dalam mendukung Kenabian, Keimamahan dan Wilayah, begitu juga dalam mengabdi pada suami.

Seorang wanita muslim harus berusaha mencari ilmu dan membersihkan dirinya baik spiritual maupun akhlaknya. Tidak peduli akan kemewahan dunia dan dengan menjaga kehormatan dan kesuciannya ia mampu mampu menjauhkan pandangan laki-laki bukan muhrim terhadapnya. Sementara di lingkungan keluarga ia menjadi penenang hati suami dan anak-anak dan penyejuk kehidupan dan lingkungan rumah tangga. Dan di pangkuan penuh kasihnya ia membimbing anak-anak yang sehat, berjiwa baik dan tidak punya masalah kejiwaan.

Mereka yang hidup di dunia kebodohan, lalai dan sesat peradaban Barat selalu mengaku sebagai pembela hak-hak wanita dan hak asasi manusia (HAM), pada hakikatnya mereka yang menindas wanita. Bagaimana tidak. Mereka meneriakkan berbagai slogan tentang kebebasan wanita, namun pada saat yang sama mereka menjadikan wanita sebagai alat pemuas laki-laki tak bermoral. Menurut keyakinan kita, kezaliman terhadap wanita yang ada dalam budaya Barat yang payah dan pemahaman salah terhadap wanita dalam karya-karya dan seni Barat begitu luar biasa sepanjang sejarah. Kezaliman global terhadap wanita tidak hanya terbatas pada periode terakhir yang bersumber dari peradaban Barat. Karena menurut kami, apa yang terjadi di Barat dengan slogan kebebasan wanita sejatinya bukan kebebasan wanita, namun pada hakikatnya kebebasan pria tak bermoral menjadikan wanita sebagai pemuas dirinya.

Orang-orang Barat tidak saja melakukan kezaliman terhadap wanita dalam arena kerja dan aktifitas industri tapi juga di bidang seni dan sastra. Pandangan mereka terhadap wanita dalam karya seni, cerita, film dan lukisan mereka mencerminkan kenyataan ini. Orang-orang Barat hanya menganggap wanita sebagai sebuah makhluk pengkonsumsi, pemboros dan pekerja murahan. Namun bagaimana dengan Islam?

Islam tidak menganggap hal-hal tersebut sebagai nilai bagi wanita. Islam setuju bila wanita bekerja bahkan pekerjaan bagi wanita perlu selama tidak mengganggu kewajiban utama dan pentingnya; mendidik anak dan menjaga keutuhan keluarga. Namun Islam menekankan bahwa pekerjaan wanita tidak boleh bertentangan dengan kemuliaan dan nilai-nilai spiritual kemanusiaannya.

Ketika seorang wanita muslim kembali kepada diri dan fitrahnya, yang terjadi adalah mukjizat besar seperti kekuatan dan keagungan wanita muslim yang kita saksikan setelah kemenangan Revolusi Islam Iran. Kita dapat menyaksikan keagungan Islam di wajah para wanita revolusioner Iran yang tetap teguh mempertahankan hijab, kesucian, tugas sebagai ibu rumah tangga dan mendidik anak mereka dan pada saat yang sama mereka masih bisa belajar dan menuntut ilmu. Kini rakyat Iran memiliki banyak dokter wanita dengan kemampuan luar biasa, wanita-wanita lulusan berbagai bidang dan disiplin ilmu dan para mahasiswi yang giat dan berpotensi sebagai kebanggaan Islam dan Republik Islam Iran.

Tidak ada satu ajaran pun yang mengakui ketinggian nilai dan kemuliaan manusia seperti Islam. Penghormatan terhadap manusia dan hak-hak asasi manusia merupakan salah satu dari prinsip-prinsip Islam. Hak-hak manusia hanya dapat terjamin dan dibela di bawah naungan undang-undang peradilan, hukum pidana, sipil, hak-hak umum Islami. Kita adalah pembela hak-hak asasi manusia.

Petikan dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan para wanita dalam rangka hari ulang tahun kelahiran Sayyidah Fathimah az-Zahra as atau “Hari Wanita”.

Mengembangkan Potensi Wanita

Bila kita betul-betul mengurusi masalah wanita dengan baik di negara kita sendiri, berarti sebuah pengabdian kepada kaum wanita di seluruh dunia, sebuah pengabdian sejati kepada seluruh kaum wanita. Mungkin saja sebagian dari nilai pegabdian ini dapat dipahami sekarang dan mungkin juga beberapa tahun mendatang. Namun bila kita benar-benar melakukannya dengan baik, sebuah pengabdian terhadap wanita.

Kalian mewakili kalangan elit wanita dari seluruh penjuru negeri. Kalian menjadi bukti keberhasilan cara pandangan negara Islam dan Islam terhadap wanita. Iran tidak pernah memiliki elit wanita sebanyak ini selama periode pemerintahan zalim dan thagut. Saya mengucapkan ini dan bersikeras menekankan masalah ini. Jumlah periset, dosen, cendikiawan, pemikir dan penulis, sastrawan, penyair, seniman, penulis cerita dan pelukis wanita lebih banyak jumlahnya dari periode pemerintahan thaghut. Yakni, sebuah periode bernama pembelaan terhadap wanita yang berusaha memberantas total hijab, kehormatan wanita dan perbedaan antara wanita dan pria. Pada periode ini mereka menganjurkan kebebasan tanpa batas, bahkan dalam beberapa kasus mereka lebih buruk dan ekstrim ketimbang yang dilakukan oleh negara-negara Eropa.

Kini Republik Islam Iran berkat hijab memiliki banyak elit akademisi, saintis, teknisi, aktivis politik, pakar budaya dan seniman perempuan. Di masa pemerintahan thagut kita bahkan tidak punya sebagian dari bidang yang ada ini. Bila ada itu pun sangat terbatas.

Apa yang dihasilkan Republik Islam Iran dan Islam tepat berbanding terbalik dengan yang dipropagandakan mereka. Mereka ingin menghidupkan kebebasan tanpa batas yang tidak hanya terbatas pada upaya untuk mencegah pertumbuhan, spiritual dan perkembangan potensi yang dimiliki wanita, tapi juga menyibukkan mereka dengan hal-hal remeh yang tampaknya dapat menaikkan gengsi dan cara hidupnya. Berdandan dengan berbagai model dan sejumlah kesibukan seperti ini menjadi penghalang perjalanan seorang wanita meraih kesempurnaan.

Iran tidak pernah memiliki periode keemasan bagi wanita seperti yang dirasakan saat ini. Saat ini begitu banyak periset wanita, cendikiawan, pemikir, sastrawan, seniman dan aktivis politik-sosial. Kenyataan ini membuktikan cara pandang Islam terkait masalah hijab berbeda dengan kebebasan tak terbatas yang dipropagandakan Barat. Hijab dalam pandangan Islam bukan hanya tidak menghalangi wanita tumbuh dan mencapai kesempurnaan, tapi dengan menaati aturan Islam dapat menjadi landasan untuk mempercepat mekarnya berbagai potensi yang dimiliki wanita.

Petikan Pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei saat bertemu dengan ribuan aktivis dan elit wanita.

Sabtu, 09 Februari 2013 06:23

Kebebasan Bagian dari Fitrah Manusia

Kebebasan Bagian dari Fitrah Manusia

 

Kebebasan Sosial

Bagi saya, hari ini adalah hari yang sangat indah. Sebelumnya, saat menjabat sebagai presiden, saya sering berkunjung ke universitas ini; namun pertemuan kali ini memiliki kekhususan tersendiri sehingga begitu indah dan terpatri dalam benak dan kenangan saya. Kurang lebih dua atau tiga bulan telah diinformasikan kepada saya akan pertemuan ini, dan sepertinya Rektor yang terhormat mengharapkan saya untuk menyampaikan sepatah dua patah kata, atau rekan-rekanlah yang akan datang menemui saya. Pada saat itu saya langsung memutuskan untuk menghadiri pertemuan ini agar dapat menyaksikan keberhasilan beberapa tahun universitas ini dan melihatnya sendiri dari dekat.

Banyak harapan di balik pembangunan universitas ini. Tentu saja semua universitas di negara kita mempunyai andil besar dalam Revolusi, negara, kemajuan ilmu dan budaya di negara kita, namun universitas ini memang khusus didirikan oleh Revolusi. Tujuan pendirian universitsa ini guna menciptakan sumber daya manusia bagi universitas-universitas di seluruh negeri.

Mungkin ucapan ini tidak terlalu penting bagi sebagian kalangan, karena Alhamdulillah, saat ini di berbagai universitas negara kita terdapat banyak pemuda mukmin dan keluaran Revolusi, tapi, ucapan ini sangat bermakna pada awal era 60-an. Ketika sebagian dosen cenderung memilih untuk tidak datang ke kampus dan tidak bekerja sama dengan Revolusi, bahkan sebagian malah pergi keluar negri, sekelompok mahasiswa mengkritik mereka dan berulang kali merujuk kepada kami dengan mengatakan bahwa para dosen tersebut mereka tidak punya rasa kepedulian. Tentunya sebagian dosen dengan penuh keyakinan dan keikhlasan tetap berbakti di kampus. Karena mereka meyakini pengembangan universitas membutuhkan sebuah pikiran fundamental. Ide fundamental ini adalah pikiran mendirikan sebuah universitas. Hari ini saya melihat para lulusan dan alumnus universitas ini, baik wanita dan pria, hadir di sini. Inilah yang membuat pertemuan ini begitu indah dan begitu berkesan.

Saudara dan saudari yang terhormat! Saya hanya dapat mengungkapkan sebuah kalimat kepada Anda bahwa hari ini generasi akademisi di universitas memiliki tanggung jawab khusus. Saat ini, negara anda, Revolusi anda, sistem Islami yang bangga kepada anda, sedang melewati sebuah masa di mana para pemikir dan cendikiawan harus berusaha dan bekerja sama untuk lebih mengefektifkan sistem ini. Kita telah melewati masa-masa yang begitu sulit; masa perang, juga masa pasca perang yang memiliki banyak masalah dan kesulitan tersendiri.

Hari ini, adalah masa di mana kita harus mengganti semua ketertinggalan yang dipaksakan selama era penjajahan di negara ini lewat sains, pengetahuan dan usaha ilmiah. Era yang tidak membiarkan bakat-bakat berkembang, tidak mengizinkan identitas asli dan hakiki negara ini terlihat, dengan memasukkan barang-barang buatan Barat, yang membuat Barat semakin maju dalam bidang ilmu dan industri, negara kita menjadi begitu bergantung pada Barat. Komoditas pikiran dan budaya Barat dimasukkan ke negara kita dan langkah pertama yang dilakukan adalah menghilangkan keyakinan kaum terpelajar pada keberadaan diri; budaya, adat-istiadat, pengetahuan dan pada potensi cemerlang yang dimiliki oleh generasi baru Iran. Ketiadaan keyakinan ini telah memberikan pengaruhnya selama bertahun-tahun. Sejak pikiran ini, pikiran penghinaan terhadap rakyat Iran, masuk ke dalam negara kita, maka perasaan hina ini begitu merasuk ke dalam jiwa kalangan terpelajar kita sampai kemudian Barat berhasil menuai hasil dari kondisi ini. Meskipun harus memakan waktu bertahun-tahun, tetapi pada akhirnya Barat berhasil. Hasilnya adalah ketertinggalan yang dapat anda saksikan di negara kita. Dengan semua sumber daya manusia, semua sumber daya alam, kondisi geografis hebat yang kita miliki, dengan semua rekor gemilang di bidang ilmu, budaya dan peninggalan berharga ilmu yang kita miliki, kondisi kita hari ini sangat jauh tertinggal jika dibanding dengan apa yang seharusnya kita raih di medan ilmu, industri dan berbagai kemajuan ilmiah lainnya.

Berkaitan dengan masalah sejarah, geografi dan sastra kita, ternyata kalangan lain yang lebih aktif meneliti dan bekerja. Semua bakat cemerlang yang dimiliki rakyat Iran belum mampu mengganti ketertinggalan yang ada. Namun, dari langkah Revolusi ke sini telah terjadi sebuah mukjizat berupa kepercayaan diri. Perasaan terhina itu sudah tidak ada lagi, namun kita masih harus bekerja keras.

Pada awal-awal Revolusi, terutama dalam 8 tahun perang suci, banyak didapati kesulitan. Hari ini, tanggung jawab anda adalah berusaha keras, dan tujuannya adalah memberikan kemuliaan kepada Islam dan kemandirian pada Iran yang Islami.

Mandirikanlah negara anda dalam berbagai bidang. Tentu saja makna kemandirian bukanlah berarti bahwa kita tidak memanfaatkan apa pun dari luar. Ini tidak masuk akal dan tidak ada seorang pun yang dapat melakukan hal ini. Sepanjang sejarah, manusia memanfaatkan segala hal, namun ada perbedaan antara tukar pikiran, ide dan harta benda di antara dua makhluk yang memiliki kedudukan, posisi dan kekuatan yang sama dengan perbuatan seseorang mengemis kepada orang lainnya. Dengan jalan meminta dan memberikan sesuatu yang dibarengi dengan penghinaan. Inilah keadaan yang telah terjadi sebelum Revolusi.

Kedudukan negara harus didudukkan pada posisi yang seharusnya. Inilah tanggung jawab besar generasi muda terpelajar yang berpikiran maju di negara kita. Dan bagi anda, saudara dan saudari sekalian, yang telah belajar di universitas ini saya membayangkan sebuah tanggung jawab yang sangat berat di pundak anda. Insya Allah anda akan memperoleh taufik yang melimpah.

Tujuan utama saya hari ini adalah hadir di tengah-tengah anda. Saya tidak punya niatan khusus untuk menyampaikan satu hal di sini dan membahasnya. Menurut saya, dengan kebersamaan dan mendengarkan berbagai pernyataan dan pertanyaan anda adalah hal luar biasa. Bagi saya, tanya jawab ini sangat indah dan menyenangkan. Tetapi ada baiknya bila saya mengutarakan lebih dulu kondisi negara saat ini. saya telah mencatatnya untuk di kemukakan kepada anda secara ringkas.

Ada dua poin yang muncul dalam topik kebebasan. Saat ini, kebebasan merupakan topik yang banyak dibahas dalam berbagai media di negara kita dan para pemikir. Fenomena ini cukup bagus. Kami memang selalu menantikan hal-hal prinsi Revolusi dibahas sedemikian rupa sehingga setiap individu diharuskan berpikir dan berbicara tentangnya. Begitu pula tentang topik-topik lainnya. Hari ini, topik ini juga mencuat, sedikit banyaknya saya juga melihat apa yang ditulis dan dibicarakan. Saya teliti dan terkadang juga memanfaatkan apa yang ditulis dan dibicarakan. Pendapat-pendapat yang ada cukup beragam; maksudnya semua tidak menulis dalam satu arah yang sama. Banyak pendapat yang bervariasi, dalam dua sisi pertentangan dapat disaksikan juga pernyataan yang benar dan hak. Kelanjutan pembahasan ini cukup baik. Andai saja para pemikir kita bangkit mengemukakan pembahasan mendasar dalam media, mereka mengeluarkan media dari kondisi minus isi dan membahas topik-topik penting yang merupakan petunjuk bagi rakyat. Kami selalu menyarankan agar budaya Revolusi lebih diperdalam lagi. Kelaziman memperdalam budaya Revolusi adalah membahas topik-topik seperti ini.

Salah satu poin dari dua poin yang ingin saya kemukakan adalah dalam masalah pengertian kebebasan. Kita harus mandiri, sebagaimana salah satu slogan kita; maksudnya kita harus berpikir bebas; tidak taklid dan menurut begitu saja. Jika dalam hal kebebasan yang merupakan fondasi dari berbagai masalah dan kemajuan, kita harus kita ikuti orang lain dan mata kita hanya terbuka lewat jendela kecil pemikiran Barat yang disodorkan pada kita, maka kita telah melakukan sebuah kesalahan besar dan tentu saja kita akan menuai hasil getirnya.

Sebelumnya, saya harus katakan bahwa masalah kebebasan adalah sebuah topik yang selalu ditekankan dan diulang-ulang dalam al-Quran dan ucapan para Imam as. Tentu saja kata kebebasan yang kita pakai di sini bukan berarti kebebasan mutlak yang memang tidak memiliki pendukung di dunia sama sekali. Saya pikir tidak ada seorang pun manusia yang menyerukan kebebasan mutlak. Maksud kami juga bukan kebebasan maknawi yang terdapat dalam Islam khususnya dalam tataran tinggi makrifah Islam; ini bukan pembahasan kita. Kebebasan maknawi adalah sesuatu yang diterima oleh semua kalangan yang menyakini maknawiah; ini bukanlah sesuatu yang harus diterima dan ditolak.

Maksud kebebasan yang kita bahas di sini adalah kebebasan sosial; kebebasan sama seperti hak manusia untuk berpikir, berbicara, memilih dan sejenisnya. Topik ini jelas terlihat dalam kitab dan sunnah. Ayat 157 Surah al-A’raf berbunyi:

 

الّذين يتبّعون الرّسول النّبي الامّي الّذي يجدونه مکتوباً عندهم في التّورية والانجيل يأمرهم بالمعروف و ينهاهم عن المنکر و يحلّ لهم الطيّبات و يحرّم عليهم الخبائث و يضع عنهم اصرهم و الاغلال الّتي کانت عليهم

 

(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.

Allah swt telah menjadikan salah satu kekhususan Rasulullah adalah melepaskan belenggu dari leher manusia dan membebaskan mereka dari perjanjian yang dipaksakan. Ayat ini memiliki makna yang sangat ajaib dan luas. Jika memperhatikan kondisi masyarakat religius dan non religius pada masa itu, niscaya anda akan mengerti bahwa kata Ashr yang berarti perjanjian paksaan yang dibuat manusia, meliputi mayoritas akidah batil, khurafat dan ketentuan-ketentuan sosial salah yang dilakukan oleh tangan-tangan otoriter, penyelewengan atau pembodohan terhadap rakyat. Sementara kata Aghlal bentuk plural dari Ghul maknya jelas.

Bapak Goerge Jourdac, penulis buku Suara Keadilan, tentang Amirul Mukminin as membandingkan dua kalimat yang satunya adalah ucapan Amirul Mukminin as dan satunya adalah ucapan Khalifah kedua, Umar bin Khattab. Suatu ketika, sejumlah gubernur di zaman Umar bin Khattab datang menemuinya. Khalifah marah karena ada laporan jelek tentang para bupati ini. Khalifah berkata kepada mereka dengan ucapan yang terkenal:

 

استعبدتم النّاس و قد خلقهم الله احرارا؟

 

Kalian menjadikan rakyat sebagai budak, sementara Allah menciptakan mereka dalam keadaan bebas?

 

Kalimat lain ucapan Amirul Mukminin Ali as sebagaimana yang tertera dalam Nahjul Balaghah adalah sebagai berikut:

 

لاتکن عبد غيرک وقد خلقک الله حراً

 

Janganlah menjadi budak orang lain, Allah telah menciptakanmu dalam keadaan bebas.

 

George Jourdac membandingkan kedua kalimat ini dan mengatakan, kalimat Amirul Mukminin lebih bagus dari kalimat Umar bin Khattab. Sebab Umar bin Khattab berkata kepada mereka yang kebebasannya tidak terjamin sama sekali di tangan mereka. Umar bin Khattab sendirilah yang sejak awal berkata kepada mereka:

 

استعبدتم النّاس

 

Kalian menjadikan rakyat sebagai budak

 

Kalian telah menjadikan rakyat sebagai budak; maka sekarang bebaskanlah mereka. Ini adalah satu model berbicara, model lain adalah ucapan Amirul Mukminin as yang ditujukan kepada rakyat. Dalam ucapannya terdapat hakikat jaminan pelaksanaan.

 

لاتکن عبد غيرک و قد خلقک الله حراً

 

Jangan menjadi budak orang lain, karena Allah menciptakanmu dalam keadaan bebas

Dalam kedua kalimat ini, terdapat dua kekhususan untuk kebebasan yang terdapat dengan jelas dalam ucapan Amirul Mukminin as yang juga memiliki jaminan pelaksanaan. Salah satu kekhususan itu adalah bahwa kebebasan adalah bagian dari fitrah manusia وقد خلقک الله حرا.

Kini saya akan membandingkan pemikiran Islami dengan pemikiran Barat. Tapi hari ini saya tidak akan membahasnya secara detail. Jika Allah memberikan taufik, di tempat lain ada banyak ungkapan yang harus disampaikan dan saya akan menyatakannya berkaitan pembahasan kebebasan. Hari ini, saya hanya akan mengemukakan dua poin itu saja yang salah satunya adalah kemandirian berpikir dalam masalah kebebasan.

Perhatikanlah betapa kebebasan sosial yang diterjemahkan ke dalam budaya politik dunia sejatinya memiliki sebuah akar qurani. Tidak perlu kita merujuk pada liberalisme pada abad 18 Eropa dan kita lihat Kant, John Stuart Mill dan lainnya berkata apa! Kita sendiri memiliki pendapat dan logika. Saya akan menyebutkan mengapa pendapat mereka itu tidak bisaa menjadi solusi bagi kita karena beberapa alasan. Anda harus menganggap bahwa topik kebebasan adalah topik islami. Menurut saya, ada dua kelompok yang bekerja sama dalam menon-Islam-kan kebebasan, mengasingkan dan menjadikannya sebagai topik luar.

Pertama adalah mereka yang dalam ungkapannya selalu menjadikan ungkapan-ungkapan Falsafah dua tiga abad terakhir Barat dalam masalah kebebasan. Si fulan berkata begini, si fulan yang lain berkata demikian. Tentunya mereka yang menyebut nama-nama filsuf tersebut adalah orang-orang terhormat. Ada pula kalangan yang bergaya filsuf yang dibesarkan media yang membawa-bawa ucapan John Stuart Mill atau ucapan fulan filsuf Perancis, Jerman atau Amerika, tetapi mereka tidak menyebutkan namanya dan mengungkapkannya atas nama mereka sendiri! Mereka ini penjiplak, tetapi juga mereka telah menolong mewujudkan pemikiran bahwa ide kebebasan dan mafhum kebebasan sosial adalah sebuah ide Barat dan merupakan hadiah Barat untuk kita!

Kedua, sekelompok lain yang tidak mengetahui masalah. Ketika pengertian kebebasan disebutkan, mereka langsung ketakutan, cemas dan berteriak Agama telah hilang!

Tidak, agama adalah pembawa pesan terbesar kebebasan. Mengenapa agama hilang? Kebebasan yang benar dan logis adalah hadiah terpenting agama kepada sebuah negara dan masyarakat. Berkat kebebasanlah ide-ide tumbuh dan bakat-bakat berkembang. Sistem keditatoran memberangus bakat dan potensi. Di mana saja ada penindasan, segala bakat dan potensi tidak akan berkembang. Islam menginginkan perkembangan manusia. Sumber daya manusia yang sangat besar mestinya diaktualkan layaknya sumber daya alam sehingga dunia bisa menjadi makmur. Apakah ini dapat terjadi tanpa kebebasan? Apakah bisa tercapai dengan perintah dan larangan?

Oleh karena itu, mereka yang berpikir sedemikian rupa telah melakukan kesalahan. Kedua kelompok; pro Barat dan yang terlalu berhati-hati, begitu kita namai mereka, pada hakikatnya, mereka telah bersekongkol hingga pengertian kebebasan keluar seratus persen dari arena Islam tanpa sepengetahuannya. Padahal tidak demikian. Pengertian kebebasan adalah sebuah pengertian Islam.

Di sini saya kemukakan satu poin bahwa Islam lebih memberikan porsi lebih besar soal kebebasan, kebebasan sosial, ketimbang pemikiran Barat. Memang tafsiran liberalisme sangat beragam. Maksudnya, ketika pemikiran liberalisme di Perancis dan Eropa kemudian berkembang di seluruh dunia setelah Renaisance, berakhir dengan Revolusi Perancis dan kemudian digunakan dalam bentuk yang telah diselewengkan dalam perang merebut kemerdekaan Amerika. Ini kemudian muncul dalam piagam Amerika. Sampai hari ini ada puluhan tafsiran liberalisme, dan mengungkapkan semua ini membutuhkan kesempatan yang banyak, terutama akhir-akhir ini. Di akhir-akhir ini, para pakar atau istilahnya para ideolog Amerika atau didikan Amerika berulang kali menuliskan hal ini.

Saya juga sampaikan kepada anda bahwa banyak sekali pemikir yang menulis buku berkaitan masalah ini terutama tentang liberalisme sesuai pesanan institusi-institusi Amerika meskipun mereka bukan warga Amerika! Bisa saja buku-buku mereka ditulis di Yunani, Jerman atau Perancis; tetapi dicetak di New York! Pesanan, pesanan Amerika; sumber kemunculan dan juga tujuannya adalah Amerika. Kisahnya cukup panjang. Namun, dari semua pendapat ini, dengan semua tafsir beraneka ragam yang ada, pandangan Islam adalah sebuah pandangan tinggi.

Mereka kesulitan mengajukan sebuah falsafah untuk kebebasan. Apakah falsafah kebebasan? Mengapa manusia harus bebas? Diperlukan sebuah dalil dan akar falsafah. Banyak pendapat yang dikemukakan: manfaat, kebaikan sosial, kelezatan pribadi dan hak terbesar dari hak-hak sipil. Semua ini bisa dikritik dan mereka sendiri telah melakukannya.

Jika memperhatikan berbagai tulisan berkaitan topik liberalisme di tahun-tahun terakhir ini, anda akan melihat betapa banyak kalangan mengungkapkan pendapat yang menyita waktu, tidak ada hasilnya, tidak berguna dan mirip dengan pembahasan era kegelapan dalam topik kebebasan. Yang ini berkata demikian, yang itu menjawab begini; kembali yang itu menjawabnya! Sungguh, apakah bagi dunia ketiga ini bukannya sebuah keisengan yang jelek? Yang satu mendukung pendapat ini, satunya lagi mendukung pendapat itu; yang satu menerima argumentasi ini, satunya lagi mengajukan sebuah pendapat kepada orang lain atas namanya sendiri.

Paling tidak, sumber dan falsafah kebebasan adalah hak kemanusiaan. Tapi Islam menyatakan sesuatu yang lebih tinggi dari ini. Islam, sebagaimana yang telah anda lihat dalam hadis tadi, menganggap kebebasan sebagai fitrah manusia. Benar; sebuah hak, tetapi hak yang tertinggi di antara hak-hak lainnya; seperti hak hayat, hak untuk hidup. Sebagaimana hak untuk hidup tidak bisa disejajarkan dengan hak memiliki tempat tinggal, hak memilih dan hak-hak lainnya karena hak untuk hidup lebih utama dan merupakan landasan hak-hak lainnya, kebebasan juga demikian. Inilah pendapat Islam.

Tentu saja ada pengecualiaan. Dalam beberapa hal, hak ini bisa dihilangkan; misalnya hak untuk hidup. Jika seseorang membunuh orang lain maka dia akan diqhishash. Jika seseorang berbuat kefasadan maka dia akan diqishash. Dalam topik kebebasan juga demikian; namun harus diingat ini adalah pengecualian. Inilah pandangan Islam. oleh karena itu, adalah salah jika anda membayangkan pemikiran tentang kebebasan sosial merupakan sebuah pemikiran yang dihadiahkan Barat kepada kita; sehingga ketika kita ingin menyampaikan ucapan indah dan menarik maka kita harus menyebutkan sumber dari buku si fulan; kita harus menyebutkan nama si fulan di Barat yang berpikir dan menuliskan buku. Tidak. Kita harus mandiri dalam berpikir; kita harus merujuk pada sumber kita sendiri dan sumber-sumber Islam. Manusia bisa memanfaatkan pendapat orang lain untuk memperjelas pikiran dan menemukan poin-poin terang; bukan untuk bertaklid begitu saja. Jika ada taklid di dalamnya, maka ini akan menjadi sebuah kerugian besar.

Apa yang saya saksikan dalam perang pemikiran dan media ini, sebagaimana yang saya sebutkan adalah sebuah fenomena yang berkah, adalah minusnya perhatian banyak kalangan pada hal penting ini. Di sini saya akan menjelaskan dua tiga poin perbedaan mendasar kebebasan dalam logika Islam dengan kebebasan dalam logika Barat. Saya telah menyebutkan bahwa liberalisme adalah kumpulan dari semua pendapat dan berbagai kecenderungan yang ada dalam ajaran ini, dan mungkin saja berbagai pendapat dan kecenderungan ini agak bertentangan satu sama lainnya; namun secara umum adalah seperti apa yang akan saya sampaikan.

Dalam ajaran liberalisme Barat, kebebasan manusia adalah kebebasan tanpa hakikat tanpa nama agama dan Tuhan. Oleh karena itu, mereka tidak pernah menganggap akar kebebasan sebagai pemberian Tuhan. Tidak satu pun yang berkata bahwa Tuhan telah memberikan kebebasan kepada manusia dan mereka mencari-cari sebuah sumber dan akar falsafah kebebasan sebagaimana yang telah saya kemukakan. Mereka menyebutkan beberapa akar falsafah dan mereka memiliki berbagai penafsiarn dalam bidang ini. Dalam Islam, kebebasan memiliki akar ilahi. Hal ini sebuah perbedaan mendasar dan merupakan sumber dari berbagai perbedaan lainnya. Dalam logika Islam, gerakan menentang kebebasan adalah sebuah gerakan menentang fenomena ilahi; maksudnya kebebasan membawa sebuah taklif agama di sisi lainnya. Tetapi di Barat tidak demikian; maksudnya meskipun perang sosial demi kebebasan terjadi di dunia, menurut pemikiran liberal Barat, perang ini tidak berlandaskan logika sama sekali. Misalnya, seseorang menyebutkan tentang kebaikan sosial atau kebaikan mayoritas. Ini adalah sebuah akar kebebasan sosial. Maka muncul pertanyaan, mengapa saya harus terbunuh dan sirna karena kebaikan mayoritas? Ini tidak logis. Meskipun demikian, banyak sekali orang yang maju ke medan perang karena pengaruh pemikiran temporer; namun kapan saja mereka yang berjuang di bawah pengaruh pemikiran yang demikian, jika perang benar-benar terjadi di bawah pengaruh pemikiran yang demikian, begitu mereka keluar dari suasana medan perang maka mereka akan ragu: mengapa saya harus mati terbunuh?

Dalam pemikiran Islam tidak demikian. Perang demi kebebasan adalah sebuah taklif dan kewajiban. Sebab perang ini memang perang demi sebuah perintah ilahi.

Sebagaimana yang anda tahu bahwa jika ada orang yang ingin menghilangkan nyawa seseorang anda harus menolong dan menyelamatkannya. Ini adalah sebuah kewajiban agama yang jika tidak anda lakukan, maka anda telah berbuat dosa. Demikian pula dalam kebebasan; anda harus pergi, ini sebuah taklif.

Berdasarkan perbedaan mendasar ini, ada perbedaan lain yang kemudian muncul. Pertama adalah bahwa dalam liberalisme Barat, karena hakikat dan nilai-nilai akhlak adalah relatif, maka kebebasan menjadi tak terbatas. Kenapa? Sebab meskipun anda menyakini serangkaian nilai-nilai akhlak, anda tidak berhak menyalahkan seseorang yang melanggar nilai-nilai ini. Karena bisa jadi dia tidak meyakini nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, tidak ada batasan bagi kebebasan. Kenapa? Karena tidak ada hakikat yang tetap. Sebab menurut mereka hakikat dan nilai-nilai akhlak adalah relatif.

Kebebasan dalam Islam tidak demikian. Dalam Islam, ada nilai-nilai pasti dan tetap. Gerakan harus mengarah pada hakikat berupa nilai agung dan kesempurnaan. Oleh karena itu, kebebasan dibatasi oleh nilai-nilai ini. Mengenai bagimana nilai-nilai ini dapat dipahami dan diperoleh adalah sebuah pembahasan lain. Bisa saja orang menyusuri jalan yang salah dalam memahami nilai-nilai tersebut; bisa pula orang menyusuri jalan yang benar. Hal ini di luar pembahasan kita. Ringkasnya, kebebasan dibatasi oleh hakikat dan nilai-nilai.

Kebebasan sosial yang sangat berharga dalam Islam ini, jika digunakan untuk merusak derivasi nilai-nilai maknawi atau materi lain dari sebuah masyarakat, maka dia menjadi bahaya; tepat seperti kehidupan seorang manusia.

 

من قتل نفساً بغير نفس او فساد في الارض فکانّما قتل النّاس جميعاً

 

Dalam logika Al-Quran, membunuh seorang manusia laksana membunuh semua manusia. Mafhum ini sangat luar biasa. Seseorang yang membunuh seorang manusia sama seperti membunuh semua manusia; sebab membunuh berarti menghancurkan batas kemanusiaan. Namun pengecualiannya adalah بغير نفس او فساد في الارض; kecuali dia yang membunuh ini telah membunuh orang lain atau telah berbuat kriminal. Anda lihat, nilai-nilai dan hakikat ini tetap dan pasti, nilai dan hakikat inilah yang membatasi kebebasan; sebagaimana nilai dan hakikat ini membatasi hak untuk hidup.

Perbedaan lainnya adalah bahwa di Barat, kepentingan-kepentingan materilah yang membatasi kebebasan. Awalnya mereka menentukan batasan-batasan kebebasan sosial dan individu; ini salah satunya. Ketika kepentingan materi terancam, mereka pun membatasi kebebasan. Kepentingan-kepentingan materi, misalnya kemuliaan negara fulan dan dominasi keilmuan negara fulan.

Pengajaran dan pendidikan adalah salah satu topik yang di dalamnya kebebasan bagian dari hak yang paling pasti dan jelas. Manusia berhak menuntut ilmu; namun kebebasan ini terbatas di universitas-universitas besar Barat di dunia! Ilmu dan tekhnologi canggih tidak bisa ditransfer! Alih tekhnologi, High Tech dan tekhnologi canggih, ke negara-negara lain, adalah pantangan bagi mereka! Kenapa? Sebab jika ilmu dan pengetahuan ini ditransfer, maka ilmu dan pengetahuan ini keluar dari dominasi mereka. Kekuatan materi dan dominasi ini tidak akan kekal bagi mereka. Di sini kebebasan menemukan batasannya; dosen tidak berhak mengungkapkan rahasia ilmiah kepada mahasiswa dari negara ketiga, misalnya mahasiswa Iran atau Cina!

Kebebasan dalam tranfer informasi dan berita juga demikian. Hari ini, semua permasalahan dunia karena kebebasan informasi dan berita; biarkan rakyat mendapat kabar; biarkan rakyat melihat. Salah satu contoh nyata dan contoh sempurna pensosialisasian kebebasan di Barat adalah ini; namun dalam serangan Amerika ke Irak, dalam pemerintahan Bush, semua informasi secara resmi disensor selama seminggu atau lebih! Semua orang tahu Amerika telah menyerang; warga Amerika sendiri tahu; namun tidak ada yang tahu bagaimana detailnya; sebab pemerintah mengklaim bahwa transfer informasi tentang detail perang akan mengancam keamanan militer! Jadi, keamanan militer telah membatasi hak kebebasan; yaitu sebuah batas materi dan sebuah dinding materi.

Kekuatan landasan pemerintahan ini juga merupakan sebuah batasan lain. Beberapa tahun sebelum ini, sekitar empat lima tahun lalu, di Amerika muncul sebuah kelompok yang beritanya pasti telah dibaca oleh mereka yang membaca surat kabar. Saya sendiri telah mendapat informasi yang lebih detail sebelumnya saat itu; dan semua surat kabar kita memang menulis dan menukil peristiwa itu. Di sana muncul sebuah kelompok dengan mazhab tersendiri yang menentang pemerintahan saat itu, zaman Clinton. Pemerintah telah bertindak lewat aksi keamanan dan kepolisian tetapi tidak ada hasilnya. Polisi mengepung rumah tempat mereka berkumpul dan membakarnya. Sekitar 80 orang terbakar! Foto-foto mereka dipublikasikan dan seluruh dunia menyaksikannya. Di antara 80 orang ini ada wanita, ada juga anak-anak. Pemerintah telah bertindak lewat aksi keamanan dan kepolisian tetapi tidak ada hasilnya. Mungkin tidak satu pun tentara di antara mereka. Anda bisa lihat; kebebasan untuk hidup, kebebasan akidah, kebebasan perjuangan politik telah dibatasi sedemikian rupa. Oleh karena itu, kebebasan dalam dunia materi Barat juga terbatas; hanya saja batasan-batasan ini adalah batasan materi.

Di sana, nilai-nilai akhlak tidak bisa menjadi penghalang bagi kebebasan. Misalnya, gerakan homoseksual di Amerika adalah salah satu dari gerakan-gerakan yang luas! Mereka bangga; berdemonstrasi di jalan-jalan; foto-foto mereka dicetak di majalah-majalah; bahkan dengan bangga menyebutkan bahwa bisnisman A dan tokoh politik B adalah anggota kelompok mereka juga; tidak satu pun yang merasa malu apalagi sampai mengingkari! Lebih jauh lagi, sebagian tokoh yang menentang gerakan ini malah diserang dengan keras oleh beberapa media dan surat kabar mengapa mereka sampai menentang gerakan homo ini! jadi nilai akhlak secara mutlak tidak bisa menentukan batas bagi kebebasan. Contoh lainnya adalah di negara-negara Eropa. Misalnya kebebasan mengemukakan pendapat. Propaganda dibatasi hanya demi kepentingan fasisme, yang merupakan masalah materi dan pemerintahan; namun propaganda porno tidak dibatasi! Jadi batasan kebebasan dalam liberalisme Barat, dengan falsafah yang ada, akar falsafah dan pandangan khusus, adalah batasan materi; bukan batasan moral. Tapi dalam Islam, ada batasan-batasan akhlak. Dalam Islam, kebebasan juga memiliki batasan maknawi selain batasan materi. Tentu saja kebebasan orang-orang yang bertindak menentang kepentingan dan kebutuhan negara terbatas kebebasannya, dan ini cukup logis, dan memiliki batasan maknawi juga.

Jika seseorang memiliki akidah sesat, tidak masalah. Ketika kita berkata tidak ada masalah, maksudnya dia bermasalah di sisi Allah dan manusia-manusia mukmin; tetapi pemerintah tidak memiliki kewajiban apa-apa terhadapnya. Dalam masyarakat, ada agama Islam, Yahudi, Masihi dan agama-agama lainnya; saat ini agama-agama tersebut ada dalam negara kita, juga ada di awal-awal Islam, tidak ada masalah. Namun akan menjadi sebuah batasan bagi manusia ketika seseorang yang berakidah sesat mempengaruhi jiwa, akal, dan hati orang-orang yang tidak punya kekuatan defensif sedikit pun dan ingin menyesatkan mereka. Di sinilah kebebasan terbatas. Beginilah pendapat Islam. Atau misalnya ada yang ingin mensosialisasikan kejahatan, memunculkan kejahatan politik, kejahatan seksual dan kejahatan pemikiran; atau bergaya filsuf di beberapa sudut dan menulis makalah sembari menyatakan bahwa pendidikan tinggi tidak baik bagi pemuda dengan menyebutkan beberapa keburukannya, meskipun kemungkinan besar ucapan mereka tidak akan berpengaruh di era 90-an, tetapi mungkin saja pada era berikutnya membuat pemuda menjadi malas. Tidak bisa kita memberi izin pada orang-orang yang menghalangi manusia dari menuntut ilmu dengan kebohongan dan menimbulkan rasa was-was.

Kebebasan bukan berarti bisa berbohong. Kebebasan bukan berarti menyebarluaskan gosip. Kebebasan bukan berarti merugikan orang lain. Kritikan saya adalah mengapa dalam masalah kebebasan, sebagian kalangan tidak merujuk pada pembahasan Islami dan sumber-sumber Islam? dalam surah Al-Ahzab ayat 69 Allah swt bersabda:

 

لئن لم ينته المنافقون و الذين في قلوبهم مرض والمرجفون في المدينة لنغرينک بهم

 

Murjifuun telah disejajarkan dengan dua kelompok munafiquun dan orang-orang yang hatinya sakit. Kaum munafik satu kelompok dan kelompok lainnya adalah orang-orang yang hatinya sakit الّذين في قلوبهم مرض dan murjifuun ini disejajarkan dengan mereka. Murjifuun adalah mereka yang selalu menakut-nakuti rakyat. Sebuah masyarakat Islam yang baru terbentuk yang dikelilingi oleh musuh-musuh. Mereka harus siap siaga membela negara dan sistem agung yang manusiawi dan merakyat. Namun ada sekelompok orang laksana parasit malah memperlemah semangat rakyat. Inilah orang-orang murjif. Al-Quran menyebutkan, “Jika murjifuun, yaitu orang-orang yang selalu menakut-nakuti rakyat, membuat rakyat putus asa, menghalang-halangi gerakan rakyat, tidak menghentikan aktivitasnya, لنغزينک بهم, maka kau (wahai Nabi) akan Kami hadapkan dengan mereka. Ini adalah batasan kebebasan. Jadi, kebebasan dalam logika Islam memiliki satu perbedaan lain yaitu memiliki batasan maknawi.

Perbedaan lainnya adalah bahwa kebebasan dalam pemikiran liberalisme Barat bertentangan dengan taklif atau kewajiban. Kebebasan juga berarti lepas dari taklif. Dalam Islam, kebebasan ibarat satu sisi dari mata uang logam taklif. Manusia memang bebas karena manusia memiliki taklif. Jika manusia tidak memiliki taklif maka tidak perlu ada kebebasan; manusia akan seperti malaikat. Seperti kata Maulawi

Hadis menyebut Allah menciptakan Alam dalam tiga kelompok

Sekelompok memiliki akal dan ilmu dan para malaikat pun bersujud padanya

Keistimewaan manusia adalah pada kumpulan motivasi dan insting saling bertentangan yang dimilikinya. Taklif manusia adalah menyusuri jalan kesempurnaan di antara berbagai motivasi ini. Kepada manusia diberikan kebebasan karena ada jalan menuju kesempurnaan ini. Kebebasan dengan nilai ini adalah untuk kesempurnaan; sebagaimana kehidupan manusia itu sendiri untuk kesempurnaan: و ما خلقت الجنّ و الانس الاّ ليعبدون Allah telah menciptakan jin dan manusia agar mereka sampai pada derajat penghambaan kepada-Nya. Sebuah derajat yang sangat tinggi. Kebebasan juga seperti hak untuk hidup; merupakan sebuah pendahuluan untuk penghambaan.

Di Barat, menghapus taklif tidak hanya pada penafian pemikiran-pemikiran agama, tetapi juga pemikiran-pemikiran non agama dan semua ideologi yang di dalamnya ada taklif, ada kewajiban dan larangan, ada yang semestinya dilakukan dan tidak semestinya dilakukan juga dinafikan! Saat ini, dapat disaksikan bangsa liberal di berbagai negara, sebagai contoh sebagian kalangan di negara kita yang mengatakan bahwa pemikiran bebas Barat bertentangan dengan landasan keharusan dan ketidakharusan dan bertentangan dengan landasan ideologi! Inilah hasil dari para penulis liberal Amerika, atau penjiplak Amerika dan mereka yang nabinya adalah para penulis itu. Islam sangat menentang ini. Islam mengakui kebebasan bagi manusia yang dibarengi dengan taklif sehingga manusia mampu melaksanakan kewajibannya dengan benar, mampu melakukan kerja-kerja besar, memilih pilihan-pilihan besar dan mampu berjalan menuju kesempurnaan.

Oleh karena itu, nasehat pertama saya kepada mereka yang menulis dan membahas masalah kebebasan adalah hendaknya kita mandiri dalam memahami pengertian kebebasan dan jangan sampai kita bergantung pada pihak lain. Nasehat kedua saya adalah bahwa jangan sampai ada penyalahgunaan kebebasan.

Sebagian kalangan berulang kali mengulang dan menekankan: kebebasan yang baru saja diperoleh media, kebebasan pers! Menurut saya ucapan ini tidak realistis; ucapan yang sumbernya adalah radio-radio asing. Mereka menulis di berbagai koran dan majalah sekaligus melakukan pelanggaran. Sebagian dari mereka sebelumnya tidak melakukan hal ini, tapi sebagian lagi telah melakukannya.

Pada tahun-tahun yang telah lampau, kami sering menyaksikan ucapan-ucapan yang menentang presiden saat itu, menentang pejabat-pejabat pemerintah, bahkan menentang pembahasan inti Revolusi di berbagai media; dan tidak ada yang menentang mereka. Saya masih ingat beberapa contoh yang pasti akan saya sebutkan kalau saja pertemuan kita ini tidak terlalu panjang.

Saya telah mengemukakan tentang serangan budaya sekitar enam tujuh tahun yang lalu. Hal ini pun dibahas dan sebagian kalangan mengajukan pendapat tentangnya, mungkin anda masih mengingat sebagiannya. Saat itu, televisi Republik Islam Iran mengadakan diskusi yang dihadiri oleh tiga empat orang. Salah satu dari mereka menyetujui pendapat yang saya kemukakan dan membelanya; sisanya menolaknya mentah-mentah. Dan mengatakan, “Tidak. Ini hanya khayalan! Ini tidak benar! Jadi anda lihat bahwa tidak ada yang menentang pada yang lain.

Benar; sebagian kalangan yang rekornya tidak bersih, tangan-tangannya ternoda, takut terjun ke dalam arena serta mengucapkan sesuatu. Seandainya mereka mengucapkan sesuatu pun tidak ada yang akan mengurusi mereka. Jika ucapan-ucapan yang hari ini dikatakan diucapkan hari itu, tidak akan ada orang yang mengurusinya; tapi mereka takut; sebab mereka memiliki rekor buruk. Kedengkian mereka pada Revolusi, pada Imam dan pada pemikiran imamah islami sudah diketahui sejak dulu. Mereka sendiri yang tidak berani masuk ke dalam arena. Kemudian, setelah pemilu pemilihan presiden terakhir ini mereka menjadi berani bersandarkan analisa salah yang mereka lakukan tentang pemilu! Analisa salah mereka adalah mereka menyangka rakyat akan memberikan 30 juta suara menentang pemerintah! Mereka sudah begitu gembira, padahal rakyat kemudian memberikan 30 juta suara untuk kekokohan negara. Salah satu kebanggan sistem islami adalah bahwa setelah 18 tahun berlalu sejak kemenangan Revolusi, 30 juta penduduk dari 32 juta orang yang memiliki hak suara, sekitar 90 persen, hadir dalam pemilu. Mereka telah salah menganggap kekuatan sistem Islam sebagai sebuah kelemahan! Memang pada awalnya radio-radio asing begitu aktif berteriak-teriak di hari-hari awal pemilu demi mengarahkan mereka-mereka yang siap dan bersedia mengikuti penyelewengan dan kesalahan ini. Ya, 30 juta orang tidak ridha pada sistem Islam!

Mereka ingin mengklaim dan menggambarkan kekuatan sistem sebagai sebuah kelemahan. Orang-orang malang ini mempercayai teriakan itu atau menipu dirinya sendiri; mereka mengira karena saat ini 30 juta orang di negara kita menentang sistem yang ada maka kita juga harus berbicara!

Sekarang mereka menemukan keberanian untuk berbicara; padahal tidak ada bedanya. Kalau hari itu mereka melakukan pelanggaran, menembus batasan-batasan logis dan kemudian akan ditindak oleh hukum, hari ini juga demikian; tidak ada bedanya sama sekali. Hari ini, bagi mereka-mereka yang menyesatkan, merusak, berbuat sia-sia juga akan mengalami hal yang sama; tidak ada bedanya.

Oleh karena itu, jangan sampai ucapan ‘kebebasan yang baru diperoleh’ ini selalu diulang-ulang. Saya melihat sebagian pejabat selalu berkata, “Jangan terlalu banyak memanfaatkan kebebasan agar prinsip kebebasan tidak mengalami bahaya! Ucapan apa ini? Semakin banyak kebebasan dimanfaatkan maka semakin baik; hanya saja, jangan sampai keluar dari batasan yang ada.

Semakin banyak hak pemberian Allah digunakan, sistem islami akan semakin banyak meraih tujuannya. Kritikan kami pada para penulis adalah kenapa mereka tidak menulis, kenapa tidak meneliti, kenapa tidak menganalisa?

Batasan-batasan benar harus diperhatikan. Tentu saja batasan-batasan ini bukanlah batasan yang bisa ditentukan oleh sebuah pemerintahan karena kepentingannya. Seandainya pun ada pemerintahan di dunia, dan setidaknya memang ada, yang menentukannya, sistem Republik Islam tidak demikian. Negara Republik Islam Iran sumbernya adalah keadilan. Maksudnya, jika seorang Rahbar tidak lagi adil, otomatis dia akan jatuh dari posisi Rahbar tanpa harus ada faktor penyebab lainnya. Dalam sistem yang demikian, tidak ada artinya jika sebagian kalangan menentukan batasan demi kepentingan sebuah kelompok atau pandangan khusus pemerintah. Tidak. Batasan adalah batasan Islam; batasan yang dikenal adalah batasan yang ada dalam Quran, hadis dan dalam pahaman yang benar tentang agama. Inilah yang diterima dan harus dilaksanakan. Jika tidak dilaksanakan, maka yang bertanggung jawab adalah para pejabat; para pemimpin kehakiman, pejabat pemerintah, kementrian penerangan, dan yang lainnya. Jika mereka tidak melakukan kewajibannya maka mereka telah melakukan dosa dan pelanggaran. Mereka wajib menjaga batasan ini. Di dalam batasan-batasan itu, batasan-batasan tertentu, yang harus dimanfaatkan adalah dasar keindahan cemerlang dari kebebasan. Saya tidak menyukai ungkapan tidak bertanggung jawab tadi yang selalu diucapkan berulang kali.

Yang dapat saya sampaikan hari ini sebagai kesimpulan adalah topik kebebasan adalah topik islami. Mari kita berpikir secara islami tentangnya dan kita mengakui hasilnya sebagai sebuah gerakan islami dan sebuah taklif agama. Apa yang ada di tengah masyarakat, mari kita syukuri kepada Allah, kita hargai dan kita manfaatkan semaksimal mungkin. Para pemikir dan cendikiawan harus berusaha keras. Tentu saja ada pembahasan-pembahasan yang hanya dapat dibahas secara khusus dan spesial di hawzah, universitas, media khusus dan kelompok khusus; sebagian tidak demikian. Hal-hal yang bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan harus dikemukakan agar semua bisa memanfaatkannya.

Saya berharap, insya Allah, Allah swt memberikan taufik kepada kita sehingga kita bisa menyaksikan hal-hal yang dapat mengembangkan sistem ini dan taufik yang lebih besar, baik dan mulia bagi negara kita. Anda semua, para akademisi, khususnya para pemuda, yang akan menggenggam masa depan dan harapan, akan berperan besar dalam pengembangan dan keberhasilan ini.

 

والسّلام عليکم و رحمةالله و برکاته

Sabtu, 09 Februari 2013 06:13

Palestina

Sejarah Palestina dan Pendudukannya

Apa sebenarnya kisah yang terjadi tentang Palestina? Sejumlah orang Yahudi berpengaruh di dunia berambisi membentuk sebuah negara independen untuk umat Yahudi. Pemerintah Inggris memanfaatkan ide tersebut dan berjanji akan merealisasikan angan-angan itu. Awalnya kelompok Zionis berencana mendirikan negara di Uganda, namun kemudian mereka melirik Tripoli, ibu kota Libya sebagai negara bagi Zionis. Maka mulailah mereka melobi Italia yang saat itu menjajah Libya. Namun pemerintah Roma menolak permintaan mereka. Akhirnya kelompok Zionis mulai mendekati Inggris yang saat itu memiliki kepentingan sangat besar di Timur Tengah. Inggris menilai baik jika dapat mendatangkan orang-orang Yahudi ke kawasan ini. Pada awalnya Inggris mengirim mereka ke kawasan secara bertahap dan menjadi kelompok minoritas di sana, namun lambat laun komunitas ini berhasil menguasai sebagian wilayah yang strategis, dan Palestina adalah wilayah strategis, lalu mereka mendirikan pemerintahan di sana yang menjadi sekutu Inggris di Timur Tengah dan menghalangi dunia Islam, khususnya negara-negara Arab untuk bersatu.
Benar, jika orang lain cerdas, untuk menghadapinya musuh akan membuat persatuan. Akan tetapi musuh yang didukung sedemikian besar dari luar dan memakai strategi mata-mata serta metode lainnya dapat menebar permusuhan dan perpecahan. Dan ini yang mereka lakukan. Satu saat mereka mendekati satu pihak dan menghancurkan yang lain. Oleh karena itu, pertama kali kelompok Zionis mendapat bantuan Inggris dan negara Barat lainnya, namun lambat laun mereka berpaling dari Inggris dan mendekati Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, AS hingga kini selalu melindungi mereka. Dengan cara ini mereka membuat sebuah negara. Mereka datang dan mencaplok negeri Palestina. Pendudukan itu dilakukan pertama kali bukan dengan perang, tetapi pertama dengan cara penipuan. Mereka membeli ladang pertanian yang sangat subur yang digarap oleh para petani Palestina dengan tawaran harga berkali lipat, sehingga pemilik tanah-tanah itu yang umumnya berada di Eropa dan Amerika, tertarik dengan penawaran tersebut dan menjual tanah mereka kepada orang-orang Yahudi itu.
Tentunya di sini juga ada peran para broker. Menurut ceritanya, salah satu broker penjualan tanah warga Palestina kepada orang-orang Yahudi adalah Sayid Dziauddin yang terkenal itu, sekutu dekat Reza Khan saat melakukan kudeta tahun 1299 HS (1920 M). Dia meninggalkan negeri ini dan pergi ke Palestina. Di sana dia menjadi broker penjualan tanah-tanah milik warga Muslim Palestina kepada orang-orang Yahudi dan Israel. Ketika sudah merasa memiliki tanah yang cukup, mereka melakukan tindakan-tindakan yang keras dan kasar dengan gaya barbarisme dan bengis untuk memaksa warga Palestina keluar dari tanah milik mereka sendiri. Mereka mendatangi desa-desa Palestina, memukul dan membantai warganya, dan di sisi lain dengan tipu daya dan propaganda palsu mereka menarik simpati internasional.
Perampasan negeri Palestina oleh orang-orang Zionis memiliki tiga unsur pendukung. Pertama adalah kebencian mereka terhadap bangsa Arab. Mereka berlaku kejam kepada kelompok Arab dan tidak pernah mengenal kata toleransi dengan mereka. Kedua adalah propaganda bohong terhadap publik dunia. Penipuan opini dunia ini adalah salah satu hal yang menakjubkan. Sedemikian besarnya kebohongan mereka melalui media Zionis yang dikuasai oleh Yahudi, dan sejak lama mereka melakukannya, sampai-sampai banyak investor Yahudi sendiri yang mempercayai kebohongan tersebut. Banyak kalangan yang tertipu oleh Zionis, diantaranya seorang filsuf sosial Prancis, Jean Pill Sarter.

Sekitar 30 tahun yang lalu, saya membaca buku tulisan Jean Pill Sarter tentang sebuah bangsa tanpa negeri dan negeri tanpa bangsa. Yang dimaksud dalam buku tersebut adalah umat Yahudi yang tidak memiliki negara, datang ke Palestina. Ia menggambarkan bahwa Palestina adalah sebuah wilayah yang tidak ada penghuninya. Apa yang ia maksud dengan menyebut Palestina sebagai negeri tanpa penghuni. Berbagai bukti menyatakan dengan jelas bahwa di Palestina terdapat masyarakat yang hidup di sana. Seorang penulis asing menulis bahwa Palestina adalah negeri yang dipenuhi ladang gandum yang menghijau. Sejauh mata memandang akan nampak ladang itu. Kelompok Zionis menggambarkan Palestina adalah sebuah wilayah yang ditinggal penghuninya dan kemudian mereka mendatangi wilayah ini untuk memakmurkannya. Ini adalah upaya untuk membohongi opini publik. Mereka mengesankan bahwa mereka adalah bangsa teraniaya. Dan hal itu dilakukan sampai saat ini.
Di media-media mereka seperti majalah Times atau Newsweek, yang terkadang saya baca, sering ditemukan ulasan mereka yang mendetail ketika memberitakan tentang sebuah peristiwa yang menimpa sebuah keluarga Yahudi. Media-media tersebut meliput peristiwa itu dengan detail, sampai-sampai mereka juga memasang foto dan mencantumkan usia korban lalu membesar-besarkan kemalangan nasib anak-anak di keluarga itu. Namun, media ini tidak memuat satupun dari ratusan tragedi pembantaian dan kekejaman yang terjadi terhadap warga Palestina dan Lebanon. Tak ada singgungan tentang nasib anak-anak muda, perempuan-perempuan, dan anak-anak kecil Palestina di negeri pendudukan Palestina.
Unsur ketiga adalah apa yang mereka sebut dengan istilah lobi. Berbicara dan berunding dengan satu pemerintah, negara, pejabat, politikus, cendekiawan, penulis, atau bahkan penyair. Kinerja Zionis selama ini bersandar pada tiga unsur ini dan mereka berhasil merampas Palestina dengan licik. Saat itu Zionis juga mendapat bantuan serta dukungan dari negara-negara kuat khususnya Inggris. PBB, juga lembaga sebelumnya yang bernama Liga Bangsa-bangsa melakukan halnyang sama. Lembaga PBB dibentuk untuk apa yang mereka sebut dengan misi menjaga perdamaian dunia. Pada tahun 1948, PBB merilis resolusi pembagian wilayah Palestina tanpa alasan apapun. 57 persen wilayah Palestina diserahkan kepada Zionis, padahal sebelumnya mereka hanya menguasai lima persen tanah Palestina. Selanjutnya Zionis membentuk pemerintahan ilegal di tanah Palestina. Lalu mereka mulai melancarkan teror terhadap warga tak berdosa Palestina di banyak desa dan kota. Tentunya, negara-negara Arab juga bersalah. Kemudian meletus serangkaian perang.
Pada tahun 1967 dengan bantuan AS dan sekutunya, Israel berhasil menduduki sejumlah wilayah Mesir, Suriah dan Jordania. Tahun 1973, Israel kembali menyulut perang dengan dukungan AS dan mereka berhasil menguasai berbagai wilayah lainnya.
(Khotbah Jum'at 31 Desember 1999)

Dewasa ini sejumlah pihak mempertanyakan, mengapa kita membahas masalah Palestina, padahal masalah ini telah tuntas. Saya tegaskan bahwa masalah Palestina belum selesai dan masih berlanjut. Kalian mengira bahwa warga Palestina dan keturunannya harus hidup di luar negeri mereka sendiri, atau mereka yang berada dan bertahan di dalam negeri itu harus menjadi minoritas dan tertindas di negeri sendiri, sementara orang-orang asing datang dan menduduki negeri mereka? Hal ini tidak bisa dibenarkan. Banyak negara di dunia yang selama seratus tahun dijajah oleh kekuatan imperialis, seperti Kazakhstan, Georgia dan negara-negara di Asia tengah yang baru merdeka -sebagian merdeka dari Uni Soviet dan sebagian dari Rusia-. Oleh karena itu, tidak mustahil rakyat Palestina akan meraih kemerdekaan negerinya dan hal itu harus terjadi. Dan dengan izin Allah swt Palestina akan secepatnya kembali ke tangan bangsa Palestina. Karena itu, masalah ini belum selesai.
Saat ini Zionis dengan dukungan AS memanfaatkan isu perdamaian. Mereka meneriakkan dan menyerukan perdamaian di mana-mana. Memang benar perdamaian sangat baik, namun dimana dan dengan siapa perdamaiaan harus diterapkan. Misalnya saja, seseorang dengan secara paksa memasuki rumah kita dan menganiaya kita, melecehkan keluarga kita serta mengambil paksa dua kamar dari tiga kamar di rumah kita. Kemudian orang tersebut menegur kita, mengapa kita mengadukan perilakunya dan menentangnya, selanjutnya ia mengajak berdamai. Apakah perdamaian model seperti ini logis? Perdamaian yang sesungguhnya adalah orang tersebut pertama harus keluar dari rumah kita. Setelah itu jika ada permusuhan, biarkan orang ketiga datang dan mendamaikan kita. Kalian telah memasuki rumah kami dan melakukan kejahatan di sini. Saat ini pun jika mampu kalian tidak akan ragu melakukan kejahatan.
Saat ini nyaris setiap hari tentara Zionis menyerang Lebanon selatan. Mereka bukannya menyerang para pejuang, namun desa-desa dan sekolah di selatan Lebanon yang menjadi sasaran mereka. Belum lama ini Israel menyerang sebuah sekolah di Lebanon selatan dan menewaskan sejumlah anak kecil. Mereka membantai warga dan anak-anak tak berdosa. Bukankah para korban itu tidak memanggul senjata dan tidak melakukan serangan apapun? Esensi Zionis adalah agresi. Di saat Israel menduduki Lebanon dan ketika mereka membantai warga di Deir Yassin dan sejumlah wilayah lainnya, tidak ada yang mengutuk aksi brutal ini. Bukankah mereka yang menjadi korban itu adalah warga sipil? Memang ada sekelompok pemuda Arab yang penuh kecemburuan dan mengangkat senjata dengan alasan mengapa kalian masuk dan merampok negeri kami? Tetapi umumnya yang menjadi korban adalah warga yang tidak bersenjata.
Tabiat orang-orang Zionis adalah agresi. Kekerasan adalah ciri khas Rezim Zionis Israel. Tanpa kekerasan rezim ini selamanya tidak akan mencapai kemajuan. Apakah lantas kalian menyuruh kami berdamai dengan mereka? Perdamaian jenis apa? Jika mereka puas dengan haknya serta mengembalikan negeri Palestina kepada orang-orang Palestina dan pergi meninggalkan negeri itu, atau meminta izin kepada pemerintah Palestina untuk tinggal di Palestina, baik sebagian dari mereka atau seluruhnya, maka tidak akan ada yang memusuhi mereka. Peperangan hanya akan timbul jika ada pihak yang merampas negeri orang lain dengan paksa, mengeluarkan pemiliknya dari tanah mereka sendiri dan melakukan kejahatan. Saat ini pun orang-orang Zionis terus melanjutkan tindak kejahatan. Mereka siap menyerang negara-negara di kawasan dan berbuat zalim. Mereka adalah ancaman bagi semua. Perdamaian dengan mereka berarti membuka jalan bagi agresi mereka selanjutnya.
(Khotbah Jum'at 31 Desember 1999)

Krisis Palestina bukannya tidak bisa diselesaikan. Solusi tunggal untuk menyelesaikan masalah Palestina adalah membiarkan warga asli Palestina baik yang berada di dalam Palestina maupun yang berada di luar negeri itu -bukan para pendatang dan penjajah- untuk menentukan sistem pemerintahan di negeri mereka. Berdasarkan sistem demokrasi yang didengungkan di dunia yang menghormati suara suatu bangsa, maka warga Palestina juga sebuah bangsa. Biarkan mereka memutuskan. Sedangkan rezim Zionis yang bercokol di Palestina tidak berhak atas wilayah ini. Oleh karena itu, tidak seharusnya warga Palestina dituntut untuk mengakui rezim Israel. Jika ada umat Islam yang mengakui eksistensi rezim ini maka selain menorehkan cela bagi dirinya sendiri, apa yang ia lakukan hanya sia-sia belaka. Karena rezim ini tidak akan kekal dan akan segera runtuh.
Orang-orang Zionis mengira mereka telah berhasil menguasai Palestina akan akan selalu bercokol di sana. Tidak demikian. Palestina suatu hari pasti akan lepas dari pendudukan. Bangsa Palestina telah berkorban dan berjuang di jalan ini. Adalah tugas negara-negara Islam untuk mempercepat proses ini dan bertindak agar bangsa Palestina menyaksikan hari itu.
(Pidato Rahbar di depan para peziarah makam Imam Khomeini 4 Juni 2002)
Untuk masalah ini, ada solusi penyelesaian yang logis yang bisa diterima oleh hati nurani semua orang. Mereka yang meyakini prinsip-prinsip dunia saat ini, mau tak mau harus menerima solusi ini. Solusi tersebut sekitar satu setengah tahun lalu telah kami paparkan dan pemerintah Republik Islam Iran telah berulang kali menyampaikannya di forum internasional dan perundingan di tingkat dunia. Sekarang pun kami tetap menuntut pelaksanaan solusi tersebut.
Cara penyelesaiannya adalah dengan menggelar referendum yang menyertakan seluruh rakyat Palestina dan memulangkan mereka yang terpaksa mengungsi ke negeri-negeri lain, seperti Lebanon, Jordania, Kuwait dan Mesir serta negara Arab lainnya - tentunya mereka yang ingin kembali ke negeri asal, bukan dengan paksaan -. Juga referendum yang menyertakan semua yang tinggal di Palestina sebelum tahun 1948 -sebelum terbentuk rezim ilegal Israel-, baik Muslim, Kristen maupun Yahudi. Mereka semua diminta pendapat (lewat mekanisme referendum) untuk menentukan sistem pemerintahan di tanah Palestina. Ini adalah cara yang demokratis. Jika dikatakan demokrasi adalah sistem yang baik dan diterima oleh masyarakat dunia, mengapa hal ini tidak baik bagi warga Palestina?
Kalau semua bangsa di dunia berhak menentukan nasib mereka, mengapa bangsa Palestina tidak berhak. Sangat jelas sekali bahwa Israel sebuah rezim lahir lewat kekerasan, tipu daya, makar dan intimidasi. Orang-orang zionis tidak datang dengan cara damai. Mereka datang dengan tipu daya dan makar juga dengan senjata dan intimidasi. Karena itu rezim ini tidak sah.
Baik! Datangnya seluruh orang Palestina untuk menentukan sendiri sistem pemerintahan di negeri itu. Dengan pilihan mereka dibentuk sebuah sistem negara. Mengenai mereka yang datang ke Palestina setelah tahun 1948 dapat dibuat keputusan berikutnya. Jika diputuskan mereka bisa tinggal di sana, silahkan. Tapi jika diputuskan harus keluar, mwereka harus meninggalkan negeri itu. Dengan cara ini suara rakyat tersalurkan. Dan inilah demokrasi, Hak Asasi Manusia dan solusi yang sejalan dengan logika dunia saat ini.
Solusi ini harus dijalankan. Pihak penjajah tentu tidak akan menerima solusi ini dengan dada yang lapang. Di sinilah, semua pihak yang terlibat isu ini harus bertanggung jawab. Negara-negara Arab, Islam, dan bangsa-bangsa muslim khususnya rakyat Palestina, serta komunitas internasional harus berusaha mewujudkan solusi ini. Sebagian orang menyatakan bahwa solusi seperti ini lebih mirip angan-angan dan mimpi, dan tidak mungkin bisa dilaksanakan. Saya tegaskan bisa.
Negara-negara kawasan laut Baltik setelah hampir 40 tahun dikuasai Uni Soviet akhirnya memperoleh kemerdekaan. Begitu juga dengan negara-negara kawasan Kaukakus. 100 tahun sebelum berdirinya Uni Soviet, negara-negara itu berada di bawah kekuasaan Tzar Rusia, tetapi akhirnya mereka mendapat kemerdekaan. Saat ini Kazakhstan, Azerbaijan, Georgia dan lainnya telah merasakan kemerdekaan. Karena itu solusi yang diusulkan tadi bisa terealisasi. Namun diperlukan tekad dan kemauan yang kuat, serta keberanian. Siapakah yang harus menunjukkan keberanian dan pengorbanan? Rakyat ataukah pemerintahan? Rakyat dunia yang harus bergerak. Rakyat, pemberani dan tidak mengenal rasa takut. Rakyat telah menunjukkan bahwa mereka mampu.

Wajib Bagi Setiap Muslim Membela Perjuangan Islam Palestina

Kini tidak ada masalah paling urgen dalam kehidupan seorang muslim dan dunia Islam sepenting masalah Palestina. Ini merupakan musibah terbesar yang menimpa setiap muslim dalam periode terakhir. Bagaimana tidak. Musuh-musuh dunia Islam menjadikan sebagian dari rumah umat Islam sebagai tempat berlindung untuk memerangi barisan umat Islam. Membela perjuangan Islam Palestina hukumnya wajib ‘aini dan contoh paling jelas dari jihad difa’i (membela diri) yang ditekankan oleh seluruh ahli fiqih Islam.

Setiap jengkal dari tanah Palestina sama seperti sejengkal rumah umat Islam dan setiap kekuasaan selain pemerintahan Islam dan rakyat muslim Palestina di sana adalah pemerintah penjajah. Di sini bukan masalah anti Yahudi, tetapi masalah rumah umat Islam yang terampas.

Mensyukuri nikmat ilahi harus ditunjukkan oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia dengan mendukung bangsa Palestina yang berjuang atas nama Islam secara luas di segala bidang seperti politik, media, dan militer.

Bersahabat dengan mereka yang mendukung secara mutlak perampas tanah Palestina bertentangan dengan sikap permusuhan terhadap Rezim Zionis. Oleh karenanya, menyandarkan diri pada para pendukung rezim ini pasti merupakan penyimpangan dan kesalahan besar. Siapa saja yang memberikan bantuan kepada orang-orang Zionis dan Israel atau melakukan perundingan dengan mereka berarti berada di pihak Israel. Berjuang untuk mengembalikan tanah air Palestina harus punya makna hakiki. Berjuang berseberangan dengan upaya perdamaian. Masalah Palestina adalah perjuangan adalah sebuah kewajiban, sementara perdamaian adalah sebuah pengkhianatan.

Seluruh cendekiawan, penulis, seniman dan mereka yang berkecimpung di media di dunia Islam harus melihat masalah Palestina dengan pandangan kewajiban. Kini mereka harus menyadarkan opini dunia akan ketertindasan luar biasa yang dialami rakyat Palestina. Aksi penyadaran ini harus dilakukan dengan segala bentuk seni.

Bagian dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei saat bertemu dengan peserta Konferensi Islam Palestina pertama

Bukti Janji Ilahi
Kemenangan Hizbullah Lebanon menghadapi Rezim Zionis, keberhasilan Hamas di Palestina dan kemajuan Republik Islam Iran di berbagai bidang merupakan contoh besar bukti janji ilahi yang senantiasa mengobarkan harapan dan perlawanan.

Saat bertemu Sekjen Jihad Islam Palestina

Dukungan Terhadap Palestina
Kini bangsa muslim Palestina telah bangkit berjuang dan setiap muslim di berbagai penjuru dunia harus menjadikan dukungan terhadap jihad yang dilakukan oleh bangsa Palestina sebagai tujuannya.

Kami mendukung masalah Palestina dengan segala kekuatan. Kami menolak kalangan konservatif dan agen-agen perdamaian yang hanya menjadikan hak-hak bangsa Palestina hanya sekedar slogan. Kita harus memahamkan kepada dunia akan perimbangan ini.

Saat menerima Komite Pendukung Revolusi Islam Palestina

Palestina Hanya Milik Orang Palestina
Tanah air Palestina adalah jantung geografi dunia Islam. Dunia mustakbir punya keinginan untuk menumpas Islam lewat Palestina, menekan bangsa-bangsa Islam dan mencegah munculnya gerakan-gerakan Islam. Rezim Zionis sejatinya hanya perwakilan kehadiran kekuatan hegemoni dunia dan penjamin kepentingan Amerika di kawasan ini sebagai bagian dari dunia Islam. Propaganda bohong dan kebusukan mereka tidak akan pernah mampu menipu bangsa-bangsa di dunia.

Kami hanya menerima sebuah organisasi sebagai perwakilan hakiki rakyat Palestina bila berjuang di jalan cita-cita Palestina. Anasir-anasir yang ingin berdamai adalah orang-orang yang hanya mengkhawatirkan kepentingan pribadi mereka. Anasir-anasir ini melakukan transaksi dengan musuh soal cita-cita bangsa Palestina. Rakyat Palestina tidak mendapat dukungan dan bantuan yang sepantasnya dari umat Islam. Setiap muslim harus memberikan berbagai bantuan terhadap intifada dan perlawanan Islam rakyat pejuang di Palestina pendudukan. Bantuan yang diberikan ini harus dirasakan sebagai kewajiban syar’i, ilahi dan manusiawi.

Konspirasi besar yang dilakukan selama ini terkait masalah Palestina adalah upaya untuk memutarbalikkan fakta. Setiap orang yang berbuat demi masalah Palestina, yakni demi rumahnya, dengan alasan hak asasi manusia dan hak bangsanya dalam tradisi media-media kekuatan hegemoni dunia dan alat-alat propaganda yang berafiliasi ke mustakbir dan Zionis dianggap sebagai teroris! Kenyataan ini merupakan musibah besar. Musibah ini kemudian diterima dan diakui oleh dunia beradab dan dipaksakan kepada sebuah bangsa! Dunia yang diistilahkan beradab dan pendukung hak asasi manusia yang berpihak pada orang-orang yang tidak mempedulikan hak asasi manusia, ilahi dan legal sebuah bangsa.

Palestina hanya milik orang Palestina. Bila seluruh rakyat Palestina di dalam negeri, yakni di semua daerah Palestina –tanpa dipilah-pilah- membentuk sebuah pemerintahan, perdamaian bakal terwujud. Bila kalian memang benar dan jujur, bila kalian tidak punya niat buruk terhadap bangsa Palestina, bangsa-bangsa Islam dan Islam, ini adalah sebuah jalan keluar terbaik. Namun bila tidak ingin melaksanakan solusi ini, kalian kelompok istikbar harus tahu bahwa dengan segala konferensi dan keputusan yang diambil, masalah Palestina tidak akan pernah selesai. Palestina tidak akan padam dan tidak boleh padam.

Kini ada sekumpulan umat Islam, penuh pengorbanan, orang-orang terpilih bangsa Palestina, mulai dari tua, muda, pria dan wanita di tanah air suci Palestina bangkit melakukan perlawanan. Bantu mereka! Hanya ini satu-satunya jalan. Membantu Palestina artinya membantu mereka yang tengah melakukan perjuangan. Membantu Palestina tidak boleh bermakna membantu anasir yang ingin berdamai. Orang-orang yang tidak punya kepedulian terhadap nasib Palestina. Orang-orang yang hanya peduli akan kepentingan pribadinya. Organisasi yang diterima dan perwakilan hakiki rakyat Palestina adalah mereka yang berjuang di jalan cita-cita bangsa Palestina. Bukan organisasi yang menjual cita-cita bangsa Palestina kepada musuh.

Bagian dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei saat bertemu dengan peserta Konferensi Internasional Pendukung Revolusi Islam Rakyat Palestina

Periode Kebangkitan Islam

Periode saat ini adalah periode kebangkitan Islam dan Palestina berada di pusat kesadaran ini. Palestina hingga kini dijajah hampir 60 tahun dan bangsa tertindas Palestina telah melewati berbagai ujian; mulai dari perlawanan tertindas dan putus asa yang mereka mulai, digelandangkan, keterasingan, menyaksikan hancurnya rumah mereka dan pembantaian orang-orang yang mereka kasihi. Mereka telah meminta perlindungan organisasi-organisasi internasional hingga menerima transaksi gagal politik dan perjudian yang kalah terus menerus dengan penjajah. Kekuatan-kekuatan yang sejatinya adalah pelaku kejahatan asli harus menjadi mediator, padahal merekalah yang menciptakan ujian berat ini bagi rakyat Palestina dan mengaturnya sedemikian rupa agar tetap berlanjut. Hasil dari pengalaman sejarah ini adalah munculnya generasi baru yang menyampaikan ketinggian bangsa yang matang dan pemberani ini ke puncak kesadaran dan kebebasan. Mereka berhasil menciptakan gunung berapi intifada.

Syarat utama kesuksesan dalam jihad Palestina dan jihad dunia Islam adalah keteguhan untuk mempertahankan prinsip-prinsip. Musuh selalu menjadikan prinsip-prinsip ini sebagai targetnya. Mereka akan merenggut prinsip-prinsip ini dengan segala cara; kebohongan, janji dan ancaman agar kita melepaskan prinsip-prinsip tersebut. Musuh berusaha menghapus prinsip-prinsip ini atau menguranginya agar dunia Islam kehilangan indikator penuntunnya. Dengan demikian mereka akan mengikuti aturan permainan yang ditentukan musuh dan hasilnya bisa ditebak apa yang bakal terjadi.

Biasanya sebagian dari umat Islam dan dari kita sendiri mengikuti permaian yang ditentukan musuh. Orang-orang seperti ini menganjurkan kita agar melepaskan prinsip-prinsip yang kita miliki dan menyebut itu sebagai strategi dan taktik belaka! Apa pun motifasi di balik itu; lalai, tamak atau khianat, mereka termasuk dari orang-orang yang disebut Allah dalam Al-Quran: “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka” (QS. 5:52).

Mereka yang membantu musuh tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa. Amerika dan Barat berkali-kali membuktikan betapa mereka tidak kasihan bahkan kepada mereka yang telah menyerah sekalipun. Karena waktu untuk bekerjasama telah usai, dengan mudah mereka disingkirkan. Sebagian lain malah membesar-besarkan kekuatan musuh dan menakut-nakuti para penuntut kebenaran bila ingin berhadap-hadapan dengan mereka. Ucapan ini sungguh tipuan yang berbahaya. Pertama, musuh yang menjadikan substansi, kepentingan vital dan keberadaannya menjadi target. Seorang yang berakal bila menghadapi musuh yang semacam ini akan memilih perlawanan. Ini adalah hukum pasti akal sehat manusia. Jelas, kerugian yang pasti diterima akibat menyerah di hadapannya sama dengan kerugian yang mungkin diterima saat menghadapinya ditambah kehinaan.

Kepada bangsa pemberani dan pejuang Palestina saya mengatakan:

Dengan jihad, kesabaran dan perjuangan cemerlang kalian berhasil membuat dunia Islam bangga. Kalian telah menjadi bangsa percontohan. Cobaan berat ini tidak berhasil membuat punggung kalian bungkuk. Darah syuhada kalian yang mulia membuat tekad dan perlawanan kalian semakin membaja. Musuh tidak berhasil memukul mundur kalian dengan melakukan berbagai kebiadaban seperti pembantaian, brutal, pembunuhan, perusakan, penangkapan dan kebuasan. Kini kalian tampak lebih kuat. Darah syuhada besar seperti Sheikh Ahmad Yasin, Fathi Syaqaqi, Rantisi, para pemuda yang melakukan aksi mati syahid dan syuhada tertindas kalian lainnya hingga kini berhasil mengalahkan pedang musuh. Setelah ini pula, dengan kehendak dan kekuatan ilahi kalian akan meraih banyak kemenangan.

Kami di Republik Islam Iran dan pasti jutaan umat Islam serta penuntut kebebasan di seluruh dunia merasakan kesedihan dan ujian yang kalian hadapi. Syuhada kalian adalah syuhada kami. Kesulitan dan kesedihan kalian adalah kesulitan dan kesedihan kami. Kemenangan kalian adalah kemenangan kami.

Pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam Konferensi Internasional Quds dan Dukungan atas Hak-Hak Rakyat Palestina ke-3

Sabtu, 09 Februari 2013 06:10

Umat Islam

Fenomena pertama politik dan insani Islam adalah terbentuknya umat Islam yang lahir di Madinatun Nab :

Fenomena pertama politik dan insani Islam adalah terbentuknya umat Islam yang lahir di Madinatun Nabi (Kota Nabi SAW), dan secara mencengangkan dan bak legenda umat ini maju dan berkembang dengan cepat dari sisi kuantitas dan kwalitas. Komunitas Islam ini memiliki kebudayaan yang kaya dengan khazanah warisannya yang cemerlang dan kemajuan yang jarang ada padanannya. Meski nampak beragam namun warisan budaya ini menyiratkan sebuah kesatuan dan keserasian yang mengagumkan. Semua itu berkat pengaruh Islam serta tauhid khas dan murni yang ada di seluruh bagiannya. Komunitas ini secara geografis menempati salah satu kawasan dunia yang terkaya -jika tidak kita katakan kawasan paling kaya- akan sumber alam.
Kini para elit politik dan pemikiran di dunia Islam mengemban tugas yang berat. Para cendekiawan Muslim harus menyampaikan pesan kebebasan Islam selantang dan sejelas mungkin kepada semua orang. Jatidiri keIslaman bangsa-bangsa Muslim harus dijelaskan dengan baik. Dalam hal ini ada dua unsur penting yang harus diperhatikan;
Pertama, dijelaskan bahwa pemikiran dan identitas keIslaman di dunia telah semakin kuat, terhormat dan aktif. Dan Islam telah menjelma sebagai salah satu fenomena paling menonjol di dunia.
Kedua, kekuatan adidaya dunia telah semakin terbuka dan frontal dalam memusuhi Islam dan kepentingan Islam. Secara pasti, salah satu fase utama bagi musuh-musuh saat ini adalah fase permusuhan terhadap Islam dan aksi melawan perkembangan pergerakan Islam yang kian marak.
Musuh yang licik, adalah pemegang kendali utama pusat-pusat imperialisme. Mereka menganggap kebangkitan Islam sebagai ancaman bagi kepentingan ilegal dan agenda hegemoninya yang zalim atas dunia Islam. Seluruh bangsa Muslim, khususnya kalangan politikus, ulama, cendekiawan dan pemimpin bangsa di negara-negara Islam harus memperkuat barisan persatuan Islam dalam menghadapi musuh agresor. Hendaknya mereka mengerahkan segenap daya untuk menjadikan umat ini kuat.
Tentunya, sebuah komunitas manusia selalu rawan menghadapi serangan dari dua arah; pertama dari dalam diri sendiri akibat dari kelemahan manusia dan keragu-raguan, menyukai hal-hal yang asing, lupa kepada Allah, terkekang di tengah godaan duniawi, tidak jeli dalam menghadapi gerak langkah musuh yang berusaha memukul Islam dan muslimin, perselisihan internal yang berbau partisan dan madzhab yang biasanya melibatkan ulama-ulama bejat (suu') dan lantas disebarluaskan dan diperkuat oleh penulis-penulis bayaran, dan masih banyak lagi penyakit mematikan yang sepanjang sejarah Islam selalu mengancam umat Muslimin akibat berkuasanya orang-orang yang tak layak dan tidak mengenal Allah atas kehidupan politik dan nasib umat. Dalam beberapa abad terakhir, kondisi ini semakin mengkhawatirkan setelah masuknya kekuatan imperialis ke tengah kawasan yang dilanjutkan dengan jatuhnya kekuasaan negara-negara di kawasan ke tangan boneka-boneka imperialis yang bejat dan mabuk oleh gemerlap dunia.
Kedua, serangan dari musuh luar yang terjadi dalam bentuk agresi, permusuhan, penyebaran kebejatan oleh mereka di negara-negara Islam, serangan budaya Barat ke dalam lingkungan kehidupan masyarakat Muslim, intimidasi militer, politik dan ekonomi terhadap bangsa-bangsa Muslim, pembantaian yang mereka lakukan di Lebanon, Palestina, Irak, Afganistan dan negara-negara Muslim lainnya. Semua itu menunjukkan adanya ancaman serius terhadap dunia Islam. Lingkungan Islam, baik dalam bentuk individu maupun sebagai bangsa, selalu berada dalam ancaman yang datang dari dua arah ini. Dan kini ancaman itu semakin besar.
Akan tetapi masalah paling krusial saat ini adalah masalah Palestina, yang sejak lebih dari setengah abad lalu selalu menjadi masalah terpenting di dunia Islam, bahkan masalah terpenting bagi umat manusia. Di sini, pembahasannya dalah tentang petaka dan ketertindasan sebuah bangsa dan perampasan sebuah negeri. Dengan demikian, saat ini rezim zionis yang perampas, adalah bahaya terbesar yang mengancam masa kini dan masa depan dunia Islam. Tentunya kita tidak ragu bahwa dalam waktu dekat, kemenangan besar bakal diraih bangsa Palestina berkat perjuangan dan pengorbanannya serta kesadaran dunia Islam. Mereka akan mendapatkan kembali hak-hak yang terampas. Akan tetapi tekad dan kehendak bangsa-bangsa dan negara-negara Islam akan mempercepat proses ini dan mengurangi derita bangsa Palestina.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu (16/1) siang dalam pertemuan dengan para pimpinan dan petugas Perlindungan Data Angkatan Bersenjata menegaskan bahwa janji Ilahi untuk menolong orang-orang yang sabar, bertawakkal dan menolong agama Allah pasti akan terlaksana. Beliau juga menandaskan, "Wujud nyata dari terlaksananya janji Allah adalah pemerintahan Republik Islam. Meski menghadapi banyak tekanan dan konspirasi musuh, setelah 34 tahun, negara ini semakin terpandang, kuat, berpengaruh dalam transformasi regional dan global, serta memiliki bangsa yang besar, arif, mengenal musuh dan kondisi, serta berhasil mencapai berbaagai kemajuan besar di bidang keilmuan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut tawakkal kepada Allah sebagai satu hal yang urgen seraya mengimbau untuk selalu optimis akan bantuan Ilahi. Beliau mengatakan, "Kubu arogansi telah mengerahkan segenap kekuatan dan berusaha keras untuk menundukkan bangsa Iran lewat berbagai macam embargo dan tekanan. Tapi bangsa ini tetap gigih dan terus bertahan menghadapi segala kesulitan. Sebab, bangsa ini sudah mengenal dengan baik skenario dan taktik musuh serta target strategisnya. Bangsa ini mengambil tindakan yang sesuai dengan apa yang disadari dan dengan keyakinan yang benar."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Dulu, di tahun 1979, orang sulit mempercayai kemenangan revolusi Islam tapi itulah janji Ilahi. Sama halnya dengan apa yang terjadi saat ini. Kelestarian revolusi Islam serta kian meningkatnya kemampuan, kekuatan serta kemajuannya di tengah badai tekanan dan himpitan dahsyat serta gangguan besar dari kubu arogansi dunia adalah wujud dari janji Ilahi."
Seraya menyebut kearifan serta kecermatan bangsa Iran dalam mengenal musuh dan situasi sebagai salah satu hal yang menakjubkan, beliau mengungkapkan, "Dalam rangkaian peristiwa tahun 2009, musuh menduga bahwa agenda sepuluh tahun yang mereka jalankan untuk memukul Republik Islam telah membuahkan hasil. Tapi ternyata, bangsa Iran dengan kekuatan penuh turun ke tengah medan dan menampar muka musuh-musuh globalnya. Kaki tangan musuh di dalam negeri tidak masuk hitungan saat berhadapan dengan bangsa Iran yang besar ini."
Rahbar mengingatkan, "Tanggal 22 Bahman (peringatan hari kemenangan revolusi Islam Iran, pent) nanti bangsa Iran akan mementaskan kekuatan, semangat dan kearifan mereka di depan mata dunia."
Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut Bagian Perlindungan Data sebagai bagian keamanan yang penting dalam jajaran angkatan bersenjata dan tugas yang sangat berat sekaligus membanggakan dan mulia. Beliau mengatakan, "Dalam perspektif Islam, angkatan bersenjata bukankah kelompok atau komunitas mekanik yang bekerja seperti mesin tanpa kehendak dan ikhtiyar, tapi kelompok manusia terorganisir yang ditopang dengan akal, logika, tekad kuat, semangat, keimanan dan perasaan."
Rahbar: Persatuan adalah Syiar yang Suci dan Pesan Terpenting Risalah Nabi SAW (2013/01/29 - 15:35)
Peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as) hari ini, Selasa (29/1), diwarnai pertemuan sejumlah petinggi negara Republik Islam Iran, para tamu undangan peserta Konferensi Persatuan Islam ke-26, Duta Besar negara-negara Islam dan berbagai lapisan masyarakat dengan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei. Dalam pertemuan itu selain menyampaikan ucapan selamat atas tibanya 17 Rabiul Awwal yang merupakan hari kelahiran Rasulullah Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as), Rahbar juga menekankan persatuan Islam serta menyebutnya sebagai syiar yang suci dan pesan terpenting dari risalah kenabian Rasulullah Saw.
Rahbar menyinggung gelombang kebangkitan Islam yang terjadi saat ini di berbagai belahan dunia khususnya di kawasan utara Afrika seraya menyebutnya sebagai bagian dari terlaksananya janji Ilahi. "Kebijakan utama kubu arogansi dunia saat ini adalah melawan kebangkitan Islam dengan cara menciptakan pertikaian dan mengadu domba umat Islam di negara-negara Muslim. Karena itu, para tokoh agama, elit politik dan kalangan akademisi di Dunia Islam mengemban tugas yang berat untuk memberikan pencerahan akan program musuh dalam melawan umat Islam sekaligus bekerja keras untuk mewujudkan syiar persatuan Islam," kata beliau.
Bulan Rabiul Awwal, menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, ibarat musim semi kehidupan dengan kelahiran Rasulullah Saw dan Imam Shadiq (as) di bulan ini. Beliau menambahkan, "Merayakan milad yang agung ini tidak cukup dilakukan dengan cara menggelar pesta atau acara suka cita saja tetapi lebih dari itu, Dunia Islam harus semakin memperkuat hubungan maknawiyah, hati dan emosi dengan Nabi Muhammad Saw."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa salah satu keharusan dalam hal penghormatan kepada milad Rasulullah adalah dengan mengikuti ajaran Sang Nabi Saw. "Umat Islam harus melaksanakan apa-apa yang diajarkan Nabi Saw dalam kehidupan mereka dan mengikuti ajaran beliau untuk pendidikan individu dan sosial serta perbaikan perilaku politik di tengah masyarakat," imbuh beliau.
Rahbar menjelaskan bahwa lahirnya gerakan kebangkitan Islam saat ini telah menciptakan kondisi yang sangat baik bagi Dunia Islam untuk melaksanakan perintah dan ajaran Nabi Muhammad Saw. "Setelah berpuluh tahun Dunia Islam berada dalam himpitan dan hegemoni Barat, kini umat Islam merasakan adanya harapan untuk meraih kehormatan, kemuliaan dan kebebasan. Berkat Islam, kaum muslimin bisa mewujudkan semua impian dan cita-citanya," kata beliau.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung bahwa saat ini umat Islam sudah merasa kuat dan mampu melawan arogansi dan hegemoni negara-negara Barat sekaligus memaksa Barat mundur dari posisinya. Menurut beliau semua itu tercapai berkat kebangkitan Islam. Beliau menambahkan, "Kebangkitan Islam yang sudah dimulai sejak 34 tahun lalu di Iran kini meluas ke berbagai wilayah di Dunia Islam, dan ini merupakan bukti terlaksananya janji Ilahi dan menunjukkan adanya gerakan menuju kemenangan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Sejak awal terbentuknya kebangkitan Islam, kubu arogansi berupaya keras untuk membendungnya. Akan tetapi umat Islam dengan bertawakkal kepada Allah telah membulatkan tekad untuk terus melangkah maju. Rintangan yang dibuat musuh sudah pasti tak akan mampu membendung umat Islam yang langkah demi langkah terus bergerak maju menuju kemenangan."
Seraya menjelaskan bahwa salah satu langkah musuh untuk melawan gerakan kebangkitan Islam adalah dengan menebar perselisihan dan mengadu domba umat Islam, beliau mengungkapkan, "Sejak awal kemenangan revolusi Islam, musuh sudah menjalankan skenario perselisihan. Namun Republik Islam melawannya dengan tegas dan terus mengibarkan panji persatuan Islam."
Rahbar mengatakan, "Sepanjang hidupnya, Imam Khomeini (ra) berkali-kali menekankan bahwa kita menjunjung tinggi persatuan Islam. Sepeninggal beliau, langkah itu terus berlanjut hingga hari ini."
Beliau menambahkan, "Satu-satunya cara melawan konspirasi adu domba ini adalah dengan memperkuat rasa persatuan di antara umat Islam dan solidaritas di tengah kubu-kubu, madzhab dan kelompok-kelompok yang ada di masing-masing negara Muslim."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa perselisihan di tengah umat Islam hanya akan membuat isu Palestina terpinggirkan. Untuk itu beliau menekankan supaya melawan ambisi Amerika Serikat (AS) dan Barat. "Apa yang saat ini mulai dilakukan Barat di Afrika untuk menguasai bangsa-bangsa Afrika adalah akibat dari perselisihan di tengah umat Islam," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menyebutkan beberapa kasus yang disebabkan oleh perselisihan di tengah umat Islam seperti tragedi pembunuhan massal yang terjadi di Pakistan, perang dan pembantaian di Suriah, aksi meredam suara rakyat di Bahrain, dan bentrokan internal di Mesir. Beliau menegaskan, "Dengan yakin saya katakan bahwa perselisihan apapun yang terjadi di tengah umat Islam atau konflik di tengah bangsa Muslim adalah bermain di lapangan yang sudah dipersiapkan oleh musuh."
Di bagian lain pembicaraannya, beliau mengimbau pata tokoh agama, politik, kampus dan lingkungan santri di negara-negara Islam untuk memandang persatuan sebagai masalah yang urgen dan penting. Beliau mengatakan, "Kalangan elit di Dunia Islam selain bertanggung jawab memberikan pencerahan akan skenario musuh yang sangat berbahaya dalam menebar perselisihan juga harus menghindari segala bentuk pertikaian atau tindakan provokasi. Sebab, mengobarkan api pertikaian hanya akan menjerumuskan bangsa-bangsa Muslim ke dalam lembah kesengsaraan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut slogan ‘Persatuan Islam' sebagai syiar yang suci, seraya menandaskan, "Jika Nabi Muhammad Saw hari ini hidup di tengah-tengah kita, beliau akan menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan menghindari perselisihan."
Di awal pertemuan, Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam kata sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as) seraya menyebut Rasulullah Saw sebagai penerus dan penyempurna risalah para Nabi untuk kebahagiaan umat manusia. "Satu-satunya jalan kebahagiaan untuk umat Islam adalah dengan mengikuti jejak Nabi Muhammad Saw," katanya.
Menyinggung seruan para Nabi khususnya Nabi Muhammad Saw kepada tauhid, Ahmadinejad menandaskan, "Tujuan utama kubu arogansi dunia dan kaum zionis yang tak berbudaya adalah menjarah kekayaan dunia dan menguasainya dengan cara menebar perselisihan. Karena itu, persatuan menjadi masalah paling urgen bagi Dunia Islam bahkan bagi semua bangsa di dunia."
Di akhir pertemuan, Pemimpin Besar Revolusi Islam hadir di tengah para tamu peserta Konferensi Persatuan Islam dan berbicara dengan mereka dari dekat.

Gerakan perlawan Islam Lebanon, Hizbullah menyampaikan solidaritasnya terhadap pemerintah, rakyat dan militer Suriah dan menilai tujuan serangan rezim Zionis Israel ke negara itu adalah menghancurkan kekuatan militer negara-negara Arab.

Reuters sebagaimana dikutip Fars News, Kamis (31/1) melaporkan, Hizbullah mengutuk serangan yang dilakukan rezim Israel ke sebuah pusat penelitian militer di sekitar Damaskus.

Selanjutnya Hizbullah menegaskan dukungan penuhnya atas pemerintah dan rakyat Suriah.

Kemarin, Rabu (30/1), jet-jet tempur Israel dengan melanggar zona terbang Suriah, menyerang sebuah pusat penelitian militer di dekat ibukota negara itu.

Pemberontak bersenjata Suriah dalam beberapa bulan terakhir berupaya mengambil alih control pusat penelitian militer tersebut namun selalu gagal.

Dalam serangan udara Israel ke pusat penelitian militer Suriah itu dikabarkan dua orang tewas.

Di sisi lain, pusat analisa Stratford mengklaim, serangan Israel ke Suriah itu adalah tanda yang menunjukkan bahwa sudah tiba waktunya untuk dilakukan invasi militer ke negara yang dilanda konflik berdarah sejak 23 bulan lalu itu. (IRIB Indonesia/HS)

Teroris bersenjata Suriah menyerang gudang penyimpanan bahan makanan di timur laut Suriah dan merampok sejumlah besar persediaan makanan yang disimpan di gudang tersebut kemudian membawanya ke Turki.

Sebagaimana dilaporkan Fars News, Kamis (31/1), kelompok teroris bersenjata menyerang gudang penyimpanan biji-bijian Al Mashirfah di kota Ain Issa, wilayah Al Riqa di timur laut Suriah dan merampok seluruh isinya.

Sementara itu, bentrokan yang terjadi di Ras Al Ayn, Al Hasakah serta beberapa kota lain di timur laut Suriah dikabarkan berhenti dan sejumlah besar teroris terpaksa meninggalkan kota-kota itu. Militer Suriah berhasil mengepung sekelompok teroris yang bersembunyi di salah satu rumah sakit pemerintah di kota Ras Al Ayn.

Warga kota Ras Al Ayn menegaskan, pasukan pemerintah berhasil menyita dua unit ambulan yang salah satunya memiliki plat nomor Turki dan Perancis yang diduga masuk ke Suriah dari perbatasan Turki. (IRIB Indonesia/HS)

Kamis, 31 Januari 2013 16:07

Uni Eropa dan Bumerang Sanksi Anti-Iran

Sebuah pengadilan Eropa mencabut vonis sanksi terhadap Bank Mellat, salah satu bank nasional Iran. Vonis itu dicabut setelah pihak Uni Eropa tidak mampu menunjukkan bukti yang memadai mengenai hubungan Bank Mellat dan program nuklir Iran yang diklaim Barat mengarah pada kepentingan militer.

Pada tahun 2010 lalu, Uni Eropa menjatuhkan sanksi finansial terhadap Bank Mellat dengan alasan bank nasional Iran itu memberikan kredit pembiayaan dan bantuan finansial bagi perusahaan-perusahaan dan institusi yang terlibat dalam program nuklir Iran. Berdasarkan keputusan tersebut, aktivitas ekonomi dan perdagangan Bank Mellat di Eropa dibekukan.

Akibat vonis sepihak tersebut, Uni Eropa membekukan asset bank nasional Iran di bidang perdagangan internasional. Namun, di pengadilan Uni Eropa tidak mampu menunjukkan argumentasi memasukkan bank Mellat dalam list sanksi.

Pengacara hukum Bank Mellat dalam statemennya menyatakan Bank Mellat bisa memulai kembali aktivitas finansial internasionalnya.Tidak hanya itu, Uni Eropa harus membayar ganti rugi akibat sanksi yang telah dijatuhkan selama tiga tahun. Konsultan hukum Zaiwalla mengungkapkan bahwa Bank Mellat hendak mengajukan gugatan ganti rugi terhadap negara-negara Uni Eropa yang telah memboikot bank Iran itu.

Analis politik dan hukum Eropa menilai kemenangan Bank Mellat dalam gugatan perkara di pengadilan menghadapi Uni Eropa akan melemahkan sanksi terhadap Tehran.

Sebelumnya, Dewan Kehakiman Eropa Agustus 2012 lalu setelah melakukan kajian memutuskan bahwa sanksi Uni Eropa terhadap lima orang pejabat perbankan Iran ilegal dan tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

Hingga kini Uni Eropa melancarkan sanksi terhadap Iran di bawah bayang-bayang Washington. Sasaran utama sanksi Uni Eropa adalah larangan penjualan minyak Iran terhadap 27 negara Eropa dan larangan bagi aktivitas cabang Bank Mellat di negara-negara Eropa.

Barat mengira sanksi itu bisa membuat Iran bertekuk lutut dan menghentikan program nuklirnya. Namun Tehran justru melawan sanksi itu dengan caranya sendiri. Uni Eropa yang mengekor dikte Washington melancarkan sanksi sepihak terhadap Iran dan kini Eropalah yang harus menanggung bumerang dari aksinya itu. Selain kehilangan begitu banyak peluang ekonomi, Eropa juga akan menghadapi masalah hukum dan terpaksa harus membayar ganti rugi akibat tindakan tergesa-gesa yang dilakukannya tanpa pertimbangan matang sekedar mengekor kepentingan AS.(IRIB Indonesia/PH)