کمالوندی

کمالوندی

Rabu, 19 September 2012 06:34

Imam Khomeini: Mengenal Makruf (Kebaikan)

Berusahalah untuk merealisasikan tujuan-tujuan suci Islam, maqasid syariah yang suci, memajukan umat Islam dan persatuan serta solidaritas masyarakat Islam. Kalian harus punya satu kesepakatan pemikiran dan front di jalan kemandirian dan mencerabut akar tumor imperialis. Masalah yang mendera bangsa-bangsa Muslim dapat didengar dari ucapan penduduk negara itu dan jangan berhenti untuk mencari solusi dan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah mereka. Kalian harus memikirkan solusi bagi orang-orang miskin di negara-negara Islam. Kalian juga harus mencari solusi untuk membebaskan tanah air Islam, Palestina dari cengkeraman rezim Zionis, musuh bebuyutan Islam dan kemanusiaan. Jangan lupa untuk membantu dan bekerjasama dengan orang-orang yang berjuang dan mengorbankan dirinya demi membebaskan Palestina. (Sahifah Imam, jilid 9, hal 19)

* * *

Setiap orang dari kita harus melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik. Tidak perlu memikirkan apa yang dilakukan oleh orang lain dan mencampuri urusan orang lain. Tidak. Kalian tidak boleh mencampuri urusan orang lain. Kalian berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepada kalian dengan sebaik-baiknya. Bila engkau melihat saudaramu yang duduk di sampingmu ingin melakukan satu pekerjaan dan engkau melihat pekerjaan itu sebuah pelanggaran, maka engkau berkewajiban mengatakan kepadanya, Wahai Saudaraku! Kita hidup di Republik Islam Iran.

Republik Islam Iran berarti harus ada keadilan. Sementara keadilan itu sendiri bermakna bila ada seseorang yang membutuhkan saya, baru datang dari luar atau datang dari jauh dan membutuhkan penyelesaian administrasi, maka harus dilayani. Tidak boleh begitu ketika seseorang yang ingin menyelesaikan pekerjaannya adalah orang yang kita kenal, lalu kita mendahulukan pekerjaannya, sementara kita mengakhirkan pekerjaan orang yang tidak kita kenal!

* * *

Wahai bangsa Iran! Kalian berhasil membuat ketakutan blok Timur, agresor dan blok Barat, penjahat. Jangan pernah melakukan perdamaian dengan satu kekuatanpun dan saya yakin kalian tidak akan melakukannya. Bila ada seseorang, apapun posisinya, berkhayal untuk melakukan perdamaian dengan Timur dan Barat, maka tanpa perlu berpikir lebih lanjut, kalian harus melengserkannya. Berdamai dengan Timur dan Barat hanya akan membuat kita menjadi pecundang. Itu merupakan pengkhianatan terhadap Islam dan Muslimin.

Hari ini adalah hari syahadah dan darah. Kita setiap hari menanti segala bentuk konspirasi di seluruh Iran. Agama Islam mengajarkan kita agar tetap memegang prinsip menuntut keadilan dan kemandirian, maka kita juga akan teguh memegang prinsip ini. (Sahifah Imam, jilid 12, hal 148)

* * *

Petugas pemerintah di seluruh negeri merupakan petugas negara Islam. Bila, semoga tidak demikian, seorang petugas pemerintah tidak punya informasi yang cukup atau melakukan kesalahan dan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan selera kalian atau bertentangan dengan masalah keislaman, maka jangan melawan atau melemahkannya, tapi nasihatilah dia. Bila ia tidak mendengar nasihat kalian, laporkan dia ke pihak-pihak yang bertanggung jawab. Jangan begitu saja mengangkat atau memberhentikan para imam shalat Jumat.

Militer, lembaga pemerintah dan organisasi-organisai Islam tidak boleh mencampuri urusan yang bukan tanggung jawabnya. Siapa saja punya kewajiban untuk mengingatkan pemerintah dan tuntunlah para petugas pemerintah dan semua orang yang bekerja di pemerintah. Bila mereka tidak mau mendengarkan nasihat, maka sampaikan masalah ini kepada lembaga dan pihak-pihak yang bertanggung jawab mengurusi petugas negara yang menyimpang, maka masalahnya akan selesai.

Untuk melindungi citra Islam, kalian harus menjaganya dan lindungi citra Republik Islam Iran. Karena kalian adalah pelindungnya. Kalian tidak boleh bertindak sendiri dan langsung terkait masalah dan urusan pemerintah, tapi berilah nasihat. Beri petunjuk kepada mereka. Bila seorang gubernur salah melakukan satu pekerjaan, maka jangan dibawa masalah ini dan dibicarakan di podium-podium lalu mempermalukannya. Allah tidak rela dengan pekerjaan ini. Berbicaralah dengan dia tanpa orang lain dan capailah kesepakatan. Minta kepadanya untuk mengubah perilakunya. Bila ia tidak mengindahkannya, maka sampaikan masalah ini ke pihak yang bertanggung jawab.

Bila kalian memintanya secara langsung agar mengundurkan diri, maka citra Republik Islam dan agama Islam akan rusak. Sementara kalian adalah pelindung keduanya. Kita berkewajiban untuk melindungi citra Republik Islam. Kalian sendiri menyaksikan kekuatan-kekuatan arogan atau negara-negara yang bergantung kepada mereka telah mempersiapkan segala pena dan lisan untuk melawan Republik Islam. Semua melakukan aksinya dengan satu cara, dan kita sendiri berkewajiban untuk tidak memberi kesempatan mereka menemukan celah. (Sahifah Imam, jilid 16, hal 348) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Sumber: Amr-e be Maruf va Nahy az Monkar; Gozideh-i az Kalam vaAndisheh Imam Khomeini ra, Tehran, 1383, Moasseseh Tanzim va Nashr Asar Emam Khomeini.

Rabu, 19 September 2012 06:32

Risalah Huquq; Hak Guru

Salah satu hak yang ditekankan dalam kitab Risalatul Huquq adalah hak pembimbing keilmuan atau hak guru atas muridnya. Tentunya hak guru hanya bisa dimengerti oleh mereka yang mengerti dengan baik kedudukan ilmu dan orang yang berilmu. Islam memandang ilmu tak ubahnya bagai air kehidupan yang memberikan kesegaran pada kehidupan manusia. Ilmu adalah pelita terang yang cahayanya menyinari jalan kehidupan manusia sehingga jalan kebahagiaan akan mudah dikenali dan dilewati. Allah Swt bersumpah dengan nama pena saat menurunkan ayat-ayat sucinya di kalbu Nabi Muhammad Saw di awal-awal masa kenabian beliau. Turunnya ayat tadi menunjukkan bahwa salah satu misi yang dibawa oleh agama Islam adalah untuk meningkatkan taraf budaya dan keilmuan umat. Tak heran jika Nabi Muhammad Saw dalam salah satu hadisnya memerintahkan umatnya untuk mengajarkan baca tulis kepada anak, dan pengajaran itu beliau sebut sebagai hak anak atas orang tuanya.

Dalam al-Quranal-Karim disebutkan pula bahwa salah satu cara terpenting untuk meyakini keesaan Allah adalah ilmu dan pengetahuan. Karena itu, dapat dikatakan bahwa Islam memandang ilmu dengan pandangan penuh hormat. SuratAli Imran ayat 18 menyatakan, "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Ayat ini menjelaskan kedudukan ilmu dan makrifat dalam membantu manusia mengenal Allah dan menyembahnya sebagai Tuhan Yang Esa."

Imam Jakfar Shadiq as pernah mengibaratkan masyarakat seperti sungai dengan airnya yang mengalir deras. Orang yang menimba ilmu ibarat ombak sungai itu yang bergelombang dan menciptakan arus dari dirinya. Arus itulah yang membawa kemakmuran. Tapi ada pula yang bukan masuk golongan orang berilmu dan tidak pula mencari ilmu. Mereka tak lebih dari buih dan ranting-ranting yang tidak punya gerakan dari diri sendiri dan hanya bergerak mengikuti arus yang membawa mereka. Ranting-ranting itu terkadang berkumpul menjadi satu dan menghalangi gerak arus air sungai. Kepada kelompok ini Imam as mengimbau untuk mencari ilmu dan mengingatkan mereka untuk tidak bergerak tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Penghormatan kepada ilmu tentunya meniscayakan penghormatan kepada para ilmuan, kaum cendekia dan ulama. Hanya saja dalam kacamata Islam, hanya orang yang mengamalkan ilmunya yang berhak mencapai kedudukan makrifat yang tinggi. Mereka inilah yang layak menjadi panutan dan teladan bagi umat masyarakat umum. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw bersabda, "Barang siapa melangkahkan kaki untuk mencari ilmu maka Allah Swt akan membukakan jalan baginya menuju surga dan para malaikat menghamparkan sayap untuk pijakan kakinya dengan penuh suka cita. Barang siapa melangkahkan kaki untuk mencari ilmu maka seluruh penduduk langit dan bumi akan memintakan ampunan dan maghfirah baginya."

Dalam sebuah hadis yang lain, Nabi Saw bersabda, "Kelebihan orang yang berilmu dibanding orang yang taat beribadah seperti kelebihan sinar bulan purnama dibanding bintang-bintang di langit." Hadis ini mengandung arti bahwa orang yang beribadah hanya menyelamatkan diri sendiri dengan ibadahnya, akan tetapi peran orang yang berilmu sama seperti pelita yang menerangi masyarakat sekitarnya. Orang yang alim dengan nasehat dan ilmunya dapat menyingkirkan kesesatan dan kebodohan serta mencegah masyarakat dari keterjerumusan ke dalam jurang kehancuran.

Imam Sajjad menjelaskan bahwa orang yang mengetahui kedudukan ilmu pasti akan menghormati orang alim. Karena itu, mahasiswa dan maupun pelajar yang sedang menuntut ilmu harus menghargai guru yang membimbingnya di jalan keilmuan. Artinya, guru dan orang alim punya hak atas para pelajar dan murid-muridnya yang berupa penghormatan mereka kepada guru. Selain itu, kata-kata guru ketika sedang mengajar dan memberikan penjelasan harus didengar dengan baik supaya materi ilmiah yang disampaikannya bisa dipahami dan dimengerti.

Orang yang mendengar kata-kata kebenaran atau penjelasan ilmiah hendaknya menyampaikan materi yang diterima secara sempurna tanpa kekurangan sedikitpun. Dengan demikian, orang lain bisa memanfaatkan ilmu dan kebenaran itu. Ketika berada di sisi guru, seorang murid dituntut untuk bersikap sopan dan menghindari perkataan kosong yang tidak berguna.

Nabi Saw dan para Imam Ahlul Bait serta para ulama menekankan untuk menjaga tata krama dalam berhubungan dengan guru. Imam Ali bin Abi Thalib as sangat menekankan soal kerendahan hati dan tawadhu di depan guru. Dalam sebuah riwayat beliau berkata, "Barang siapa mengajarkan kepadaku barang satu kata, berarti dia telah menjadikanku budaknya."

Dalam Risalatul Huquq, Imam Sajjad as memerintahkan para pelajar dan pencari ilmu untuk menghormati guru. Imam as menekankan untuk menjaga amanat dalam apa yang ia pelajari. Sebab, terkadang kebenaran dan kesalahan sebuah masalah akan menjadi jelas lantaran nisbatnya kepada Nabi atau para imam. Karena itu amanat harus dijaga sehingga kebenaran akan terjaga pula.(IRIB Indonesia)

Tamu dan penghormatan kepadanya memiliki kedudukan khusus dalam prinsip akhlak dan adab pergaulan Islam.

Di dalam surat Ad-Dzariyat ayat 24 sampai 27 menjelaskan tentang pentingnya masalah penghormatan kepada tamu.

 

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَ‌اهِيمَ الْمُكْرَ‌مِينَ

إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُّنكَرُ‌ونَ

فَرَ‌اغَ إِلَىٰ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ

فَقَرَّ‌بَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ

 

"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?

(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal".

Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.

Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan"

Ayat-ayat ini menjelaskan tentang adab bertamu lewat beberapa poin berikut:

1. Tamu itu mulia. "Dhoif...mukramin"

2. Tamu ketika masuk harus mengucapkan salam. "Qaluu Salaaman"

3. Wajib menjawab salamnya. "QaalaSalaamun"

4. Tuan rumah harus menyiapkan hidangan tanpa sepengetahuan tamunya. "Faraagha"

5. Hidangan hendaknya disiapkan di dalam rumah. "Ilaa Ahlihi"

6. Menjamu sesegera mungkin. "Fa Jaa'a...huruf Fa' menjelaskan tentang kecepatan waktu dan segera."

7. Hidangkan makanan yang terbaik. "Bi ‘Ijlin Samiin"

8. Jangan bawa tamu ke dekat jamuan makanan, tapi bawalah jamuan makanan ke dekat tamu. "Fa Qarrabahu Ilaihim".

9. Jangan bertanya kepada tamu, "Sudah makan atau belum?" ‘Faraagha Ilaa Ahlihi Fajaa'a" (Nabi Ibrahim pergi dengan diam-diam menemui keluarganya)

10. Layanilah sendiri tamu yang ada. "Fa Jaa'a" (Nabi Ibrahim sendiri yang menyuguhkan makanan)

11. Hendaknya makanan bisa dijangkau oleh tamu. "Fa Qarrabahu Ilaihim"

12. Hendaknya tamu menerima makanan sehingga tuan rumah tidak kepikiran. "Alaa Ta'kulun"

13. Pertama, hidangkan makanan kemudian baru berbincang-bincang. "Fa Jaa'a Bi ‘Ijlin Samiin" setelah itu bertanya..."Fa Maa Khatbukum Ayyuha al-Mursalun" (QS. Ad-Dzariyat:31)

14. Bila tamu memiliki berita menyenangkan dan menyedihkan, pertama sampaikan kabar yang menyenangkan kemudian baru kabar yang menyedihkan. "Bassyarnaa... mengabarkan tentang anak kemudian mengabarkan tentang azab yang diturunkan kepada para pendosa."

 

Sumber: Hujjatul Islam Mohsen Qaraati, Daqayeqi Ba Quran, Markaze farhanggi Darshaye az Quran, cetakan ke 15, 1390.

Saeb Erekat, juru runding senior dan anggota komisi eksekutif Fatah mengkritik keras statemen Mitt Romney, kandidat presiden AS dari kubu Republik terkait Palestina.

"Stamene Romney yang menyebut Palestina tidak menghendaki perdamaian tidak benar," tandas Erekat Selasa (18/9) seperti dilaporkan AFP.

Menurut sumber ini, kandidat presiden Amerika dari kubu Republik ini hari Selasa saat bertemu dengan penyandang dana kampanye presiden mengatakan bahwa bangsa Palestina tidak mengendaki perdamaian dengan Rezim Zionis Israel.

Perundingan damai antara Otorita Ramallah dan Rezim Zionis Israel digelar sejak tahun 1991 dan hingga kini belum menampakkan hasil kecuali eskalasi arogansi Tel Aviv yang semakin brutal menyerang warga tak berdosa Palestina dan memperluas pembangunan distrik Zionisnya. (IRIB Indonesia/MF)

Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano menandaskan, "IAEA dalam waktu dekat siap untuk menggelar perundingan dengan Republik Islam Iran."

Amano Selasa (18/9) dalam sebuah statemennya mengatakan, "Saya telah memberitahu Dr. Abbasi terkait komitmen IAEA untuk melanjutkan dialog dengan Iran dan kesiapan juru runding kami untuk bertemu dengan wakil Tehran dalam waktu dekat."

Statemen singkat ini menyusul pertemuan Amano dan Fereydoon Abbasi-Davani, ketua Badan Energi Atom Iran pada hari Senin (17/9).

Abbasi hari Senin lalu di sela-sela sidang tahunan IAEA di Wina, Austria kepada wartawan mengatakan, Iran tidak berniat memperkaya uranium di atas 20 persen. Ia menjelaskan pula bahwa aktivitas pengayaan uranium Iran di level 3,5 persn dan ditambahkannya, Tehran dalam waktu dekat akan menentukan level pengayaan uraniumnya dengan merujuk pada kebutuhan yang harus dipenuhi.

Di sisi lain, Amerika Serikat dan sekutunya bersama Rezim Zionis Israel senantiasa menuding Tehran berusaha menggapai teknologi nuklir untuk kepentingan militer. Tudingan ini langsung dibantah Iran dan negara ini menekankan, sebagai penandatangan Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota IAEA, Iran berhak memanfaatkan teknologi nuklir untuk kepentingan damai.

Tim inspektur IAEA hingga kini telah berulang kali meninjau dan menyidiki instalasi nuklir Iran, namun mereka tidak pernah mendapatkan bukti yang menunjukkan penyimpangan program nuklir damai Tehran ke arah militer. (IRIB Indonesia/MF)

Juru runding dan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton Rabu (19/9) menyatakan, setelah berunding dengan Saeed Jalili, juru runding Iran maka dirinya akan membicarakan hasil pertemuan ini dengan sekutunya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Seperti dilaporkan AFP, Ashton pekan ini dijadwalkan akan bertemu dengan menlu Inggris, Cina, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat (lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB) ditambah Jerman di New York.

Kantor Ashton pasca perundingan langsung pertama di Istanbul bulan Juni, hari Selasa (18/9) di statemennya menyatakan, pertemuan Ashton di New York dilakukan guna mengkaji kondisi dan membahas langkah-langkah ke depan.

Ashton saat bertemu dengan sekutunya akan mengupayakan kembali jalur diplomasi internasional terkait program nuklir Republik Islam Iran. Di awal pertemuannya dengan Ashton di konsulat Iran di Istanbul, Saeed Jalili tidak memberikan statemen apa pun.

Perundingan ini yang menurut Ashton sebagai bagian dari upaya yang ada guna mencari solusi diplomatik dan kelanjutan dari perundingan Moskow bulan Juni lalu serta perundingan para wakil juru runding masing-masing pihak dan kontak telepon pada musim panas.

Statemen yang dirilis Michael Mann, jubir Ashton disebutkan, "Meski pertemuan ini bukan perundingan resmi, namun dialog tersebut cukup bermanfaat dan konstruktif serta merupakan peluang penting guna menekankan kembali urgensitas pencapaian kemajuan di isu nuklir Iran."

Sepanjang sejarah selalu ada manusia-manusia yang tidak peduli dengan kepentingan pribadi. Mereka mengerahkan semua potensi dan mempersembahkan semua yang mereka miliki demi memerangi kebodohan dan khurafat. Insan-insan relawan ini mengorbankan seluruh wujudnya untuk menerangi umat dan masyarakatnya. Nama mereka pun akan selalu abadi sepanjang sejarah. Syahid Murtadha Muthahhari adalah salah satu di antaranya.

Tokoh pemikir besar Muslim dan ulama dengan wawasan yang sangat luas ini menghadiahkan seluruh kehidupannya untuk ilmu dan pencerahan. Tulisan-tulisan dan pidato-pidatonya bak pelita benderang yang menerangi umat. Ada orang bijak yang mengatakan, "Dari jauh, Muthahhari adalah filsuf, dari jarak menengah dia terlihat sebagai orang bijak dan arif, sementara dari jarak dekat dia akan nampak sebagai sufi yang wujudnya memancarkan hakikat."

Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari lahir pada tanggal 3 Februari tahun 1920 di Fariman, Iran utara dalam sebuah keluarga yang taat agama. Ketakwaan dan kesalehan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Sejak kanak-kanak, Mutahhari sudah tertarik kepada hal-hal yang bernilai kebajikan dan menghindari keburukan. Melaksanakan shalat sudah menjadi kebiasaannya sejak usia tiga tahun. Semua itu menjadi petunjuk akan masa depan cerah yang menantinya.

Murtadha Muthahhari sangat tertarik kepada al-Quran dan ilmu-ilmu agama. Hal itulah mendorongnya masuk ke sekolah agama, hauzah ilmiah di kota Mashad. Tahun 1937 setelah merampungkan jenjang pendidikan ilmu-ilmu dasar hauzah, dia melanjutkan pendidikan ilmu agama di kota Qom. Di kota ini, dia berguru kepada para ulama seperti Allamah Thabathabai dan Imam Khomeini.

Kecerdasannya yang sangat tinggi ditambah dengan ketekunannya dalam belajar membuatnya menjadi santri teladan. 12 tahun lamanya dia berguru kepada Imam Khomeini di bidang akhlak, filsafat, irfan, fikih dan ushul. Dengan cepat Muthahhari mencapai derajat ijtihad dan dikenal sebagai salah satu ulama muda menonjol di kota Qom. Kemampuannya yang tinggi dalam menjelaskan berbagai permasalahan ilmiah dengan bahasa yang mudah membuat banyak santri yang memilih berguru kepadanya.

Tahun 1950, Muthahhari menikahi putri salah seorang ulama terkenal di provinsi Khorasan. Kehidupannya yang sangat sederhana di masa lajang berlanjut setelah pernikahan. Kondisi perekonomian keluarga yang dibangunnya sangat sulit. Terkadang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Muthahhari terpaksa menjual buku-bukunya atau meminjam uang kepada teman dekatnya. Meski hidup sulit, namun rumah tangganya dipenuhi oleh kasih sayang. Tahun 1952, Muthahhari berhijrah ke kota Tehran untuk memperluas aktivitas keilmuan dan pemikirannya. Selain mengajar di hauzah ilmiah dan sekolah tinggi agama Islam, dia juga rajin menulis buku dan artikel.

Muthahhari terlibat aktif dalam perjuangan politik. Dia memainkan peran besar dan memobilisasi massa dalam gerakan kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs (5 Juni 1963) yang memprotes penangkapan Imam Khomeini. Muthahharipun ditangkap setelah menyampaikan pidato berapi-api yang menentang rezim Shah. Sebulan kemudian, berkat tekanan rakyat, rezim membebaskan para ulama pejuang termasuk Muthahhari. Lepas dari penjara, dia memfokuskan kegiatannya untuk menulis dan berpidato di kampus dan masjid-masjid.

Muthahhari juga dikenal sebagai ulama yang berada di front terdepan dalam melawan pemikiran yang sesat dan menyimpang. Perjuangannya bukan dengan senjata tapi dengan argumentasi dan pemikiran yang logis. Tulisan maupun pidatonya sangat diminati oleh para pendamba kebenaran khususnya kalangan muda dan mahasiswa.

Tahun 1969, Muthahhari kembali ditangkap karena rezim menemukan selebaran dengan tandatangannya yang mengajak masyarakat menggalang dana bantuan untuk para pengungsi Palestina. Dalam salah satu pidatonya, Muthahhari mengatakan, "Jika hendak menghargai diri, ingin mulia di sisi Allah dan RasulNya atau terhormat di mata bangsa-bangsa lain, kita harus manghidupkan asas membantu kepada sesama. Apa yang akan dilakukan Rasulullah jika hidup saat ini? Apa yang akan beliau pikirkan? Demi Allah, aku bersumpah bahwa saat ini di makamnya yang suci, Nabi merasa tersiksa dengan perlakuan kaum Yahudi. Siapa saja yang tidak menyampaikan hal ini berarti dia berdosa. Demi Allah, jika tidak menyampaikan masalah ini aku dan semua penceramah juga berdosa. Demi Allah, kita semua memikul tanggung jawab dalam masalah Palestina..."

Salah satu pengabdian terbesar Muthahhari adalah buah pemikirannya yang disampaikan kepada masyarakat umum lewat tulisan, pelajaran dan pidato. Antara tahun 1972-1979 aktivitas Muthahhari dalam membendung pemikiran sesat semakin memuncak seiring dengan meluasnya kegiatan kubu-kubu kiri dan pemikiran menyimpang di Iran. Atas permintaan Imam Khomeini, Muthahhari setiap minggu mengkhususnya dua hari untuk mengajar di kota Qom. Tahun 1976, Muthahhari yang menjadi dosen di perguruan tinggi agama Islam di Tehran dipensiunkan dini setelah terlibat konflik pemikiran dengan salah seorang dosen yang berhaluan marxisme. Di masa-masa itulah Muthahhari bersama beberapa ulama Tehran membentuk organisasi ulama bernama ‘Jameeh Rohaniyat-e Mobarez-e Tehran'.

Sejak Imam Khomeini diasingkan ke luar negeri, hubungan Muthahhari dengan gurunya itu hanya terjalin lewat surat dan telpon. Namun pada tahun 1976, dia berhasil menemui Imam Khomeini di pengasingan di kota Najaf Irak. Pertemuan itulah yang menghasilkan agenda baru perjuangan rakyat Muslim Iran menentang rezim Shah. Sejak saat itu, Muthahhari secara penuh berada di medan perjuangan. Ketika Imam hijrah ke Paris, Muthahhari menemui beliau di sana. Imam memerintahkan ulama ini untuk membentuk Dewan Revolusi Islam. Selama masa perjuangan, Murtadha Muthahhari adalah penasehat terpercaya dan cerdik yang selalu mendampingi Imam Khomeini.

Dengan kemenangan Revolusi Islam, Muthahhari tentunya bakal memegang posisi kunci dalam pemerintahan Islam. Tapi takdir berkata lain. Musuh-musuh Islam tak membiarkan Revolusi Islam yang baru mencapai kemenangan ini memanfaatkan figur mulia seperti Muthahhari untuk memperkokoh pondasi pemerintahan Islam yang baru terbentuk. Ulama besar, pemikir ulung dan politikus bijak ini gugur syahid dalam sebuah aksi teror di malam hari awal bulan Mei 1979. Beliau ditembak mati sepulangnya dari majlis ilmiah dan politik. Pelakunya adalah anasir kelompok sesat yang menamakan diri kelompok Furqan. Syahid Mutahhari sebelumnya sudah memperingatkan rakyat Iran akan penyimpang ideologi kelompok ini. Dalam pernyataannya pasca syahidnya Mutahhari, Imam Khomeini menyebut tokoh besar yang juga murid beliau ini dengan sebutan ‘belahan jiwaku'.

Tulisan dan pidato-pidato Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhariadalah buah dari pemikiran, telaah dan kerja keras pemikir dan ulama besar ini sepanjang hidupnya. Beliau meninggalkan banyak karya di berbagai bidang seperti teologi, filsafat, sejarah, sosial, hukum, akhlak dan psikologi. Salah satu hal yang selalu dikenang dari Muthahhari adalah jiwa keislaman, revolusi dan keilmuannya yang sulit ditemukan padanannya.

Muthahhari membaca dengan baik kondisi zamannya. Dia memahami persoalan yang terjadi dan serbuan pemikiran asing ke tengah masyarakat Muslim. Berbekal keluasan ilmu dan ketajaman pemikiran islami yang ada padanya, Muthahhari menjawab semua persoalan dan menyelesaikan isu-isu yang ditudingkan terhadap Islam. Ulama besar ini sangat peduli untuk membersihkan benak umat khususnya generasi muda dari pemikiran sesat dan menyimpang. Di matanya, para pemuda adalah tunas yang di masa depan akan menjadi tulang punggung bagi kelangsungan perjuangan Islam. Tahun 1973 dalam sebuah catatannya, Muthahhari mengungkapkan, "Apa yang selama 20 tahun ini kulakukan dengan tulisanku adalah menjawab persoalan-persoalan menyangkut agama Islam di zaman ini."

Syahid Muthahhari saat menjelaskan tentang maraknya aksi bunuh diri, depreasi, kekurangajaran para pemuda, kelaparan, pencemaran lingkungan dan lainnya menyatakan bahwa salah satu masalah utama Barat adalah ketidakberagamaan masyarakat di sana. Muthahhari menulis, "Manusia di zaman ini memiliki ilmu tapi obat penawar bagi penyakitnya adalah keimanan. Ilmu tidak bisa membantu. Mereka hanya berbicara tentang ilmu untuk lari dari iman. Mereka ingin mengatasi masalah dengan ilmu tapi tak pernah bisa menyelesaikan masalah."

Lebih lanjut pemikir besar ini menjelaskan hubungan ilmu dan agama dengan mengatakan, "Ilmu dan agama bukan hanya tidak saling bertentangan tapi saling melengkapi. Jelas bahwa ilmu tidak bisa menggantikan iman dan iman juga tak bisa menggantikan posisi ilmu." Muthahhari menambahkan, "Ilmu menciptakan sarana sementara iman adalah tujuan. Ilmu adalah keindahan pemikiran sedang iman adalah keindahan perasaan. Ilmu membangun alam sementara iman membangun manusia. Ilmu revolusi eksternal, sedangkan iman revolusi internal. Ilmu memberi penerangan dan kemampuan sementara iman memberi harapan dan kehangatan. Ilmu memberi keamanan luar dan iman memberi ketenangan di dalam jiwa..."

Syahid Muthahhari mempunyai pembahasan yang mendalam tentang keadilan dalam Islam. Hal itulah yang diangkatnya sebagai tema filsafat sosial yang menjadi landasan utama bagi sistem politik Islam. Tak ada yang berhak mengabaikan prinsip ini. Muthahhari melandaskan pemikiran soal keadilan pada apa yang diajarkan oleh al-Qur'an dan Sunnah. Muthahhari menulis demikian;

"Sebagian orang beranggapan bahwa keadilan meniscayakan penyamaan semua orang dengan segala perbedaan potensi dan kemampuan yang ada pada mereka." Pemikir besar ini menolak anggapan tersebut dan mengingatkan akan perbedaan potensi dan keberhasilan manusia dalam mengaktualisasi potensi bawaan. Perbedaan itulah yang mestinya menjadi dasar perolehan hasil yang beda. Muthahhari mengatakan bahwa keadilan adalah memberikan kepada semua apa yang menjadi hak masing-masing.

Syahid Muthahhari mengenai pendidikan yang zaman dahulu menjadi perhatian para pemikir dan filsuf sepanjang sejarah. Menurutnya, pendidikan sangat erat kaitannya dengan masalah ketaqwaan, pensucian jiwa dan suluk keirfanan. Muthahhari mengatakan, pendidikan harus dilandasi pada lima hal. Dari kelima hal itu yang menempati urutan pertama adalah sisi pemikiran manusia. Pendidikan harus mengedepankan masalah pengembangan pemikiran. Selain itu, pendidikan harus mengupayakan aktualisasi potensi dan bakat alami. Muthahhari menambahkan bahwa dalam pendidikan yang benar keutamaan akhlak dan insani akan tumbuh dalam diri manusia. Dengan demikian ia akan terbiasa dengan kebaikan dan kemuliaan.

Dalam pandangan Syahid Muthahhari, pendidikan mesti mementingkan masalah ibadah. Islam meyakini bahwa kesempurnaan manusia tercapai ketika ia sampai ke tahap ibadah. Lebih lanjut Muthahhari menyinggung tentang aturan sosial yang tidak benar, pendidikan yang dilandasi pada ancaman dan logika ketakutan khususnya di masa kanak-kanak, pemanjaan berlebihan, pengangguran, pemaksaan kerja fisik dan tekanan kejiwaan, goncangan akibat peristiwa yang terjadi dalam kehidupan atau rangsangan seksual lewat radio, televisi dan media cetak. Menurutnya semua itu merusak pendidikan manusia yang berdampak buruk pada terbentuknya kepribadian yang tak bergairah, kasar, pemarah, pemurung atau berdampak pada fisik yang cepat tua.

Dari dulu, salah satu topik yang diangkat Barat untuk menghujat Islam adalah masalah hijab atau jilbab. Bahkan tidak sedikit pemikir dan teoretis Barat yang terlibat langsung memerangi jilbab. Mereka mengklaim jilbab sebagai penghalang aktivitas kemasyarakatan perempuan. Mereka menuduh Islam sengaja memasung perempuan di dalam rumah. Syahid Muthahhari menolak pandangan itu dan menjelaskan bahwa jilbab adalah cara berpakaian yang menjamin keselamatan masyarakat dari penyakit moral bukan mencegah aktivitas kaum perempuan.

Muthahhari mengatakan, "Jilbab tidak berarti memasung perempuan atau menghalanginya dari aktivitas kebudayaan, sosial dan ekonomi. Islam tidak demikian. Islam tidak melarang perempuan beraktivitas di luar rumah atau mencegahnya kegiatan belajar dan keilmuan. Bahkan Islam mewajibakn pengikutnya baik laki-laki maupun perempuan untuk menimba ilmu. Islam tak pernah mengharamkan kegiatan ekonomi tertentu terhadap perempuan. Islam tidak pernah memerintahkan perempuan untuk duduk menganggur. Menutup seluruh anggota badan kecuali wajah dan dua telapak tangan sama sekali tidak menghalangi perempuan untuk melakukan aktivitas budaya, sosial bahkan ekonomi. Yang melumpuhkan kekuatan sosial justeru lingkungan yang tercemar oleh syahwat."

Dalam dua bukunya berjudul ‘Hijab' dan ‘Nezam-e Hoquq-e Zan dar Islam' (Sistem Hukum Perempuan dalam Islam), Syahid Muthahhari menjelaskan pandangan Islam yang sebenarnya dalam masalah perempuan dan partisipasinya di tengah masyarakat. Beliau menyoal teori dan pandangan Barat yang cenderung melecehkan perempuan dan menistakan hak-hak kaum Hawa. Muthahhari menegaskan bahwa partisipasi terbaik wanita di tengah masyarakat mesti dilakukan dengan menjaga kesopanan berpakaian dan jilbab. Sebab, jilbab menjaga batas-batas kehormatan kaum perempuan dan melindungi masyarakat dari penyimpang moral.

Pandangan-pandangan Muthahhari yang dikuatkan dengan argumentasi kokoh dan bersumber dari ajaran Islam yang murni membuat majlis pidatonya selalu hidup dan diminati banyak orang. Imam Khomeini mengenai Muthahhari mengatakan, "Dalam kesucian jiwa, kekuatan iman dan kepiawaian berbicara jarang ada yang bisa menandingi Mutahhari. Dia telah pergi ke alam malakut yang tinggi. Tapi orang-orang yang keji itu harus tahu bahwa kepergian Muthahhari, kepribadian Islami, keilmuan dan filsafat tidanya akan akan sirna."(

Dewan Keamanan PBB menggelar sidang untuk membahas transformasi terbaru Timur Tengah termasuk wilayah pendudukan Palestina serta mengkaji kondisi Liberia.

Tercatat 150 negara anggota Dewan Keamanan Senin (17/9) bersidang membahas transformasi terbaru di bidang proses perundingan damai antara Otorita Ramallah dan Rezim Zionis Israel. Demikian dilaporkan IRNA.

Anggota Dewan Keamanan juga mengkaji transformasi lainnya di Timur Tengah dan gelombang protes umat Islam mengutuk pembuatan film penistaan Rasulullah Saw.

Menyusul dirilisnya film Innocence of Muslims di Amerika Serikat, gelombang protes dan aksi demo anti Washington meluas di Dunia Islam.

Sidang Dewan Keamanan kemarin itu juga mengkaji laporan utusan PBB terkait Liberia dan kondisi negara ini. Anggota Dewan Keamanan di sidang ini memutuskan untuk mengurangi jumlah pasukan penjaga perdamaian internasional yang ditempatkan di Liberia hingga separuh.

Liberia terletak di Afrika barat dan sejak lama negara ini didera perang saudara yang mengakibatkan instabilitas di negara ini serta melonjaknya angka kemiskinan dan arus pengungsi. (IRIB Indonesia/MF)

Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hasan Nasrullah, mengecam penistaan terhadap kesucian Nabi Muhammad Saw dan menyatakan bahwa produksi serta penayangan film tercela itu akan berdampak sangat buruk bagi Amerika Serikat.

Mehr News melaporkan, Sayid Hasan Nasrullah kemarin (Senin, 17/9) secara mendadak muncul di antara ribuan warga Lebanon yang berdemonstrasi mengecam penistaan terhadap Rasulullah Saw dalam film yang diproduksi di Amerika Serikat.

Dalam orasinya Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, "Dunia harus mengetahui hubungan kita dengan Rasulullah Saw. Nyawaku aku korbankan untukmu wahai Rasulullah."

"Sebagian pihak hingga kini belum menunjukkan reaksi sebesar penistaan keji dalam film tersebut dan mereka tidak menyadari bahwa film itu merupakan penistaan nyata terhadap Islam, al-Quran, dan sirah Nabi Muhammad Saw."

Nasrullah mengatakan, "Publikasi film tersebut harus dihentikan total dan untuk selamanya penistaan terhadap Rasulullah Saw diberangus. Masyarakat harus memboikot situs-situs yang bersikeras memasang film itu."

"Amerika Serikat juga harus tahu bahwa perilisan secara penuh film itu akan berdampak sangat berbahaya baginya," tutur tokoh muqawama nomor wahid di Lebanon ini.

Nasrullah berharap masyarakat dunia mendesak penetapan sebuah ketentuan yang melarang penistaan terhadap agama langit dan menurutnya, segala bentuk kelalaian umat Islam dalam hal ini sama artinya dengan kelengahan di hadapan hak-hak Rasulullah Saw.

Menyinggung demonstrasi dan protes umat Islam di berbagai negara, Nasullah mengatakan, "Ini bukan gerakan sementara, melainkan awal dari gerakan serius yang harus terus dilanjutkan dan semua umat Islam harus kompak. Jangan sampai ada satu pihak yang bahkan beranggapan dapat bertoleran dalam masalah ini."(IRIB Indonesia/MZ

Laporan menyebutkan bahwa para pegawai Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut sedang sibuk menghancurkan berkas dan informasi rahasia.

Seorang diplomat Amerika Serikat kepada Associated Press (17/9) menyatakan bahwa menyusul demonstrasi luas warga atas film penistaan terhadap Rasulullah Saw, seluruh Kedutaan Besar Amerika Serikat disiagakan bahkan sebagian ditutup. Dalam laporan terbaru disebutkan bahwa para pegawai Kedutaan Besar Amerika di Beirut sedang sibuk memusnahkan berkas dan dokumen rahasia.

Kedutaan Besar Amerika di Beirut, ibukota Lebanon, hingga Senin (17/9), telah mengubah status daruratnya dan memusnahkan seluruh dokumen dan berkas rahasia. Seluruh pegawai lokal di Kedutaan Besar AS juga telah dipulangkan lebih awal sebelum demo yang berlangsung kemarin.

Seorang diplomat Amerika di Lebanon menyatakan tidak ada bahaya serius yang mengancam kedubes AS yang sangat kokoh di Beirut. "Kedubes AS berjarak satu jam dari pusat demonstrasi," katanya.

Pejabat yang menolak namanya dipublikasikan itu mengatakan, "Keputusan yang diambil (pemusnahan dokumen) adalah langkah normal yang tujuannya mengurangi dokumen-dokumen rahasia."(IRIB Indonesia/MZ)