
کمالوندی
Meski Ditentang Rakyat Yaman, AS Tempatkan 50 Marinirnya di Sanaa
Amerika Serikat akhirnya menempatkan 50 marinirnya di Sanaa, ibukota Yaman dengan dalih menjaga kedutaan besarnya.
Press TV Senin (17/9) mengutip pemerintah Yaman melaporkan, 50 marinir Amerika Serikat ditempatkan di berbagai wilayah Sanaa untuk meningkatkan keamanan dan menjaga kedutaan besar Washington di negara ini.
Masih menurut sumber ini, pemerintah Yaman merilis statemen yang menyatakan, kehadiran pasukan asing di Yaman tidak dapat diterima Sanaa, namun pasukan Amerika Serikat ini termasuk pengecualian.
Sumber ini menambahkan, pemerintah Yaman menekankan, jika keamanan di negara ini telah pulih, pauskan Amerika akan segera meninggalkan Sanaa.
Sementara itu, setelah Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) menyatakan niatnya untuk mengirim pasukan ke Yaman untuk menjaga kedubes AS di Sanaa, anggota parlemen dan rakyat Yaman serta petinggi kubu politik menentang keras rencana ini. Mereka bahkan menuntut penarikan pasukan AS dari Yaman.
Abdul Karim Jadban, anggota parlemen Yaman menilai pengiriman marinir Amerika Serikat ke Sanaa sebagai konspirasi baru untuk menjajah negaranya. Abdul Karim Jadban juga memperingatkan bangsa muslim khususnya Yaman terkait konspirasi Amerika untuk menjajah negara Islam. Ia menekankan, Yaman saat ini berada dalam pengawasan Amerika dan tengah menderita akibat penjajahan Washington.
Parlemen Yaman juga merilis statemen keras mengutuk aksi penistaan terhadap kesucian Nabi Muhammad Saw. Selain itu, parlemen Yaman meminta Amerika Serikat meminta maaf secara resmi kepada umat Islam dan mencegah pemutaran film ini.
Aksi protes rakyat Yaman anti Amerika terkait pemutaran film yang melecehkan Nabi Muhammad Saw semakin meluas. Rakyat negara ini dalam aksinya menyerbu kedubes serta membakar bendera Amerika. (IRIB Indonesia/MF)
Sekilas Kehidupan Sayidah Fatimah Maksumah as
Sayidah Fatimah Maksumah as lahir di kota Madinah pada tanggal 1 Dzulqadah, tahun 173 hijriah. Beberapa tahun sebelum kelahiran putri mulia ini, Imam Jafar Shadiq as yang juga kakeknya menyampaikan kabar gembira ini. Beliau berkata, "Salah satu putri dari anakku berhijrah ke kota Qom (salah satu kawasan Iran). Putri itu bernama Fatimah binti Musa bin Jafar." Imam Jafar as-Shadiq as menambahkan, "Dengan keberadaan putri itu, kota ini (Qom) menjadi haram atau kota suci keluarga Rasulullah Saw."
Menyusul kabar gembira yang disampaikan Imam Jafar Shadiq as, keluarga Rasulullah Saw pun menanti-nanti kelahiran putri mulia tersebut. Pada akhirnya, putri Imam Musa al-Kazhim as dari hasil pernikahannya dengan Najmah, lahir di muka bumi ini yang bertepatan dengan tanggal 1 Dzulqadah. Dengan kelahiran Sayidah Fatimah Maksumah ini, Imam Ali ar-Ridha as yang juga saudaranya, diliputi rasa bahagia yang luar biasa. Masa kecil Sayidah Fatimah Maksumah as penuh dengan kenangan bersama ayahnya, Imam Musa al-Kazhim as dan saudaranya, Imam Ali ar-Ridha as. Sayidah Fatimah Maksumah as dibesarkan di bawah naungan dua manusia agung dan suci. Dengan demikian, Sayidah Fatimah Maksumah menimba ilmu dan menuai hikmah secara langsung dari dua sumber ilmu dan hikmah.
Kebahagiaan Sayidah Fatimah Maksumah di masa kecil itu tidak bertahan lama menyusul gugurnya Imam Musa Kazhim as selaku ayahnya di penjara penguasa lalim saat itu, Harun ar-Rasyid. Saat ayahnya gugur syahid, Sayidah Fatimah Maksumah as baru berumur sepuluh tahun. Setelah itu, Imam Ali ar-Ridha as menjadi satu-satunya pelindung setia Sayidah Fatimah Maksumah as. Dalam sejarah disebutkan, Imam Ali ar-Ridho as sangat menyayangi saudarinya . Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Sayidah Fatimah kepada saudaranya.
Dari sisi kesucian dan ketakwaan, Sayidah Fatimah Maksumah mempunyai derajat luar biasa. Kemuliaan akhlak, ketegaran, kesabaran dan istiqomah adalah di antara karakter mulia yang sangat tampak pada kepribadian agung Sayidah Fatimah Maksumah as. Pada suatu hari, sekelompok pecinta Ahlul Bait as tiba di kota Madinah untuk menemui Imam Musa al-Kazhim as dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada beliau. Setiba di Madinah, mereka mendengar kabar bahwa Imam Musa tengah melakukan perjalanan ke luar kota. Mereka akhirnya terpaksa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tertulis yang dititipkan kepada keluarga Imam Musa al-Kazhim as.
Berapa hari kemudian, mereka kembali mendatangi rumah Imam Musa al-Kazhim as untuk berpamitan. Pada saat itu, mereka menyadari bahwa Sayidah Fatimah menulis jawaban pertanyaan-pertanyaan yang pernah diserahkan untuk Imam Musa. Menemukan jawaban yang ditulis Sayidah Fatimah as, mereka sangat bahagia. Dalam perjalanan pulang dari kota Madinah, mereka bertemu dengan Imam Musa al-Kazhim as dan menceritakan apa yang dialami kepada beliau. Imam pun membaca jawaban yang ditulis Sayidah Fatimah dan membenarkannya.
Sayidah Fatimah sa berjuang keras dalam menuntut ilmu dan makrifat Islam. Beliau tidak menambah dan mengurangi ilmu yang disampaikan oleh ayahnya, saat menyampaikannya kepada masyarakat. Ini menunjukkan tanggung jawab besar dan amanat yang tertanam pada jiwa putri Imam Musa as. Sayidah Fatimah menuntut ilmu dari Imam Musa, bahkan membela kebenaran dalam kondisi sulit. Beliau pun menunjukkan bahwa dirinya tegar dan tak tergoyahkan dalam membela kebenaran. Sayidah Fatimah didampingi Imam Ali ar-Ridha as mengamalkan ilmu-ilmu yang didapatkan dari ayahnya.
Pada tahun 200 hijriah, Imam Ali ar-Ridha as terpaksa meninggalkan kota Madinah menuju Khorasan di bawah tekanan penguasa lalim saat ini, Makmun. Imam Ridha as bertolak ke kota Marv, salah satu wilayah di Khorasan, tanpa membawa keluarganya. Setahun kemudian, Sayidah Fatimah Maksumah as merindukan kakaknya yang juga pemegang imamah setelah ayahnya, Imam Musa al-Kazhim as, bertolak menuju kota Marv. Dalam perjalanan ini, Sayidah Fatimah didampingi saudara-saudara dan ahlul baitnya. Berita perjalanan Sayidah Fatimah bersama keluarganya ke kota Marv pun menyebar di segala penjuru, sehingga para pecinta Ahlul Bait menanti-nanti kedatangan rombongan putri Imam Musa as di kota-kota yang bakal dilewati beliau dalam perjalanannya ke kota Marv. Para pecinta Ahlul Bait as menyambut Sayidah Fatimah di kota-kota yang dilewati beliau, dengan rasa suka cita dan kerinduan yang mendalam.
Dalam setiap penyambutan di berbagai kota, Sayidah Fatimah selalu menggunakan kesempatan tersebut untuk pencerahan kepada para pecinta Ahlul Bait. Beliau dalam berbagai pidatonya mengungkap kedok di balik arogansi para penguasa Bani Abbas dan politik busuk mereka. Pada dasarnya, Sayidah Fatimah sengaja berhijrah dari Madinah ke Marv sebagai bentuk protes terhadap kondisi yang ada. Perjalanan itu merupakan bagian dari perjuangan Sayidah Fatimah sa terhadap intimidasi dan kezaliman para penguasa Bani Abbas.
Namun sangat disayangkan, perjalanan Sayidah Fatimah Maksumah sa tidak berujung pada pertemuan dengan kakaknya, Imam Ali ar-Ridha as. Sebab, rombongan Sayidah Fatimah ketika tiba di kota Saveh, menjadi sasaran serangan pasukan Bani Abbas. Mereka menutup jalan yang dilalui Sayidah Fatimah dan menggugurkan saudara-saudara Imam Ali ar-Ridha yang mendampingi Sayidah Fatimah. Sayidah Fatimah sa dalam perjalanan tersebut jatuh sakit. Dalam kondisi sakit, Sayidah Fatimah menyadari tidak dapat melanjutkan perjalanannya ke Marv. Beliaupun meminta saudara-saudaranya untuk dihantarkan ke kota Qom. Sayidah Fatimah berkata, "Bawalah aku ke kota Qom, karena aku mendengar dari ayahku bahwa kota ini adalah pusat para pecinta Ahlul Bait as." Mendengar permintaan Sayidah Fatimah, mereka membawa beliau ke kota Qom.
Para pembesar dan masyarakat kota Qom ketika mendengar kedatangan putri Imam Musa as, berbondong-bondong menyambutnya. Seorang pecinta Ahlul Bait as dan pembesar di kota Qom yang bernama Musa bin Khazraj, menjadi tuan rumah yang akan menjamu Sayidah Fatimah selama di kota Qom. Sayidah Fatimah sa berada di kota Qom selama 17 hari. Karena rasa sakitnya, Sayidah Fatimah sa tidak dapat bertahan hidup lebih lama. Di kota suci Qom, Sayidah Fatimah Maksumah as tutup usia. Pada hari-hari terakhir masa hidupnya, Sayidah Fatimah lebih banyak menyibukkan diri bermunajat kepada Allah Swt.
Sayidah Fatimah yang berniat mengunjugi kota Marv, tidak dapat menemui saudara tercintanya, Imam Ali ar-Ridha as. Mendengar meninggalnya Sayidah Fatimah, para pecinta Ahlul Bait berkabung, terlebih bagi Imam Ali ar-Ridha as. Imam Kedelapan, Ali ar-Ridha as berkata, "Barang siapa yang berziarah ke kota Qom sama halnya berziarah kepadaku di Marv."
Sayidah Fatimah dimakamkan di kota Qom. Makam itu mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi para pecinta Ahlul Bait dari seluruh dunia untuk mengunjungi kota tersebut. Berkat keberadaan Sayidah Fatimah di kota Qom telah berdiri pusat kota pendidikan agama atau hauzah. Kini, kota itu menjadi salah satu pusat pendidikan agama terbesar di dunia. Aura spritual yang dipancarkan makam suci Sayidah Fatimah as memberikan pencerahan intelektual bagi para ulama. (IRIB Indonesia)
1 Dzulqadah, Sayidah Maksumah as Lahir
Ranggal 1 Dzulqa'dah tahun 173 Hijriah, Sayidah Fathimah Maksumah, putri mulia Imam Musa bin Jakfar as, terlahir ke dunia. Imam Musa bin Jakfar adalah keturunan Rasulullah generasi ke-6 dan menjadi imam dan pemimpin ke-7 umat Islam. Sepeninggal beliau, tampuk imamah diserahkan kepada putra beliau, yaitu Imam Musa ar-Rida as. Namun, sebagaimana yang dialami oleh para Imam Makshum lainnya, Imam Ridha akhirnya dipenjara dan dibunuh oleh khalifah yang berkuasa saat itu.
Semasa Imam Ridha diasingkan di Khurasan, Iran oleh Khalifah Makmun dari Dinasti Abbasiah, Sayidah Maksumah yang merupakan saudara perempuan Imam Ridha, memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Madinah ke Khorasan untuk menemui Imam Ridha.
Ketika Sayidah Maksumah dan rombongannya baru sampai di kota Qom, Iran, putri yang suci dan mulia itu jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Beliau dikuburkan di kota Qom dan makamnya hingga kini menjadi pusat peziarahan yang ramai dikunjungi para pecinta Ahlul Bait dari berbagai penjuru dunia. Kota Qom pun kemudian berkembang menjadi pusat pengajaran ilmu-ilmu Ahlul Bait dan menjadi basis perjuangan rakyat Iran dalam era Revolusi Islam Iran.
Sinan Nakhai Kufi Meninggal
Tanggal 1 Dzulqa'dah tahun 177 Hijriah, Sinan al-Nakhai al-Kufi, yang terkenal dengan julukan "Abu Abdillah", seorang ulama dan ahli hadis di zaman permulaan Islam, meninggal dunia. Sinan al-Nakhai al-Kufi dilahirkan di kota Bukhara pada tahun 95 Hijriah dan merupakan salah satu keturunan Malik Asytar, seorang panglima dan pembela setia Imam Ali as.
Sinan atau Abu Abdillah merupakan seorang ahli fiqih besar di zamannya sehingga beliau ditunjuk sebagai hakim di kota kufah.
Terkait Surat Amirul Mukminin kepada Malik Al-Asytar
Antara yang sempat terekam dalam sejarah sebagai realita yang menyingkap keagungan Imam Ali A.S adalah surat-suratnya yang kebanyakan berupa instruksi kepada para gubernurnya. Imam Ali selalu mengingatkan bagaimana mereka harus bersikap di depan masyarakat dan bagaimana mereka harus memelihara kekayaan dan kehormatan bangsa Islam.
Dalam surat-surat itu, pesan-pesan Imam Ali sama sekali tidak mengesankan gaya seorang atasan terhadap bawahannya. Beliau lebih suka memilih etika seorang ayah dalam menasehati anak-anaknya dalam menempuh kehidupan yang penuh dengan kegetiran. Segalanya beliau sampaikan dengan ungkapan yang diwarnai kasih sayang dan kecintaan.
Dalam sejarah kita membaca bahwa pada masa pemerintahan Imam Ali A.S, beliau pernah mengangkat seorang sahabat setia beliau yang bernama Malik Al-Asytar untuk menjadi gubernur di Mesir. Bersamaan dengan pengangkatan tersebut, Imam mengirimkan pula sepucuk surat kepada Malik Al-Asytar yang berisi pesan-pesan dan petunjuk yang sangat bersejarah, mengandung banyak sekali hal yang patut diperhatikan terutama oleh para pemegang kekuasaan di dalam masyarakat.
Dalam pesan tertulis ini, Amirul Mukminin Ali bin Abi Talib A.S sangat menekankan pendidikan dan pembinaan mental dan akhlak para penguasa; karena tidak diragukan lagi, bahwa kelayakan para pelaksana undang-undang lebih penting dari pada undang-undang itu sendiri. Pengalaman menunjukkan bahwa adanya undang-undang yang terbaik sekalipun, tidak dengan sendirinya dapat menjamin kebahagian masyarakat. Harus ada pula para pelaku yang baik bagi undang-undang tersebut. Kitapun yakin bahwa jika undang-undang Ilahi dilaksanakan oleh para pelaksana yang Ilahi pula, maka umat manusia akan mampu mencapai kebahagiaan yang sebenarnya.
Pada kalimat-kalimat pembuka pesan tertulis ini, Imam Ali A.S menyebut diri beliau sebagai hamba Allah. Beliau berkata: "Ini adalah pesan seorang hamba Allah, Ali bin Abi Talib, kepada Malik Al-Asytar ...........
Dengan menyatakan diri sebagai hamba Allah, Imam Ali A.S mengingatkan bahwa penulis pesan ini adalah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah yang selalu mentaati perintah-perintahNYA dan yang telah menjadikan penghambaan diri kepada Dzat yang Haq sebagai jalan hidupnya. Program dan perintah-perintah yang telah sampai ke tangan Malik Al-Asytar, berkenaan dengan pengaturan negeri Mesir, bukan hasil pemikiran dan keinginan-keinginan pribadi Ali ibn Abi Talib.
Dalam pengertian Imam A.S, seorang hamba Allah ialah orang yang tidak pernah terpengaruh oleh faktor-faktor penyimpang dari jalan kemanusiaannya. Hamba Allah ialah orang yang menyakini bahwa Allah-lah yang menguasai kehidupan dan kematian manusia, dan hanya perintah dan larangan-Nyalah yang ia jalankan, dan tak ada kekuatan lain baginya di atas kekuasaan Allah SWT.
Para Pecinta Dunia Tidak Akan Pernah Merasakan Kenyamanan
روی عن علی بن الحسین علیه السلام قال
مَنْ طَلَبَ الْغِنَى وَ الْاَمْوَالَ وَ السَّعَةَ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّمَا يَطْلُبُ ذَلِكَ لِلرَّاحَةِ وَ الرَّاحَةُ لَمْ تُخْلَقْ فِي الدُّنْيَا وَ لَا لِاَهْلِ الدُّنْيَا إِنَّمَا خُلِقَتِ الرَّاحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَ لِاَهْلِ الْجَنَّةِ.
Diriwayatkan Imam Ali Zainal Abidin as mengatakan: "Orang yang mencari kekayaan, harta dan kecukupan di dunia, maka sesungguhnya dia mencarinya untuk kenyamanan, dan kenyamanan tidak tercipta di dunia dan juga bukan untuk para pecinta dunia, karena kenyamanan itu hanya diciptakan di sorga dan untuk para penghuninya."
Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis tersebut dan mengatakan, "Orang-orang yang mengejar harta dan menimbun kekayaan, sesungguhnya apa yang mereka cari adalah kenyamanan. Mereka beranggapan akan lebih nyaman dengan memiliki itu semua. Imam mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada kenyamanan. Perhatikan dengan baik riwayat ini, bahwa kenyamanan itu tidak diciptakan di dunia melainkan untuk sorga dan para penghuninya. Ini adalah penjelasan dari Imam bahwa apapun yang kalian kejar di dunia ini, kalian tidak akan pernah sampai pada kenyamanan. Akan tetapi orang yang tidak berlari mengejar kenyamanan dunia dan hanya mengupayakan kenyamanan di akhirat, maka dia akan mencapainya, apalagi jika seandainya dia merasakan kenyamanan di dunia."
Dalam riwayat lain, Imam Ali as berkata:
ثَمَرَةُالزُّهدِالرَّاحَةُ 1
Hasil dari zuhud adalah kenyamanan.
"Dengan demikian ketahuilah bahwa jika di dunia ini kalian berusaha meraih kenyamanan untuk di sorga kelak, maka kalian juga akan merasakan sedikit kenyamanan di dunia. Namun letak kekeliruannya adalah yang seringkali terjadi adalah mengupayakan kenyamanan di dunia ini sementara kenyamanan tersebut tidak akan pernah terwujud."
بحارالانوارج70 ص92
[1]. غررالحکم، ص276، روایت679
Kerendahan Hati Malik Asytar
Matahari sudah semakin tinggi pertanda siang hari telah tiba. Keadaan pasar seperti biasa, dipenuhi oleh orang ramai yang datang silih berganti untuk menyediakan keperluan hidup mereka. Di antara mereka tampak seorang lelaki berpostur tinggi dengan tubuh perkasa yang menarik perhatian banyak orang. Wajahnya terbakar oleh sengatan sinar matahari. Dengan langkah yang pasti, dia memasuki pasar Kufah. Saat itu, salah seorang pedagang pasar yang asyik duduk di depan tokonya, menyadari kedatangan lelaki tsb. Tiba-tiba muncul niat kotornya untuk membuat rekan-rekannya tertawa dengan melontarkan batu dan tanah ke arah lelaki itu.
Lelaki tersebut memalingkan wajahnya dan memandang ke arah orang yang melontarkan batu kepadanya. Tetapi tanpa merasa tersinggung, dia membiarkan peristiwa itu berlalu dan terus melanjutkan perjalanannya. Rekan si penjual itu bukan saja tidak tertawa menyaksikan perbuatan kawan, bahkan dengan rasa gusar dan gelisah berkata kepadanya, "Tahukah engkau siapa yang engkau permainkan tadi?"
Si penjual tersebut menjawab, "Tidak, aku tidak mengenalnya. Menurutku, dia tidak berbeda dengan ratusan orang lain yang lalu lalang di sini setiap hari di hadapan mata kita. Bukankah begitu?"
Salah seorang dari rekan si penjual itu dengan amat gusar sehingga wajahnya berkerut, berkata, "Hei! Bodoh! Tidakkah engkau mengenalinya? Lelaki yang baru lewat itu adalah Malik Asytar, komandan tentara Islam yang terkenal. Kita banyak terhutang budi kepadanya karena pengorbanan dan keberaniannya di medan perang. Celaka engkau! Tidakkah engkau tahu siapa yang telah engkau permainkan tadi?"
Mendengar nama Malik, si pedagang menggigil ketakutan. Dia sungguh menyesali perbuatannya. Dia bahkan sanggup melakukan apa saja demi menebus kesalahannya. Matanya menjadi gelap. Dia tidak tahu kepada siapa harus mengadu. Dalam hati dia berkata, "Aku telah melakukan perbuatan yang bodoh. Aku telah mempermainkan komandan pasukan Islam. Tentu aku akan dihukumnya"
Si pedagang mengambil keputusan untuk pergi menemui Malik Asytar. Bagaimanapun juga dia akan meminta maaf kepadanya. Dia berlari-lari mencari Malik. Tidak lama kemudian, dia berhasil menemukan Malik yang tengah berjalan di kejauhan. Malik membelokkan langkahnya menuju masjid. Si pedagang itupun dengan hati yang bergoncang hebat menuruti langkah Malik dan masuk ke dalam masjid. Dia tidak berani menghampiri Malik. Panglima perang Islam itu berdiri menunaikan shalat. Si penjual memandang ke arah Malik. Malik Asytar, dengan kekhusyukan penuh melaksanakan ibadahnya. Sayup-sayup terdengar suara merdu Malik yang tengah melaksanakan shalat. Suara itu menenangkan hati si pedagang pasar.
Selepas shalat, Malik berdoa. Tak lama setelah beliau selesai memanjatkan doa, perlahan-lahan si pedagang mendatangi Malik. Dia lantas menjatuhkan diri dan bersimpuh di kaki Malik. Dengan suara bergetar dia berkata, "Wahai Malik Asytar, aku telah melakukan perbuatan yang bodoh. Aku tidak mengenalimu. Aku memohon kepadamu untuk memaafkanku. Demi Allah, aku tidak mengenalimu. Engkau adalah seorang lelaki yang mulia dan terhormat.
Malik Asytar, dengan perlahan-lahan mengangkat lelaki tersebut dan meletakkan tangannya ke atas bahu orang itu. Si lelaki itu dengan susah-payah menatap mata Malik. Malik Asytar dengan lembut berkata, "Aku bersumpah demi Tuhan, bahwa kedatanganku ke masjid ini adalah karena engkau. Sebab aku tahu bahwa karena kejahilanmu, engkau mengganggu orang tanpa sebab. Aku sedih melihatmu. Aku datang ke masjid ini untuk berdoa buatmu dan aku meminta dari Tuhan supaya memberimu petunjuk ke jalan yang benar dan menjauhkan dirimu dari dosa."
Mendengar kata-kata Malik dan menyaksikan sendiri sifat pemaaf ksatria Islam ini, dia semakin merasa malu. Dia mengucapkan terima kasih kepada Malik Asytar dan kembali ke tempat kerjanya.
Rekan-rekan si pedagang pasar tidak sabar menantikan kedatangannya. Ketika melihatnya dan mendengar kisah yang dia paparkan, mereka memuji Malik Asytar. Salah seorang dari mereka bahkan membawakan sebuah hadis Rasulullah Saw sebagai berikut, "Ampunilah kesalahan orang lain karena sikap pengampun menambah kemuliaan orang. Seringlah memaafkan supaya Tuhan memuliakanmu."
Akhlak, Mutiara yang Hilang di Era Informasi: Hati Bersih, Perilaku Juga Bersih
Hujjatul Islam Sayid Rahim Tavakkol menyatakan, "Pelajaran akhlak telah banyak diberikan kepada masyarakat, akan tetapi yang harus lebih mendapat perhatian adalah jawaban pada pertanyaan dan tuntutan."
Sayid Tavakkol mengatakan, "Pelaku setiap amal adalah ruh kita, badan kita hanya sarana untuk melakukan pekerjaan dan amal yang diinginkan oleh ruh kita. Jika ruh terdidik, maka perilaku kita juga terdidik, dan jika tidak maka amalan dan perilaku kita adalah maksiat dan dosa."
"Dalam riwayat disebutkan bahwa jika hati sudah baik, maka perilakunya juga akan baik, dan jika hati jahat maka perilaku juga akan jahat," tegasnya.
Hujjatul Islam Sayid Tavakkol mengatakan, ketika sang panglima dekat dengan Allah, maka pasukannya juga akan dekat dengan Allah Swt, namun ketika sang panglima jauh dari Allah, maka pasukannya juga akan jauh dari Allah Swt.
Jasmine Crawford: Tiada Tuhan Selain Allah Membuat Anda Langsung Menuju Allah!
Nama saya adalah Jasmine Crawford. Saya memeluk Islam pada tahun 2010. Saya memilih Islam karena saya percaya bahwa ia adalah ajaran yang benar. Saya meminta Allah Swt memberikan saya petunjuk dan membimbing saya. Sebenarnya saya adalah seorang penganut Katolik dan saya hanya ingin menjadi penganut Katolik yang lebih baik. Maka saya mempelajari berbagai agama, saya hanya berminat untuk belajar. Semakin banyak saya belajar, semakin saya senangi.
Pada mulanya memang agak sulit karena agak sukar untuk saya melepaskan masa lalu saya. Alhamdulillah saya melakukan perbuatan yang benar.
Sebelum memeluk agama Islam, saya hanya mengetahui Islam seperti orang kebanyakkan mengetahuinya, bahwa Islam adalah teroris dan wanitanya bertutup. Sayangnya memang mendapatkan sebagian Muslim yang tidak mengamalkan ajaran Islam dan mereka ini tidak mewakili Islam sebagaimana layaknya. Dan mereka ini lebih gemar keluar dengan non Muslim, mereka memberikan gambaran Islam yang salah.
Maka saya berpikir sama seperti kebanyakkan orang lain, bahwa ia hanya cara hidup dan bukan agama sebenarnya, seperti apa yang dilakukan oleh orang lain.
Saya mempunyai beberapa orang teman Muslim, maka pintu terbuka untuk saya menjenguk ke dalam. Sekali lagi saya mengetahui tentang Islam, saya juga mengetahui Judaisme, Kristen dan Islam. Begitulah saya mengenali Islam karena saya punya teman Muslim.
Lakukan apa yang mengembirakan Anda
Apa yang paling menarik dalam Islam bagi saya ialah Tiada Tuhan Selain Allah; Anda langsung menuju Tuhan, karena selama inipun saya memang melakukan hubungan langsung dengan Tuhan. Bukan ada satu hal yang tertentu karena banyak sekali perkara yang berlaku dalam pencarian saya yang membuat saya merasakan bahwa ia benar bagi saya. Bahwa al-Quran tidak pernah berubah merupakan satu hal yang penting bagi saya, dan adanya bukti-bukti saintifik dalam al-Quran, semuanya dalam Islam dapat diterima oleh akal. Islam lebih logis dari agama-agama lain.
Dalam keluarga, hanya saya seorang Muslim. Ada juga saudara jauh yang memeluk agama Islam. Tetapi dalam keluarga, hanya sayalah seorang Muslim. Saya bergantung pada ibu saya!
Alhamdulillah, hubungan saya dengan orangtua baik sekali. Saya mencintai kedua orang tua saya. Ketika saya baru mempelajari Islam, ayah saya jatuh sakit. Dia terkena kanker sekali lagi. Ibu saya merupakan seorang yang terbaik…. Alhamdulillah. Dia membantu saya dalam segala hal. Dia membantu saya dengan membangunkan saya untuk shalat Subuh, dia membelikan makanan halal untuk saya, dia benar-benar seorang wanita yang cantik. Saya begitu dekat dengan ibu saya. Ayah saya meninggal dunia pada Juli 2011. Kami punya hubungan yang baik.
Satu-satunya pertanyaan yang dikemukakan oleh ibu saya ialah "Saya pikir Anda akan merenung terkait Islam?!" Selain itu, mereka bukanlah penganut Katolik yang keras. Subhanallah, mereka berkata; "SeAndainya Islam membuat Anda bahagia, selagi Anda tidak menganggu orang lain, lakukanlah. Lakukanlah apa yang membuat Anda bahagia".
Amat mudah menjadi seorang Muslim Amerika di New York. Selagi Anda percaya diri dan punya keyakinan. Sementara memakai jilbab akan dinilai oleh orang lain sebagai gaya Anda. Mereka tidak sadar bahwa saya seorang Muslim. Karena jika Anda melihat apa yang dipakai orang ketika ini, mereka akan mengenakan segala macam rupa sehingga sebagian orang tidak sadar Anda seorang Muslim. Banyak orang yang bertanya dengan saya, dan saya dapat melihat bahwa orang-orang ini sebenarnya baik terhadap saya.Mereka tidak seburuk seperti yang saya pikirkan. Di New York, sangat mudah untuk mencari apa yang Anda inginkan. Saya bisa memastikan di kota-kota lain tidak semudah di New York. Kami punya toko-toko yang menjual makanan halal di setiap penjuru kota. Maka semua menjadi mudah sekali.Belakangann saya banyak makan ikan! Saya merasakan amat senang menjadi seorang Muslim di kota New York.
M.E.C.C.A (Muslim Education and Converts Center of America) adalah sebuah organisasi non-profit. Kami menawarkan kelas. Kami punya program baru untuk Muslim yang menayangkan kepada Muslim baru bagaimana menunaikan shalat, dan semua masalah penting yang Anda perlukan untuk menjadi seorang Muslim. Ketika Anda baru memeluk agama Islam, ia mungkin amat menakutkan dan menakjubkan, kemudian Anda mengucapkan dua kalimah syahadah, dan Anda telah menjadi seorang Muslim. Anda berjalan sendirian dan tidak ada siapapun yang akan mengulurkan bantuan kepada Anda. Anda datang ke sini. Anda mengikuti kelas dengan rekan-rekan lain yang juga memeluk agama Islam dengan bimbingan dari guru-guru berkelayakan yang telah belajar di luar negeri
Kami juga menawarkan kursus bahasa Arab, akidah dan fiqih. Kami juga mempunyai kelompok bantuan untuk mereka yang baru memeluk agama Islam, bagi Muslimah yang melalui pengalaman yang sama, seperti mereka tidak pasti sama ada mereka bisa mengenakan jilbab atau tidak, kami akan membantu mereka. Kami menawarkan kelas-kelas yang menarik. Kelas-kelas itu bukan hanya untuk Muslim, yang bukan Muslim juga bisa mengikutinya. Di sini kami punya mereka yang baru memeluk Islam, yang lahir dalam Islam, dan mereka yang berminat untuk mengetahui dan mempelajari Islam lebih jauh.
Kami juga menawarkan bantuan kepada bukan Muslim atau dengan kata lain kepada mereka yang baru memeluk Islam. Kami punya kumpulan khusus untuk Muslimah dan Muslim, dimana kita akan berkumpul, makan dan bincang bersama akan masalah-masalah yang kita hadapi atau apa yang mereka lalui. Sebagian orang mempunyai situasi yang serupa dengan keluarga mereka atau kawan mereka tidak lagi ingin bercakap dengan mereka. Hal ini memang emosional. Adalah sulit untuk melaluinya dan mereka merasa sendirian, dan kami semua di sini punya hubungan. Seperti sebuah keluarga kecil dan kita semua punya situasi yang sama. Ia merupakan sebuah tempat yang besar, Alhamdulillah.
Mereka yang baru memeluk Islam datang dari berbagai tempat. Saya merupakan campuran hitam dan putih. Ada yang berasal dari Irish, Afrika, dan India. Malah kami juga punya orang Cina. Ada yang dari Spanyol. Yang berkulit putih. Kami punya berbagai ragam, ras, dan bangsa. Inilah Kota New York, Anda akan dapat semuanya.
Faktor-Faktor yang Menenangkan Hati Manusia
الَّذینَ آمَنُوا وَ تَطمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِکرِ اللَّهِ أَلا بِذِکرِ اللَّهِ تَطمَئِنُّ القُلُوبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (surat al-Ra'ad ayat 28)
Ketenangan dan kenyamanan jiwa adalah sesuatu yang dikejar oleh semua manusia tanpa terkecuali. Banyak faktor yang membuat manusia tenang dan yang paling penting adalah pengetahuan dan ilmu.
Disebutkan dalam al-Quran bahwa orang yang mengetahui sekecil apapun amal baiknya akan tercatat
«مثقال ذرّة خیراً یره» (1)
Maka dia akan dengan senang hati berusaha beramal. Orang yang mengetahui bahwa dia telah diciptakan Allah Swt karena rahmat-Nya, maka dia akan hidup dengan penuh harapan
«الّا من رحم ربّک و لذلک خلقهم»(2)
Orang yang mengetahui bahwa Allah Swt siap menanti orang-orang zalim, maka dia akan merasa tenang.
«انّ ربّک لبالمرصاد» (3)
Orang yang mengetahui bahwa Allah Swt Maha Bijaksana dan Mengetahui, dan bahwa Dia tidak menciptakan apapun sia-sia maka dia akan menjalani hidup dengan optimisme.
Orang yang mengetahui bahwa perjalanannya pasti dan masa depannya cerah, maka hatinya akan merasa sangat tenang.
«والاخرة خیر و ابقی»(4)
Orang yang mengetahui bahwa Imam dan pemimpinnya adalah manusia yang sempurna, dan ditunjuk oleh Allah Swt dan mereka adlaah maksum yang terhindar dari segala bentuk ketergelinciran dan dosa, maka hatinya akan tenang.
«انّی جاعلک للناس اماما» (5)
Clinton: AS tidak Menetapkan Batas Waktu bagi Iran
Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, Washington tidak menetapkan batas waktu untuk resolusi sengketa diplomatik Barat terkait program energi nuklir Iran.
Dalam sebuah wawancara dengan radio Bloomberg pada hari Senin (10/9), Clinton menyatakan pemerintah AS masih menganggap solusi diplomatik sebagai pendekatan terbaik, tetapi mengulangi retorika tekanan terhadap Republik Islam.
Pada awal 2012, AS dan Uni Eropa menyetujui sanksi baru terhadap sektor minyak dan finansial Iran. Embargo ilegal itu bertujuan untuk mencegah negara-negara lain membeli minyak atau bertransaksi dengan Bank Sentral Iran.
"Kami yakin bahwa kami memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada sanksi tersebut," kata Clinton dalam wawancara.
Dalam menanggapi pertanyaan tentang apakah pemerintahan Obama akan menetapkan garis merah seperti yang diminta oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Clinton menegaskan, "Kami tidak menetapkan tenggat waktu."
Pada tanggal 2 September, Netanyahu menyeru masyarakat internasional untuk menetapkan "garis merah yang jelas" bagi Iran guna menghentikan program energi nuklirnya. (IRIB Indonesia/RM)