کمالوندی

کمالوندی

Pertanyaan: Saya mempunyai anak berumur dua tahun, dan dengan berbagai suka duka menjaganya, apakah bisa menjadi alasan untuk menunda haji tamatu’ saya? sebagai keterangan tambahan bahwa saya bersama istri adalah pegawai, dan hasil pendapatan kami berdua, kami gabung; sebagian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagian yang lain kami tabung.

Jawab : Jika tidak ada orang yang bisa menggantikan Anda dalam menjaga dan merawat anak dan jika ketidakhadiran Anda menyebabkan anak Anda tidak terawat dan kemungkinan bahaya mengancam anak tersebut, maka Anda bisa menunda haji anda. Akan tetapi jika anda bisa menyerahkan dan mengamanahkannya kepada orang yang bisa dipercaya dan bisa menjaga anak tersebut dengan penuh kasih sayang, maka kewajiban haji bagi anda tidak bisa ditunda (fauri).
Sabtu, 29 September 2012 10:31

Istitha'at-nya para Pegawai Haji

Pertanyaan ke: Para pegawai rombongan, dokter, penolong dan orang-orang lain yang ditugaskan untuk datang ke miqat, apakah mereka termasuk mustathi', dan mereka harus melakukan haji islam ataukah tidak?

Jawab: Jika dengan melaksanakan manasik haji tidak akan mengganggu kewajiban tugasnya, dan mereka memiliki kemampuan untuk melanjutkan kehidupannya sesuai dengan taraf kehidupannya secara urfi ketika kelak kembali dari perjalanan haji, maka mereka adalah mustathi'.
Pertanyaan ke: Seseorang yang membangun rumah tinggal dengan mengambil pinjaman kredit, atau menyiapkan seluruh peralatan kehidupan rumah tangga dengan mencicil. Apakah apabila syarat-syarat istitha'at terpenuhi ia harus melaksanakn haji wajib?

Jawab: Jika Anda yakin bahwa Anda bisa membayar cicilan pinjaman pada saatnya dan Andapun memiliki seluruh syarat-syarat istitha'at haji, maka haji menjadi wajib bagi Anda.
Sabtu, 29 September 2012 10:30

Antara Rumah dan Haji Wajib

Pertanyaan ke: Saya belum memiliki rumah sendiri sementara masyarakat yang berada dalam tingkatan saya atau di bawah tingkatan saya telah memiliki rumah pribadi. Apakah saya bisa menggunakan uang saya yang seukuran untuk melaksanakan haji untuk membeli rumah dan menunda keberangkatan haji?

Jawab: Jika Anda tidak memiliki rumah dan membutuhkannya, berarti Anda tidak termasuk mustathi'.
Pertanyaan: Jika hadiah-hadiah perkawinan mencapai jumlah yang bisa digunakan untuk mendaftar haji tamattu', namun dia tidak mengetahui keadaan masa depannya, kemampuan atau ketidakmampuan membayar uang sisa, demikian juga biaya-biaya sampingan untuk perjalanan, apakah mereka telah wajib haji ataukah belum? Bagaimana masalahnya jika ia memiliki sejumlah hutang, akan tetapi hutang-hutang tersebut dalam bentuk pinjaman kredit atau berjangka? Jika haji tamattu' berada dalam mahar mempelai perempuan dan menjadi tanggungjawab mempelai laki-laki untuk memenuhinya, bisakah dibayar dengan cara ini?

Jawab: Jika dengan perhitungan lahiriah, melakukan haji tidak akan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan Anda, maka haji menjadi wajib bagi Anda. Dan jika hadiah-hadiah tersebut telah diberikan kepada mempelai laki-laki maka barang-barang ini akan menjadi miliknya dan membayar mahar dengannya dianggap benar.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (17/9) pagi dalam pidatonya saat menghadiri wisuda dan penyematan pangkat keperwiraan taruna Akademi Keperwiraan Tentara Republik Islam Iran menyinggung penistaan baru-baru ini terhadap kesucian Nabi Besar Muhammad Saw, seraya mengatakan, "Bangsa-bangsa dunia yang sudah mengenal sepak terjang kubu arogansi dan zionisme yang memusuhi Islam langsung mengarahkan tudingan kepada Amerika Seikat (AS) dan sejumlah negara Eropa. Para pemimpin negara-negara itu harus secara kongret menghentikan tindakan-tindakan gila seperti ini dan membuktikan bahwa mereka tidak terlibat dalam kejahatan dan dosa besar ini."
Seraya mengingatkan bahwa musuh-musuh Islam merasa kerdil saat menghadapi bangsa Iran yang besar dan gerakan kebangkitan Islam yang semakin menggelora, beliau menambahkan, "Masalah ini membuat musuh-musuh umat Islam melakukan tindakan gila seperti yang terjadi baru-baru ini."
Menurut Rahbar, peristiwa ini adalah salah satu momen sejarah yang terabadikan. "Para pemimpin sistem arogansi bukan hanya enggan mengecam kejahatan ini tapi juga tak mau melakukan tindakan apapun menghadapi kesalahan besar ini. Di saat yang sama, mereka mengaku tidak terlibat," tegas beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Tentunya kami tidak bersikeras untuk membuktikan keterlibatan mereka dalam dosa besar ini. Tapi sepak terjang para pemimpin AS dan sejumlah negara Eropa telah membuat bangsa-bangsa di dunia meyakini kesalahan mereka. Untuk itu mereka harus membersihkan diri dari tuduhan ini, bukan dengan lisan tapi dengan tindakan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan kembali akan sentimen anti Islam yang mengakar kuat di kubu arogansi dunia, seraya mengatakan, "Dengan adanya sentimen itulah para arogan dunia tidak pernah dan tak akan pernah mencegah aksi penistaan terhadap Islam dan kesucian-kesuciannya."
Beliau menyebut klaim para petinggi AS dan Barat yang menyatakan bahwa ‘mencegah penistaan terhadap Islam bertentangan dengan kebebasan berpendapat' sebagai kebohongan belaka. Beliau menjelaskan hal itu dengan membawakan beberapa hal yang membuktikan kebohongan klaim itu, yang salah satunya adalah garis merah yang jelas di Dunia Barat yang menentang segala bentuk penistaan terhadap asas arogansi.
Dalam penjelasannya Rahbar melontarkan pertanyaan, adakah orang yang percaya bahwa di negara-negara yang dengan kekerasan penuh mencegah pelanggaran terhadap asas-asas arogansi, langkah mencegah penistaan terhadap kesucian Islam dianggap menentang kebebasan berpendapat?
Beliau melanjutkan, "Di banyak negara Barat, tidak ada seorangpun yang berani mempertanyakan peristiwa Holocaust yang penuh misteri, dan tak ada pula yang berani menerbitkan tulisan tentang kebijakan kubu arogansi yang menjijikkan seperti yang menyangkut masalah homoseksualitas. Lalu mengapa dalam masalah-masalah seperti ini ‘kebebasan berpendapat' tidak mendapat tempat sementara penistaan terhadap kesucian Islam mereka bebaskan dengan alasan kebebasan berpendapat yang dibuat-buat."
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut AS sebagai diktator. Seraya menyinggung dukungan AS selama puluhan tahun kepada rezim-rezim diktator seperti Hosni Mubarak di Mesir, Mohammad Reza Pahlevi di Iran dan diktator-diktator lainnya di kawasan, beliau menandaskan, "Dengan rapor hitam seperti ini bagaimana AS bisa tetap mengklaim diri sebagai pemerjuang demokrasi dan kebebasan?"
Rahbar menyebut demonstrasi massa di sejumlah negara yang memprotes pusat-pusat politik dan sosial AS sebagai bukti akan kebencian mereka terhadap kebijakan arogansi dan zionisme. "Bangsa-bangsa di dunia sudah dipenuhi kebencian terhadap AS. Karena itu, ketika muncul peristiwa seperti yang baru-baru ini terjadi, terasa ada celah untuk meluapkan kebencian umum itu," kata beliau.
Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan, "Tak diragukan bahwa mentari Islam akan semakin bersinar terang menghadapi kaum arogan yang memusuhi agama ilahi ini, dan kemenangan akan diraih oleh umat Islam."
Dalam acara wisuda para taruna Akademi Keperwiraan Tentara Republik Islam Iran itu, Rahbar yang juga Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata menyebut keberadaan angkatan bersenjata termasuk tentara sebagai satu kebanggaan. "Para pemuda tercinta yang dengan semangat, cinta dan kearifan masuk ke medan ini berhak atas pujian bangsa dan akan memperoleh kehormatan duniawi dan pahala Ilahi," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa Iran saat ini ibarat lautan yang penuh dengan gelora cinta meraih kemajuan dan keinginan untuk bergerak, berkreasi dan berinovasi. "Dengan bergulirnya waktu, signifikansi dan nilai historis dari kerja keras membangun Republik Islam dan memperkokoh bangunan ini akan semakin terungkap. Dalam hal ini, angkatan bersenjata memikul tugas dan tanggung jawab yang besar," tandas beliau.
Dalam kesempatan itu, Panglima Tentara Republik Islam Iran Mayor Jenderal Ataullah Salehi menyatakan, "Dengan kemampuannya yang mencapai puncak, tentara selalu siap membela wilayah kedaulatan Republik Islam dan bangsa Iran."
Sementara itu, Komandan dan Pimpinan Akademi Ilmu Kematiriman Imam Khomeini Jafari Tehrani dalam laporannya menjelaskan program pendidikan di akademi keperwiraan ini.
Menyusul penistaan yang dilakukan musuh Islam terhadap Nabi Besar Muhammad Saw, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pesan tertulisnya kepada bangsa Iran dan umat Islam mengungkapkan bahwa penghinaan ini adalah bagian dari skenario permusuhan zionisme, Amerika Serikat (AS) dan para pemimpin kubu arogansi dunia. Seraya menjelaskan serangkaian faktor yang mendasari permusuhan orang-orang Zionis terhadap Islam dan al-Qur'an beliau menegaskan, jika pengakuan para politikus AS benar bahwa mereka tidak terlibat sama sekali, maka langkah yang harus mereka lakukan adalah menghukum para pelaku dan penyokong dana kejahatan besar ini dengan hukuman yang setimpal.
Di bawah ini adalah teks statemen Pemimpin Besar Revolusi Islam;
Bismillahirrahmanirrahim
Allah Yang Maha Mulia dan Bijaksana berfirman:
یُریدونَ لِیُطفِئوا نورَ اللهِ بِأفواهِهِم و اللهُ مُتِمُّ نورِه وَ لو كَرِهَ الكافِرون
Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. (QS.Al-Shaf:8)
Bangsa Iran yang mulia; umat Islam yang besar!
Tangan keji musuh-musuh Islam kembali menampakkan dendam yang mendalam dengan melakukan penistaan terhadap Nabi yang agung Saw, dan dengan aksi gila yang menjijikkan ia menunjukkan kegeraman kubu zionis yang jahat akan kian terangnya cahaya Islam dan al-Qur'an di dunia saat ini. Kekejian para pelaku tindak kejahatan dan dosa besar ini cukup terlihat dari langkah mereka yang menjadikan pribadi yang paling suci dan nurani di dunia sebagai sasaran serangan omong kosong yang menjijikkan.
Di balik tabir aksi jahat ini, ada skenario permusuhan zionisme, AS dan para pemimpin kubu arogansi dunia yang dengan mimpi mereka ingin menjatuhkan kesucian Islam di mata generasi muda Dunia Islam dari kedudukannya yang tinggi dan memadamkan emosi keagamaan mereka. Jika sebelumnya mereka tidak melindungi mata-mata rantai kekejian ini, yakni Salman Rushdie, karikaturis Denmark, dan pendeta Amerika yang membakar al-Qur'an serta tidak memesan pembuatan puluhan film anti Islam kepada perusahaan-perusahaan milik para pemodal Zionis maka sekarang dosa besar yang tak terampuni ini tak akan pernah terjadi.
Tersangka pertama dari kejahatan ini adalah zionis dan pemerintah AS. Jika pengakuan para politikus AS benar bahwa mereka tidak terlibat sama sekali, maka langkah yang harus mereka lakukan adalah menghukum para pelaku dan penyokong dana kejahatan besar yang telah melukai hati bangsa-bangsa Muslim ini dengan hukuman yang setimpal.
Saudara dan saudari Muslim di seluruh dunia hendaknya menyadari bahwa tindakan musuh yang sangat menyedihkan ini dalam menghadapi gelombang kebangkitan Islam, menunjukkan keagungan dan pentingnya kebangkitan ini dan sekaligus meniupkan harapan bahwa kebangkitan ini akan semakin besar.
و الله غالبٌ علی أمرِهِ
Dan Allah yang menguasai urusan-Nya. (QS. Yusuf: 21)
Rahbar atau Pemimpin besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono mengingatkan kembali akan cita-cita utama Gerakan Non Blok (NAM) seraya menjelaskan kapasitas dan potensi besar yang dimiliki oleh negara-negara anggota gerakan ini.
Beliau mengatakan, "Para perintis gerakan ini tidak berencana membuat satu kelompok seremonial belaka. Mereka ingin membentuk satu gerakan yang berpengaruh dan hidup. Sekarang, cita-cita itu harus dihidupkan lagi."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Negara-negara anggota Gerakan Non Blok termasuk Indonesia sebagai salah satu perintisnya harus bekerjasama dan mengaktualisasi potensi yang ada untuk bisa memainkan peran yang berpengaruh dalam isu-isu internasional dan regional."
Menurut beliau, diantara hal yang bisa dilaksanakan dalam Gerakan Non Blok adalah memanfaatkan pengalaman dan kemajuan yang dimiliki oleh negara-negara anggota. "Tentunya ada yang menentang kemajuan negara-negara independen dan Islami. Karena itu, kita harus mewaspadai konspirasi dan tipu daya mereka," kata beliau.
Menyebut penyebaran fitnah yang berujung pada konflik partisan khususnya antara Sunni dan Syiah sebagai konspirasi musuh yang sangat berbahaya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Semua aksi itu didukung oleh sejumlah negara adidaya dengan memanfaatkan anasir bayaran. Contoh yang paling nyata saat ini dapat disaksikan di Afghanistan dan Pakistan."
Beliau menjelaskan, "AlQaeda dan Taliban lahir dengan dukungan sekutu-sekutu Amerika Serikat (AS) di kawasan, dan kini dengan alasan menumpas mereka, AS membombardir negara-negara seperti Afghanistan dan Pakistan. Padahal, tujuannya adalah menguasai negara-negara itu."
Lebih lanjut Rahbar mengingatkan untuk mewaspadai selalu konspirasi menyulut perang antar kelompok dan madzhab di Indonesia, atau Mesir dan Libya. Beliau menegaskan, negara-negara Islam harus lebih mengintensifkan kerjasama di antara mereka.
Dalam pertemuan itu, Wakil Presiden Indonesia Boediono mengapresiasi Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok yang berlangsung sukses di Tehran seraya menyatakan bahwa Indonesia dan Iran memiliki potensi besar untuk meningkatkan kerjasama bilateral di bidang ekonomi.
Boediono mengatakan, "Dalam perundingan di Tehran telah disepakati untuk lebih mengaktifkan kalangan swasta dan penguasaha kedua negara untuk mempelajari cara peningkatan kerjasama ekonomi."
Wapres Indonesia menilai potensi negara-negara Gerakan Non Blok dalam rangka memainkan peran dan pengaruh dalam isu-isu internasional sebagai hal yang penting. Mengenai keberagaman suku dan madzhab di Indonesia, Boediono menjelaskan, "Pemerintah Indonesia selalu berupaya mewujudkan kondisi kehidupan yang damai dan kesatuan di antara suku dan madzhab yang beragam di negara ini."
Terkait masalah ekonomi, seraya mengenalkan dirinya sebagai seorang pakar ekonomi, kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam, Wakil Presiden Indonesia mengatakan, "Saya sudah mempelajari pandangan Anda terkait ekonomi resistensi. Pandangan ini sangat menarik dan baru."
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pesan tertulisnya untuk Kongres Nasional Shalat ke-21 menyatakan bahwa jika mendapatkan tempat yang sebenarnya, shalat akan meluruskan jalan untuk membentuk masyarakat yang diidamkan dalam Islam. Beliau menandaskan, semua usaha yang dilakukan di ranah budaya dan seni serta seluruh program pendidikan mesti disusun dan dijalankan dengan tujuan untuk semakin memarakkan shalat di tengah masyarakat khususnya kaum muda.
Di bawah ini teks pesan tertulis Ayatollah al-Udzma Khamenei untuk Kongres Nasional Shalat ke-21.
Bismillahirrahmanirrahim
Tahun ini Anda semua, laki-laki dan perempuan pencari Tuhan dan pendamba hakikat, kembali membuat satu langkah dalam rangka melaksanakan kewajiban besar dalam agama Islam, yakni penegakan shalat, dengan menyelenggarakan kongres ini. Saya berterima kasih kepada para pengurus dan penanggung jawab, terlebih kepada Hojjatul Islam Qaraati, rohaniawan pejuang, loyalis, dan komitmen yang memainkan peran sebagai tulang punggung bagi pekerjaan besar ini. Saya memohon kepada Allah untuk memberikan pahala yang berlimpah kepada beliau dan rekan-rekannya.
Meski demikian harus diakui bahwa kita, komunitas para pejabat pemerintahan Islam, belum melaksanakan apa yang menjadi tugas kita dalam hal ini secara penuh dan sempurna. Pentingnya masalah shalat harus dipahami dengan benar. Dalam hadis disebutkan, "Jika shalat diterima maka semua amalan akan diterima dan jika ditolak maka semua amalan akan tertolak." Hadis ini menyingkap satu hakikat yang agung kepada kita. Yaitu, jika di sebuah masyarakat Islami shalat ditempatkan di posisinya yang benar maka semua kinerja konstruktif baik yang bersifat materi maupun spiritual akan membuka jalan ke arah apa yang dicita-citakan dan menghantarkan masyarakat ke titik cita-cita yang ideal. Tapi jika shalat dilalaikan dan tidak diperhatikan maka jalan ini tak akan bisa dilalui dengan benar, dan semua usaha dan perjuangan tak akan bisa membuahkan hasil optimal untuk membawa masyarakat ke puncak yang telah digariskan oleh Islam.
Hakikat ini memperingatkan dan mengingatkan kita semua akan sebuah kewajiban yang berat. Semua pekerjaan budaya dan seni serta program pendidikan dan lainnya harus dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa supaya shalat dengan cara yang benar semakin semarak di tengah masyarakat khususnya kaum muda dan remaja. Sehingga, semua orang dapat mengambil manfaat dari mata air yang suci dan jernih ini. Tak diragukan bahwa berbagai instansi kebudayaan, pendidikan, radio dan televisi serta para pengelola masjid akan merasa memikul tanggung jawab yang lebih besar dibanding orang lain.
Mintalah bantuan dari Allah Swt, bulatkan tekad dan mulailah bergerak dengan langkah yang baru. Allahlah penolong dan pelindung kalian.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Selasa (4/9) dalam pertemuan dengan para anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Seluruh Iran menjelaskan posisi penting dewan ini dalam mencetak para rohaniawan dan ulama berpengaruh. Beliau menekankan kelaziman melakukan perombakan mendasar di hauzah dan mengaktualiasasi potensi yang ada padanya sekaligus meningkatkan akhlak, pemikiran dan makrifat para pelajar ilmu agama.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa landasan utama tugas hauzah adalah mencetak fakih (ahli fikih), seraya menandaskan, "Selain memprioritaskan misi utama itu, hauzah mesti memerhatikan pendidikan dan pembekalan santri dengan ilmu-ilmu logika seperti filsafat dan teologi (ilmu kalam)."
Menyebutkan bahwa atmosfir yang menguasai hauzah ilmiah adalah misi mencetak ulama yang saleh, beliau mengingatkan untuk memerhatikan dua hal sekaligus yaitu bentuk dan kandungan dari kegiatan yang mewarnai hauzah. Rahbar juga mengimbau hauzah untuk tidak terjebak dalam masalah-masalah yang merugikan seperti taqlid buta pada metode administrasi berbelit, pekerjaan yang tumpang tindih dan kecenderungan mementingkan ijazah pendidikan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai langkah peningkatan kapasitas keilmuan di hauzah sebagai satu hal yang harus dilakukan. "Dalam kaitan ini, Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah mesti merancang dan menyusun program yang baik," kata beliau.
Di awal pertemuan, Ketua Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Ayatollah Ostadi menyampaikan laporan tentang kinerja lembaga yang dipimpinnya. Laporan kegiatan hauzah juga disampaikan oleh Ayatollah Moqtadai, Ayatollah Gharavi dan Ayatollah Hosseini Bushehri.